Anda di halaman 1dari 25

KONSEP DASAR

KEHILANGAN, BERDUKA,
KEMATIAN DAN PERAWATAN
JENAZAH

Agus Priyanto
DEFINISI
• KEHILANGAN adalah kenyataan/situasi yang mungkin terjadi
dimana sesuatu yang dihadapi, dinilai terjadi perubahan, tidak
lagi memungkinkan ada atau pergi/hilang.
• Kehilangan : keadaan individu yg terpisah dengan sesuatu
yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada baik
sebagian/keseluruhan (Lambert and Lambert , 1985)
• Dapat dikatakan juga sebagai suatu kondisi dimana seseorang
mengalami suatu kekurangan atau tidak ada sesuatu yang
dulunya ada (Wilkinson, 2005).
• Kehilangan adalah suatu keadaan Individu berpisah dengan
sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada,
baik terjadi sebagian atau keseluruhan (Iyus yosep , 2007)
Sumber kehilangan
• Kehilangan orang yang dicintai
perpisahan, penceraian, kematian

• Kehilangan aspek diri


Kehilangan fungsi tubuh
Kehilangan peran sosial (pekerjaan, jabatan)

• Kehilangan suatu objek eksternal


Kehilangan uang, harta, benda, binatang
Kehilangan lingkungan yang dikenal
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Reaksi Kehilangan
1. Arti dari kehilangan
2. Sosial budaya
3. Kepercayaan / spiritual
4. Peran seks
5. Status social ekonomi
6. Kondisi fisik dan psikologi
individu
Tipe Kehilangan
1. Aktual / Nyata
 Mudah dikenal / diidentifikasi
oleh orang lain: amputasi,
kematian/ kehilangan orang yg
dicintai
2. Dipersepsikan
 Dialami oleh seseorang dan
sulit dibuktikan oleh orang
lain, : kehilangan masa remaja
atau lingkungan
3. Anticipatory Loss, misalnya
keluarga dengan penyakit
terminal
Jenis Kehilangan
• Kehilangan orang yang dicintai
• Kehilangan yang ada pada diri
sendiri
• Kehilangan Objek Eksternal
• Kehilangan lingkungan yang
sangat dikenal
• Kehilangan
Kehidupan/Meninggal
Definisi
• Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan terhadap
kehilangan yang dimanifestasikan adanya perasaan sedih,
gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur, dan lain-lain.
• Berduka merupakan respon normal pada semua kejadian
kehilangan. NANDA merumuskan ada dua tipe dari berduka
yaitu berduka diantisipasi dan berduka disfungsional
• Berduka diantisipasi adalah suatu status yang merupakan
pengalaman individu dalam merespon kehilangan yang
aktual ataupun yang dirasakan seseorang,
hubungan/kedekatan, objek atau ketidakmampuan
fungsional sebelum terjadinya kehilangan. Tipe ini masih
dalam batas normal.
Karakteristik Berduka menurut Burgers dan
Lazare (1976)
1. Berduka yang menunjukkan reaksi syok dan ketidakyakinan.
2. Berduka yang menunjukkan perasaan sedih dan hampa bila
teringat tentang kehilangan orang yang disayangi.
3. Berduka yang menunjukkan perasaan tidak nyaman dan
sering disertai dengan menangis, serta keluhan-keluhan
sesak pada dada, rasa tercekik, nafas pendek.
4. Mengenang almarhum terus menerus
5. Memperoleh pengalaman perasaan berduka.
6. Cenderung menjadi mudah tersinggung dan marah.
6 (Enam) tingkatan Berduka
1. Syok
2. Tidak yakin
3. Mengembangkan
kesadaran diri
4. Restitusi
5. Mengatasi
kehilangan
6. Idealisasi dan hasil
Rentang Respon Kehilangan

Denial - Dukacita adaptif termasuk proses


berkabung, koping, interaksi,
perencanaan, dan pengenalan
Anger psikososial.
- Sedangkan dukacita terselubung
Bergaining terjadi ketika seseorang
mengalami kehilangan yang tidak
Depresi atau tidak dapat dikenali, rasa
berkabung yang luas, atau
didukung secara sosial
Acceptance (Potter&Perry, 2005).

MENURUT : DR. ELISABETH KLUBBER - ROSS


Denial ( Pengingkaran) Anger ( Marah )
• Dimulai ktk orang disadarkan • Terjadi saat px tidak dpt lagi
bhwia akan meninggal atau m’ingkari kenyataan bahwa ia
kehilangan sesuatu akan meninggal, atau
• Reaksi pertama adl syok, keluarga yg telah ditingglkan
tidak mempercayai • Mulai sadar akan kenyataan
kenyataan • Marah diproyeksikan pada
• Verbalisasi;” itu tidak orang lain
mungkin”, “ saya tidak • Reaksi fisik; muka merah,
percaya itu terjadi ”. nadi cepat, gelisah, susah
• Perubahan fisik; letih, lemah, tidur, tangan mengepal.
pucat, mual, diare, gangguan • Perilaku agresif.
pernafasan, detak jantung
cepat, menangis, gelisah.
Bergaining ( tawar-menawar ) Depretion ( depresi )
• Merupakan tahapan proses • Tahap dimana pasien
berduka dimana pasien datang dgn kesadaran
mencoba menawar waktu penuh bahwa ia akan segera
untuk hidup mati.
• Keluarga mencoba menwar • Keluarga yang sedih saat
dan berandai-andai masa berkabung
• Verbalisasi; “ kenapa harus • Ia sangat sedih o.k
terjadi pada saya ? “ kalau
memikirkan bahwa ia tidak
saja yang sakit bukan saya “
akan lama lagi bersama
seandainya saya hati-hati “, “
keluarga dan teman-teman.
kenapa semua ini begitu
cepat, seandainya waktu bisa
diulang
Acceptance ( penerimaan)
• Merupakan tahap selama
pasien memahami dan
menerima kenyataan bahwa
ia akan meninggal.
• Tahap dimana kelurga sudah
menerima sepenuhnya akan
kematian dan sepeninggalan
• Ia akan berusaha keras untuk
menyelesaikan tugas-
tugasnya yang belum
terselesaikan.
• Keluarga berusaha
melanjutkan cita2 almarhum
Proses berduka:
• Fase awal
Dimulai dengan adanya kehilangan spt kematian.
Berlangsung beberapa minggu
Reaksi : syok, tidak yakin atau tidak percaya
perasan dingin, perasaan kebal (mati
rasa) dan bingung

Berakhir setelah beberapa hari

Kembali berduka berlebihan

Menangis dan ketakutan


Lanjutan……
• Fase Pertengahan
Dimulai : kira-kira 3 minggu sesudah kematian
Berakhir : kurang lebih 1 tahun
Pola tingkah laku yang ditunjukan:
a. Perilaku obsesi, meliputi : pengulangan
pikiran tentang peristiwa kematian.
b. Suatu pencarian arti dari kematian
Lanjutan….
• Fase Pemulihan
Terjadi sesudah kurang lebih satu tahun.
Individu memutuskan untuk tdk mengenang
masa lalu.

Meningkat partisipasi
pada kegiatan sosial
Kehilangan dan kematian merupakan peristiwa dari
pengalaman manusia yang bersifat universal dan unik secara
individual.

Kematian adalah akhir dari kehidupan

kita pasti/harus mati

Mati sesungguhnya masalah yang sudah


pasti terjadi
akan tetapi tidak pernah diketahui dengan tepat kapan saatnya
terjadi
Perawat mungkin menjadi orang yang
paling tepat untuk merawat tubuh klien
setelah kematian karena hubungan
terapeutik yang telah terbina antara
perawat dan klien selama fase sakit.

Perawat mungkin lebih sensitif dalam


menangani tubuh klien dengan martabat
dan sensitivitas
???
Setelah kematian, tubuh mengalami
berbagai perubahan fisik

Tubuh klien harus ditangani secepat


mungkin setelah kematian

mencegah kerusakan jaringan atau


perubahan bentuk tubuh.
Tanda pasti kematian
• Rigor Mortis
Kekakuan pada tubuh yang terjadi 2-4
jam setelah mati. Hal ini terjadi karena
adanya kekurangan ATP (adenosine
tryphosphat) yang tidak dapat disintesa
akibat kurangnya glikogen dalam tubuh.
• Algor Mortis
Penurunan suhu tubuh secara perlahan-
lahan setelah kematian, terjadi setelah
sistem sirkulasi dan hypothalamus tidak
berfungsi lagi.
• Post Mortem
Decomposition
Setelah sistem sirkulasi hilang, kulit
menjadi biru kehitaman karena sel-sel
darah merah telah rusak dan terjadi
pelepasan HB. Ini terjadi pada daerah
tubuh bagian bawah seperti pantat.
NERS
tidak langsung
mengklasifikasikan
kesedihan klien,
tidak mengidentifikasi
seorang klien hanya
dari sisi pengalaman
pada fase tertentu
dalam proses berduka
tidak menghubungkan
dengan uji tertentu yang
berkaitan dengan proses
berduka
mendapatkan gambaran tentang perilaku
berduka
Peran NERS mengenali pengaruh berduka terhadap
perilaku
memberikan dukungan dalam bentuk empati.
TINDAKAN RAWAT JENAZAH
Perawatan jenasah adalah perawatan pasien
setelah meninggal, perawatan termasuk
menyiapkan jenasah untuk diperlihatkan pada
keluarga, transportasi ke kamar jenasah dan
melakukan disposisi (penyerahan) barang-barang
milik klien.

Perawatan jenasah dimulai setelah dokter


menyatakan kematian pasien. Jika pasien
meninggal karena kekerasan atau dicurigai akibat
kriminalitas, perawatan jenasah dilakukan
setelah pemeriksaan medis lengkap melalui
autopsy. Dengan tujuan :
1. Penghormatan terhadap jenasah
2.   Menjalankan kewajiban hukum fardlu
‘ain. (muslim)
3. Jenasah dalam keadaan bersih
SARANA DAN ALAT

1. Kasa/Verban secukupnya
2.  Sarung tangan bersih
3. Pads
4. Kapas secukupnya
5. Plastik jenasah/pembungkus jenasah
6. Plester penahan untuk menutup luka (bila ada luka)
7. Bengkok 1 buah
8. Troli
WARNING !!!!!!!!!!!

Hal yang diperhatikan :


1. Berikan barang-barang milik klien pada keluarga klien atau bawa
barang tersebut kekamar jenasah. Jika perhiasan atau uang
diberikan pada keluarga, pastikan ada petugas/ perawat lain
yang menemani. Minta tanda tangan dari anggota keluarga yang
sudah dewasa untuk verifikasi penerimaan barang-barang
berharga atau status dimana perhiasan masih ada pasien.
2.  Berikan support emosional kepada keluarga yang ditinggalkan
dan teman dan kepada klien lain yang sekamar.
3. Mengangkat jjenasah dilakukan secara perlahan untuk
mencegah lecet dan kerusakan kulit.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai