Di Susun Oleh:
Akhmad Kavin Hidayatullah, S. Kep 2214901024
Diana Rahmi Isnaini , S. Kep 2214901035
Fajar Mustafa, S. Kep 2214901042
Icha Anisa Zaini, S. Kep 2214901055
Luluk Irmawati, S. Kep 2214901070
Muhammad Sofyan Adiputra, S. Kep 2214901082
Musayenah, S. Kep 2214901084
Nurur Rohmah, S. Kep 2214901090
Sabila Firdausita, S. Kep 2214901101
Innatus Solihatin, S. Kep 2214901120
i
DAFTAR ISI
ii
3.1.1 Visi RSUD Sidoarjo ........................................................................ 40
3.1.2 Misi RSUD Sidoarjo ....................................................................... 40
3.1.3 Motto RSUD Sidoarjo ..................................................................... 40
3.1.4 Nilai RSUD Sidoarjo....................................................................... 40
3.1.5 Pengumpulan Data dan Pengkajian Lingkungan Kerja .................. 41
3.2 MAN (M1-Sumber Daya Manusia)........................................................ 41
3.3 MATERIAL (M2-Sarana Dan Prasarana) .............................................. 70
3.4 METHOD (M3-Metode) ........................................................................ 83
3.5 MONEY (M4-Pembiayaan) ................................................................. 101
3.6 MUTU (M5-Mutu dan Marketing)....................................................... 104
3.7 Analisis SWOT ......................................................................................112
3.8 Diagram Layang ................................................................................... 122
3.9 Prioritas Masalah M1-M5..................................................................... 123
3.10 POA (Plan of Action) ........................................................................ 127
BAB IV ................................................................................................................. 78
PERENCANAAN ................................................................................................. 78
4.1 Pengorganisasian .................................................................................... 78
4.2 Strategi Kegiatan .................................................................................... 79
4.2.1 Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) ......................... 79
4.2.2 Sentralisasi Obat.............................................................................. 84
4.2.3 Supervisi Keperawatan.................................................................... 90
4.2.4 Discharge planning ....................................................................... 123
4.2.5 Timbang Terima ............................................................................ 132
4.2.6 Ronde Keperawatan ...................................................................... 140
4.2.7 Pendokumentasian......................................................................... 149
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karuniaNya sehingga laporan pengkajian praktik profesi manajemen keperawatan
di Ruang Mawar Merah putih lantai 1 RSUD Sidoarjo untuk desiminasi awal telah
selesai. Laporan ini dibuat untuk melaporkan pengkajian awal penerapan Model
Asuhan Keperawatan Profesional pada profesi stase manajemen.
Kami selaku tim penulis menyadari bahwa laporan desiminasi awal yang
telah kami buat ini belum sempurna, baik dalam segi isi maupun penulisannya.
Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan dan
intropeksi kami selanjutnya.
Kami juga berterimakasih kepada pembimbing akademik program studi
keperawatan STIKes Ngudia Husada Madura, pembimbing klinik di RSUD
Sidoarjo, pasien dan keluarga serta teman-teman kelompok yang telah membantu
dalam proses penyelesaian laporan. Tim penyusun berharap agar laporan ini dapat
memberikan pengetahuan dan bermanfaat bagi semua calon perawat dan
masyarakat pada umumunya.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
5
unsur yakni standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, sistem
MAKP. Perawat profesional dalam memberikan pelayanan keperawatan di
masa depan adalah harus dapat berkomunikasi secara lengkap, adekuat dan
cepat (Nursalam, 2012). Proses keperawatan memfasilitasi perawat untuk
berkembang sebagai seorang pemikir yang logis untuk menghasilkan
peningkatan respon dan perilaku pasien dalam pemenuhan kebutuhannya serta
pentingnya partisipasi pasien dalam keseluruhan proses (Stonehouse, 2017).
Ada beberapa macam model asuhan keperawatan profesional salah satunya
adalah MAKP Moduler (Tim-Primer). MAKP Moduler (Tim-Primer) adalah
kombinasi dari dua sistem, yaitu sistem tim dan primer. Menurut Sitorus (2012)
penetapan sistem model MAKP ini didasarkan pada beberapa alasan, yaitu
keperawatan primer dan tim tidak digunakan secara murni, melalui kombinasi
kedua model tersebut dengan harapan komunitas asuhan keperawatan dan
akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada primer. Berdasarkan hal di atas,
maka mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners STIKes Ngudia Husada
Madura mencoba menerapkan Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) dengan metode MAKP Moduler (Tim-Primer), dimana
pelaksanaannya melibatkan 2 ruang kelolaan dengan 6 tempat tidur kelolaan di
Kamar T dan U, di Ruangan Mawar Merah putih lantai 1 Rumah Sakit Umum
Daerah Sidoarjo dengan perawat yang bertugas di ruang tersebut. Model asuhan
keperawatan tersebut diharapkan mampu menyelesaikan masalah dan
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan professional sehingga mampu
memenuhi pelayanan pada masyarakat.
1.2 Tujuan
6
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktek klinik manajemen keperawatan di
Ruang Mawar Merah putih lantai 1 Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo,
mahasiswa mampu :
1. Menganalisa kebutuhan tenaga keperawatan (SDM) di Ruang Mawar
Merah putih lantai 1 Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo.
2. Menganalisa kecukupan sarana dan prasarana di Ruang Mawar Merah
putih lantai 1 Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo.
3. Melaksanakan peran sesuai dengan Model MAKP Moduler (Tim-
Primer) yang telah ditentukan
4. Melakukan penerimaan pasien baru
5. Melakukan penerapan sentralisasi obat
6. Melakukan timbang terima keperawatan
7. Melakukan supervisi keperawatan
8. Melakukan ronde keperawatan
9. Melakukan discharge planning
10. Menganalisa standarisasi administrasi keuangan di Ruang Mawar
Merah putih lantai 1 Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo
11. Menganalisa tingkat mutu di Ruang Mawar Merah putih lantai 1 Rumah
Sakit Umum Daerah Sidoarjo
1.3 Manfaat
7
1.3.3 Bagi perawat
1. Melalui praktik manajemen keperawatan dapat mengetahui masalah-
masalah yang ada di Ruang Mawar Merah putih lantai 1 Rumah Sakit
Umum Daerah Sidoarjo yang berkaitan dengan pelaksanaan MAKP
Moduler (Tim- Primer).
2. Melalui praktik manajemen keperawatan perawat ruangan dapat
mempelajari penerapan MAKP Moduler (Tim-Primer).
3. Tercapainyai tingkat kepuasan kerja yang optimal.
4. Terbinanya hubungan yang kondusif antara perawat dengan perawat,
perawat dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien.
5. Meningkatkan kinerja perawat di Ruang Mawar Merah putih lantai 1
Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
9
Selama proses perencanaa, yang dapat dilakukan oleh pemimpin
keperawatan menganalisis dan mengkaji system, mengatur strategi
organisasi dan menentukan tujuan jangka pendek dan Panjang, mengkaji
sumber daya organisasi mengidentifikasi kemampuan yang ada dan
aktivitas spesifik serta prioritasnya.
b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang
efektif
Manajemen keperawatan yang menghargai waktu akan mampu
menusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan
kegiatan sesuai dengan waktu yang ditetapkan, Keberhasilan seseorang
pemimpin keperawatan bergantung pada penggunaan waktu yang
efektif.
c. Manajemen keperawatan melibatkan pengambilan keputusan.
Berbagi situasi dan permasalahan yang terjadi didalam pengelolaan
kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan keputusan yang tepat
di berbagai tingkatan manajerial. Semua tingkat manajer dalam
keperawatan dihadapkan pada persoalan yang berbeda sehingga
dibutuhkan metode atau cara pengambilan keputusan yang berbeda
pula.
d. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif.
Komunikasi merupakan bagian penting dari aktivitas manajemen.
Komunikasi yang dilakukan secara efektif mampu mengurangi
kesalahpahaman dan akan memberikan persamaan pandangan arah dan
pengertian antara pegawai dalam suatu tatanan organisasi.
e. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan.
Pengendalian dalam manajemen dilakukan untuk mengarahkan
kegiatan manajemen sesuai dengan yang direncanakan. Selain itu,
pengendalian agar kegiatan yang dilakukan tidak banyak terjadi
kesalahan yang berakibat negative terhadap pasien dan pihak yang
terkait dengan manajemen. Pengendalian meliputi penilaian tentang
pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian intruksi, menetapkan
10
prinsip-prinsip melalui penetapan standar, dan membandingkan
penamppilan dengan standar serta memperbaiki kekurangan.
2.1.3 Fungsi Manajemen Keperawatan
Kholid (2013) menyatakan fungsi manajemen keperawatan,
memudahkan perawat dalam menjalankan asuhan keperawatan yang
holistic sehingga seluruh kebutuhan pasien dirumah sakit terpenuhi.
2.1.4 Perencanaan (planning)
Planning memutuskan beberapa luas akan dilakukan, bagaimana
melakukan dan siapa yang melakukan. Fungsi prencanaan merupakan suatu
penjabaran dari tujuan yang ingin dicapai, perencanaan sangat penting
untuk melakukan Tindakan. Didalam proses keperawatan perencanaan
membantu perawatn dalam menentukan Tindakan yang tepat bagi pasien
dan menjamin bahwa pasien akan menerima pelayanan keperawatan yang
mereka butuhkan dan sesuai dengan konsep dasar keperawatan (Swanburg
R, 2000 dalam Kholid, 2013).
2.1.5 Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian suatu langkah untuk menetapkan,
mengelompokkan, dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan
tugas-tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam
rangka menapai tujuan. Fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk
memajukan semua kegiatan yang beraspek personil, finansial, material, dan
tatacara dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Swanburg R,
2012 dalam Kholid, 2013).
2.1.6 Pengaturan staff (staffing)
Staffing merupakan metodelogi pengaturan staff merupakan proses
yang teratur,sistematis, berdasarkan rasional diterapkan untuk menentukan
jumlah dan jenis personal suatu organisasi yang dibutuhkan dalam situasi
tertentu. Komponen yang termasuk dalam komponen staffing : rekruitmen,
seleksi, orientasi pegawai baru,penjadwalan tugas dan klasifikasi pasien.
Komponen tersebut merupakan suatu proses yang dinamakan nantinya
berhubungan dengan penjadwalan siklus waktu kerja bagi semua personil
yang ada. (Swanburg R, 2000 dalam Kholid,2013).
11
2.1.7 Kepemimpinan dan Actuating
Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi kelompok untuk
menentukan dalam mencapai tujuan. Kepemimpinan difokuskan kepada
gaya kepemimpinan situasi kemungkinan dan factor-faktor seperti manusia,
pekerjaan, situasi, organisasi, dan factor-faktor lingkungan. Manajer
perawat dalam fungsi kepemimpinan karena perilaku motivasi merupakan
promosi, autonomi, membuat keputusan, dan manajemen pertisipas
(Sanburg R, 2012 dalam Kholid, 2013) fungsi kepemimpinan Huber (2011)
adalah fungsi manajemen yang mengarahkan dan kemungkinan
mempengaruhi individu tersebut untuk mengikuti arahan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang telah disepakati dan telah ditentukan.
Actuating dalam Bahasa Indonesia artinya adalah menggerakkan.
Maksudnya, suatu Tindakan untuk mengupayakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan tujuan
organisasi. Jadi, actuating bertujuan untuk menggerakkan orang agar mau
bekerja dengan sendirinya dan penuh dengan kesadaran secara Bersama-
sama untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dalam hal
ini dibutuhkan kepemimpinan (leadership) yang baik.
2.1.8 Pengendalian atau pengefaluasian (controlling).
Kholid (2013) menyatakan controlling merupakan proses
pemerksaan apakah segala sesyatu yang terjadi sesuai dengan rencana yang
telah disepakati, intruksi yang dikeluarkn, serta prinsip-prinsip yang
ditetapkan, yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan
agar dapat diperbaiki dan tidak terjadi lagi.
Tugas seorang manajerial perlu diperhatikan beberapa prinsip
berikut:
a. Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya
mudah diukur.
b. Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat oenting dalam
upaya mencapai tujuan organisasi.
12
c. Standart unguk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua
staff,sehingga staff dapat lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dan
komitmen terhadap kegiatan program.
d. Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk meyakinkan
bahwa sasaran dan kelengkapan rendana untuk tujuan telah tersedia,
serta alat untuk memperbaiki kinerja.
13
Masa kerja yang ekspresikan sebagai pengalaman kerja,tampaknya
menjadi peramal yang baik terhadap produktifitas karyawan. Studi juga
menunjukkan bahwa senioritas berkaitan negative dengan kemangkiran.
Masa kerja berhubungan negative dengan keluar masuknua karyawan
dan sebagai salah satu peramal tunggal paling baik tentang keluar
masuknya karyawan (Mangkunegara, 2014).
d. Pendidikan
Menurut Ki Hajar Dewantara dalam Hasbullah (2014) yaitu tuntutan
didalam tumbuhnya anak-anak, Adapun maksudnya, Pendidikan yaitu
mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Salah
satu upaya untuk meningkatkan sumber daya keperawatan adalah
melalui ke jenjang yang lebih tinggi, mengikuti pelatihan perawatan
ketrampilan teknis atau ketermpilan interpersonal.
Sebagian besar perawat adalah fokasional (D3 Keperawatan). Untuk
menjadi perawat professional, lulusan SLTA harus menempuh
Pendidikan akademik S1 Keperawatan dan Profe Ners. Tetapi bila ingin
perawat fokasional primary nurse dapat mengambil D3 Keperawatan
atau Akademik Keperawatan, lulusan SPK yang masih ingin menjadi
perawat harus segera ke D3 Keperawatan atau langsung ke S1
Keperawatan dan Ners. Dari Pendidikan S1 dan Ners ,bar uke Magister
Keperawatan/Spesialis dan Doktor/Konsultan (Gartinah et all, 2012).
e. Pelatihan kerja
Secara umum pelatihan merupakan bagian dari pendidikan yang
menggambarkan suatu proses dalam pengembangan organisasi maupun
masyarakat. Pendidikan dengan pelatihan merupakan suatu rangkaian
yang tak dapat dipisahkan dalam sistem pengembangan sumberdaya
manusia , yang didalamnya terjadi proses perencanaan , penempatan,
dan pengembangan tenaga manusia. Dalam proses pengembangannya
diupayakan agar sumberdaya manusia dapat diberdayakan secara
maksimal, sehingga apa yang menjadi tujuan dalam memenuhi
kebutuhan hidup manusia tersebut dapat terpenuhi.
14
Dalam pengkajian MAN termasuk didalamnya struktuk organisasi,
komposisi ketenagaan (perawat, dokter dan tenaga non perawat) dan
menentukan jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan setiap harinya
sesuai identifikasi jenis kebutuhan perwatan pasien, untuk alat ukur
dibuat bedasarkan rata-rata klien membutuhkan perawatan sehari.
f. Kebutuhan Tenaga Keperawatan
1) Metode Gillies
Gillies (2013) mengemukakan rumus kebutuhan tenaga
keperawatan di satu unit perawatan adalah sebagai berikut:
𝐴×𝐵×𝐶 𝐹
= =𝐻
(𝐶 − 𝐷) × 𝐸 𝐺
Keterangan :
A = rata – rata jumlah perawatan/ pasien / hari
B = rata – rata jumlah pasien / hari
C= jumlah hari / tahun
D = jumlah hari libur masing – masing perawat
E = jumlah jam kerja masing – masing perawat
F = jumlah jam perawatan yang dibutuhkan pertahun
G = jumlah jam perawatan yang diberikan perawat pertahun
H = jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
Dalam berikan pelayanan perawatan ada 3 jenis bentuk
pelayanan, yaitu:
a) Perawatan langsung, adalah perawatan yang dibutuhkan oleh
perawat yang ada hubungan secara khusus dengan kebutuhan
fisik, psikologis, dan spiritual. Berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien pada perawat maka dapat diklasifikasikan
dalam 4 kelompok,yaitu : self-care, partial care, total care,
intensif care. Menurut Minetti Huchinson (2013) kebutuhan
keperawatan langsung setiap pasien adalah 4 jam perhari
sedangkan untuk:
b) Self-care dibutuhkan ½ x 4 jam : 2 jam
15
c) Partial care dibutuhkan ¾ x 4 jam : 3 jam
d) Total care dibutuhkan 1 – 1 ½ x 4 jam : 4 – 6 jam
e) Intensif care dibutuhkan 2 x 4 jam : 8 jam
f) Perawatan tak langsung, meliputi kegiatan – kegiatan membuat
rencana perawatan, memasang / menyiapkan alat, konsultasi
dengan anggota tim, menulis dan membaca catatan kesehatan,
melaporkan kondisi pasien. Dari hasil penelitian RSUD
SIDOARJO (Gillies, 2013) = berapa menit / pasien /hari,
sedangkan menurut Wolfe & young ( Gillies, 2013) = berapa
menit / pasien / hari dan penelitian di Rumah sakit RSUD
SIDOARJO dibutuhkanberapa menit / pasien (Gillies, 2013).
g) Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada klien meliputi :
aktivitas, pengobatan serta tindak lanjut pengobatan. Menurut
Mayer dalam Gillies (2013), waktu yang dibutuhkan untuk
pendidikan kesehatan iyalah berapa menit / pasien / hari.
2) Metode Dougless
Klasifikasi pasien berdasarkan tingkat ketergantungan
dengan metode Dougless (2013).
Tabel 1. Tingkat Ketergantungan Klien
No. Klasifikasi Dan Kriteria
1 Minimal care (1 – 2 jam)
Dapat melakukan kebersihahan diri sendiri, mandi, ganti pakaian danminum pengawasan
dalam ambulasi atau gerakan
Observai tanda – tanda vital setiapshif
Pengobatan minimal, status psikologi stabil persiapan prosedur pengobatan
2 Partial care (3 – 4 jam)
Dibantu dalam kebersihan diri makan dan minum ambulasi
Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
Pengiobatan lebih dari 1 kali
Pakai foley kateter pasang infus, intake out put input dicatat
Pengobatan perlu prosedur
3 Total care (5 – 4 jam)
Dibantu segala sesuatunya
Posisi diatur
Observasi tanda – tanda vital tiap 2jam
Pakai ngt
Terapi intra vena, pakai suction
Kondisi gelisa / disorientasi / tidaksadar
16
2.2.2 Material (M2/Sarana dan Prasarana)
a. Penataan Gedung/Lokasi dan Denah Ruangan
b. Fasilitas
c. Fasilitas untuk pasien
d. Fasilitas untuk petugas kesehatan
e. Alat Kesehatan yang ada di ruangan
f. Consumable (Obat-obatan dan bahan habis pakai) g.Administrasi
Penunjang-RM
2.2.3 Metode (M3/Methode)
a. Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)
Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) merupakan suatu
sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan
perawat profesional mengatur pemberian perawat profesional mengatur
pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang
pemberian asuhan tersebut menurut (Hoffart & Woods, 2015). Oleh
karena itu direncanakan terdapat beberapa jenis MPKP, yaitu :
1) Model praktek keperawatan profesional III melalui pengembangan
MPKP III dapat diberikan asuhan keperawatan profesional tingkat
III.
2) Model praktek keperawatan profesional II pada model ini, akan
mampu memberikan asuhan keperawatan profesional tingkat II.
3) Pada ketenagaan terdapat tenaga perawat dengan kemampuan
spesialis keperawatan yang spesifik untuk cabang ilmu tertentu.
Perawat spesialis berfungsi untuk memberikan konsultasi tentang
asuhan keperawatan kepada perawat primer pada area spesialisnya.
Disamping itu melakukan riset dan memanfaatkan hasil-hasil riset
dalam memberikan asuhan keperawatan. Jumlah perawat spesialis
direncanakan 1 orang untuk 10 perawat primer (1:10).
4) Model praktek keperawatan profesional I model praktek
keperawatan profesional pemula MPKP.
5) Pada model ini mampu diberikan asuhan keperawatan profesional
tingkat pemula. Pada model ini perawat mampu memberikan asuhan
17
keperawatan profesional I dan untuk ini diperlukan penataan 3
komponen utama, yaitu: ketenagaan keperawatan, metode
pemberian asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawtan.
Model ini merupakan model yang akan dikembangkan secara
bertahap (Developmental model).
6) Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Adalah suatu
kerangka kerja yang mendefinisikan 4 unsur yaitu, standar proses
keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem MAKP. Definisi
tersebut berdasarkan prinsip- prinsip nilai yang diyakini dan akan
menentukan kualitas produksi atau jasa layanan keperawatan
(Nursalam, 2011).
a) Metode Fungsional (Bukan MPKP)
Metode Fungsional merupakan menejemen klasik yang
menekan efisiensi, pembagian tugas yang yang jelas, dan
pengawasan yang baik. Metode ini sangat baik untuk rumah
sakit yang kekurangan tenaga. Perawat senior menyibukkan diri
dengan tugas manjerial, sedangkan perawat pasien diserahkan
kepada perawat junior dan atau belum berpengalaman.
Kelemahan dari metode ini adalah pelayanan keperawatan
terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses keperawatan.
Setiap perawat hanya melakukan 1- 2 jam jenis intervensi
(misalnya merawat luka). Metode ini tidak memberikan
kepuasan kepada pasien maupun perawat dan persepsi maupun
perawat dan persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang
berkaitan dengan keterampilan saja.
b) Metode Tim
Pengorganisasian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan tim yang terdiri atas kelompok klien dan perawat.
Kelompok ini di pimpin oleh perawat yang berijazah dan
berpengalaman kerja serta memiliki pengetahuan dibidangnya
(Registered nurse). Tujuan metode keperawatan tim adalah
untuk memberikan perawatan yang berpusat pada klien.
18
Perawatan ini memberikan pengawasan efektif dari
memperkenalkan semua personel adalah media untuk memenuhi
upaya kooperatif antara pemimpin dan anggota tim. Melalui
pengawasan ketua tim nantinya dapat mengidentifikasi tujuan
asuhan keperawatan, mengidentifikasi tujuan asuhan
keperawatan, mengidentifikasi kebutuhan anggota tim,
memfokuskan pada pemenuhan tujuan dan kebutuhan,
membimbing anggota tim untuk membantu menyusun dan
memenuhi standar asuhan keperawatan.
c) Metode Primer
Metode Primer adalah suatu metode pemberian asuhan
keperawatan dimana perawat profesional bertanggung jawab
dan bertanggunggugat terhadap asuhan keperawatan pasien
selama 24 jam. Metode primer membutuhkan pengetahuan
keperawatan dan keterampilan manajemen, bersifat kontuinitas
dan komprehensif, perawat primer mendapatkan akuntabilitas
yang tinggi terhadap hasil, dan memungkinkan pengembangan
diri sehingga pasien merasa dimanusiakan karena terpenuhinya
kebutuhan secara individu. Perawat primer mempunyai tugas
mengkaji dan membuat prioritas setiap kebutuhan klien,
mengidentifikasi diagnose keperawatan, mengembangkan
rencana keperawatan, dan mengevaluasi keefektifan
keperawatan.
d) Metode Kasus.
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh
kebutuhan pasien saat dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat
yang berbeda untuk setiap shift, dan tidak ada jaminan oleh
orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus
biasanya diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini
umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk
keperawatan khusus seperti: isolasi, intensive care.
Kelebihannya adalah perawat lebih memahami kasus per kasus,
19
sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah.
Kekurangannya adalah belum dapat diidentifikasikan perawat
penanggungjawab, perlu tenaga yang cukup banyak dan
mempunyai kemampuan dasar yang sama.
e) Metode Moduler Tim Primer.
Pada model MPKP tim digunakan secara kombinasi dari
kedua sistem. Menurut Ratna S.Sudarsono (2000) penetapan
sistem model MPKP ini didasarkan pada beberapa alasan :
(1) Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena
perawat primer harus mempunyai latar belakang
pendidikanS1 keperawatan atau setara.
(2) Keperawatan tim tidak digunakan secara murni, karena
tanggung jawab asuhan keperawatan pasien terfragmentasi
pada berbagai tim.
(3) Melalui kombinasi tersebut diharapkan komunitas asuhan
keperawatan dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat
pada primer.
Adapun tugas dari Kepala Ruangan, Perawat Primer, dan
Perawat Associate menurut MPKP Pemula adalah sebagai berikut ini :
1) Kepala Ruang Rawat
Ada ruang rawat dengan MPKP pemula, kepala ruang rawat
adalah perawat dengan kemampuan S1 keperawatan yang
berpengalaman dan pada MPKP tingkat satu adalah perawat dengan
kemampuan SKP atau Ners yang berpengalaman. Kepala ruang
rawat bertugas sesuai jam kerja yaitu dinas pagi.
a) Mengatur pembagian tugas jaga perawat (jadwal dinas)
b) Mengatur dan mengendalikan kebersihan dan ketramoilan
ruangan
c) Mengadakan diskusi dengan staf untuk memecahkan masalah
diruangan
20
d) Bimbingan membimbing siswa atau mahasiswa (bekerja sama
dengan pembimbing klinik). Dalam pemberian askep diruangan,
dengan mengikuti sistem MPKP yang sudah ada.
e) Melakukan kegiatan administrasi dan surat menyurat
f) Mengorientasikan pegawai baru residen, mahasiswa kedokteran
atau keperawatan yang akan melakukan praktik diruangan.
g) Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis
dengan klien/keluarga dan tim kesehatan lain, antara lain kepala
ruang rawat mengingatkan kembali pasien dan keluarga tentang
perawat tim yang bertanggungjawab terhadap mereka di ruangan
yang bersangkutan.
h) Memeriksa kelengkapan persediaan status keperawatan minimal
lima set setiap hari.
i) Melaksanakan pembinaan terhadap PP dan PA dalam hal
implementasi MPKP termasuk sikap dan tingkah
lakuprofesional.
j) Bila PP cuti, tugas dan tanggung jawab PP dapat didelegasikan
kepda PA senior (wakil PP pemula yang ditunjuk) tetapi tetap
dibawah pengawasan kepala ruang rawat.
k) Merencanakan dan memfasilitasi ketersediaan fasilitas yang
dibutuhkandiruangan.
l) Memantau dan mengevaluasi penampilan kerja semua tenaga
yang ada diruangan, membuat DP3 dan usulan kenaikan
pangkat.
m) Merencanakan dan melaksanakan evaluas asuhan keperawatan.
n) Membuat peta resiko diruangan.
2) Perawat Primer / Ketua Tim
Perawat primer (PP) pemula adalah perawat lulusan S1
Keperawatan dengan pengalaman minimal 4 tahun dan pada MPKP
minimal 1 tahun. PP dapat bertugas pada pagi, sore atau malam hari.
Namun sebaiknya PP hanya bertugas pagi atau sore saja karena pada
malam hari, PP akan libur beberapa hari sehingga sulit untuk
21
menilai perkembangan pasien. Melakukan kontrak dengan
klien/keluarga pada awal masuk ruangan sehingga tercipta
hubungan terapeutik. Hubungan ini dibina secara terus-menerus.
Pada saat melakukan pengkajian atau tindakan pada
pasien/keluarga.
a) Melakukan pengkajian terhadap klien baru atau melengkapi
pengkajian yang sudah dilakukan oleh PP pada sore, malam atau
libur.
b) Menetapkan rencana asuhan keperawatan berdasarkan analisis
standar renpra sesuai dengan hasil pengkajian.
c) Menjelaskan renpra yang sudah ditetapkan kepada PA dibawah
tanggung jawabnya sesuai klien yang dirawat.
d) Menetapkan PA yang bertanggung jawab ada setiap pasien,
setiap kali giliran jaga. Pembagian klien berdasarkan jumlah
pasien, tingkat ketergantungan pasien.
e) Melakukan bimbingan dan evaluasi (mengecek) PA dalam
melakukan tindakan keperawatan, apakah sesuai dengan SOP.
f) Memonitor dokumentasi yang dilakukan oleh PAMembantu
tindakan keperawatan yang bersikap terapi keperawatan dan
tindakan keperawatan yang tidak dapatdilakukan oleh PA.
g) Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboratorium
h) Melakukan kegiatan serah terima pasien dibawah
tanggungjawabnya bersama PA.
i) Mendampingi dokter visite klien dibawah tanggung jawabnya.
Bila PP tidak ada, visite didampingi oleh PA (Perawat
Associate/PerawatPelaksana) sesuai dengan timnya.
j) Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat catatan
perkembangan klien setiap hari.
k) Melakukan pertemuan dengan pasien/ keluarga minimal setiap
dua hari untuk membahas kondisi keperawatan klien
(bergantung pada kondisi klien).
22
l) Bila PP cuti atau libur, tugas –tugas PP didelegasikan kepada PA
yang telah ditunjuk (wakil PP) denhgan bimbingan kepala ruang
rawat.
m) Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien/keluarga.
n) Membuat perencanaan pulang pasien
3) Perawat Accociate/Perawat Pelaksana
PA pada MPK pemula atau MPKP tingkat satu, sebaiknya adalah
perawat dengan kemampuan D3/ S1 Keperawatan. Namun, pada
beberapa kondisi bila belum semua tenaga mendapat pendidikan
tambahan, beberapa MPKP, PA adalah perawat dengan pendidikan
dengan SPK tetapi memiliki pengalaman yang cukup lama dirumah
sakit.
a) Membaca ranpra yang telah ditetapkan PP
b) Membina hubungan terapeutik dengan pasien/ keluarga, sebagai
lanjutan kontrak yang sudah dilakukan PP.
c) Menerima klien baru (kontrak dan memberikan informasi
berdasarkan format orientasi klien/keluarga jika PP tidak ada
ditempat.
d) Memeriksa kerapian dan kelengkapan status keperawatan.
e) Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan
mendokumentasikannya pada format yang tersedia.
f) Mengikuti visite dokter jika PP tidak ada ditempat.
g) Melakukantindakan keperawatan pada pasiennya
berdasarkan renpra.
h) Membuat laporan pergantian dinas setelah selesai dinas diparaf.
i) Mengkomunikasikan kepada PP/PJ dinas bila
menemukan masalah yang perlu diselesaikan.
j) Berperanserta dalam memberikan pendidikan kesehatan
padaklien/keluarga yang dilakukan oleh PP.
k) Melakukan inventaris fasilitas yang berkaitan dengan timny.
l) Membantu tim lainnya yangmembutuhkan.
23
m) Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga klien yang
menjadi tanggung jawabnya dan berkoordinasi dengan PP.
b. Timbang Terima
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien,
menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh dinas
berikutnya, tersusun rencana kerja untuk dinas berkutnya (Nursalam,
2002). Mekanisme laporan dikerjakan Ketika pergantian shift sebagai
kesatuan proses komunikasi dalam menyampaikan informasi tentang
kondisi klien saat itu sebagai wujud profesional perawat dan bentuk
tanggung jawab perawat kepada klien (Dowding, 2001 dan Kerr, 2002).
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi -
informasi yang disampaikan harus akurat, sehingga kesinambungan
asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baik. Hal ini dapat
diwujudkan denganbaik melalui komunikasi yang efektif antar perawat,
maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi
yang harus ditingkatkan efektifitasnya adalah saat pergantian shift
(timbang terima pasien). Tujuan timbang terima:
1) Tujuan umum
Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi
yang penting.
2) Tujuan khusus
a) Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (datafokus).
b) Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan kepada pasien.
c) Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindak lanjuti oleh
perawat dinas berikutnya.
d) Menyusun rencana kerja untuk dinasberikutnya.
3) Manfaat Bagi perawat:
a) Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
b) Menjalin hubungan kerja sama dan bertanggung jawab antar
perawat.
24
c) Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara
paripurna.
4) Bagi pasien:
Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila
ada yang belum terungkap.
c. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan perawat
sertamelibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan. (Nursalam, 2016).
1) Karakteristik:
a) Pasien dilibatkan secara langsung
b) Pasien merupakan fokus kegiatan.
c) PA, PP dan konselor melakukandiskusi
d) Konselor memfasilitasi kreatifitas
e) Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA, PP
dalam meningkatkan kemampuan mengatasi masalah
2) Tujuan Umum:
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berfikir
kritis.
3) Tujuan Khusus
Setelah dilakukan ronde keperawatan diharapkan seluruh tim
keperawatan mampu:
a) Menumbuhkan cara berpikir yang positif dan
sistematis.
b) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan
yang berorientasi pada masalah pasien.
c) Meningkatkan kemampuan validasi data pasien
d) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan
e) Meningkatkan kemampuan justifikasi
f) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
25
g) Meningkatkan kemampuan Moduler rencana asuhan
keperawatan
4) Manfaat
a) Masalah pasien dapat teratasi
b) Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
c) Terciptanya komunitas keperawatan yang professional
d) Terjalinnya kerjasama antar tim
e) Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan
tepat
5) Kriteria pasien
Pasien yang dipilih untuk ronde keperawatan adalah pasien
yang memiliki kriteria sebagai berikut :
a) Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun
sudah dilakukan tindakan keperawatan
b) Pasien dengan kasus baru ataulangka
6) Metode
a) Diskusi
b) Demonstrasi
7) Alat bantu
a) Sarana diskusi: buku, pulpen
b) Alat bantu demonstrasi
c) Status atau dokumentasi keperawatanpasien.
d. Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat di mana seluruh obat akan
di brikan pada pasien di serahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat
(Nursalam 2012). Saat ini harga obat atau alat kesehatan sangat mahal,
diluar jangkauan masyarakat terutama bagi klien yang dirawat dirumah
sakit yang mayoritas menggunakan berbagai merk obat paten bagi setiap
klien. Penggunaan berbagai merk obat dengan harga yang sangat tinggi
tersebut tentu saja tidak hanya berpengaruh secara ekonomis semata,
namun lebih dari itu resiko penyimpangan pengguanaan diluar hal
semestinya juga dapat menimbulkan kerugian bagi klien sendiri.
26
Resistensi tubuh terhadap obat dan resiko resistensi kuman penyakit
dapat terjadi manakala konsumsi obat oleh penderita tidak terkontrol
dengan baik (Nursalam, 2011).
Kontrol penggunaan obat dan konsumsi obat merupakan salah satu
peran perawat, oleh karena itu pengontrolan obat bagi pasien perlu
digalakkan lagi sehingga resiko-resiko penyimpangan dapat
diminimalisir (Nursalam, 2011). Namun dalam kemyataan di rumah
sakit, sering ditemukan adanya jumlah tenaga yang tidak sesuai dengan
kebutuhan sehingga beberapa tugas dan peran perawat harus
“diserahkan” kepada keluarga atau klien sendiri. Termasuk di dalamnya
adalah penggunaan obat. Untuk itu perlu diupayakan langkah
peningkatan mutu pelayanan dengan sentralisasi obat dan pengontrolan
keluarga dalam menciptakan suatu bentuk “pendelegasian” peran dari
perawat kepada keluarga klien khususnya dalam pengolaan obat
sehingga resiko-resiko penyimpangan dapat diminimalisir (Nursalam,
2016).
1) Tujuan Sentralisasi Obat (Nursalam, 2016) :
a) Tujuan Umum:
(1) Mengaplikasikan peran peran perawat primer dalam
pengelolaan sentralisasi obat dan mendokumentasikan
hasil pengelolaan sentralisasi obat.
(2) Meningkatkan mutu pelayanan kepada klien, terutama dalam
pemberian obat.
(3) Sebagai tanggungg jawab dan tanggung gugat secara hukum
maupun moral.
(4) Mempermudah pengelolaan obat secara efektif dan efisien
b) Tujuan khusus:
(1) Mengelola obat pasien: Pemberian obat secara tepat dan
benar sesuai dengan prinsip 6 BENAR dan
mendokumentasikan hasil pengelolaan
(2) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman perawat primer
dan Perawat Associate dalam penerapan prinsip 6 BENAR
27
(3) Meningkatkan kepuasaan klien dan keluarga atas asuhan
keperawatan yang di berikan
(4) Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga atas asuhan
keperawatan yang di berikan
(5) Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program terapi
2) Manfaat Sentralisasi Obat (Nursalam, 2007)
a) Bagi klien
(1) Tercapainya kepuasaan klien yang optimal terhadap
pelayanan keperawatan
(2) Klien dapat terhindar dari resiko resistensi tubuh terhadap
obat
b) Bagi perawat
(1) Tercapainya kepuasaan kerja yang optimal dapat mengontrol
secara langsung obat-obatan yang di konsumsi klien
(2) Meningkatkan kepercayaan klien/ keluarga kepada perawat
c) Bagi Institusi
(1) Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan sentralisasi
obat
(2) Terciptanya asuhan keperawatan
Pengorganisasian Peran (Nursalam,2007)
1. Kepala Ruangan
a) Memberikan perlindungan pada pasien terhadap perlindungan
malpraktik
b) Memotivasi klien untuk mematuhi program terapi
c) Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi
2. Perawat Primer
a) Menjelaskan tujuan di laksanakan sentralisasi obat
b) Menjelaskan manfaat di laksanakan sentralisasi obat
c) Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program
terapi
3. Perawat Associate
28
a) Melakukan pencatatan dan kontrol terhadap pemakaian obat
selama klien di rawat
Teknik Pengelolaan Sentralisasi Obat
Teknik pengelolaan obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh
obat yang di berikan kepada pasien baik obat oral maupun obat injeksi
diserahkan sepenuhnya kepada perawat (Nursalam,2007) penanggung
jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara operasional
dapat di delegasikan terhadap staf yang di tunjuk (Nursalam,
2002).Pengeluaran dan pembagian obat tersebut di lakukan oleh
perawat dimana pasien atau keluarga wajib mengetahui dan ikut serta
mengontrol penggunaan obat tersebut dengan prinsip 6 benar:
1) Benar Pasien : Sebelum obat di berikan, identitas pasien harus di
periksa (papan identitas di tempat tidur, gelang identitas) atau di
tanyakan langsung kepada pasien atau keluarganya. Jika pasien tidak
sanggup berespon secara verbal, respon no verbal dapat di pakai,
misalnya pasien mengangguk. Jika pasien tidak sanggup
mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau kesadaran, harus
di cari cara identifikasi yang lain seperti menanyakan lansung
kepada keluarganya, bayi harus selalu di identifikasi dari gelang
identitasnya.
2) Benar Obat : Obat memiliki nama dagang dan nama generic. Setiap
obat debgan nama dagang dan harus di periksa nama generiknya,
bila perlu harus menghubungi apoteker untuk menanyakannya nama
generic atau kandungan obat. Sebelum member obat kepada
pasien,label pada botol atau kemasannya harus di periksa tiga kali
pertama saat membaca permintaan obat dan botol di ambil dari rak
obat, kedua label botol di bandingkan dengan obat yang di minta,
ketiga saat dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya tidak terbaca,
isinya tidak boleh di pakai dan harus di kembalikan ke bagiabn
farmasi. Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksa
lagi. Saat member obat perawat harus untuk apa obat itu di berikan,
ini memebantu mengingat nama obat dan kerjanya.
29
3) Benar Dosis : Sebelum memberi obat perawat harus memeriksa
dosisnya. Jika, ragu perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang
menulis resep atau apoteker sebelum di lanjutkan ke pasien. Jika
pasien meragukan dosisnya perawat harus memeriksanya lagi. Ada
beberapa obat baik ampul maupun tabletnya. Misalnya
ondansentron 1 ampul, dosisnya 1 ampul ondansentron dosisnya ada
4 mg,ada juga 8 mg.ada antibiotic 1 vial dosisnya 1 gr, ada juga 1
vial 500 mg. Jadi harus tetap hati-hati dan teliti.
4) Benar cara/ rute : Obat dapat di berikan melalui sejumlah rute yang
berbeda.Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik di
tentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang
diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang
diinginkan. Obat dapat di berikanperoral, sublingual, parenteral,
topical, rectal, inhalasi.
a) Oral : Adalah rute pemberian yang paling umum dan paling
banyak di pakai, karena ekonomis, paling nyaman dan aman.
Obat dapat juga di absorbs melalui rongga mulut (sublingual
atau bukal) seperti tablet ISDN.
b) Parenteral : Kata ini berasal dari bahasa Yunani Para, berarti di
samping, enteron berarti usus, jadi parenteral berarti di luar usus,
atau tidak melalui usus cerna, yaitu melalui vena (perset/
perinfus).
c) Topikal : Yaitu pemberian obat melalui kulit atau membrane
mukosa. Misalnya salep, lotion, krim, spray, tetes mata.
d) Rectal : Obat dapat di beri memlui rute rectal berupa enema atau
supositoriayang akan mencair pada suhu badan.
e) Pemberian obat : Obat yang telah diterima untuk selanjutnya
disalin dalam buku daftarpemberian obat
f) Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh
perawat dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku
daftar pemberian obat,dengan terlebih dahulu dicocokan dengan
30
terapi yang diinstruksi dokter dan kartu obat yang ada pada
pasien.
g) Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat,
kegunaan obat, jumlah obat, dan efek samping. Usahakan
tempat/ wadah obat kembali ke perawat setelah obat dikonsumsi.
Pantau efeksamping pada pasien.
h) Sediaan obat yang ada selanjutnya di periksa setiap pagi oleh
kepala ruangan atau petugas yang di tunjuk dan
didokumentasikan dalam buku masuk obat.
i) Obat-obatan yang hampir habis akan diinformasikan kepada
keluaarga dan kemudian dimintakan resep (jika masih perlu
dilanjutkan) kepada dokter penanggung jawab.
(Nursalam,2002).
j) Penambahan obat
k) Bilamana terdapat penambahan atau perubahan alur pemberian
obat, maka informasi ini akan di masukan dalam kartu sediaan
obat.
l) Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja),
maka dokumentasikan hanya di lakukan pada buku masuk obat
dan selanjutnya di informasikan kepada keluarga dengan kartu
khusus obat
m) Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja),
maka dokumentasi hanya di lakukan pada buku masuk obat dan
selanjutnya di informasikan kepada keluarga dengan kartu
khusus obat (Nursalam 2007).
e. Supervisi Keperawatan
Supervisi keperawatan merupakan upaya untuk membantu
pembinaan dan peningkatan kemapuan pihak yang disupervisi agar
mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara
efisien dan efektif (Nursalam, 2007). Supervisi adalah melakukan
pengamatan secara langsung dan berkala oleh “atasan” terhadap
pekerjaan yang telah dilakukan “bawahan” untuk kemudian jika
31
ditemukan masalah segera diberikan bantuan secara langsung guna
mengatasinya (Bachtiar, 2009). Supervisi keperawatan merupakan
proses pemberian sumber yang diberika perawat dalam menyelesaikan
tugas, dengan supervisi manajer keperawatan dapat menemukan
berbagai kendala dalam melakukan asuhan keperawatan dan dapat
menghargai potensi setiap anggotanya (Apwani, 2006).
Dari berberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi
adalah kegiatan dalam membantu pembinaan dan melakukan
pembinaan dan melakukan pengamatan secara langsung oleh atasan
kepada bawahan agar mereka dapat melakukan tugas kegiatan yang
telah ditetapkan secara efisien yang apabila ditemukan masalah segera
diberikan bantuan yang bersifat langsung guna mengatasinya.
Manfaat supervisi ditinjau dari sudut manajemen dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu :
1. Meningkatkan aktivitas kerja : Peningkatan efektivitas ini
berhubungan erat dengan makin meningkatnya pengetahuan dan
ketrampilan “Bawahan” serta makin terbinanya hubungan dan
suasana kerja yang lebih harmonis antara atasan dan bawahan.
2. Meningkatkan efisiensi kerja : Peningkatan efisiensi kerja ini erat
hubungannya dengan makin berkurangnya kesalahan yang
dilakukan oleh bawahan, dan karena itu pemakian sumber daya
(tenaga, dana, saran) yang sia-sia kan dapat dicegah (Nurslam,
2007). Untuk dapat melaksanakan supervisi yang baik ada 2 teknik
yaitu:
a) Pengamatan langsung
Pengamatan langsung dilaksanakan supervisi dan harus
memperhatikan : Sasaran pengamatan langsung : Pengamatan
langsung yang tidak jelas sasarannya, dapat menimbulkan
kebingungan untuk mencegah hal ini, maka pengamatan
langsung ditujukan pada sesuatu yang bersifat pokok dan strategi
b) Objektifitas pengamatan : pengamatan langsung yang tidak
terstandarisasi dapat menganggu objektifitas. Untuk mencegah
32
keadaan seperti ini, maka diperlukan suatu daftar isian atau
checklist yang telah dipersiapkan.
c) Pendekatan pengamatan : Pengamatan langsung sering
menimbulkan berbagai dampak dan kesan negatif. Dianjurkan
pendekatan pengamatan dilakukan secara edukatif dan suportif,
bukan kekuasaan atau otoriter. (Nursalam, 2007)
d) Kerjasama : Tujuan pokok supervisi adalah meningkatkan
kinerja bawahan dengan memberikan bantuan secara langsung
di tempat, sesuai dengan kebutuhan. Untuk mengatasi masalah
yang ditemukan, diperlukan kerjasama antara pelaksana
supervisi dan yang di supervisi merasakan masalah yang di
hadapi juga merupakan masalah mereka sendiri (sense of
belonging). (Bahtiar, 2002).
33
b. Pelaksana Supevisi
a) Kepala ruang
1) Bertangung jawab dalam supervise pelyanan keperawatan
kepadaklien diruang perawatan
2) Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya
tujuanpelayanan kesehatan di rumah sakit
3) Mengawasi perawat pelaksana dalam melaksanakan praktik
keperawatan di ruang perawatan dengan tugas yang
didelegasikan
4) Pengawas keperawatan
5) Bertanggung jawab dalam melakukan supervisi pelayanan
kepada ruangan yang ada di instalasinya
6) Kepala Seksi Keperawatan
7) Mengawasi instalasi dalam melaksanakan tugas secara
langsung dan seluruh perawat secara tidak langsung
(Nursalam, 2016).
f. Discharge Planning (Perencanaan Pulang)
Discharge planning merupakan suatu proses yang dinamis dan
sistemik dari penilaian, persiapan serta koordinasi yang dilakukan untuk
memberikan kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan dan
pelayanan sosial sebelum dan sesudah pulang (Carpenito, 2012).
Perencanaan pulang didapatkan dari proses interaksi dimana perawat
profesional, pasien dan keluarga berkolaborasi untuk memberikan dan
mengatur kontinuitas keperawatan yang diperlukan oleh pasien dimana
perencanaan harus berpusat pada masalah pasien yaitu pencegahan,
terapeutik, rehabilitatif serta perawatan rutin yang sebenarnya
(Swanburg, 2014).
Tujuan utama adalah membantu klien dan keluarga untuk mencapai
tingkat kesehatan yang optimal. Discharge planning yang efektif juga
menjamin perawatan yang berkelanjutan di saat keadaan yang penuh
dengan stress. Discharge planning bertujuan untuk meningkatkan
kontinuitas perawatan, meningkatkan kwalitas perawatan dan
34
memaksimalkan manfaat sumber pelayanan kesehatan. (Nursalam,
2016).
g. Dokumentasi Keperawatan
Webster’s new world dictionary mendefinisikan dokumentasi
sebagai “penyedian bukti pencatatan dan pengumpulan, ringkasan, dan
pengkodean, informasi yang tercetak atau tertulis untuk referensi di
masa mendatang,” (Marrelli, 2007). Dokumentasi merupakan catatan
autentik dalam penerapan manajemen asuhan keperawatan profesional
(Nursalam, 2016).
Pendokumentasian merupakan metode yang tepat untuk
pengambilan keputusan yang sistematis, problem solving, dan riset lebih
lanjut. Dokumentasi adalah bagian intregal bukan sesuatu yang berbeda
dari metode problem solving, dokumentasi proses keperawatan
mencakup pengkajian, identifikasi masalah, perencanaan, dan
intervensi. (Nursalam, 2012).
Dari beberapa pengertian di atas dapat Disamping itu dokumentasi
keperawatan bertujuan untuk perencanaan perawatan pasien sebagai
indikator kualitas pelayanan kesehatan, simber data untuk penelitian
bagi pengembangan ilmu keperawatan, sebagai bahan bukti
penanggunggugatan pelaksanaan asuhan keperawatan serta sebagai
saran bagi para mahasiswa.
a. Tujuan Dokumentasi Proses Keperawatan :
1) Memfasilitasi pemberian perawatan yang berfokus pada klien
2) Memstikan kemajuan hasil yang berfokus pada klien
3) Memfasilitasi komunikasi antara disiplin mengenai kosistensi
tujuan dankemajuan pengobatan.
4) Teknik Evaluasi : Pencatatn dan pelaporan dibuat untuk
mempermudah penilaian terhadap perawatan yang telah
diberikan pada klien dan dapat dipastikan apakah rencana yang
diimplementasikan sudah mencapai kemajuan.
35
5) Pembayaran Kembali (Reinforcement) : Catatan perawtan
merupakan sumber untuk mendapatkan informasi tentang
penanganan klien dan memberikan bukti adanya pelayanan.
6) Mengidentifikasi status keseahatan klien : Mengidentifikasi
status klien dalam rangka mendokumentasikan kebutuhanklien,
merencanakan melaksanakan asuhan keperawatan dan
mengevaluasikan intervensi.
7) Dokumentasi sebagai bahan penelitian, keuangan, hukum, dan
etika.
Hal ini juga menyediakan:
1) bukti kualitas asuhan keperawatan
2) bukti legal dokumentasi sebagai pertanggungjawaban kepada
klien
3) informasi terhadap perlindungan individi
4) bukti aplikasi standar praktikkeperawatan
5) sumber informasi statistic untuk standar dan riset keperawatan
2.2.4 Money (M4/Keuangan)
Pada proses didalam manajemen, uang atau money sangat
dibutuhkan sekali. Dalam menjalankan aktivitas perusahaan, maka
diperlukan biaya usaha dalam bentuk uang sebagai modal utama
perusahaan. Pengelolaan uang yang baik akan berpengaruh sekali pada
sukses atau tidaknya manajemen. Money atau Uang dalam manajemen
keperawatan adalah salah satu unsur berhubungan dengan pembiayaaan gaji
tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil
yang akan dicapai (Erita, 2019).
a. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan, berfungsi untuk mengatur keuangan bisnis
demi arus kas berjalan stabil sehingga pengeluaran tidak lebih besar
daripada pendapatan. Dengan adanya pengelolaan keuangan, seluruh
komponen keuangan juga akan terdata secara rapi, memudahkan dalam
melakukan analisis dan meningkatkan peluang untuk pengambilan
keputusan yang lebih akurat dan strategis. (Erita, 2019)
36
b. Pengertian Budget
Budget (anggaran) adalah suatu renacana yang disusun secara
sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan
dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu untuk
(periode) tertentu yang akan dating. Dari pengertian diatas nampaknya
bahwa suatu budget mempunyai 4 unsur, yaitu :
1) Rencana
2) Meliputi seluruh kegiatan perusahaan
3) Dinyatakan dalam unit
4) Jangka waktu tertentu yangakan dating
c. Manfaat budget
1) Sebagai pedoman kerja. Yang mana berfungsi sebagai pedoman
kerja dan memberikan arahan serta sekaligus memberikan target-
target yang harus dicapai perusahaan diwaktu yang akan dating.
2) Sebagai alat pengawasankerja. Budget berfungsi juga sebagai tolak
ukur, sebagai alat pembanding untuk mengevaluasi realisasi
kegiatan perusahaan nanti. Dengan membandingkan apa yang
tertuang didalam budget dengan apayang dicapai realisasi kerja
perusahaaan, dapat lah dinilai apakah perusahaan telah sukses
bekerja ataukah kurang sukses bekerja.
3) Sebagai alat pengkoordinasian kerja, Budget berfungsi sebagai alat
untuk mengkoordinasi kerja agarsemua bagian-bagian yang terdapat
di dalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerja sama
dengan baik untuk menuju ke sasaran yang telah di tetapkan. Dengan
demikian kelancaran jalannya perusahaan akan lebih terjam.
2.2.5 Mutu (M5/Pelayanan Keperawatan)
Konsep pemasaran adalah suatu falsafah bisnis yang menyatakan
bahwa pemuasan kebutuhan konsep merupakan syarat ekonomi dan sosial
bagi kelangsungan hidup perusahan. Konsep pemasaran menegaskan bahwa
kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan
tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam
menciptakan, menyerahkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan
37
kepada pasar sasaran yang terpilih. (Kotler dan Keller, 2013). Yang
dimaksud dengan promosi rumah sakit adalah salah satu bentuk dari
pemasaran rumah sakit (Hospital Marketing), dengan cara penyebarluasan
informasi tentang jasa pelayanan rumah sakit serta kondisi rumah sakit itu
sendiri secara jujur, mendidik, informatif, dan dapat membuat seseorang
memahami tentang pelayanan kesehatan yang akan didapatkannya.
38
d. Threats (Ancaman)
Threats merupakan ancaman-ancaman apa saja yang mungkin akan
dihadapi oleh perusahaan atau organisasi yang bisa menghambat laju
perkembangan dari perusahaan atau organisasi tersebut.
Pada Analisis SWOT ada beberapa hal yang perlu diperhatikan (Nursalam,
2016) :
a. Pengisian Item IFAS dan EFAS
Cara pengisian faktor IFAS dan EFAS disesuaikan dengan komponen yang
ada dalam pengumpulan data (bisa merujuk pada data fokus dan contoh
pengumpulan data pada bagian lain di dalam buku ini). Data tersebut
dibedakan menjadi 2, yaitu IFAS (internal factors) yang meliputi aspek
Weakness dan Strength dan faktor EFAS (external factors) yang meliputi
aspek Opportunity dan Threatened.
b. Bobot
Beri Bobot masing-masing faktor mulai 1,0 (paling penting) sampai dengan
0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap strategi
perusahaan.
c. Peringkat (Rating)
Hitung peringkat masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai
dari 4 (sangat baik) sampai dengan 1 (kurang/poor) berdasarkan pengaruh
faktor tersebut. Data rating didapatkan berdasarkan hasil pengukuran baik
secara observasi, wawancara, dan pengukuran langsung (Nursalam, 2015).
39
BAB III
PENGUMPULAN DATA
40
berprinsip senantiasa mengutamakan kesehatan penderita. Salah satu
etika dalam melayani pasien dan pengunjung adalah sikap 5S (senyum,
salam, sapa, sopan, santun).
3.1.5 Pengumpulan Data dan Pengkajian Lingkungan Kerja
Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 9-11 Januari 2023, meliputi 5M
(Man, Material, Metode, Money, Mutu) data yang diperoleh berdasarkan
wawancara, observasi, kuesioner dan dokumen rumah sakit dianalisis
dengan menggunakan metode SWOT sehingga diperoleh beberapa rumusan
masalah dan prioritas masalah.
41
Struktur organisasi di Ruang Rawat Inap Kelas III Mawar Merah
Putih Lantai 1 RSUD Kabupaten Sidoarjo Tahun 2022
KEPALA INSTALASI
KEPALA PERAWAT
Gambar 3. 1 Bagan Struktur Organisasi Ruang Rawat Inap Mawar Merah Putih
Lantai 1 Kabupaten Sidoarjo Tahun 2022
b. Struktur MPKP
Instalasi Rawat Inap Mawar Merah Putih berdasarkan Peraturan
Direktur, penetapan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)
menggunakan MPKP Tim – Primer. MPKP adalah suatu sistem (struktur,
proses, dan nilai-nilai professional) yang memfasilitasi perawat
professional, mengatur pemberi asuhan keperawatan, termasuk lingkungan
tempat asuhan diberikan.
MPKP Modular (Tim-Primer) merupakan kombinasi dari metode
Tim dan Primer dengan tujuan komunitas praktik keperawatan dan
akuntabilitas praktik keperawatan terdapat pada primer dan bimbingan
tentang praktik keperawatan diberikan oleh perawat primer/ketua tim.
Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena perawat primer
harus mempunyai latar belakang pendidikan S1 Keperawatan atau setara.
Keperawatan Tim tidak digunakan secara murni, karena tanggung jawab
praktik keperawatan Pasien terfragmentasi pada berbagai tim. Berikut ini
struktur MPKP Modular (Tim-Primer).
42
Struktur MAKP di Ruang Rawat Inap Kelas III Mawar Merah putih lantai 1
RSUD Kabupaten Sidoarjo Tahun 2023
KA PERAWAT
INSTALASI
Gambar 3. 2 Bagan Struktur MAKP Moduler Ruang Rawat Inap Kelas III Mawar
Putih Atas RSUD Kabupaten Sidoarjo Tahun 2023
43
Tenaga keperawatan yang ada di ruang rawat inap Mawar Merah
putih lantai 1 sudah cukup memenuhi kualifikasi RSUD Kabupaten
Sidoarjo karena perawat yang berpendidikan S1 sebanyak 10 orang dan D3
Keperawatan sebanyak 58 orang dan kepala ruangan 1 orang. Dari data di
atas menunjukkan belum ratanya pendidikan perawat.
d. Jumlah Perawat Berdasarkan Lama Masa Kerja Di Ruang Mawar Merah
putih Lantai I
Tabel 3. 2 Jumlah Perawat Berdasarkan Lama Masa Kerja Di Ruang Mawar
Merah putih Lantai I RSUD Kabupaten Sidoarjo Bulan Desember
2022
No Masa Kerja Jumlah Persentase
1. Masa Kerja >5 tahun 54 78 %
2. Masa Kerja <5 tahun 15 22%
Total 69 100%
Sumber Data : Data Ruang Rawat Inap Mawar Merah putih lantai 1
RSUD Sidoarjo
e. Jumlah Tenaga Non Medis Berdasarkan Lama Masa Kerja Di Ruang Mawar
Merah Putih Lantai 1
Tabel 3. 3 Jumlah Tenaga Non Medis Berdasarkan Lama Masa Kerja Di
Ruang Mawar Merah putih Lantai I RSUD Kabupaten Sidoarjo
Bulan Desember 2022
44
f. Pendidikan Dan Pelatihan Tenaga Perawat
Tabel 3. 4 Komposisi tenaga perawat berdasarkan tingkat pendidikan dan
pelatihan yang pernah diikuti di Ruang Rawat Inap Mawar Merah
putih lantai 1 RSUD Kabupaten Sidoarjo Desember Tahun 2022
45
6 Hafid Fadholi 1 - PPI, APAR, BLS, BLS
Rahmad REFREST, CUSTOMER
- 1 - SERVICE, RAWAT LUKA,
HOME CARE, MANAJEMEN
NYERI
7 Eni Rahmawati - 1 - 1 - BLS, BLSREFREST, PPI
8 Andry 1 PPI, APAR,,CUSTOMER
Hirmawan 1 SERVICE, BLS, MANAJEMEN
NYERI
9 Lufiati - 1 - 1 BLS, APAR, K3RS, SKP
10 Riva Yuniar - 1 APAR, BLS, PPI, BLS, PPI,
Hariningrum BCLS, BLS REFREST,
MANAJEMEN CCSD,
- 1 -
PERSEPTORSHIP,
PLEBIOTOMI, CUSTOMER
SEVICE
11 Vikcy Wijanarko 1 - CUSTOMER SERVICE, APAR,
- 1 - BLS, PPI, EVAKUASI
SIAGABENCANA
12 Muhammad Rois 1 - CUSTOMER SERVICE, APAR,
- 1 - BLS, PPI, EVAKUASI
BENCANA SIAGA
13 Midia S. Ramlan 1 - PPI, CUSTOMER SERVICE,
EKG, BLS, ACLS,
- 1 -
PENANGANAN COVID, TB
BO
14 Bagus Riyanto - 1 - 1 - TB BO
15 Vina Rusdiana 1 - BTCLS, ICU, EKG DASAR, K3
- - I
Dewi
16 Nnr Hidayah - I RAWAT LUKA, BLS,
- 1 - EVAKUASI SIAGA
BENCANA , PPI, KIE
17 Donny Riszianto 1 PPI, APAR, BLS, BLS
- 1 - REFRES, CUSTOMER
SERVICE, EVAKUAI SIAGA
18 Zakiaturrokhmah - - I I - BLS, APAR, K3RS, SKP
46
19 Luvi Rahmayanti 1 - RAWAT LUKA,
MANAJEMEN CCSD, PPI,
- 1 - EKG, PENATALAKSANAAN
DIET, BLS, TRIAGE,
PLEBIOTOMI
20 M Firmansyah 1 - CUSTOMER SERVICE, APAR,
- 1 -
BLS, PPI, EKG
21 Anindya Puteri I - BTCLS, PERTOLONGAN DI
- - 1
Kareina AIR
22 Ellisa - I BLS, PHLEBOTOMY, RAWAT
Novijayanti - 1 - LUKA, BLSREFRESH, ACLS,
PERSEPTORSHIP
23 Iwan Noviarto 1 - PPI, APAR, BLS,
RFRESTH,CUSTOMER
- I -
SEVICE, EVAKUASI SIAGA
BENCANA
24 Dewi Anita Sari - - I 1 - GELS, BTCLS
25 Kukuh Yuda 1 - BTCLS, K3,PICT, BLS, HOME
Ramadhani CARE , PENGELOLAAN
I - -
LIMBAHB3, EVAKUASI
SIAGA BENCANA, PPI
26 Ririn Punti 1 - POCT, APAR, TB DOTS, PPI,
I - -
Rahayu BLS, ALS, EKG
27 Riska Triana 1 - PPI, APAR, BLS, BLS
Mustofa REFRESH, EKG, KIE,
- 1 - CUSTOMER SERVICE,,
EVAKUASI SIAGA,
BENCANA
28 Rosita Ida 1 - KIE
I - -
Ningrum
29 Afifah Zery 1 - PPGD, KOMUNIKASI
- - 1
Afrilia EFEKTIF
30 Ika Nurmalasari 1 - CUSTOMER SERVICE APAR,
- 1 -
BLS, PPI, TB BRO
47
33 Nova Mustika - I - I BLS, PPI
34 Rulya Putri I - PPI, APAAR, BLS,
- I -
Anggraini CUSTOMER SERVICE
35 Bayu Eka I - HIPERKES, BTCLS
- I
Hardianto Putra
36 Akhmad I - PPI, APAR, BLS, REFRESH,
Fakhrudin CUSTOMER SERVICE
- I -
EVAKUASI SIAGA
BENCANA
37 Risky Dewanti - I - I - BLS, PPI
38 Haidar Hayyun I - BLS, APAR, K2RS, SKP
- I
Tafrikan
39 Rena Ridha V - I BTCLS, BLS, REFRESH,
EVAKUASI BENCANA,
- I -
PERSEPTOR KLINIK
PENGUMPULA DATA
40 Isnawati I - PPI, APAR, BLS, BLS
REFRESH , CUSTOMER
- I -
SERVICE, EVAKUASI SIAGA
BENCANA
41 Ikbar Rana I - BLS, PPI
- I
Pramesty
42 Arga Reva - I BTCLS
- - I
Fuanaldi
43 Puji Santoso - I - I BLS, APAR, K3RS, SKP
44 Ilmiatur Rosidah - I - I BLS, APAR, K3RS, SKP
45 Friska Satya I BLS, BLS REFRESH, TB BRO
- I -
Wardhani
46 Deas Revidrian I PPOI, APAR, BLS,
- I - CUSTOMER SERVICE,
EVAKUASISIAGA BENCANA
47 Fadhilah Indah I BTLS
- - I
Lestari
48 Onny Oktavia I PPI, APAR, BLS, BLS
- I - REFRESH, CUSTOMER
SERVICE , KIE
48
49 Vicky Wijanarko I CUSTOMER SERVICE ,
- I - APAR. BLS, PPI, EVAKUASI
SIAGA BENCANA
50 Dwi Nika I BLS, PPIPENYIAPAN
- I -
Hartanti SEDIAANINTRAVENA
51 Veronika Wedya I - BLS, PPI, KIE
- - I
P
52 Nita Priantina I - BLS REFRESH,
KEGAWATDARURATAN,
I - - PERSEPTORSHIP KLINIK,
PLEBIOTOMI , TB RO, BLS,
HIV/AIDS
53 Aidini Rizky - I PLEBIOTOMI, ECG, BLS,
I - -
Widyalestari BCLS, TB RO
54 Achmad I - BLS REFRESH,
Nuryamsu KEGAWATDARURATAN,
I - - PERSEPTORSIP KLINIK
PLEBIOTOMI, TB RO, BLS,
HIV/ HAIDS
55 Ucik Lestari I - APAR, BLS, PPI, KG, TRIAGE,
CUSTOMER SERVIVE,
RAWAT LUKA EVAKUASI
I - -
SIAGA BENCANA ,
PLEBIOTOMI ALS
MANAJEMEN NYERI
56 Huda Al Baroq I - PELATIHAN PEMANTAPAN
MUTU KEPERAWATAN,
EWS, MPKP,PERAWATAN
- - I
MEDIKAL BEDAH DASAR,
BTCLS, POINT OF CARE
TEST
57 Nur Rochmah I - BLS REFRESH,
Dwi - I - PLEBIOTOMI, MANAJEMEN
CCSD, ACLS,, HIV/AIDS , PPI
58 Andi Naufal I - BLS, PPI
- I -
Muhaimin
59 Anggy Maulidia - - I I - BTCLS, BLS
49
60 Mega Indah I - Customer service, APAR, BLS,
Lestari PPI, evakuasi siaga bencana, TB
- I -
DOTS, layanan SPT, EKG,
plebiotomi
61 Ahmad Purnomo I - Customer service, APAR, BLS,
- I -
PPI
62 Anisa Febra I - General Emergency Life Support
- - I
Ayunungtias (GELS)
63 Tri Retno I - PPI, APAR, BLS, BLS Refresh,
- I -
Widodo customer service
64 Narasingtyas I - BLS, APAR, K3RS, SKP
- I -
Ayu Galuh P
65 Annisa Catur I - PPGD, Komunikasi Efektif
- - I
Amarja
66 Ali Nasikin I - Broncoscopy, BLS refresh,
I - - HIV/AIDS, Askep pasien pre
dan post katerisasi jantung, ACL
67 Listriya Nanda I - PPI, APAR, BLS refresh,
- I - customer service, evakuasi siaga
bencana
68 Iva Yuriva I - PPI, APAR, BLS, BLS refresh,
- I - customer service, evakuasi siaga
bencana, manajemen nyeri
69 Alif Suhud I - PPI, APAR, BLS, BLS refresh,
I - - customer service, evakuasi siaga
bencana, plebiotomi, TB RO
Sumber: Data Ruangan Rawat Inap Mawar Merah Putih Lantai I RSUD Kabupaten
Sidoarjo
50
Di ruang Mawar Merah Putih tingkat pendidikan bervariasi mulai S1
Keperawatan Ners 10 orang, D3 Keperawatan 58 orang dan kepala ruangan
1 orang. Namun, tetap ada peluang dari perawat untuk melanjutkan
pendidikan dan terdapat kebijakan RS untuk meningkatkan kemampuan
perawat. Hampir seluruh perawat Mawar Merah putih lantai 1 mengikuti
pelatihan-pelatihan, mulai dari pelatihan BCLS, BLS, HIV, PPGD, MAKP,
ACLS, APAR, ICU, EKG, ECG, Perawatan Luka, Dalin, dll.
g. Tenaga Non Keperawatan
Tabel 3. 5 Komposisi tenaga non keperawatan di ruang rawat inap Mawar Merah
putih Lantai I RSUD Kabupaten Sidoarjo Desember Tahun 2022
Tingkat Pendidikan Status Kepegawaian
No Kualifikasi SD SMP SMA D3 S1 PNS DLUD DLUD Jumlah
TETAP KONTRAK
1 Verifikator Medis - - - - 2 - 2 - 2
2 Pengelola Tenaga 1
- - - - 1 - - 1
Kesehatan
3 Administrasi 2
- - 2 - - - 2 -
Umum
4 Pramubakti - - 3 - - 2 1 - 3
Sumber : Data Ruang Rawat inap Mawar Merah putih lantai 1 Lantai 1 RSUD Kabupaten
Sidoarjo
51
Dari tabel diatas didapatkan bahwa kasus penyakit terbanyak di
Instalasi Rawat Inap Kelas III Ruang Mawar Merah Putih Lantai 1 RSUD
Sidoarjo pada bulan Oktober-Desember 2022 adalah Coronavirus Infection,
Unspecified dengan jumlah 225 orang dari keseluruhan jumlah pasien. Hal
ini dikarenakan infeksi saluran pernafasan, mulai flu biasa hingga penyakit
yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan
Sindrome Pernafasan Akut Berat/Severe Akut Respiratory Syndrome
(SARS). Gejala yang menyebabkan kasus Coronavirus Infection,
Unspecified Instalasi Rawat Inap Kelas III Ruang Mawar Merah putih lantai
1 lantai I RSUD Sidoarjo yaitu gejala yang tidak umum seperti sakit kepala,
hilangnya indra perasa atau penciuman, ruam pada kulit, atau perubahan
warna pada jari tangan atau jari kaki. Selain itu gejala seirus yakni sesak
nafas, nyeri dada, dan hilangnya kemampuan berbicara atau bergerak. Hal
ini dapat menjadi bahan untuk mengembangkan instalasi kedepannya
melalui kebutuhan (Need) dan permintaan (demand) akan pelayanan
kesehatan.
i. Dokter Penanggung Jawab Pasien
Tabel 3. 7 Dokter Penanggung Jawab Pasien Tahun 2022 RSUD Kabupaten
Sidoarjo
No Doker Spesialis Jumlah
1. Dokter Spesialis Paru 3
2. Dokter Spesialis Interna 10
3. Dokter Spesialis Neuro 3
4. Dokter Spesialis Jantung 4
5. Dokter Spesialis Bedah Urologi 3
6 Dokter Spesialis Bedah Syaraf 2
7 Dokter Spesialis Bedah Plastik 2
8 Dokter Spesialis Bbedah Digestif 1
9 Dokter Spesialis Bedah Umum 4
10 Dokter Spesialis Bedah Orthopedi 4
11 Dokter Spesialis Anak 6
12 Dokter Spesialis Mata 4
13 Dokter Spesialis THT 3
52
Sumber: Data ruangan Mawar Merah putih lantai 1 Atas RSUD Kabupaten
Sidoarjo
j. Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Ruangan Mawar Merah putih Lantai 1
RSUD Kabupaten Sidoarjo
Tabel 3. 8 Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Ruangan Mawar Merah putih Lantai 1
RSUD Sidoarjo
Nama Jabatan Kepala Perawat Instalasi Rawat Inap
Unit Kerja IRNA Mawar Merah putih lantai 1
Atasan Langsung Kepala Instalansi Rawat Inap
B. Fungsi Pengorganisasian
1. Membuat daftar dinas tenaga perawat dan non perawat
2. Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan
3. Mengkoordinasikan semua kegiatan pelayanan keperawatan dan
administrasi di instalasi rawat inap
4. Mendelegasikan tugas kepada Perawat Primer saat Kepala Perawat tidak
ada di tempat
5. Melakukan identifikasi maslah dan penanganannya
C. Fungsi Pelaksanaan
53
1. Melaksanakan pengarahan kepada Perawat Primer dan Perawat Pelaksana
tentang penugasan
2. Memberikan informasi penting yang berhubungan dengan asuhan
keperawatan pasien
3. Melibatkan semua staf mulai awal sampai akhir pelayanan
4. Membimbing staf yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya
5. Meningkatkan kolaborasi dengan PPA lainnya
6. Memberikan Orientasi tenaga baru dan mahasiswa baru
7. Memberikan bimbingan keperawatan tentang pelayanan keperawatan pada
semua staf
D. Fungsi Pengawasan
1. Melakukan supervisi dan penilaian kinerja staf
2. Monitoring dan evaluasi pelayanan keperawatan
3. Memantau kelengkapan dokumentasi rekam medik
4. Melakukan pengendalian mutu pelayanan di unit
Tugas Tambahan 1. Sebagai anggota kelompok kerja akreditasi
2. Sebagai instruktur Klinik Rawat Inap
Tanggung Jawab Dalam melaksanakan tugas secara teknis profesi bertanggung jawab kepada
bidang keperawatan
Wewenang 1. Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan
2. Memberi petunjuk dan arahan kepada bawahan
3. Mengawasi, mengendalikan, dan menilai pendayagunaan staf, sarana
prasarana dan mutu asuhan keperawatan di instalasi rawat inap
54
k. Tugas Pokok dan Fungsi Perawat Primer Mawar Merah putih Lantai 1
RSUD Kabupaten Sidoarjo
Tabel 3. 9 Tugas Pokok dan Fungsi Perawat Primer Mawar Merah putih Lantai 1
RSUD Kabupaten Sidoarjo
B. Fungsi Pengorganisasian
1. Mengkomunikasikan dan mengoordinasikan pelayanan yang di
berikan oleh disiplin lain maupun perawat lain
2. Mengelola asuhan / pelayanan keperawatan di ruang rawat inap
3. Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan tim kesehatan lain
4. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan bimbingan kepada
perawat / bidan baru maupun mahasiswa
C. Fungsi Pelaksanaan
1. Menerima pasien baru dan mengkaji kebutuhan pasien secara
komprehensif
2. Membuat tujuan dan rencana keperawatan
3. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh Profesional Pemberi Asuhan
4. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai
5. Membuat assesmen perencanaan pasien pulang
6. Melakukan perencanaan pasien pulang
D. Fungsi Pengawasan
1. Melakukan verifikasi hasil pengkajian keperawatan oleh PA
2. Bertanggung Jawab terhadap kebenaran kelengkapan Rekam
Medis
3. Melakukan Evaluasi kegiatan asuhan pelayanan keperawatan
4. Melakukan supervisi berjenjang sesuai jadwal yang di tetapkan
Tugas Tambahan 1. Sebagai Preseptorship di Ruang rawat inap
2. Sebagai staf pengumpul data
3. Sebagai anggota Tim Akreditasi
4. Sebagai IPCLN
Tanggung Jawab Bertanggung jawab kepada Kepala Perawat Instalasi Rawat Inap
dalam hal :
55
1. Bertanggung jawab terhadap kebenaran pengkajian
data,diagnosa keperawatan dan rencana keperawatan;
2. Bertanggung jawab terhadap kebenaran pelayanan asuhan
keperawatan,tindakan keperawatan ,evaluasi, resume
keperawatan dan dokumrntasi keperawatan;
3. Bertanggung jawab terhadap kebenaran dan ketepatan
pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada pasien dan
keluarga;
4. Bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan pelayanan
keperawatan / kesehatan paada pasien serta berkolaborasi
dengan tim kesehatan lain;
5. Bertanggung jawab terhadap kelengkapan dan kebenaran
informasi kepada pasien tentang dokter dan perawat yang
bertanggung jawab pada hari itu;
6. Bertanggung jawab terhadap kelengkapan dan kebenaran isi
dokumen asuhan keperawatan;
7. Bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kelengkapan
laporan dan dokumentasi asuhan keperawatan.
56
l. Tugas Pokok dan Fungsi Perawat Pelaksana Mawar Merah putih Lantai 1
RSUD Kabupaten Sidoarjo
Tabel 3. 10 Tugas Pokok dan Fungsi Perawat Pelaksana Mawar Merah Putih Lantai
1 RSUD Kabupaten Sidoarjo
Nama Jabatan Perawat Assosiate di Instalasi Rawat Inap
Unit Kerja IRNA Mawar Merah putih lantai 1
AtasanLangsung Kepala Perawat Instalasi Rawat Inap
Perawat Primer
Bawahan Langsung -
Tugas Pokok Membantu Perawat Primer dalam melakukan kegiatan asuhan /
pelayanan dan tindakan keperawatan di ruang rawat inap guna
meningkatkan mutu pelayanan Keperawatan
Fungsi A. Fungsi Perencanaan
1. Menyiapkan peralatan keperawatan dan medis agar selalu
dalam keadaan siap pakai
2. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuan
C. Fungsi Pengawasan
1. Evaluasi asuhan keperawatan pada status rekam medik
2. Membuat catatan di buku bantu timbang terima
3. Cek iventaris ruangan
Tugas Tambahan 1. Membantu helper dalam melaksanakan kegiatan mengantar
dan mengambil pasien dari ruangan lain
2. Mengambil alat-alat instrumen ke CSSD
Tanggung Jawab Bertanggung jawab kepada Kepala Perawat Instalasi rawat inap
terhadap:
1. Kebenaran dan ketepatan dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai standar
2. Kebenaran dan ketepatan dalam mendokumentasikan
pelaksanaan asuhan keperawatan / kegiatan lain yang
dilakukan
57
Wewenang Dalam melaksanakan tugasnya perawat pelaksana mempunyai
wewenang sbb:
1. Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan
2. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien / keluarga
pasien sesuai kemampuan dan batas kewenangannya
Persyaratan Jabatan 1. Pegawai PNS /Pegawai BLUD Non PNS RSUD Kab.
Sidoarjo
2. Pendidikan D3 Keperawatan, S1 Keperawatan
3. Sehat jasmani dan rohani
Sumber : Data Ruangan Mawar Merah putih lantai I (Januari, 2023)
m. Alur Pelayanan Ruang Mawar Merah putih lantai 1 Desember Tahun 2022
Instalasi Rawat Inap Mawar Merah putih lantai 1 menerima pasien
dari IGD, Rawat Jalan, ruang rawat inap lainnya. Pasien yang datang dari
IGD/IRJ akan melakukan pendaftaran melalui admisi dengan mengisi
general consent yang sudah ditetapkan. Saat pasien di rawat inap, pasien
akan mendapatkan pelayanan dari semua PPA (Profesional Pemberi
Asuhan) : Dokter, Perawat, Ahli Gizi, Ahli Farmasi, dan Fisioterapi. Untuk
menegakkan diagnosis, maka pasien dilakukan pemeriksaan penunjang dan
diberikan terapi serta tindakan sesuai dengan kebutuhan pasien. Setelah
melakukan perawatan pasien akan dinyatakan keluar Rumah Sakit dengan
catatan keluar Rumah Sakit sembuh, pulang paksa, dirujuk, atau meninggal.
Atas Permintaan
PULANG
Sendiri
Gambar 3. 3 Alur Pelayanan
Sumber : Data Ruangani ruang rawat inap kelas III Mawar Merah putih lantai 1
RSUD Kabupaten Sidoarjo
58
59
n. Pengaturan Ketenagaan
Berikut ini akan di paparkan beberapa pedoman dalam penghitungan
kebutuhan tenaga keperawatan di ruang rawat inap (Depkes RI, 2005)
Kebutuhan tenaga keperawatan harus memperhatikan unit kerja yang
ada di rumah sakit. Beberapa model pendekatan yang dapat dipergunakan
dalam penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
berdasarkan klasifikasi pasien, cara penghitungan berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus.
Bagi pasien rawat inap, standar waktu pelayanan pasien antara lain:
1) Perawatan minimal memerlukan waktu : 1-2 jam/ 24 jam
2) Perawatan intermediate memerlukan waktu : 3-4 jam/ 24 jam
3) Perawatan maksimal/ total memerlukan waktu : 5-6 jam/ 24 jam
60
pasien memerlukan observasi tanda-tanda vital setiap dua jam,
menggunakan selang nasogastrik (NGT), menggunakan terapi
intravena, pemakaian alat penghisap (Suction) dan kadang pasien dalam
kondisi gelisah / disorientasi.
279
= 9,24 orang = 9 orang
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk perhari bertugas di
Ruang Mawar Merah putih lantai 1 Lantai I adalah 30 orang + 1
struktural (Kepala Ruangan) + 9 orang lepas dinas = 40 orang
Tabel 3. 12 Perhitungan Jumlah Perawatan Pada Tanggal 10 Januari
2023
Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat Jumlah Pagi Sore Malam
Ketergantun Pasien
gan
Minimal 15 15x0,17=2,55 15x0,14=2,1 15x0,07=1,05
61
Parsial 35 35x0,27=9,45 35x0,15=5,25 35x0,10=3,5
Total 4 4x0,36=1,44 4x0,03=0,12 4x0,20=0,8
Jumlah 54 13,44 7,47 5,35
19 12 12
62
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk per hari bertugas di
Ruang Mawar Merah putih lantai 1 Lantai I adalah 35 orang + 1
struktural (Kepala Ruangan) + 11 orang lepas dinas = 47 orang
Berdasarkan hasil perhitungan jumlah tenaga perawat yang
dibutuhkan dengan metode Douglas didapatkan kesimpulan bahwa
jumlah tenaga perawat yang sudah ditetapkan di Ruang Mawar
Merah putih lantai 1 Lantai I RSUD Sidoarjosesuai dengan
metode douglas.
b. Menurut Gillies
𝐴𝑥𝐵𝑥𝐶 𝐹
Rumus : (𝐶−𝐷)𝑥𝑥𝐸 = =𝐻
𝐺
Keterangan :
A : Rata-rata jumlah perawat / pasien / hari
B : Rata-rata jumlah pasien/hari
C : Jumlah hari/tahun
D : Jumlah hari libur masing-masing perawat/tahun
E : Jumlah hari kerja masing-masing perawat
F : jumlah jam perawatan yang diberikan perawat/tahun
G : Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat/tahun
H : Jumlah perawatyang di butuhkan untuk unit tersebut
Sumber : Nursalam, 2017
Tingkat ketergantungan klien dan kebutuhan tenaga keperawatan
dengan metode Gillies di Ruang Mawar Merah putih lantai 1 Lantai
I hari Senin, 9 Januari 2023
1) Menentukan jam keperawatan yang dibutuhkan pasien per hari di
rawat inap kelas III Mawar Merah putih lantai 1 Lantai I (9 Januari
2023)
a) Keperawatan langsung:
Keperawatan mandiri 37 x 2 jam = 74
Keperawatan parsial 29 x 3 jam = 87
Keperawatan total 4 x 6 jam = 24
Jumlah = 185 jam
b) Keperawatan tidak langsung : 70 pasien x 1 jam = 70 jam
63
c) HE (Health Education) dan Penyuluhan Kesehatan = 70 orang
klien x 15 menit = 1.050 menit (17,5 jam)
d) Total jam secara keseluruhan adalah 120 jam + 70 jam + 17,5
jam = 207,5 jam/hari
e). Jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien perhari
adalah 207,5 jam : 70 pasiem = 2,96 jam/hari
f). Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan
tersebut adalah langsung dengan menggunakan rumus gillies di
atas , sehingga didapatkan hasil sebagai berikut :
𝐴𝑋𝐵𝑋𝐶 𝐹
= =𝐻
(𝐶 − 𝐷 )𝑋 𝐸 𝐺
Keterangan :
A = rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B = rata-rata jumlah pasien/hari (BOR x jumlah tempat tidur)
C = jumlah hari/tahun
D = jumlah hari libur masing-masing perawat
E = jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = jumlah jam perawatan yang diberikan perawat pertahun
G = jumlah jam kerja efektif per tahun
H = jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
Menghitung B rata-rata jumlah pasien/hari (BOR x jumlah
tempat tidur)
Diket :
O : 70
A : 74
BOR = 0/A x 100% = 70/74x100% = 0,94 %
Kesimpulan : BOR dalam batas normal
Maka B = BOR x Jumlah Tempat Tidur
= 0,94 x 74
= 70
Maka : 2,96 x 70 x 365 = 75.628 = 30,693
(365-57) x 8 jam 2.464
Dibulatkan menjadi = 31
64
Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan di satu unit harus
ditambah 20% (untuk antisipasi kekurangan/cadangan)
20% x 31 orang = 6 orang
Jadi, jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 31
orang + 6 orang = 37 orang/hari
65
G = jumlah jam kerja efektif per tahun
H = jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
a) Pengkajian tanggal 10 Januari 2023
Menghitung B rata-rata jumlah pasien/hari (BOR x jumlah
tempat tidur)
Diket :
O : 54
A : 74
BOR = 0/A x 100% = 54/74x100% = 0,72 %
Kesimpulan : BOR dalam batas normal
Maka B = BOR x Jumlah Tempat Tidur
= 0,72 x 74
= 53
Maka : 4,49x 53 x 365 = 86.85 = 35,247
(365-57)x8 jam 2.464
Dibulatkan menjadi = 35
Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan di satu unit harus
ditambah 20% (untuk antisipasi kekurangan/cadangan)
20% x 35 orang = 7 orang
Jadi, jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 35
orang + 7 orang = 42 orang/hari
3) Menentukan jam keperawatan yang dibutuhkan pasien per hari di
rawat inap kelas III Mawar Merah putih lantai 1 Lantai I (11 Januari
2023)
g) Keperawatan langsung:
Keperawatan mandiri 20 x 2 jam = 40
Keperawatan parsial 38 x 3 jam = 114
Keperawatan total 5 x 6 jam = 30
Jumlah = 184 jam
h) Keperawatan tidak langsung : 63 pasien x 1 jam = 63 jam
i) HE (Health Education) dan Penyuluhan Kesehatan = 63 orang
klien x 15 menit = 945 menit (15,75 jam)
66
j) Total jam secara keseluruhan adalah 184 jam + 63 jam + 15,75
jam = 262,75 jam/hari
k) Jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien
perhari adalah 262,75 jam : 63 pasiem = 4,17 jam/hari
l) Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada
ruangan tersebut adalah langsung dengan menggunakan rumus
gillies di atas , sehingga didapatkan hasil sebagai berikut :
𝐴𝑋𝐵𝑋𝐶 𝐹
= =𝐻
(𝐶 − 𝐷 )𝑋 𝐸 𝐺
Keterangan :
A = rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B = rata-rata jumlah pasien/hari (BOR x jumlah tempat tidur)
C = jumlah hari/tahun
D = jumlah hari libur masing-masing perawat
E = jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = jumlah jam perawatan yang diberikan perawat pertahun
G = jumlah jam kerja efektif per tahun
H = jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
b) Pengkajian tanggal 10 Januari 2023
Menghitung B rata-rata jumlah pasien/hari (BOR x jumlah
tempat tidur)
Diket :
O : 63
A : 74
BOR = 0/A x 100% = 63/74x100% = 0,85 %
Kesimpulan : BOR dalam batas normal
Maka B = BOR x Jumlah Tempat Tidur
= 0,85 x 74
= 63
Maka : 4,17 x 63 x 365 = 95,889 = 38,915
(365-57)x8 jam 2.464
Dibulatkan menjadi = 39
67
Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan di satu unit harus
ditambah 20% (untuk antisipasi kekurangan/cadangan)
20% x 39 orang = 8 orang
Jadi, jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 39
orang + 8 orang = 47 orang/hari
o. BOR Harian Pasien di Ruang Mawar Merah putih lantai 1 pada tanggal 09
- 11 Januari 2023)
Tabel 3. 14 Bor Pasien di Ruang Mawar Merah putih lantai 1 Lantai I Pada
Tanggal 09 -11 Januari 2023
68
1 Kurang 0 0%
2 Cukup 11 16%
3 Baik 26 38%
4 Sangat Baik 32 46%
Jumlah 69 100%
69
3.3 MATERIAL (M2-Sarana Dan Prasarana)
70
c. Denah Ruang Rawat Inap kelas 3 Mawar Merah putih lantai 1
Lift Ruan
A B C D E Ruang
Pearwat
Ruang
perawat
F
g
sayap sayap
1-4 1-4 1-4 1-4 1-4 timur selatan
1-4 Line
n
Pintu masuk Koridor
Lift
Administrasi
1-3
G
Ruang
1-3
H
Tangga
AREA TAMAN
1-3
I
sayap barat
perawat
Ruang
1-3
Koridor
J
Koridor
1-3
K
HCU
1-5
MUSHOLLA
1-3
L
PENUNGGU
1-3
U
PASIEN
1-3
M
1-3
T
Koridor
1-3
N
Gerbang S R Q P
menuju
parkiran 1-3 1-3 1-3 1-3
1-3
karyawan
Gambar 3. 4 Denah Ruangan
Sumber: Hasil Pengkajian di Ruang Mawar Merah putih lantai 1 tanggal 9-11 Januari 2023
3. Data tempat tidur pasien
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 09-11 Januari 2023,
didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur Ruang Rawat Inap Mawar
Merah putih lantai 1 adalah 74 tempat tidur dengan rincian sebagai berikut:
a) Jumlah bed di ruang rawat inap Mawar Merah putih lantai 1 adalah 74
bed.
71
b) Ruang rawat A hingga F memiliki masing-masing 4 tempat tidur dan
ruang rawat G hingga U memiliki masing-masing 3 tempat tidur, serta
HCU dengan 5 tempat tidur
Tabel 3. 16 Data Tempat Tidur Pasien Tanggal 9-11 Januari 2023
NO Tanggal Kapasitas Bed Jumlah bed Terpakai Perhitungan Bor
9 Januari 2023
1 74 Bed 70 Bed 70/74x100%=94%
2 10 Januari 2023 74 Bed 54 Bed 54/74x100%=72%
3 11 Januari 2023 74 Bed 63 Bed 63/74x100%=85%
Total 251%
∑ BOR 83%
72
Kamar A Kamar D
1. Bed :4 1. Bed :4
2. Kursi :4 2. Kursi :4
3. Standard Infus :4 3. Standard Infus :4
4. Overbed Cabinet :4 4. Overbed Cabinet :4
5. AC :1 5. AC :1
6. Kipas Angin :2 6. Kipas Angin :2
7. Jemuran :1 7. Jemuran :1
8. Urinal :2 8. Urinal :1
9. Pispot :1 9. Pispot :1
10. Baskom seka :- 10. Baskom seka :-
11. Exhaust Fan :3 11. Exhaust Fan :3
12. Oksigen Sentral :4 12. Oksigen Sentral :4
13. Wastefel :1 13. Wastefel :1
Kamar B
1. Bed :4 Kamar E
2. Kursi :4
1. Bed :4
3. Standard Infus :4 2. Kursi :4
4. Overbed Cabinet :4 3. Standard Infus :4
5. AC :1
4. Overbed Cabinet :4
6. Kipas Angin :2 5. AC :1
7. Jemuran :1 6. Kipas Angin :1
8. Urinal :2 7. Jemuran :1
9. Pispot :1 8. Urinal :2
10. Baskom seka :- 9. Pispot :1
11. Exhaust Fan :3 10. Baskom seka :-
12. Oksigen Sentral :4 11. Exhaust Fan :3
13. Wastefel :1 12. Oksigen Sentral :4
13. Wastefel :1
Kamar C
1. Bed :4 Kamar F
2. Kursi :4 1. Bed :4
3. Standard Infus :4 2. Kursi :4
4. Overbed Cabinet :4 3. Standard Infus :4
5. AC :1 4. Overbed Cabinet :4
6. Kipas Angin :2 5. AC :1
7. Jemuran :1 6. Kipas Angin :2
8. Urinal :3 7. Jemuran :1
9. Pispot :1 8. Urinal :1
10. Baskom seka :1 9. Pispot :1
11. Exhaust Fan :3 10. Baskom seka :-
12. Oksigen Sentral :4 11. Exhaust Fan :3
13. Wastefel :1 12. Oksigen Sentral :3
13. Wastefel :1
73
Kamar G Kamar J
1. Bed :3 1. Bed :3
2. Kursi :3 2. Kursi :3
3. Standard Infus :3 3. Standard Infus :3
4. Overbed Cabinet :3 4. Overbed Cabinet :3
5. AC :1 5. AC :1
6. Kipas Angin :1 6. Kipas Angin :2
7. Jemuran :1 7. Jemuran :1
8. Urinal :2 8. Urinal :1
9. Pispot :2 9. Pispot :1
10. Baskom seka :- 10. Baskom seka :-
11. Exhaust Fan :3 11. Exhaust Fan :3
12. Oksigen Sentral :3 12. Oksigen Sentral :2
13. Wastefel :1 13. Wastefel :1
Kamar H
Kamar K
1. Bed :3
2. Kursi :3 1. Bed :3
3. Standard Infus :3 2. Kursi :3
4. Overbed Cabinet :3 3. Standard Infus :3
5. AC :1 4. Overbed Cabinet :3
6. Kipas Angin :1 5. AC :1
7. Jemuran :1 6. Kipas Angin :2
8. Urinal :2 7. Jemuran :1
9. Pispot :- 8. Urinal :2
10. Baskom seka :- 9. Pispot :1
11. Exhaust Fan :3 10. Baskom seka :-
12. Oksigen Sentral :3 11. Exhaust Fan :3
13. Wastefel :1 12. Oksigen Sentral :3
13. Wastefel :1
14. Wastefel :1
Kamar I
1. Bed :3
Kamar L
2. Kursi :3
3. Standard Infus :4 1. Bed :3
4. Overbed Cabinet :3 2. Kursi :3
5. AC :1 3. Standard Infus :3
6. Kipas Angin :2 4. Overbed Cabinet :3
7. Jemuran :1 5. AC :1
8. Urinal :2 6. Kipas Angin :1
9. Pispot :- 7. Jemuran :1
10. Baskom seka :2 8. Urinal :2
11. Exhaust Fan :3 9. Pispot :-
12. Oksigen Sentral :3 10. Baskom seka :2
13. Wastefel :1 11. Exhaust Fan :3
12. Oksigen Sentral :3
13. Wastefel :1
74
Kamar M Kamar P
1. Bed :3 1. Bed :3
2. Kursi :3 2. Kursi :3
3. Standard Infus :3 3. Stabdar Infus :3
4. Overbed Cabinet: :3 4. Overbed Cabinet :3
5. AC :1 5. AC :1
6. Kipas Angin :- 6. Kipas Angin :2
7. Jemuran :1 7. Jemuran :1
8. Urinal :2 8. Urinal :2
9. Pispot :- 9. Pispot :1
10. Baskom seka :- 10. Baskom Seka :-
11. Exhaust Fan :3 11. Exhaust Fan :3
12. Oksigen Sentral :3 12. Oksigen Sentral : 3
13. Wastefel :1 13. Wastefel :1
Kamar N Kamar Q
1. Bed :3 1. Bed :3
2. Kursi :3 2. Kursi :3
3. Stabdar Infus :3 3. Stabdar Infus :3
4. Overbed Cabinet :3 4. Overbed Cabinet :3
5. AC :1 5. AC :1
6. Kipas Angin :1 6. Kipas Angin :2
7. Jemuran :1 7. Jemuran :1
8. Urinal :2 8. Urinal :3
9. Pispot :1 9. Pispot :1
10. Baskom Seka :1 10. Baskom Seka :-
11. Exhaust Fan :3 11. Exhaust Fan :3
12. Oksigen Sentral :3 12. Oksigen Sentral :3
13. Wastefel :1 13. Wastefel :1
Kamar O Kamar R
1. Bed :3 1. Bed :3
2. Kursi :3 2. Kursi :3
3. Stabdar Infus :4 3. Standar Infus :4
4. Overbed Cabinet :3 4. Overbed Cabinet :3
5. AC :1 5. AC :1
6. Kipas Angin :2 6. Kipas Angin :1
7. Jemuran :1 7. Jemuran :1
8. Urinal :2 8. Urinal :2
9. Pispot :1 9. Pispot :1
10. Baskom Seka :- 10. Baskom Seka :-
11. Exhaust Fan :3 11. Exhaust Fan :3
12. Oksigen Sentral :3 12. Oksigen Sentral :3
13. Wastefel :1 13. Wastefel :1
75
Kamar S HCU
1. Bed :3
1. Bed :5
2. Kursi :3 2. Kursi :5
3. Stabdar Infus :3 3. Standar Infus :5
4. Overbed Cabinet :3 4. Overbed Cabinet :5
5. AC :1 5. AC :2
6. Kipas Angin :2 6. Kipas Angin :2
7. Jemuran :1 7. Jemuran :2
8. Urinal :1 8. Pispot :2
9. Pispot :1 9. Urinal :2
10. Baskom Seka :- 10. Baskom Seka :-
11. Exhaust Fan :3 11. Exhaust fan :2
12. Oksigen Sentral :3 12. Monitor :5
13. Wastefel :1
13. Bak Mandi :1
14. Wastafel :2
Kamar T 15. Tempat Sampah :1
1. Bed :3 16. Oksigen Sentral :5
2. Kursi :3 17. Overbed table :5
3. Stabdar Infus :3 18. Wastefel :1
4. Overbed Cabinet :3
5. AC :1
6. Kipas Angin :2
7. Jemuran :1
8. Urinal :2
9. Pispot :-
10. Baskom Seka :-
11. Exhaust Fan :3
12. Oksigen Sentral :3
13. Wastefel :1
Kamar U
1. Bed :3
2. Kursi :3
3. Stabdar Infus :3
4. Overbed Cabinet :3
5. AC :1
6. Kipas Angin :2
7. Jemuran :1
8. Urinal :2
9. Pispot :1
10. Baskom Seka :-
11. Exhaust Fan :3
12. Oksigen Sentral :3
13. Wastefel :1
76
b. Fasilitas untuk petugas kesehatan, meliputi :
Berdasarkan pengkajian pada tanggal 09-11 Januari 2023 pasien di
Ruang Rawat Inap Mawar Merah putih lantai 1 dilengkapi fasilitas
sebagai berikut :
1) Nurse Station uatama terletak di sayap Timur namun ruangan
perawat terbagi menjadi 3 ruangan, yaitu 2 ruangan di sebelah
timur dan 1 ruangan disebelah utara. Ruang perawat yang berada
di belakang nurse station bertugas mengelola ruangan sayap timur
ruang perawat yang berada di samping nurse station mengelola
ruangan sayap bagian selatan sedangkan ruang perawat di sayap
utara bertugas mengelola ruangan sayap utara dan barat.
2) Kamar mandi khusus perawat terdapat di masing-masing ruangan
perawat.
3) Ruang staff dokter menjadi 1 dengan ruang perawat
4) Ruang linen di samping kamar rawat inap F
5) Musholla petugas berada di ruangan perawat sayap timur.
c. Peralatan dan fasilitas
1) Fasilitas Non Medis
Tabel 3. 17 Data Fasilitas Non Medis di Ruang Mawar Merah putih lantai 1
RSUD Sidoarjo
TOTAL
No Nama Barang
Layak Tidak Layak
1 AC 1 PK 1
2 AC 2 PK 25
3 AC 1 PK
4 AC 2 PK 2
5 Almari kayu 9
6 Almari kabinet 5
Almari kabinet
7 besar
8 Almari pasien 70
9 Almari obat 5
10 Almari formulir 2
11 Almari kecil 2
12 Almari stainless 1
13 Almari es makanan 2
77
14 Almari es obat 1
15 Aerocom 1
16 Almari kebakaran
17 CPU 6
18 Dispenser 2
19 Exhaust 49
20 Foto copy 1
21 Gayung 26
22 Jemuran 23
23 Jam dinding 4
Kipas angin
24 dinding 45
25 Kipas angin berdiri 1
26 Komputer 7
27 Kursi 97
28 Ketel 1
29 Laptop 3
30 Meja 1/2 biro 5
Meja kaca
31 melingkar 1
32 Meja kaca 2
33 Meja pasien 3
34 Meja panjang 1
35 Magnehelic
36 Printer 4
37 Perforator 5
38 Penghancur kertas
39 Spilkit 3
40 Telpon 5
Sumber: Data Inventaris Ruang Mawar Merah Putih lantai 1 RSUD Sidoarjo Desember
2022
Berdasarkan hasil pengkajian observasi didapatkan
informasi bahwa di Ruang Mawar Merah putih lantai 1 , terdapat
kamar mandi di masing-masing ruangan oerawat serta 1 wastafel.
Berdasarkan hasil pengkajian observasi didapatkan
informasi bahwa di Ruang Mawar Merah putih lantai 1 , ruang
pasien setiap kamar terseda 1 kamar mandi dilengkapi dengan bak
mandi 1, WC, 2 urinal, 1 pispot, 2 baskom untuk seka, 1 unit
wastafel dan tempat jemur pakaian. Namun di beberapa kamar
tampak adanya sampah bekas alat mandi di wastafel dan pakaian
yang menunpuk di gantungan pakaian yang telah disediakan, setiap
78
tempat tidur pasien sudah tersedia titik oksigen sentral dan
terpasang AC dan kipas angin, serta adanya 3 exhaust fan pada
masing-masing kamar. Namun pada kamar M tidak ada exhaust fan.
Ditemukan exhaust fan yang tidak menyala di beberapa kamar.
Standart infus berjumlah sesuai dengan jumlah tempat tidur.
Tampak barangb barang pasien yang tidak dimasukkan kedalam
cabinet dan tidak tersusun rapi disekitar bed.
2) Fasilitas Medis
Tabel 3. 18 Peralatan Medis di Ruang Mawar Merah putih lantai 1 RSUD
Sidoarjo
Kondisi
No Nama Barang
Layak Tidak Layak
1 Ambubag/BVM 2 1
2 Aerocom 1 -
3 Bed Electrik 5 -
4 Bed 3 Crank 52 -
5 Bed 2 Crank 21 2
6 Bed Biru - 9
7 Bed Besi 2 -
8 Bed Mak - -
9 Bengkok 2 -
10 Baki 6 -
11 Baskom - -
12 Brankard 4 -
13 Dressing Car 6 -
14 Dokker Transport Ppatient 1 -
15 Ecg 1 1
16 Examination Lamp - -
17 Fire Marshall 1 -
18 Film Viewer 3 -
19 Gda Acutren 1 -
20 Hummer 1 -
21 Hepafilter 4 -
22 Hfnc - -
23 Infus Pump 2 -
24 Kursi Roda 2 -
25 Kasur Angin 5 1
26 Magnehelic - -
27 Manometer 2 Sentral 75 -
79
Manometer O2 Tabung
28 2 -
Kecil
29 Martin 1 -
30 Meja ECG 1 -
31 Meja Visite 2 -
32 Monitor Bed Side 5 -
33 Monitor Central - -
34 Nebulazer 8 -
35 Oxymetri 3 -
36 Penlight 6 -
37 Printer Monitor 1 -
38 Pispot 22 -
39 Stetoskop 9 1
40 Stetoskop Panjang 1 -
41 Headset Stetoskop 2 -
42 Syring Pump 11 5
43 Suction 1 -
44 Tensimeter Digital 1 -
45 Tensimeter 6 -
46 Thermogun 1 4
47 Tiang Infus 75 -
48 Timbangan Badan - -
49 Trolley Emergency -
50 Trolley Obat 4 -
51 Trolley Obat Kuning 2 -
52 Urinal 44 -
53 Vena Viewer - -
54 Ventilitator - -
55 Cpap - -
56 Wsd 1 -
57 Tabung O2 Kecil - -
Sumber: Data Inventaris Ruang Mawar Merah putih lantai 1 RSUD Sidoarjo Desember
2022
Berdasarkan hasil pengkajian dan data yang diperoleh dari petugas di Ruang
Mawar Merah putih lantai 1 RSUD Sidoarjo pada tanggal 9-11 januari 2023
didaptkan data fasilitas dan perlengkapan medis di Ruang Mawar Merah putih
lantai 1 sudah cukup baik namun diharapkan beberapa alat yang rusak dapat segera
diperbaiki atau diganti demi lancarnya pemberian pelayanan kesehatan di Ruang
Mawar Merah putih lantai 1 RSUD Sidoarjo.
Semua inventaris sudah terdata dengan baik. Sebagian besar kondisi
peralatan saat ini baik dan dapat digunakan, semua perawat ruangan mampu
80
menggunakan sarana dan prasarana yang ada dengan baik, penyimpanan alat sudah
tertata dengan rapi. Setiap alat yang digunakan di ruangan, telah memiliki SOP
masing-masing. Jika ada kerusakan alat kepala ruangan mengajukan ke Instalasi
Pemeliharaan Sarana (IPS) atau ke Instalasi Pemeliharaan Elektromedia (IPE). Hal
ini sudah bagus dan perlu dipertahankan untuk menunjang pelayanan di Ruang
Mawar Merah putih lantai 1 RSUD Sidoarjo.
5. Administrasi Penunjang Ruang Mawar Merah putih lantai 1
a. Buku rekam medis
b. Lembar dokumentasi
c. Buku timbang terima
d. Buuku visite
e. Buku laboratorium
f. Buku harian morning report
g. Buku bon tabung laboratorium
h. Buku inventaris
i. Buku TTV
j. Buku laboratorium
k. Lembar medikasi
l. Buku forensik
m. Buku catatan evaluasi sterilisasi
n. Buku laporan sarana dan prasarana (IPE)
o. Buku kerusakan alat medis (ISE)
p. APAR
q. Tempat sampah
r. Kursi penunggu pasien
s. Wastafel
t. Handrub
a. Alur Permintaan Kebuutuhan Logistik di Ruang Rawat Inap Mawar Merah
putih lantai 1
1. Permintaan kebutuhan logistic non medis, seperti alat tulis kantor dan
alat kebersihan
81
Form permintaan
Serahkan form yang sudah di ACC
Tulis permintaan
barang di form permintaan dibawa ke gudang
permintaan barang
barang ke unit umum untuk
Form permintaan pengadaan
barang dicopy
untuk ACC
untuk arsip ruangan
Gambar 5.1 Alur Permintaan Logistik Non Medis IRNAMawar Merah Putih Lantai 1
Form permintaan
Tulis permintaan
yang sudah di ACC
barang di form
Form dibawa ke gudang
permintaan barang
permintaan floor stock untuk
barang dibawa pengambilan barang
Form permintaan
ke IPE untuk di
barang dicopy untuk ACC
arsip
Gambar 5.2 Alur Permintaan Logistik Medis IRNA Mawar Merah Putih Lantai 1
82
3.4 METHOD (M3-Metode)
83
terbebani karena pekerjaan dapat tersusun dengan sistematis. Menurut
mereka, model MAKP Moduler yang digunakan di ruangan sudah
mempunyai standart asuhan keperawatan dan mempunyai protab / SOP
setiap tindakan.
Data yang diperoleh dari pengkajian tentang mekanisme
pelaksanaan model asuhan keperawatan didapatkan bahwa komunikasi
antara tenaga medis dan tenaga non medis terlaksana cukup baik, seperti
komunikasi antar perawat dan dokter saat visite dokter dengan
menggunakan tekhnik SOAP, komunikasi dengan apoteker, dan
komunikasi dengan tenaga administrasi. Sedangkan, komunikasi antar
profesi perawat cukup baik dengan rencana asuhan keperawatan antar
shift berkelanjutan serta komunikasi yang baik antara perawat primer,
perawat penanggung jawab shift dan perawat associate.
Kesimpulan dari hasil pengkajian adalah di Ruang Rawat Inap Kelas
III Mawar Merah Putih lantai 1 pelaksanaan MAKP sudah berjalan
cukup baik dengan menggunkan model keperawatan Moduler (model
Tim dan Primary) seperti melakukan timbang terima menggunakan buku
timbang terima dengan format yang sesuai dengan standart rumah sakit
dan pembagian kelolaan pasien pada setiap perawat karena terjalin
komunikasi yang baik antar perawat dengan menggunakan tekhnik
SBAR, antar perawat dan tim medis lain, antar perawat dan tim non
medis serta rencana asuhan keperawatan antar shift berkelanjutan.
Tabel 3. 19 kuesioner MAKP perawat diruang rawat inap kelas III Mawar
Merah Putih lantai 1 RSUD Sidoarjo
84
b. Penerimaan Pasien Baru
Berdasarkan hasil wawancara yang kami lakukan, tanggal 10 Januari
2023 jam 16.00 WIB. Proses penerimaan pasien baru yang datang di
ruangan ini penerapannya cukup optimal. Penerimaan pasien baru
dilakukan oleh perawat yang ada saat itu, perawat primer tidak
menyambut pasien dikarenakan kesibukan mengerjakan tugas lain
sehingga mendelegasikan kepada perawat assosiate (PA) yang ada saat
itu, terutama perawat yang memiliki ruang kelolaan yang akan ditempati
pasien baru menerima pasien baru yang datang dan untuk mengefisiensi
waktu agar pasien segera masuk ke kamar rawat inap yang telah
ditentukan. Ruang rawat inap kelas III Mawar Merah Putih lantai 1 telah
memiliki format penerimaan pasien baru yang sesuai dengan standart
rumah sakit.
Tabel 3. 20 Kuesioner penerimaan pasien baru diruang rawat inap kelas
III Mawar Merah Putih lantai 1 RSUD Sidoarjo
85
ALUR PENERIMAAN PASIEN BARU
Katim menyiapkan :
1. Lembar pasien masuk RS
2. Lembar format pengkajian pasien
3. Nursing kit
4. Informed cuncent sentralisasi obat
5. lembar tata tertib pasien dan pengunjung
6. lembar tingkat kepuasan pasien
7. tempat tidur pasien baru
Terminasi
Evaluasi
86
c. Sentralisasi Obat
Pada pengkajian tanggal 10 Januari 2023 yaitu perawat
menjelaskan kepada keluarga tentang sentralisasi obat serta meminta
persetujuan keluarga untuk pengelolaan obat sepenuhnya pada
perawat. Segala pemberian obat kepada pasien sudah disiapkan oleh
perawat dengan cara menempatkan obat pasien di loker obat yang
sudah disediakan oleh ruangan dan sudah diberikan nama sesuai
nama pasien dan sesuai nama/nomor tempat pasien dirawat inap.
Kepala ruangan mendukung sentralisasi obat, semua perawat di
Ruang Rawat Inap Kelas III Mawar Merah putih lantai 1 lantai 1,
ikut serta melakukan sentralisasi obat. Sarana dan prasarana untuk
mengelola sentralisasi obat sudah tersedia.
Sentralisasi obat menggunakan sistem ODD (One day dose
dispensing) serta terdapat lembar medikasi sehingga pemberian obat
tepat waktu. Tidak terdapat perbedaan antara pasien UMUM dengan
pasien BPJS dimana biaya ditanggung di akhir saat pasien
diperbolehkan pulang. dan obat di collecting oleh petugas farmasi
dan keluarga menyelesaikan biaya obat ke farmasi dan apoteker
menjelaskan jenis dan jumlah obat pada keluarga. Setelah itu, obat
datang ke ruangan bersamaan dengan pasien baru dan obat tetap
dikelola penuh oleh perawat, sedangkan bagi pasien yang telah
dirawat inap untuk pengambilan obat obatan selanjutnya diserahkan
kepada perawat. Obat dimasukkan sesuai jam yang telah ditentukan
di lembar medikasi. Selain itu, ketika waktu injeksi, perawat
mencantumkan nama obat, nama pasien dengan etiket yang terlah
tersedia, tak lupa perawat mengonfirmasi ulang nama dan tanggal
lahir pasien sebelum obat diberikan. Jalur sentralisasi obat di Ruang
Rawat Inap Kelas III Mawar Merah Putih lantai 1 pasien umum baru
pada sift pagi dan pasien ansuransi/jaminan baru pada sift pagi.
Sentralisasi obat di Mawar Merah Putih lantai 1 kelas III sudah
dilakukan dengan baik, dengan menggunakan one day dose
dispensing (ODD). Keluarga dan pasien diminta untuk persetujuan
87
sentralisasi obat terlebih dahulu dan sudah terdapat format
pencatatan jenis obat dan jadwal pemberiannya yang terdokumentasi
pada lembar medik.
Tabel 3. 21 Kuesioner sentralisasi obat diruang rawat inap kelas III
Mawar Merah Putih lantai 1 RSUD Sidoarjo
88
dilakukan tepat waktu sesuai pergantian shift, menurut hasil
observasi dan wawancara yang dilakukan tanggal 10 Januari 2023
timbang terima dari shift malam ke pagi dilakukan pada pukul 07.15
WIB dengan dihadiri perawat primer, kemudian untuk timbang
terima dari pagi ke sore di lakukan pada jam 14.30 WIB Terkadang
waktu timbang terima tak menentu dilakukan pada setiap perawat
shift selanjutnya sudah tiba di ruangan. Hal-hal yang disampaikan
dalam timbang terima adalah nama pasien, ruangan, data subjektif,
data objektif, diagnosa medis, diagnosa keperawatan, tindakan yang
dilakukan, tindakan yang belum dilakukan, diaognosa keperawatan,
dan penyampaian masalah pasien terkini, risiko jatuh, tingkat
ketergantungan pasien, serta rencana tindakan yang akan dilakukan
untuk pasien dan menggunakan SOAP komunikasi efektif dengan
dokter yaitu :
S : Subjektif (penyebab utama penyakit, keluhan utama, gejala
penyakit, deskripsi keluhan, dan riwayat penyakit)
O : Objektif (yang terdiri dari hasil observasi kuantitatif, seperti
jarak pandang, palpasi jaringan lunak dan keras, ROM (Range Of
Motion, hasil TTV, penilaian neurologis, dan hasil pemeriksaan)
A : Analisis (kesimpulan dari data subjektif dan objektif)
P : Planning (rencana tinddakan yang akan dilakukan
berdasarkan analisis)
Diruangan, timbang terima menggunakan status pasien.
Apabila ada klarifikasi, langsung tanya jawab di nurse station dan
divalidasi langsung ke pasien yang dilakukan oleh PP atau PJ shift
yang akan dinas. Semua perawat mengetahui hal – hal prinsip
tentang tekhnik penyampaian timbang terima ketika di depan pasien
yang meliputi penggunaan volume suara yang cukup sehingga tidak
mengganggu pasien disebelahnya. Akan tetapi, sesuatu yang
dianggap rahasia disampaikan dengan bahasa medis, tidak selalu ada
interaksi antar pasien saat timbang terima berlangsung, lama
timbang terima bervariasi tergantung kondisi pasien semakin banyak
89
yang dilaporkan semakin lama waktunya. Timbang terima di Ruang
Rawat Inap Mawar Merah Putih lantai 1 kelas III sudah
dilaksanakan dengan baik dengan menggunakan buku timbang
terima yang sudah ada dan sesuai dengan format standar rumah sakit.
Setelah timbang terima perawat menstempel serah terima yang berisi
tanggal, jam, paraf, dan nama perawat. secara garis besarnya antar
perawat mempunyai kerja sama yang baik, dan perawat mempunyai
kesadaran akan adanya tanggung jawab dan tanggung gugat dari
masyarakat sehingga menjadikan perawat memberi pelayanan yang
baik.
Tabel 3. 22 Kuesioner timbang terima diruang rawat inap kelas III
Mawar Merah Putih lantai 1 RSUD Sidoarjo
90
ALUR TIMBANG TERIMA
Rekomendasi tindakan
• Dilanjutkan
• Dihentikan
Sumber : SPO Alur Timbang Terima Ruang Mawar Merah putih lantai 1 lantai 1
RSUD Sidoarjo
e. Supervisi Keperawatan
Hasil pengkajian dengan menggunakan wawancara pada tanggal 10
Januari 2023 didapatkan bahwa kegiatan supervisi di Ruang Rawat Inap
91
Kelas III Mawar Merah Putih lantai 1 RSUD Sidoarjo sudah dilakukan
dengan cukup maksimal. Kepala ruangan mendukung dan melakukan
supervisi. Pada saat wawancara dengan perawat di Ruang Rawat Inap Kelas
III Mawar Merah Putih lantai 1 RSUD Sidoarjo terkadang kepala ruangan
melakukan supervisi secara terjadwal satu bulan sekali oleh kepala ruangan.
Dan dilakukan supervisi secara tidak langsung oleh bidang keperawatan
setiap satu bulan satu kali. Pelaksanaan supervisi di Ruang Rawat Inap Kelas
III Mawar Merah Putih lantai 1 RSUD Kabupaten Sidoarjo yang dilakukan
Kepala Ruangan mengenai kedisiplinan, pengisian berkas dokumentasi
keperawatan, melaporkan peralatan keluar masuk peminjaman alat seperti
monitor TTV, syringe pump, dan melaporkan alat yang rusak, dan
memberikan masukan kepada perawat terkait sentralisasi obat dalam
penempatan sesuai dengan identitas pasien termasuk di kulkas obat harus ada
identitas dengan memberikan plastik agar tidak terdapat kesalahan saat
pemberian obat. Kepala Ruangan selalu memantau dan memberikan masukan
langsung kepada perawat yang bersangkutan secara lisan jika ada kekurangan
dalam tindakan yang dilakukan. Dari pelaksanaan supervisi ini perawat
diharapkan dapat meningkatkan kinerja dalam melakukan asuhan
keperawatan, sehingga membuat RSUD Sidoarjo adalah RS Paripurna dan
menjadi rujukan daerah jawa timur dengan akreditasi internasional.
Gambar 3. 7 Kuesioner supervisi diruang rawat inap kelas III Mawar Merah
Putih lantai 1 RSUD Sidoarjo
ALUR SUPERVISI
Kasi Keperawatan Rawat Inap
92
93
pernah dilakukan dan belum ada format baku untuk ronde keperawatan, dan
masih kesulitan untuk mengumpulkan dari masing-masing profesi dalam 1
waktu. Dokumentasi untuk ronde keperawatan belum tersedia di ruangan
karena masih belum dilakukannya ronde keperawatan, jika ada pasien dengan
keadaan yang kompleks akan di diskusikan saat visite, dengan melibatkan
dokter spesialis, ahli gizi, dan profesional yang terkait. Akan tetapi apabila
kepala ruangan atau perawat ruangan berkonsultasi dengan tim dokter atau
tim gizi selalu dilakukan pendokumentasian di buku rekam medis dan
dilakukan pendokumentasian dengan CPPT (catatan perkembangan pasien
terintegrasi) maupun buku laporan timbang terima perawat ruangan. Kepala
ruangan juga bersedia membantu mahasiswa praktik profesi untuk
mengadakan ronde keperawatan.
94
ALUR RONDE KEPERAWATAN
Persiapan Pasien :
a. Informed Concent
b. Hasil Pengkajian/
Validasi data
TAHAP
PELAKSANAAN
DI NURSE a. Apa masalah & diagnosis
STATION keperawatan?
b. Apa saja data yang
Penyajian
mendukung?
Masalah
c. Bagaimana intervensi yang
sudah dilakukan?
d. Apa hambatan yang
ditemukan?
TAHAP RONDE
DI BED KLIEN
Validasi data di bed
pasien
Lanjutan diskusi di
Nurse Station
Masalah teratasi
95
g. Discharge Planning
Discharge planningatau perencanaan pulang merupakan suatu proses
yang dinamis dan sistematis dari penilaian, persiapan, serta koordinasi yang
dilakukan untuk memberikan kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan
dan pelayanan sosial sebelum dan sesudah pulang. Perencanaan pulang
merupakan bagian penting dari program keperawatan klien yang dimulai
segera setelah klien masuk rumah sakit. Hal ini merupakan suatu proses yang
menggambarkan usaha kerjasama antara tim kesehatan, keluarga, klien, dan
orang yang penting bagi klien sehingga tercipta perawatan yang
berkesinambungan antara perawatan selama dirumah sakit dengan perawatan
setelah dirumah.
Discharge planning di Ruang Rawat Inap Kelas III Mawar Merah putih
lantai 1 RSUD Sidoarjo sudah dilakukan pada semua pasien yang akan pulang
dengan lisan oleh perawat ataupun dokter dan dilampirkan lembar discharge
planning pada buku rekam medik pasien. Proses pelaksanaan discharge
planning dilakukan di nurse station. Format discharge planning sudah ada
dengan isi sesuai dengan standar rumah sakit, meliputi identitas pasien,
tanggal kontrol, aturan diet, obat, perawatan di rumah, aktifitas dan istirahat,
perawatan umum, dan hasil pemeriksaan yang dapat dibawa pulang.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan perawat di Ruang
Rawat Inap Kelas III Mawar Merah Putih lantai 1 RSUD Sidoarjo pada
tanggal 10 Januari 2023, discharge planning sudah dilakukan dengan cukup
baik, dari awal pasien baru masuk keruangan. Pada saat dilakukan tindakan
(injeksi) perawat memberikan HE tentang obat mengenai kegunaan obat,
nama obat dan tanda tangan bukti obat sudah diinjeksikan. Pada saat pulang,
pasien juga diberikan lembar/form discharge planning yang berisi nama
pasien, tanggal masuk, dokter yang merawat, catatan dokter/perawat, diet
khusus, aktivitas, obat-obatan yang diminum, perawatan dirumah, hasil
pemeriksaan penunjang berupa hasil laboratorium tersebut berupa foto copy,
sementara hasil pemeriksaan radiologi diberikan dalam bentuk asli beserta
surat kontrol yang dilakukan oleh perawat primer atau perawat yang saat itu
96
berdinas. Akan tetapi, proses yang harus dilalui sebelum pasien pulang ialah
keluarga pasien harus menyelesaikan bagian administrasi pasien terlebih
dahulu sebelum perawat memberikan perencanaan kepada pihak keluarga
terkait pasien yang akan pulang kemudian perawat dapat melakukan tindakan
lebih lanjut seperti aff infus dan pelepasan gelang indentitas pasien sehingga
pasien sudah diperbolehkan untuk pulang dengan membawa form discharge
planning sebagai surat kontrol kepada dokter yang ada di poli sesuai penyakit
yang diderita pasien. Perawat Ruang Rawat Inap Kelas III Mawar Merah
Putih lantai 1 RSUD Sidoarjo selama proses tersebut menggunakan bahasa
Jawa, dan terkadangbahasa Indonesia saat menyampaikan Isi discharge
planning. Perawat di Ruang Rawat Inap Kelas III Mawar Merah Putih lantai
1 RSUD Sidoarjo memberikan pendidikan kesehatan secara informal
mengenai cara kontrol ke poli sesuai dengan penyakit yang diderita saat
pasien pulang.
Tabel 3. 23 Kuesioner discharge planning diruang rawat inap kelas III Mawar
Merah Putih lantai 1 RSUD Sidoarjo
97
ALUR DISCHARGE PLANNING
Awal
PP membawa status pasien, kemudian mengkaji,
Masuk merencanakan, dan mendelegasikan pada PA
Perencanaan Pulang
h. Dokumentasi Keperawatan
Pendokumentasian yang berlaku di Ruang Rawat Inap Kelas III Mawar
Merah Putih lantai 1 RSUD Sidoarjo adalah sistem POR (Problem Oriented
Record) yaitu suatu model pendokumentasian yang memusatkan data tentang
klien dan di dokumentasikan dan di susun menurut masalah pasien. Sistem
dokumentasi jenis ini mengintegrasikan data mengenai masalah yang di
kumpulkan oleh dokter, perawat, ahli gizi atau tenaga kesehatan lainnya
dalam memberikan pelayanan pada pasien. Model dokumentasi POR
merupakan model doumentasi yang berorientasi pada perkembangan dan
kemanjuan klien.
Di Ruang Rawat Inap Kelas III Mawar Merah Putih lantai 1 RSUD
Sidoarjo dokumentasi dengan sistem POR sudah cukup baik dan
mempermudah kerja perawat. Di ruang Rawat inap kelas III Mawar Merah
Putih lantai 1 RSUD Sidoarjo sudah ada format asuhan keperawatan, adanya
dokumentasi tindakan pada pasien, dan administrasi penunjang. Dokumentasi
asuhan keperawatan yang ada mencakup pengkajian yang menggunakan
SOAP yaitu Subjective (data subjektif), Objective (data objektif), Analysis
(analisa), Planning (perencanaan). Diruang Mawar Merah putih lantai 1
untuk pendokumentasian juga dilakukan melalui rekam medis yang sesuai
tindakan keperawatan dicatat melalui komputer. Hambatan yang lain yaitu
Ruang Rawat Inap Kelas III Mawar Merah Putih lantai 1 RSUD Sidoarjo
sudah tersedia format timbang terima hanya saja pada proses
pendokumentasian dilakukan pada buku laporan, setiap melakukan tindakan
tidak segera dilakukan dokumentasi pada buku rekam medis pasien.
99
Tabel 3. 24Kuesioner dokumentasi keperawatan diruang rawat inap kelas III
Mawar Merah Putih lantai 1 RSUD Sidoarjo
100
9 Perencanaan asuhan keperawatan (LRM-5.3)
10 Catatan perkembangan pasien terintegrasi (LRM-6)
11 Implementasi dan catatan perkembangan (LRM-6.1)
12 Lembar penempatan hasil penunjang (LRM-07)
13 Lembar edukasi pasien dan keluarga rawat inap dan integrasi (LRM-
08)
14 Lembar medikasi (RM-09)
15 Lembar grafik (RM-10)
16 Pengkajian pasien pulang (RM-11)
Gambar 2.8 lembar dokumentasi Ruang Rawat Inap Kelas III Mawar
Merah Putih lantai 1 RSUD Sidoarjo, tahun 2021
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada hari senin 09-11 Januari
2023 biaya perawatan pasien di ruang Mawar Merah putih lantai 1 RSUD
Kabupaten Sidoarjo berasal dari umum/biaya sendiri dan BPJS. BPJS dibagi
menjadi 2, yaitu PBI (jamkesmas), non PBI (mandiri, askes), BPJS
Ketenagakerjaan, JKMN (Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin),
KEMENKES, Taspen (Persero).
Tabel 3. 26 Jenis Pembiayaan Di Rawat Inap Mawar Merah Putih Lantai 1
RSUD Sidoarjo
No Mawar Merah Putih Jumlah Presentase
. Lantai 1
1 Umum 60 2,75%
2 BPJS Kesehatan 1.573 72%
101
3 BPJS Ketenagakerjaan 2 0,09%
JKMM (Jaminan Kesehatan
4 291 13%
Masyarakat Miskin
5 KEMENKES 247 11%
6 Taspen (Persero) 1 0,04%
Sumber : Data Ruangan Mawar Merah Putih Lantai 1 (2022)
102
1 Visite Dokter Spesialis Rp. 55.000
2 Visite Dokter Via Telpon Rp.25.000
3 Konsultasi Ahli Gizi Rp. 15.000
4 Visite Apoteker Rp. 20.000
Konsultasi dokter Spesialis
5 Rp. 60.000
diluar jam kerja dating
Sumber : Data Ruangan Mawar Merah putih Lantai 1 (Januari, 2023)
103
21 Oksigen Nasal ≤12 jam 55.000
22 Oksigen nasal ≥12 jam /hari 75.000
23 Perawatan traceostomy 35.000
24 Pasang backlab 90.000
25 Pasang foreslab 90.000
26 Pasang Gips body jaket 450.000
27 Pasang gips hemispica 300.000
28 Pasang kateter dengan mandrain 923.000
29 Pasang NGT 55.000
30 Pasang ransel verband 90.000
31 Pasang sirkuler gips ekstremitas atas tanpa reposisi 200.000
32 Pasang sirkuler gips ekstremitas bawah tanpa reposisi 250.000
33 Pasang skintraksi 56.000
34 Pasang WSD 375.000
35 Pemberian Kemoterapi 50.000
36 Periksa GDA 23.000
37 Perawatan colostomy 30.000
38 Phlebotomy 300.000
39 Pleurodesis 100.000
40 Fungsi acites 250.000
41 Pungsi percobaan 25.000
42 Pungsi pleura 275.000
43 Rawat luka bakar < 20% 95.000
44 Rawat luka bakar > 20% 214.000
45 Rawat luka ganggren berat 90.000
46 Rawat luka sedang 75.000
47 Regulasi cepat insulin 137.000
48 Reposisi manual hemoroid 20.000
49 Resusitasi 60.000
50 Spolingg Empiema 175.000
51 Suction pump 41.000
52 Syring pump 80.000
Sumber : Data Ruangan Mawar Merah Putih Lantai 1 (Januari, 2023)
a. Mutu Pelayanan
104
b. Terdapat beberapa aspek penilaian penting dalam upaya penjaminan
mutu pelayanan pasien. Salah satu aspek yang menjadi indikator
peningkatan mutu pelayanan di Ruang Mawar Merah Putih lantai 1
yaitu keamanan pasien, kepuasan pasien dan kepuasan perawat.
Keamanan pasien meliputi angka kejadian phlebitis dan decubitus,
angka kejadian pasien jatuh, Kejadian Medical Error.
c. Phlebitis
Jumlah Kejadian
No Tanggal Plebitis Total Pasien
1. 09 Januari 2023 0 0
2. 10 Januari 2023 0 0
3. 11 Januari 2023 0 0
Total 0 0
Sumber : Data Ruangan Mawar Merah putih lantai 1 Lantai I (Januari, 2023)
Pasien phlebitis
𝑋 100%
Pasien Beresiko Phlebitis
0
𝑋 100% = 0
0
105
Hari pertama 0/0 x 100% = 0%
Hari kedua 0/0 x 100% = 0%
Hari ketiga 0/0 x 100% = 0%
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 09 – 11 Januari
2023, didapatkan pasien dewasa tidak ada yang mengalami phlebitis di
ruang Mawar Merah Putih Lantai 1 RSUD Sidoarjo. Tetapi jika ada pasien
mengalami phlebitis perawat langsung mengganti lokasi infus.Dekubitus
Tabel 3. 31 Data Kejadian Dekubitus Pada Pasien Dewasa Di Ruang Mawar
Merah putih lantai 1 Lantai I Di RSUD Sidoarjo Pada Tanggal 09-
11 Januari 2023
Jumlah Kejadian
No. Tanggal Dekubitus Total Pasien
1. 09 Januari 2023 0 0
2. 29 Maret 2022 0 0
3. 30 Maret 2022 0 0
Total 0 0
Sumber : Data Ruangan Mawar Merah putih lantai 1 Lantai I (Januari, 2023)
Pasien Decubitus
𝑋 100%
Pasien Beresiko Decubitus
0
𝑋 100% =0
0
Dari tabel diatas dapat kita temui bahwa kejadian Decubitus: dalam
pengkajian selama 3 hari tanggal 09-11 Januari 2023, tidak ditemukan
pasien dengan masalah decubitus
d. Angka kejadian pasien jatuh
Tabel 3. 32 Data Pasien Beresiko Jatuh Dan Pasien Jatuh Di Ruang Mawar
Merah putih lantai 1 Lantai I Di RSUD Sidoarjo Pada Tanggal
09–11 Januari 2023
Jumlah Kejadian Pasien
No. Tanggal Total Pasien
Jatuh
1. 09 Januari 2023 0 0
2. 10 Januari 2023 0 0
3. 11 Januari 2023 0 0
Total 0 0
Sumber : Data Ruangan Mawar Merah Putih lantai 1 (Januari, 2023)
106
Pasien Jatuh
𝑋 100%
Pasien Beresiko Jatuh
0
𝑋 100% =
0
Tabel 3. 33 Data Kejadian Medical Eror Di Ruang Mawar Merah putih lantai
1 Lantai I Di RSUD Sidoarjo Pada Tanggal 09 – 11 Januari 2023
Kejadian Medical
Tanggal Eror Presentase
09 – 11 Januari 2023 0 0
Total 0 0
Sumber : Data Ruangan Mawar Merah putih lantai 1 Lantai I (Januari, 2023)
Dari hasil analisa tabel 3.34 dari tanggal 09-11 Januari 2022 di
instalasi Rawat Inap Mawar Merah putih lantai 1 Lantai I RSUD Sidoarjo
angka kejadian medical eror pada pasien tidak ditemukan kesalahan
107
3. Tn. A 01 Januari 2023 09 Januari 2023 8 hari
4. Tn. S 03 Januari 2023 09 Januari 2023 6 hari
5. Tn. M 04 Januari 2023 09 Januari 2023 5 hari
6. Tn. M 03 Januari 2023 09 Januari 2023 6 hari
7 Ny. D 31 Desember 2022 09 Januari 2022 9 hari
8. Ny. W 31 Desember 2022 09 Januari 2023 6 hari
9. Tn. E 05 Januari 2023 09 Januari 2023 4 hari
Jumlah 64 hari
Sumber : Data Ruangan Mawar Merah putih lantai 1 Lantai I (Januari, 2023)
Nilai Alos =
64
= 7,1 = 7 ℎ𝑎𝑟𝑖
9
Tabel 3. 35 Data Pasien Masuk – Pulang Di Ruang Mawar Merah putih Lantai
I Pada Tanggal 10 Januari 2023
NAMA LAMA
NO TANGGAL MASUK TANGGAL KRS
PASIEN RAWAT
1. Tn. M 05 Januari 2023 10 Januari 2023 5 hari
2. Tn. M 09 Januari 2023 10 Januari 2023 1 hari
3. Tn. K 02 Januari 2023 10 Januari 2023 8 hari
4. Tn. W 30 Desember 2022 10 Januari 2023 11 hari
5. Tn. J 31 Desember 2022 10 Januari 2023 10 hari
6. Tn. S 01 Januari 2023 10 Januari 2023 9 hari
7. Nn. A 03 Januari 2023 10 Januari 2023 7 hari
8. Ny. S 03 Januari 2023 10 Januari 2023 7 hari
108
9. Ny. J 03 Januari 2023 10 Januari 2023 7 hari
10. Ny. B 04 Januari 2023 10 Januari 2023 6 hari
11. Ny. N 05 Januari 2023 10 Januari 2023 5 hari
12. Ny. S 05 Januari 2023 10 Januari 2023 5 hari
13. Ny. N 05 Januari 2023 10 Januari 2023 5 hari
14. Ny. T 05 Januari 2023 10 Januari 2023 5 hari
15. Ny. M 06 Januari 2023 10 Januari 2023 4 hari
16. Tn. W 07 Januari 2023 10 Januari 2023 3 hari
17. Tn. L 07 Januari 2023 10 Januari 2023 3 hari
18. Ny. S 07 Januari 2023 10 Januari 2023 3 hari
19. Ny. A 07 Januari 2023 10 Januari 2023 3 hari
20. Ny. G 07 Januari 2023 10 Januari 2023 3 hari
21. Tn. K 07 Januari 2023 10 Januari 2023 3 hari
22. Tn. M 09 Januari 2023 10 Januari 2023 1 hari
23. An. K 03 Januari 2023 10 Januari 2023 7 hari
24. Tn. G 05 Januari 2023 10 Januari 2023 5 hari
25. Tn. A 05 Januari 2023 10 Januari 2023 5 hari
26. Nn. S 08 Januari 2023 10 Januari 2023 2 hari
27. Tn. Z 09 Januari 2023 10 Januari 2023 1 hari
28. Nn. M 05 Januari 2023 10 Januari 2023 5 hari
29. Tn. S 07 Januari 2023 10 Januari 2023 3 hari
30. Tn. A 07 Januari 2023 10 Januari 2023 3 hari
Jumlah 145 hari
Sumber : Data Ruangan Mawar Merah putih lantai 1 Lantai I (Januari, 2023)
Nilai Alos =
145
= 4, 8 = 5
30
109
dalam kategori baik menurut standart internasional.
Tabel 3. 36 Data Pasien Masuk – Pulang Di Ruang Mawar Merah putih
Lantai I Pada Tanggal 11 Januari 2023
NAMA LAMA
NO TANGGAL MASUK TANGGAL KRS
PASIEN RAWAT
1. Tn. S 03 Januari 2023 11 Januari 2023 8 Hari
2. Tn. J 05 Januari 2023 11 Januari 2023 6 Hari
3. Nn. S 06 Januari 2023 11 Januari 2023 5 Hari
4. Tn. K 06 Januari 2023 11 Januari 2023 5 Hari
5. Tn. M 06 Januari 2023 11 Januari 2023 5 Hari
6. Tn. A 06 Januari 2023 11 Januari 2023 5 Hari
7. Ny. S 06 Januari 2023 11 Januari 2023 5 Hari
8. Tn. R 07 Januari 2023 11 Januari 2023 4 Hari
9. Ny. N 07 Januari 2023 11 Januari 2023 4 Hari
10. Tn. M 08 Januari 2023 11 Januari 2023 3 Hari
11. Nn. S 08 Januari 2023 11 Januari 2023 3 Hari
12. Ny. D 09 Januari 2023 11 Januari 2023 2 Hari
1. Ny. K 09 Januari 2023 11 Januari 2023 2 Hari
2. Ny. S 09 Januari 2023 11 Januari 2023 2 Hari
3. Ny. J 09 Januari 2023 11 Januari 2023 2 Hari
4. Ny. M 09 Januari 2023 11 Januari 2023 2 Hari
5. Ny. P 10 Januari 2023 11 Januari 2023 1 Hari
6. Ny. A 10 Januari 2023 11 Januari 2023 1 Hari
7. Tn. R 31 Desember 2022 11 Januari 2023 11 Hari
8. Tn. R 04 Januari 2023 11 Januari 2023 7 Hari
9. Ny. P 06 Januari 2023 11 Januari 2023 5 Hari
Jumlah 88 Hari
Sumber: Data Ruangan Mawar Merah putih lantai 1 Lantai I (Januari, 2023)
Nilai Alos =
145
= 4, 8 = 5
30
110
Puas 6 60 %
Sangat puas 4 40 %
Jumlah 10 100 %
Sumber : Pengkajian Data Ruangan Mawar Merah putih lantai 1 Lantai I (Januari,2023)
111
satu relisasi dari visi dan misi RSUD Sidoarjo sebagai rumah sakit pendidikan,
tercipta kerja sama yang baik antara perawat dan mahasiswa. Hal ini juga dapat
membantu meningkatkan mutu pelayanan diruang Mawar Merah putih lantai
1 Lantai I di RSUD Sidoarjo.
Bobot
No Analisa SWOT Bobot Rating X
Rating
M1 (Man) Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Memiliki struktur organisasi 0,3 2 0,6
2. Jenis ketenagaan 0,4 3 1,2
S1 Kep : 11 orang
D3 Kep : 58orang
3. Perawat Di Ruang Mawar 0,3 2 0,6
S-W =
Merah putih lantai 1 Lantai I
sudah mendapatkan pelatihan X
BLS, BCLS, HIV, PPGD,
MAKP, ACLS, APAR, ICU, 2,4-
ECG, K3RS, SKP Perawatan 2,6=-
Lengkap dan Dalin
Total 1 2,4 0,2
WEAKNESS
1. 58 orang latar belakang 0,5 3 1,5
pendidikan D3 keperawatan.
2. Minimnya tenaga S1 0,5 2
Keperawatan di bandingkan
dengan D3 keperawatan yang 1,5
lebih banyak.
Total 1 3
Ekstrenal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya kesempatan untuk 0,3 3 1,6 O-T =
melanjutkan pendidikan ke
y
jenjang yang lebih tinggi.
2. Adanya kebijakan pemerintah 0,3 4 0,9 3,7 -
tentang profesionalisasi perawat
3. Adanya Kerjasama yang baik 0,4 1,2 1= 2,7
antara perawat dengan
mahasiswa NERS
Total 1 3,7
112
THREATENED
1. Makin tinggi kesadaran 0,6 1 0,6
masyarakat akan pentingnya
kesehatan
2. Ada tuntutan tinggi dari 0,4 1 0,4
masyarakat untuk pelayanan
yang lebih professional
Total 1 1
M2 Internal Faktor (IFAS)
(Material)
STRENGHT
1. Terdapat 3 ruangan perawat
yang telah terbagi ruang 0.3 4 1,2
kelolaan masing-masing
2. Tersedia sarana dan prasarana
untuk tenaga kesehatan yang 0.2 3 0.6
baik
3. Mempunyai peralatan yang S-
mendukung tindakan 0.3 3 0.9 W=X
keperawatan dan semua
mampu menggunakannya 3,1-
4. Terdapat administrasi 0.2 2 0.4
penunjang 3=0.1
Total 1 3,1
WEAKNESS
1. Terbatasnya jumlah alat ECG
yang hanya terdapat 1 alat yang 1 3 3
berfungsi
Total 1 3
Ekstrenal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya kesempatan
menambah sarana dan 0.5 3 1.5
prasarana yang dibutuhkan
2. Adanya Kerjasama antara
rumah sakit dengan pihak luar
yang daoat menyediakan 0.5 3 1,5
sarana dan prasarana yang
O-T=X
dibutuhkan
Total 1 3 3-
THREATENED 2,3=0.7
113
Total 1 2.3
M3
(Methode)
MAKP Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. RS memiliki misi, visi dan
motto sebagai acuan 0,3 4 1,6
melaksanakan kegiatan
pelayanan
2. Sudah ada model MAKP yang
digunakan yaitu model 0,2 3 0,9
moduler
3. Mempunyai standart asuhan S–W
keperawatan dan mempunyai 0,3 4 1,2
SOP setiap tindakan 4,1-4
4. Sebanyak 97% perawat =0,1
memahami MAKP yang 0,2 2 0,4
dipakai ruangan
Total 1 4,1
WEAKNESS
1. Sebagian perawat menjalankan 0,5 4 2
kegiatan sesuai tupoksi
2. Belum terlaksananya MAKP 0,5 4 2
PRIMER
Total 1 4
Ekstrenal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY S
1. Ada kebijakan pemerintah 0,2 4 0,8
tentang profesionalisasi perawat
2. Kepercayaan dari pasien dan 0,3 4 1,2
masyarakat cukup baik O–T
3. Adanya kerja sama RS 0,2 3 0,6 =3,8-
pemerintah rujukan
4. Adanya mahasiswa Profesi Ners 0,3 4 1,2 3,7 =
praktek manajemen keperawatan 0,1
Total 1 3,8
THREATENED
114
STRENGHT
1. Adanya format untuk
penerimaan pasien baru sesuai 0,3 4 1,2
standar rumah sakit
2. Perawat merencanakan
intervensi baik mandiri 0,2 3 0,6
maupun kolaboratif
3. Perawat yang memiliki ruang S-W
kelolaan yang akan ditempati 0,3 4 1,2
pasien baru menerima pasien
baru yang dating 3,6-3
4. Komunikasi yang baik perawat 0,2 3 0,6
mempunyai ruang kelolaan = 0,6
Total 1 3,6
WEAKNESS
1. Perawat tidak mengorientasi-
kan ruangan perawatan pada 1 3 3
keluarga pasien
Total 1 3
Ekstrenal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
Total 1 3,7
Supervisi Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. RSUD Sidoarjo adalah RS 0,4 3 1,2 S-W
Paripurna dan menjadi RS
rujukan didaerah Jawa Timur
dengan akreditasi internasional
2. Supervisi secara tidak langsung 0,3 4 1,2 3,3 – 3
dan langsung dilakukan oleh =0,3
KARU
3. Manajemen selalu mengadakan 0,3 3 0,9
supervisi terjadwal
115
Total 1 3,3
WEAKNESS
1. Program pelatihan dan 1 3 3
sosialisasi tentang Supervisi
kurang
Total 1 3
Ekstrenal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya reward terpilihnya 0,5 4 2
perawat teladan dan perawat
favorit setiap enam bulan sekali
2. Perawat yang tidak 0,5 4 2
melaksanakan tugas dengan
baik mendapat teguran dan
pembinaan. O-T =
Total 1 4 4– 3,6
THREATENED = 0,4
1. Persaingan antar rumah sakit 0,4 3 1,2
swasta semakin kuat dalam
pemberian layanan
2. Kepala ruangan menggunakan 0,6 3 2,4
format penilaian untuk
kedisiplinan
Total 1 3,6
Timbang Internal Faktor (IFAS)
Terima
STRENGHT
1. Perawat primer memimpin 0,3 3 0,9
kegiatan timbang terima setiap
shift malam ke pagi dan pagi ke
sore
2. Timbang terima merupakan 0,3 4 1,2
kegiatan rutin yang sudah
dilakukan S–W
3. Adanya format timbang terima 0,2 3 0,6
dalam bentuk paper 3,3 – 2
4. Adanya klasifikasi tanya jawab 0,2 3 0,6
= 1,3
validasi terhadap semua yang
dioperkan
Total 1 3,3
WEAKNESS
1. Waktu pelaksanaan timbang 1 2 2
terima tidak tepat waktu
Total 1 2
Ekstrenal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
116
1. Sarana dan prasarana 0,5 3 1,5
penunjang tersedia
2. Adanya kerja sama yang baik 0,5 4 2
antar perawat
Total 1 3,5
THREATENED
O–
1. Meningkatnya kesadaran 0,3 4 1,2
masyarakat tentang tanggung T=3,5
jawab dan tanggung gugat – 3,3=
perawat sebagai pemberi
asuhan keperawatan 0,2
2. Adanya tuntutan yang lebih 0,3 3 0,9
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
keperawatan
3. Adanya keinginan untuk 0,4 3 1,2
mendapatkan pelayanan secara
menyeluruh
Total 1 3,3
Penerimaan Internal Faktor (IFAS)
Pasien Baru
STRENGHT
1. Adanya format untuk 0,3 4 1,2
penerimaan pasien baru sesuai
standard rumah sakit
2. Perawat merencanakan 0,2 3 0,6
intervensi baik mandiri maupun
kolaboratif
3. Perawat yang memiliki ruang 0,3 4 1,2
kelolaan yang akan di tempati S–W
pasien baru datang = 3,6
4. Komunikasi yang baik perawat 0,2 3 0,6
mempunayai ruang kelolaan -3= 0,6
Total 1 3,6
WEAKNESS
1. Perawat jarang 1 3 3
memperkenalkan diri dalam
pelaksanaan penerimaan pasien
baru
Total 1 3
Ekstrenal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
O–T
1. Kerjasama yang baik antar 0,5 4 2 3,5 –
profesi
2. Adanya mahasiswa praktik 0,5 3 1,5 3,7
manajemen keperawatan
= - 0,2
Total 1 3,5
117
THREATENED
1. Makin tingginya kesadaran 0,4 4 1,6
masyarakat akan pentingnya
kesehatan
2. Akreditasi rumah sakit tentang 0,3 4 1,2
system dokumentasi
3. Adanya kesadran pasien dan 0,3 3 0,9
keluarga akan tanggung jawab
dan tanggung gugat
Total 1 3,7
Discharge Internal Faktor (IFAS)
Planning
STRENGHT
118
1. Makin tingginya kesadaran 0,5 4 2
masyarakat akan pentingnya
kesehatan
119
1. SDM banyak mempunyai 0,5 4 2 4–2=
pengalaman dalam bidang
2
keperawatan KMB
2. Dokter yang menangani pasien 0,5 4 2
adalah dokter spesialis
Total 1 4
WEAKNESS
1. Ronde keperawatan belum 0,4 2 0,8
pernah dilakukan di ruang
rawat inap kelas III Mawar
Merah putih lantai 1 lantai 1
2. Tidak adanya format baku 0,3 2 0,6
3. Masih kesulitan untuk 0,2 3 0,6
mengumpulkan dari masing-
masing profesi dalam satu
waktu
Total 1 2
Ekstrenal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya kesempatan dari Karu 0,5 3 1,5
untuk mengadakan ronde
keperawatan pada perawat dan
mahasiswa praktik
2. Perawat ruangan berkonsultasi 0,5 3 1,5
dengan tim dokter atau tim gizi O–T
Total 1 3 3– 3= 0
THREATENED
1. Semakin tinggiya kesadaran 0,5 3 1,5
masyarakat terhadap hukum
2. Semakin tingginya kesadaran 0,5 3 1,5
masyarakat terhadap
Kesehatan
Total 1 3
Dokumentasi Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Tersedianya sarana dan 0,3 3 0,9
prasarana dokumentasi untuk
tenaga kesehatan (sarana
administrasi penunjang) S–W
2. Format asuhan keperawatan 0,3 3 0,9
(POR) yg sudah ada 2,6-3=
3. Adanya dokumentasi tindakan 0,4 2 0,8 -0,4
pada pasien
Total 1 2,6
WEAKNESS
1. Setiap melakukan tindakan 1 3 3
tidak segera dilakukan
dokumentasi
120
Total 1 3
Ekstrenal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Peluang perawat untuk 0,4 3 1,2
meningkatkan kemauan dan
kemampuan rekam medik
2. Sistem Moduler yang sudah 0,4 2 0,8
diterapkan diruangan
3. Perawat rutin menuliskan 0,2 2 0,4 O–T
dokumentasi keperawatan
Total 1 2,4 2,4 – 2
THREATENED = 0.4
121
Total 1 3
THREATENED
Adanya tuntutan yang tinggi dari
1 2 2
masyarakat yang lebih professional
Total 1 2
M5 (Mutu) Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Kepuasan pasien terhadap 0,4 4 1,6
pelayanan
2. Kepuasan perawat terhadap 0,3 3 0,9
kebijakan Rumah Sakit
3. Rumah sakit Sebagai tempat 0,3 3 0,9 S–W
praktik mahasiswa = 3,4–
2=
TOTAL 1 3,4 1,4
WEAKNESS
LOS yang memanjang karena 1 2 2
perawatan yang lama
TOTAL 1 2
122
3.9 Prioritas Masalah M1-M5
MAN (M1)
NO Identifikasi Masalah Penyebab
1 M1 (MAN) Perbandingan latar belakag Karena perawat belum
pendidikan perawat yang menempuh pendidikan lagi
masih tinggi (75% perawat disebabkan beberapa factor
dengan pendidikan D3 seperti kurangnya waktu dan
keperawatan) terkendala beasiswa
2 Ada beberapa PP di ruang Karena adanya faktor
Mawar Merah putih lantai 1 tuntutan untuk melanjutkan
lantai I yang masih pendidikan selanjutnya
menempuh pendidikan s1
keperawatan
MATERIAL (M2)
NO Identifikasi Masalah Penyebab
1 M2 sarana dan Lingkungan cukup bersih Karena kurangnya kesadaran
prasarana namun pada beberapa keluarga pasien untuk
waktu terlihat sampah di menajaga kebersihan
wastafel dan pakaian
yang menumpuk di
gantungan pakaian
2 M2 sarana dan Disekitar bed pasien Tidak adanya peraturan
prasarana tampak keluarga pasien tertulis tentang penataan
meletakkan barang- barang
barang yang kurang
terususun rapi dan
tampak berantakan
METHODE (M3)
No Identifikasi Masalah Penyebab
1 MAKP Penerapan MAKP 97% Karena kurangnya tenaga
perawat merasa MAKP yang kerja yang berlatarbelakang
digunakan tidak pendidikan S1 sebagai perawat
123
mengurangi beban kerja dan primer.vSehingga 1 perawat
lama perawatan pasien primer harus bertanggung
jawab atas 4 perawat associate.
2 TIMBANG TERIMA Timbang Terima 4%
Karena timbang terima
perawat merasa timbang
terkadang bersamaan dengan
terima dilakukan tidak tepat
kegiatan visite dokter
waktu
Sentralisasi obat Tidak ada masalah
Ronde keperawatan di Karena terbatasnya waktu dan
ruang Mawar Merah putih tenaga medis dan di ruang
3. Ronde Keperawatan lantai 1 belum pernah Mawar Merah putih lantai 1
dilakukan ronde telah melakukan RDK yang
keperawatan serupa dengan Ronde
Keperawatan
Supervisi 53% perawat 3. Karena belum disediakan
tidak mendapatkan elatihan pelatihan supervisi dari
5 Supervisi untuk supervisi Supervisi pihak Rumah Sakit
yang Dilakukan di Mawar 4. Karena supervisi dirumah
Merah putih lantai 1 sakit berpedoman pada
didapatkan data bahwa teori dan hanya ada SPO
sudahmemiliki SPO per tindakan.
Terdapat 7% perawat belum Karena perbedaan pemahaman
Discharge Planning memahami waktu waktu pelaksanaan
6 pelaksanaan discharge
planning
124
MUTU DAN MARKETING (M5)
No. Identifikasi Masalah Penyebab
Terjadi faktor dari penyakitnya,
faktor copingnya, faktor
ALOS yang memanjang lingkungan, faktor pengetahuan,
1. M5 (Mutu dan karena perawatan yang lama faktor pelayanan.
Marketing) Biasanya pasien yang lama dirawat itu
penyebabnya bisa jadi dari kondisi
tubuhnya yang semakin lemah, tidak
mempunyai semnagat untuk sembuh,
mekanisme koping
yang rendah.
Metode
No. Masalah Total Prioritas
C A R L
1 Supervisi 4 4 3 3 144 III
Dokumentasi
2 3 2 3 5 90 IV
Keperawatan
3 MAKP 3 3 3 3 81 V
Timbang
4 4 3 4 4 192 II
Terima
Penerimaan
5 5 4 2 2 80 VI
Pasien Baru
6 M1 (Man) 1 2 5 4 40 IX
Ronde
7 4 4 4 4 256 I
Keperawatan
8 M2 (Method) 2 3 3 4 72 VII
125
9 M5 (Mutu) 3 2 4 1 24 X
Discharge
10 4 4 2 2 64 VIII
Planning
Metode CARL adalah metode yang cukup baru di bidang kesehatan. Metode
CARL merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan untuk menentukan
prioritas masalah jika data yang tersedia adalah data kualitatif. Metode ini
dilakukan dengan menentukan skor atas kriteria tertentu, seperti kemampuan,
kemudahan, kesiapan, serta pengungkit. Semakin besar skor semakin besar
masalahnya, sehingga semakin tinggi letaknya pada urutan prioritas. Penggunaan
metode CARL untuk menetapkan prioritas masalah dilakukan apabila pengelola
program menghadapi hambatan keterbatasan dalam menyelesaikan masalah.
Metode CARL didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberi skor
0-10. Kriteria CARL tersebut mempunyai arti :
C : Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan peralatan)
A : Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau tidak.
Kemudahan dapat didasarkan pada ketersediaan metode/cara/teknologi serta
penunjang pelaksanaan seperti peraturan atau juklak.
R : Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran,
seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi.
L : L everage yaitu seberapa besar pengaruh criteria yang satu dengan yang lain
dalam pemecahan masalah yang dibahas.
Kategori skor CARL YAITU :
1 : Paling bermasalah (mutlak)
2 : Sangat menjadi masalah
3 : Cukup menjadi masalah
4 : Tidak menjadi masalah
5 : Sangat tidak menjadi masalah
Prioritas masalah pada manajemen berdasarkan tabel di atas, prioritas
masalah didasarkan pada metode CARL dengan nilai tertinggi pada ronde
keperawatan yaitu 256, sehingga ronde keperawatan menjadi prioritas masalah
pertama.
126
3.10 POA (Plan of Action)
Penanggung
No Masalah TUJUAN Solusi Indikator/Target Keberhasilan Waktu
Jawab
1 M1 (MAN) : Meningkatkan kualitas Mengusulkan : 1. Peningkatan jenjang
Icha Anisa Zaini, S.Kep
dan kuantitas perawat Pendidikan dan skill pegawai
84% perawat masih
sehingga mampu
1. peningkatan jenjang Pendidikan
tercapai. Moh. Sofyan Adiputra,
berpendidikan D3 yang lebih tinggi S.Kep
memberikan asuhan
keperawatan 2. beban kerja perawat sesuai
keperawatan yang 2. peningkatan skill pegawai
dengan tugasnya.
bermutu pada pasien melalui Pendidikan dan pelatihan
secara berkala 3. Peningkatan kerja perawat
3. penyegaran ilmu keperawatan
oleh tenaga yang berkompeten
secara periodic
Mendukung :
1. pelaksanaan peningkatan
jenjang Pendidikan .
2. pelaksanaan program pelatihan
untuk peningkatkan skill perawat
M2 (MATERIAL)
127
M3 (METHOD) : MAKP : Mampu Mendiskusikan setiap hambatan
MAKP Moduler dapat diterapkan
meningkatkan dalam penerapan model primary
3. 97% perawat merasa secara baik
penerapan MAKP nursing Sosialisasi hasil diseminasi Innatus solihatin,S.Kep
MAKP yang digunakan
primary nursing Merencanakan kebutuhan tenaga Akhmad Kavin
tidak mengurangi beban
pemula perawat hidayatullah, S.Kep
kerja dan lama perawatan
Melakukan pembagian peran
pasien.
perawat
Menentukan deskripsi tugas dan
tanggung perawat
Melakukan pembagian tenaga
perawat Membantu penerapan
model MAKP yangsudah ada
Timbang Terima : 4% perawat 1. Timbang terima Menentukan tanggung jawab Timbang terima dilakukan di Innatus solihatin,S.Kep
merasatimbangterima dilakukan dilakukansecara efektif timbangterima nurse station Akhmad Kavin
tidak tepatwaktu dan sesuai dengan Menyusun format timbang terima berisi tentang masalah hidayatullah, S.Kep
standart yang ada. pasien serta petunjuk teknis keperawatan yang sudah .
pengisiannya lebih menekankan terdokumentasi
pada askep keperawatan
Melaksanakan timbang terima,
setiap pergantian shift
Ronde Keperawatan Melakukan roleplay timbang Ronde keperawatan sudah Innatus solihatin,S.Kep
Ronde Keperawatan terlaksana dengan terima Membuat format terlaksana bersama perawa t Akhmad Kavin
optimal dan dokumentasi ronde keperawatan dan tenaga medis lain di hidayatullah, S.Kep
sesuai dengan Mengusulkan studi kasus yang ruangan-ruangan.
jadwal. telah dilakukan untuk dapat
ditingkatkan menjadi diskusi studi
kasus dengan tenaga medis
lainnya.
128
Supervisi yang dilakukan di Pelaksanaan supervisi Melaksanakan roleplay Supervisi terlaksana secara Innatus solihatin,S.Kep
ruang Mawar Merah Putih dapat terlaksana sesuai supervisi keperawatan bersama- optimal dansesuai jadwal. Akhmad Kavin
lantai 1 didapatkan data bahwa dengan jadwal. sama perawat dan kepala ruangan hidayatullah, S.Kep
2 dari 10 perawat belum Mendokumentasikan hasil
memiliki mengikuti pelatihan pelaksanaan roleplay supervisi
dan sosialisasi keperawatan
untuk supervisi Membuat format roleplay supervisi.
Discharge Planning : Terdapat Discharge planning Mempersiapkan pelaksanaan Discharge planning sudah Innatus solihatin,S.Kep
7% perawat belum memahami dilakukan secara secara discharge planning. terlaksana di ruangan. Terdapat Akhmad Kavin
waktu pelaksanaan discharge optimal. Melaksanakan kegiatan leaflet untuk KIE yangditujukan hidayatullah, S.Kep
planning discharge planning. pada pasien atau keluarga.
129
identitas untuk keselamatan
130
131
GHANT CHART MANAJEMEN KEPERAWATAN
MAHASISWA PROFESI PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ANGKATAN 2021-2022
RUANG RAWAT INAP MAWAR MERAH PUTIH LANTAI 1 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SIDOARJO
Periode 9 Januari – 4 Februari 2023
N Januari Februari
O. MINGGU 1 MINGGU 2 MINGGU 3 MINGGU 4
KEGIATAN
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5
Orientasi Ruang Kelolaan (Ruang Rawat Inap
1
Mawar Merah putih lantai 1 )
2 Pengkajian (M1, M2, M3, M4 dan M5)
3 Konsultasi Pelaporan Desiminasi
4 Desiminasi Awal
5 Pengelolaan ruang kelola
6 Role Play
a. MAKP
b. Penerimaan Pasien Baru
c.Timbang Terima Keperawatan
d. Penerapan Sentralisasi Obat
e. Supervisi Keperawatan
f. Ronde Keperawatan
g. Discharge Planning
h. Mendokumentasikan Asuhan Keperawatan
Dengan Model Penugasan
7 Penyusunan Laporan Desiminasi Akhir
8 Konsultasi Pelaporan Desiminasi
9 Desiminasi Akhir
78
Keterangan :
Kegiatan Umum PJMA Keperawatan Manajemen Kepala Ruang Mawar
Pengkajian (M1, M2, M3, M4 dan M5) Program Profesi Ners Merah Putih Lantai 1 Ketua Kelompok
Libur
Desiminasi Awal
MAKP
Penerimaan Pasien Baru dan Sentralisasi Obat
Roleplay Timbang Terima
Roleplay Supervisi dan Discharge Planning Soliha, S.Kep.,Ns M.AP., M.Kep
Askep Model Penugasan Arik Wiji Lestari, S. Kep., Fajar Mustafa, S. Kep
Ronde Keperawatan Ns
Desiminasi Akhir
79
BAB IV
PERENCANAAN
4.1 Pengorganisasian
78
4. Discharge Planning : Innatus Solihatin, S.Kep
5. Ronde Keperawatan : Akhmad Kavin Hidayatullah, S.Kep
6. Timbang Terima : Luluk Irmawati, S.Kep
7. Dokumentasi Keperawatan : Musayenah, S.Kep
Adapun dalam pengelolaan ruang rawat maka diselenggarakan
pengorganisasian dalam pembagian peran sebagai berikut:
1. Kepala Ruangan (KARU)
2. Perawat Primer (PP)
3. Perawat Penanggungjawab Sift (PP Sift)
4. Perawat Associate (PA)
Pembagian peran ini secara rinci akan dilampirkan, setelah pelaksanaan
Model Asuhan Keperawatan Profesional di ruangan.
79
2. Tujuan Khusus
a) MAKP PRIMER dapat diterapkan dalam asuhan
keperawatan
b) Terpenuhinya kepuasan pasien dan keluarga pasien
c) Terpenuhinya kepuasan dan kinerja perawat
d) Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan
tim kesehatan lainnya.
c. Target
1) Kepuasan pasien dan keluarga meningkat
2) Rasio perbandingan jumlah perawat dan pasien seimbang
3) Perawat bekerja sesuai dengan fungsi dan tanggung jawab yang
diberikan
4) Terdapat komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim
kesehatan yang lain
5) Beban kerja perawat tidak terlalu tinggi
d. Teori MAKP Primer
Setelah dilakukan analisis dengan metode SWOT maka
kelompok praktik klinik manajemen keperawatan Ruang Mawar
Merah Putih lantai 1 RSUD Sidoarjo menerapkan Model Asuhan
Keperawatan Profesional MAKP Primer.
Metode penugasan dimana 1 orang perawat bertanggung jawab
penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari
pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Metode primer ini ditandai
dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan
perawat yang di tugaskan untukmerencanakan, melakukan dan
koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Keuntungan yang di rasakan adalah pasien merasa
dimanusiawikan karena terpenuhinya kebutuhan secara individu.
Selain itu, asuhan yang diberikan bermutu tinggi, dan tercapai
pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi,
informasi dan advokasi. Dokter juga merasakan kepuasan dengan
80
model primer dengan senantiasa mendapatkan infotrmasin tentang
kondisi pasien selalu di perbarui dan komprehensif.
Dalam penerapan MAKP PRIMER terdapat beberapa kelebihan
dan kelemahan.
a. Kelebihan :
1. Bersifat kontinuitas dan komprehensif
2. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap
hasil, dan memungkin kan pengembangan diri
3. Keuntungan antara antara lain terhadap pasien, perawat, dokter,
dan rumah sakit (Gillies,1989)
Kelemahannya adalah hanya dapat dilakukan oleh perawat yang
memiliki pengalaman dan pengetahuanyang memadai dengan
kreteria asertif, sel direction, kemapuan mengambil keputusan yang
tepat, menguasai keperawatan klinis, penuh pertimbangan, serta
mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu.
STRUKTUR ORGANISASI
MAKP PRIMER
Sarana RS
Dokter Kepala ruangan
Perawat Primer
Pasien/klien
Gambar 3.1 Diagram Sistem Asuhan Keperawatan Primer (Marquis dan Huston,
1998:138
e. Pembagian Tugas
a) Tugas Kepala Ruangan
81
Seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan tanggung
jawab dan mengelola kegiatan pelayanan keperawatan disatu ruang
rawat.
b) Tugas pokok
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan
diruang rawat yang berada diwilayah dan tanggung jawabnya.
c) Uraian Tugas
1) Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi :
(a) Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawat serta tenaga
lain sesuai kebutuhan
(b) Merencanakan jumlah jenis peralatan yang diperlukan sesuai
kebutuhan
(c) Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan atau asuhan
keperawatan yang akan diselenggerakan sesuai kebutuhan
(d) Memonitor Kegiatan PP dan PAMengorientasi pegawai baru,
residen dan mahasiswa praktik yang akan bertugas atau praktek
diruangan
2) Bekerja sama dengan pembimbing klinik dalam :
(a) Pembimbing siswa dalam memberikan asuhan keperawatan
diruangan dengan sistem (MAKP)
(b) Melaksanakan pembinaan terhadap PP dan PA dalam penerapan
MAKP
(c) Memonitor dan mengevaluasi penampilan kerja semua tenaga
yang ada diruangan dan mengusulkan kenaikan pangkat
(d) Merencanakan dan melaksanakan evaluasi mutu asuhan
keperawatan
3) Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis
dengan pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya
4) Melakukan pertemuan rutin setiap bulan dengan semua perawat
untuk membahas kebutuhan ruangan
d) Tugas Perawat Primer
82
Seorang perawatan profesional dengan kemampuan S1 keperawatan
atau setara.
a. Tugas Pokok
Menilai perkembangan pasien dan tanggung jawab pada sift tersebut
b. Uraian Tugas
1. Melakukan kontrak dengan pasien dan keluarga pada awal masuk
2. Ruangan berdasarkan format orientasi pasien dan keluarga
sehingga tercipta hubungan terapeutik
3. Melakukan pengkajian terhadap pasien baru atau melengkapi
pengkajian yang dilakukan PP sebelumnya
4. Menetapkan PA yang bertanggung jawab pada setiap pasien
5. Menjelaskan rencana keperawatan yang sudah ditetapkan pada PA
dibawah tanggung jawabnya sesuai yang dirawat
6. Melakukan bimbingan dan evaluasi pada PA dalam implementasi
tindakan keperawatan, serta dokumentasi yang dilakukan oleh PA
7. Mendampingi dokter visite pasien dibawah tanggung jawabnya
8. Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboratorium
9. Melakukan kegiatan serah terima pasien bersama dengan PA
10. Melakukan pertemuan dengan pasien atau keluarga untuk
membahas kondisi keperawatan pasien
11. Melakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga, serta
membuat perencanaan pulang sejak awal pasien dirawat
e) Tugas Perawat Pelaksana (PP)
Seorang perawat profesional yang sudah mempunyai pengalaman
kerja dirumah sakit
a. Tugas Pokok
Melakukan asuhan keperawatan pada pasien yang menjadi
tanggung jawabnya
b. Uraian Tugas
83
1. Membaca rencana yang telah ditetapkan PP dan meminta
bimbingan kepada PP bila ada hal yang belum jelas
2. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien berdasarkan
rencana keperawatan
3. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan
dan mendokumentasikan pada format yang telah disediakan
4. Mengecek kerapian status keperawatan
5. Membuat laporan pergantian dinas dan setelah selesai diparaf
6. Melakukan inventaris fasilitas yang terkait dengan timnya
7. Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik,
laboratorium, pengobatan dan tindakan
8. Mengkomunikasikan kepada PP bila menemukan masalah
yang perlu diselesaikan
9. Membantu tim lain yang membutuhkan
10. Bekerja sama dengan PP dalam hal :
1) Membina hubungan dengan pasien dan keluarga sebagai
lanjutan kontrak
2) Mengikuti visite dokter
3) Menerima pasien baru dan memberikan informasi
berdasarkan format orientasi pasien dan keluarga
4) Melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien dan
keluarga
5) Menerima resep dan menerima obat dari keluarga pasien
4.2.2 Sentralisasi Obat
a. latar Belakang
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang
prima dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus segera direspon oleh
perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dengan mempelajari
langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaanya (Nursalam, 2010). Salah
satunya adalah dalam pengelolaan obat pasien. Teknik pengelolaan secara
sentralisasi merupakan pengelolaaan obat dimana seluruh obat yang akan
84
diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat.
Pengeluaran dan pembagian obat juga sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
Sentralisasi obat sudah dilakukan di Ruang Mawar Merah Putih
lantai 1 RSUD Sidoarjo untuk semua pasien. Di Ruang Mawar Merah
Putih lantai 1 RSUD Sidoarjo telah melaksanakan alur sentralisasi obat
sesuai SPO, mulai dari menjelaskan kepada keluarga tentang sentralisa
obat hingga melakukan double check saat pemberian obat. Pemberian obat
oral maupun injeksi diresepkan oleh dokter dan diterima oleh perawat
yang kemudian diserahkan kepada keluarga pasien. Keluarga pasien
mengambil obat dikamar obat atau apotek, selanjutnya diserahkan kepada
perawat untuk dikelola.
Pengawasan terhadap penggunaan obat oral maupun injeksi
merupakan salah satu tugas perawat. Penggunaan obat yang tidak tepat
dapat menimbulkan berbagai kerugian pada pasien. Resistensi tubuh
terhadap obat dan resiko resistensi kuman penyakit dapat terjadi jika
konsumsi obat oleh penderita tidak terkontrol dengan baik. Kerugian lain
yang bisa terjadi adalah terjadinya kerusakan organ tubuh atau timbulnya
efek samping obat yang tidak diharapkan. Oleh karena itu diperlukan suatu
cara yang sistematis sehingga penggunaan obat benar-benar dapat
dikontrol perawat dan paisen/keluarga pasien serta resiko kerugian baik
secara material maupun non material dapat dihindari, pada akhirnya
kepercayaan pasien terhadap perawat juga semakin meningkat.
Berdasarkan hal tersebut, untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan
sentralisasi obat di Ruang Mawar Merah Putih lantai 1 RSUD Sidoarjo,
kami akan melaksanakan sentralisasi obat oral maupun injeksi.
b. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengaplikasikan peran perawat primer dalam pengelolaan sentralisasi obat
dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisai obat.
2. Tujuan khusus
a) Mengelola obat pasien: pemberian obat secara tepat dan benar sesuai
dengan prinsip 6T dan 1W (tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat
85
waktu, tepat cara pemberian, tepat dokumentasidan waspada efek
samping obat) dan mendokumentasikan hasil pengelilaan.
b) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman perawat primer dan
perawat associate dalam penerapan prinsip 6T+ 1W
c) Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga atas asuhan keperawatan
yang diberikan.
d) Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat dalam
pengelolaan sentralisasi obat.
e) Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program terapi
c. Tehnik Pengelolaan Sentralisasi Obat
Kontroling terhadap penggunaan dan konsumsi obat merupakan salah
satu peran perawat sehingga perlu dilakukan dalam suatu pola / alur yang
sistematis sehingga penggunaan obat benar-benar dikontrol oleh perawat
sehingga resiko kerugian baik material maupun non material dapat dielimir.
Upaya sistematik meliputi uraian terinci tentang pengelolaan obat secara ketat
oleh perawat diperlukan sebagai bentuk tanggung jawab perawat dalam
menyelenggarakan kegiatan perawatan.
Teknik pengelolaan obat control penuh (sentralisasi) adalah pengelolaan
obat dimana seluruh obat yang diberikan pada klien diserahkan sepunuhnya
pada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan perawat:
1) Penanggung jawab dalam pengelolaan adalah kepala ruangan diserahkan
operasional dapat didegasikan pada staf yang ditunjuk (Perawat Primer).
2) Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengotrol penggunaan obat
3) Penerimaan obat
a) Obat yang telah diresepkan dan telah diambil oleh keluarga diserahkan
kepada perawat dengan menandatangani lembar serah terima obat yang
ada pada lembar control obat.
b) Perawat menuliskan nama klien, register, jenis obat, jumlah dan sediaan
serta dosis obat dalam lembar control obat dan diketahui (tanda tangan)
oleh keluarga dalam lembar control obat.
c) Klien/keluarga untuk selanjutnya dapat melakukan control keberadaan
obat pada lembar control obat yang ada disisi klien (sisi bed klien)
86
d) Obat yang sudah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam
kotak obat (Nursalam, 2016)
4) Pembagian obat
a) Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar
pemberian obat.
b) Obat disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat dengan
memperhatikan alur yang telah tercantum dalam buku daftar pemberian
obat; dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi yang
diinstruksikan dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.
c) Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan
obat, jumlah obat dan efek samping. Usahakan tempat/wadah obat
kembali kepada perawat setelah obat dikonsumsi. Pantau efek samping
pada pasien.
d) Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala
ruangan atau petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku
masuk obat. Obat-obatan yang yang hamper habis akan diinformasikan
kepada keluarga, kemudian dimintakan resep (jika masih perlu
dilanjutkan) kepada dokter penanggung jawab pasien (Nursalam, 2014)’
5) Penambahan obat baru
a) Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau
perubahan alur pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan
dalam buku masuk obat dan sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu
sediaan obat.
b) Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka
dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya
diinformasikan kepada keluarga dengan kartu khusus obat (Nursalam,
2016)
6) Obat khusus
a) Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup
mahal, mengguakan alur peberian yang cukup sulit, memiliki efek
samping yang cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu
tertentu/sewaktu saja.
87
b) Pemberian obat khusus menggunakan kartu khusus obat, dilaksanakan
oleh perawat primer.
c) Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga; nama obat,
kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab
pemberi dan wdah obat sebaiknya diserahkan atau ditunjukkan kepada
keluarga setelah pemberin. Usahakan terdapat saksi dari keluarga saat
pemberian obat (Nursalam, 2016)
7) Pendidikan Managemant Obat
Seorang manager keperawatan dapat mendidik staf mengenai obat
dengan cara berikut ini:
a) Membuat catatan mengenai obat-obatan yang sering dipakai, jelaskan
penggunaan obat dan efek samping, kemudian berikan salinan kepada
semua staf.
b) Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan dan
gantungkan didinding.
c) Adakan pertemuan staf untuk membahas penyebab pemborosan obat.
d) Beritahu kepada semua staf mengenai harga bermacam-macam obat.
e) Aturlah program diskusi dan bahaslah mengenai satu jenis obat setiap
minggu pada pertemuan staf
f) Sediakan satu atau lebih eksemplar buku farmakologi sederhana di
perpustakaan
g) Pengambilan Obat
h) Bila klien pulang atau pindah ruangan dan obat masih ada sisa maka obat
dikembalikan kepada klien / keluarga dan perawat/petugas serta tanggal
dan waktu penyerahan.
d. Pelaksanaan Kegiatan
Topik : Sentralisasi Obat
Sasaran : Pasien di Ruang Mawar Merah Putih lantai 1 RSUD
Sidoarjo
Waktu :
Hari / tanggal :
Tempat : Ruang Mawar Merah Putih lantai 1 RSUD Sidoarjo
88
1. Pengorganisasian
Penanggung jawab : Sabila Firdausita, S.Kep
Kepala Ruangan : Diana Rahmi Isnaini, S.Kep
Perawat Primer : Luluk Irmawati, S.Kep
Perawat Assosiate : Akhmad Kavin H, S.Kep
Perawat Assosiate : Musayenah., S.Kep
Keluarga Pasien : Muhammad Sofyan A, S.Kep
Farmasi : Fajar Mustafa, S.Kep
2. Tujuan
Setelah dilakukan praktik manajemen keperawatan, diharapkan di Ruang
Mawar Merah Putih lantai 1 mampu menerapkan sentralisasi obat secara
optimal.
e. Rencana strategi
a. Melaksanakan sentralisasi obat klien bekerja sama dengan perawat, dokter
dan bagian farmasi
b. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan sentralisasi obat
f. Struktur :
a. Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di Mawar Merah Putih lantai 1
RSUD Sidoarjo.
b. Persiapan sarana dan prasarana (kotak obat, informed consent, lembar serah
terima, dll).
c. Persiapan dilakukan sebelumnya
g. Proses
a. Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan yang telah
ditentukan dan klien yang telah menyetujui informed consent untuk
dilakukan sentralisasi obat.
b. Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan alur yang telah ditentukan.
h. Hasil
a. Klien puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat.
b. Obat dapat diberikan secara tepat dan benar 6T dan 1W.
c. Perawat mudah mengontrol pemberian obat dan dokumentasi yang benar
89
i. Mekanisme Kegiatan
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksa
na
Persiapa 1. PP mendatangi Karu & 10 menit Nurse Karu
n menyatakan mau Station
mengadakan sentralisasi PP
obat oral dan injeksi Karu
2. Karu menanyakan
persiapan SO
3. PP menyebutkan hal-hal
yang sudah disiapkan
4. Karu memeriksa
kelengkapan administrasi
sentralisasi obat
(meliputi: informed
consent, formulir
pemberian obat oral dan
injeksi, lembar serah
terima obat)
Pelaksan 1. Karu mendatangi bed 30 menit Bed paisen Karu
aan pasien yang akan di
adakan sentralisasi obat Nurse PP
2. PP meminta satu/dua Station
orang keluarga pasien PP
untuk dijelaskan tentang
sentralisasi obat secara PP
umum di nurse station PP
3. PP menjelaskan
bagaimana PP&PA
pensentralisasian obat
4. PP memberikan informed
consent pada keluarga
pasien
5. PPbersama keluarga
mencatat jumlah obat dan
menyimpan obat
6. PP&PA bersama sama
melakukan
pendokumentasian
pemberian obat
Penutup 1. PP melaporkan kepada 15 menit Nurse Karu
Karu dengan membawa Station
semua kelengkapan SO
2. Karu mengecek informed
concent dan lembar serah
terima obat
3. Karu mengevaluasi pada
PP tentang pelaksanaan
sentralisasi obat
90
Supervisi adalah suatu proses kemudahan untuk penyelesaian
tugas- tugas keperawatan (Swansburg & Swansburg, 1999).
Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing,
mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai,
mengevaluasi secara terus menerus pada setiap perawat dengan
sabar, adil serta bijak sana (Kron, 1987).
Pelayanan yang berkualitas haruslah didukung oleh sumber-
sumber yang memadai, antara lain sumber daya manusia yang
bermutu, standart pelayanan termasuk pelayanan keperawatan yang
berkualitas, disamping fasilitas yang sesuai harapan masyarakat.
Berdasarkan hasil pengkajian yang kami lakukan pada tanggal
09-11 Januari 2022 kegiatan supervise Ruang Mawar Merah putih
lantai 1 Latai 1 Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sidoarjo,
kegiatan supervisi keperawatan telah dilakukan oleh kepala ruangan
dengan cara melihat kinerja perawat dalam melakukan tindakan
setiap harinya. Pelaksanaan supervisi yang dilakukan di ruang rawat
inap kelas III Mawar Merah Putih lantai 1 diterapkan dalam tiga
bulan sekali yaitu dilakukan supervisi secara langsung dan tidak
langsung. Dalam sebulan sekali dilakukan sebanyak 20 pasien
sebagai sampling. Supervisi yang dilakukan belum dilengkapi
dengan format penilaian tindakan, dan dokumentasi. Akan tetapi
Kepala Ruangan selalu memantau dan memberi masukan langsung
kepada perawat yang bersangkutan secara lisan jika ada kekurangan
dan kesalahan dalam tindakan yang dilakukan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan kepala ruangan didapatkan data bahwasanya
supervisi dilakukan satu bulan sekali, oleh kepala ruangan dengan
data yang menggunakan format supervisi sesuai standart yaitu SAK
sedangkan kedisiplinan menggunakan format pribadi. Dan supervisi
tidak langsung dilakukan secara rutin selama tiga bulan sekali oleh
bidang keperawatan.
Supervisi merupakan bagian yang penting dalam manajemen
keperawatan. Pengelolaan asuhan keperawatan membutuhkan
91
kemampuan manajer keperawatan dalam melakukan supervisi.
Kepala ruangan merupakan manajer garda depan dan penanggung
jawab ruangan harus mampu menjadi supervisor yang baik terhadap
perawat pelaksana, sehingga dapat meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan yang diberikan dan pada akhirnya dapat meningkatkan
kinerja perawat pelaksana khususnya diruang rawat inap kelas III
Mawar Merah Putih lantai 1 RSUD Kabupaten Sidoarjo.
Tindakan keperawatan merupakan bentuk nyata kegiatan yang
dilakukan perawat terhadap pasien sehingga dalam pelaksanaannya
perlu benar-benar diperhatikan ketepatan dan
kesesuaiannya.Kesalahan yang terjadi pada pelaksanaan tindakan
keperawatan akan berakibat fatal baik bagi pasien maupun perawat.
Pelaksanaan supervisi ditujukan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan keperawatan yang telah diberikan Ruang rawat inap
Mawar Merah putih lantai 1 Latai 1 RSUD Kabupaten Sidoarjo.
Oleh karena itu melalui kegiatan supervisi diharapkan dapat
meningkatkan kualitas atau mutu pelayanan keperawatan yang
menjadi fokus dan tujuan utama dalam menciptakan kepuasan di
antara mereka yang terlibat dalam kegiatan supervisi.
Tindakan keperawatan yang akan disupervisi adalah
pemberian terapi obat melalui selang intravena (per iv bolus) karena
tindakan tersebut sering dilakukanoleh perawat ruangan sehingga
perlu dilakukan pengawasan dan pembinaan secara
berkesinambungan agar kemampuan dan keterampilan perawat
dapat meningkat.
b. Masalah
92
a) Memberikan bantuan kepada bawahan secara langsung
sehingga dengan bantuan tersebut bawah anak dan memiliki
bekal yang cukup untuk dapat melaksanakan tugas atau
pekerjaan dengan hasil yang baik (Suarli, 2009).
e. Program Kerja
a) Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Diana Rahmi Isnaini,
S.Kep
Kepala ruangan : Moh. Sofyan Adiputra,
S.Kep
Perawat Primer : Sabilla Firdausita, S.Kep
93
Luluk Irmawati, S.Kep
Perawat Associate : Innatus Solihatin , S.Kep
Akhmad Kavin H., S.Kep
Musayenah, S.Kep
Fajar Mustafa , S.Kep
Pasien : Icha Anisa Zaini, S.Kep
Keluarga Pasien : Diana Rahmi Isnaini,
S.Kep
Nurur Rohmah S.Kep
Pembimbing Akademik : Soliha, S.Kep., Ns.,
M.AP., M.Kep
Pembimbing Klinik : Rena Ridha V , S.Kep.,Ns
b) Pelaksanaan
Kegiatan supervise keperawatan dilaksanakan pada
minggu tanggal. Supervisi ini dilaksanakan oleh
mahasiswa praktek profesi menajemen keperawatan di
Ruang Rawat Inap Kelas III Mawar Merah putih lantai 1
Latai 1 RSUD Kabupaten Sidoarjo.
c) Materi Supervisi
Pemberian obat melalui selang intra vena (per IV bolus)
d) Media supervisi
a) SOP
b) Format penilaian supervisi
f. Rencana Strategi
g. Melaksanakan role play supervisi keperawatan
Tahap
Kepala Ruangan (Supervisor) Perawat Primer
Kegiatan
Pembukaan:
1. Salam
1. Menerimapenjelasanterkaitkegiatandantuj
PraSuper pembukaandanmenjelaskankeg
uansupervisi.
visi iatansupervisi
2. Mempersiapkandiriterhadapkegiatansuper
5 menit 2. Menjelaskantujuansupervisi.
visi.
3. Menjelaskan format penilaian
yang akandigunakan.
94
1. Melakukan pengawasan dan
koordinasi
2. Menilai berdasarkan format 1. Mempersiapkan kelengkapan kegiatan
Supervisi supervisi (lembar-lembar dokumentasi
Supervisi 3. Mencatat jika ditemukan keperawatan)
20 menit adahal-hal yang perlu 2. Memperhatikan
didiskusikan bersama PP. 3. Menerima saran dan kritik perbaikan.
4. Memberikan masukan berupa 4. Menerima saran dan kritik perbaikan
saran atau pembetulan dari
tindakan yang dilakukan
1. Menginformasikan hasil dari
penilaian.
1. Mendengarkan penjelasan supervisor
2. Melakukan evaluasi hasil
dengan seksama
bimbingan
PostSuper 2. Menerima hasil penilaian
3. Memberikan solusidan feed
visi 3. Memberikan feed back terkait hasil
back
5 menit evaluasi supervisor.
4. Memberikan reinforcement dan
4. Menerima konsep solusi yang ditawarkan
reward.
oleh supervisor
5. Melakukan dokumentas ihasil
supervise
95
ALUR SUPERVISI
Kasi Keperawatan Rawat Inap
Supervisi
Menetapkan kegiatan dan
tujuan serta instrument/ alat
ukur
Katim 1 Katim 2 Katim 3 Katim 4
PEMBINAAN 3F :
a. Penyampaian
penilaian (Fair)
b. Feed back Kinerja perawat dan Kualitas Pelayanan Meningkat
c. Follow up,
pemecahan masalah
dan Reward
h. Evaluasi
a) Struktur
(1) Supervisi dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Kelas III Mawar Merah
e) Proses
(2) Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan supervise sesuai peran
122
yang telah ditentukan
f) Hasil
Pelaksanaan supervisi sesuai dengan yang direncanakan
4.2.4 Discharge planning
a. Latar Belakang
Discharge planning merupakan bagian dari komponen yang penting
dalam Model Asuhan Keperawatan Profesional dimana rencana
pemulangan pasien ini sangat menarik untuk dikaji karena tidak semua
pelayan kesehatan memperaktekkan tindakan ini secara optimal. Maka
dari itu seorang tenaga pelayanan yang profesional perlu ditekan kan
dan memperhatikan cara mengaplikasikannya untuk meningkatkan
kualitas pelayanan terhadap pasien. Discharge planning bukan hanya
dilakukan waktu pasien ketika akan pulang yang selam ini
dipersepsikan melainkan dipersiapkan dan di rencanakan dan
dilaksanakan sejak awal pasien masuk. Keakuratan data yang diterima
secara continoutas dapat membantu tahap -tahap, faktor serta hal-hal
yang perlu dikaji untuk pelaksanaan rencana pemulangan pasien.
Berdasrkan kondisi yang belum ada kesesuaian antara teori dan
aplikasi dilapangan dalam penerapan discharge planning untuk
menciptakan Model Asuhan Keperawatan yang dapat meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan, maka mahasiswa praktek manajemen
keperawatan STIKES Ngudia Husada Madura program profesi ners
akan melaksanakan praktek Discharge Planning berdasarkan konsep
Model Asuhan Keperawatan Profesional PRIMER.
b. Tujuan :
1. Tujuan Umum
Membantu klien dalam Rencana pulang yang dimulai pada saat
pasien masuk rumah sakit secara periodik dan berkelanjutan
2. Tujuan Khusus
a) Mengkaji kebutuhan rencana pemulangan
b) Mengidentifikasi masalah pasien.
123
a. Manfaat Discharge Planning
1. Bagi Klien
a) Meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan
keperawatan dirumah.
b) Meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan pada pasien.
c) Membantu pasien memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap
dalam memperbaiki, serta memepertahankan status kesehatan
pasien.
2. Bagi mahasiswa
Terjadi pertukaran informasi antara mahasiswa dengan pasien
sebagai penerimaan pelayanan.
a. Mengevaluasi pengaruh intervensi yang terencana pada
penyembuhan pasien.
b. Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan
keperawatan dirumah.
d. Prinsip-Prinsip Rencana Pemulangan
Menurut Nursalam (2017) Meliputi :
a. Pasien merupakan fokus dalam perencanaan pulang. Nilai keinginan
dan kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi.
b. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi. Kebutuhan ini berkaitan
dengan masalah yang mungkin timbul pada saat pasien pulang nanti,
sehingga kemungkinan masalah yang timbul dirumah dapat segera
diantisipasi.
c. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif. Perencanaan
pulang merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus
saling bekerja sama.
d. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas
yang ada. Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang
disesuaikan dengan pengetahuan dari tenaga yang tersedia atau
fasilitas yang tersedia di masyarakat.
124
e. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan
kesehatan. Setiap pasien masuk tatanan pelayanan maka
perencanaan pulang harus dilakukan.
e. Tahap-Tahap Discharge Planning
1. Pengkajian
Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data
tentang klien. Ketika melakukan pengkajian kepada klien, keluarga
merupakan bagian dari unit perawatan. Klien dan keluarga harus aktif
dilibatkan dalam proses discharge agar transisi dari rumah sakit ke rumah
dapat efektif. Elemen penting dari pengkajian discharge planning adalah:
1. Data Kesehatan
2. Data Pribadi Pemberi Perawatan
3. Lingkungan, Keuangan dan Pelayanan yang dapat mendukung.
2. Diagnosa : Diagnosa keperawatan didasarkan pada pengkajian
discharge planning, dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan klien
dan keluarga. Keluarga sebagai unit perawatan memberi dampak
terhadap anggota keluarga yang membutuhkan perawatan. Adalah
penting untuk menentukan apakah masalah tersebut aktual atau
potensial.
3. Perencanaaan : Hasil yang diharapkan perencanaan pemulangan pasien
membutuhkan identifikasi kebutuhan spesifik klien. Kelompok perawat
berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang baik untuk persiapan
pulang klien, yang disingkat dengan METHOD, yaitu :
a. Medication (obat)
Obat-obatan yang masih diminum dan jumlahnya: Pada pasien yang
akan pulang dijelaskann obat-obat yang masih diminum dan yang
dihentikan , dosis, cara pemberian dan waktu yang tepat minum
obat.
b. Environment (Lingkungan)
Lingkungan tempat klien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya
aman. Pasien juga sebaiknya memiliki fasilitas pelayanan yang
dibutuhkan untuk kontinuitas perawatannya.
c. Treatrment (pengobatan)
125
Perawat harus memastikan bahwa pengobatan dapat berlanjut
setelah klien pulang, yang dilakukan oleh klien atau anggota
keluarga. Jika hal ini tidak memungkinkan, perencanaan harus
dibuat sehingga seseorang dapat berkunjung ke rumah untuk
memberikan keterampilan perawatan.
d. Health Teaching (Pengajaran Kesehatan)
Klien yang akan pulang sebaiknya diberitahu bagaimana
mempertahankan kesehatan. Termasuk tanda dan gejala yang
mengindikasikan kebutuhan pearwatan kesehatan tambahan.
e. Outpatient referral
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen
komunitas lain yang dapat meningkatan perawatan yang kontinu.
f. Diet
g. Klien sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya.
sebaiknya pasien mampu memilih diet yang sesuai untuk dirinya.
4. Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan referral.
Seluruh pengajaran yang diberikan harus didokumentasikan pada
catatan perawat dan ringkasan pulang (Discharge summary). Instruksi
tertulis diberikan kepada klien. Demonstrasi ulang menjadi harus
memuaskan. Klien dan pemberi perawatan harus memiliki keterbukaan
dan melakukannya dengan alat yang akan digunakan di rumah.
Penyerahan home care dibuat sebelum klien pulang. Informasi tentang
klien dan perawatannya diberikan kepada agen tersebut. Seperti
informasi tentang jenis pembedahan, pengobatan (termasuk kebutuhan
terapi cairan IV di rumah), status fisik dan mental klien, factor social
yang penting (misalnya kurangnya pemberi perawatan, atau tidak ada
pemberi perawatan) dan kebutuhan yang diharapkan oleh klien.
5. Evaluasi terhadap discharge planning : dangat penting dalam membuat
kerja proses discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus
diteliti dengan cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang
sesuai. Evaluasi berjalan terus-menerus dan membutuhkan revisi dan
juga perubahanEvaluasi lanjut dari proses pemulangan biasanya
126
dilakukan seminggu setelah klien berada di rumah. Ini dapat dilakukan
melalui telepon, kuisioner atau kunjungan rumah (home
visit).Keberhasilan program rencana pemulangan tergantung pada enam
variabel :
a. Derajat penyakit
b. Hasil yang diharapkan dari perawatan
c. Durasi perawatan yang dibutuhkan
d. Jenis-jenis pelayanan yang diperlukan
e. Komplikasi tambahan dan ketersediaan sumber-sumber
pelayanan
f. Faktor-faktor yang perlu dikaji dalam Discharge Planning
a. Pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakit, terapi dan
perawatan yang diperlukan.
b. Kebutuhan psikologis dan hubungan interpersonal di dalam keluarga.
c. Keinginan keluarga dan pasien menerima bantuan dan kemampuan
mereka memberi asuhan.
d. Bantuan yang diperlukan pasien.
e. Pemenuhan kebutuhan aktivitas hidup sehari-hari seperti makan,
minum, eliminasi, istirahat dan tidur, berpakaian, kebersihan diri,
keamanan dari bahaya, komunikasi, keagamaan, rekreasi dan sekolah.
f. Sumber dan sistem pendukung yang ada di masyarakat.
g. Sumber finansial dan pekerjaan.
h. Fasilitas yang ada di rumah dan harapan pasien setelah dirawat.
i. Kebutuhan perawatan dan supervisi di rumah.
g. Jenis-Jenis Pemulangan
Nursalam (2017), mengklasifikasikan jenis pemulangan pasien sebagai
berikut
a. Conditioning discharge (pulang sementara atau cuti), keadaan pulang
ini dilakukan apabila kondisi pasien baik dan tidak terdapat komplikasi.
Pasien untuk sementara dirawat di rumah namun harus ada pengawasan
dari pihak rumah sakit atau Puskesmas terdekat.
127
b. Absolute discharge (pulang mutlak atau selamanya), cara ini merupakan
akhir dari hubungan pasien dengan rumah sakit. Namun apabila pasien
perlu dirawat kembali, maka prosedur perawaatan dapat dilakukan
kembali.
c. Judical discharge (pulang paksa), kondisi ini pasien diperbolehkan
pulang walaupun kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang,
tetapi pasien harus dipantau dengan melakukan kerjasama dengan
perawat puskesmas terdekat.
h. Pelaksanaan Kegiatan
Hari / tanggal : / 2023
Pukul :
Pelaksana : Karu, PP, dan PA
Topik : Aplikasi Rencana Pemulangan Pada Klien Dengan Disentri
Tempat : Ruang Nurse Station dilanjutkan dikamar klien
1. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Innatus Solihatin, S.Kep
Karu : Akmad Kavin Hidayatullah, S.Kep
Perawat Primer : Fajar Mustofa, S.Kep
Perawat Asosiate : Musayenah, S.Kep
Pembimbing Akademik: Soliha, S.Kep.,Ns.,M.AP.,M.Kep
Pembimbing Klinik : Rena Ridha V ,S.Kep
2. Metode dan Media
a. Karu Membuka acara discharge planning kepada pasien
b. Karu Menyetujui dan menandatangani format discharge
planning
c. PP membuat rencana discharge planning
d. PP membuat leaflet dan kartu discharge plannimg
e. PP memberikan konseling
f. PP memberikan pendidikan Kesehatan
g. PP menyediakan format discharge planning
h. PP mendokumentasikan discharge planning
128
i. PP melakukan agenda discharge planning (pada awal perawatan
sampai akhir perawatan)
j. PA Ikut membantu dalam melaksanakan discharge planning
yang sudah direncanakan oleh perawat primer.
4. Instrumen
a. Leaflet
b. Lembar discharge planning
5. Mekanisme Kegiatan Discharge Planning Perencanaan Pasien Pulang
(Middle)
129
Penutup Karu memberikan reward 2 Menit Ruang Karu, PP dan
kepada perawat primer Karu PA
3. Pelaksanaan Kegiatan
MIDDLE
Hari / tanggal : / 2023
Pukul :
Pelaksana : Karu, PP, dan PA
Topik :
Tempat :
4. Pengorganisasian
Karu : Moh Sofyan Adiputra, S.Kep
PP : Innatus Solihatin, S.Kep
PA : Sabila Firdausita, S.Kep
Pembimbing Akademik: Soliha, S.Kep.,Ns.,M.AP.,M.Kep
Pembimbing Klinik : Rena Ridha,S.Kep
5. Metode dan Media
a. Karu Membuka acara discharge planning kepada pasien
b. Karu Menyetujui dan menandatangani format discharge
planning
c. PP membuat rencana discharge planning
d. PP membuat leaflet dan kartu discharge plannimg
e. PP memberikan konseling
f. PP memberikan pendidikan kesehatan
g. PP menyediakan format discharge planning
h. PP mendokumentasikan discharge planning
i. PP melakukan agenda discharge planning (pada awal perawatan
sampai akhir perawatan)
j. PA Ikut membantu dalam melaksanakan discharge planning
yang sudah direncanakan oleh perawat primer.
131
6. Mekanisme Kegiatan Discharge Planning (post)
132
pergantian shift, yaitu saat timbang terima klien. Timbang terima merupakan
teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (informasi)
yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima klien harus dilakukan
seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat jelas dan komplit
tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah
dilakukan/belum dan perkembangan klien saat itu.Informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan
dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat
primer antar shift secara tulisan dan lisan (Nursalam, 2002).
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 10 Januari 2023, Timbang
terima dilakukan tiga kali sehari atau setiap pergantian shift. Timbang
terima di Ruang Rawat Inap Kelas III Mawar Merah Putih lantai 1
merupakan kegiatan rutin yang sudah dilakukan, dimana pergantian Shift
pagi ke shift sore dilakukan pada jam 14.00 dan shift sore ke shift malam
dilakukan pada jam 21.00 WIB, shift malam ke pagi dilakukan pada jam
07.00 WIB.
Timbang terima dilakukan di nurse station dari perawat ke perawat,
kemudian dilanjutkan dengan timbang terima keliling kamar rawat inap
pasien untuk validasi data. Perawat primer memimpin kegiatan timbang
terima setiap shift pagi ke siang, dan timbang terima siang ke malam di
pimpin oleh PJ shift (penanggung jawab) dan timbang terima malem ke pagi
di pimpin oleh PJ shift, KARU tidak ikut di timbang terima ruang Mawar
Merah putih lantai 1 sebelah barat karena mengikuti timbang terima Mawar
Merah putih lantai 1 sebelah timur saat shift pagi, pada saat timbang terima
di nurse station semua perawat mengikuti timbang terima. Pelaporan jaga
setiap shift sudah dilakukan. Tidak semua timbang terima dilakukan tepat
waktu sesuai pergantian shift, menurut hasil observasi dan wawancara yang
dilakukan tanggal 10 Januari 2023 timbang terima dari shift malam ke pagi
dilakukan pada pukul 07.15 WIB dengan dihadiri perawat primer,
kemudian untuk timbang terima dari pagi ke sore di lakukan pada jam 14.30
WIB Terkadang waktu timbang terima tak menentu dilakukan pada setiap
perawat shift selanjutnya sudah tiba di ruangan. Hal-hal yang disampaikan
133
dalam timbang terima adalah nama pasien, ruangan, data subjektif, data
objektif, diagnosa medis, diagnosa keperawatan, tindakan yang dilakukan,
tindakan yang belum dilakukan, diaognosa keperawatan, dan penyampaian
masalah pasien terkini, risiko jatuh, tingkat ketergantungan pasien, serta
rencana tindakan yang akan dilakukan untuk pasien dan menggunakan
SOAP komunikasi efektif dengan dokter yaitu :
134
yang baik.
135
d. Target
1) Menentukan penanggung jawab timbang terima untuk tiap-tiap shift.
2) Melibatkan PJ Unit, Ners Primer dan Ners Associate Ruang Rawat inap
Mawar Merah Putih lantai 1 kelas III Rumah Sakit Umum Daerah
e. Program kerja
1) Pengorganisasian:
Penanggung Jawab : Luluk Irmawati, S.Kep
Kepala ruangan : Fajar Mustafa, S.Kep
Perawat Primer Pagi : Diana Rahmi I, S.Kep
Perawat Asosiate pagi : Musayyenah, S.Kep
Innatus Solihatin, S.Kep
Perawat Asosiated 1 siang : Ahmad Kavin H, S.Kep
Perawat Asosiated 2 siang : Sabila Firdausita, S.Kep
Icha Anisa Z, S.Kep
Perawat Asosiated 3 siang : Luluk Irmawati ,S.Kep
Moh Sofyan Adiputra, S.Kep
Pembimbing Akademik :Soliha, S.Kep.,Ns., M.AP., M.Kep
Pembimbing Klinik : Rena Ridha V, S.Kep.Ns
2) Pelaksanaan
Kegiatan timbang terima dilaksanakan pada
minggu ke 2 hari … Januari 2023. Kegiatan ini
dilaksanakan oleh mahasiswa praktik profesi menajemen
keperawatan di Ruang Mawar Merah Putih lantai 1 Rawat
Inap Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Sidoarjo.
3) Rencana strategi
1) Menyusun materi timbang terima
2) Membuat format timbang terima dan juknis
3) Melaksanakan timbang terima bersama dengan kepala ruangan dan
136
staf keperawatan
4) Mendokumentasikan hasil timbang terima penderita.
4) Prosedur overan
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
1. Overan dilakanakan setiap
pergantian shift
2. Prinsip overan. Terutama
pada semua pasian baru dan
pasien yang dilakukan
overan khususnya pasien
yang memiliki
permasalahan yang
belum/dapat teratasi serta
yang membutuhkan
observasi lebih lanjut
3. PP pagi menyampaikan
overan pada PP berikutnya
mengenai hak yang perlu
disampaikan dalam overan:
a. Jumlah pasien
b. Identitas klien dan
Nurse
Persiapan diagnosis medis 5 menit PP dan PA
station
c. Data (keluhan/subjektf
dan objektif)
d. Masalah keperawatan
yang masih muncul
e. Intervensi
keperawatan yang
sudah dan belum
dilaksanakan (secara
umum)
f. Intervensi kolaborasi
dan dependen
g. Rencana umum dan
persiapan yang perlu
dilakukan (persiapan
operasi, pemeriksaan
penunjang, dll)
137
klarifikasi, tanya jawab dan
melakukan validasi
terhadap hal-hal yang telah
ditimbang terimakan dan
berhak menanyakan
mengenai hal-hal yang
kurang jelasdi Bed pasien
6. Kepala ruang
menyampaikan salam dan
pp menanyakan kebutuhan
dasar pasien
7. Perawat yang
melaksanakan overan
mengkaji secara penuh
tehadap masalah
keperawatan, kebutuhan,
dan tindakan yang Ruang
telah/belum dilaksanakan Perawatan
serta hal-hal penting
lainnya selama masa
perawatan
8. Hal-hal yang sifatya khusus
dan memerlukan perincian
yang matang sebaiknya
dicatat secara khusus untuk
kemudian
diserahterimakan kepada
petugas berikutnya
1. Diskusi
2. Pelaporan untuk overan
dituliskan secara langsung
pada format overan yang
ditandatangani oleh PP Nurse Karu, PP, dan
Post overan 5 menit
yang jaga saat itu dan PP station PA
yang jaga berikutnya
diketahui oleh kepala
ruangan
3. Ditutup oleh karu
138
ALUR TIMBANG TERIMA
PASIEN
RENCANA
TINDAKAN
PERKEMBANGAN/KEA
DAAN PASIEN
MASALAH :
1. TERATASI
2. BELUM TERATASI
3. TERATASI SEBAGIAN
4. MUNCUL MASALAH BARU
5) Evaluasi
a) Evaluasi struktur
Rencana kegiatan timbang terima sebelum pelaksanaan dibawah
tanggung jawab masing-masing
b) Evaluasi proses
Kegiatantimbang terima berjalan sesuai dengan rencana
c) Evaluasi hasil
Perawat ruangan melakukan timbang terima dengan benar.
139
4.2.6 Ronde Keperawatan
a. Latar Belakang
Industri kesehatan saat ini semakin berkembang pesat. Rumah sakit
swasta dan rumah sakit milik pemerintah mengalami pertumbuhan pesat.
Hal ini menyebabkan tingginya persaingan industri rumah sakit yang ketat
dan mendorong rumah sakit untuk mengembangkan pelayanan yang lebih
baik pada pelangggan. Salah satu usaha pengembangan pelayanan di rumah
sakit berupa peningkatan mutu asuhan keperawatan.
Peningkatan mutu asuhan keperawatan sesuai dengan tuntutan
masyarakat dan perkembangan IPTEK. Sehingga, dibutuhkan
pengembangan dan pelaksanaan suatu model asuhan keperawatan
profesional yang efektif dan efisien. Metode keperawatan primer
merupakan salah satu metode pemberian pelayanan keperawatan dimana
salah satu kegiatannya adalah ronde keperawatan. Ronde keperawatan yaitu
suatu metode untuk menggali dan membahas secara mendalam masalah
keperawatan yang terjadi pada pasien dan kebutuhan pasien akan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat primer ataupun perawat
pelaksana, konselor, kepala ruangan, dan seluruh tim keperawatan dengan
melibatkan pasien secara langsung sebagai fokus kegiatan. pelaksanaan
ronde keperawatan diharapkan dapat memecahkan masalah keperawatan
pasien melalui cara berpikir kritis berdasarkan konsep asuhan keperawatan.
Ronde keperawatan merupakan suatu sarana bagi perawat untuk
membahas masalah keperawatan dengan melibatkan klien dan seluruh tim
keperawatan, konsultan keperawatan, serta tim kesehatan lain (dokter, ahli
gizi, rehabilitasi medik). Selain menyelesaikan masalah keperawatan
pasien, ronde keperawatan juga merupakan suatu proses belajar bagi
perawat dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif
dan psikomotor. Kepekaan dan cara berpikir kritis perawat akan tumbuh dan
terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan pengaplikasikan konsep
teori secara langsung pada kasus nyata. Dengan pelaksanaan ronde
keperawatan yang berkesinambungan diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan perawat ruangan untuk berpikir secara kritis dalam
140
peningkatan perawatan secara professional. Dalam pelaksanaan ronde juga
akan terlihat kemampuan perawat dalam melaksanakan kerja sama dengan
tim kesehatan yang lain guna mengatasi masalah kesehatan yang terjadi
pada klien (Nursalam, 2007).
Berdasarkan hasil pengkajian dengan wawancara yang dilakukan pada
tanggal 09-11 Januari 2023, didapatkan data SDM di Ruang Rawat Inap
Mawar Merah putih lantai 1 Latai 1 RSUD Kabupaten Sidoarjo banyak
mempunyai pengalaman di bidang KMB, dokter yang menangani pasien
merupakan dokter spesialis. Selain itu, diperoleh informasi, bahwa di Ruang
Rawat Inap Mawar Merah putih lantai 1 Latai 1 RSUD Kabupaten Sidoarjo
belum pernah dilakukan dan karena belum ada format baku unuk ronde
keperawatan, dan masih kesulitan untuk mengumpulkan dari masing-
masing profesi dalam 1 waktu.
Dokumentasi untuk ronde keperawatan belum tersedia di ruangan karena
masih belum dilakukannya ronde keperawatan, akan tetapi apabila kepala
ruangan atau perawat ruangan berkonsultasi dengan tim dokter atau tim gizi
selalu dilakukan pendokumentasian di buku rekam medis maupun buku
laporan perawat ruangan. Kepala ruangan juga bersedia membantu
mahasiswa praktik profesi untuk mengadakan ronde keperawatan.
b. Masalah
Di Ruang Rawat Inap Kelas III Mawar Merah putih lantai 1 Latai 1 RSUD
Kabupaten Sidoarjo belum pernah melakukan ronde keperawatan.
c. Tujuan
1. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu menyelesaikan masalah pasien melalui ronde
keperawatan.
2. Tujuan Umum
141
3) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan
4) Menumbuhkan pemikiran tentang Tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah klien.
f. Pengorganisasian
Kepala Ruangan :
Perawat Primer :
Perawat Konselor :
Ahli Gizi :
Apoteker :
Dokter :
Moderator :
Pembimbing Akademik :
Pembimbing Klinik :
g. Rencana strategi
142
ALUR RONDE KEPERAWATAN
Persiapan Pasien :
a. Informed Concent
b. Hasil Pengkajian/
Validasi data
Lanjutan diskusi di
Nurse Station
TAHAP PASCA
Simpulan dan rekomendasi
RONDE
solusi masalah
Masalah teratasi
143
h. Mekanisme Kegiatan Ronde Keperawatan
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Pra 1. Menentukan kasus sebelum pelaksanaan 5 menit Nurse Karu, PP dan
Ronde ronde station PA
2. Informed consent
3. Menentukan literature
4. Mendiskusikan masalah klien
Proses 1. salam pembukaan 15 menit Nurse Karu, PP, PA,
Ronde 2. memperkenalkan tim ronde station PK dan tim
3. menyampaikan topik ronde yang akan medis lain
disampaikan oleh PP
4. Penyajian masalah
a. Menjelaskan riwayat singkat
penyakit klien
b. Menjelaskan masalah yang timbul
pada pasien, intervensi yang sudah
dilakaukan dan evaluasi
5. Validasi data
a. Memberi salam dan
memperkenalkan klien kepada tim
ronde
b. Mencocokkan dan menjelaskan
kembali data yang telah
disampaikan PP
10 menit Bed Klien
Post 1. Evaluasi pelaksanaan ronde 5 menit Nurse Karu, PP, PA,
Ronde 2. Revisi dan perbaikan Karu, Station PK dan tim
pembimbing dan supervisi Ners station medis lain
i. Prolog
(disesuaikan dengan kasus ronde keperawatan)
j. Evaluasi
1) Struktur :
a) Ronde keperawatan dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Kelas III
Mawar Merah putih lantai 1 RSUD Kabupaten Sidoarjo Peserta
ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan kegiatan
b) Persiapan dilakukan 1 minggu sebelumnya
c) Penentuan pasien yang akan dilaksanankan ronde dilakukan 1
minggu sebelumnya
d) Membuat informed consent dengan pasien atau keluarga
2) Proses :
a) Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
b) Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai
peran yang telah ditentukan
144
3) Pelaksanaan :
standar keperawatan.
145
c. Komunikasi
Dokumentasi merupakan alat perekam masalah yang
berkaitan dengan klien sehingga dapat dijadikan sebagai
alat komunikasi antar tenaga kesehatan.
d. euangan
Semua tindakan keperawatan yang belum, sedang dan
telah diberikan dicatat dengan lengkap sebagai acuan
dalam menentukan biaya perawatan klien.
e. Pendidikan
Dokumentasi berisi kronologis dari kegiatan asuhan
keperawatan yang dapat digunakan sebagai bahan atau
referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi
keperawatan.
f. Penelitian
Data yang terdapat dalam dokumentasi keperawatan
mengandung informasi yang dapat digunakan sebagai bahan
riset untuk pengembangan ilmu keperawatan.
g. Akreditasi
Dokumentasi keperawatan dapat digunakan untuk
melihat sejauh mana peran dan fungsi perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan. Hal–hal yang perlu
diperhatikan dalam pendokumentasian (Potter dan
Perry,1984)
146
j. Jangan tergesa–gesamelengkapi catatan, pastikan dulu
bahwa datanya akurat.
147
3. Penerapan Dokumentasi Keperawatan
a. Penanggung jawab : Musayennah , S.Kep
b. Tujuan :Setelah dilakukan praktek manajemen
keperawatan, diharapkan semua perawat di Mawar Mawar
Merah Putih Lantai 1 Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Sidoarjo mampu menerapkan
pendokumentasian keperawatan secara ringkas, baik dan
benar.
c. Waktu:
d. Rencana strategi :
1) Mendiskusikan format pengkajian dan
pendokumentasian sesuai dengan kasus di Ruang
Mawar Merah putih lantai 1 Latai 1 RSUD Kabupaten
Sidoarjo.
2) Merevisi format pengkajian, diagnosis keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
3) Menyiapkan format/pendokumentasian keperawatan.
4) Melaksanakan pendokumentasian
bersama dengan perawat ruangan.
e. Kriteria Evaluasi :
1) Struktur :
a) Menentukan penanggung jawab kegiatan.
b) Mendiskusikan format pengkajian dan
pendokumentasian sesuai dengan kasus di Ruang
Mawar Merah Putih Lantai 1 RSUD Kabupaten
Sidoarjo
c) Menyiapkan format pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
d) Menyiapkan format/pendokumentasian keperawatan.
2) Proses :
a) Penggunaan standar terminologi (pengkajian,
148
diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi).
b) Data yang relevan dan bermanfaat dikumpulkan
kemudian di catat sesuai dengan prosedur dalam
catatan yang permanen.
149
sebaiknya dihindari adanya penulisan yang dapat menimbulkan
interpretasi yang salah.
2) Jaminan Mutu (kualitas pelayanan)
3) Komunikasi
4) Keuangan
5) Pendidikan
6) Penelitian
7) Akreditasi
150
dan Perry,1984)
151
d. Rekomendation: tindakan yang sudah dilakukan, rencana tindakan
lanjut, NIC sift , NIC sift selanjutnya dan karu.
1. Penerapan dokumentasi keperawatan.
a. Penaggung jawab : Zainuddin, S.Kep
b. Tujuan
Setelah dilakukan praktik keperawatan diharapkan semua perawat
mampu menerapkan dan pendokumentasian keperawatan secara
ringkas, baik dan benar.
c. Waktu
Minggu 2 sampai minggu 3
d. Rencana strategi
1) Mendiskusikan format pengkajian dan pendokumentasian sesuai
dengan kasus
2) Merevisi forman pengkajian, diagnosis keperawatn , perncanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
3) Menyiapkan format atau pendokumentasian keperawatan.
4) Melaksanakan pendokumentasian bersama dengan perawat
ruangan.
e. Kriteria hasil evaluasi
1. Struktur :
a) Menentukan penanggung jawab kegiatan.
b) Mendiskusikan format pengkajian dan pendokumentasian sesuai
dengan kasus
c) Menyiapkan format pnegkajian, diagnose keperawatan,
perencaan pelaksanaan dan evaluasi.
d) Menyiapkan format dan pendokumentasian keperawatan.
2. Proses :
a) Penggunaan standart terminologi (pengkajian, diagnosis,
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi)
b) Data yang relevan dan bermanfaat dikumpulkan kemudian
dicatat sesuai dengan prosedur dalam catatan yang permanen.
152
c) Diagnosis keperawatan disusun berdasarkan klasifikasi dan
analisa data yang akurat.
d) Rencana tindakan keperawatan ditulis dan dicatat sebagai bagian
dari catatatn yang permanen.
e) Observasi dicatat secara akurat, lengkap dan sesuai urutan
waktu.
f) Evaluasi dicatat sesuai dengan urutan waktu meliputi selama
dirawat, dirujuk, pulang ataupun perubahan status klien, respon
klien terhadap tindakan.
g) Rencana tindakan yang direvisi, berdasarkan hasil yang
diharapkan klien.
3. Hasil :
Mahasiswa mampu menerapkan pendokumentasian secara ringkas,
baik dan benar.
153