SKRIPSI
Oleh
LUKLUIL MAQNUN
NIM. 18142010109
SKRIPSI
Oleh:
LUKLUIL MAQNUN
NIM. 18142010109
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
Ketua Program Studi Keperawatan
STIKES Ngudia Husada Madura
iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab dan saya bersedia menerima
konsekuensi apapun sesuai aturan yang berlaku apabila dikemudian hari di ketahui
bahwa pernyataan ini tidak benar.
Lukluil Maqnun
18142010109
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan rasa syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala
rahmat, karunia, magfirah dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi ini dengan judul “Hubungan Perawatan Kaki Dengan Resiko Diabetic
Foot Ulcer Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2” ini sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKes Ngudia Husada Madura.
Dengan selesainya penulisan ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan
berbagai pihak, maka melalui kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan
ucapan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada yang terhormat :
1. Dr. Mustofa Haris, S.Kp.,M.Kes Selaku Ketua Yayasan Ngudia Husada Madura
yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan
menyelesaikan Pendidikan di Program Studi Ilmu Keperawatan.
2. Dr. Fitriah, S.Kep.,Ns.,M.Pd.,M.Kep Selaku Pembina Yayasan Ngudia Husada
Madura yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan
menyelesaikan Pendidikan di Program Studi Ilmu Keperawatan.
3. Dr. M. Hasinuddin, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku ketua STIKes Ngudia Husada
Madura yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan di STIKes Ngudia Husada Madura.
4. Merlyna Suryaningsih, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku ketua Program Studi S1
Keperawatan STIKes Ngudia Husada Madura.
5. Rahmad Wahyudi.,S.Kep.,Ns.,M.AP.,M.Kep Selaku Pembimbing yang telah
memberikan kontribusi dalam penyusunan Skripsi ini.
6. Ahmad Masfi., S.Kep.,Ns.,M.Kep Selaku wali kelas yang telah memberikan
arahan, kritik serta semangat dalam proses penyelesaian Skripsi dan bimbingan
selama perkuliahan.
7. Semua dosen pengajar dan staff STIKes Ngudia Husada Madura yang telah
memberikan kesempatan dan fasilitas untuk menyelesaikan Pendidikan.
8. Untuk kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan dan
bantuan dari segi materi dan spiritual.
9. Teman-teman satu pembimbing yang banyak membantu dan memberikan
semangat dan motivasi agar skripsi ini dapat terselesaikan.
v
10. Teman-teman kelas 8C Keperawatan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
LUKLUIL MAQNUN
NIM 18142010109
vi
CURRICULUM VITAE
BIODATA
Nama : Lukluil Maqnun
Tempat, Tanggal Lahir : Bangkalan, 12 Mei 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Madura/Indonesia
Alamat : Kmp. Leban Kel. Bancaran Kab. Bangkalan
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SDN 1 Bancaran : Lulus Tahun 2011
2. SMP Ar-Raudhah Sebaneh : Lulus Tahun 2014
3. SMA Ar-Raudhah Sebaneh : Lulus Tahun 2017
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
1. Allah S.W.T atas segala rahmat, maghfiroh, karunia, inayah serta hidayah-
Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat waktu.
2. Kedua orang tua dan keluarga yang tiada henti mendoakan saya,
memberikan motivasi, semangat, nasehat, Mensupport tanpa pamrih
memberikanku kesempatan meraih cita-cita saya dengan gelar S. Kep.
3. Kampus Ngudia Husada Madura yang telah memberikan segala bentuk
fasilitas dan pendidikan yang tak akan pernah saya lupakan sepanjang hidup
saya.
4. Pembimbing saya Rahmad Wahyudi, S.Kep., Ns., M. A. P., M.Kep yang
selalu membimbing dengan penuh kesabaran dan ketelitian serta selalu
memberikan motivasi dalam menyelasaikan SKRIPSI ini. Juga untuk Bapak
dan ibu dosen, karyawan dan semua saudara-saudara STIKes yang
memberikan motivasi untukku dalam keadaan suka maupun duka.
viii
Lukluil Maqnun Dosen Pembimbing
NIM. 18142010109 Rahmad Wahyudi, S. Kep.,Ns.,M.Kep
Program Studi Keperawatan NIDN. 0705079003
HUBUNGAN PERAWATAN KAKI DENGAN RESIKO
DIABETIC FOOT ULCER PADA PASIEN DIABETES
MELITUS TIPE 2
(Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Arosbaya Kecamatan Arosbaya)
ABSTRAK
Perawatan kaki merupakan salah satu bagian dari praktik dalam perawatan
diri diabetes. Perilaku perawatan kaki perlu dilakukan secara teratur untuk
mencegah dan menunda potensi komplikasi luka ulkus karena tingginya resiko
diabetic foot ulcer pada pasien diabetes melitus. Tujuan dari penelitian ini untuk
menganalisis hubungan perawatan kaki dengan resiko diabetic foot ulcer di
wilayah kerja puskesmas Arosbaya Kecamatan Arosbaya.
Penelitian ini menggunakan desain analitik korelasi dengan pendekatan
Cross Sectinal. Variabel independen perawatan kaki dan variabel dependen
resiko diabetic foot ulcer. Penelitian dilakukan di wilayah kerja puskesmas
arosbaya Kecamatan Arosbaya, populasi penelitian adalah pasien diabetes
melitus yang beresiko luka, dengan responden sebanyak 37 pasien menggunakan
purposive sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner Nottingham
Assesment Of Fungtional Foot Care (NAFF) dan kuesioner Inlow’s 60-Second
Diabetic Foot Screen Screening Tool (DFST) dan uji statistik menggunakan
Spearman Rank.
Hasil analisis menunjukkan hasil p Value = 0.001 berarti nilai p Value < α
(0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan perawatan kaki dengan
resiko diabetic foot ulcer dengan nilai korelasi sebesar 0.535 dengan kekuatan
sedang.di wilayah kerja puskesmas Arosbaya Kecamatan Arosbaya. Perilaku
kepatuhan pasien dalam merawat kaki berpengaruh terhadap kejadian ulkus kaki
diabetes dan apabila aktivitas perawatan kaki yang dilakukan masih belum
maksimal dapat menimbulkan faktor resiko terjadinya ulkus kaki diabetik.
Berdasarkan hasil diatas disarankan untuk melakukan tindakan perawatan
kaki yang sangat baik pada pasien diabetes melitus. Perawatan kaki merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh penderita diabetes melitus yang terdiri dari
memeriksa keadaan kaki setiap hari, memotong kuku dengan benar, menjaga
kaki agar tetap bersih, memilih alas kaki yang tepat, pencegahan trauma pada
kaki, dan penanganan awal trauma pada kaki.
Kata Kunci: Diabetes Melitus, Perawatan Kaki, Resiko Diabetic Foot Ulcer
HALAMAN ABSTRAK
ix
Lukluil Maqnun Advisor
NIM. 18142010109 Rahmad Wahyudi, S. Kep.,Ns.,M.Kep
S1 Nursing Study Program NIDN. 0705079003
THE RELATIONSHIP OF FOOT CARE WITH DIABETIC FOOT ULCER
RISK IN TYPE 2 DIABETES MELLITUS PATIENTS
(Study in the Work Area of Arosbaya Health Center, Kecamatan Arosbaya)
ABSTRACT
Foot care is one part of the practice in diabetes self-care. Foot care
behavior needs to be done regularly to prevent and delay potential wound
complications due to the risk of diabetic foot ulcers in patients with diabetes
mellitus. The purpose of this study is to analyze the relationship between foot
care and the risk of diabetic foot ulcers in the working area of Arosbaya Health
Center, Kecamatan Arosbaya.
This study used a correlation analytic design with a Cross Sectinal
approach. The independent variable was foot care and the dependent variable
was the risk of diabetic foot ulcers. The research was conducted in the working
area of Arosbaya Health Center, Kecamatan Arosbaya, the research population
was diabetes mellitus patients who were at risk of injury, with 37 patients as
respondents using purposive sampling. This study used the Nottingham
Assessment Of Functional Foot Care (NAFF) questionnaire and the Inlow's 60-
Second Diabetic Foot Screen Screening Tool (DFST) questionnaire.
The results of the analysis showed that the p Value = 0.001 means the p
Value α < (0.05). So it can be concluded that there was a relationship between
foot care and the risk of diabetic foot ulcers with a correlation value of 0.535
with moderate strength. In the working area of Arosbaya Health Center,
Kecamatan Arosbaya. Patient obedience behavior in caring for the feet had an
effect on the incidence of diabetic foot ulcers and if the foot care activities carried
out were still not optimal, it can cause risk factors for diabetic foot ulcers.
Based on the results above, it is recommended to perform excellent foot care
measures in patients with diabetes mellitus. Foot care is an activity carried out
by people with diabetes mellitus which consists of checking the condition of the
feet every day, trimming the nails properly, keeping the feet clean, choosing the
right footwear, preventing trauma to the feet, and early treatment of trauma to
the feet.
Keywords: Foot Care, Risk of Diabetic Foot ulcer, Diabetes Mellitus
x
DAFTAR ISI
xi
2.1 Konsep Dasar Diabetes Melitus................................................................... 10
2.1.1 Definisi Diabetes Melitus ................................................................... 10
2.1.2 Klasifikasi dan Etiologi Diabetes Melitus .......................................... 10
2.1.3 Patofisiologi ....................................................................................... 13
2.1.4 Kriteria Diagnosis .............................................................................. 15
2.1.5 Faktor Resiko Diabetes Melitus ......................................................... 16
2.1.6 Manifestasi Klinis Diabetes Melitus .................................................. 19
2.1.7 Pilar Penatalaksanaan Diabetes Melitus ............................................. 25
2.2 Konsep Dasar Perawatan Kaki .................................................................... 28
2.2.1 Definisi Perawatan Kaki..................................................................... 28
2.2.2 Masalah Umum Pada Kaki Diabetes .................................................. 29
2.2.3 Cara Perawatan Kaki Penderita Diabetes ........................................... 29
2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan Kaki : ..................... 32
2.2.5 Indikator Perawatan kaki .................................................................... 32
2.3 Konsep Dasar Diabetic Foot Ulcer ............................................................. 34
2.3.1 Definisi Diabetic Foot Ulcer.............................................................. 34
2.3.2 Luka Gangren ..................................................................................... 34
2.3.3 Patofisiologi Gangren Kaki Diabetik................................................. 35
2.3.4 Klasifikasi Diabetic Foot Ulcer ......................................................... 39
2.3.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Diabetic Foot Ulcer .................. 39
2.3.6 Pemeriksaan ....................................................................................... 41
2.3.7 Pencegahan ......................................................................................... 42
2.3.8 Indikator Inlow’s 60 Second Diabetic foot Screen Screening Tool ... 43
2.4 Hubungan Perawatan Kaki dengan Resiko Diabetic Foot Ulcer ................ 45
2.5 Kerangka Konsep ........................................................................................ 47
2.6 Hipotesis ...................................................................................................... 48
BAB 3.................................................................................................................... 49
METODE PENELITIAN ................................................................................... 49
3.1 Metode Penelitian ........................................................................................ 49
3.2 Identifikasi Variabel .................................................................................... 49
3.2.1 Variabel Independent (Bebas) ............................................................ 49
3.2.2 Variabel Dependen (Terikat) .............................................................. 50
xii
3.3 Definisi Operasional .................................................................................... 50
3.4.1 Desain Sampling .......................................................................................... 52
3.4.1 Populasi .............................................................................................. 52
3.4.2 Sampel ................................................................................................ 52
3.4.3 Besar Sampel ...................................................................................... 53
3.4.4 Teknik Sampling ................................................................................ 53
3.4.2 Tempat Dan Waktu Penelitian ..................................................................... 54
3.4.3 Tempat Penelitian............................................................................... 54
3.4.4 Waktu Penelitian ................................................................................ 54
3.4.5 Alat Pengumpulan Data ............................................................................... 54
3.4.6 Validitas Dan Reabilitas .............................................................................. 55
3.4.7 Uji Validitas ....................................................................................... 55
3.4.8 Uji Reabilitas ...................................................................................... 55
3.4.9 Etika Penelitian ............................................................................................ 55
3.4.10 Nilai Sosial ......................................................................................... 55
3.4.11 Nilai Ilmiah ........................................................................................ 56
3.4.12 Pemerataan Beban Dan Manfaat ........................................................ 56
3.4.13 Potensi Manfaat Dan Resiko .............................................................. 57
3.4.14 Bujukan / Ekspolitasi (Undak) ........................................................... 57
3.4.15 Rahasia / Privasi ................................................................................. 57
3.4.16 Informed Consent ............................................................................... 58
3.9.1 Cara Pengumpulan Data .............................................................................. 58
3.10 Pengelolaan Data ......................................................................................... 59
3.10.1 Pemeriksaan Data (Editing) ............................................................... 59
3.10.2 Pemberian Skor (Scoring) .................................................................. 60
3.10.3 Pemberian Code (Coding) .................................................................. 60
3.10.4 Tabulasi (Tabulating) ......................................................................... 61
3.11 Analisa Data ................................................................................................ 61
3.12 Kerangka Kerja ............................................................................................ 62
BAB 4.................................................................................................................... 64
HASIL PENELITIAN ........................................................................................ 64
4.1 Data Umum.................................................................................................. 64
xiii
4.1.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia ............................... 64
4.1.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin ................ 65
4.1.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan.................... 65
4.2 Data Khusus ................................................................................................. 65
4.2.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan perawatan kaki....................... 65
4.2.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan resiko diabetic foot ulcer ....... 66
4.3 Tabulasi Silang Hubungan Perawatan Kaki Dengan Resiko Diabetic Foot
Ulcer ............................................................................................................ 66
BAB 5.................................................................................................................... 70
PEMBAHASAN .................................................................................................. 70
5.1 Perawatan Kaki Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja
Puskesmas Arosbaya Kecamatan Arosbaya ................................................ 70
5.2 Resiko Diabetic Foot Ulcer Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Wilayah
Kerja Puskesmas Arosbaya Kecamatan Arosbaya ...................................... 72
5.3 Hubungan Perawatan Kaki Dengan Resiko Diabetic Foot Ulcer Pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Arosbaya Kecamatan
Arosbaya ...................................................................................................... 74
BAB 6.................................................................................................................... 76
KESIMPULAN .................................................................................................... 76
6.1 Kesimpulan .................................................................................................. 76
6.2 Saran ............................................................................................................ 76
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 78
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR TABEL
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
DAFTAR SINGKATAN, ISTILAH, DAN ARTI LAMBANG
Daftar Singkatan
xviii
BAB 1
PENDAHULUAN
komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah (Oktavianti,
Dewi siti, 2021). Peningkatan kadar gula darah yang tidak terkontrol dalam
antara lain penyakit jantung dan pembuluh darah yang akan menyebabkan
infeksi dan luka kaki diabetes, ganggguan kaki diabetes, hingga amputasi
luka terbuka pada permukaan kulit yang dapat disertai adanya kematian
Data WHO tahun (2021) 537 juta hidup dengan diabetes. Dan
diprediksi akan terus meningkat di tahun 2030 sebanyak 643 juta dan di tahun
2045 sebanyak 783 juta. Angka itu meningkat 81,8% dibandingkan 2019.
1
2
signifikan, yaitu dari 6,9% di tahun 2013 menjadi 8,5% di tahun 2018.
32.5%. Ulkus Diabetik akan menjadi lebih kronik dan menyebabkan infeksi
jika tidak dilakukan dengan tindakan yang tepat. Perawatan modern dengan
tercapainya penyembuhan luka yang baik adalah salah satu tujuan utama
dari 10 pasien mengalami resiko kaki diabetik sangat rendah, 3 pasien rendah,
1 pasien sedang, 1 pasien tinggi, dan 4 pasien sangat tinggi, dan ditemukan 4
dari 10 pasien perawatan kaki baik, 3 pasien perawatan kaki cukup dan 3 pasien
seperti infeksi dan amputasi, hingga harus dilakukan rawat inap (Tjomiadi,
foot ulcer pada pasien diabetes melitus, diantaranya umur, jenis kelamin, lama
Salah satu komplikasi kronik yang dapat terjadi pada diabetes melitus
tipe 2 yaitu neuropati. Neuropati adalah gangguan pada sistem saraf pada kaki
dan alirah darah perifer. Gangguan ini yang merupakan pintu awal terjadinya
3
kaki diabetik (Oktavianti, Dewi siti, 2021). Untuk proses ulkus diabetik pada
antara jari-jari kaki atau didaerah kulit yg kering atau pembentukan sebuah
kalus (Ose et al., 2018). Tingginya kadar gula darah dan pada pasien diabetes
keparahan dan perluasan luka hingga tindakan amputasi (Nisak, 2021). Kondisi
berbagai aspek yaitu fisik, emosional, sosial ekonomi, dan spiritual. Hal ini
tindakan perawatan kaki yang sangat baik pada pasien diabetes melitus
dilakukan oleh penderita diabetes melitus yang terdiri dari memeriksa keadaan
kaki setiap hari, memotong kuku dengan benar, menjaga kaki agar tetap bersih,
memilih alas kaki yang tepat, pencegahan trauma pada kaki, dan penanganan
awal trauma pada kaki. Perawatan kaki yang dilakukan dengan baik bisa
al., 2020).
4
a. Usia
2021).
b. Jenis kelamin
diri yang dimiliki perempuan. Perempuan lebih teliti dan telaten dalam
2019).
d. Obesitas
e. Perawatan kaki
berisiko 3,25 kali mengalami komplikasi kronik ulkus diabetik. Hal ini
Kaki Dengan Resiko Diabetic Foot Ulcer Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe
2.
6
Kecamatan Arosbaya?
Kaki dengan Resiko Diabetic Foot Ulcer pada pasien Diabetes Melitus Tipe
Arosbaya
b. Bagi peneleti
c. Bagi pendidikan
5 Foot self-care behavior Yunita Sari, Foot Self-Care Cross- Perilaku perawatan
and its predictors Arif Setyo Behavior Sectional kaki dan pengetahuan
in diabetic patients Upoyo, Predictors tentang perawatan
in Indonesia Atyanti kaki masih rendah.
Isworo, Prediktor perilaku
Agis perawatan diri kaki
Taufik, adalah usia, tingkat
Annas pendidikan, distres
Sumeru, diabetes, dukungan
Dian keluarga, dan
Anandari, pengetahuan. Perlu
and Eman adanya program untuk
Sutrisna, meningkatkan
Tahun 2020 pengetahuan
perawatan kaki
sendiri dan program
untuk menurunkan
distres diabetes pada
pasien diabetes di
Indonesia. Dalam
pelaksanaan program
tersebut, keluarga
harus dilibatkan untuk
meningkatkan
dukungan terhadap
perilaku perawatan
kaki pada pasien.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
pada orang dengan diabetes berarti glukosa tetap beredar di dalam darah.
metabolisme tubuh dalam waktu lama yang ditandai dengan tingginya kadar
tipe 2, diabetes melitus gestasional, dan diabetes melitus tipe lain. Namun
10
11
jenis diabetes melitus yang paling umum yaitu diabetes melitus tipe 1 dan
1) Kelainan genetik
metabolik pada diabetes melitus seperti proses glikasi serta oksidasi. Hal
(Nuraisyah, 2018).
2) Usia
ini yang akan beresiko pada penurunan fungsi endokrin pankreas untuk
memperoduksi insulin.
yang cepat saji kaya pengawet, lemak, dan gula. Makanan ini
penurunan insulin.
Peningkatan berat badan 10 kg pada pria dan 8 kg pada wanita dari batas
melitus tipe 2.
peningkatan penggunaan glukosa dan oksidasi asam lemak otot dan hati
6) Infeksi
fungsi pankreas.
13
setelah melahirkan.
NO Permasalahan DM tipe 1 DM tipe 2
1 Awitan usia < 40 tahun > 40 tahun
2 Habitus tubuh Normal-kurus Gemuk
3 Insulin plasma Rendah-negatif Normal-tinggi
4 Genetik lokus Kromosom 6 Kromosom 11
(tetapi masih
belum jelas dan
dipertanyakan)
5 Komplikasi akut Koma Koma
ketoasidosis hiperosmolar non-
ketotik
6 Terapi insulin Responsif Responsif-resisten
7 Obat oral Tidak responsif Responsif
a. Resistensi insulin
karena akibat kompetisi asam lemak dan glukosa untuk berikatan dengan
(2010) dapat di tegakkan melalui empat cara yaitu sebagai berikut (Nur Aini,
2016).
b. Kadar glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl (7,0 mmol/L). puasa diartikan
d. Kadar glukosa plasma 2 jam pada TTGO ≥ 200 mg/dl (11,1 mmol/L). cara
dalam 250 ml air dan di minum dalam waktu 5 menit, dan 2 jam kemudian
GDP GDP
≥ 126 ≥ 126 ≥ 126 100-125 ≥ 126
Atau Atau
≥ 200 ≥ 200 ≥ 200 140-199 ≥ 200
GDS GDS
≥ 126 ≥ 126
TTOG GD 2 jam
≥ 200 ≥ 200
<140
200 140-199
Normal
atau sebagian besar dari sel-sel betha dari pulau-pulau Langerhans pada
17
insulin. Disamping itu diabetes melitus juga dapat terjadi karena gangguan
itu dapat terjadi karena kegemukan atau sebab lain yang belum diketahui (Dr.
a. Pola makan
yang berlebihan dan tidak diimbangi dengan sekresi insulin dalam jumlah
b. Obesitas (kegemukan)
c. Faktor genetik
Gen penyebab diabetes melitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya
Segala jenis residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat
mengiritasi pankreas.
melitus.
f. Pola hidup
melitus. Jika orang malas berolahraga memiliki risiko lebih tinggi untuk
disfungsi pankreas.
diabetes melitus. Dengan menerapkan pola makan dan pola hidup yang
dirasakan dan tidak disadari oleh penderita, beberapa keluhan dan gejala
justru sering disalah tafsirkan. Dikiranya sebab rasa haus ialah udara
yaang panas atau beban kerja yang berat. Untuk menghilangkan rasa
c. Banyak makan (Polifagia) Rasa lapar yang semakin besar sering timbul
d. lapar yang sangat besar. Untuk menghilangkan rasa lapar itu penderita
banyak makan.
20
e. Penurunan berat badan dan rasa lemah Penurunan berat badan yang
olahraga juga mencolok. Hal ini disebabkan glukosa dalam darah tidak
dapat masuk kedalam sel, sehingga sel kekurangan bahan bakar unuk
terpaksa diambil dari cadangan lain yaitu sel lemak dan otot. Akibatnya
1. Komplikasi hipoglikemia
a. Koma Hipoglikemia
oleh sel-sel otot rangka, masukan nutrisi yang kurang atau tidak
glukosa oral. Akan tetapi, pasien yang tidak sadar atau setengah
b. Krisis Hiperglikemia
hiperosmolar nonketotik.
1) Ketoasidosis
c. Efek samogyi
dkk., 2011).
24
ginjal).
1) Retinopati background
eksudat keras.
2) Retinopati proliferatif
kemih.
d. Kaki diabetik
melitus dimulai dengan menerapkan pola hidup sehat (terapi nutrisi medis
pasien Diabetes melitus terdiri dari 5 pilar utama yaitu edukasi, terapi nutrisi,
a. Edukasi
edukasi terdiri dari materi edukasi tingkat awal dan materi edukasi
seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masingmasing
penting berikut.
1) Karbohidrat
2) Lemak
3) Protein
4) Natrium
5) Serat
6) Pemanis alternatif
3-5 kali perminggu selama sekitar 30-45menit, dengan total 150 menit
2018). Luka kaki diabetes akan dapat dicegah dengan perilaku perawatan kaki
yang baik, perilaku yang baik dipengaruhi terlebih dahulu oleh pengetahuan
kaki menjadi salah satu aspek dalam perilaku self-management yang perlu
dicuci dan memeriksa bagian dalam alas kaki. Karena itu, perawat juga
Luka melepuh pada kaki akibat pemakaian sepatu yang sempit atau
baru pada orang yang tidak diabetes adalah hal yang biasa, tetapi bagi orang
diabetes luka tersebut akan menjadi masalah besar. Terdapat tiga alasan
kaki, yaitu: sirkulasi darah kaki dari tungkai yang menurun, berkurangnya
perasaan pada kedua kaki, berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi.
masalah yang umumnya terjadi antara lain: kapalan, mata ikan dan melepuh,
cantengan (kuku masuk ke dalam jaringan), kulit kaki retak dan luka kena
kutu air, kutil pada telapak kaki, radang ibu jari kaki atau jari seperti martil
(Sianturi, 2018).
berulang mencapai 49% dari pasien DM pada umumnya. Hal ini hampir
32,1% (Marissa & Ramadhan, 2017). Hal ini juga didapatkan bahwa
kaki serta 100 kali lebih berisiko terjadi ulserasi Dan 32 kali beresiko untuk
30
amputasi dan luka atau ulkus ini dijadikan item dikarenakan prosentase
amputasi.(Parliani, 2021)
Hammer toe, claw toe, hallux rigidus, cavus foot dan pesplanus serta
lainnya.
Uji ini dengan cara melihat bagaimana pasien berjalan titik jika
pergerakan kaki titik jika pasien berjalan normal maka dikatakan tidak
c. Tes monofilamen
kaki.
di telapak kaki.
8) Jika ada kapalan atau bekas luka di kaki, oleskan monofilamen pada
3) Menghitung ABI
32
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Pekerjaan
d. Pengetahuan
a. Memeriksa kaki :
1) Kuku
tumbuh dibawah kulit, adanya retakan pada kuku kaki dan kondisi
2) Kulit
3) Telapak kaki
plantar warts (mata ikan), atau kulit pada telapak kaki mengalami
retakan.
4) Kelembapan kulit
dahulu dengan siku agar tidak terlalu panas dan mencederai kaki.
(fungi).
kuku setiap hari pada saat mandi dan memberikan krim pelembab
kuku.
kaki, jangan terlalu pendek dan terlalu dekat dengan kulit untuk
mencegah adanya luka, lakuka pengikisan kuku pada kaki agar tidak
c. Merawat kaki
ruangan.
34
2) Kondisikan kaki tetap dalam keadaan hangat dan kering, pasien dapat
panas, atau peralatan listrik jika kaki terasa dingin, hal tersebut
Diabetic Foot Ulcer adalah jenis luka yang ditemukan pada penderita
diabetes melitus. Luka mula-mula tergolong biasa dan seperti pada umumnya
tetapi luka yang ada pada penderita diabetes melitus ini jika salah penanganan
dan perawatan akan menjadi terinfeksi. Luka kronis dapat menjadi luka
gangren dan berakibat fatal serta berujung pada amputasi (Ali Maghfuri
Tholib, 2016).
melitus. Diabetic foot ulcer (DFU) membutuhkan biaya perawatan yang besar
yang meluas mulai dari lapisan dermis sampai ke jaringan yang lebih dalam,
jaringan yang luka untuk memperbaiki diri tepat pada waktunya. Diabetic
Peningkatan risiko infeksi dan penyembuhan luka yang buruk pada pasien
dan penyembuhan luka yang buruk akibat respons sel dan faktor pertumbuhan
Ulcer (DFU) adalah multifaktoral, dapat dijelaskan sebagai berikut (Nur Aini,
2016).
1) Neuropati
diabetes dapat terjadi setelah waktu itu. Kenaikan kadar glukosa darah
pada otot kaki dan kontrol vasomotor kaki. Ketika saraf terluka, pasien
a. Vaskulopati
sel halus dalam arteri perifer. Sel endotel berfungsi menyintesis nitrat oksida
37
Oleh karena itu, kerusakan sel endotel akan memicu terjadinya konstriksi
Iskemik dapat terjadi, walaupun pulsasi arteri (denyut nadi) daerah kaki dapat
seperti klaudikasio, nyeri kaki pada malam hari atau saat istirahat, tidak
b. Imunopati
Sistem imun pasien diabetes lebih lemah daripada orang sehat. Oleh
karena itu, infeksi pada kaki pasien diabetes merupakan kondisi yang
glukosa darah juga merupakan media yang baik bagi pertumbuhan bakteri.
Jaringan lunak kaki seperti plantar aponeurosis, tendon, otot, dan fasia tidak
berhubungan dan tidak bisa membatasi penyebaran infeksi dari satu ke yang
lain. Infeksi pada jaringan lunak, dengan cepat dapat menyebar ke tulang. Jadi
38
seperti osteitis atau osteomielitis dan gangren jika tidak dilakukan perawatan
dengan baik.
c. Stres mekanik
dan ekstensi. Secara bertahap, ini akan menyebabkan perubahan anatomi kaki
ulkus. Biasanya ulkus terjadi pada ibu jari dan tumit, namun ukuran sepatu
d. Neuroartropati
deformitas. Ini berdampak pada kerusakan tulang dan jaringan lunak. Charcot
bawah, kaki, dan pergelangan kaki. Dua teori utama mengenai patofisiologi
atau luka pada kaki yang mati rasa. Adanya neuropati sensori membuat pasien
Trauma ini menyebabkan kerusakan dan cedera progresif pada tulang dan
sendi. (b) Teori neurovaskular, menurut teori ini, gangguan sistem saraf
otonom pada diabetes menyebabkan peningkatan suplai darah lokal dan aliran
darah saat istirahat jauh lebih tinggi daripada pasien normal. Peningkatan
39
Teori lain menyebutkan bahwa trauma minor yang berulang pada sendi dapat
luasnya infeksi, neuropati, iskemia, kedalaman atau luasnya luka, dan lokasi.
Ada beberapa sistem klasifikasi, namun yang paling umum digunakan adalah
a. Usia
2021).
drastis (menurun dengan cepat) setelah usia 40 tahun, terutama pada usia
40
45 tahun lebih yang disebabkan tubuhnya sudah tidak peka lagi karena
a. Jenis kelamin
perempuan terjadi timbunan lemak yang lebih besar dibandingan dengan laki-
laki yang dapat mengurangi atau menurunkan sensitivitas kerja insulin pada
lebih atau sama dengan setelah menderita diabetes melitus. Hal tersebut
penyakit jantung coroner (PJK), dan ulkus dabetikum (Hidhayah et al., 2021)
c. Obesitas
d. Perawatan kaki
2.3.6 Pemeriksaan
pemeriksaan diabetes melitus meliputi beberapa hal berikut (Nur Aini, 2016):
a. Tanda neuropati perifer, meliputi hilangnya sensasi rasa getar dan posisi,
hilangnya refleks tendon dalam, ulserasi tropik, foot drop, atrofi otot, dan
luka dihambat oleh adanya anemia. Adanya insufisiensi arterial yang telah
2.3.7 Pencegahan
diabetes harus memeriksa kakinya setiap hari, meniaga kakinya tetap bersih
dengan sabun dan air, serta menjaga kelembapan kaki dengan pelembap
topikal. Sepatu dan alas kaki harus dipilih secara khusus untuk mencegah
adanya gesekan atau tekanan pada kaki. Cara melakukan perawatan kaki
a. Mencuci kaki dengan sabun dan air hangat (kaki tidak boleh direndam,
kaki.
warna kulit kaki. Warna kulit kaki biru/hitam menandakan aliran darah
yang buruk).
d. Gunting kuku jari dengan arah lurus. Kikir ujung-ujung kuku yang tajam
rumah. Pasien tidak boleh berjalan tanpa alas kaki. Tidak boleh
memakai sepatu tanpa kaos kaki. Sepatu baru tidak boleh dipakai lebih
dari satu jam dalam sehari dan kaki harus diperiksa setelah memakai
tenaga kesehatan. Sepatu yang baik untuk pasien diabetes adalah sepatu
yang bagian depannya lebar, untuk mencegah gesekan dan tekanan pada
jari kaki. Pasien tidak boleh memakai sepatu hak tinggi, karena beban
metatarsal.
f. Agar aliran darah ke kaki baik, angkat kaki saat duduk. Lalu gerakkan
jari- jari kaki dan pergelangan kaki ke atas dan bawah selama 5 menit
sebanyak 2-3 kali sehari, dan jangan melipat kaki dalam waktu lama.
a. Kulit
Observasi kulit pada kaki bagian atas, bawah, sisi, dan sela-sela jari.
44
b. Kuku
c. Defomitas
d. Alas kaki
Observasi alas kaki yang biasa di pakai oleh pasien, apakah alas kaki
Apakah kaki pasien teraba dingin dari kulit yang lain atau lebih dingin
Apakah kaki pasien teraba lebih panas dari kaki yang lain atau lebih
panas dari suhu kaki pada umumnya. Hal ini dapat menjadi indikasi
g. Rentang gerak
Gerakan jempol kaki menuju telapak kaki dan keluar telapak kaki.
h. Uji monofilamen
j. Raba nadi
45
k. Kemerahan sesaat
Adanya kemerahan saat posisi kaki di bawah dan kaki pucat saat posisi
kaki ditinggikan.
l. Erithema
Lihat apakah ada kemerahan yang menetap pada kaki meskipun kondisi
kaki dalam posisi lebih tinggi dari tubuh. Adanya kemerahan merupakan
daerah kaki, mengeringkan dan memberi minyak pada kaki yang bertujuan
untuk relaksasi, kebersihan, dan kesehatan kulit. Resiko Diabetic foot ulcer
dapat diatasi dengan perawatan kaki yang tepat, meliputi aspek personal self-
care, podiatric care, dan footwear and sock (Ashari & Kusumaningrum,
2020)
perawatan kaki yang tidak rutin dengan kejadian ulkus, yaitu perawatan kaki
perawatan kaki yang buruk merupakan faktor risiko terjadinya ulkus kaki
diabetik dimana perawatan kaki yang buruk mempunyai risiko terjadi ulkus
46
kaki diabetik 7,2 kali dibandingkan dengan perawatan kaki yang baik (Lubis,
2019).
47
diabetic foot ulcer dan diabetic foot ulcer memiliki 3 aspek yaitu memeriksa
kaki, menjaga kebersihan kaki dan merawat kaki yang bertujuan untuk
mencegah resiko infeksi penyembuhan luka yang buruk pada pasien diabetes
DFU (Diabetic Foot Ulcer) : Neuropati, Iskemik dan Infeksi. Kondisi luka
yang buruk terjadi akibat penurunan aliran sirkulasi darah perifer. Yang
2.6 Hipotesis
H1: Ada hubungan antara perawatan kaki dengan resiko diabetic foot ulcer
Kecamatan Arosbaya.
BAB 3
METODE PENELITIAN
konsep dari berbagai level abstrak yang didefinisikan sebagai suatu fasilitas
untuk pengukuran dan atau manipilasi suatu penelitan. Konsep yang dituju
dalam suatu penelitian bersifat konkret dan secara langsung bisa diukur.
yang konkret tersebut bisa diartikan sebagai suatu variabel dalam penelitian
(Nursalam, 2015).
49
50
ditentuka oleh variabel lain (Nursalam, 2015). Pada penelitian ini variabel
atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang
3.4.1 Populasi
3.4.2 Sampel
sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili
populasi yang ada (Nursalam, 2015). Pada penelitian ini sampel diambil dari
(0,29878044)(54)
𝑛=
(0,1325) + (30,29878044)
16,13414376
𝑛=
0,43128044
𝑛 = 37
Keterangan:
α = Derajat kepercayaan
p = Perkiraan proporsi
q = 1-p
(Nursalam, 2015).
Kuesioner yang dipakai untuk mengukur resiko diabetic foot ulcer adalah
baku.
fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu
diabetic Foot Screen screening Tool tidak memerlukan uji reabilitas karena
atau masyarakat, alternatif cara mengatasi masalah dan data serta informasi
56
memeperoleh manfaat dari penelitian ini, dapat dipisahkan dari subjek lain,
bahaya yang bermakna dan resiko kematian. Potensi manfaat dan resiko
pada penelitian ini adalah tidak ada potensi resiko yang akan dialami
kuesioner.
bagaimana seseorang menepati janji. Hal ini penting untuk dicatat bahwa
bagaimana seseorang menepati janji. Hal ini penting untuk dicatat bahwa
Kecamatan Arosbaya.
Kecamatan Arosbaya.
Terdapat 14 pertanyaan
Nilai tertinggi : 3
Nilai terendah : 0
Nilai tertinggi : 0
Nilai terendah : 3
Hasil ukur :
Tool
Terdapat 12 pertanyaan
Skoring :
Rendah : 6-10
Sedang : 11-15
Tinggi : 16-20
huruf menjadi data angka atau bilangan. Coding atau pemberian kode ini
Maka pada setiap hasil yang didapat diberi kode dengan karakter masing-
masing
1) Baik kode 2
2) Buruk kode 1
1) Sangat Tinggi : 1
2) Tinggi :2
3) Sedang :3
4) Rendah :4
5) Sangat Rendah: 5
Pada tahap ini dianggap bahwa data telah selesai diproses sehingga harus
2015).
analisis statistic ini adalah ukuran pemusatan data (misalnya rerata, median,
62
dan modus), ukuran penyebaran data (misalnya range, simpangan baku dan
dengan variabel dependen (Hulu, V.T. and Sinaga, 2019). Uji statistik pada
Frame work atau kerangka kerja adalah sesuatu yang abstrak, logical,
secara arti harfiah dan akan membantu peneliti dalam menghubungkan hasil
Populasi
Pasien diabetes melitus di wilayah kerja Arosbaya Kecamatan Arosbaya sebanyak 54
pasien
Sampel
Pasien diabetes melitus di wilayah kerja Arosbaya Kecamatan Arosbaya sebanyak 37
pasien 7pasien
Teknik Sampling
Purposive Sampling
Pengumpulan Data
Hasil
Pengolahan Data
Editing, Scoring, Coding, Tabulating
Analisa Data
Analisa univariat: Tabel distribusi frekuesi
Analisa bivariat: Tabulasi silang
Uji Statistik: Uji korelasi spearmank Rank
Kesimpulan
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan disajikan tentang hasil penelitian hubungan perawatan kaki
dengan pencegahan ulkus diabetikum pada pasien resiko kaki diabetic di wilayah
dilakukan pada bulan Juni 2022. Hasil penelitian dimulai dari data umum dan data
khusus.
responden (35.1%).
64
65
(89.2%).
(64.8%).
Foot Ulcer
Tabel 4.6 Tabulasi silang hubungan perawatan kaki dengan resiko diabetic
foot ulcer di Wilayah Kerja Puskesmas Arosbaya Kecamatan
Arosbaya di bulan Juni 2022
Diabetic Foot Ulcer Total
Sangat Tinggi Sedang Rendah
Tinggi
F % F % F % F % F %
Perawatan Buruk 8 21.6 17 45.9 5 13.5 2 5.4 32 86.5
Kaki Baik 0 0.0 0 0.0 2 5.4 3 8.1 5 13.5
Total 8 21.6 17 45.9 7 18.9 5 13.5 37 100
Uji Statistic Spearman Rank
α = 0.05
p = 0.001
r = 0.535
Sumber: Data Primer, Juni 2022
resiko diabetic foot ulcer sangat tinggi sejumlah 8 (21.6%), pasien yang
perawatan kaki buruk dengan resiko diabetic foot ulcer tinggi sejumlah 17
67
(45.9%), pasien perawatan kaki buruk dengan resiko diabetic foot ulcer sedang
sejumlah 5 (13.5%), pasien perawatan kaki buruk dengan resiko diabetic foot
ulcer rendah 2 (5.4%), pasien perawatan kaki baik dengan resiko diabetic foot
ulcer sangat tinggi sejumlah 0 (0.0%), pasien perawatan kaki baik dengan
resiko diabetic foot ulcer tinggi sejumlah 0 (0.0%), pasien perawatan kaki baik
dengan resiko diabetic foot ulcer sedang sejumlah 2 (5.4%), pasien perawatan
kaki baik dengan resiko diabetic foot ulcer rendah sejumlah 3 (8.1%).
Dari hasil uji statistik Spearman Rank diperoleh nilai p Value = 0.001 berarti
nilai p Value < α (0.05), sehingga H1 diterima. Dengan nilai korelasi sebesar
0.535 dengan kekuatan sedang. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan
perawatan kaki dengan resiko diabetic foot ulcer di Wilayah Kerja Puskesmas
BAB 5
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dilakukan pembahasan dari variabel yang telah diteliti yaitu
hubungan perawatan kaki dengan resiko diabetic foot ulcer pada pasien diabetes
5.1 Perawatan Kaki Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja
kaki. Hal ini dapat dijelaskan melalui hasil analisis kuesioner didapatkan hasil
dari hasil kuisioner didapatkan hasil terendah dengan perawatan kaki pasien
Hal ini diketahui dari hasil kuesioner perawatan kaki yang paling rendah,
mereka menyatakan selama ini tidak pernah diberikan edukasi khusus tentang
melitus tidak melakukan perawatan yang tepat untuk kaki, sehingga kaki
lebih beresiko untuk terjadi komplikasi. Dari berbagai faktor tersebut faktor
pencegahan primer, perawatan kaki yaitu memeriksa kaki setiap hari, apakah
ada perubahan warna, terjadi pembengkakan, nyeri atau mati rasa, memeriksa
alas kaki seperti sepatu atau kaus kaki yang digunakan untuk memastikan
bahwa alas kaki sesuai dan tidak menyebabkan lecet pada kaki, mencuci kaki
setiap hari menggunakan sabun dan air hangat, mengeringkan kaki dengan
hati-hati, khususnya diantara sela-sela jari kaki, serta menggunting kuku yang
harus dilakukan pada perawatan kaki untuk menjaga kebersihan kaki dan
tidak boleh mengatasi sendiri bila ada masalah pada kaki dengan
seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas
72
5.2 Resiko Diabetic Foot Ulcer Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di
pasien pada resiko kaki diabetic dengan resiko diabetic foot ulcer dalam
kategori tinggi. Hal ini dapat dijelaskan melalui hasil analisis kuesioner
dengan nilai terendah yaitu pada pertanyaan nomer 4 tentang kelayakan alas
dari hasil kuisioner didapatkan hasil terendah yaitu kelayakan alas kaki
munculnya kaki diabetik, yang sering berupa ulkus kaki. Perilaku perawatan
kaki meliputi: menjaga kebersihan kaki setiap hari, memotong kuku terutama
kuku kaki dengan baik dan benar, memilih alas kaki yang baik, dan
pengelolaan cedera awal pada kaki termasuk kesehatan secara umum dan
Hal ini didukung oleh jurnal penelitian (Oktavianti, Dewi siti, 2021)
Faktor lain yang berkontribusi pada terjadinya ulkus diabetik adalah kurang
serta kelebihan beban pada kaki. Perawatan kaki bagi penderita diabetes
melitus tipe 2 meliputi inspeksi kaki setiap hari, cuci kaki setiap hari serta
73
Menurut peneliti usia yang semakin tua akan menyebabkan penurunan fungsi
tubuh, salah satunya adalah penurunan fungsi pankreas dan sekresi insulin
menyebabkan peningkatan kadar gula darah pada usia lanjut. Pada kelompok
imun, persepsi sensori, proteksi mekanis, dan fungsi barrier kulit yang dapat
Hal ini sejalan dengan penelitian (Ayu et al., 2022) pada usia yang
yang lebih beresiko terjadinya ulkus kaki diabetik. Usia tua akan terjadi
insulin.
tinggi tingkat pendidikan maka resiko untuk terkena diabetic foot ulcer
semakin rendah, begitu pula sebaliknya orang yang berpendidikan tinggi akan
pendidikannya rendah.
5.3 Hubungan Perawatan Kaki Dengan Resiko Diabetic Foot Ulcer Pada
Kecamatan Arosbaya
Dari hasil uji statistik Spearman Rank diperoleh nilai p Value = 0.001
berarti nilai p Value < α (0.05), sehingga H1 diterima. Dengan nilai korelasi
sebesar 0.535 dengan kekuatan sedang. Hal ini menunjukkan bahwa ada
hubungan perawatan kaki dengan resiko diabetic foot ulcer di Wilayah Kerja
resiko diabetic foot ulcer. Perawatan kaki secara reguler dinilai mudah dan
bisa dilakukan oleh pasien secara mandiri. Namun masih banyak penderita
perubahan bentuk kaki, serta luka pada kaki. Perawatan kaki dapat dilakukan
dengan cara periksa kaki setiap hari, mencuci kaki setiap hari, menjaga kaki
agar tetap lembut dan halus, pemakaian alas kaki yang benar, memotong kuku
dan lain-lain.
Hal ini juga didukung oleh penelitian (Tini et al., 2019) menunjukkan
terdapat hubungan antara perawatan kaki dengan resiko kaki diabetik pada
Hal ini juga didukung oleh penelitian (Purwanti, 2013) dalam (Lubis,
yang tidak rutin dengan kejadian ulkus, yaitu perawatan kaki tidak rutin
faktor risiko terjadinya ulkus kaki diabetik dimana perawatan kaki yang
buruk mempunyai risiko terjadi ulkus kaki diabetik 7,2 kali dibandingkan
pasien diabetes.
Hal ini didukung oleh jurnal (Muslik et al., 2022) didapatkan bahwa
ada hubungan yang signifikan antara perawatan kaki dengan terjadinya ulkus
kaki pada pasien dengan Diabetes Mellitus Type 2. Hubungan kejadian UKD
dengan perawatan kaki cukup signifikan dengan arah hubungan negatif yang
bermakna semakin buruk perilaku merawat kaki maka akan semakin tinggi
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
sebagai berikut :
c. Ada hubungan perawatan kaki dengan resiko diabetic foot ulcer pada
Kecamatan Arosbaya.
6.2 Saran
a. Teoritis
penelitian lanjut tentang perawatan kaki dengan resiko diabetic foot ulcer,
b. Praktis
76
77
ulkus.
78
DAFTAR PUSTAKA
Aissyah, D. (2021). Terhadap Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus.
Ali Maghfuri Tholib. (2016). Buku Pintar Perawatan Luka Diabetes Melitus.
Amelia, R. (2018). Hubungan Perilaku Perawatan Kaki dengan Terjadinya
Komplikasi Luka Kaki Diabetes pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di
Puskesmas Tuntungan Kota Medan. Talenta Conference Series: Tropical
Medicine (TM), 1(1), 124–131. https://doi.org/10.32734/tm.v1i1.56
Angeline Pieter, D. dan T. P. E. S. (2021). Jurnal Keperawatan Muhammadiyah
Bengkulu. Sereal Untuk, 8(1), 51.
Anggeria, E., & Siregar, P. S. (2019). Efektivitas perawatan ulkus diabetikum
terhadap penerimaan diri pasien diabetes melitus tipe II. Jurnal Jumantik, 4(2),
178–187.
Ashari, A. M., & Kusumaningrum, N. S. D. (2020). Foot Self-Care Pada
Penyandang Diabetes Mellitus (DM) : Pilot. Journal of Islamic Nursing, 5(1),
54–59.
Ayu, N. M. D., Supono, & Rahmawati, I. (2022). FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI TERJADINYA ULKUS LATAR BELAKANG Diabetes
melitus merupakan masalah kesehatan yang penting , dan menjadi salah satu
penyakit tidak menular prioritas yang menjadi target tindak lanjut (
Organization , 2016 ). Penderita DM kur. 117–125.
Chrisanto, E. Y., & Agustama, A. (2020). Perilaku self-management dengan
kejadian ulkus diabetikum pada pasien diabetes mellitus tipe 2. Holistik Jurnal
Kesehatan, 14(3), 391–400. https://doi.org/10.33024/hjk.v14i3.1888
Dharmawati, A. P. (2019). Gambaran Perilaku Perawatan Kaki Pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 Di RS Tingkat III Baladhika Husada Jember. Digital
Repository Universitas Jember.
Dr. Hasdianah H.R. (2012). Mengenal Diabetes Melitus Pada Orang Dewasa dan
Anak-anak Dengan Solusi Herbal.
dr. Irfannuddin. (2019). cara sistematis berlatih meneliti (cetakan 1).
Federation, I. D. (2021). Internasional Diabetes Federation (IDF) Atlas (H. S.
Edward J Boyko, Dianna J Magliano Suvi Karuranga, Lorenzo Piemonte, Phil
Riley Pouya Saeedi (ed.); 10th ed.). 2021.
Fitriani, & Suprayitno, E. (2021). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEJADIANULKUS DIABETIK PADA PASIEN DIABETES MELITUS. 9–25.
Hardiaanti, D., Adi, S., & Saraswati, L. D. (2018). Description of Factors Related
To Severity of Diabetic Mellitus Patient Type 2 (Study in Rsud Kota
Semarang). Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 6(4), 132–140.
79
Parliani. (2021). intrumen dan panduan perawatan kaki pasien diabetes mellitus di
tatanan klinik.
Riskesdas Jatim. (2018). Laporan Provinsi Jawa Timur RISKESDAS 2018. In
Kementerian Kesehatan RI.
Rona Yuliana Saragih. (2021). PENGARUH SENAM KAKI TERHADAP
PENURUNAN RESIKO ULKUS KAKI DIABETIK PADA PASIEN
DIABETES MELITUS TIPE 2. Angewandte Chemie International Edition,
6(11), 951–952.
Saragih, D. L. (2020). HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN KONSEP DIRI
PADA PASIEN DM TIPE 2 TAHUN 2020 DESY (Vol. 2507, Issue February).
Sari, Y., Upoyo, A. S., Isworo, A., Taufik, A., Sumeru, A., Anandari, D., &
Sutrisna, E. (2020). Foot self-care behavior and its predictors in diabetic
patients in Indonesia. BMC Research Notes, 13(1), 4–9.
https://doi.org/10.1186/s13104-020-4903-y
Sianturi, P. L. (2018). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perawatan Kaki Pada
Pasien Diabetes Melitus Di Puskesmas Padang Bulan Medan. Universitas
Sumatera Utara, 1(3), 82–91.
Sitepu, Y. R. B. T. P. D. melitus T. 1. 2019. 89-94, & Simanungkalit, J. N. (2019).
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA LUKA PADA
PENDERITA DIABETES MELITUS TINJAUAN LITERATUR. Jurnal
Penelitian Perawat Profesional, 3(November), 89–94.
Suryati, I., Primal, D., & Pordiati, D. (2019). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan
Lama Menderita Diabetes Mellitus (Dm) Dengan Kejadian Ulkus Diabetikum
Pada Pasien Dm Tipe 2. JURNAL KESEHATAN PERINTIS (Perintis’s Health
Journal), 6(1), 1–8. https://doi.org/10.33653/jkp.v6i1.214
Susanti, D., Sukarni, & Pramana Yoga. (2020). HUBUNGAN ANTARA EFIKASI
DIRI DENGAN PERAWATAN MANDIRI KAKI PADA PASIEN DIABETES
MELITUS DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD SULTAN SYARIF
MOHAMAD ALKADRIE PONTIANAK. 000.
Tarigan, U. P. N. G. (2020). Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan Jurusan
Keperawatan Prodi D-Iii Tapanuli Tengah Jurusan Keperawatan Prodi D-Iii.
Tini, Setiadi, R., & Noorma, N. (2019). Mengurangi resiko kaki diabetik pada
pasien diabetes melitus tipe 2. Jurnal Citra Keperawatan, 7(1), 10–15.
Tjomiadi, C. E. F. (2020). Persepsi Penyakit Pasien Dengan Ulkus Kaki Diabetik
Di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia. Dinamika Kesehatan Jurnal
Kebidanan Dan Keperawatan, 10(1), 91–101.
https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1.433
LAMPIRAN
81
(Lukluil Maqnun)
n
87
INFORMED CONCENT
Nama :
Umur :
Alamat :
No. HP :
Menyatakan bahwa:
Bangkalan, ………………………….
Saksi Responden
(……………………………) (……………………………)
88
Lampiran 7 Kuesioner
Petunjuk Penggunaan
Skor
Inspeksi – 20 detik
Kaki Kanan Kaki Kiri
1.Kondisi kulit
0 = utuh dan sehat
1 = kering dengan fungus atau kalus ringan
2 = pembentukan kalus yang semakin
menebal
3 = muncul pembentukan kulit ulkus atau
memiliki riwayat ulkus
2.Kondisi kuku
0 = terawat dengan baik
1 = tidak terawat dan kasar
2 = tebal, rusak, atau terinfeksi
3.Ada tidaknya deformitas
0 = tidak ada deformitas
2 = deformitas ringan
4 = deformitas berat (amputasi)
89
menjawab dengan cara memberi tanda centang (√) pada salah satu jawaban yang
paling sesuai dengan apa yang Bapak/Ibu/Saudara lakukan dalam merawat kaki.
( ) tidak pernah
( ) selalu
( ) kadang-kadang
( ) jarang
( ) tidak pernah
( ) 1 kali/hari
( ) tidak pernah
( ) selalu
92
( ) Kadang-kadang
( ) jarang
( ) tidak pernah
( ) selalu
( ) Kadang-kadang
( ) jarang
( ) Tidak pernah
( ) setiap hari
( ) 1 kali/minggu
( ) 1 kali/bulan
( ) tidak pernah
( ) setiap hari
( ) 1 kali/minggu
( ) 1 kali/bulan
( ) tidak pernah
( ) 1 kali/minggu
( ) 2-3 kali/bulan
( ) tidak pernah
93
( ) setiap waktu
( ) kadang-kadang
( ) jarang
( ) tidak pernah
( ) Sering
( ) kadang-kadang
( ) jarang
( ) tidak pernah
( ) Setiap hari
( ) 4-6 kali/minggu
( ) 1 kali/bulan
( ) sering
( ) kadang-kadang
( ) jarang
( ) tidak pernah
94
( ) sering
( ) Kadang-kadang
( ) Jarang
( ) tidak pernah
( ) sering
( ) kadang-kadang
( ) jarang
( ) tidak pernah
95
Pernyataan Nomor
Parameter Pernyataan
+/- urut
Anda memeriksa kaki anda + 1
Memeriksa kaki Anda memeriksa sepatu anda
+ 2
sebelum anda menggunakannya
Anda mencuci kaki anda + 3
Anda mengeringkan kaki anda
setelah mencuci kaki + 4
mengidentifikasikan
infeksi pada kaki
atau perubahan
charot
c. Apakah anda
pernah
2
merasakan kaki
anda seperti
terbakar?
d. Apakah anda
pernah
merasakan kaki
anda kesemutan?
Denyut nadi
Palpasi denyut nadi Denyut nadi teraba
0
pada kaki
dorsalis pedis yang
berada di punggung
Denyut nadi tidak teraba
kaki. Jika denyutnadi
dorsali pedis tidak
dapat dirasakan, 1
maka palpasi deyut
nadi posteriol tibial
yang berada di bawah
100
malleolus bagian
medial
Ada tidaknya
Amati adanya Tidak ada kemerahan sesaat
0
kemerahan
kemerahan pada pada kaki
sesaat pada
kaki ketika kaki
kaki Ada kemerahan sesaat pada
diturunkan dan
kaki
pucat ketika kaki
dinaikkan, hal 1
tersebut
mengindikasikan
penyakit arteri.
Ada tidaknya
Amati adanya Tidak ada kemerahan pada
0
erythema
kemerahan pada kulit kaki
kaki yang tidak
Ada kemerahan pada kaki
berubah saat kaki
dinaikkan, hal
tersebut 1
mengindikasikan
adanya infeksi atau
perubahan charcot.
101
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 TOTAL Nilai Kode
Px
1 1 1 2 1 0 0 0 3 2 2 2 3 0 3 20 Buruk 1
2 1 1 2 1 2 0 0 3 2 0 0 2 0 3 17 Buruk 1
3 1 1 2 1 0 0 0 3 2 2 2 3 0 3 20 Buruk 1
4 1 0 2 1 1 0 0 1 1 2 0 1 1 3 14 Buruk 1
5 1 0 1 2 0 0 0 3 2 2 0 2 3 3 19 Buruk 1
6 1 1 2 1 2 0 0 3 2 0 0 2 0 3 17 Buruk 1
7 1 1 2 1 2 0 0 3 2 0 0 2 0 3 17 Buruk 1
8 1 0 2 1 1 0 0 1 1 2 0 1 1 3 14 Buruk 1
9 0 1 3 3 3 0 0 1 2 3 0 2 1 3 22 Baik 2
10 0 0 3 3 3 0 0 1 1 0 0 0 1 3 15 Buruk 1
11 0 0 3 3 3 0 0 1 1 0 0 0 1 3 15 Buruk 1
12 1 0 2 1 1 0 0 1 1 2 0 1 1 3 14 Buruk 1
13 0 0 3 3 3 0 0 2 0 3 0 1 1 3 19 Buruk 1
14 1 2 3 3 3 0 0 3 3 0 0 2 3 3 26 Baik 2
15 1 2 3 3 3 0 0 3 2 3 0 1 3 3 27 Buruk 1
16 0 0 1 3 0 1 0 3 3 3 0 2 2 3 21 Buruk 1
17 0 0 2 2 0 0 0 2 3 3 3 2 0 3 20 Buruk 1
18 1 1 2 1 0 0 0 3 2 2 2 3 0 3 20 Buruk 1
19 1 0 1 2 0 0 0 3 2 2 0 2 3 3 19 Buruk 1
20 0 1 3 3 3 0 0 1 1 2 0 2 1 3 20 Buruk 1
21 1 0 3 3 3 0 0 1 1 2 0 1 2 3 20 Buruk 1
22 1 2 3 3 3 0 0 3 2 3 0 1 3 3 27 Baik 2
23 2 1 3 2 2 0 0 1 2 0 0 2 2 3 20 Buruk 1
24 3 2 3 1 2 0 0 2 2 0 0 1 2 3 21 Buruk 1
25 1 0 3 3 3 0 0 3 3 3 0 1 3 3 26 Baik 2
26 0 1 3 3 3 0 0 1 2 3 0 2 1 3 22 Baik 2
27 0 0 3 3 3 0 0 1 1 0 0 0 1 3 15 Buruk 1
28 1 0 2 1 1 0 0 1 1 2 0 1 1 3 14 Buruk 1
29 0 0 1 3 0 1 0 3 3 3 0 2 2 3 21 Buruk 1
30 3 2 3 3 1 0 0 1 1 0 0 1 2 3 20 Buruk 1
31 0 0 3 3 3 0 0 2 0 3 0 1 1 3 19 Buruk 1
32 0 1 3 3 3 0 0 1 2 3 0 1 1 3 21 Buruk 1
33 1 0 2 1 1 0 0 1 1 2 0 1 1 3 14 Buruk 1
34 1 1 2 1 0 0 0 3 2 2 2 3 0 3 20 Buruk 1
35 1 0 1 2 0 0 0 3 2 2 0 2 3 3 19 Buruk 1
36 1 1 2 1 2 0 0 3 2 0 0 2 0 3 17 Buruk 1
37 2 1 2 3 2 0 0 2 2 0 0 2 2 3 21 Buruk 1
Total 31 24 86 78 62 2 0 76 64 61 11 58 49 111
103
36 3 2 2 1 1 1 3 2 0 1 1 1 18 Tinggi 2
37 3 1 2 1 1 1 3 4 2 1 1 1 21 Sangat Tinggi 1
Total 76 60 66 24 34 33 65 94 58 33 33 34
105
Frequency Table
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Perawatan Kaki
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Crosstabs
Baik Count 0 0 2 3 5
Total Count 8 17 7 5 37
Correlations
Diabetic Foot
Perawatan Kaki Ulcer
N 37 37
N 37 37