Anda di halaman 1dari 124

SKRIPSI

HUBUNGAN SELF CARE DENGAN KOMPLIKASI


PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2
DI PUSKESMAS BUKI KABUPATEN
KEPULAUAN SELAYAR

SYAMSIAH
21606058

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR
MAKASSAR
2020
SKRIPSI

HUBUNGAN SELF CARE DENGAN KOMPLIKASI


PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2
DI PUSKESMAS BUKI KABUPATEN
KEPULAUAN SELAYAR

SYAMSIAH
21606058

Skripsi Ini Diajukan


Seabagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Keperawatan

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR
MAKASSAR
2020
PENGESAHAN TIM PENGUJI
Skripsi ini dengan judul “Hubungan self care dengan komplikasi pada

penderita DM Tipe 2 di Puskesmas Buki Kabupaten Kepulauan Selayar” telah

dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar 31 Januari 2021

Ketua : Dr. Sri Syatriani, SKM, M.Kes (……………)

Sekretaris : Rahma Yulis S.Kep, Ns. M.Kep (…………….)

Anggota : Muh.Sahlan Zamaa, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp. KMB (.……………)

Basri SKM. M.Kes. Ph.D (…………….)

PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul : “Hubungan self care dengan komplikasi pada

penderita DM Tipe 2 di Puskesmas Buki Kabupaten Kepulauan selayar”, telah

dipertahankan dihadapan Tim penguji skripsi dan disetujui untuk diperbanyak

sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan pada

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar (STIK) Makassar.

Makassar, 31 Februari 2021

Tim Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Sri Syatriani, SKM, M.Kes Rahma Yulis S.Kep, Ns, M.Kep

Mengetahui:
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar

Muhammad Sahlan Zamaa. S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.KMB.

PERNYATAAN KEASLIAN
Yang Bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Syamsiah

Nim : 21606058

Institusi : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-

benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktian

sebagian atau keseluruhan skripsi ini hasil karya orang lain, saya bersedia

menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Makassar, 31 Januari 2021

Syamsiah
ABSTRAK

Hubungan Self Care dengan Komplikasi pada Penderita Diabetes Melitus


Tipe 2 di Puskesmas Buki Kabupaten Kepulauan Selayar

SYAMSIAH

(dibimbing oleh Sri Syatriani dan Rahma Yulis)

Angka kejadian Diabetes Melitus pada tahun 2017 sangat tinggi. Indonesia
menempati urutan ke-6 dari 10 negara dengan jumlah penderita mencapai 10 juta orang.
Self care adalah perawatan diri yang dilakukan untuk menjaga kesehatan baik secara
psiko-sosial-dan spritual. Hal yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya
komplikasi diabetes melitus adalah dengan cara mengontrol gula darah,mengatur pola
makan, minum obat secara teratur, olahraga yang rutin serta aktifitas fisik yang baik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan self care dengan komplikasi
pada penderita Diabetes Melitus tipe 2 di Puskesmas Buki Kabupaten Kepulauan Selayar.
Jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian
adalah pasien DM tipe 2 yang berobat ke Puskesmas Buki Kabupaten Kepulauan Selayar
sebanyak 123 orang dengan tekhnik purposive sampling. Instrumen pada penelitian ini
adalah dengan menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaturan diet dengan komplikasi pada
penderita DM Tipe 2 nilai ρ=0,000 < 0,05, latihan fisik dengan komplikasi pada penderita
DM Tipe 2 nilai ρ=0,000 < 0,05, monitoring gula darah dengan komplikasi pada
penderita DM Tipe 2 nilai ρ=0,000 > 0,513, pengobatan rutin dengan komplikasi pada
penderita DM Tipe 2 nilai ρ=0,000 > 0,063, perawatan kaki dengan komplikasi pada
penderita DM Tipe 2 nilai ρ=0,000<0,005.
Simpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara pengaturan diet dengan
komplikasi, ada hubungan antara latihan fisik dengan komplikasi, tidak ada hubungan
antara monitoring gula darah dengan komplikasi, tidak ada hubungan antara pengobatan
rutin dengan komplikasi, ada hubungan antara perawatan kaki dengan komplikasi di
Puskesmas Buki Kabupaten Kepulauan Selayar. Tenaga kesehatan diharapkan dapat
meningkatkan pemberian informasi dan motivasi kepada pasien dan keluarganya untuk
selalu memberikan dukungan dalam penerapan self care dalam kehidupan sehari-hari.

Kata Kunci: Self care, komplikasi, Diabetes Melitus


Daftar Pustaka: 2 (2019)
ABSTRACT

Association of Self-Care with Complications in Type 2 Diabetes Mellitus


Sufferers Puskesmas Buki Kepulauan Selayar Regency

Syamsiah1, Sri Syatriani1, Rahma Yulis1


1School of Health Sciences (STIK) Makassar, Indonesia

Introduction
The incidence of Diabetes Mellitus in 2017 is very high. Indonesia ranks 6th out
of 10 countries with the number of sufferers reaching 10 million people. Self-care
is conducted to maintain health both psycho-social and spiritual. In order to
prevent complications of diabetes mellitus, it is important to control blood sugar,
adjust diet, and conduct regular medication, regular exercise and good physical
activity.
Objectives
This study aimed to recognize the association of self-care with complications in
patients with type 2 diabetes mellitus.
Methods
This was analytic research with cross sectional study design in that number of
sample was 123 patients with type 2 diabetes mellitus selected by purposive
sampling. Data collection applied questionnaires.
Results
The results revealed that dietary arrangements with complications in type 2
diabetes mellitus sufferers of ρ = 0.000 <0.05, physical exercise of ρ = 0.000
<0.05, monitoring blood sugar of ρ = 0.000> 0.513, routine treatment of ρ =
0.000> 0.063, and foot care of ρ = 0.000 <0.005.
Conclusion
It concluded that self-care associated with complications in people with diabetes
mellitus type 2 at Puskesmas Buki Kepulauan Selayar. It is encouraged to health
workers to increase the provision of information and motivation for patients and
their families in order to regularly provide support in implementing self-care
every day.

Keywords: Self-care; Complications; Diabetes Mellitus


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat

dan Taufiq-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Hubungan self care dengan komplikasi pada penderita Diabetes Melitus

tipe II di Puskesmas Buki Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar”

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan.

Terkhusus penulis persembahkan untuk kedua orang tua, sembah sujud

penulis untuk beliau, nama ayah (Baso Lempangan) dan nama ibu (Sabiara) yang

senantiasa mendoakan, memberikan nasehat dan dorongan serta telah banyak

berkorban agar penulis dapat menyelesaikan pendidikan dengan baik, dan semoga

Allah SWT membalasnya dengan Rahmat, Rahim, keberkahan yang berlimpah,

dan juga kebahagiaan hidup dunia akhirat.

Ucapan terimaksih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr.Sri Satriyani

SKM,M.Kes selaku pembimbing I dan Ibu Rahma Yulis,S.Kep, Ns, M.Kep selaku

pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis juga menguscapkan banyak terima kasih

kepada Pak Muhammad Sahlan Zama S.Kep,Ns dan Pak Basri SKM.M.Kes.Ph.D

sebagai Tim Penguji.

Demikian pula ucapan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada :

1. Ibu A. Indri Damayanti Asa'ad Lantara, SH, M.Adm, SDA selaku Ketua

Yayasan Pendidikan Makassar

2. Ibu Esse Puji Pawenrusi, SKM, M.Kes selaku Ketua STIK Makassar

3. Bapak Burhanuddin,SKM selaku Kepala UPTD Puskesmas Buki


4. Bapak Muhammad Sahlan Zama, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.KMB selaku Ketua

Program Studi Ilmu Keperawatan

5. Ibu Muti Sahida ,S.Kep.,Ns selaku Penasehat Akademik

6. Ibu Karmila Syam. SKM selaku pengelolah

7. Responden yang telah meluangkan waktu untuk di wawancarai guna

kelengkapan data penelitian

8. Keluarga besar Civitas Akademik STIK Makassar yang telah memberi

bimbingan kepada penulis selama mengikuti pendidikan, serta seluruh dosen

pengajar yang telah memberi ilmu dalam proses perkuliahan.

9. Teman-teman saya Naya, Nanna, Una yang selalu berbagi ilmu dan memberi

motovasi kepada penulis

10. Kakak Muhammad Takbir yang selalu menyemangati penulis

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan

dan masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran

dan kritikan yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat serta

menambah wawasan ilmu pengetahuan kepada pembaca.

Makassar, 31 Januari 2021

Syamsiah
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL....................................................................................... i

HALAMAN JUDUL........................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI....................................................... iv

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI.......................................................................v

ABSTRAK..........................................................................................................vi

ABSTRACT........................................................................................................vii

KATA PENGANTAR........................................................................................viii

DAFTAR ISI.......................................................................................................ix

DAFTAR TABEL...............................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xii

DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN...........................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................5
C. Tujuan Penelitian...........................................................................6
D. Manfaat Penelitian.........................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................8


A. Tinjauan Tentang Diabetes Melitus...............................................8
B. Tinjauan Tentang Komplikasi DM................................................15
C. Tinjauan Tentang Self Care...........................................................16

BAB III KERANGKA KONSEP.......................................................................25


A. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian.............................................25
B. Pola Pikir Variabel Penelitian........................................................25
C. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif...................................26
D. Hipotesis Penelitian........................................................................28
BAB IV METODE PENELITIAN.....................................................................29
A. Jenis Penelitian...............................................................................29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.........................................................29
C. Populasi dan Sampel......................................................................29
D. Pengumpulan Data.........................................................................31
E. Pengolahan Data.............................................................................32
F. Analisis Data..................................................................................33
G. Etika Penelitian..............................................................................34

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................36


A. Hasil Peelitian................................................................................36
B. Pembahasan....................................................................................44

BAB VI PENUTUP...........................................................................................67
A. Simpulan........................................................................................67
B. Saran...............................................................................................67

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Tabel 1 Sintesa Penelitian Sebelumnya............................................................. 22

2. Tabel 2 Distribusi Berdasarkan Karakteristik responden di Puskesmas

Buki Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2020................................. 37

3. Tabel 3 Distribusi Frekuensi penelitian berdasarkan hubungan self

care dengan komplikasi pada penderita DM Tipe 2 di

Puskesmas Buki Kabupaten Kepulauan Selayar tahun 2020................ 38

4. Tabel 4 Hubungan pengaturan diet dengan komplikasi Diabetes Melitus

tipe 2 di Puskesmas Buki Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

2020.................................................................................................... 40

5. Tabel 5 Hubungan latihan fisik dengan komplikasi Diabetes Melitus tipe 2 di

Puskesmas Buki Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2020............... 41

6. Tabel 6 Hubungan monitoring gula darah dengan komplikasi Diabetes

Melitus tipe 2 di Puskesmas Buki Kabupaten Kepulauan Selayar

Tahun 2020....................................................................................... 42

7. Tabel 7 Hubungan pengobatan rutin dengan komplikasi Diabetes Melitus

tipe 2 di Puskesmas Buki Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

2020.................................................................................................. 43

8. Tabel 8 Hubungan perawatan kaki dengan komplikasi Diabetes Melitus

tipe 2 di Puskesmas Buki Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

2020.................................................................................................. 44
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran II : Lembar Persetujuan Menjadi Responden (Infomed Consent)

Lampiran III : Koesioner Penelitian

Lampiran IV : Master Tabel

Lampiran V : Output Uji Statistik

Lampiran VI : Surat Pengantar Izin Penelitian Dari Kampus Untuk Badan

Kordinasi Penenaman Modal Pemerintah Kabupaten Kepulauan

Selayar Dinas Penanaman Modal,Pelayanan Terpadu Satu Pintu

dan Tenaga Kerja

Lampiran VII : Surat Izin Penelitian Dari Pemerintah Kepulauan Selayar Dinas

Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga

Kerja

Lampiran X : Surat Keterangan Selesai Melakukan Penelitian Dari Puskesmas

Buki Kabupaten Kepulauan Selayar

Lampiran XI : Dokumentasi

Lampiran XII : Daftar Riwayat Hidup


DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN

Notasi/Simbol dan Singkatan Arti

WHO Word Health Organization

DEPKES RI Depertemen Kesehatan Republik Indonesia

IDF International Diabetes Federation

DM Diabtes Melitus

NIDDM Non-insulin dependen diabetes melitus

PTM Penyakit tidak menular

IRT Ibu Rumah Tangga

SD Sekolah Dasar

SMP Sekolah Menengah Pertama

SMA Sekolah Menengah Akhir

RSUD Rumah Sakit Umum Daerah

ADA American Diabetes Association

TTGO Tes Toleransi Glukosa Oral

NGSP National Glycohaemoglobin Standarization

program

PERKENI Perkumpulan Endokrinologi Indonesia

TNM Terapi nutrisi Medis

SDSCA The Summery of Diabetes Self Care

Activities

SPSS Statistical Package Service Soluction

IMT Indeks Masa Tubuh


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2017 menyebutkan

peningkatan angka kejadian penyakit diabetes mellitus selalu meningkat

setiap tahunnya dan tercatat dari tahun 2015 mencapai 637 miliar orang,pada

tahun 2017 mencapai 727 miliar orang dan diperkirakan akan meningkat

menjadi 766 miliar orang di dunia. Peningkatan angka kejadian diabetes

mellitus ini juga terjadi pada Negara Indonesia yang tercatat di IDF dalam 3

tahun terakhir ini masih berada dalam 10 negara terbanyak pada penderita

diabetes mellitus,pada tahun 2017 Indonesia menempati urutan ke-6 dari 10

negara dengan jumlah penderita diabetes mellitus sebanyak 10,3 juta orang

dan diperkirakan pada tahun 2045 indonesia akan menempati urutan ke-7 dari

10 negara dengan jumlah penderita diabetes mellitus sebanyak 16,7 juta orang

(WHO,2017).

Berdasarkan studi global yang dilakukan oleh World Health Organization

(WHO) pada tahun 2016 menyebutkan bahwa penderita diabetes mellitus

terus meningkat menjadi 422 juta orang. Negara Indonesia menempati urutan

ke-6 dari 10 negara setelah Cina, India, Amerika serikat, Brazil, Rusia dan

Mexico dengan jumlah penderita mencapai 10 juta orang (IDF, 2017).

Diabetes merupakan penyakit kronis yang terjadi saat tubuh kita tidak bisa

menghasilkan insulin yang cukup (IDF 2015). Berdasarkan data International

Diabetes Federation (IDF) prevelensi diabetes pada orang dewasa (20-79


tahun) di dunia terus meningkat, tahun 2013 prevelensi diabetes di dunia

sebesar 8,3%,pada tahun 2015 prevelensi diabetes meningkat menjadi 8,8%.

Peningkatan terbesar terjadi diwilayah dengan pertumbuhan ekonomi rendah

hingga menengah. Prevelensi diabetes tahun 2017 tidak mengalami

perubahan yaitu 8,8%. IDF mengestimasi prevelensi diabetes akan terus

meningkat dan pada tahun 2045 prevelensi diabetes di dunia akan mencapai

9,9%.

Indonesia merupakan Negara yang tergabung dalam wilayah western

pasifik, pembagian wilayah ini menurut IDF (International Diabaetes

Federation). Wilayah western pasifik mengalami peningkatan kasus diabetes

dari tahun 2013 hingga 2017. Pada tahun 2013 prevelensi diabetes sebesar

8,3%,ditahun 2015 meningkat menjadi 9,3% dan tahun 2017 mencapai 9,5%.

Beberapa kemungkinan penyebab peningkatan kasus diabetes diantaranya

populasi usia tua yang meningkat,urbanisasi,gaya hidup,dan komsusmsi

makanan yang tidak sehat sehingga memicu terjadinya obesitas yang

merupakan faktor resiko DM tipe 2.

Di Sulawesi selatan berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar yang

dilakukan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2018) prevelensi

kejadian diabetes mellitus meningkat menjadi 1,4% yang sebelumnya 1,3%

pada tahun 2013. Dengan adanya perkembangan teknologi yang membawa

perubahan besar terhadap gaya hidup masyarakat seperti pola makan yang

tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh serta kurang aktivitas fisik yang cukup.
Data profil kesehatan kota Selayar pada tahun 2016 prevelensi diabetes

sebanyak (32,49%) dan pada tahun 2017 prevelensi diabetes NIDDM without

complication( non-insulin dependen diabetes mellitus)sebanyak 1,5%. Hasil

skrining dinas kesehatan kota Selayar bidang pencatatan dan pelaporan faktor

resiko PTM(penyakit tifdak menular) menemukan 0,5% penduduk usia

dewasa (>20 tahun) mengalami hiperglikemia.

Sebanyak 1785 penderita DM di Indonesia yang mengalami komplikasi

dari DM tipe 2 diantaranya neuropati (63,5%), retinopati (42%), nefropati

(7,35%), maskovaskular (6%), mikrovaskular (6%), dan kaki diabetic (15%).

Adapun cara pencegahan komplikasi pada penderita DM yaitu melakukan

kontrol gula darah, periksa rutin gula darah, komsumsi obat hipoglikemi,

latihan fisik ringan, dan patuh dalam diet rendah kalori (Arisman,2017).

Diabetes tipe 2 dapat menyebabkan komplikasi di beberapa bagian tubuh

dan meningkatkan resiko kematian. Komplikasi yang mungkin terjadi

meliputi: serangan jantung, stroke, gagal ginjal, amputasi kaki, kelihangan

penglihatan, kerusakan saraf (WHO,2016) serta kaki diabetik yang melipti

infeksi, bisul dan ganggren (Rubio et al.,2012; Escarcega-Galaz et al., 2017).

Dan merupakan komplikasi yang umum terjadi pada penderita diabetes

mellitus tipe 2 (Boada,2012; Escarcega-Galaz et al., 2017). Dengan

persentase sekitar 25% dan penderita diabetes mellitus yang terinfeksi

bertanggung jawab atas amputasi tungkai bawah nontraumatik yaitu sekitar

60% (Al Odhayani et al.,2015).


Hal utama dalam mengelola penyakit diabetes mellitus selalu berkenaan

dengan manajemen gaya hidup, diantaranya perencanaan makan, latihan

jasmani, penyuluhan, penggunaan obat hipoglikemik secra teratur,

pengontrolan berat badan, dan pemantauan mandiri kadar glukosa darah atau

urin (Mahendra,2016).

Self care mempunyai peranan penting dalam penatalaksanaan diabetes

mellitus, apabila pasien diabetes mellitus mampu melaksanakan self care

dengan optimal dan teratur maka kualitas hidup pasien akan meningkat

(Chaidir et. Al 2017). Indikator self care terdiri dari 5 domain. Self care yang

pertama adalah pengaturan pola makan yang mana pengaturan ini mempunyai

tujuan untuk mengontrol metabolik sehinggakadar gula darah dapat

dipertahankan dalam rentang normal. Self care yang kedua yaitu pemantauan

kadar gula darah,hal ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan

dalam penatalksanaan DM sudah efektif atau belum. Self care yang ketiga

adalah manajemen pengobatan baik itu yang menggunakan insulin atau yang

menggunakan obat oral,hal ini bertujuan untuk menurunkan kadar gula darah

yang tinggi dan untuk mengurangi rasa sakit akibat penyakit DM tersebut.

Self care yang keempat adalah perawatan kaki ,hal ini bertujuan untuk

mencegah terjadinya kaki diabetik atau ulkus diabetic. Self care yang kelima

adalah aktivitas fisik,yang bertujuan untuk meningkatkan sensitivitas reseptor

insulin sehingga pasien dapat beraktivitas dengan baik. Dari tujuan itulah self

care merupakan hal yang sangat penting untuk dilaksanakan oleh pasien

diabetes mellitus itu sendiri agar kadar gula darah pasien dalam batas normal
sehingga tidak terjadi komplikasi akibat penyakit DM tersebut.( Chaidir et.al

2017).

Berdasarkan hasil studi pendahulu yang dilakukan Murdaningsih &

Ghofur (2018) di RSUD selayar data yang diperoleh dari 10 responden yang

menunjukkan masih kurang optimal self care yang mereka lakukan. Hasil

yang di dapat,6 dari 10 responden yang berobat mengatakan bahwa aktivitas

self care yang dapat dilakukan adalah diet, aktifitas fisik, minum

obat.sedangkan pengecekan gula darah biasanya dilakukan saat berobat saja

ke RSUD Selayar. Aktivitas self care perawatan kaki dari 10 responden

hanya ada 3 responden yang dapat melakukannya. Menurut pasien yang

berobat di RSUD selayar penyakit diabetes ini hidup mereka berubah dan

mereka merasakan hidupnya dibatasi oleh penyakit tersebut.

Survey awal yang peneliti lakukan pada pasien diabetes mellitus yang

berobat di Poli Umum Puskesmas Buki Kabupaten Selayar pada tanggal 11

juni 2020 diperoleh data dengan jumlah 177 pasien DM tipe II.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah penelitian ini adalah

ada hubungan self care dengan komplikasi pada penderita diabetes mellitus

tipe 2 di Puskesmas Buki Kabupaten Selayar.


C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian adalah untuk mengetahui hubungan self care

dengan komplikasi pada penderita DM tipe 2 di Puskesmas Buki Kabupaten

Selayar.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya hubungan pengaturan diet dengan komplikasi pada penderita

DM Tipe 2

b. Diketahuinya hubungan latihan fisik dengan komplikasi pada penderita DM tipe

2.

c. Diketahuinya hubungan monitoring gula darah dengan komplikasi pada

penderita DM Tipe 2.

d. Diketahuinya hubungan pengobatan rutin dengan komplikasi pada penderita DM

Tipe 2

e. Diketahuinya hubungan perawatan kaki dengan komplikasi pada penderita DM

Tipe 2.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmu

pengetahuan terutama dibidang kesehatan dan menambah ilmu pengetahuan

terutama dibidang keperawatan mengenai perawat pada pasien DM serta

dapat digunakan bahan penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber data pendukung untuk

bahan pengembangan materi dalam proses belajar mengajar.

3. Manfaat Praktis

Hasil penekitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam

mengembangkan penelitian selanjutnya dengan tema yang sama meskipun

dengan sudut pandang yang berbeda.

4. Manfaat bagi masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi bagi

masyarakat mengenai studi terintegrasi self care dengan komplikasi pada

penderita diabetes mellitus tipe 2 di puskesmas Buki Kabupaten Selayar

sehingga praktisi kesehatan dapat mengambil tindakan ,baik memberi

penyuluhan tentang pengetahuan self care.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Diabetes mellitus

1. Pengertian DM

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang ditandai

dengan meningkatnya kadar glukosa darah yang diakibatkan oleh kelainan

dalam sekresi insulin, aksi insulin atau keduanya. Diabetes mellitus terbagi

dalam 2 kategori yaitu diabetes melitus tipe 1 dan diabetes melitus tipe 2. DM

tipe 1 disebabkan karena kekurangan absolut sekeresi insulin. DM tipe 2

disebabkan karena resistensi insulin dengan kelainan pada sekresi insulin

(American Diabetes Association,2018).

World Health Organization (WHO 2016) menyebutkan bahwa penyakit

ini ditandai dengan munculnya gejala khas yaitu polyphagia, polidisia, dan

polyuria serta sebagian mengalami kehilangan berat badan. DM merupakan

penyakit kronis yang perlu diperhatikan dengan serius. DM yang tidak

terkontrol dapat menyebabkan beberapa komplikasi seperti kerusakan mata,

ginjal, pembuluh darah, saraf, dan jantung.

Diabetes mellitus tipe 2 merupakan penyakit yang tidak dapat

disembuhkan tetapi dapat menimbulkan masalah serta komplikasi seperti

peningkatan indeks massa tubuh, kadar glikemik tidak terkontrol, komplikasi

kaki,ginjal,kardiovaskular,retinopati( Webb, Rheeder, & Zyl, 2014).

Prevelensi komplikasi penderita diabetes mellitus tipe 2 ini cenderung

meningkat dan semakin memburuk disebabkan karena ketidak mampuan


penderita dalam mengelola penyakitnya secara mandiri (American Diabetes

Association,2018).

Perawatan DM tipe 2 dilakukan oleh pasien itu sendiri dan tim medis

memiliki kontrol yang lebih sedikit pada pasien. Perawatan diri adalah proses

aktif dan praktis yang dipandu oleh pasien yang bertujuan untuk memperbaiki

kondisi fisik atau menjaga kesehatan melalui tindakan seperti pengaturan diet,

latihan fisik, monitoring gula darah, mencari layanan kesehatan preventif atau

terapi serta menerapkan terapi yang ditentukan untuk penyakit dan gangguan

seperti diabetes (American Diabetes Association, 2018). Terdapat beberapa

komponen perawatan diri yang diakui dan spesifik untuk mencegah atau

menunda komplikasi dan kemungkinan kematian dini yang terkait dengan

diabetes. Komponennya adalah monitoring gula darah, pengaturan diet,

latihan fisik yang optimal, pengobatan rutin dan perawatan kaki yang tepat

(American Diabetes Association, 2018; Tewahido & Berhane,2017).

2. Klasifikasi Diabetes Mellitus

Klasifikasi DM berdasarkan etiologi menurut Perkeni (2015) adalah

sebagai berikut :

a. Diabetes mellitus tipe 1

Diabetes melitus yang terjadi karena kerusakan atau destruksi sel beta di

pankreas. Kerusakan ini berakibat pada keadaan defisiensi insulin yang

terjadi secara absolut. Penyebab dari kerusakan sel beta antara lain autoimun

dan idiopatik.

b. Diabetes mellitus tipe 2


Penyebab DM tipe 2 seperti yang diketahui adalah resistensi insulin.

Insulin dalam jumlah yang cukup tetapi tidak dapat bekerja secara optimal

sehingga menyebabkan kadar gula darah tinggi di dalam tubuh. Defisiensi

insulin juga dapat terjadi secara relative pada penderita DM tipe 2 dan sangat

mungkin untuk menjadi defisiensi insulin absolut.

c. Diabetes melitus tipe lain

Penyebab DM tipe lain sangat bervariasi. DM tipe ini dapat disebabkan

oleh defek genetik fungsi sel beta, defek genetic kerja insulin, penyakit

eksokrin pakreas, endokrinopati pancreas, obat, zat kimia, infeksi, kelainan

imunologi dan sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM.

d. Diabetes mellitus gestisonal

Diabetes gestesional adalah diabetes yang muncul pada masa

kehamilan,dan hanya berlangsung hingga proses melahirkan. Sama dengan

diabetes yang biasa, diabetes gestesional terjadi ketika tubuh tidak

memproduksi cukup insulin untuk mengontrol kadar glukosa (gula) dalam

darah pada masa kehamilan.

3. Gejala diabetes mellitus

Gejala-gejala DM telah di kategorikan menjadi gejala akut dan gejala

kronis ( Fitriyani,2015)

a. Gejala akut, pada permulaan perkembangan yang muncul adalah banyak

makan (polyphagia), banyak minum (polydipsia), dan banyak kencing

(polyuria). Keadaan DM pada permulaan yang tidak segera diobati akan


menimbulkan gejala akut yaitu banyak minum, banyak kencing, dan mudah

lelah.

b. Gejala kronik, kulit terasa panas, kebas, seperti tertusuk-tusuk jarum, rasa

tebal pada kulit, kram, kelelahan, mudah mengantuk, penglihatan memburuk,

gigi mudah goyah dan mudah lepas, keguguran pada ibu hamil, dan ibu

melahirkan dengan berat bayi yang lebih dari 4 kg.

4. Diagnosis Diabetes Mellitus

Diagnosis dini penyakit DM sangat menetukan perkembangan penyakit

DM pada penderita. Seseorang yang menderita DM tetapi tidak terdiagnosis

dengan cepat mempunyai resiko yang lebih besar menderita komplikasi dan

kesehatan yang memburuk ( WHO, 2016).

Kriteria diagnosis DM menurut perkeni (2015) adalah sebagai berikut:

a. Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl. Puasa adalah kondisi tidak

ada asupan kalori minimal 8 jam.

b. Pemeriksaan glukosa plasma ≥200 mg/dl 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa

Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 mg.

c. Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200mg/dl dengan keluhan klasik.

d. Pemeriksaan HbA1c ≥ 6,5% dengan menggunakan metode yang

terstandarisasi oleh National Glycohaemoglobin Standarization Program

( NGSP).
5. Penatalaksanaan DM

Upaya penanggulangan diabetes mellitus yang telah dilakukan

perkumpulan endokrinologi Indonesia(PERKENI,2015) dalam konsensus

pengelolaan dan pencegahan DM tipe 2 di Indonesia tahun 2015 telah

menetapkan 4 pilar utama penatalaksanaan DM yaitu:

a. Edukasi

Pengetahuan tentang pemantauan glukosa darah mandiri,tanda dan gejala

hipoglikemia serta cara mengatasinya harus diberikan pada pasien. Pemantauan

kadar glukosa darah dapat dilakukan secara mandiri setelah mendapat pelatihan

khusus. DM tipe 2 umumnya terjadi saat gaya hidup dan perilaku telah

terbentuk dengan mapan. Penyandang diabetes memerlukan partisipasi aktif

pasien, keluarga dan masyarakat tim kesehatan mendampingi pasien menuju

perubahan perilaku sehat.

b. Terapi nutrisi medis (TNM)

1) Terapi nutrisi medis merupakan bagian dari penatalaksaan diabetes secara

total. Kunci keberhasilan dari terapi nutrisi medis adalah keterlibatan

anggota tim (dokter ahli gizi, petugas kesehatan lainnya, dan keluarga).

2) Penyandang diabetes sebaiknya mendapat terapi nutrisi medis sesuai

dengan anjuran makan untuk masyarakat yaitu makanan yang seimbang

dan sesuai dengan kebutuhan guna mencapai sasaran terapi.

3) Prinsip pengaturan makan penyandang diabetes iabet sama dengan

anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan seimbang dan

sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi individu.


3. Latihan jasmani

Salah satu pilar dalam kesehatan yang paling utama dalam pengelolaan

DM tipe 2 adalah kegiatan sehari-hari misalnya, berjalan kaki ke

pasar,menggunakan tangga,dan berkebun. Latihan fisik yang bersifat aerobic

seperti jalan kaki, jogging, berenang, dan bersepeda. Program olahraga bagi

penderita diabetes (Depkes RI,2009)

1. Jenis olahraga

Program latihan yang harus dilakukan oleh penderita diabetes yang sesuai

dengan kebutuhan yaitu:

a. Continue, latihan khusus berkesinambungan dan dilakukan terus menerus tanpa

henti.

b. Rhythmical,latihan harus berirama yaitu otot-otot berkontraksi dan relaksasi

secra teratur.

c. Interval,latihan harus selang-seling antara gerak cepat dan lambat.

d. Endureance,latihan daya tahan untuk meningkatkan kemampuan

kardirespirasi.

e. Progressive,latihan yang dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan dari

intensitas ringan sampai sedang mencapai 30-60 menit.

2. Dosis/takaran olahraga

Aktivitas fisik yang lakukan harus memenuhi dosis/takaran yang

ditentukan ,karena bila kurang tidak akan memberikan manfaat. Takaran

meliputi
a. Intensitas,adalah kerasnya melakukan latihan. Dikontrol dengan pemantauan

denyut nadi atau jantung. Peningkatan intensitas didasarkan pada

umur,keadaan kesehatan, kebugaran, adaptasi latihan dan dampak terhadap

control gula darah diabetes.

b. Lamanya lama latihan antara 20-30 menit dalam zona latihan. Jika intensitas

tinggi maka lama latihan pendek dan sebaliknya

c. Frekwensi latihan,latihan paling sedikit 3x Seminggu. Hal ini dikarenakan

ketahanan seseorang akan menurun setelah 48 jam. Latihan setiap hari tidak

dianjurkan karena dapat menurunkan kondisi fisik dan mental.

4. Intervensi farmakologis

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makanan dan

latihan jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologis dapat berupa obat

oral dan suntikan. Pada pasien DM yang gula darahnya tidak terkendali

dengan kombinasi gaya hidup dan metformin, ada 4 golongan obat-obatan

yang dapat diberikan menurut consensus ADA-EASD. Obat-obatan ini terdiri

dari 2 golongan yaitu:

a. Terapi tingkat 1 yang terdiri dari sulfoniliurea dan insulin.

b. Terapi tingkat 2 yang terdiri dari Tiazolidin dan agonis glucagon.

Diantara semua obat ini, sulfonylurea adalah yang paling cost-effective,

sedangkan insulin dianggap sebagai terapi yang paling efektif dalsm

mencapai target gula darah.


B. Tinjauan Tentang Komplikasi DM

Komplikasi yang terjadi karena lamanya menderita DM menimbulkan

sifat akut maupun kronis. Komplikasi akut terjadi saat penurunan atau

peningkatan kadar gula darah seketika,sedangkan komplikasi kronis muncul

dengan efek peningkatan kadar glukosa darah dalam jangka waktu lama.

Komplikasi kronik dapat terjadi khususnya pada penderita DM tipe 2.

komplikasi kronik terjadi pada pembuluh darah besar(makrovaskuler)dan

pembuluh darah kecil (mikrovaskuler). Komplikasi makrovaskular yang

terjadi pada penderita DM yaitu pembengkakan darah disebagian

otak,penyakit jantung coroner, gagal jantung kongesif dan stroke, sedangkan

untuk komplikasi mikrovaskular yaitu hiperglikemia, nefropati diabetic,

retinopati (kebutaan) dan neuropati (Smeltzer et al.,2010). Komplikasi dapat

menyebabkan pendeknya rentang hidup, keterbatasan diri dan meningkatnya

beban ekonomi bagi penderita dan keluarga, sehingga mempengaruhi

penurunan kualitas hidup penderita bila tidak di tangani dengan baik (Wulan

& Wahyuni,2017).
C. Tinjauan Umum Self Care

1. Pengertian

Self care adalah perawatan diri sendiri untuk mempertahankan kesehatan,

baik secara fisik maupun secara psikologis, pemenuhan perawatan diri

dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya budaya, nilai social pada individu

atau keluarga, pengetahuan terhadap perawatan diri, serta persepsi terhadap

perawatan diri(Asmadi,2015). Self care mempunyai peranan penting dalam

penatalaksanaan diabetes mellitus, apabila pasien diabetes mellitus mampu

melaksanakan self care dengan optimal dan teratur, maka kualitas hidup pasien

akan meningkat (Chaidir et. Al 2017).

Teori self care merupakan teori yang dikemukakan oleh Dorothea

Orem(1959), menurut Orem self care dapat meningkatkan peningkatan fungsi-

fungsi manusia dan perkembangan dalam kelompok sosial yang sejalan dengan

potensi manusia,tahu keterbatasan manusia,dan keinginan manusia untuk

menjadi normal. Penyimpangan pada self care biasanya dapat terlihat pada saat

terjadi penyakit. Penyakit tersebut dapat mempengaruhi struktur tubuh tertentu

dan fisiologisnya atau mekanisme psikologis tapi juga mempengaruhi fungsi

manusia(Munawaroh,2011). Jadi apabila self care dilakukan dengan baik maka

akan meningkatkan kualitas hidup pasien tersebut. Sebaliknya, self care yang

dilakukan dengan kurang baik maka akan memberikan dampak negative bagi

kualitas hidup pasien diabetes mellitus. Self care yang dilakukan dengan

sungguh-sungguh,dapat berdampak baik bagi peningkatan kualitas hidup.


Penatalaksanaan self care harus sepenuhnya dipahami oleh pasien itu

sendiri agar self care ini dapat terlaksana dengan baik,untuk itu komunikasi

dengan petugas kesehatan sangat penting dalam penegakan self care, motivasi

juga menjadi salah satu faktor dilakukannya self care secara optimal. Motivasi

dapat meningkatkan keterlibatan pasien dalam melakukan self care seperti

aktivitas fisik, manajemen obat dan lainnya karena motivasi mampu

mendorong pasien untuk mempertahankan gaya hidup aktif secara fisik

(Koponen, 2016).

2. Konsep self care Orem

Konsep self care orem merupakan konsep dasar tentang perawatan diri

bagi setiap individu,konsep ini diresmikan dan disahkan pada tahun 1976 oleh

Nursing Development Group Conference. Konsep perawatan diri sebagai

fungsi regulasi manusia berbeda dengan fungsi pengaturan lain seperti neuro-

endokrin. Ini merupakan tindakan mandiri individu dalam mempertahankan

dana meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan (Alligood, 2014). Dalam

konsep keperawatan Orem mengembangkan teori yang saling berhubungan

yaitu self care, self care deficit, dan nursing system (Alligood, 2014).

1. Teori self care

Self care merupakan aktivitas individu dalam merawat diri mereka sendiri

dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan ,memelihara kesehatan dan

kesejahteraan. Dalam teori self care, Orem mengemukakan beberapa teori:

a. Self care agency adalah kemampuan individu dalam melakukan perawatan

diri sendiri yang digambarkan sebagai pengetahuan,keterampilan,dan


motivasi untuk tindakan perawatan diri yang dapat dipengaruhi oleh

usia,perkembangan,sosiokultural,kesehatan,dan lain-lain.

b. Self care demand adalah semua tindakan perawatan diri yang harus dilakukan

oleh individu pada suatu titik waktu untuk menjaga kesehatan dan

meningkatkan kesejahteraan.

c. Basic conditioning factors, terdiri dari faktor usia,jenis kelamin,status

kesehatan,orientasi sosial budaya, sistem perawatan kesehatan, kebiasaan

keluarga, pola hidup, faktor lingkungan dan keadaan ekonomi.

2. Teori self care deficit

Teori ini merupakan bagian penting dalam perawatan secara

umumdimana segala perencanaan keperawatan diberikan kepada saat perawat

dibutuhkan. Teori ini menggambarkan manusia sebagai penerima perawatan

yang tidak mampu memenuhi kebutuhan perawatan dirinya dan memiliki

keterbatasan.

3. Teori nursing system

Teori ini merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana

kebutuhan perawatan diri pasien dapat terpenuhi oleh perawat atau pasien itu

sendiri.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi self care diabetes

Secara umum self care dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti

usia,sosial ekonomi,dukungan keluarga,lama menderita DM dan motivasi.


1.) Usia

Usia memiliki hubungan tingkat keterpaparan,besarnya resiko serta

resistensi terhadap penyakit. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tafti et al

(2015) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara usia dan self care

diabetes, dimana dalam penelitiannya menyebutkan bahwa usia yang relative

lebih muda, lebih cenderung malas melakukan aktivitas disbanding dengan

pasien yang berusia lebih tua.

2.) Sosial ekonomi

Diabetes mellitus merupakan penyakit kronik yang akan di derita

sepanjang hidup oleh penderita DM,tentu saja akan berpengaruh terhadap

tingkat sosial ekonomi karena pasien akan membutuhkan biaya yang cukup

mahal dalam perawatannya terutama jika pasien tersebut sudah mengalami

komplikasi. Jika status sosial ekonomi pasien kurang memadai akan

menyebabkan suatu hambatan pasien untuk melakukan kunjungan ke pusat

pelayanan kesehatan, hal ini tentu akan sulit memantau perkembangan status

kesehatan dan halini dapat menyebabkan pasien lebih beresiko mengalami

komplikasi diabetes (Nwankwo et al, 2010).

3.) Lama menderita DM

Self care diabetes dipengaruhi oleh lama menderita DM. pasien dengan

durasi diabetes lebih lama cenderung memiliki self care yang lebih tinggi

dibandingkan dengan pasien yang memiliki durasi lebih pendek menderita

diabetes. Pasien yang menderita diabetes lebih lama pada umumnya memiliki

pemahaman yang baik tentang self care diabetes, Hal ini disebabkan karena
pasien lebih banyak mendapatkan informasi mengenai self care diabetes dari

berbagai sumber informasi (Bai, Chiou, & Chang,(2009).

4.) Motivasi

Motivasi merupakan faktor yang penting bagi pasien dengan diabetes

mellitus tipe 2 karena motivasi mampu memberikan dorongan yang kuat pada

pasien untuk melakukan self care diabetes. Motivasi merupakan faktor yang

berkontribusi terhadap self care diabetes. Pasien dengan motivasi yang tinggi

cenderung dapat mrlakukan self care diabetes lebih baik dibandingkan pada

pasien yang memiliki motivasi kurang (Choi, Song, Chang, & Kim, 2014).

4. Indikator self care

Aktivitas fisik berupa latihan jasmani, pengaturan pola makan,

manajemen pengobatan dan pengetahuan seperti perawatan kaki dan

pengontrolan kadar gula darah, yang mana hal tersebut dapat memperbaiki

kendali glukosa darah, untuk itu penatalaksanaan self care diabetes ini

sangatlah penting untuk dilakukan (PERKENI, 2015).

Chaidir et.al (2017) menyebutkan bahwa diabetik self care ini terdiri dari

5,yaitu :

1. Pengaturan pola makan, yang mana pengaturan ini bertujuan untuk

mengontrol sehingga kadar gula darah dapat dipertahankan dalam rentang

normal.

2. Pemantauan kadar gula darah, hal ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas

yang dilakukan dalam penatalaksanaan DM sudah efektif atau belum.


3. Manajemen pengobatan, manajemen pengobatan baik itu yang menggunakan

insulin atau yang menggunakan obat oral hal ini bertujuan untuk menurunkan

kadar gula darah yang tinggi untuk mengurangi rasa sakit akibat penyakit DM

tersebut.

4. Perawatan kaki,hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kaki diabetic.

5. Aktivitas fisik,hal ini betujuan untuk meningkatkan sensitivitas reseptor

insulin sehingga pasien dapat beraktivitas dengan baik.


Tabel 1.

Sintesa hasil penelitian yang berkaitan dengan self care dan komplikasi
Diabetes Melitus Tipe 2
No Judul penelitian Peneliti Sampel & desain Hasil
dan tempat penelitian
penelitian
1. Hubungan self care Dodik 1.85 res Hasil dari
dengan komplikasi Hartono ponden perhitungan uji
diabetes pada pasien (2019) 2.cross sectional statistic spearman
diabetes mellitus pada tingkat
tipe II di poli signifikan 5=0,05
penyakit dalam diperoleh nilai ρ
RSUD Dokter dari 0,000 yang
Mohamad Saleh berarti bahwa ada
kota Probolinggo hubungan antara
perawatan diri dan
komplikasi diabetes
mellitus pada pasien
dengan diabetes
mellitus tipe 2.
2. Hubungan self care Reny 1.89 responden hasil penelitian ini
dengan kualitas chaidir, 2.cross sectional adalah terdapat
hidup pasien Ade sri hubungan antara self
diabetes mellitus wahyuni, care dengan kualitas
Deni hidup pasien
wahyu diabetes miliitus di
furkhan wilayah kerja
(2015) puskesmas tigo bale
yang berbandin lurus
dan memiliki tingkat
korilasi yang
sedang.terdapat
faktor yang
mempengaruhi
korelasi dengan
kualitas hidup.
3. Hubungan self care Putu inge 1.85 responden Hasil penelitian di
diabetes dengan ruth 2.cross sectional dapatkan bahwa
kualitas hidup pasien suantika terdapat hubungan
DM tipe 2 di (2014.) yang sigifikan
poliklinik interna dengan kedua
rumah sakit umum variable. Hasil uji
daerah badung korelasi dengan
produk
moment(p≤0,05),dip
eroleh nilai p=0,000
dan nilai ® sebesar
0,601,artinya
terdapat hubungan
yang kuat antara
variable.
4. Hubungan tingkat Silvia 1.55 responden Hasil penelitian
self care dengan junianty, 2.cross sectional. menunjukan pasien
kejadian komplikasi nuriswat tingkat self care
pada pasien DM tipe i,Erika tinggi atau rendah
2 di ruang rawat Emaliya dapat menyebabkan
inap RSUD wati kejadian komplikasi
Sumedang. yang di tunjukan
melalui hubungan
yang rendah dan
pasti
5. Hubungan perilaku Dewi 1.69 responden Hasil menunjutkan
perawatan mandiri kiratnaw 2.cross sectional bahwa ada
(self care inventory) ati, hubungan antara
dengan jumla prof.DR. perilaku perawatan
komplikasi pada surjono, mandiri ( self care
penderita diabetes M.kes(2 inventory ) dengan
militus di kelurahan 015) jumlah
sumber sari wilayah komplikasi.nilai F
kerja puskesmas table lebih besar
Dinoyo. dari nilai F hitung
sebesar 79,207 dan
nilai signifikan
0,000.kesimpulan
yang di dapatkan
adalah tingkat
perilaku perawatan
mandiri (self care
inventory) di
kelurahan sumber
sari di wilaya kerja
puskesmas dinoyo
rendah dengan rata-
rata sebesar 53,8.
6. Perbedaan kejadian Octavian 4.69 responden Hasil penelitian
komplikasi penderita a 5. cross sectional menunjukkan
diabetes melitus tipe Wulanda bahwa proporsi
2 menurut gula ri, Santi penderita DM
darah acak Martini tertinggi berasal dari
kelompok penderita
DM non komplikasi
(73,9%),perempuan(
76,8%)dan
kelompok umur ≥50
tahun(86,3%).
Berdasarkan uji
statistik tidak
terdapat hubungan
bermakna antara
kejadian komplikasi
dengan
umur(ρ=0,67),jenis
kelamin
(ρ=0,206),rata-rata
gula darah acak
(ρ=0,989) dan
frekuensi cek gula
darah acak(ρ=0,85).
Tidak terdapat
perbedaan
bermakna kejadian
komplikasi dengan
kadar gula darah
acak responden
penderita DM di
Puskesmas Lidah
Kulon.
7. Hubungan antara Sitti 1. 60 Hasil analisis
pengetahuan dan sofiyah, responden korelatif
dukungan keluarga Henni 2. Cro menunjukkan
terhadap kepatuhan Kusuma ss sectional adanya hubungan
penderita DM dalam yang signifikan
penatalaksaan di antara pengetahuan
wilayah kerja dengan kepatuhan
puskesmas srondol penderita DM
semarang dengan ρ value
0,016 dan ada
hubungan yang
signifikan antara
dukungan keluarga
dengan kepatuhan
penderita DM
dengan ρ value
0,034.
8. Analisis hubungan John 1.120 orang Hasil penelitian
antara umur dan S.Keken 2.purposive antara umur dengan
riwayat keluarga usa, sampling kejadian DM tipe 2
menderita DM Budi menunjukkan nilai
dengan kejadian T.Ratag, ρ=0,000
penyakit DM tipe 2 Gloria (OR=7,6),sedangka
pada pasien rawat Wuwung n untuk riwayat
jalan di poliklinik an keluarga menderita
penyakit dalam BLU DM dengan
RSUP.DR.Kondou kejadian Dmtipe 2
Manado mengghasilkan nilai
ρ=0,000(OR=4,7)
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti

Self care menuntut pasien agar menjaga diet atau pola makan yang sehat

serta modifikasi gaya hidup dengan melakukan aktivitas fisik serta dilengkapi

dengan peran mendukung staf kesehatan untuk mempertahankan tingkat yang

lebih tinggi dan kepercayaan diri mengarah ke perubahan perilaku hidup

sehat. Sebagian besar responden dengan usia matang dan memiliki banyak

pengalaman tentang perawatan/pengelolaan DM, melakukan aktivitas fisik,

gaya hidup sehat, selalu menjaga pola amkan, serta rutin cek kadar gula darah

dan minum obat secara teratur. Dengan menerapkan self care dengan baik

maka dapat mencegah terjadinya komplikasi pada pasien DM.

B. Pola Pikir Variabel Yang Diteliti

Independen Dependen

self care:
Pengaturan diet

Latihan fisik
Komplikasi pada
Monitoring gula darah penderita DM
tipe 2
Pengobatan rutin

Perawatan kaki
Keterangan :
: Variabel independen

: Variabel dependen

: Garis penghubung

C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Komplikasi DM

Komplikasi merupakan penyakit lanjutan yang di derita oleh penderita

DM Tipe 2 seperti hiperglikemia, hipokglikemia, ketoasidosis diabetik,

penyakit jantung koroner, penyakit stroke, penyakit ginjal, gangguan

penglihatan, luka pada kaki yang lama sembuh.

Kriteria Objektif

Terjadi :Jika responden menjawab 100% dari pertanyaan kuesioner

komplikasi

Tidak terjadi :Jika responden tidak menjawab 100% dari pertanyaan kuesioner

komplikasi

3. Pengaturan Diet

Pengaturan diet penderita DM yang meliputi pengaturan, jenis makanan,

jadwal makan dan jumlah makanan.

Kriteria objektif:

Terkontrol : Jika responden menjawab ≥50% dari pertanyaan.

Tidak terkontrol : Jika responden menjawab <50% dari pertanyaan.


4. Latihan Fisik

Latihan fisik dilakukan oleh penderita DM Tipe 2 yaitu 3-5 kali dalam

satu bulan, dilakukan dengan durasi 30 menit sesuai dengan kemampuan

pasien.

Kriteria objektif:

Baik : Jika responden menjawab ≥50% dari pertanyaan.

Kurang :Jika responden menjawab <50% dari pertanyaan

5. Monitoring gula darah

Pengentrolan gula darah secara rutin ke pelayanan kesehatan 2x sebulan

sesuai rekomendasi dokter.

Kriteria objektif:

Rutin :Jika responden menjawab ≥50% dari pertanyaan.

Tidak Rutin :Jika responden menjawab <50% dari pertanyaan

6. Pengobatan rutin

Pengobatan penderita DM adalah tindakan untuk mengendalikan kadar

guladarah sehingga tidak terjadi komplikasi.

Kriteria objektif:

Rutin : Jika responden menjawab ≥50% dari pertanyaan.

Tidak rutin : Jika responden menjawab <50 dari pertanyaan.

5. Perawatan kaki
Perawatan kaki penderita DM adalah tindakan merawat kaki pada

penderita DM meliputi: periksa kondisi kaki setiap hari, cuci kaki dengan air

hangat, gunting kuku sesuai bentuk jari kaki, gunaakan alas kaki dengan benar,

periksa sepatu sebelum digunakan dan segera ke dokter jika terjadi peradangan.

Kriteria Objektif:

Perawatan :Jika responden menjawab ≥50% dari pertanyaan.

Tidak Perawatan :Jika responden menjawab <50% dari pertanyaan

D. Hipotesa penelitian

1. Ada hubungan antara pengaturan diet dengan komplikasi pada penderita DM

Tipe 2

2. Ada hubungan antara latihan fisik dengan komplikasi pada penderita DM Tipe

3. Ada hubungan antara monitoring gula darah dengan komplikasi DM Tipe 2

4. Ada hubungan antara pengobatan rutin dengan komplikasi DM Tipe 2

5. Ada hubungan antara perawatan kaki dengan komplikasi DM Tipe 2


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian

Analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional dimana setiap subjek

penelitian dilakukan hanya satu kali pengukuran pada saat penelitian dalam

waktu yang bersamaan.

Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan

antara self care dengan komplikasi pada penderita DM tipe 2 di Puskesmas

Buki Kabupaten Kepulauan Selayar.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Puskesmas Buki Kabupaten Kepulauan

Selayar.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan bulan 16 November – 16 Desember 2020

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien DM Tipe 2 yang

periksa ke Poli Umum Puskesmas Buki Kabupaten Selayar yang berjumlah

177 orang yang menderita DM Tipe 2.


2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian dari

populasi yang ciri-cirinya diselidiki dan diukur. Adapun jumlah sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pasien DM tipe 2 yang berobat

ke Puskesmas Buki Kabupaten Kepulauan Selayar dengan jumlah 123 orang

yang terpilih sebagai responden.

Adapun rumus sampel yang digunakan yaitu rumus Slovin dengan

kemaknaan (0,05). Rumusnya adalah sebagai berikut:

Diketahui N=177

N
n=
1+ N ( e2 )

177
n=
1+ 177(0,05) ²

177
n=
1+ 177(0,0025)

177
n=
1.4425

n=123 jumlah sampel

keterangan:

N = besar populasi

n = besar sampel

e = tingkat signifikan (0,05)


Pengambilan sampel dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

a. Kriteria inklusi adalah kriteria sebagai berikut:

1. Bersedia menjadi responden

2. pasien diabetes mellitus tipe 2

3.responden yang berkomunikasi dengan baik.

b. Kriteria esklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian tidak mewakili sampel

karena tidak memenuhi syarat sebagai penelitian.

1. Pasien yang mengalami sakit mental atau gangguan jiwa

2. Responden yang tidak mengikuti proses penelitian sampai selesai.

3. Data diri responden tidak lengkap.

D. Pengumpulan Data

1. Sumber Data

a. Data primer

Data primer adalah data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus

menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan

sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian

dilakukan. Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini

adalah kepala Puskesmas, perawat, tenaga kesehatan lainnya serta pasien DM

di Puskesmas Buki Kabupaten Selayar.

b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti sebagai

penunjang dari sumber pertama. Dapat juga dikatakan data yang tersusun

dalam bentuk dokumen. Dalam penelitian ini, dokumentasi, angket, kuisioner

merupakan sumber data sekunder.

2. Prosedur pengumpulan data

Peneliti mengunjungi tiap-tiap rumah responden yang berada di wilayah

Kabupaten Selayar. Pengambilan data diawali dengan meminta persetujuan

dari keluarga penderita. Setelah itu dilakukan wawancara dan anamnesis subjek

penelitian sesuai dengan pertanyaan yang tertera di kuisioner.

3. Instrument pengambilan data

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Kuisioner THE SUMMARY OF DIABETES SELF CARE ACTIVITIES

(SDSCA) dan komplikasi Diabetes Melitus

b. Perlengkapan cek kesehatan

c. Alat tulis dan buku lapangan.

E. Pengolahan Data

Data yang terkumpul kemudian dilakukan pengelolaan data menggunakan

program computer SPSS (Statistical Package Service Soluction) for windows

versi 22. Proses pengolahan data meliputi editing,coding,data entry,cleaning.

1. Penyuntingan (Editing)

Setelah lembar kuesioner diisi oleh responden, informasi yang diperoleh

dikumpulkan dalam bentuk data kemudian dilakukan pengecekan dan

pemeriksaan kelengkapan data.


2. Pengkodean(Coding)

Untuk memudahkan pengolahan data, maka semua hasil data yang

diperoleh disederhanakan dengan memberinya simbol untuk setiap jawaban.

Kegiatan ini adalah memberikan kode untuk jawaban yang diberikan oleh

responden pada peneliti.

3. Memasukkan data(data entry)


Memasukkan data dengan cara mengisi kolom atau kotak lembaran kode
sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan.
4. Pembersihan(Cleaning)
Yaitu kegiatan pengecekan kembali data-data yang sudah dientri apakah ada
kesalahan atau tidak.
E. Analisis Data

1. Analisa Univariat

Pada umumnya dalam analisis univariat hanya menghasilkan distribusi

frekuensi dan responden berdasarkan umur,jenis kelamin,dan sebagainya.

Analisa univariat pada penelitian ini meliputi perilaku caring perawat dengan

tingkat kepuasan pasien dan presentase setiap variable.

2. Analisa bivariate

Analisa bivariate dilakukan untuk melihat hubungan antara variable

independen (self care) terhadap variable dependen (komplikasi pada penderita

DM tipe 2). Apakah variable tersebut mempunyai hubungan yang signifikan.


Dalam analisa ini uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-square (x²)

( fₕ−fₕ ) jumlah baris


dengan rumusx ² Σ . Untuk mencari fₕ = xjumlah kolom
fₕ jumlah semua

Untuk mencari derajat kebebasan,digunakan rumus: df= (b-1)(k-1)

keterangan :

x² = nilai Chi-square

f˳ = frekuensi yang diperoleh berdasarkan data

fₕ = frekuensi yang diharapkan

b = jumlah baris

G. Etika Penelitian

Etika penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak, subjek dalam

semua disiplin ilmu harus dilindungi dengan baik, jika subjek sangat rentan

(seperti halnya sampel), peneliti harus menjelaskan bagaimana hak-hak subjek

yang akan datang seperti :

1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan

memberikan lembar persetujuan. Sebelum melakukan penelitian, peneliti

akan meminta persetujuan dari responden terlebih dahulu dengan

memberikan lembar persetujuan agar responden mengerti dan paham tujuan

penelitian. Jika responden bersedia, maka mereka harus menandatangi lembar

persetujuan. Jika responden tidak bersedia diteliti, peneliti harus menghormati

hak pasien.
2. Tanpa Nama (Anonimity)
Dalam melakukan penelitian, peneliti tidak mencantumkan nama

responden pada lembar alat ukur, tetapi hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Menjamin kerahasiaan hasil penelitian. Semua data yang diperoleh

peneliti akan dijaga kerahasiaanya. Hanya informasi data tertentu yang akan

dilaporkan oleh peneliti.


BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Kegiatan penelitian ini terlaksana di Puskesmas Buki Kabupaten

Kepulauan Selayar. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 16 November

2020 sampai 16 Desember 2020. Jenis penelitian ini adalah penelitian

Analitik dengan pendekatan cross sectional dengan tujuan mengetahui

hubungan self care dengan kompliksai diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas

Buki Kabupaten Kepulauan Selayar.

Data diperoleh dari hasil observasi dan wawancara secara langsung dari

peneliti terhadap responden berdasarkan kuesioner yang memuat pertanyaan

tentang self care dan komplikasi DM yang diberikan kepada responden.

Penelitian ini memiliki responden sebanyak 123 orang yang kriteria

inklusi dan ekslusi yang telah ditentukan. Data yang diperoleh kemudian

disajikan dalam bentuk tabel disertai penjelasan distribusi frekuensi dari data

tersebut. Adapun hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat pada

uraian berikut.

1. Karasteristik responden

Pada bagian ini penelitian akan menggambarkan distribusi frekuensi

berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,lama menderita DM,

dan komplikasi penderita DM sebagai berikut.


Tabel 2
Distribusi berdasarkan karasteristik responden di Puskesmas Buki Kabupaten
Kepulauan Selayar Tahun 2020
Variabel n %
Tahun
< 45 40 32,5
44-54 31 25,2
55-60 22 17,9
>60 30 24,4
Jenis Kelamin
Laki-laki 57 46,3
Perempuan 66 53,7
Pendidikan
Tidak Sekolah 17 13,8
SD 27 22,0
SMP 55 44,7
SMA 17 13,8
Perguruan Tinggi 7 5,7
Pekerjaan
IRT 61 49,6
Petani 34 27,6
Buruh 12 9,8
Wiraswasta 8 6,5
PNS 8 6,5
Lama DM
<1 43 35
1-5 9 7,3
5-10 71 57,7
Komplikasi
Terjadi 97 78,9
Tidak terjadi 26 21,1
Jumlah 123 100
Sumber : Data Primer
Tabel 2 menunjukkan kelompok umur paling banyak adalah umur <45

tahun sebanyak 40 orang (32,5%) dan kelompok umur paling sedikit adalah

umur 55-60 tahun sebanyak 22 orang (17,9%). Jenis kelamin terbanyak adaah

perempuan sebanyak 66 orang (53,7%). Pendidikan paling banyak adalah

SMP sebanyak 55 orang (44,7%) dan paling sedikit perguruan tinggi

sebanyak 7 orang (5,7%). Pekerjaan paling banyak adalah IRT sebanyak 61


orang (49,6%) dan paling sedikit adalah wiraswasta sebanyak 8 orang(6,5%).

Responden dengan lama menderita DM tertinggi sebanyak 40 responden

(32,5%) dengan umur <45 tahun serta responden yang menderita DM paling

rendah sebanyak 20 responden (17,9%) dengan umur 55-60 tahun, serta

komplikasi paling tinggi sebanyak 97 responden (78,9%) dan yang tidak

terjadi terjadi komplikasi sebanyak 26 responden (21,1%).

2. Analisis univariat

Tabel 3
Distribusi frekuensi penelitian berdasarkan hubungan self care dengan
komplikasi pada penderita DM Tipe 2 di Puskesmas Buki Kabupaten
Kepulauan Selayar tahun 2020
Variabel N %
Pengaturan Diet
Tidak terkontrol 74 60,2
terkontrol 49 39,8
Aktivitas Fisik
Baik 123 100
Kurang 0 0
Monitoring Gula Darah
Tidak rutin 120 97,6
Rutin 3 2,4
Pengobatan rutin
Tidak rutin 118 95,9
Rutin 5 4,1
Perawatan kaki
Tidak perawatan 123 100
perawatan 0 0
Jumlah 123 100
Sumber : data primer

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa responden yang pengaturan diet tidak

terkontrol sebanyak 74 responden (60,2%) serta responden yang pengaturan

diet terkontrol sebanyak 49 responden (39,8%).artinya adalah responden yang


pengaturan diet tidak terkontrol lebih besar dibandingkan dengan pengaturan

diet terkontrol.

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa responden dengan aktivitas fisik baik

sebanyak 123 responden (100%).artinya dari 123 responden (100%) aktivitas

fisiknya baik.

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa responden monitoring gula darah

yang tidak rutin sebanyak 120 responden (97,6%) serta responden yang tidak

rutin melakukan monitoring gula darah sebanyak 3 responden (2,4%) yang

artinya responden yang melakukan monitoring gula darahnya rutin lebih besar

dibandingkan responden yang tidak melakukan monitoring gula darah.

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa responden yang melakukan

pengobatan tidak rutin sebanyak 118 responden (95,9%), serta responden yang

tidak melakukan pengobatan rutin sebanyak 5 responden (4,1%). Artinya

adalah responden yang melakukan pengobatan rutin lebih banyak dibandingkan

dengan responden yang tidak melakukan pengobatan rutin.

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa responden yang tidak melakukan

perawatan kaki sebanyak 123 responden (100%). Artinya dari 123 responden

(100%) perawatannya baik.

3. Analisis bivariat

Self care pada penelitian ini memiliki lima komponen antara lain

pengaturan diet, aktivitas fisik, monitoring gula darah, perawatan kaki, dan
pengobatan. Hubungan self care berdasarkan lima komponen tersebut sebagai

berikut:

Tabel 4

Hubungan pengaturan diet dengan komplikasi pada penderita DM Tipe 2 di


Puskesmas Buki Kabupaten Kepulauan Selayar tahun 2020
Komplikasi DM
Self care Komplikasi Tidak jumlah Uji
komplikasi Chisquare
n % n % n %
Pengaturan Diet 0,000
Tidak terkontrol 72 97,3% 2 2,7% 74 100
Terkontrol 25 51,0% 24 49,0% 49 100
Jumlah 97 78,9% 26 21,1% 123 100
Sumber : Data primer
Tabel 4 menunjukkan bahwa responden dengan pengaturan diet

tidak terkontrol sebanyak 74 responden (100%) dimana responden yang

memiliki komplikasi sebanyak 72 responden (97,3%) dan responden

dengan pengaturan diet terkontrol sebanyak 49 responden dimana 25

responden (51,0%) mengalami komplikasi dan 24 responden (49,0%) tidak

memiliki komplikasi. Artinya semakin baik pengaturan diet seorang

penderita DM Tipe 2 maka akan meningkatkan kemungkinan 4 kali untuk

berhasil dalam pengelolaan DM Tipe 2 dibanding dengan orang yang pola

dietnya tidak terkontrol.

Dari hasil analisis statistik menggunakan uji chi-square didapatkan

hasil dengan nilai ρ=value=0,000 (ρ<0,05), hal ini dapat diinterpretasikan

bahwa terdapat hubungan antara pengaturan diet dengan komplikasi pada

penderita DM Tipe 2 di Puskesmas Buki Kabupaten Kepulauan Selayar.


Tabel 5

Hubungan latihan fisik dengan komplikasi pada penderita DM Tipe 2 di


Puskesmas Buki Kabupaten Kepulauan Selayar tahun 2020
Komplikasi DM
Self care Komplikasi Tidak jumlah Uji Chisquare
komplikasi
n % n % n %
Latihan Fisik 0,000
Buruk 0 0% 0 0% 0 100
Baik 97 78,9% 26 21,1% 123 100
Jumlah 97 78,9% 26 21,1% 123 100
Sumber : Data primer
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa self care dengan

kategori latihan fisik baik sebanyak 123 responden (100%) dimana

responden yang memiliki komplikasi sebanyak 97 responden (78,9%) dan

sebanyak 26 responden (21,1%) tidak memiliki komplikasi. Dapat ditarik

kesimpulan bahwa semakin baik latihan fisik seorang penderita DM Tipe 2

maka akan mencegah terjadinya komplikasi

Hasil analisis statistik menggunakan uji chi-square didapatkan

hasil dengan nilai ρ=value=0,000 (ρ<0,05), hal ini dapat diinterpretasikan

bahwa terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan komplikasi pada

penderita DM Tipe 2 di Puskesmas Buki Kabuopaten Kepulauan Selayar.


Tabel 6

Hubungan monitoring gula darah dengan komplikasi pada penderita DM Tipe 2 di


Puskesmas Buki Kabupaten Kepulauan Selayar tahun 2020
Komplikasi DM
Self care Komplikasi Tidak jumlah Uji
komplikasi Chisquare
n % n % n %
Monitoring Gula 0,513
Darah
Tidak rutin 95 79,2% 25 20,8% 120 100
Rutin 2 66,7% 1 33,3% 3 100
Jumlah 97 78,9% 26 21,1% 123 100
Sumber : Data primer
Tabel 6 menunjukkan bahwa responden dengan monitoring gula

darah tidak rutin sebanyak 120 responden (33,3%) dimana 95 responden

(79,2%) memiliki komplikasi dan responden dengan monitoring gula

darah rutin sebanyak 3 responden dimana 2 responden (66,7) mengalami

komplikasi dan sebanyak 1 responden (33,3%) tidak memiliki komplikasi.

Hal ini berarti penderita DM jarang melakukan monitoring gula darah ke

pelayanan kesehatan.

Analisis statistik menggunakan uji chi-square didapatkan hasil

dengan nilai ρ=value=0,000(ρ>0,513), hal ini dapat diinterpretasikan

bahwa tidak terdapat hubungan antara monitoring gula darah dengan

komplikasi pada penderita DM Tipe 2 di Puskesmas Buki Kabupaten

Kepulauan Selayar.
Tabel 7

Hubungan pengobatan rutin darah dengan komplikasi pada penderita DM Tipe 2


di Puskesmas Buki Kabupaten Kepulauan Selayar tahun 2020
Komplikasi DM
Self care Komplikasi Tidak jumlah Uji
komplikasi Chisquare
n % n % n %
Pengobatan Rutin 0,063
Tidak rutin 95 79,2% 25 20,8% 120 100
Rutin 2 66,7% 1 33,3% 3 100
Jumlah 97 78,9% 26 21,1% 123 100
Sumber : Data primer
Pada tabel diatas diperoleh data bahwa responden dengan

pengobatan rutin sebanyak 3 responden (100%) dengan komplikasi

sebanyak 2 responden (66,7%) dan 1 responden tidak memiliki komplikasi

(33,3%) dan sebanyak 120 responden (100%) tidak melakukan

pengobatan rutin dengan komplikasi sebanyak 95 responden (79,2%) dan

sebanyak 25 responden (20,8%) mengalami komplikasi.dapat ditarik

kesimpulan bahwa ketidakpatuhan pengobatan disebabkan karena perilaku

lupa dari penderita DM.

Hasil uji analisis statistik menggunakan uji chi-square didapatkan

hasil dengan ρ=value=0,000 ρ>0,063 hal ini dapat diinterpretasikan bahwa


tidak terdapat hubungan antara pengobatan rutin dengan komplikasi pada

penderrita DM Tipe 2 di Puskesmas Buki Kabupaten Kepulauan Selayar.

Tabel 8

Hubungan perawatan kaki dengan komplikasi pada penderita DM Tipe 2 di


Puskesmas Buki Kabupaten Kepulauan Selayar tahun 2020
Komplikasi DM
Self care Komplikasi Tidak jumlah Uji Chisquare
komplikasi
n % n % n %
Perawatan Kaki 0,000
Tidak perawatan 97 78,9% 26 21,1% 123 100
Perawatan 0 0% 0 0% 0 100
Jumlah 97 78,9% 26 21,1% 123 100
Sumber : Data primer
Berdasarkan tabel 8 diperoleh data bahwa responden yang tidak

melakukan perawatan kaki sebanyak 123 responden (100%) dengan

komplikasi sebanyak 97 responden (78,9%) dan tidak komplikasi

sebanyak 26 responden (21,1%). Artinya jika perawatan kaki semakin baik

maka akan menimalkan terjadinya ulkus diabetik dan komplikasi pada

penderita DM.

Hasil uji analisis statistik menggunakan uji chi-square didapatkan

hasil ρ=value=0,000 ρ<0,005 hal ini dapat diinterpretasikan terdapat

hubungan antara perawatan kaki dengan komplikasi pada penderita DM

Tipe 2 di Puskesmas Buki Kabupaten Kepulauan Selayar.


B. PEMBAHASAN

a. Karasteristik responden

a. Umur

Hasil penelitan ini menunjukkan bahwa mayoritas responden DM di

Puskesmas Buki Kabupaten Kepulauan Selayar adalah kelompok umur <45

tahun yaitu sebesar 40 responden (32,5%). Setelah itu disusul oleh responden

dengan kelompok umur 46-54 sebanyak 31 responden (25,2%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri

Lidia Riana (2017) menunjukkan hasil yang sama sebanyak 88,24 %

responden penderita DM berumur < 45 tahun. Hasil penelitian lain yang

dilakukan oleh Jelantik di Wilayah kerja Puskesmas Mataram Nusa Tenggara

Barat sebanyak 90% responden yang menderita DM adalah pada rentang usia

≥ 40 tahun.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa setelah berumur 40 tahun

maka manusia akan mengalami penurunan atau perubahan anatomis-

fisiologis-dan biokimia yang akan menyebabkan perubahan pada tingkat sel,

jaringan dan bahkan pada organ. Salah satu penurunan organ yang terjadi

karena proses menua adalah kemampuan sel beta pankreas berkurang dalam

memproduksi insulin. Akibatnya terjadi penigkatan intoleransi glukosa

karena terjadinya gangguan pada sekresi hormon insulin dan penggunaan

glukosa tidak adekuat pada tingkat sel yang akan berdampak pada

peningkatan glukosa darah.


Peneliti berasumsi bahwa usia dapat mempengaruhi self care kareena

bertambahnya usia seseorang akan diikuti dengan perubahan fisiologis dalam

sistem tubuh, sehingga hal tersebut akan menyulitkan responden melakukan

aktivitas seperti aktivitas diluar rumah. Pada usia lansia seseorang mengalami

berbagai penurunan kemampuan dan pengetahuan sehingga lansia mengalami

kesulitan dalam melakukan perawatan diri sendiri.

Kusniawati (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan self care DM. Hasil

yang sama disebutkan pula oleh penelitian Bai et al bahwa umur tidak

berpengaruh terhadap perilaku self care DM. Berapapun umur seorang

penderita DM menunjukkan perilaku self care yang sama,baik penderita usia

muda ataupun tua.

b. Jenis kelamin

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berjenis kelamin perempuan sebanyak 66 responden (53,7%) . sementara itu

responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 57 responden (46,3%) .

Hal ini sesuai dengan data statistik Riskesdas pada tahun 2013 yang

menyatakan bahwa prevelensi DM pada perempuan cenderung lebih tinggi

dibandingkan dengan laki-laki. Beberapa penelitian juga mendukung teori ini,

seperti penelitian yang dilakukan oleh Jelantik tahun 2014 yang menyatakan

bahwa responden perempuan lebih banyak menderita DM dibandingkan

dengan responden laki-laki yaitu sebesar 64,0%. Rahayu dalam penelitiannya


menyebutkan hal serupa bahwa sebagian besar penderita DM di RSUD Dr. H.

Soewondo Kendal adalah berjenis kelamin perempuan sebanyak 59,4%.

Tingginya angka kejadian DM pada perempuan dikarenakan secara

fisik perempuan memiliki peluang mengalami peningkatan indeks massa

tubuh (IMT) lebih besar yang akan beresiko mengalami kegemukan(obesitas).

Selain itu siklus bulanan (pre-menstrual syndrome) dan pasca menopause

akan mengakibatkan distribusi lemak ditubuh menjadi mudahh terakumulasi

akibat proses hormonal, sehingga perempuan lebih beresiko menderita

penyakit DM. Peningkatan kadar lemak (lipid) pada perempuan lebih tinggi

dibandingkan dengan laki-laki,karena jumlah lemak pada perempuan berkisar

antara 20-25%,sedangkan pada laki-laki berkisar antara 15-20%. Sehingga

terjadi resiko menderita DM pada perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-

laki.

Hasil berbeda ditemukan dalam penelitian yang dilakukan Kekenusa

pada tahun 2013 yang meyebutkan bahwa sebagian besar responden yang

menderita DM adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 51,7%.

Penelitian Oxyandi juga menyatakan bahwa sebanyak 64,9% responden

adalah berjenis kelamin laki-laki, hal ini dipengaruhi oleh distribusi lemak

pada tubuh. Terjadinya penumpukan lemak pada tubuh laki-laki lebih

terkonsentrasi pada daerah disekitar perut sehingga memicu obesitas sentral

yang akan beresiko memicu terjadinya gangguan metabolisme.


Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusniawati 2011 menyebutkan

bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan

self care DM, karena pada dasarnya self care harus dilakukan oleh siapa saja

penderita DM, baik laki-laki ataupun perempuan. Penderita DM perempuan

biasanya lebih perhatian terhadap penyakitnya, begitupula dengan laki-laki

yang memiliki tanggung jawab terhadap penyakitnya sendiri.

Menurut asumsi peneliti bahwa jenis kelamin dapat menjadi resiko

seseorang mengalami DM karena kondisi hormon yang terjadi pada wanita

dapat menyebabkan peningkatan indeks massa tubuh yang lebih besar

daripada laki-laki ,sehingga wanita mengalami peningkatan asam lemak dan

menyebabkan tubuh menjadi resisten terhadap insulin.

c. Pendidikan

Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap perilaku self care DM.

Seseorang dengan tingkat pendidikan tinggi biasanya memiliki banyak

pengetahuan tentang kesehatan, sehingga individu tersebut dapat secara

mandiri mengontrol penyakitnya. Seseorang dengan pendidikan tinggi

cenderung memiliki self care yang baik.

Responden dalam penelitian ini lebih banyak memiliki pendidikan SMP

sebanyak 55 responden (44,7%). Riskesdas tahun 2013 menyatakan hal yang

serupa bahwa prevelensi DM cenderung lebih tinggi pada masyarakat dengan

tingkat pendidikan tinggi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakaukan oleh Kekenusa yang menyebutkan bahwa sebagian besar besar


responden yang menderita DM adalah lulusan SLTA/sederajat sebanyak

46,7%.

Peneliti berasumsi bahwa masyarakat yang berpendidikan rendah akan

beresiko terkena penyakit DM karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki

masyarakat tentang penyakit DM, dengan adanya pengetahuan tentang kesehatan

dapat megubah aktivitas atau perilaku masyarakat dalam menjalankan pola hidup

sehat sehingga mencegah terjadinya penyakit DM. Tingkat pendidikan yang

tinggi juga harus dibarengi kesadaran akan penyakit DM.

d. Pekerjaan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih banyak responden IRT

sebanyak 61 responden (49,6%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Trisnawti 2012 di Puskesmas Cengkareng Jakarta Barat

yang menyebutkan bahwa sebagian besar responden sebagai IRT sebanyak

69,7%.

Suantika 2014 dalam penelitiannya bahwa pekerjaan dapat

mempengaruhi self care seseorang. Mayoritas responden adalah berjenis

kelamin perempuan dan tidak bekerja, kelompok ini merupakan ibu rumah

tangga. Pekerjaan erat kaitannya dengan kejadian DM karena mempengaruhi

tingkat latihan fisik. Seseorang yang tidak bekerja cenderung terkena DM

daripada mereka yang bekerja. Hal tersebut dikarenakan pada kelompok tidak

bekerja umumnya kurang dalam melakukan latihan fisik sehingga


pembakaran kalori dalam tubuh atau proses metabolisme tidak berjalan

dengan baik. Meskipun responden tidak bekerja, tetapi terkadang responden

tetap melakukan aktivitas fisik seperti menyapu, mengepel dan mencuci.

Dengan kata lain, latihan fisik memegang peran penting terhadap pencegahan

penyakit DM.

Menurut asumsi peneliti bahwa pekerjaan bahwa pekerjaan menjadi

faktor resiko terjadinya DM Tipe 2, karena dengan latihan fisik akan dapat

terjadi pembakaran gula darah menjadi energi serta sel tubuh akan lebih

banyak menghasilkan insulin dapat melancarkan peredaran darah yang akan

menurunkan kemungkinan terjadinya DM Tipe 2.

e. Lama menderita DM

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang telah terdiagnosa

menderita DM oleh tenaga kesehatan dengan lama menderita DM paling lama

adalah pada rentang 5-10 tahun sebanyak 71 responden (57,7%). Setelah itu

disusul oleh rentang < 1 tahun sebanyak 43 responden (35,0%). Kemudian

paling sedikit sebanyak 9 responden dengan durasi 1-5 tahun. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Safitri 2016 yang

menyebutkan bahwa sebanyak 42,8% responden lama menderita DM pada

rentang <5 tahun.

Bai YL dkk (2009) al dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat

hubungan yang positif antara lamanya menderita DM dengan perilaku self

care seorang individu dengan DM. Biasanya klien yang memiliki yang
memiliki perilaku self care yang lebih tinggi lebih baik dibandingkan dengan

klien dengan DM yang lebih pendek. Seorang individu yang mengalami DM

lebih lama biasanya dapat mempelajari perilaku self care DM berdasarkan

pengalaman yang diterima selama menjalani penyakit tersebut. Dengan

begitu, individu dapat mempertahankan status kesehatannya karena lebih

memahami tentang hal baik yang dapat dilakukannya dalam mengelola

perilaku self care. Lamanya menderita DM biasanya memiliki pemahaman

yang baik tentang pentingnya self care bagi penderita DM.

Menurut asumsi peneliti lama menderita DM dapat mempengaruhi self

care, karena lamanya seseorang terkena penyakit akan semakin memiliki

pengetahuan yang lebih banyak sehingga mampu melakukan perawatan diri

sendiri dengan pengetahuan yang dimilikinya.

f. Komplikasi DM pada penderita Diabetes Melitus

Betapa seriusnya penyakit diabetes melitus yang menyerang penyandang

DM dapat dilihat setiap komplikasi yang ditimbulkannya. Lebih rumit apalgi

penyakit DM menyerang satu alat saja,tetapi berbagai komplikasi dapat hidup

bersama, yaitu: jantung diabetes, ginjal diabetes, saraf diabetes, dan kaki

diabetes (Wijaya & Putri,2013)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 97 responden (78,9%) dari total

123 responden memiliki komplikasi penyakit. Jumlah ini memiliki selisih

yang tidak terlalu jauh dengan jumlah responden yang tidak memiliki

komplikasi penyakit sebanyak 26 responden (21,1%). Pada penelitian ini


komplikasi yang ditemui oleh peneliti pada penderita DM yaitu stroke,

katarak, penyakit jantung, hipertensi, ulkus kaki dan ginjal. Hal ini didukung

oleh penelitian Safitri (2016), bahwa sebanyak 56,5% responden memiliki

penyakit penyerta. Penelitian Juniarty (2012) menyatakan hal serupa,

sebanyak 74,55% responden mengalami komplikasi penyakit akibat penyakit

DM Tipe 2.

Yuliani (2014) menyatakan dalam penelitiannya bahwa komplikasi,

khususnya penyakit jantung koroner sering kali didapatkan pada penderita

DM dalam durasi < 5 tahun. Selain itu penelitian yang dilakukan Silih (2014)

menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara penyakit DM

dengan kejadian hipertensi. Penderita DM memiliki resiko mengalami

hipertensi sebesar 1,7 kali lebih besar dibandingkan dengan individu yang

tidak memiliki DM. Terjadinya komplikasi biasanya dipengaruhi oleh gaya

hidup individu dan kedisiplinan dalam mengkomsumsi obat Yuliani (2014).

Pada saat penelitian peneliti masih melihat adanya komplikasi yang

terjadi pada pasien diabetes melitus, sehingga dengan meningkatkan self care

peneliti berharap terjadinya komplikasi pasien diabetes melitus akan

menurun. Namun banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya kompliksi,

salah satunya adalah naiknya kadar kolesterol, gaya hidup yang tidak

terkontrol bisa menyebabkan terjadinya komplikasi.

Pada kehidupan rumah tangga terutama istri yang suka masak berbagai

menu yang mengandung kolesterol seperti sayuran yang bersantan, makanan


berminyak dan mengandung pemanis gula berlebihan yang menyebabkan

seorang suami tetap mengkomsumsi makan tersebut. Namun, sebagian istri

peduli dengan kesehatan seorang suami dan kesehatan diri sendiri yang sulit

untuk mengontrol kebiasaan gaya hidup yang kurang baik. Hal ini dilihat dari

persentase jenis kelamin responden yang lebih dominan perempuan sebanyak

66 responden (53,7%). Responden dengan jenis kelamin perempuan lebih

menunjukkan self care dibandingkan responden dengan jenis kelamin laki-

laki. Karena perempuan lebih peduli terhadap kesehatannya, lebih berupaya

secaya optimal untuk melakukan perawatan secara mandiri terhadap

penyakitnya, sehingga komplikasi tidak terjadi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Juniarty 2012 menyebutkan bahwa

self care DM memiliki hubungan > 5 tahun mengalami berbagai mekanisme

tubuh untuk menyesuaikan diri terhadap kebutuhan glukosa terutama di otot,

hati, dan otak. Akibatnya , kemampuan untuk mensintesis protein sebagai

target untuk berkaitan dengan reseptor hilang. Hilangnya jaringan dan

kelainan fungsi sel tersebut memicu timbulnya komplikasi. Dengan demikian

ssemakin lama responden menderita DM ,maka semakin mungkin mengalami

komplikasi DM meskipun penderita menerapkan self care.

2. Pengaturan diet

Pengaturan diet dalam self care mempunyai beberapa aspek yaitu

perencanaan pola makan/diet, makan buah dan sayur, komsumsi makanan

berlemak tinggi, mengatur pemasukan karbohidrat, mengatur pola makan

yang sehat, serta mengurangi makanan yang banyak mengandung gula.


Hasil penelitian yang dilakukan kepada responden di Puskesmas Buki

Kabupaten Kepulauan Selayar didapatkan data sebanyak 74 responden

(60,2%) memiliki perilaku pengaturan diet tidak terkontrol, sementara

responden dengan perilaku pola makan terkontrol sebanyak 49 responden

(39,8%).

Utomo (2011) menyatakan bahwa pola makan memiliki hubungan secara

signifikan terhadap keberhasilan pengelolaan DM. Individu yang memiliki

pola makan terkontrol akan meningkatkan kemungkinan 4 kali untuk berhasil

dalam pengelolaan DM Tipe 2 dibanding dengan individu dengan pola makan

tidak terkontrol (Utomo,2011).

Prinsip diet DM adalah tepat jumlah, jadwal dan jenis makanan. Diet

pada penderita DM merupakan pengaturan pola makan dimana tepat jumlah

kalori yang dikomsumsi per hari, tepat jadwal yaitu 3 kali makanan utama

dan 2-3 kali makanan selingan per hari dengan interval waktu 3 jam, dan

tepat jenis dengan menghindari makanan manis dan tinggi kalori. Tujuan dari

perencanaan pola makan adalah untuk mendapatkan kontrol metabolik yang

baik dengan memperbaiki pola makan dan olahraga. Pola makan yang sehat

untuk penderita DM adalah karbohidrat yang dianjurkan 50-55%, lemak 25-

30%, dan protein 20%.

Pengaturan diet atau terapi gizi merupakan komponen utama

keberhasilan penatalksanaan diabetes melitus. Kepatuhan pasien terhadap

pengaturan diet dan perencanaan makan merupakan kendala utama pada


pasien DM ,banyak yang tersiksa sehubung jenis makanan yang dianjurkan.

Pengaturan diet merupakan aspek penting dalam keberhasilan menjalankan

dan mengendalikan kadar gula darah. Bila pasien DM dapat mematuhi terapi

diet maka akan membantu dalam pengendalian tingkat kadar gula darahnya

karena dengan kepatuhan diet tersebut dapat membantu proses penyembuhan,

serta pasien dapat mengelola penyakitnya dengan baik dan meminimalkan

keterbatasan fisik serta menuruti saran yang diberikan oleh petugas kesehatan

untuk memenuhi terapi dietnya. Waspanji (2009) dalam Een 9(2013).

3. Latihan fisik

Latihan fisik pada self care DM ada 2 yaitu aktivitas fisik dan sesi latihan

khusus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 123 responden

(100%) melakukan latihan fisik dengan baik. Salah satu faktor penyebab

meningkatnya kadar gula darah adalah karena latihan fisik yang kurang.

Penderita DM biasanya sedikit yang mengetahui dan memiliki motivasi untuk

melakukan latihan fisik secara rutin, sehingga penderita DM cenderung tidak

melakukan latihan fisik.

Penelitian yang dilakukan oleh Paramitha (2014) menyatakan bahwa

terdapat hubungan antara latihan fisik dengan kadar gula darah pasien DM.

Dan didukung oleh penelitian Wandasari (2013) bahwa aktivitas fisik

berhubungan dengan kejadian DM tipe 2 yang merupakan faktor resiko

terjadi DM tipe 2.

Latihan fisik/olahraga berguna untuk mengendalikan gula darah agar

tetap stabil dan berperan dalam penurunan berat badan bagi penderita DM.
Manfaat lain dari melakukan latihan fisik bagi penderita DM Tipe 2 adalah

menurunkan kadar gula darah, mencegah kegemukan, mencegah terjadinya

komplikasi dan mengatasi peningkatan tekanan darah. Latihan fisik yang

dianjurkan bagi penderita DM Tipe 2 adalah CRIPE (continous, rhytmical,

interval, progresive, endurance training) dilakukan secara teratur sebanyak 3-

4 kali dalam seminggu selama 30 menit.

Berdasarkan hasil penelitian dan kuesioner SDSCA yang digunakan

dalam penelitian ini terdapat 2 kategori latihan fisik. Kategori pertama yaitu

melakukan aktivitas fisik seperti mencuci, menyapu, dan mengepel. Kategori

kedua adalah melakukan sesi latihan khusus seperti bersepeda,berenang, dan

lari yang termasuk dalam aktivitas fisik berat. Dalam penelitian ini lebih

banyak responden yang melakukan latihan aktif karena melakukan aktivitas

berat, ringan ataupun keduanya.

Penelitian yang dilakukan Primahuda (2016) menyatakan bahwa senam

DM merupakan pilihan yang tepat dalam membantu penderita DM untuk

melakukan latihan fisik. Selain intensitas yang tidak cukup berat, senam juga

mampu untuk mengolah organ tubuh. Senam merupakan salah satu aktivitas

berat yang dapat menurunkan kadar gula darah.

4. Monitoring gula darah

Monitoring gula darah pada perilaku self care bagi responden DM adalah

mengecek gula darah secara ruitn sesuai anjuran tenaga kesehatan. Pada

penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 120 responden (97,6%) tidak

rutin melakukan monitoring gula darah, dan sebanyak 3 responden (2,4%)


rutin melakukan monitoring gula adarah ke tenaga kesehatan. Penderita DM

yang jarang memeriksa kadar gula darahnya disebabkan karena kondisi

ekonomi yang memungkinkan penderita DM untuk lebih memenuhi

kebutuhan pokoknya dibanding memeriksa status kesehatannya. Sehingga tak

jarang penderita DM memeriksa kadar gulanya ke pelayanan kesehatan ketika

kondisinya memburuk.

Pada monitoring gula darah ini responden harus memiliki kesadaran

bahwa memeriksa kadar gula darah secara teratur merupakan sesuatu yang

penting bagi penderita DM. Pada umumnya tenaga kesehatan akan

menyarankan responden DM untuk mengntrol kadar gula darahnya ke

pelayanan kesehatan minimal satu bulan sekali.

Kusniawati (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa monitoring

gula darah secara teratur merupakan salah satu penatalaksanaan DM yang

harus dilakukan oleh penderita DM. Penderita harus memahami tujuan dan

alasan dilakukannya monitoring tersebut sehingga penderita terlibat langsung

dalam pengelolaan penyakitnya.

5. Pengobatan rutin

Pengobatan rutin pada self care terdiri dari minum obat Hipoglikemik

oral (OHO) yang dianjurkan dan penggunaan insulin. Hasil penelitian ini

menujukkan bahwa mayoritas responden sebanyak 118 (95,9%) tidak rutin

inum obat dan sebanyak 5 responden (4,1%) rutin minum obat.

Arifin (2016) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa ketidakpatuhan

minum obat disebabkan karena perilaku lupa pada penderita DM. Penderita
DM biasanya termasuk golongan lansia yang mengalami perubahan fisiologis

tubuhnya seperti gangguan penglihatan, pendengaran, dan daya ingat. Hal

tersebut mengakibatkan berkurangnya kemampuan penderita DM dalam

mendapatkan informasi pentingnya obat yang harus dikomsumsi.

Penggunaan obat pada penderita DM yaitu dengan minum obat oral dan

obat suntikan. OHO terbagi menjadi 4 golongan berdasarkan cara kerjanya.

Golongan yang pertama yaitu pemicu sekresi insulin: sulfonilurea, glinid.

Golongan yang kedua yaitu penambah sensitivitas insulin: tiazolidindion.

Golongan yang ketiga yaitu penghambat glukoneogenesis:metformin.

Golongan yang ke empat yaitu glukosidase alfa: acarbose.

Obat suntikan dalam terapi farmakologi DM adalah insulin. Insulin

dibedakan berdasarkan lama kerjanya adalah insulin kerja cepat, insulin kerja

pendek, insulin kerja menengah, insulin kerja panjang. Pemberian insulin ini

dapat dikombinasikan dengan penggunaan OHO,namun pemberian selalu

dimulai dengan dosis rendah kemudian naik secara perlahan sesuai resep

kadar glukosa darah.

Pengobatan DM pada umumnya bertujuan untuk mencegah komplikasi

dan meningkatkan kualitas hidup. Pengobatan rutin berpengaruh langsung

terhadap pengendalian kadar gula darah,karena obat anti diabetes memiliki

sifat seperti menurunkan resistensi insulin, menghambat glukonesis, dan

mengurangi absorsi glukosa dalam usus halus. Ketidakpatuhan responden

terhadap minum obat dapat meningkatkan resiko komplikasi dan bertambah

parahnya penyakit yang di derita.


6. Perawatan kaki

Perawatan kaki pada perilaku self care terdiri atas memeriksa kaki,

memeriksa baian dalam sepatu, mengeringkan sela-sela jari kaki,

menggunakan alas kaki, dan menggunakan pelembab pada kaki. Penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat 123 responden (100%) tidak melakukan

perawatan kaki. Seorang individu yang memiliki perawatan kaki yang kurang

akan lemah terhadap komitmen tujuannya, sehingga terjadi ketidakpatuhan

terhadap perawatan.

May dalam Ariyanti (2013) menyebutkan bahwa self care kaki pada

penderita DM yang harus dilakukan adalah mencuci kaki dan

menegringkannya terutama disela jari secara rutin setiap hari, menggunakan

pelembab untuk menghindari kaki agar tidak kering dan pecah-pecah,

memotong kuku secara hati-hati. Self care kaki diabetik ini dilakukan untuk

mengurangi terjadinya resiko ulkus kaki pada penderita DM.

7. Hubungan pengaturan diet dengan komplikasi pada penderita DM

Pola makan adalah salah satu cara tertentu dalam megatur jumlah, jenis,

dan jadwal makan dengan maksud untuk mempertahankan status gizi, serta

mencegah atau membantu proses penyembuhan (Depkes 2009).

Pengaturan diet sangat penting untuk keberhasilan dalam menjalankan

dan mengendendalikan kadar gula darah. Bila pasien DM dapat

mempengaruhi terapi pengaturan dietnya maka akan membantu dalam

pengendalian tingkat kadar gula darahnya karena dengan kepatuhan diet

tersebut dapat membantu proses penyembuhan serta pasien dapat mengelola


penyakitnya dengan baik lebih baik dan meminimalkan keterbatasan fisik

serta mau menuruti saran yang diberikan oleh petugas kesehatan untuk

memenuhi pengaturan dietnya.

Makan sehat mengacu makan berbagai makanan untuk diet seimbang dan

juga termasuk didalamnya makanan yang sehat, pemilihan makanan,

memahami ukuran porsi yang ideal, dan frekuensi makan (AADE,2014).

Tujuan dari diet DM adalah membantu diabetes untuk mencegah komplikasi

yang lebih berat serta memperbaiki kebiasaan makan untuk mendapatkan

kontrol metabolisme yang lebih baik yang didasarkan pada status gizi klien

DM tersebut. Perubahan pola makan pada klien DM harus dilakukan secara

konsisten sehingga tujuan dari pengatura diet tercapai (Mahendra et al,2008).

Hubungan antara pengaturan diet dengan komplikasi DM tipe 2 di

puskesmas Buki Kabupaten Kepulauan Selayar yang dilakukan dengan

menggunakan uji chi-square dengan ρ=value=0,000(ρ<0,05) yang berarti

bahwa terdapat hubungan antara pengaturan diet dengan komplikasi pada

penderita DM Tipe 2 di Puskesmas Buki Kabupaten Kepulauan Selayar.

Penderita DM biasanya cenderung memiliki kandungan gula darah yang

tidak terkontrol (Susanto, 2013). Kadar gula darah akan meningkat drastis

setelah mengkomsumsi makanan yang banyak mengandung karbohidrat

ataupun gula (Nur rahmani 2012). Oleh karena itu, penderita DM perlu

menjaga pengaturan pola makan dalam rangka pengendalian kadar gula darah

sehingga kadar gula darahnya tetap terkontrol.


Seseorang memiliki pendidikan atau pengetahuan yang kurang terhadap

diet DM akan mempengaruhi kepatuhan dietnya sendiri. kepatuhan diet yang

kurang maksimal dapat menyebabkan tingkat kadar gula semakin buruk

karena makanan dan minuman yang masuk tidak terkontrol dengan baik. Hal

ini sesuai dengan fakta bahwa meskipun dengan latar pendidikan SMP dapat

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai kepatuhan diet

yang terkontrol sebanyak 49 responden (39,8%) dan responden dengan

kepatuhan diet tidak terkontrol 74 responden (60,2%).

Peneliti berasumsi bahwa kepatuhan pengaturan diet berperan penting

dalam memperbaiki tingkat kadar gula darah sehingga dapat membantu

proses penyembuhan penyakit diabetes melitus. Pengaturan diet yang baik

akan memperbaiki kebiasaan makan dan minum seseorang yang menderita

DM sehingga dapat mempengaruhi tingkat kadar gulanya.

Responden yang memiliki pengaturan makan tidak baik kemungkinan

lebih besar mempunyai resiko kadar glukosa darah tidak terkontrol. Sesorang

penderita DM dengan pengaturan makan tidak terkontrol maka dapat

meningkatkan kadar glukosa darah dalam tubuh dikarenakan frekuensi makan

yang tidak teratur pada penderita DM Tipe 2.

8. Hubungan latihan fisik dengan komplikasi DM

Latihan fisik berguna untuk mengendalikan gula darah agar tetap stabil

dan berperan dalam penurunan berat badan pada penderita DM. Dimana

latihan fisik untuk penderita DM adalah melakukan latihan fisik selama 150

menit dengan kecepatan sedang hingga bersemangat dengan intensitas latihan


minimal 3x/minggu dengan jeda tidak boleh lebih dari 2 hari berturut-turut

(ADA,2018). Manfaat lainnya dari melakukan latihan fisik bagi penderita

DM adalah menurunkan kadar gula darah, mencegah kegemukan, mencegah

terjadinya komplikasi, berperan dalam mengatasi gangguan lipid darah, dan

peningkatan tekanan darah.

Hubungan antara latihan fisik dengan komplikasi pada penderita DM

Tipe 2 di Puskesmas Buki Kabupaten Kepulauan Selayar menggunakan uji

chi-square didapatkan hasil uji dengan nilai ρ=value=0,000 (ρ>0,05), yang

artinya ada hubungan antara aktivitas fisik dengan komplikasi pada penderita

DM Tipe 2 di Puskesmas Buki Kabupaten Kepulauan Selayar.

Latihan fisik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya

DM. Latihan fisik berhubungan secara langsung terhadap pengaturan kadar

gula darah. Respon terhadap insulin (resistensi insulin) merupakan masalah

utama yang dialami oleh penderita DM sehingga menyebabkan glukosa tidak

dapat masuk ke dalam sel. Saat melakukan latihan fisik,akan ada lebih banyak

glukosa yang digunakan oleh otot daripada saat melakukan latihan fisik

sehingga akan membuat konsentrasi gula darah menurun. Dengan melakukan

laatihan fisik insulin akan bekerja lebih baik sehingga glukosa akan dapat

masuk ke dalam sel untuk dibakar dan menghasilkan energi.

Penelitian yang dilakukan di Puskesmas Buki Kabupaten Kepulauan

Selayar di peroleh hasil 123 responden (123%) yang melakukan latihan fisik

seperti mencuci,mengepel,dan menyapu. Sementara itu banyak yang

melakukan sesi latihan khusus seperti berenang, dan bersepeda.


Kurangnya latihan fisik merupakan salah satu faktor yang ikut berperan

menyebabkan resistensi insulin pada DM Tipe 2. Penderita DM yang aktif

melakukan latihan fisik memilik insulin dan kadar gula darah yang lebih baik

daripada penderita DM tang tidak aktif melakukan latihan fisik Paramitha

(2014).

DM Tipe 2 juga bisa dipicu oleh lingkungan yang menyebabkan

perubahan gaya hidup tidak sehat, seperti makan berlebihan (berlemak dan

kurang serat), kurang latihan fisik dan stress. DM tipe 2 sebenarnya dapat

dikendalikan ataupun dicegah melalui gaya hidup sehat seperti makanan sehat

dan latihan fisik secara teratur.

9. Hubungan monitoring gula darah dengan komplikasi DM

Monitoring gula darah pada self care penderita DM adalah mengecek

kadar gula darah sesuai yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan dan rutin

mengecek gula darah secara rutin. Penelitian ini menunjukkan data bahwa

120 responden (47,6%) menunjukkan monitoring gula darah tidak rutin dan

sebanyak 3 responden (2,4%) rutin melakukan monitoring gula darah.

Pada umumnya tenaga kesehatan akan menyarankan penderita DM

untuk mengontrol kadar gula darah secara minimal 1 bulan sekali. Namun

jika klien menggunakan insulin,di sarankan untuk mengecek gula darah

setelah penggunaan insulin. Kebanyakan penderita DM tidak memiliki alat

ukur mengecek kadar gula darahnya dan cenderung pergi ke pelayanan

kesehatan tiap bulannya.


Hubungan antara monitoring gula darah dengan komplikasi pada

penderita DM tipe 2 di Puskesmas Buki Kabupaten Kepulauan Selayar yang

dilakukan menggunakan uji chi-square dengan hasil ρ=value=0,513 (ρ>0,05)

yang berarti tidak ada hubungan antara monitoring gula darah dengan

komplikasi DM Tipe 2 di Puskesmas Buki Kabupaten Selayar.

Kepatuhan monitoring gula darah penderita DM Tipe 2 yang berupa

patuh untuk kotrol glukosa darah, melakukan latihan fisik, serta pengaturan

makan yang sesuai dengan kebutuhan kalori penderita DM tipe 2 perharinya,

maka komplikasi yang terjadi khususnya komplikasi kronis dapat divegah

atau diturunkan resiko terjadinya. Karena kepatuhan kontrol tersebut dapat

membantu penderita DM untuk menjada gula darahnya, karena gula darah

yang tinggi dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan terjadiya

komplikasi yaitu komplikasi mikrovaskular ataupun makrovaskular, sehingga

dengan stabilnya kadar gula darah maka komplikasi dapat dicegah.

10. Hubungan pengobatan rutin dengan komplikasi DM

Pengaturan diet dan latihan fisik sebenarnya sudah sangat cukup efektif

untuk dapat mengontrol keadaan metabolik pasien DM Tipe 2, akan tetapi

kebanyakan dari pasien DM kurang disiplin dalam mengikuti program

pengaturan diet dan latihan fisik yang telah dirancang oleh tenaga kesehatan,

sehingga dokter harus memberikan pengobatan farmakologi untuk

memperbaiki keadaan hipoglikemik pasien DM Tipe 2, sehingga diperlukan

manajemen obat bagi pasien DM Tipe 2 (PERKENI,2011).


Meurut data WHO (2013), tingkat kepatuhan pengobatan penderita DM

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, karasteristik pengobata dan

penyakit (kompleksitas terapi, durasi penyakit dan pemberian perawatan),

faktor intrapersonal (umur,gender, rasa percaya diri, stress, depresi dan

pengguna alkohol), faktor interpersonal (kualitas hubungan pasien dengan

penyedia jasa layanan kesehatan dan dukungan sosial) dan faktor lingkumgan

(situasi beresiko tinggi dan sistem lingkungan).

Hubungan antara pengobatan rutin dengan komplikasi pada renderita

DM Tipe 2 dengan menggunakan uji chi-square didapatkan hasil uji dengan

nilai ρ=value=0,63(ρ>0,05), yang artinya tidak ada hubungan antara

pengobatan rutin dengan komplikasi pada penderita DM Tipe 2 di Puskesmas

Buki Kabupaten Kepulauan Selayar.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Irfan

(2018),bahwa sebagian besar responden pada kelompok kasus tidak

mengkomsumsi obat (48,5%) dan tidak patuh dengan pengobatan

(32,4%).hasil analisis uji statistik menunjukkan ρ=0,34. Hasil ini

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan

pengobatan rutin dengan komplikasi pada penderita DM Tipe 2 di Puskesmas

Buki Kabupaten Kepulauan Selayar.

Perilaku keteraturan mengkomsumsi obat anti diabetes responden

menjadi salah satu upaya pengontrolan dalam pendengalian glukosa darah

ataupun komplikasi yang dapat ditimbulkan. Bila penderita DM tidak patuh


dalam melaksanankan program pengobatan yang telah dianjurkan oleh dokter

ataupun tenaga kesehatan lainnya maka itu akan memperburuk kondisi

penyakitnya.

10. Hubungan perawatan kaki dengan komplikasi DM

Perawatan kaki pada self care ini adalah memeriksa kaki, memeriksa

bagian dalam sepatu, mengeringkan sela jari setelah dicuci,menggunakan

lotion/pelembab ,menggunakan alas kaki saat keluar rumah. Pada penelitian

ini menujukkan bahwa terdapat 123 responden (100%) tidak melakukan

perawatan.hal ini ditunjukkan pada jawaban responden secara lisan lebih

mementingkan pekerjaannya dibandingkan melakukan perawatan kakinya.

Diabetes dianjurkan selalu mencuci kaki dengan air hangat serta sabun

yang lembut. Setelah kaki dicuci,selanjutnya dianjurkan dengan

menggunakan handuk lembut dan dianjurkan menggunakan lotion/pelembab.

Lotion yang digunakan tidak disarankan diberikan pada sela-sela jari karena

hal ini bertujuan untuk tetap lembut sehingga dapat mencegah resiko

komplikasi

Hubungan antara perawatan kaki dengan komplikasi pada penderita

DM Tipe 2 di Puskesmas Buki Kabupaten Kepulauan Selayar menggunakan

uji chi-square dengan hasil ρ=value=0,000(<0,05) yang berarti ada hubungan

anatara perawatan kaki dengan komplikasi pada penderita DM Tipe 2 di

Puskesmas Buki Kabupaten Kepulauan Selayar.

Penderita DM erat kaitannya dengan masalah ulkus kaki DM, jika tidak

merawat kaki dengan benar. Salah satu cara merawat kaki pada diabetes
adalah dengan cara memeriksa kondisi kaki setiap hari. Pemeriksaan ini

bertujuan untuk meminimalkan resiko terjadinya resiko ulkus diabetik.

Diabetes diharapkan mampu melihat tanda-tanda jika terjadi masalah pada

kakinya,diantaranya mampu melihat dan mengenali kondisi telapak kaki dan

punggung kaki dari tanda berupa kekeringan/pecah-pecah, luka, melepuh,

kemerahan, teraba hangat, dan terasa bengkak saat diraba.


BAB VI
PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Buki

Kabupten Kepulauan Selayar maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada hubungan antara pengaturan diet dengan komplikasi pada penderita

DM Tipe 2 di Puskesmas Buki Kabupaten Kepulauan Selayar.

2. Ada hubungan antara latihan fisik dengan komplikasi pad penderita DM Tipe

2 di Puskesmas Buki kabupaten Kepulauan Selayar.

3. Tidak ada hubungan antara monitoring gula darah dengan komplikasi pada

penderita DM tipe 2 di Puskesmas Buki Kepulauan Selayar.

4. Tidak ada hubungan antara pengobatan rutin dengan komplikasi pada

penderita DM Tipe 2 di Puskesmas Buki Kabupaten Kepulauan Selayar.

5. Ada hubungan antara perawatan kaki dengan komplikasi pada penderita DM

Tipe 2 di Puskesmas Buki Kabupaten Kepulauan Selayar.

B. Saran

1. Disarankan bagi penderita DM agar dapat mempertahankan perilaku self

care yang baik, dan meningkatkan perilaku self care dengan cara menjaga

pengaturan diet, latihan fisik, monitoring gula darah, pengobatan rutin,

rajin melakukan perawatan kaki.

2. Disarankan untuk tenaga kesehatan untuk dapat memberikan

motivasi,intervensi,maupun pendidikan kesehatan lebih lanjut terkait self

care pada penderita DM dalam meningkatkan status kesehatan klien. Selain


itu diharapkan tenaga kesehatan sebagai penyedia jasa layanan kesehatan

dapat meningkatkan informasi klien DM tentang self care.

3. Disarankan pada peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini

secara luas, seperti melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi self care serta upaya dalam meningkatkan self care pada

penderita
DAFTAR PUSTAKA
ADA. (2018). Standars of Medical Care In Diabetes. Diabetes Care, 41(9),2045-
2047. https;//doi.org/10.2337/dc18-su09
Alligood, M. R. (2014). Nursing Theorists and Their Work (8th edn). Nursing
Theorists and Their Work (8th
edn).https://doi.org/10.5172/conu.2007.24.1.106a
American Diabetes Association . (2010). Standar of medical care in diabetes.
Diabetes care, S11-S61.
American Association 0f Diabetes Educator. (2014). AADE Self Care. Journal
Annual Report 2014.
American Diabetes Association.2018. Standars of Medical Care in Diabetes 2018
Abridged for Primary Care Providers.
http://ww.diabetes.org/newsroom/press-releases/2017/american-diabetes-
association-2018-release-standars-of-medical-care-in-diabetes.html?
referrer=https://www.google.co.id/ . [Diakses pada 29 Januari 2018]
AMERICAN DIABETES ASSOCIATION. (2018). Standards of Medical Care
in. The Journal of Clinical and Applied Research and Education,
38(January 2015), Supplement 1. https://doi.org/10.2337/dc 13-S011
Putri Lidia Riana 2017 gambaran self care penderita diabetes melitus (DM) di
Wilayah kerja Puskesmas Srondol Semarang
Arifin FF. Hubungan antara persepsi penyakit dengan kepatuhan minum obat
Hipoglikemik Oral (OHO) di Puskesmas Srondol Kota Semarang.
Semarang:Undip. 2016.
Arianti, Yetti K, Nasution Y. Hubungan antara perawatan kaki dengan resiko
ulkus diabetes di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Muhammadiyah Juornal Of Nursing. Yogyakarta: UMY. 2013.
Ayele K,Tesfa B, Abebe L, Tilahun T, Girma E. Self care Behavior among
patients with Diabetes in Harari, Eastern Ethiopia: The Health Belief
Model Perspective. Public Health and Medical Sciences Jimma Universty.
2012.

Bai, Y.L.. Chiou, C.P., & Chang, Y.Y.(2009). ‘’Self care behavior and related
factor in older people with type 2 diabetes’’. Journal of Clinical
Nursing,18,3308-3315.
Chaidir R, Wahyuni AS, Furkhani DW. Hubungan self care dengan kualitas hidup
pasien Diabetes Melitus. J Keperawatan. 2017;2(6):132-44

Choi, S., Song, M., Chang, S. J., & Kim, S. A.(2014). Strategies for enchancing
information,motivation, and skills for self-manajement behavior changes:
A qualitative study of diabetes care for older adults in Korea. Patient
Preference and Adherence, 8, 219-226.
https://doi.org/10.2147/PPA.S58631
Fitriyani. Faktor resiko Diabetes Melitus tipe 2 di Puskesmas Kecamatan
Citangkil dan Puskesmas Kecamatan Pulo Merak, Kota Cilegon. Depok:
Universitas Indonesia.2012

Funnel, MM ; Anderson, RM . 2011 . Standar of medical care in diabetes.


Diabetes care 22: 123-127.

Graceistin Ruben. 2016 .” pengaruh senam kaki diabetes terhadap perubahan


kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus Tipe 2 di Wilayah kerja
puskesmas Enemawira’’- Jurnal keperawatan volume 4 nomer 1. 1-5.

International Diabetes Federation (IDF).(2015).Diabetes Atlas. Seventh Edition


2017.

IDF. (2016). International Diabetes Federation – Home. Retrieved from


https://www.idf.org/

International Diabetes Federation, (2017). IDF Worldwide table 2017.


Www.Diabetesatlas. Org. https://doi.org/http://.diabetesatlas.org/.
(accessed 7 December 2015)

Ismayanti D. Hubungan kualitas hidup pasien stroke dengan perawatan diri(self


care) di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr.Zainoel Abidin
Banda Aceh. Sumatra Utara: Universitas Syiah

Jelantik IGMG, Haryati E. Hubungan Faktor Resiko Umur,Jenis


Kelamin,Kegemukan dan Hipertensi dengan Kejadian Diabetes Melitus
tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Mataram. Jurnal Media Bina Ilmiah
39. Widyaiswara BPTK Mataram Dinkes Propinsi NTB. 2014.

Kekenusa JS, Ratag BT, Wuwungan G. Analisis hubungan antara umur dan
riwayat keluarga menderita DM dengan kejadian penyakit DM Tipe 2
pada pasien rawat jalan di poliklinik penyakit dalam BLURSUD Prof. Dr.
R.Dkandou Manado. Manado: Universitas Sam Ratulangi.2013.
Juniarty S, Nursiswati, Emaliyawati E. Hubungan Tingkat Self Care dengan
kejadian komplikasi pada pasien DM Tipe 2 di Ruang Rawat Inap
RSUD.Bandung: Unpad. 2012; 1(1).

Kemenkes, 2018, Riset kesehatan dasar 2018, Badan peneliti dan pengembangan
kesehatan kementrian kesehatan RI, Jakarta.

Kusniawati. Tesis Analisis Faktor yang Berkontribusi Terhadap Self Care


Diabetes Pada Klien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum
Tangerang. Depok: FIK UI. 2011.
Koponen, A. M., Simonsen, N., & Suominen, S (2017). Determinants of physical
activity among patients with type 2 diabetes: the role of perceived
autonomy support, autonomous motivation and self-care competence.
Psychology, Health & Medicine, 22(3), 332-
344.https://doi.org/10.1080/13548506.2016.1154179

Mahendra, B., Krinatuti, D., Tobing, A., dan Boy, Z. A. 2016. Care Your Self
Diabetes Melitus. Jakarta; Penebar Plus.

Maghfuri, A . (2016). Perawatan luka” Diabetes mellitus “. Jakarta : Salemba


Medika.

Munawaroh, S. (2011). Penerapan Teori Dorothea E. Orem dalam Pemberian


Asuhan Keperawatan. Jurnal Keperawatan, 1-13.

Nwankwo, C. H.; Nandy, B.; Nwankwo, B. O. (2010). Factors influencing


diabetes management outcome among patient attending government health
facilities in South East, Nigeria. International Journal of Tropical
Medicine,5, 28-36. Retrieved from http://docsdrive.com/.../28-36.pdf

Oxyandi M. Analisis Determinan Perilaku pasien dalam pencegahan komplikasi


penyakit diabetes melitus. Jurnal kebidanan dan keperawatan.2014

Paramitha GM. Hubungan aktivitas fisik dengan kadar gula darah pada pasien
Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. 2014.

Perkumpulan Endokrin Indonesia (PERKENI). (2015). Konsensus pengendalian


dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta-Indonesia.

PERKENI. (2015). Pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 di


Indonesia 2015. Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia
(PB PERKENI)

Primahuda, A. Hubungan kepatuhan mengikuti program pengelolaan penyakit


kronis (prolanis) BPJS dengan stabilisasi gula darah pada penderita
diabetes melitus di Puskesmas Babat Kabupaten Lamongan. Universitas
Diponegoro. 2016.
Puji Esse et al. 2017. Pedoman penulisan skripsi edisi 17. Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Makassar
Safitri WI. Efikasi Diri dalam Foot self-care pada penderita Diabetes Melitus di
Wilah Kerja Puskesmas Srondol. Semarang: Jurusan Keperawatan
Universitas Diponegoro. 2016
Shakibazadeh E, Larijani B, Shojaeezadeh D, Rashidian A, Forouzanfar MH,
Bartholomew LK. Patients perspective on factors that influence diabetes
self care. Iran J Public Health. 2011.

Shrivasta S.R. (2013). ‘’ Role of self care in manajement of diabetes melitus’’.


Journal of diabetes dan metabolic Disorders,12 :14-15.

Silih Y. Hubungan antara kejadian Diabetes Melitus dengan kejadian Hipertensi


di Kecamatan Pontianak Selatan. Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas
Tanjungpura. 2015.

Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L., & Cheever, K.H. (2010). Brunner &
Suddarth’s: Textbook of medical-surgical nursing (12th Ed.).
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Suantika PIR. Hubungan self care diabetes dengan kualitas hidup pasien DM Tipe
2 di Poliklinik Interna Rumah Sakit Umum Daerah Bandung. Bali:
Universitas Udayana.

Tewahido, D., & Berhane, Y. (2017). Self care practices among diabetes patients
in Addis Ababa: A qualitive study. PLoS ONE, 12(1), 1-10.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0169062

Trisnawati SK, Setyorogo S. Faktor resiko kejadian diabetes melitus tipe II di


Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012. Jurnal
Ilmiah Kesehatan. STIKes MH. Thamrin.2013;5(1)

Triyanti K, Suhardjono, Soewondo P, Shatri H. Renal Fuction Decrement Type 2


Diabetes Melitus patient in Cipto Mangungkusumo Hospital. The
Indonesia Journal of Medicine. Jakarta: Universitas Indonesi, 2008; 40 (4)

Utomo AYS. Hubungan antara 4 pilar pengelolaan diabeetes melitus dengan


keberhasilan pengelolaan diabetes melitus tipe 2. Semarang. Universitas
Diponegoro. 2011.

Wandasari K. Hubungan pola makan dan aktivitas fisik dengan kejadian diabetes
melitus tipe 2 di RSUP Dr. Moewardi Surakarta. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. 2013.

World Health Organization. (2016). Global Report On Diabetes. Journal Annual


Report 2016.

WHO. (2016). Diabetes. Retrieved from https://www.who.int/news-room/fact-


sheets/detail/diabetes
Wulan, M. and Wahyuni, C.. U. (2017) ‘’Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Kualitas Hidup Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas Pademawu.’’
Jurnal Berkala Epidemiologi, Volume 5 N(July), pp. 240-252.
doi:10.20473/jbe.v5i2.2017.240-

Yuliani F, Oenzil F, Iryani D. Hubungan berbagai faktor resiko terhadap kejadian


penyakit jantung koroner pada penderita diabetes melitus tipe 2. Andalas
journal of Health. 2014.
Lampiran 1

LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth. Ibu/Bapak Calon Responden

di- Tempat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Syamsiah

Nim : 21606058

Sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Makassar,akan melakukan penelitian dengan judul ‘’Hubungan self

care dengan komplikasi pada penderita DM Tipe II di Puskesmas Buki

Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar’’. Sebagai syarat dalam

penelitian yang akan dilaksanakan pada bulan November 2020.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan self care

dengan komplikasi penderita DM Tipe II di Puskesmas Buki Kecamatan Buki

Kabupaten Buki. Penelitian ini juga memiliki manfaat yaitu dapat menjadi sumber

informasi bagi masyarakat pentingnya self care bagi penderita DM Tipe II di

Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar. Penelitian ini ditujukan kepada

semua pasien DM Tipe II yang menjadi sampel penelitian di Kecamatan Buki

Kabupaten Kepulauan Selayar.

Untuk itu saya meminta kesediaan untuk menjadi responden dalam

penelitian ini dan kerahasiaan sebagai responden akan saya jamin. Jika bersedia
menjadi responden ,mohon untuk menandatangani lembar persetujuan yang telah

disediakan.

Demikian informasi penelitian ini kami buat, atas perhatiannya saya

ucapkan terima kasih

Selayar,……..........…2020

Hormat Saya,

Syamsiah
Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat :

Jenis kelamin :

Pekerjaan :

Menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Makassar dengan judul ‘’Hubungan self care dengan

komplikasi pada penderita Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Buki

Kecamatan Buki Kabupaten kepulauan Selayar’’

Tanda tangan saya dibawah ini menjadi bukti kesediaan saya menjadi

responden tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.

Selayar,…..........…......2020

(...........................................)
Lampiran 3

LEMBAR KUESIONER

‘’HUBUNGAN SELF CARE DENGAN KOMPLIKASI DM TIPE II DI

PUSKESMAS BUKI KECAMATAN BUKI KABUPATEN KEPULAUAN

SELAYAR’’

I.PETUNJUK PENGISIAN

1. Bacalah pertanyaan yang tersedia dengan baik.

2. Pilihlah jawaban dengan baik,menurut pendapat pribadi Bapak/Ibu.

3. Beri tanda check list () pada kotak yang tersedia untuk setiap jawaban.

4. Bila Bapak/Ibu ingin memperbaiki jawaban yang salah beri tanda silang () di

kolom yang salah,selanjutnya beri tanda check list () pada kolom yang benar.

5.Selamat mengisi dan terima kasih atas kerjasamanya.

II.IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama :

2. Umur :

3. Alamat :

4. Jenis kelamin :

☐Laki-laki ☐perempuan

5. Pendidikan terakhir :

☐SD ☐SMA

☐SMP ☐Tidak sekolah

☐Perguruan Tinggi
6. Pekerjaan :

☐IRT ☐Petani

☐Wiraswasta ☐PNS

☐Buruh ☐Lain-lain

7. Lama menderita DM :

☐<1 Tahun ☐1-5 tahun

☐5-10 tahun

8. Obat yang di komsumsi :


III.KUESIONER SELF CARE

THE SUMMARY OF DIABETES SELF-CARE ACTIVITIES (SDSCA)

Pertanyaan-pertanyaan dibawah ini adalah tentang aktivitas self care anda pada

penyakit diabetes selama 1 bulan terakhir. Silahkan anda memberikan tanda check

list() pada tempat yang telah disediakan!

No Pertanyaan Jumlah hari

0 1 2 3 4 5 6 7
Pengaturan Diet

1. Rata-rata dalam satu bulan terakhir,

berapa hari anda merencanakan pola

makan/diet ?
2. Berapa hari dalam sebulan anda

mengkomsumsi buah/sayur ?
3. Berapa hari dalam sebulan anda

mengkomsumsi makanan berlemak

tinggi (daging sapi,daging

kambing,makanan siap saji)atau

produk olahan susu (keju, mentega,

youghort, krim) ?
4. Berapa hari dalam sebulan anda

mengatur pemasukan makanan yang

mengandung karbohidrat

(nasi,roti,mie,jagung,singkong) ?
5. Berapa hari dalam sebulan anda
mengatur pola makan yang sehat ?
6. Berapa hari dalam sebulan anda makan

makanan selingan/cemilan yang

mengandung gula

(kue,biskuit,coklat,eskrim) ?
Latihan Fisik (olahraga)

7. Berapa dalam sebulan anda melakukan

aktivitas fisik (mencuci, mengepel,

menyapu, menjemur) setidaknya

selama 30 menit ?
8. Berapa hari dalam sebulan anda

mengikuti sesi latihan khusus

(berenang, bersepeda, berjalan) selain

dari apa yang anda lakukan disekitar

rumah ?
Monitoring gula darah

9. Berapa hari dalam sebulan anda

mengecek gula darah anda sesuai

dengan waktu yang di sarankan oleh

Tenaga Kesehatan ?
10. a.Jika anda menggunakan insulin,

berapa hari dalam sebulan anda

mengecek gula darah anda ?

b. Jika anda tidak menggunakan

insulin dalam sebulan

terakhir,berapa kali anda mengecek


kadar gula anda ?
Pengobatan rutin

11. Berapa hari dalam sebulan anda minum

obat diabetes yang disarankan untuk

anda ?
12. Apakah anda menggunakan insulin ?

jika Ya, berapa hari dalam sebulan

anda menggunakan insulin yang

disarankan untuk anda ?


Perawatan kaki

13. Berapa hari dalam sebulan anda

memeriksa kaki anda ?


14. Berapa hari dalam sebulan anda

memeriksa bagian dalam sepatu anda ?


15. Berapa hari dalam sebulan anda

mengeringkan sela-sela jari setelah

mencuci kaki ?
16. Berapa hari dalam sebulan anda

menggunakan alas kaki saat keluar

rumah ?
17. Berapa hari dalam sebulan anda

menggunakan pelembab atau lotion

pada kaki anda ?


Kriteria penilaian :

Favourable Unfavourable

Nilai 0 : tidak pernah melakukan Nilai 7 : tidak pernah melakukan

Nilai 1 : melakukan dalam 1 hari Nilai 6 : melakukan dalam 1 hari


Nilai 2 : melakukan dalam 2 hari Nilai 5 : melakukan dalam 2 hari

Nilai 3 : melakukan dalam 3 hari Nilai 4 : melakukan dalam 3 hari

Nilai 4 : melakukan dalam 4 hari Nilai 3 : melakukan dalam 4 hari

Nilai 5 : melakukan dalam 5 hari Nilai 2 : melakukan dalam 5 hari

Nilai 6 : melakukan dalam 6 hari Nilai 1 : melakukan dalam 6 hari

Nilai 7 : melakukan dalam 7 hari Nilai 0 : melakukan dalam 7 hari

Nilai responden di dapatkan dengan menjumlahkan nilai dari seluruh pertanyaan

dibagi 14. Nilai terendah adalah 0 dan nilai tertinggi adalah 7.

IV.KUESIONER KOMPLIKASI DM

No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1. Hipoglikemia (rasa lapar,mual,gelisah,sulit

bicara,keringat dingin pada muka terutama pada

area hidung,rasa berdebar-debar,tidak sadar)


2. Hiperglikemia (berkemih secara berlebihan,rasa

haus berlebihan,penglihatan kabur,lemah,sakit

kepala,tidal selera makan,mual,muntah)


3. Ketoasidosis diabetik (nafas berbau manis seperti

buah,rasa mengantuk,tidak sadar atau penurunan


kesadaran)
4. Penyakit jantung (sesak setelah

beraktivitas,tekanan darah tinggi)


5. Penyakit stroke (lumpuh pada kaki atau

tangan,berbicara pelo)
6. Penyakit ginjal (jumlah urin berkurang dari

biasanya,frekuwensi berkemih kurang)


7. Gangguan penglihatan (penglihatan kabur/tidak

jelas,penglihatan ganda,melihat bintik-bintik

yang melayang,sering bergonta-ganti kacamata)


8. Luka pada kaki yang lama sembuh

Kriteria penelian:

Ya :jika penderita mengalami komplikasi

Tidak :jika pasien tidak mengalami komplikasi


Lampiran IV
MASTER TABEL HASIL PENELITIAN
HUBUNGAN SELF CARE DENGAN KOMPLIKASI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II DI
PUSKESMAS BUKI KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR TAHUN 2020

KARASTERISTIK RESPONDEN
UMUR JENIS KELAMIN PENDIDIKAN PEKERJAAN LAMA MENDERITA DM OBAT YANG DIKOMSUMSI
NO INISIAL KATEGORI KODING KATEGORI KODING KATEGORI KODING KATEGORI KODING KATEGORI KODING KODING
1 Ny.Aa 45 1P 2 TIDAK SEKOLAH 1 IRT 1 1-5 TAHUN 2 CAPTOPRIL,METFORMINE,AMLODIPINE,GLIMEPIRIDE 4
2 Ny.H 39 1P 2 SMP 3 IRT 1 < 1 TAHUN 1 AMLODIPINE,GLIMEPIRIDE 2
3 Ny.Nb 50 2P 2 TIDAK SEKOLAH 1 IRT 1 1-5 TAHUN 2 METFORMINE,NADIC,AMLODIPINE 3
4 Ny.Bi 60 3p 2 SMP 3 IRT 1 1-5 TAHUN 2 METFORMINE,GLIMEPIRIDE,AMLODIPINE,NADIC 4
5 Ny.S 60 3P 2 SD 2 IRT 1 1-5 TAHUN 2 METFORMINE,AMLODIPINE,PIROXICAM,ASAM MEFENAMAT 4
6 Ny.Nm 49 2p 2 TIDAK SEKOLAH 1 IRT 1 < 1 TAHUN 1 METFORMINE,AMLODIPINE,GLIBEN 3
7 Ny.K 40 1P 2 SMP 3 IRT 1 < 1 TAHUN 1 AMLODIPINE,GLIMEPIRIDE 2
8 Ny.Ba 46 2P 2 PERGURUAN TINGGI 5 PNS 5 1-5 TAHUN 2 METFORMINE,GLIBEN 2
9 Tn.M 40 1L 1 SMP 3 WIRASWASTA 4 < 1 TAHUN 1 METFORMINE,GLIBEN 2
10 Tn.Ar 39 1L 1 SMP 3 BURUH 3 < 1 TAHUN 1 AMLODIPINE,METFORMINE 2
11 Ny.R 31 1P 2 SMP 3 IRT 1 < 1 TAHUN 1 METFORMINE,AMLODIPINE,GLIBEN 3
12 Tn.Ah 41 1L 1 SMA 4 BURUH 3 < 1 TAHUN 1 METFORMINE,AMLODIPINE 2
13 Ny.Du 45 1P 2 SMP 3 IRT 1 < 1 TAHUN 1 METFORMINE,PIROXICAM,GLIMEPIRIDE 3
14 Tn.Ah 64 4L 1 SMP 3 PETANI 2 1-5 TAHUN 2 METFORMINE,GLIBEN 2
15 Tn.A 55 3L 1 TIDAK SEKOLAH 1 PETANI 2 1-5 TAHUN 2 BETANISTIN,PIROXICAM,METFORMINE 3
16 Ny.Bl 61 4P 2 SMP 3 IRT 1 < 1 TAHUN 1 SIMVASTATIN,METFORMINE,ASAM MEFENAMAT 3
17 Ny.Fw 51 2P 2 SMP 3 IRT 1 < 1 TAHUN 1 METFORMINE 1
18 Tn.As 49 2L 1 SMA 3 WIRASWASTA 4 < 1 TAHUN 1 METFORMINE 1
19 Ny.Ss 60 3P 2 SD 2 IRT 1 1-5 TAHUN 2 METFORMINE,SIMVASTATIN 2
20 Tn.N 60 3L 1 SMP 3 PETANI 2 1-5 TAHUN 2 SIMVASTATIN,METFORMINE,ASAM MEFENAMAT 3
21 Tn.Al 44 1L 1 SMP 3 BURUH 3 < 1 TAHUN 1 AMLODIPINE,METFORMINE,GLIBEN 3
22 Tn.J 51 2L 1 SMA 3 BURUH 3 1-5 TAHUN 2 METFORMINE,AMLODIPINE,BETANISTIN,PIROXICAM 4
23 Tn.Ps 60 3L 1 SMA 3 PETANI 2 1-5 TAHUN 2 METFORMINE,AMLODIPINE,PIROXICAM,ASAM MEFENAMAT 4
24 Ny.Ny 35 1P 2 PERGURUAN TINGGI 5 PNS 5 < 1 TAHUN 1 METFORMINE,AMLODIPINE 2
25 Tn.A 37 1L 1 SMP 3 BURUH 3 < 1 TAHUN 1 METFORMINE,AMLODIPINE 2
26 Ny.Si 70 4P 2 SD 2 IRT 1 1-5 TAHUN 2 PIROXICAM,ASAM MEFENAMAT,AMLODIPINE 3
27 Tn.Sb 41 1L 1 SD 2 WIRASWASTA 4 1-5 TAHUN 2 AMLODIPINE,METFORMINE,ASAM MEFENAMAT,PIRIXICAM 4
28 Ny.K 50 2P 2 SMP 3 IRT 1 1-5 TAHUN 2 AMLODIPINE,METFORMINE,PIROXICAM 3
29 Ny.Aw 50 2P 2 SMP 3 IRT 1 1-5 TAHUN 2 METFORMINE,SIMVASTATIN 2
30 Tn.I 46 1L 1 SD 2 PETANI 2 1-5 TAHUN 2 SIMVASTATIN,METFORMINE,ASAM MEFENAMAT 3
31 Ny.Dn 71 4P 2 SD 2 IRT 1 5-10 TAHUN 3 METFORMINE,GLIMEPIRIDE,NADIC,AMLODIPINE 4
32 Ny.Ar 46 1P 2 SMP 3 IRT 1 1-5 TAHUN 2 METFORMINE,AMLODIPPINE,GLIMEPIRIDE 3
33 Ny.Wy 34 1P 2 SMA 4 IRT 1 <1 TAHUN 1 METFORMINE,AMLODIPINE,PIROXICAM,ASAM MEFENAMAT 4
34 Ny.S 54 2P 2 SMA 4 PNS 5 1-5 TAHUN 2 METFORMINE,GLIMIPERIDE,AMLODIPINE,CAPTOPRIL 4
35 Ny.S 55 3P 2 SD 2 IRT 1 1-5 TAHUN 2 CTM,CAPTOPRIL,AMLODIPINE,METFORMINE 4
36 Ny.J 46 1P 2 SMA 4 IRT 1 < 1 TAHUN 1 METFORMINE 1
37 Ny Nl 43 1P 2 SD 2 IRT 1 1-5 TAHUN 2 METFORMINE,AMLODIPINE,PIROXICAM,CTM 4
38 Tn.As 42 1L 1 SMP 3 PETANI 2 < 1 TAHUN 1 METFORMINE,GLIMEPIRIDE 2
39 Ny.J 56 3P 2 PERGURUAN TINGGI 5 PNS 5 1-5 TAHUN 2 AMLODIPINE,METFORMINE,ASAM MEFENAMAT,PIRIXICAM 4
40 Tn.Ma 64 4L 1 PERGURUAN TINGGI 5 PNS 5 1-5 TAHUN 2 METFORMINE,AMLODIPINE,CAPTOPRIL,PIROXICAM 4
41 Ny.Bi 65 4P 2 SD 2 IRT 1 1-5 TAHUN 2 METFORMINE.AMLODIPINE 2
42 Tn.Mj 83 4L 1 SD 2 PETANI 2 5-10 TAHUN 3 METFORMINE,AMLODIPINE,GLIMEPIRIDE,PIROXICAM 4
43 Tn.A 61 4L 1 SMP 3 PETANI 2 1-5 TAHUN 2 METFORMINE.AMLODIPINE 2
44 Ny.Ac 62 4P 2 SMP 3 IRT 1 1-5 TAHUN 2 NEVORA[IL,AMLODIPINE,PIROXICAM,SALEP OXY 4
45 Ny.Da 32 1P 2 SMP 3 IRT 1 < 1 TAHUN 1 AMLODIPINE,GLIMEPIRIDE 2
46 Ny.R 54 2P 2 SMP 3 IRT 1 1-5 TAHUN 2 METFORMINE,GLIMEPIRIDE,AMLODIPINE,PIROXICAM 4
47 Ny Sb 64 4P 2 TIDAK SEKOLAH 1 IRT 1 5-10 TAHUN 3 METFORMINE,GLIMEPIRIDE,AMLODIPINE,PIROXICAM,CTM 5
48 Tn.K 49 2L 1 TIDAK SEKOLAH 1 PETANI 2 1-5 TAHUN 2 AMLODIPINE,METFORMINE,SIMVASTATIN 3
49 Ny.Ss 42 1P 2 SMA 4 IRT 1 1-5 TAHUN 2 CTM,METFORMINE,CAPTOPRIL,AMLODIPINE 4
50 Tn.M 60 3L 1 SMP 3 PETANI 2 < 1 TAHUN 1 METFORMINE,AMLODIPINE,PIROXICAM,CTM 4
51 Tn.Sb 47 2L 1 SMP 3 BURUH 3 < 1 TAHUN 1 METFORMINE 1
52 Tn.Aw 49 2L 1 SMP 3 PETANI 2 < 1 TAHUN 1 METFORMINE,AMLODIPINE 2
53 Ny.Nj 51 2P 2 SMP 3 IRT 1 < 1 TAHUN 1 METFORMINE,AMLODIPINE,PIROXICAM 3
54 Tn.Ae 40 1L 1 SMP 3 WIRASWASTA 4 1-5 TAHUN 2 AMLODIPINE,GLIMEPIRIDE,METFORMINE 3
55 Tn.As 64 4L 1 SMP 3 PETANI 2 1-5 TAHUN 2 METFORMINE,AMLODIPINNE,GLIMEPIRIDE 3
56 Tn.Sb 35 1L 1 SMA 4 BURUH 3 < 1 TAHUN 1 METFORMINE,AMLODIPINE 2
57 Tn.S 40 1L 1 SMP 3 BURUH 3 < 1 TAHUN 1 METFORMINE,AMLODIPINE,PIROXICAM,BETANISTIN 4
58 Ny.Br 45 2P 2 TIDAK SEKOLAH 1 IRT 1 1-5 TAHUN 2 METFORMINE,AMLODIPINE,GLIMEPIRIDE,PIROXICAM 4
59 Tn.Pd 51 2L 1 SMP 3 PETANI 2 1-5 TAHUN 2 METFORMINE,AMLODIPINE,PIROXICAM 3
60 Ny.Nm 35 1P 2 SMA 4 IRT 1 < 1 TAHUN 1 AMLODIPINE,METFORMINE 2
61 Tn.B 44 2L 1 SMP 3 BURUH 3 1-5 TAHUN 2 CAPTOPRIL,METFORMINE,AMLODIPINE 3
62 Ny.M 41 1P 2 SMA 3 IRT 1 < 1 TAHUN 1 AMLODIPINE,METFORMINE,CAPTOPRIL 3
63 Tn.Bd 50 2L 1 SD 2 PETANI 2 5-10 TAHUN 3 METFORMINE,GKIMEPIRIDE,CAPTOPRIL,AMLODIPINE 4
64 Ny.H 41 1P 2 SMA 4 IRT 1 1-5 TAHUN 2 METFORMINE 1
65 Tn.Ri 61 4L 1 SD 2 PETANI 2 1-5 TAHUN 2 AMLODIPINE,METFORMINE,GLIMEPIRIDE 3
66 Tn.Am 46 2L 1 SMP 3 PETANI 2 1-5 TAHUN 2 CAPTOPRIL,METFORMINE,AMLODIPINE 3
67 Ny.Hw 38 1P 2 SMA 4 IRT 1 1-5 TAHUN 2 METFORMINE,AMLODIPINE,GLIBEN 3
68 Tn.N 59 3L 1 SMP 3 PETANI 2 1-5 TAHUN 2 METFORMINE,AMLODIPINE 2
69 Ny.S 54 2P 2 TIDAK SEKOLAH 1 IRT 1 1-5 TAHUN 2 GLIMEPIRIDE,METFORMINE,AMLODIPINE 3
70 Ny.H 90 4P 2 TIDAK SEKOLAH 1 IRT 1 5-10 TAHUN 3 NEVORAPID,METFORMINE,AMLODIPNE 3
71 Ny.Sa 70 4P 2 SD 2 IRT 1 5-10 TAHUN 3 METFORMINE,AMLODIPINE,PIROXICAM,CTM 4
72 Tn.Mb 53 2L 1 SMP 3 PETANI 2 1-5 TAHUN 2 AMLODIPINE,METFORMINE,ASAM MEFENAMAT,PIRIXICAM 4
73 Ny/H 70 4P 2 SD 2 IRT 1 1-5 TAHUN 2 METFORMINE,AMLODIPINE,CAPTOPRIL 3
74 Tn.T 52 2L 1 SMP 3 BURUH 3 < 1 TAHUN 1 AMLODIPINE,PIROXICAM,METFORMINE 3
75 Ny.S 44 1P 2 SMA 4 IRT 1 < 1 TAHUN 1 PIROXICAM,AMLODIPINE,METFORMINE,CAPTOPRIL 4
76 Ny.R 54 2P 2 SMA 4 IRT 1 1-5 TAHUN 2 PIROXICAM,AMLODIPINE,METFORMINE 3
76 Ny.R 54 2P 2 SMA 4 IRT 1 1-5 TAHUN 2 PIROXICAM,AMLODIPINE,METFORMINE 3
77 Ny.M 50 2P 2 SMP 3 IRT 1 < 1 TAHUN 1 METFORMINE,AMLODIPINE 2
78 Tn.H 55 3L 1 SMP 3 WIRASWASTA 4 1-5 TAHUN 2 METFORMINE,AMLODIPINE,GLIBEN 3
79 Ny.Sa 49 2P 2 SMP 3 IRT 1 1-5 TAHUN 2 AMLODIPINE,ASAM MEFENAMAT,METFORMINE,CTM 4
80 Tn.Ag 64 4L 1 TIDAK SEKOLAH 1 PETANI 2 1-5 TAHUN 2 METFORMINE,AMLODIPINE,GLIMEPIRIDE 3
81 Ny.J 60 3P 2 SD 2 IRT 1 1-5 TAHUN 2 AMLODIPINE,METFORMINE,CTM 3
82 Ny.S 40 1P 2 PERGURUAN TINGGI 5 PNS 5 < 1 TAHUN 1 METFORMINE,AMLODIPINE,CAPTOPRIL 3
83 Ny.M 40 1P 2 TIDAK SEKOLAH 1 IRT 1 1-5 TAHUN 2 METFORMINE,AMLODIPINE,PIROXICAM 3
84 Tn.B 39 1L 1 TIDAK SEKOLAH 1 PETANI 2 < 1 TAHUN 1 METFORMINE,AMLODIPINE 2
85 Tn.Mr 64 4L 1 SD 2 PETANI 2 1-5 TAHUN 2 METFORMINE,GLIMEPIRIDE,CAPTOPRIL 3
86 Ny.Nh 50 2P 2 SMP 3 IRT 1 1-5 TAHUN 2 BETANISTIN,PIROXICAM,METFORMINE 3
87 Tn.Ht 55 3L 1 SD 2 PETANI 2 1-5 TAHUN 2 METFORMINE,MEVITON 2
88 Ny.S 71 4P 2 SMP 3 IRT 1 1-5 TAHUN 2 METFORMINE,AMLODIPINE,GLIMEPIRRIDE 3
89 Ny.Hw 35 1P 2 SMA 4 IRT 1 < 1 TAHUN 1 AMLODIPINE,METFORMINE 2
90 Ny.Sn 60 3P 2 SMP 3 IRT 1 1-5 TAHUN 2 METFORMINE,AMLODIPINE,PIROXICAM 3
91 Tn.M 71 4L 1 SMP 3 WIRASWASTA 4 1-5 TAHUN 2 AMLODIPINE,METFORMINE 2
92 Tn.D 73 4L 1 SD 2 PETANI 2 1-5 TAHUN 2 METFORMINE,AMLODIPINE,GLIMEPIRIDE 3
93 Tn.S 74 4L 1 SMP 3 PETANI 2 5-10 TAHUN 3 METFORMINE,GLIMEPIRIDE,AMLODIPINE,CAPTOPRIL 4
94 Ny.Dp 61 4P 2 SMP 2 IRT 1 1-5 TAHUN 2 AMLODIPINE,GLIMEPIRIDE,METFORMINE 3
95 Ny.J 73 4P 2 SD 2 IRT 1 1-5 TAHUN 2 METFORMINE,AMLODIPINE,GLIMEPIRIDE 3
96 Ny.Nb 57 3P 2 SMP 3 IRT 1 1-5 TAHUN 2 SIMVASTATIN,METFORMINE,GLIMEPIRIDE 3
97 Ny.Da 59 3P 2 SD 2 IRT 1 1-5 TAHUN 2 AMLODIPINE,METFORMINE,PIROXICAM 3
98 Ny.S 44 2P 2 SD 2 IRT 1 < 1 TAHUN 1 AMLODIPINE,METFORMINE,GLIMEPIRIDE 3
99 Ny.Sa 68 4P 2 SD 2 IRT 1 1-5 TAHUN 2 GLIMEPIRIDE,METFORMINE,AMLODIPINE 3
100 Tn.Pa 60 3L 1 TIDAK SEKOLAH 1 PETANI 2 1-5 TAHUN 2 METFORMINE,AMLODIPINE 2
101 Ny.Nw 50 2P 2 SMP 3 IRT 1 1-5 TAHUN 2 METFORMINE,GLIMEPIRIDE,AMLODIPINE 3
102 Tn.S 55 3L 1 TIDAK SEKOLAH 1 PETANI 2 1-5 TAHUN 2 AMLODIPINE,METFORMINE 2
103 Tn.Ri 39 1L 1 SD 2 PETANI 2 < 1 TAHUN 1 METFORMINE,AMLODIPINE 2
104 Tn.A 42 1L 1 SMA 3 BURUH 2 < 1 TAHUN 1 PIROXICAM,ASAM MEFENAMAT,METFORMINE 3
105 Tn.Ab 44 2L 1 TIDAK SEKOLAH 1 PETANI 2 < 1 TAHUN 1 GLIMEPIRIDE,METFORMINE,AMLODIPINE 3
106 Ny.Nh 56 3P 2 SD 2 IRT 1 1-5 TAHUN 2 METFORMINE,GLIMEPIRIDE,AMLODIPINE 3
107 Ny.A 64 4P 2 SMP 3 IRT 1 5-10 TAHUN 3 GLIMEPIRIDE,METFORMINE,AMLODIPINE 3
108 Ny.S 75 4P 2 TIDAK SEKOLAH 1 IRT 1 1-5 TAHUN 2 PIROXICAM,METFORMINE 2
109 Tn.H 67 4L 1 TIDAK SEKOLAH 1 PETANI 2 1-5 TAHUN 2 AMLODIPINE,GLIBEN,METFORMINE 3
110 Tn.Sa 71 4L 1 SD 2 PETANI 2 5-10 TAHUN 3 METFORMINE,AMLODIPINE 2
111 Tn.H 63 4L 1 SMP 3 WIRASWASTA 4 1-5 TAHUN 2 PIROXICAM,METFORMINE 2
112 Tn.Al 45 2L 1 SMA 4 BURUH 3 < 1 TAHUN 1 CTM,PIROXICAM,METFORMINE,AMLODIPINE 4
113 Tn.H 52 3L 1 SMP 3 PETANI 2 < 1 TAHUN 1 CAPTOPRIL,METFORMINE,AMLODIPINE 3
114 Tn.Pa 44 2L 1 SD 2 PETANI 2 < 1 TAHUN 1 GLIBEN,AMLODIPINE,METFORMINE 3
115 Ny.Ai 41 1P 2 SMA 4 IRT 1 1-5 TAHUN 2 METFORMINE,AMLODIPINE,PIROXICAM 3
116 Ny.J 40 1P 2 SMA 4 IRT 1 1-5 TAHUN 2 ASAM MEFENAMAT,PIROXICAM,AMLODIPINE,METFORMINE 4
117 Ny.Rw 38 1P 2 SMA 4 IRT 1 < 1 TAHUN 1 METFORMINE,AMLODIPINE 2
118 Ny.Sw 53 3P 2 SMP 3 IRT 1 < 1 TAHUN 1 METFORMINR,GLIBEN,AMLODIPINE,GLIMEPIRIDE 4
119 Tn.Ha 62 4L 1 PERGURUAN TINGGI 5 PNS 5 1-5 TAHUN 2 GLIMEPIRIDE,METFORMINE,AMLODIPINE 3
120 Tn.Y 60 3L 1 PERGURUAN TINGGI 5 PNS 5 1-5 TAHUN 2 CAPTOPTIL,METFORMINE,GLIBEN,AMLODIPINE 4
121 Tn.Pg 45 1L 1 SMP 3 BURUH 3 1-5 TAHUN 2S METFORMINE,AMLODIPIN,GLIBEN 3
122 Tn.Ar 40 1L 1 SMA 4 WIRASWASTA 4 < 1 TAHUN 1 SIMVASTATIN,AMLODIPIN,CAPTOPRIL,METFORMINE 4
123 Tn.Ar 39 1L 1 SMA 3 PETANI 2 < 1 TAHUN 1 AMLODIPINE,METFORMINE,GLIMEPIRIDE 3
POLA DIET LATIHAN FISIK MONITORING GULA DARAH PENGOBATAN
P1 P2 P3 P4 P5 P6 TOTAL % KATEGORI KODING P7 P8 TOTAL % KATEGORI KODING P9 P10 TOTAL % KATEGORI KODING P11 P12 TOTAL % KATEGORI KODING
7 7 7 5 6 5 37 88,095 TERKONTROL 2 7 4 7 16,67 KURANG 1 7 0 7 50 RUTIN 2 7 0 7 50 RUTIN 2
4 3 5 2 3 1 18 42,857 TIDAK TERKONTROL 1 5 2 5 11,9 KURANG 1 3 0 3 21,429 TIDAK RUTIN 1 2 0 2 14,28571 TIDAK RUTIN 1
5 6 4 4 5 5 29 69,048 TERKONTROL 2 7 4 7 16,67 KURANG 1 6 0 6 42,857 TIDAK RUTIN 1 7 0 7 50 RUTIN 1
6 7 7 6 7 6 39 92,857 TERKONTROL 2 7 7 7 16,67 KURANG 1 5 0 5 35,714 TIDAK RUTIN 1 6 0 6 42,85714 TIDAK RUTIN 1
3 6 4 2 3 3 21 50 TERKONTROL 2 7 0 7 16,67 KURANG 1 3 0 3 21,429 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
5 6 2 1 5 4 23 54,762 TERKONTROL 2 7 0 7 16,67 KURANG 1 3 0 3 21,429 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
1 3 0 3 4 3 14 33,333 TIDAK TERKONTROL 1 7 0 7 16,67 KURANG 1 3 0 3 21,429 TIDAK RUTIN 1 2 0 2 14,28571 TIDAK RUTIN 1
5 7 1 2 3 4 22 52,381 TERKONTROL 2 7 2 7 16,67 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
4 5 2 3 4 4 22 52,381 TERKONTROL 2 2 2 2 4,762 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 2 0 2 14,28571 TIDAK RUTIN 1
3 5 2 2 2 3 17 40,476 TIDAK TERKONTROL 1 0 4 0 0 KURANG 1 2 0 2 14,286 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
6 7 4 1 2 7 27 64,286 TERKONTROL 2 2 1 2 4,762 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 7 0 7 50 RUTIN 2
0 5 6 4 0 4 19 45,238 TIDAK TERKONTROL 1 0 4 0 0 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 6 0 6 42,85714 TIDAK RUTIN 1
1 7 4 2 1 7 22 52,381 TERKONTROL 2 7 1 7 16,67 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
0 4 1 3 1 2 11 26,19 TIDAK TERKONTROL 1 0 1 0 0 KURANG 1 2 0 2 14,286 TIDAK RUTIN 1 1 0 1 7,142857 TIDAK RUTIN 1
3 5 2 4 1 5 20 47,619 TIDAK TERKONTROL 1 0 1 0 0 KURANG 1 3 0 3 21,429 TIDAK RUTIN 1 2 0 2 14,28571 TIDAK RUTIN 1
2 7 5 2 1 4 21 50 TERKONTROL 2 3 1 3 7,143 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 1 0 1 7,142857 TIDAK RUTIN 1
0 2 4 1 2 1 10 23,81 TIDAK TERKONTROL 1 3 1 3 7,143 KURANG 1 2 0 2 14,286 TIDAK RUTIN 1 5 0 5 35,71429 TIDAK RUTIN 1
1 7 2 4 5 5 24 57,143 TERKONTROL 2 0 2 0 0 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
3 6 3 1 6 6 25 59,524 TERKONTROL 2 7 1 7 16,67 KURANG 1 3 0 3 21,429 TIDAK RUTIN 1 6 0 6 42,85714 TIDAK RUTIN 1
4 4 4 0 7 5 24 57,143 TERKONTROL 2 0 2 0 0 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
0 3 4 3 2 3 15 35,714 TIDAK TERKONTROL 1 0 2 0 0 KURANG 1 1 0 1 7,1429 TIDAK RUTIN 1 2 0 2 14,28571 TIDAK RUTIN 1
2 7 3 1 2 7 22 52,381 TERKONTROL 2 0 4 0 0 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 4 2 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
0 3 3 4 1 2 13 30,952 TIDAK TERKONTROL 1 0 0 0 0 KURANG 1 2 0 2 14,286 TIDAK RUTIN 1 1 0 1 7,142857 TIDAK RUTIN 1
1 7 2 2 2 5 19 45,238 TIDAK TERKONTROL 1 7 0 7 16,67 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
4 7 4 0 1 6 22 52,381 TERKONTROL 2 0 1 0 0 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
4 7 4 0 1 6 22 52,381 TERKONTROL 2 0 1 0 0 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
4 3 2 1 0 2 12 28,571 TIDAK TERKONTROL 1 0 3 0 0 KURANG 1 5 0 5 35,714 TIDAK RUTIN 1 3 0 3 21,42857 TIDAK RUTIN 1
5 7 4 6 2 3 27 64,286 TERKONTROL 2 0 4 0 0 KURANG 1 6 0 6 42,857 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
3 7 4 0 1 2 17 40,476 TIDAK TERKONTROL 1 3 0 3 7,143 KURANG 1 1 0 1 7,1429 TIDAK RUTIN 1 3 0 3 21,42857 TIDAK RUTIN 1
1 7 3 4 3 4 22 52,381 TERKONTROL 2 7 1 7 16,67 KURANG 1 2 0 2 14,286 TIDAK RUTIN 1 6 0 6 42,85714 TIDAK RUTIN 1
1 7 4 2 1 4 19 45,238 TIDAK TERKONTROL 1 0 0 0 0 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 2 0 2 14,28571 TIDAK RUTIN 1
0 4 2 1 0 1 8 19,048 TIDAK TERKONTROL 1 2 0 2 4,762 KURANG 1 2 0 2 14,286 TIDAK RUTIN 1 3 0 3 21,42857 TIDAK RUTIN 1
2 7 2 1 4 5 21 50 TERKONTROL 2 7 0 7 16,67 KURANG 1 5 0 5 35,714 TIDAK RUTIN 1 3 0 3 21,42857 TIDAK RUTIN 1
1 1 2 2 1 2 9 21,429 TIDAK TERKONTROL 1 5 0 5 11,9 KURANG 1 1 0 1 7,1429 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
3 7 6 4 7 7 34 80,952 TERKONTROL 2 7 7 7 16,67 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
0 7 2 0 7 4 20 47,619 TIDAK TERKONTROL 1 7 0 7 16,67 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
2 7 4 2 3 5 23 54,762 TERKONTROL 2 7 1 7 16,67 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
1 6 6 0 1 5 19 45,238 TIDAK TERKONTROL 1 7 0 7 16,67 KURANG 1 3 0 3 21,429 TIDAK RUTIN 1 3 0 3 21,42857 TIDAK RUTIN 1
2 7 3 5 0 5 22 52,381 TERKONTROL 2 3 1 3 7,143 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
4 7 2 0 1 6 20 47,619 TIDAK TERKONTROL 1 7 0 7 16,67 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
2 3 4 3 4 4 20 47,619 TIDAK TERKONTROL 1 1 1 1 2,381 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 2 0 2 14,28571 TIDAK RUTIN 1
3 7 4 3 5 4 26 61,905 TERKONTROL 2 7 0 7 16,67 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
1 3 2 1 1 2 10 23,81 TIDAK TERKONTROL 1 0 4 0 0 KURANG 1 1 0 1 7,1429 TIDAK RUTIN 1 2 0 2 14,28571 TIDAK RUTIN 1
1 3 4 3 1 2 14 33,333 TIDAK TERKONTROL 1 0 1 0 0 KURANG 1 0 0 0 0 TIDAK RUTIN 2 2 0 2 14,28571 TIDAK RUTIN 1
6 7 4 2 7 2 28 66,667 TERKONTROL 2 7 2 7 16,67 KURANG 1 6 0 6 42,857 TIDAK RUTIN 1 7 0 7 50 RUTIN 2
2 3 2 0 5 3 15 35,714 TIDAK TERKONTROL 1 7 4 7 16,67 KURANG 1 0 0 0 0 TIDAK RUTIN 2 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
4 7 3 4 7 6 31 73,81 TERKONTROL 2 3 0 3 7,143 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 6 0 6 42,85714 TIDAK RUTIN 1
3 4 2 5 6 4 24 57,143 TERKONTROL 2 7 0 7 16,67 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
1 2 1 3 4 4 15 35,714 TIDAK TERKONTROL 1 0 5 0 0 KURANG 1 2 0 2 14,286 TIDAK RUTIN 1 3 0 3 21,42857 TIDAK RUTIN 1
1 7 5 2 4 5 24 57,143 TERKONTROL 2 7 0 7 16,67 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
0 4 2 3 2 2 13 30,952 TIDAK TERKONTROL 1 0 5 0 0 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
2 5 2 7 3 1 20 47,619 TIDAK TERKONTROL 1 1 0 1 2,381 KURANG 1 2 0 2 14,286 TIDAK RUTIN 1 3 0 3 21,42857 TIDAK RUTIN 1
4 7 2 4 0 4 21 50 TERKONTROL 2 0 0 0 0 KURANG 1 5 0 5 35,714 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
1 7 5 1 2 5 21 50 TERKONTROL 2 0 7 0 0 KURANG 1 2 0 2 14,286 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
3 3 2 2 4 3 17 40,476 TIDAK TERKONTROL 1 0 5 0 0 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 2 0 2 14,28571 TIDAK RUTIN 1
0 7 6 3 4 5 25 59,524 TERKONTROL 2 0 4 0 0 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
1 5 2 4 2 4 18 42,857 TIDAK TERKONTROL 1 1 4 1 2,381 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
1 7 4 0 1 6 19 45,238 TIDAK TERKONTROL 1 1 4 1 2,381 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
5 6 2 1 3 3 20 47,619 TIDAK TERKONTROL 1 7 0 7 16,67 KURANG 1 2 0 2 14,286 TIDAK RUTIN 1 1 0 1 7,142857 TIDAK RUTIN 1
2 7 4 0 5 7 25 59,524 TERKONTROL 2 0 7 0 0 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
2 5 4 2 1 4 18 42,857 TIDAK TERKONTROL 1 5 1 5 11,9 KURANG 1 2 0 2 14,286 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
0 7 5 3 0 6 21 50 TERKONTROL 2 0 7 0 0 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
1 5 3 2 1 4 16 38,095 TIDAK TERKONTROL 1 5 2 5 11,9 KURANG 1 3 0 3 21,429 TIDAK RUTIN 1 1 0 1 7,142857 TIDAK RUTIN 1
0 5 4 3 2 4 18 42,857 TIDAK TERKONTROL 1 0 4 0 0 KURANG 1 2 0 2 14,286 TIDAK RUTIN 1 7 0 7 50 RUTIN 2
2 3 2 2 1 4 14 33,333 TIDAK TERKONTROL 1 5 0 5 11,9 KURANG 1 5 0 5 35,714 TIDAK RUTIN 1 2 0 2 14,28571 TIDAK RUTIN 1
3 7 5 0 3 5 23 54,762 TERKONTROL 2 0 7 0 0 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
2 3 4 3 0 3 15 35,714 TIDAK TERKONTROL 1 0 4 0 0 KURANG 1 1 0 1 7,1429 TIDAK RUTIN 1 2 0 2 14,28571 TIDAK RUTIN 1
4 7 3 1 5 2 22 52,381 TERKONTROL 2 1 1 1 2,381 KURANG 1 3 0 3 21,429 TIDAK RUTIN 1 5 0 5 35,71429 TIDAK RUTIN 1
5 7 2 3 7 6 30 71,429 TERKONTROL 2 3 4 3 7,143 KURANG 1 2 0 2 14,286 TIDAK RUTIN 1 5 0 5 35,71429 TIDAK RUTIN 1
2 3 3 2 1 2 13 30,952 TIDAK TERKONTROL 1 3 2 3 7,143 KURANG 1 1 0 1 7,1429 TIDAK RUTIN 1 3 0 3 21,42857 TIDAK RUTIN 1
0 5 3 0 0 2 10 23,81 TIDAK TERKONTROL 1 7 0 7 16,67 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
3 5 2 2 1 4 17 40,476 TIDAK TERKONTROL 1 5 0 5 11,9 KURANG 1 1 0 1 7,1429 TIDAK RUTIN 1 2 0 2 14,28571 TIDAK RUTIN 1
2 7 4 4 1 4 22 52,381 TERKONTROL 2 0 7 0 0 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
0 2 1 0 2 3 8 19,048 TIDAK TERKONTROL 1 5 0 5 11,9 KURANG 1 2 0 2 14,286 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
1 6 6 2 1 4 20 47,619 TIDAK TERKONTROL 1 0 7 0 0 KURANG 1 7 0 7 50 RUTIN 1 7 0 7 50 RUTIN 2
1 5 3 1 2 3 15 35,714 TIDAK TERKONTROL 1 7 0 7 16,67 KURANG 1 2 0 2 14,286 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
0 7 2 1 5 4 19 45,238 TIDAK TERKONTROL 1 7 1 7 16,67 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 5 0 5 35,71429 TIDAK RUTIN 1
1 5 3 1 3 2 15 35,714 TIDAK TERKONTROL 1 4 1 4 9,524 KURANG 1 5 0 5 35,714 TIDAK RUTIN 1 3 0 3 21,42857 TIDAK RUTIN 1
2 7 2 2 0 4 17 40,476 TIDAK TERKONTROL 1 0 7 0 0 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
2 7 5 0 4 4 22 52,381 TERKONTROL 2 4 0 4 9,524 KURANG 1 2 0 2 14,286 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
3 7 2 4 2 4 22 52,381 TERKONTROL 2 0 7 0 0 KURANG 1 6 0 6 42,857 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
1 7 5 0 1 7 21 50 TERKONTROL 2 7 0 7 16,67 KURANG 1 2 0 2 14,286 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
2 7 1 1 2 3 16 38,095 TIDAK TERKONTROL 1 5 1 5 11,9 KURANG 1 2 0 2 14,286 TIDAK RUTIN 1 2 0 2 14,28571 TIDAK RUTIN 1
0 5 2 1 1 3 12 28,571 TIDAK TERKONTROL 1 4 0 4 9,524 KURANG 1 3 0 3 21,429 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
2 7 4 2 0 4 19 45,238 TIDAK TERKONTROL 1 0 4 0 0 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 6 0 6 42,85714 TIDAK RUTIN 1
4 7 2 4 4 6 27 64,286 TERKONTROL 2 0 1 0 0 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
4 7 3 5 7 4 30 71,429 TERKONTROL 2 3 0 3 7,143 KURANG 1 5 0 5 35,714 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
0 7 2 1 0 7 17 40,476 TIDAK TERKONTROL 1 0 0 0 0 KURANG 1 2 0 2 14,286 TIDAK RUTIN 1 3 0 3 21,42857 TIDAK RUTIN 1
3 3 2 0 4 3 15 35,714 TIDAK TERKONTROL 1 0 0 0 0 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 3 0 3 21,42857 TIDAK RUTIN 1
1 7 4 2 0 4 18 42,857 TIDAK TERKONTROL 1 7 2 7 16,67 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
2 7 4 2 1 3 19 45,238 TIDAK TERKONTROL 1 5 0 5 11,9 KURANG 1 2 0 2 14,286 TIDAK RUTIN 1 1 0 1 7,142857 TIDAK RUTIN 1
3 7 4 4 4 6 28 66,667 TERKONTROL 2 0 7 0 0 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
1 5 3 3 5 1 18 42,857 TIDAK TERKONTROL 1 0 0 0 0 KURANG 1 2 0 2 14,286 TIDAK RUTIN 1 3 0 3 21,42857 TIDAK RUTIN 1
4 5 3 2 1 2 17 40,476 TIDAK TERKONTROL 1 1 0 1 2,381 KURANG 1 3 0 3 21,429 TIDAK RUTIN 1 3 0 3 21,42857 TIDAK RUTIN 1
5 7 5 2 4 3 26 61,905 TERKONTROL 2 6 0 6 14,29 KURANG 1 2 0 2 14,286 TIDAK RUTIN 1 2 0 2 14,28571 TIDAK RUTIN 1
0 5 3 1 5 2 16 38,095 TIDAK TERKONTROL 1 5 0 5 11,9 KURANG 1 5 0 5 35,714 TIDAK RUTIN 1 3 0 3 21,42857 TIDAK RUTIN 1
3 7 4 5 0 7 26 61,905 TERKONTROL 2 7 0 7 16,67 KURANG 1 2 0 2 14,286 TIDAK RUTIN 1 5 0 5 35,71429 TIDAK RUTIN 1
7 7 4 2 2 3 25 59,524 TERKONTROL 2 5 0 5 11,9 KURANG 1 3 0 3 21,429 TIDAK RUTIN 1 2 0 2 14,28571 TIDAK RUTIN 1
3 7 6 1 4 4 25 59,524 TERKONTROL 2 7 0 7 16,67 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 2 0 2 14,28571 TIDAK RUTIN 1
1 7 4 4 4 4 24 57,143 TERKONTROL 2 7 0 7 16,67 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 2 0 2 14,28571 TIDAK RUTIN 1
1 3 2 3 2 1 12 28,571 TIDAK TERKONTROL 1 0 2 0 0 KURANG 1 1 0 1 7,1429 TIDAK RUTIN 1 3 0 3 21,42857 TIDAK RUTIN 1
0 2 3 5 2 1 13 30,952 TIDAK TERKONTROL 1 0 4 0 0 KURANG 1 2 0 2 14,286 TIDAK RUTIN 1 2 0 2 14,28571 TIDAK RUTIN 1
1 5 2 2 1 4 15 35,714 TIDAK TERKONTROL 1 0 3 0 0 KURANG 1 1 0 1 7,1429 TIDAK RUTIN 1 3 0 3 21,42857 TIDAK RUTIN 1
2 1 1 3 4 2 13 30,952 TIDAK TERKONTROL 1 0 1 0 0 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 1 0 1 7,142857 TIDAK RUTIN 1
2 2 0 2 5 4 15 35,714 TIDAK TERKONTROL 1 1 5 1 2,381 KURANG 1 6 0 6 42,857 TIDAK RUTIN 1 2 0 2 14,28571 TIDAK RUTIN 1
1 1 0 2 3 2 9 21,429 TIDAK TERKONTROL 1 1 1 1 2,381 KURANG 1 3 0 3 21,429 TIDAK RUTIN 1 1 0 1 7,142857 TIDAK RUTIN 1
3 4 6 5 2 4 24 57,143 TERKONTROL 2 6 7 6 14,29 KURANG 1 5 0 5 35,714 TIDAK RUTIN 1 3 0 3 21,42857 TIDAK RUTIN 1
2 1 0 3 5 1 12 28,571 TIDAK TERKONTROL 1 2 2 2 4,762 KURANG 1 1 0 1 7,1429 TIDAK RUTIN 1 1 0 1 7,142857 TIDAK RUTIN 1
4 2 3 4 3 2 18 42,857 TIDAK TERKONTROL 1 4 5 4 9,524 KURANG 1 3 0 3 21,429 TIDAK RUTIN 1 1 0 1 7,142857 TIDAK RUTIN 1
3 3 4 3 1 3 17 40,476 TIDAK TERKONTROL 1 4 4 4 9,524 KURANG 1 5 0 5 35,714 TIDAK RUTIN 1 0 0 0 0 TIDAK RUTIN 1
2 0 6 2 0 1 11 26,19 TIDAK TERKONTROL 1 3 4 3 7,143 KURANG 1 2 0 2 14,286 TIDAK RUTIN 1 3 0 3 21,42857 TIDAK RUTIN 1
1 1 1 6 5 1 15 35,714 TIDAK TERKONTROL 1 1 0 1 2,381 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 3 0 3 21,42857 TIDAK RUTIN 1
1 1 2 5 4 6 19 45,238 TIDAK TERKONTROL 1 0 1 0 0 KURANG 1 6 0 6 42,857 TIDAK RUTIN 1 1 0 1 7,142857 TIDAK RUTIN 1
0 1 4 2 2 2 11 26,19 TIDAK TERKONTROL 1 2 2 2 4,762 KURANG 1 2 0 2 14,286 TIDAK RUTIN 1 1 0 1 7,142857 TIDAK RUTIN 1
3 0 3 3 4 5 18 42,857 TIDAK TERKONTROL 1 3 4 3 7,143 KURANG 1 3 0 3 21,429 TIDAK RUTIN 1 2 0 2 14,28571 TIDAK RUTIN 1
1 1 1 1 5 2 11 26,19 TIDAK TERKONTROL 1 5 5 5 11,9 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
1 2 0 0 3 4 10 23,81 TIDAK TERKONTROL 1 4 7 4 9,524 KURANG 1 1 0 1 7,1429 TIDAK RUTIN 1 3 0 3 21,42857 TIDAK RUTIN 1
0 3 1 2 2 3 11 26,19 TIDAK TERKONTROL 1 2 4 2 4,762 KURANG 1 0 0 0 0 TIDAK RUTIN 1 0 0 0 0 TIDAK RUTIN 1
4 6 3 3 0 1 17 40,476 TIDAK TERKONTROL 1 1 2 1 2,381 KURANG 1 0 0 0 0 TIDAK RUTIN 1 2 0 2 14,28571 TIDAK RUTIN 1
4 5 6 5 4 6 30 71,429 TERKONTROL 2 7 5 7 16,67 KURANG 1 4 0 4 28,571 TIDAK RUTIN 1 4 0 4 28,57143 TIDAK RUTIN 1
1 1 5 4 2 4 17 40,476 TIDAK TERKONTROL 1 0 3 0 0 KURANG 1 1 0 1 7,1429 TIDAK RUTIN 1 1 0 1 7,142857 TIDAK RUTIN 1
0 2 2 1 1 2 8 19,048 TIDAK TERKONTROL 1 0 1 0 0 KURANG 1 2 0 2 14,286 TIDAK RUTIN 1 2 0 2 14,28571 TIDAK RUTIN 1
4 4 1 2 4 3 18 42,857 TIDAK TERKONTROL 1 1 1 1 2,381 KURANG 1 3 0 3 21,429 TIDAK RUTIN 1 3 0 3 21,42857 TIDAK RUTIN 1
5 6 3 5 5 5 29 69,048 TERKONTROL 2 5 4 5 11,9 KURANG 1 5 0 5 35,714 TIDAK RUTIN 1 6 0 6 42,85714 TIDAK RUTIN 1
PERAWATAN KAKI KOMPLIKASI DM
P13 P14 P15 P16 P17 TOTAL % KATEGORI KODING P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 TOTAL KATEGORI KODING
6 7 5 7 4 6 17,14286 TIDAK PERAWATAN 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 TIDAK KOMPLIKASI 2
3 2 1 5 5 3 8,571429 TIDAK PERAWATAN 1 1 2 1 2 2 1 2 2 13 KOMPLIKASI 1
6 5 6 7 7 6 17,14286 TIDAK PERAWATAN 1 2 2 2 2 2 2 2 1 15 TIDAK KOMPLIKASI 2
5 7 6 7 7 5 14,28571 TIDAK PERAWATAN 1 2 2 2 2 2 2 2 1 15 TIDAK KOMPLIKASI 2
1 2 3 7 0 1 2,857143 TIDAK PERAWATAN 1 1 2 1 2 2 1 2 1 12 KOMPLIKASI 1
4 6 5 7 3 4 11,42857 TIDAK PERAWATAN 1 2 2 2 2 2 2 2 1 15 TIDAK KOMPLIKASI 2
0 2 1 5 0 0 0 TIDAK PERAWATAN 1 1 1 1 2 2 2 2 1 12 KOMPLIKASI 1
4 3 4 7 4 4 11,42857 TIDAK PERAWATAN 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 TIDAK KOMPLIKASI 2
4 3 1 3 4 4 11,42857 TIDAK PERAWATAN 1 1 1 1 2 1 2 2 2 12 KOMPLIKASI 1
7 3 2 5 5 7 20 TIDAK PERAWATAN 1 2 1 1 2 1 2 2 2 13 KOMPLIKASI 1
5 5 6 7 2 5 14,28571 TIDAK PERAWATAN 1 2 2 2 2 2 2 2 1 15 TIDAK KOMPLIKASI 2
4 2 4 7 3 4 11,42857 TIDAK PERAWATAN 1 1 2 2 2 1 2 2 2 14 KOMPLIKASI 1
5 4 3 7 1 5 14,28571 TIDAK PERAWATAN 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 TIDAK KOMPLIKASI 2
1 2 4 3 4 1 2,857143 TIDAK PERAWATAN 1 2 1 1 2 1 2 1 1 11 KOMPLIKASI 1
4 5 5 0 0 4 11,42857 TIDAK PERAWATAN 1 1 1 1 2 2 2 1 1 11 KOMPLIKASI 1
2 3 2 7 5 2 5,714286 TIDAK PERAWATAN 1 1 2 2 2 1 1 2 1 12 KOMPLIKASI 1
2 1 1 7 0 2 5,714286 TIDAK PERAWATAN 1 1 1 1 2 2 1 2 2 12 KOMPLIKASI 1
5 6 4 7 7 5 14,28571 TIDAK PERAWATAN 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 TIDAK KOMPLIKASI 2
5 4 5 7 4 5 14,28571 TIDAK PERAWATAN 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 TIDAK KOMPLIKASI 2
6 0 3 5 6 6 17,14286 TIDAK PERAWATAN 1 2 1 1 2 1 2 1 2 12 KOMPLIKASI 1
3 2 1 5 0 3 8,571429 TIDAK PERAWATAN 1 2 1 1 2 1 2 2 2 13 KOMPLIKASI 1
2 4 4 7 3 2 5,714286 TIDAK PERAWATAN 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 TIDAK KOMPLIKASI 2
2 3 1 7 0 2 5,714286 TIDAK PERAWATAN 1 2 1 1 2 1 2 1 2 12 KOMPLIKASI 1
1 6 5 7 6 1 2,857143 TIDAK PERAWATAN 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 TIDAK KOMPLIKASI 2
1 5 6 7 4 1 2,857143 TIDAK PERAWATAN 1 2 1 1 2 1 2 2 2 13 KOMPLIKASI 1
4 3 2 6 1 4 11,42857 TIDAK PERAWATAN 1 2 1 1 1 1 1 2 2 11 KOMPLIKASI 1
4 7 1 7 7 4 11,42857 TIDAK PERAWATAN 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 TIDAK KOMPLIKASI 2
3 3 3 7 4 3 8,571429 TIDAK PERAWATAN 1 1 2 2 2 1 1 2 2 13 KOMPLIKASI 1
1 3 4 5 2 1 2,857143 TIDAK PERAWATAN 1 2 2 1 2 1 2 1 2 13 KOMPLIKASI 1
4 6 2 7 2 4 11,42857 TIDAK PERAWATAN 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 TIDAK KOMPLIKASI 2
1 3 2 5 4 1 2,857143 TIDAK PERAWATAN 1 1 1 2 2 1 2 2 2 13 KOMPLIKASI 1
2 4 4 7 2 2 5,714286 TIDAK PERAWATAN 1 1 1 1 2 1 2 2 2 12 KOMPLIKASI 1
4 2 3 6 3 4 11,42857 TIDAK PERAWATAN 1 1 2 2 2 2 1 2 2 14 KOMPLIKASI 1
4 5 6 7 5 4 11,42857 TIDAK PERAWATAN 1 1 2 1 2 1 2 2 2 13 KOMPLIKASI 1
3 4 2 5 3 3 8,571429 TIDAK PERAWATAN 1 1 2 2 2 2 1 2 2 14 KOMPLIKASI 1
7 4 3 7 6 7 20 TIDAK PERAWATAN 1 2 1 1 2 1 2 2 2 13 KOMPLIKASI 1
3 2 3 7 2 3 8,571429 TIDAK PERAWATAN 1 1 2 1 2 2 1 2 2 13 KOMPLIKASI 1
4 0 4 7 3 4 11,42857 TIDAK PERAWATAN 1 1 1 1 2 1 2 1 2 11 KOMPLIKASI 1
2 3 3 6 5 2 5,714286 TIDAK PERAWATAN 1 1 2 2 2 2 1 2 2 14 KOMPLIKASI 1
2 4 7 5 4 2 5,714286 TIDAK PERAWATAN 1 1 1 1 2 2 1 2 1 11 KOMPLIKASI 1
5 3 1 7 3 5 14,28571 TIDAK PERAWATAN 1 2 2 1 2 1 2 1 1 12 KOMPLIKASI 1
2 1 3 5 2 2 5,714286 TIDAK PERAWATAN 1 1 2 1 2 2 1 2 2 13 KOMPLIKASI 1
5 1 2 7 5 5 14,28571 TIDAK PERAWATAN 1 2 1 1 2 1 1 1 2 11 KOMPLIKASI 1
2 2 1 7 4 2 5,714286 TIDAK PERAWATAN 1 1 1 1 2 1 1 1 2 10 KOMPLIKASI 1
1 2 3 7 3 1 2,857143 TIDAK PERAWATAN 1 1 1 2 1 1 1 1 2 10 KOMPLIKASI 1
3 4 2 7 5 3 8,571429 TIDAK PERAWATAN 1 1 1 1 2 2 2 1 2 12 KOMPLIKASI 1
5 3 2 7 1 5 14,28571 TIDAK PERAWATAN 1 1 2 2 1 1 1 2 2 12 KOMPLIKASI 1
2 4 3 7 4 2 5,714286 TIDAK PERAWATAN 1 1 1 1 2 2 2 1 2 12 KOMPLIKASI 1
6 3 3 7 5 6 17,14286 TIDAK PERAWATAN 1 2 1 2 1 2 2 2 2 14 KOMPLIKASI 1
1 3 5 7 1 1 2,857143 TIDAK PERAWATAN 1 2 1 2 1 2 2 1 2 13 KOMPLIKASI 1
2 4 3 7 6 2 5,714286 TIDAK PERAWATAN 1 2 1 1 1 2 2 1 2 12 KOMPLIKASI 1
2 3 1 7 1 2 5,714286 TIDAK PERAWATAN 1 1 2 2 1 2 2 1 1 12 KOMPLIKASI 1
2 1 0 7 0 2 5,714286 TIDAK PERAWATAN 1 1 1 2 2 2 1 1 1 11 KOMPLIKASI 1
3 2 1 6 0 3 8,571429 TIDAK PERAWATAN 1 1 1 2 1 2 2 2 1 12 KOMPLIKASI 1
4 5 2 7 1 4 11,42857 TIDAK PERAWATAN 1 2 1 2 1 1 2 1 2 12 KOMPLIKASI 1
2 6 4 7 3 2 5,714286 TIDAK PERAWATAN 1 1 1 1 1 1 2 1 2 10 KOMPLIKASI 1
2 4 2 7 0 2 5,714286 TIDAK PERAWATAN 1 2 1 2 1 1 2 2 2 13 KOMPLIKASI 1
4 3 5 7 5 4 11,42857 TIDAK PERAWATAN 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 TIDAK KOMPLIKASI 2
2 2 1 7 1 2 5,714286 TIDAK PERAWATAN 1 1 2 1 2 2 2 1 2 13 KOMPLIKASI 1
2 1 2 7 2 2 5,714286 TIDAK PERAWATAN 1 1 2 1 2 2 2 1 1 12 KOMPLIKASI 1
2 1 2 7 0 2 5,714286 TIDAK PERAWATAN 1 2 2 2 2 1 2 2 1 14 KOMPLIKASI 1
3 1 1 7 2 3 8,571429 TIDAK PERAWATAN 1 2 1 2 1 2 2 2 2 14 KOMPLIKASI 1
1 4 1 7 2 1 2,857143 TIDAK PERAWATAN 1 1 2 1 1 1 2 1 2 11 KOMPLIKASI 1
3 2 0 7 2 3 8,571429 TIDAK PERAWATAN 1 1 1 1 1 1 2 1 2 10 KOMPLIKASI 1
5 3 0 7 1 5 14,28571 TIDAK PERAWATAN 1 2 2 1 1 2 2 1 2 13 KOMPLIKASI 1
4 6 2 7 1 4 11,42857 TIDAK PERAWATAN 1 2 2 2 1 2 2 2 2 15 KOMPLIKASI 1
3 4 2 7 2 3 8,571429 TIDAK PERAWATAN 1 1 2 2 2 1 2 1 2 13 KOMPLIKASI 1
1 2 1 7 0 1 2,857143 TIDAK PERAWATAN 1 1 2 1 2 2 2 2 2 14 KOMPLIKASI 1
2 1 2 7 0 2 5,714286 TIDAK PERAWATAN 1 1 1 1 2 1 2 2 2 12 KOMPLIKASI 1
4 4 3 7 1 4 11,42857 TIDAK PERAWATAN 1 1 1 2 2 1 2 2 2 13 KOMPLIKASI 1
6 5 5 7 4 6 17,14286 TIDAK PERAWATAN 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 TIDAK KOMPLIKASI 2
1 2 4 7 2 1 2,857143 TIDAK PERAWATAN 1 2 2 2 1 1 1 2 2 13 KOMPLIKASI 1
1 3 3 6 5 1 2,857143 TIDAK PERAWATAN 1 1 2 2 1 2 2 1 2 13 KOMPLIKASI 1
0 4 1 6 3 0 0 TIDAK PERAWATAN 1 2 1 1 1 2 2 1 1 11 KOMPLIKASI 1
4 6 5 7 4 4 11,42857 TIDAK PERAWATAN 1 2 2 2 2 2 2 2 1 15 TIDAK KOMPLIKASI 2
Umur: Jenis kelamin: Pendidikan: Pekerjaan: Lama menderita DM: Komplikasi:
1 = < 45 tahun 1 = laki-laki 1 = Tidak sekolah 1 = IRT 1 = <1 tahun 1 = terjadi
2 = 46-54 tahun 2 = perempuan 2 = SD 2 = Petani 2 = 1-5 tahun 2 = tidak terjadi
3 = 55-60 tahun 3 = SMP 3 = buruh 3 = 5-10 tahun
4 = >60 tahun 4 = SMA 4 = wiraswasta
5 = perguruan tinggi 5 = PNS

pengaturan diet: Latihan fisik: Monitoring gula darah: Pengobatan rutin: Perawatan kaki:
1 = tidak terkontrol 1 = baik 1 = tidak rutin 1=tidak rutin 1=tidak perawatan
2 = terkontrol 2 = kurang 2 = rutin 2=rutin 2=perawatan
Lampiran V
FREQUENCIES VARIABLES=UMUR JEKEL PENDIDIKAN PEKERJAAN LMD
KOMPLIKASI PD LF MGD PENGOBATAN PK
/STATISTICS=MINIMUM MAXIMUM MEAN MEDIAN MODE SUM
/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

Frequency Table
>Warning # 849 in column 23. Text: in_ID
>The LOCALE subcommand of the SET command has an invalid
parameter. It could
>not be mapped to a valid backend locale.

SAVE OUTFILE='C:\Users\Asus\Documents\SPSS SYAMSIAH OKK.sav'


/COMPRESSED.
CROSSTABS
/TABLES=PD LF MGD PENGOBATAN PK BY KOMPLIKASI
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ
/CELLS=COUNT ROW
/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs
[DataSet1] C:\Users\Asus\Documents\SPSS SYAMSIAH OKK.sav
PENGATURAN DIET * KOMPLIKASI

Lampiran VI

AKTIVITAS FISIK * KOMPLIKASI


MONITORING GULA DARAH * KOMPLIKASI
PENGOBATAN * KOMPLIKASI

PERAWATAN KAKI * KOMPLIKASI


Lampiran VI
Lampiran VII
Lampiran X
Lampiran XI
Lampiran XII
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI
Nama : Syamsiah
NIM : 21606058
Tempat Tanggal Lahir : Selayar, 27 September 1998
Agama : Islam
Alamat : Dusun Bontodatara
Email : ciasyamsiah27@gmail.com
Nama Orang Tua
Ayah : Baso Lempangan
Ibu : Sabiara

II. RIWAYAT PENDIDIKAN


1. Tamat SDN Bontodatara : Tahun 2010
2. Tamat SMPN 2 Bontomatene : Tahun 2013
3. Tamat SMA 1 Bontomatenen : Tahun 2016
4. Sementara menyelesaikan pendidikan S1 Keperawatan di STIK
Makassar sejak tahun 2016 sampai sekarang

Anda mungkin juga menyukai