SKRIPSI
Oleh :
DESY NURBALQIS
141000182
MEDAN
2018
Oleh :
DESY NURBALQIS
141000182
MEDAN
2018
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang
Atas pernyataan ini saya siap menanggung risiko atau sanksi yang
terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau klaim dari pihak lain terhadap
Desy Nurbalqis
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTAR
A
ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTAR
A
ABSTRAK
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTAR
A
ABSTRACT
iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTAR
A
KATA PENGANTAR
telah memberikan kesehatan dan kesabaran serta semangat hidup untuk dapat
hambatan, namun berkat doa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya
skripsi ini dapat selesai dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
3. Dr. Lita Sri Andayani, SKM., M.Kes,. selaku Kepala Departemen Pendidikan
4. Drs. Alam Bakti Keloko, M.kes selaku Dosen penguji I atas segala saran dan
5. Drs. Eddy Syahrial, MS selaku pengujia II atas segala saran dan masukan
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTAR
A
7. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh civitas akademika Fakultas Kesehatan
8. Bapak dan ibu pegawai FKM USU, terutama kepada bapak warsito yang
ini.
9. Kepala Puskesmas Medan Labuhan dr. Heva Julietta sinaga, M.Kes dan ibu
Fitri yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.
10. Kepala Puskesmas Pekan Labuhan dr. Roi Hendra Sitepu yang telah
11. Kepala Puskesmas Martubung dr. Nurainun Lubis yang telah banyak
12. Kepada kedua Orang Tua saya Ayahanda Drs. Eddy Syahrial MS dan Ibunda
Hj. Hamisah S.pd yang telah membesarkan dengan penuh cinta, mendukung,
materil dan memberikan kasih sayang yang tidak terhingga sehingga penulis
13. Kepada Kakak kandung Yun Helminda S.pd dan Abang ipar Khir Ahmad
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTAR
A
14. Kepada Sigit Gunawan yang telah memberikan motivasi, semangat, bantuan
15. Kepada sahabat terdekat (Dini Annisa Barkah, Rr. Syarifah Halima, Ayunda
Marwah, Desi Putri Sari, Karina Purnomo, Wiwik Anjani, Tika Wulandari)
16. Kepada sahabta terdekat PKIP (Pika Assyera, Nurhanifah) dan seluruh
keluarga besar peminatan PKIP FKM USU 2014 atas segala semangat dan
17. Kepada sahabat terdekat (Debby oktaviani, Fildza Herzy, Irma, Nurul Ariska)
dan (Maudy Syafira, Salsa, dan Nurvianty Gita utami) yang telah memotivasi
sehingga dengan kerendahan hati penulis menerima kritikan dan saran demi
Medan, April
2018
Penulis
Desy Nurbalqis
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTAR
A
DAFTAR ISI
viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTAR
A
ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTAR
A
x
UNIVERSITAS SUMATERA UTAR
A
LAMPIRAN
xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTAR
A
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Modifikasi Teori Freustein dalam Niven (2002) dan
Teori Friedman (1998)………………………………………..43
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Hubungan Dukungan Keluarga terhadap
kepatuhan berolahraga pada penderita Diabetes Melitus……44
xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
xiii
UNIVERSITAS SUMATERA UTAR
A
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1Kuesioner………………………………………………………123
Lampiran 2Hasil Pengelolaan Data SPSS………………………………….130
Lampiran 3Master Data…………………………………………………….147
Lampiran 4Surat Izin Penelitian……………………………………………159
Lampiran 5Surat Keterangan Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan
Kota Medan…………………………………………………….160
Lampiran 6 Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Penelitian…………. ....161
Lampiran 7 Dokumentasi…………………………………………………. ...164
xiv
UNIVERSITAS SUMATERA UTAR
A
DAFTAR ISTILAH
WHO : World Health Organizer
IDF : Internasional Diabetes Federation
RISKESDARS : Riset Kesehatan Dasar
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
DM : Diabetes Melitus
TGT : Toleransi Glukosa Terganggu
TTGO : Tes Toleransi Gkulkosa oral
MMPI : Minesota Multiphasic Personality Infentory
USA : United State Of Amerika
LDL : Low Density Lipoprotein
xv
UNIVERSITAS SUMATERA UTAR
A
RIWAYAT HIDUP
xvi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
Melitus, dan penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik lainnya
jiwa per tahun (WHO, 2010). Dari beberapa penyakit degeneratif yang ada
Hal tersebut dilihat dari data kejadian Diabetes Melitus yang menyebutkan
bahwa 382 juta orang mengidap Diabetes Melitus dan pada tahun 2035 akan
meningkat menjadi 592 juta orang. Disetiap Negara jumlah orang dengan
terbesar penderita Diabetes Melitus berada pada rentang usia antara 40 sampai 59
banyak mengakibatkan kematian hal ini bisa dilihat dari data yang ada
menunjukan terdapat 175 juta orang dengan Diabetes Melitus tidak terdiagnosis
dan menyebabkan 4,9 juta kematian pada tahun 2014 (International Diabetes
Federation, 2014).
Diabetes Melitus merupakan Salah satu penyakit yang paling banyak ditemui di
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTAR
A
tempat pelayanan kesehatan, tercatat pada tahun 2005 jumlah penderita Diabetes
penderita diabetes mellitus di Indonesia meningkat dua kali lipat dari 2 juta
penderita pada tahun 2007 dan akan menjadi 5 juta penderita pada tahun 2025.
data Diabetes Melitus mencapai 9 juta kasus. Kasus Diabetes Melitus berada pada
peringkat keempat penyakit tidak menular penyebab kematian pada semua umur
Pada data pevalensi Diabetes Melitus sebesar 5,7% pada tahun 2007 menjadi
kesehatan global dan mengalami kenaikan dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi
glukosa dalam darah melebihi batas normal. Diabetes Melitus Salah satu jenis
penyakit tidak menular yang ternyata menimbulkan angka kesakitan dan kematian
yang tinggi. Penyakit ini bukanlah penyakit yang baru, hanya saja kurang
upaya penanganan yang tepat dan serius. Penyakit tersebut akan membawa
dapat mengancam kehidupan. Apabila terjadi peningkatan kadar gula darah dalam
waktu yang lama maka dapat mengakibatkan kerusakan beberapa organ seperti
resiko stroke dan PJK dua kali lebih besar, lima kali lebih besar terkena gangrene,
7 kali lebih besar terkena gagal ginjal dan 25 kali lebih besar terkena kebutaan
(Soegondo, 2008).
kota juga sama-sama meningkat berdasarkan hasil RISKESDAS tahun 2013 yang
masyarakat pedesaan. Dan dalam hal gender juga hampir seimbang antara
perempuan dan laki-laki yakni 53.2% dialami oleh perempuan dan sebanyak
dengan pengaturan diet makanan dan latihan jasmani. Latihan jasmani merupakan
salah satu pilar penatalaksanaan Diabetes Melitus disamping edukasi terapi gizi
Diabetes Melitus antara lain dapat menurunkan kadar glukosa darah, mencegah
dimaksud adalah olahraga secara teratur, pada saat olahraga. Sumber energi utama
glukosa mencapai 15 kali dari kebutuhan biasa, setelah 60 menit, akan meningkat
Melitus tipe 2. Senam tersebut dilakukan dengan gerakan ritmis yang dilakukan 4
kali dalam seminggu selama 1 bulan dengan durasi latihan 30-60 menit. Olahraga
adalah faktor penting dalam rumus pola hidup sehat. Aktivitas olahraga sangat
memperbaiki kadar glukosa darah. Menurut Santoso dalam Suryanto (2009) ada
beberapa tujuan dari senam Diabetes Melitus adalah menurunkan berat badan,
otot, tulang, sendi dan menghambat serta memperbaiki faktor risiko penyakit
mengontrol gula darah. Dengan kadar glukosa darah terkendali maka akan
mencegah salah satunya yaitu ulkus diabetik (Lestari, 2013; Frykberg, dkk, 2006).
keluarga untuk memberikan kenyamanan fisik dan psikologis pada salah seorang
keluarga dengan kualitas hidup pasien Diabetes Melitus didapatkan hasil variable
yang berhubungan dengan kualitas hidup yaitu umur, pendidikan, dan komplikasi,
dan terdapat hubungan keluarga ditinjau empat dimensi dengan kualitas hidup,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
hidupnya sebesar 35% setelah dikontrol oleh pendidikan dan komplikasi Diabetes
dengan kualitas hidup penderita diabetes militus (Yusra, 2011). Hal ini juga
didukung oleh penelitian (Vitta , 2016) bahwa terdapat hubungan antara dukungan
melakukan olahraga senam Diabetes Melitus. Hal ini didukung oleh penelitian
yang dikutip oleh Niven (2002) bahwa rata-rata 31% saja informasi yang diterima
pasien yang masih diingat sampai selesai pengobatan penyakitnya. Hal ini
didukung oleh penelitian Dian (2008) bahwa ada hubungan yang signifikan antara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mengikuti senam.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Medan tahun
2012 terlihat jumlah kasus yang terbanyak setelah hipertensi adalah kasus diabetes
melitus. Hingga tahun 2012 ada 10.347 penderita diabetes melitus yang berobat ke
diabetes melitus di Kota Medan sangat tinggi (Dinas Kesehatan Kota Medan,
2012).
Tercatat selama periode Januari hingga November 2016, sebanyak 119 dari 788
penderita Diabetes Melitus yang berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Banyak penderita Diabetes Melitus di Medan tidak mengetahui bahwa dia terkena
diabetes tidak tahu dia terkena diabetes, apalagi dengan kondisi sekarang yang
banyak makanan mengandung gula. Gejala diabetes yaitu mudah haus dan lapar,
sering kencing, berat badan menurun tanpa sebab yang jelas, cepat lelah dan
kesemutan terutama di kaki, sering timbul bisul, penglihatan kabur, infeksi jamur
Medan yang mempunyai luas 41,275 km2. Kecamatan Medan Labuhan berada di
pinggriran kota Medan. Walaupun berada dipinggiran kota Medan, namun gaya
hidup masyarakat di Kecamatan Medan Labuhan sudah sama seperti gaya hidup
masyarakat kota. Hal ini bias dilihat dari banyaknya penjual makanan cepat saji
yang terdapat di sekitar Kecamatan Medan Labuhan yang merupakan salah satu
ciri khas dari kota. Dan juga banyaknya ditemukan masyarakat yang menderita
Dinas Kesehatan Kota, untuk data penyakit Diabetes Miletus di kota Medan, tidak
Pekan labuhan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sebesar 58 orang , yang datang didampingi keluarga hanya 10 orang dan yang
didampingi keluarga 15 orang dan yang ikut senam diabetes setiap minggu hanya
sebesar 60 orang dan yang datang didampingi keluarga 13 orang dan ikut senam
tersebut penderita Diabetes Militus Kecamatan Medan Labuhan sebesar 180 orang
yang datang didampingi keluarga hanya 38 orang dan yang patuh berolahhraga
Melitus yang patuh dalam menjalankan senam dan masih banyak penderita
Labuhan 2018.
Labuhan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10
Labuhan.
Labuhan.
Labuhan.
11
Labuhan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah
semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang
stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses
merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus –
Organisme – Respon.
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini
masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang
12
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13
terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati
terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan
atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit
kelompok :
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat
14
mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan untuk
domain perilaku tersebut, yang terdiri dari ranah kognitif (kognitif domain), ranah
1. Pengetahuan (knowlegde)
masyarakat, sarana.
15
1. Tahu (Know)
2. Memahami (Comprehension)
secara benar.
3. Aplikasi
4. Analisis
5. Sintesis
baru.
6. Evaluasi
16
1. Pendidikan
mereka miliki.
2. Pekerjaan
langsung.
3. Umur
fisik dan psikologis (mental) dimana aspek psikologis ini taraf berikir
4. Informasi
2. Sikap (attitude)
17
1) Menerima (receiving)
2) Merespon (responding)
3) Menghargai (valuing)
antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan (support) praktik ini
18
1) Persepsi (perception)
3) Mekanisme (mecanism)
4) Adopsi (adoption)
atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung,
19
1) Kesadaran (awareness)
2) Tertarik (interest)
3) Evaluasi (evaluation)
bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4) Mencoba (trial)
5) Menerima (Adoption)
terhadap anggota keluarga yang sakit. Anggota keluarga memandang bahwa orang
yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika
20
dukungan social semacam ini merasa tentram, aman, damai yang ditunjukkan
dengan sikap tenang dan bahagia. Sumber dukungan ini sering diperoleh dari
pasangan hidup, anggota keluarga, teman dekat, dan sanak saudara yang
tempat pemulihan yang aman dan damai untuk beristirahat dan membantu
sedang dihadapinya.
dirinya diakui oleh lingkungan dan berguna bagi orang lain serta dihargai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
ini dari orang yang mengalami situasi yang sama untuk mendapatkan nasehat
merupakan dukungan yang terjadi bila ekspresi yang positif diberikan kepada
bekerja.
dihargai oleh penerima dengan tepat. Dukungan ini bersifat benda atau jasa
yang lain-lain.
22
keluarga berupa pemberian bantuan dalam bentuk materi seperti pinjaman uang,
bantuan fisik berupa alat-alat atau lainnya yang mendukung dan membantu
23
anggota keluarga.
hubungan anak dengan anak, suami dengan istri, orang tua dengan
menjadi wadah utama berseminya kehidupan yang penuh cinta kasih lahir
24
sesuai terapi dengan juga mutlak dilakukan. Oleh karena itu penting sekali
Melitus.
penyakit dimana tubuh penderita tidak bisa secara otomati mengendalikan tingkat
memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, sehingga terjadi kelebihan gula
beberapa pendapat para ahli. Menurut (Sukandar, 2008) Diabetes Mellitus adalah
disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sekresi insulin atau
pada mereka yang mempunyai risiko Diabetes Melitus namun tidak menunjukkan
25
ditangani lebih dini secara tepat. Pasien dengan TGT dan GDPT juga disebut
dilakukan melalui pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu atau kadar glukosa
darah puasa, kemudian dapat diikuti dengan tes toleransi glukosa oral (TTGO).
Taylor (1995: 252) penyakit Diabetes Melitus dibagi kedalam dua tipe
utama, yaitu :
berkembang relatif pada usia muda, lebih sering pada anak wanita
daripada anak laki-laki dan diperkirakan timbul antara usia enam dan
delapan atau tahun. Gejalanya yang tampak sering buang air kecil, merasa
yang tepat yaitu lemak dan protein. Diabetes Melitus tipe ini bisa di
ini biasanya terjadi setelah usia tahun 40 tahun. Diabetes Melitus ini
lain : sering buang air kecil, letih atau lelah, mulut kering, impoten,
26
Melitus tipe ini mempunyai tubuh gemuk dan sering terjadi pada wanita
- resistensi insulin.
- Toksisitas glukosa
kadar gula dalam darah pada tingkat normal. Faktor yang diperlukan adalah
kontrol diri. Kontrol makanan serta olahraga dianggap sebagai kebiasaan yang
sangat sulit dilakukan secara teratur. Penderita Diabetes Melitus juga harus dapat
memonitor sendiri kadar gula dalam darahnya secara pasti. Taylor (1995: 531)
mengatakan bahwa bahwa pasien Diabetes Melitus dapat dilatih untuk mengetahui
kadar glukosa darahnya secara pasti, sehingga mereka dapat belajar untuk dapat
membedakan kapan kadar gula mereka perlu diubah dukungan sosial juga dapat
suatu penyakit. Tersedianya dukungan sosial menjaga dari depresi dan stress
karena adanya hiburan dari orang lain. Selain dukungan sosial, setiap penderita
Diabetes Melitus juga harus benar-benar mematuhi nasehat dan saran – saran dari
dokter dalam menjalani terapi medis karena jika tidak akan berakibat buruk pada
Diabetes Melitus yang berat. Berikut beberapa cara dalam mengolah dan
4. Menghindari Stres.
pendek dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek adalah hilangnya berbagai
keluhan atau gejala Diabetes Melitus sehingga pasien dapat menikmati kehidupan
yang sehat dan nyaman. Tujuan jangka panjang adalah tercegahnya berbagai
maupun pada susunan saraf (neuropati) sehingga dapat menekan angka morbiditas
normalnya kadar glukosa dan lemak darah. Secara praktis, kriteria pengendalian
2.4 Kepatuhan
Secara umum dalam kamus besar bahasa Indonesia (2002: 837) yang
dimaksud dengan kepatuhan adalah sifat patuh atau ketaatan dalam menjalankan
perintah atau sebuah aturan. Menurut Milgram dalam Sears (1994: 93) kepatuhan
orang lain. Sarwono (2001: 173) menambahi bahwa kepatuhan adalah perilaku
yang sesuai dengan perintah agar sesuai dengan peraturan. Dalam ranah psikologi
tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh
dokter atau orang lain. Sacket dalam Niven (2002: 192) kepatuhan adalah sejauh
mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh profesional
kesehatan. Berdasarkan teori dari beberapa tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa
atau diminta oleh pemegang otoritas atau kekuasaan yang ditandai dengan tunduk
harapan atau kemauan orang lain sehingga dapat menyesuaikan diri. Dalam aspek
dari keluarga atau kerabat yang ditentukan oleh otoritas atau kebijakan petugas
kesehatan seperti dokter, ahli gizi maupun ahli medis serta kerelaan dari individu
tersebut dalam menjalani pengobatan yang dilakukan. Kesadaran diri,
program pengobatan yang disarankan dari pihak luar, yakni otoritas individu yang
disarankan. Dalam hal ini sosial preasure atau tekanan sosial baik dari petugas
kesehatan atau keluarga tidak memberikan efek pada perubahan individu dalam
yang harus ditanggung individu mungkin tidak dirasakan secara langsung, namun
dampak serius akibat sikap tidak patuh mampu memberikan efek dikemudian
waktu.
dalam menjalani pengobatan didasarkan pada hasil riset tentang kepatuhan pasien
nasehat dokter yang pasif dan patuh. Pasien yang tidak patuh dianggap sebagai
orang yang lalai, dan masalahnya dianggap sebagai masalah kontrol, riset
pendidikan, umur dan jenis kelamin. Usaha-usaha tersebut sedikit berhasil dan
menunjukan bukti bahwa setiap orang dapat menjadi patuh dan tidak patuh kalau
situasi dan berbagai kondisi memungkinkankan. Pasien yang patuh adalah pasien
yang tanggap terhadap saran tenaga medis dan kontrol terhadap menu makanan
yang dikonsumsi, sedangkan pasien yang tidak patuh adalah pasien yang lalai
serta tidak mematuhi saran yang dianjurkan tenaga medis. Perilaku kepatuhan
kesehatannya, faktor penting ini sering dilupakan banyak pasien. Dokter juga
beranggapan bahwa pasien akan mengikuti apa yang mereka nasehatkan, tanpa
dahulu apakah mereka akan benar-benar melakukan saran dari tenaga kesehatan
tersebut atau tidak sama sekali. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
Selain itu kebiasaan pola hidup lama, pengobatan yang kompleks juga
(1994: 225) menjelaskan bahwa tingkat ketaatan rata-rata minum obat untuk
jangka panjang seperti penyakit Diabetes Melitus menurun sampai 54%. Hal
ini dikarenakan adanya perubahan gaya hidup yang disarankan seperti berhenti
merokok dan mengubah diet seseorang, secara umum hal ini sangat bervariasi
orang yang patuh dengan orang yang gagal. Orang yang tidak patuh adalah
orang yang mengalami depresi, ansietas, memiliki kekuatan ego yang lebih
anjuran pengobatan. Jadi memang ada bukti hasil penelitian yang penting
Health Belief Model (HBM) mengatakan bahwa kepatuhan sebagai fungsi dari
Seseorang akan cenderung patuh jika ancaman yang dirasakan begitu serius,
tersebut. Decision theory menurut Janis dalam Smet (1994: 256) menganggap
memutuskan apa yang akan dilakukanya dalam usaha pengobatan. Hal ini
kepatuhan terhadap saran dari dokter karena pasien yang merasa perilakunya
tidak patuh maka akan berpengaruh pada ancaman rasa sakit yang akan
dirasakan waktu yang akan datang, sehingga pasien akan cenderung mematuhi
diarahkan oleh pasien, dengan modifikasi periodik yang dibuat oleh pasien
tersebut.
3. Komunikasi antara pasien dengan dokter Berbagai aspek komunikasi antara
kepatuhan pasien.
telah dipelajari secara luas. Secara umum, orang-orang yang merasa mereka
pasien yang kurang merasa mendapat dukungan sosial. Sarafino dalam Smet
yang lain yang juga sangat penting antara lain sikap sosial terhadap sistem
jangka waktu yang cukup lama serta paksaan dari tenaga kesehatan
35
a. Pengetahuan
b. Pemahaman
c. Pengalaman
individu, yaitu
b. Pengawasan
c. Kelompok
d. Situasi
Smet (1994: 260) menyebutkan beberapa strategi yang dapat dicoba untuk
36
pengobatan yaitu :
dan emosi.
37
penyakitnya tersebut.
dirasakanya.
38
bagi kesehatannya.
kepatuhan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
39
2.5 Olahraga.
Sejak 50-60 tahun yang lalu telah dikenal tiga cara utama penatalaksanaan
tiga cara utama ini penting agar penanganan penyakit Diabetes Melitus berhasil.
Dianjurkan pada penderita Diabetes Melitus latihan jasmani secara teratur bisa
dilakukan tiga sampai empat kali dalam seminggu, selama kurang lebih 30 menit
yang bersifat ringan dan tidak membebani. Sebagai contoh olahraga ringan
bahwa olahraga yang teratur bersama dengan diet yang tepat dapat menurunkan
dianjurkan terutama bagi penderita Diabetes Melitus tipe 2 (Sarwono, 2004: 68).
Penelitian yang dilakukan di USA oleh 21.217 dokter selama lima tahun (cohort
study), menemukan bahwa kasus Diabetes Melitus tipe 2 lebih tinggi pada
Penelitian lain yang dilakukan selama delapan tahun pada 87.353 perawat wanita
oleh otot yang aktif. Disamping itu terjadi reaksi tubuh yang kompleks meliputi
40
saraf otonom. Pada keadaan istirahat metabolisme otot hanya sedikit sekali
memakai glukosa sebagai sumber bahan bakar, sedangkan pada saat olahraga
glukosa dan lemak akan merupakan sumber energi utama. Setelah berolahraga
selama sepuluh menit glukosa akan meningkat sampai 15 kali jumlah kebutuhan
lain:
melekatnya insulin
41
peningkatan detak jantung yang terlalu cepat, namun olahraga yang teratur yaitu
dengan aktivitas terus menerus sedikitnya 30-60 menit dan dilakukan paling
sedikit 3-4 hari seminggu, hal tersebut mampu memperbaiki sensitivitas insulin
serta menurunkan berat badan pada penderita kelebihan berat sehingga menjadi
sehat dan segar secara fisik. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
peran penting terutama pada Diabetes Melitus Tipe-2. Manfaat latihan jasmani
lipid darah.
antara lain :
a) Hipoglikemia.
c) Pendarahan retina.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
42
Menurut teori Feurstein dalam niven (2002), ada lima faktor yang
informasional.
berikut:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
43
Pendidikan
Akomodasi
Meningkatkan Interaksi
Profesional Kesehatan dan
Pasien
Gambar 2.1 Skema Modifikasi Teori Freustein dalam Niven (2002) dan
terapi yang diberikan oleh professional petugas kesehatan (Niven 2002). Ada
44
Diabetes Melitus adalah dukungan keluarga yang merupakan sikap, tindakan dan
- Umur
- Jenis kelamin
- Pekerjaan
- Pendidikan terakhir
Dukungan Keluarga :
- Dukungan emosional
- Dukungan pengharapan
- Dukungan instrumental
- Dukungan
informasional
BAB III
METODE PENELITIAN
Medan.
penderita.
Penelitian ini dimulai bulan Agustus 2017 sampai selesai yang dimulai
45
UNIVERSITAS SUMATERA UTAR
A
46
3.3.1 Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang cirinya diduga
3.3.2 Sampel
yang menjadi sumber data yang sebenarnya dengan kata lain, sampel adalah
sebagian dari populasi. Pada penelitian terdapat keterbatasan dalam bidang waktu,
tenaga sehingga tidak mampu mengukur setiap individu anggota populasi satu per
satu (sensus). Oleh karena itu, penelitian dilakukan dengan pengambilan sampel
yang diusahakan dapat mewakili populasi. Sampel penelitian ini adalah sebagian
rumus Slovin , maka disimpulkan bahwa besar sampel adalah sebagai berikut :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
47
Keterangan:
N = Besar Populasi
n = Besar Sampel
= 64,28 = 64
saat penelitian.
48
Jumlah 64
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Puskesmas yang ada di
Kecamatan
1. Karakteristik responden
ditetapkan dari sejak lahir. Dalam hal ini dua kategori yaitu laki-
apa saja yang diketahui oleh responden tentang olahraga yang baik
50
Diabetes Melitus.
51
yang akan dijadikan sebagai bahan atau alat wawancara kepada Diabetes Melitus
sedang, kurang) terlebih dahulu menentukan kriteria (tolak ukur) yang akan
1. Pengukuran Pengetahuan
Masing-masing dengan alternative jawaban (a), (b), (c), dengan ketentuan jika
responden menjawab tepat diberi nilai 2 (dua) kurang tepat diberi nilai 1 (satu)
kategori yaitu :
52
- Tingkat pengetahuan baik apabila nilai yang diperoleh > 75% dari
18-30
dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 40 yaitu <
18
adalah sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju. Nilai tertinggi dari
Pernyataan positif
Sangat setuju : 4
Setuju :3
Kurang setuju : 2
Tidak setuju :1
dari jumlah nilai yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu :
- Sikap dukungan keluarga baik apabila nilai yang diperoleh > 75%
dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 80 yaitu >
60
53
yaitu 36 – 60
yaitu < 36
3. Kepatuhan
nilai 0.
a. Patuh, apabila nilai yang diperoleh >75% dari nilai tertinggi seluruh
b. Tidak patuh, apabila nilai yang diperoleh < 45% dari nilai tertinggi
54
sebagai berikut:
pertanyaan. Apabila terdapat jawaban yang belum tepat atau terdapat kesalahan
maka data harus dilengkapi dengan cara wawancara kembali terhadap responden.
masing pertanyaan yang diajukan pada responden dalam bentuk “kode” (angka
atau huruf) yang dimasukkan dalam program statistic computer yang dipakai ialah
Semua data dari setiap sumber data atau responden yang telah selesai
55
Data yang dikumpulkan kemudian dianalisa dan dibuat dalam bentuk tabel
ditribusi frekuensi dan selanjutnya diuraikan dalam bentuk narasi sesuai literature
1. Analisis univariat
2. Analisis bivariat
56
a) Jika nilai p<0,05, maka berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan
b) Jika nilai p>0,05, maka berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan
3. Analisis multivariate
Keluarga.
Kepatuhan Berolahraga.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Medan Marelan di sebelah barat, Kabupaten Deli Serdang di timur, Medan Deli
Kelurahan Besar
Kelurahan Martubung
Kelurahan Tangkahan
57
UNIVERSITAS SUMATERA UTAR
A
58
- Puskesmas martubung
ini dilaksakan setiap minggunya dan tidak dipungut biaya apapun (geratis).
gula darah, hipertensi dan lain-lain. Sehingga menjadi penarik agar banyak
59
bahwa dari 64 jumlah responden yang dilihat dari jenis kelamin, maka jenis
menunjukkan bahwa dari 64 jumlah responden yang dilihat dari umur, maka umur
responden yang paling dominan ataupun yang paling banyak adalah umur 61-70
responden (6,3%).
60
bahwa dari 64 jumlah responden yang dilihat dari pekerjaannya, maka pekerjaan
responden yang paling dominan ataupun yang paling banyak adalah ibu rumah
yang paling banyak adalah lulusan SMA yaitu sebanyak 57 responden (89,1%), di
61
(1,6%).
62
63
tentang tentang olahraga yang baik bagi penderita Diabetes Melitus sudah baik
olahraga yang paling baik dilakukan selama seminggu, jenis olahraga yang tepat
bagi penderita Diabetes Melitus, dan menggunakan sepatu yang nyaman agar
Pengetahuan responden terhadap jenis olahraga yang yang tidak baik bagi
pengetahuan bahaya dari latihan jasmani berat bagi penderita Diabetes Melitus
yakni sebanyak 10 (orang 10,9%), serta pengetahuan tentang reaksi tubuh yang
kompleks saat terjadi peningkatan kebutuhan bahan bakar tubuh oleh otot yang
aktif.
yang baik bagi penderita Diabetes Melitus dikategorikan menjadi 3 (tiga) kategori
yaitu “Baik” “Sedang” dan “Kurang”, yang dapat dilihat pada table 4.5 berikut:
64
Pengeztahuan n %
Baik 57 89,1
Sedang 7 10,9
Rendah 0 0,0
Total 64 100,0
Labuhan dilihat dari tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 64 jumlah responden yang
pengetahuan responden yang paling dominan ataupun yang paling banyak adalah
pengetahuan sedang sebanyak 7 responden (10,9%), dan tidak ada responden yang
65
66
67
untuk
melakukan
senam di
Puskesmas.
Keluarga
menemani
10
2 penderita 3 4,7 53 82,8 8 12,5 0 0,0 64
0
berolahraga.
Keluarga
menyediakan
sepatu yang
nyaman 10
3 4 6,3 60 93,8 0 0,0 0 0 64
kepada 0
penderita
untuk
berolahraga
Keluarga
menyediakan
pakaian yang
nyaman dan 10
4 5 7,8 54 84,4 5 7,8 0 0 64
meresap 0
keringat untuk
penderita
berolahraga
Keluarga
menyediakan
waktunya
untuk
mengantar
penderita
berolahraga di 10
5 6 9,4 53 82,8 5 7,8 0 0 64
Puskesmas. 0
68
69
nyaman saat
berolahraga
untuk
menghindari
luka.
Keluarga
memberikan
informasi
olahraga 10
5 7 10,9 57 89,1 0 0 0 0 64
dilakukan 0
secara rutin
selama 30-60
menit.
sedang dan baik pada data dukungan emosional keluarga selalu menyenangkan
yang kurang setuju sebanyak 2 responden (3,1%), pada pernyataan keluarga selalu
responden (32,8%) setuju saja sebanyak 42 responden (81,3%) dan yang kurang
setuju hanya 1 responden (1,6 %) dan yang tidak setuju sebanya 0 responden
70
kurang setuju, dan tidak ada responden yang tidak setuju mengenai pernyataan ini,
memberikan informasi bahwa olahraga dilakukan rutin selama 30-60 menit yang
olahraga yang baik bagi penderita Diabetes Melitus dikategorikan menjadi 3 (tiga)
kategori yaitu “Baik” “Sedang” dan “Kurang”, yang dapat dilihat pada table 4.8
berikut:
mendapatkan dukungan yang baik dari keluarga, dan tidak ada responden yang
71
keluarga, dan tidak ada responden yang kurang dukungan emosional dari
keluarganya.
72
yang baik dari keluarga, dan tidak ada responden yang kurang dukungan
yang baik dari keluarga, dan tidak ada responden yang kurang dukungan
73
yang baik dari keluarga, dan tidak ada responden yang kurang dukungan
74
responden menyatakan tidak patuh. Dan pada pernyataan yang terakhir responden
yang baik bagi penderita Diabetes Melitus dikategorikan menjadi 2 (dua) kategori
yaitu “Patuh” dan “Tidak patuh”, yang dapat dilihat pada table 4.14 berikut:
75
dari Tabel 4.15 menunjukkan bahwa dari 64 responden, responden yang memiliki
dukungan emosional yang baik dari keluarga dan patuh berolahraga yaitu
yang baik dari keluarga tetapi tidak patuh berolahraga yaitu sebanyak 2 responden
(3,1%), responden yang memiliki dukungan emosional yang sedang dari keluarga
yang memiliki dukungan emosional yang sedang dari keluarga dan tidak patuh
76
diperoleh nilai p=0,020 < (α =0,05) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima.
Berolahraga
dari Tabel 4.13 menunjukkan bahwa dari 64 responden, responden yang memiliki
dukungan pengharapan yang baik dari keluarga dan patuh berolahraga yaitu
yang baik dari keluarga tetapi tidak patuh berolahraga yaitu sebanyak 1 responden
responden yang memiliki dukungan pengharapan yang sedang dari keluarga dan
77
diperoleh nilai p=0,000 < (α =0,05) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima.
dari Tabel 4.14 menunjukkan bahwa dari 64 responden, responden yang memiliki
dukungan instrumental yang baik dari keluarga dan patuh berolahraga yaitu
yang baik dari keluarga tetapi tidak patuh berolahraga yaitu sebanyak 0 responden
responden yang memiliki dukungan instrumental yang sedang dari keluarga dan
diperoleh nilai p=0,010 < (α =0,05) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima.
78
Berolahraga
dari Tabel 4.15 menunjukkan bahwa dari 64 responden, responden yang memiliki
dukungan informasional yang baik dari keluarga dan patuh berolahraga yaitu
yang baik dari keluarga tetapi tidak patuh berolahraga yaitu sebanyak 0 responden
responden yang memiliki dukungan informasional yang sedang dari keluarga dan
diperoleh nilai p=0,029 < (α =0,05) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima.
79
dari Tabel 4.16 menunjukkan bahwa dari 64 responden, responden yang mendapat
dukungan yang baik dari keluarga dan patuh berolahraga yaitu sebanyak 27
responden (42,2%), responden yang mendapat dukungan yang baik dari keluarga
tetapi tidak patuh berolahraga yaitu sebanyak 1 responden (1,6%), responden yang
mendapat dukungan yang sedang dari keluarga tetapi patuh berolahraga yaitu
sedang dari keluarga dan tidak patuh berolahraga yaitu sebanyak 19 responden
(29,7%).
diperoleh nilai p=0,000 < (α =0,05) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima.
80
bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterum) bila dua atau
Informasional Keluarga.
81
Keterangan :
dijelaskan bahwa:
82
5 Uji Hipotesis
1. Uji t
dengan melihat nilai signifikan p-value lebih kecil dari nilai alpha = 0.05
(5%).
83
0,165 dengan nilai signifikansi sebesar 0,870 lebih besar dari α = 0,05.
Berolahraga.
sebesar 2,986 dengan nilai signifikansi sebesar 0,004 lebih kecil dari α
Berolahraga.
sebesar 1,212 dengan nilai signifikansi sebesar 0,230 lebih besar dari α
84
Kepatuhan Berolahraga.
sebesar 0,680 dengan nilai signifikansi sebesar 0,499 lebih besar dari α
Kepatuhan Berolahraga.
2. Uji F
85
lebih kecil dari α = 0,05 (0,000 < 0,05). Sehingga dapat disimpulkan
Berolahraga.
baik ketepatan garis regresi taksiran dengan yang sebenarnya. Dalam hal
sebesar 0.302, atau 30,2%. Hal ini berarti 30,2% variabel dependen yaitu
86
Keluarga.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB V
PEMBAHASAN
penelitian ini ialah meliputi umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan terakhir di
5.1.1 Umur
Umur adalah lamanya hidup responden yang diukur dalam tahun dan
dihitung sejak dilahirkan hingga ulang tahun terakhir. (Azmi, 2014) Pertambahan
usia merupakan faktor risiko yang penting untuk Diabetes Melitus. Dalam semua
azmi, 2014). Teori menyatakan bahwa umur merupakan faktor pada orang
glukosa darah semakin menurun. Penyakit ini lebih terdapat pada orang yang
berumur diatas 40 tahun dari pada orang yang lebih muda (suiraoka, 2012).
dengan umur 41-50 sebanyak 10 responden (15,6%), dan responden dengan umur
87
UNIVERSITAS SUMATERA UTAR
A
88
Puskesmas Kecamatan Medan Labuhan berada pada usia lanjut. Hal ini sejalan
tetap melakukan pola hidup sehat misalnya kegiatan senam PROLANIS yang
besar kegiatan tersebut diikuti oleh penderita yang menginjak usia lanjut. Hasil ini
usia 61-70 yang paling banyak dikaerenakan usia tersebut merupakan usia yang
perlu berdialog karena dirumah terasa sepi dan tidak ada kawan berbicara maka
dari sejak lahir. Dalam Hal ini ada dua kategori yaitu laki-laki dan perempuan.
yang menentukan individu itu laki-laki atau perempuan yang menyatakan bahwa
struktur tingkah laku dan struktur aktivitas antara pria dan wanita.
Hal ini menunjukkan bahwa responden yang menderita Diabetes Melitus dan aktif
89
melakukan pola hidup sehat seperti mengikuti senam. Hal ini sejalan dengan
penelitian (Hasbi, 2017) yang mana laki-laki lebih banyak (54,9%) tidak patuh
kelompok yang ada dimasyarakat agar menghimbau bagi usia dewasa khususnya
seminggu sekali.
5.1.3 Pekerjaan
akan memiliki waktu yang kurang untuk melakukan kegiatan dalam pencegahan
kesehatan. Hal tersebut dikarenakan waktu nya yang dihabiskan untuk melakukan
berstatus sebagai ibu rumah tangga (IRT) yakni sebanyak 47 responden (73,4%)
90
bahwa sebagian besar bahkan hampir seluruh responden berstatus ibu rumah
tangga (IRT).
sebagai ibu rumah tangga memiliki waktu yang kosong sehingga mereka lebih
memikirkan kegiatan positif yang bisa dikerjakan ditambah lagi mereka menderita
Puskesmas Kecamatan Medan Labuhan yakni dominan pada responden yang telah
91
tersebut sesuai dengan teori bahwa semakin tinggi pendidikan semakin baik pula
yang baik akan baik bila pengetahuan dari seseorang tersebut baik. Karena
merupakan hasil dari tahu yang dimiliki oleh seseorang dan terjadi setelah
bisa didapat dari pendidikan, pekerjaan, umur dan informasi dari orang lain.
Puskesmas. Tentu kegiatan ini sangat membantu penderita Diabetes Melitus agar
tetap menjaga kadar gula nya tetap normal. Informasi dari kegiatan ini juga mudah
kepada pasien agar ikut dalam senam ini sesuai jadwal yang di tentukan.
harus di lakukan oleh penderita Diabetes Melitus dikarenakan efek dari olahraga
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
92
ini terdapat bahwa responden masih kurang pengetahuannya tentang bahaya yang
diakibatkan dari olahraga yang berat, yang mana responden yang menjawab
oleh setiap responden karena jika responden tidak mengetahui bahaya dari
berolahraga yang berat responden tidak sadar gejala yang di alami dalam
tubuhnya dikarenakan sudah melakukan olahraga yang berat dan berakibat fatal,
maka peneliti mengharapkan bagi penderita Diabetes Melitus dan yang berusia
lanjut dapat menyesuaikan olahraga yang tepat seperti jalan sehat, senam dan
baik. Perilaku kesehatan akan berdampak buruk bila pengetahuan dari seseorang
tersebut kurang atau tidak baik. Sehingga perlu pengetahuan agar masalah
Program BPJS telah membuat program PROLANIS yang mana bagi yang
jadwal yang telah ditentukan. Olahraga senam sangat baik ataupun dianjurkan
bagi penderita Diabetes Melitus karena termasuk jenis olahraga yang sedang.
Penderita Diabetes Melitus tidak dapat melakukan olahraga yang berat karena
93
diperlukannya pengetahuan tentang olahraga apa saja yang baik bagi penderita
Diabetes Melitus.
yang tidak mengetahui olahraga apa yang baik bagi penderita Diabetes Melitus.
(23,4%) dan yang kurang tepat sebanyak 47 responden (73,4%) dan yang tidak
olahraga yang tidak baik bagi penderita Diabetes Melitus perlu diketahui. Jika
melakukan olahraga tersebut. Karena jika penderita tidak tahu itu berbahaya maka
penderita tidak menyadari dan akan terus melakukan olahraga tersebut. Apalagi
tidak sadar walaupun dia berolahraga tapi malah memperparah penyakit nya dan
pengetahuan yang baik agar tidak memperparah suatu penyakit yang dialami.
luka. Karena penderita yang terkena luka akan sukar sekali untuk sembuh
94
lukanya. Oleh sebab itu penderita harus sangat berhati-hati dalam menjaga dirinya
mencegah penyakit ataupun mencegah penyakit tersebut agar tidak semakin parah
penyakit Diabetes Melitus memerlukan peralatan diri yang nyaman agar terhindar
dari luka.
mempunya pengetahuan yang baik tentang agar terhindar dari luka penderita
rangsangan dari luar. Perilaku ini terjadi karena adanya stimulus terhadap
merupakan suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang
95
merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan
menyembuhan tubuh yang tidak sehat (Mutohir & Maksum, 2007). Olahraga
(Ramadhani, 2008). Olahraga menjadi salah satu dari tiga cara utama
responden mengenai olahraga yang baik bagi penderita Diabetes Melitus yang
mana hasil dari pengetahuan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas
96
ini adalah untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat yang layak yang
diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar
oleh Pemerintah.
peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas
hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.
mencapai kualitas hidup optimal dengan indikator 75% peserta terdaftar yang
Senam PROLANIS menjadi salah satu cara untuk mengajak pasien penderita
setiap minggunya.
97
senam PROLANIS yang menderita Diabetes Melitus setiap satu kali seminggu
memiliki pengetahuan yang baik mengenai olahraga Diabetes Melitus dan tidak
ada yang berpengetahuan rendah mengenai olahraga Diabetes Melitus. Hal ini
yang baik sehingga olahraga yang dilakukan lebih berkualitas dan tidak
harapan kadar gula darah selalu normal. Hal ini sejalan dengan penelitian Putri
dkk (2016) bahwa ada hubungan yang bermakna antara hubungan pengetahuan
baik dilakukan karena dengan adanya kegiatan ini penderita Diabetes Melitus
pengetahuan ataupun informasi senam PROLANIS ini juga mudah pada saat
responden tentang olahraga yang baik bagi penderita Diabetes Melitus juga sudah
Melitus.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
98
(knowledge). Dengan adanya pengetauan seseorang menjadi tahu dan mau untuk
faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar. Faktor eksternal
yaitu faktor dari luar diri misalnya keluarga. Dukungan keluarga merupakan
sikap, tindakan, dan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.
Melitus sangat memerlukan dukungan ini karena perubahan kondisi yang sangat
merubah kehidupan penderita Diabetes Melitus yang dahulu nya dapat melakukan
apa saja menjadi terbatas karena sakit yang dialaminya tentu memerlukan
Senam PROLANIS menjadi salah satu cara untuk menstabilkan kadar gula
sering suka merasa malas dalam menjalankan kegiatan senam PROLANIS yang
rutin dilakukan. Pada saat ini lah peran dukungan keluarga dibutuhkan. Keluarga
99
jadwal.
menjawab sangat setuju hanya 8 responden (12,5%), yang menjawab setuju saja
berolahraga sudah cukup baik. Dari hasil penelitian masih ada yang kurang
berolahraga sudah cukup baik.Dari hasil penelitian masih ada yang kurang
untuk bergerak, jika mala situ muncul penderita ini bisa tidur selama seharian dan
tentu saja hal tersebut bisa memperparah keadaan penderita. Dengan adanya
dukungan emosional ini maka penderita akan termotivasi dan melawan rasa
obat pada lansia hipertensi di Puskesmas Ranomuut Kota Manado, dan sejalan
100
berperilaku hidup sehat. Dukungan emosional merupakan cara yang tepat untuk
menghilangkan rasa percaya diri seseorang yang mana banyak keterbatasan yang
harus dilakukan ataupun banyak larangan agar penyakitnya tidak semakin parah.
Penderita menjadi merasa tidak berguna lagi dan menimbulka stress sehingga
pederita Diabetes Melitus juga dapat merubah perilaku penderita sehingga rutin
Dukungan keluarga juga sangat diperlukan dalam menjalani senam ini yang
berjalan setiap minggunya. Jika hati penderita merasa senang maka dia akan
senantiasa menjalani senam ini. Tapi jika hatinya tidak baik maka akan timbul
kemalasan oleh sebab itu dukungan emosional keluarga selalu menyenangkan hati
101
responden yang sangat setuju terdapat 13 responden (20,3%), yang setuju saja
saat berolahraga merupakan hal yang penting bagi penderita. Karena jika
penderita melakukan senam dengan senang hati maka penderita tersebut akan
menjadi suka melakukannya dan jika sudah menjadi suka maka penderita akan
menjadi patuh dan rutin mengikuti senam tersebut. Sehingga sangat diperlukan
pula. Dukungan keluarga menjadi salah satu pendorong agar penderita Diabetes
dan menjadikan motivasi nya untuk selalu mengikuti senam secara rutin.
102
minggunya dengan jawaban sangat setuju hanya 7 responden (10,9%) dan yang
suami, istri) dengan tujuan untuk membantu penderita, menjaga, merawat baik
fisik maupun psikis nya dengan tujuan agar penyakitnya tidak semakin parah.
olahraga yang disukai penderita. Karena jikan penderita merasa didukung dalam
menjalamkan olahraga yang disukai nya maka dia akan merasa suka dan nyaman
selalu mendukung jenis olahraga yang disukai penderita Diabetes Melitus yakni
setuju yakni 42 responden dan yang menjawab kurang setuju yakni 1 responden
keluarga yang mendukung jenis olahraga yang disukai pasien sudah cukup baik.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
103
keluarga akan selalu diingat dan dijadikan motivasi bagi penderita untuk terus
apalagi yang berusia 61 tahun keatas mereka sangan senang bila didukung
penderita yang sedang mengalami sakit sehingga penderita mau melakukan apa
terukur dan tersktruktur agar kadar gula darah nya menjadi normal.
Senam PROLANIS menjadi salah satu cara bagi penderita olahraga agar
kadar gula darah nya selalu normal. Selain itu penderita juga diharus kan
merasa sendirian dan tidak bosan dalam melakukan olahraga Diabetes Melitus.
104
keluarga sudah cukup baik namun masih ada yang kurang setuju dan tidak
sehat bagi penderita Diabetes Melitus. Jika pasien merasa didukung dengan
olahraga yang disukainya maka dia akan merasa senang dan mau menjalankan
Diabetes Melitus akan merasa dianggap dan didukung terhadap apa yang
sarana dan prasarana sehingga penderita lebih mudah untuk datang ke Puskesmas.
instrumental ini sudah cukup baik namun masih ada satu reponden yang
105
sudah ada kemauan tapi fasilitas tidak mendukung dan tidak diberi kemudahan
untuk pergi ke Puskesmas penderita akan merasa malas dan keinginan untuk
menjadi salah satu penentu apakah penderita sudah menjalankan olahraga yang
yang baik bagi penderita Diabetes Melitus merupakan olahraga yang ringan dan
sedang.
yakni 3 responden (4,7%) yang menjawab setuju 61 reponden (95,3%) dan tidak
ada yang kurang setuju ataupun tidak setuju. Dalam artian dukungan ini sudah
penderita mengetahui apakah olahraga yang dilakukan sudah benar atau belum.
Keluarga merupakan orang yang terdekat bagi penderita sehingga keluarga lebih
106
tau yang dilakukan penderita. Maka dari itu dukungan informasional keluarga ini
sangat berpengaruh bagi penderita sehingga penderita tidak salah dalam memilih
Perilaku yang benar tergantung dari sebanyak apa informasi yang didapat
oleh penderita Diabetes Melitus. Informasi tidak hanya didapat dari pelayanan
kesehatan saja. Keluarga juga merupakan sumber informasi yang tepat bagi
penderita karena keluarga merupakan orang terdekat penderita dan informasi dari
Penderita Diabetes Melitus sangat rentan dengan luka. Luka dapat sukar
diperlukan sepatu yang pas dan nyaman dalam melaksanakannya sehingga tidak
terjadi luka. Informasi inilah yang penting di berikan oleh keluarga kepada
penderita.
(92,2%) dan kurang setuju 2 responden (31%). Dalam artian bahwa dukungan
yang baik dan berguna agar tidak memperparah kondiri pasien. Keluarga
merupakan sumber informasi yang pas bagi pasien. Karena keluarga merupakan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
107
orang yang terdekat bagi pasien dan dapat membrikan informasi dimana saja dan
kapan saja.
rangsangan dari luar. Perilaku ini terjadi karena adanya stimulus terhadap
merupakan suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang
berolahraga.
Diabetes Melitus terlihat bahwa sebagian besar patuh dalam menjalankan senam.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden sudah patuh dan rutin dalam
PROLANIS setiap minggunya. Hal ini sangat baik bagi penderita Karena olahraga
108
yang kuat. Menurut WHO (2013) dukungan keluarga merupakan salah satu
penelitian pada tabel 2 menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil responden yang
memiliki dukungan keluarga tinggi (12%), sementara lebih dari sebagian (54%)
=0,05), dalam artian bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga terhadap
Labuhan. Semakin baik dukungan keluarga maka semakin patuh pula penderita
Kecamatan Medan Labuhan. Hal ini sesuai dengan penelitian Nagoklan (2012)
109
keluarga dengan tingkat kepatuhan lanjut usia dalam melaksanakan senam lansia
dukungan dimana keluarga sebagai tempat pemulihan yang aman dan damai untuk
beristirahat dan membantu secara psikologis untuk menstabilkan diri. Salah satu
110
dukungan emosional dari anggota keluarga lain merupakan salah satu faktor yang
merupakan bagian dari penderita yang paling dekat dan tidak dapat dipisahkan.
Penderita akan merasa senang dan tenteram apabila mendapat perhatian dan
percaya diri untuk menghadapi atau mengelola penyakitnya dengan lebih baik,
serta penderita mau menuruti saran-saran yang diberikan oleh keluarga untuk
Penelitian ini memperkuat beberapa penelitian terdahulu yakni purba dkk (2010)
emosional tidak patuh. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sumantra (2017)
Manado, dan sejalan dengan penelitian Maulia (2017) adanya hubungan dukungan
HIV/AIDS di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso.
111
diakui oleh lingkungan dan berguna bagi orang lain serta di hargai usaha-
dukungan yang terjadi bila ekspresi atau ungkapan yang positif kepada penderita,
patuh dalam berolahraga bagi penderita Diabetes Melitus. Sumber dukungan ini
bahwa dirinya diakui oleh lingkungan dan berguna bagi orang lain serta dihargai
dari orang yang mengalami situasi yang sama untuk mendapatkan nasehat dan
bantuan.
112
jadwal makan pada pasien Diabetes Melitus tipe 2. Sejalan dengan penelitian SA
tekanan darahnya.
seperti alat-alat atau uang , seperti alat-alat atau uang, perhatian dan jasa
merupakan dukungan yang paling efektif bila dihargai oleh penerima dengan
tepat. Dukungan ini bersifat benda atau jasa sehingga dapat memecahkan masalah/
Labuhan.
maka semakin patuh pula penderita Diabetes Melitus melakukan senam. Selain itu
113
fasilitas seperti alat-alat atau uang, perhatian dan jasa/pelayanan kesehatan yang
keluarga memberikan keterangan yang cukup jelas mengenai hal-hal yang harus
minum obat, waktu istirahat, waktu kontrol serta menyiapkan obat yang harus
subjek bahwa lingkungan memberikan keterangan yang cukup jelas mengenai hal-
bagi penderita Diabetes Melitus dari tenaga kesehatan, dan melakukan konsultasi,
nasihat, pengarahan, saran serta mencari informasi dari media cetak maupun
114
keterangan yang cukup jelas mengenai hal-hal yang harus diketahuinya tentang
penyakit yang diderita pasien serta mengingatkan waktu minum obat, waktu
istirahat, waktu kontrol serta menyiapkan obat yang harus diminum oleh pasien.
BAB VI
6.1 Kesimpulan
61-70 tahun, responden terbanyak berstatus ibu rumah tangga, pendidikan terakhir
paling besar memiliki tingkat pendidikan SMA sederajat dan seluruh responden
berkategori sedang dan berkategori baik dan tidak ada yang berkategori rendah.
emosional berkategori sedang dan berkategori baik dan tidak ada yang memiliki
berkategori sedang dan berkategori baik dan tidak ada yang berkategori rendah.
instrumental berkategori sedang, berkategori baik dan tidak ada yang berkategori
ketegori sedang yakni sebanyak, berkategori baik sebanyak dan tidak ada yang
115
UNIVERSITAS SUMATERA UTAR
A
116
kepatuhan berolahraga dalam arti bahwa semakin baik dukungan keluarga maka
terhadap kepatuhan dalam arti bahwa semakin baik dukungan emosional maka
berolahraga dalam arti semakin baik dukungan instrumental maka semakin patuh
Hasil penelitian dari uji statistik linear berganda didapatkan bahwa 30,2%
117
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat
a) Bagi Puskesmas
sehingga kegiatan senam lebih efisien dan banyak yang ikut menjalani
118
sosial ekonomi, motivasi ingin sembuh, dan peran petugas kesehatan pada
penelitian selanjutnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA
Rineka Cipta.
119
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
120
dan 2013.
Rabrusun, Azmi Nur. 2014. Hubungan Antara Umur dan Indeks Massa Tubuh
Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 di Poliklinik Interna BLU
RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. Skripsi, Fakultas Kesehatan
MasyarakatUniversitasSumateraUtara.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
121
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
122
Yusra aini 2011, Hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien
Diabetes Melitus tipe II di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umu
Pusat Fatmawati Jakarta. Tesis Magister Ilmu Keperawatan Kekhususan
Keperawatan Medikal Bedah Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN
BEROLAHRAGA PADA PENDERITA DIABETES MILITUS DI
KECAMATAN MEDAN LABUHAN TAHUN 2018
I. Karakteristik Responden
1. Nama :…………………………………………….
2. Umur :……………………………………………
123
UNIVERSITAS SUMATERA UTAR
A
124
II. Pengetahuan
Pilihlah salah satu jawaban dengan memberi tandasilang (x) dari setiap
pertanyaan dibawah ini yang diaggap paling sesuai :
2. Apakah pencegahan yang dapat dilakukan agar kadar gula darah tetap
normal?
a. Senam secara teratur dan terukur untuk penderita Diabetes Melitus
b. Berolahraga sampai merasa lelah setiap hari
c. Sering tidur dan sering makan malam
5. Selain berolahraga olah fisik apa yang baik dilakukan dalam kegiatan
sehari-hari?
a. Memilih naik tangga dari pada escalator
b. Duduk saja
c. Memilih naik kendaraan saat bekerja
8. Jenis olahraga apa yang tidak baik bagi penderita Diabetes Melitus?
a. Sepak bola, bulutangkis, voli
b. Sepak bola, angkat beban, jogging
125
10. Bagaimana intensitas olahraga yang baik bagi penderita Diabetes Melitus?
a. Ringan dan sedang
b. Ringan saja
c. Keras
11. Berapa lama durasi olahraga yang baik bagi penderita Diabetes Melitus?
a. 30-60 menit
b. Hanya 20 menit
c. Sampai merasa lelah
12. Pada saat berolahraga terjadi peningkatan kebutuhan bahan bakar tubuh
oleh otot yang aktif. Disamping itu terjadi reaksi tubuh yang kompleks
meliputi …
a. fungsi sirkulasi, metabolisme, penglepasan dan pengaturan hormonal
dan
susunan saraf otonom.
b. fungsi sirkulasi, metabolisme,hormonal dan susunan saraf otonom.
c. fungsi penglepasan dan pengaturan hormonal dan susunan saraf
otonom.
13. Untuk menghindari luka pada kaki sebaiknya pada saat olahraga penderita
Diabetes Melitus menggunakan?
a. Sepatu yang nyaman
b. Sandal
c. Tidak meggunakan alas kaki
14. Manfaat utama olahraga bagi penderita Diabetes Melitus dapat mencegah?
a. Komplikasi, emosi, menurunkan kadar lemak dan kadar gula darah,
menurunkan resiko penyakit jantung, menguatkan otot, dan tulanng,
menurunkan tingkat stress, mengontrol berat badan agar tetap ideal,
mencegah depresi.
b. Komplikasi, emosi, menurunkan kadar lemak dan kadar gula darah,
menurunkan resiko penyakit jantung, menguatkan otot,
c. Menurunkan tingkat stress, mengontrol berat badan agar tetap ideal,
mencegah depresi.
126
c. Duduk
17. Selain olahraga, apa yang dapat dilakukan agar penyakit Diabetes Melitus
tidak mengalami komplikasi?
a. Latihan fisik seperti lebih memilih tangga dari pada lift atau pun
escalator
b. Jalan-jalan santai menggunakan motor
c. Tidur saja
19. Sebaiknya perlu diketahui dan diwaspadai bahaya latihan jasmani berat
antara lain :
a. Hipoglikemia. Serangan Jantung / payah jantung. Pendarahan retina.
Cidera lutut dan trauma kaki. Memeperberat keadaan Diabetes
Melitus.
b. Hipoglikemia. Serangan Jantung, cidera lutut dan trauma kaki.
Memeperberat keadaan Diabetes Melitus.
c. Serangan Jantung / payah jantung. Pendarahan retina, cidera lutut dan
trauma kaki.
20. Kapan tanda-tanda penderita Diabetes Melitus untuk segera menghentikan
berolahraga?
a. Nafas terasa pendek, sesak, pusing dan terasa mau pingsan
b. Jantung berdebar
c. Keringat dingin
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
127
Berikan tanda ceklis (v) pada kolom pernyataan dibawah ini, sesuai dengan
pendapat Anda.
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
1. Dukungan Emosional
NO Pernyataan Jawaban
SS S KS TS
1 Keluarga selalu menyenangkan hati
penderita saat berolahraga.
2 Keluarga selalu memotivasi penderita
bahwa dengan berolahraga dapat
mencegah komplikasi Diabetes Melitus.
3 Keluarga selalu menyemangati
penderita ketika penderita mulai malas
berolahraga
4 Keluarga ikut serta berolahraga dengan
penderita
5 Keluarga selalu mendengarkan keluhan
penderita saat menjalani olahraga.
NO Pernyataan Jawaban
SS S KS TS
1 Keluarga memberikan pujian kepada
penderita setelah melakukan olahraga
2 Keluarga selalu mendukung jenis
olahraga yang disukai penderita
3 Keluarga selalu memperhatikan kondisi
penderita pada saat berolahraga
4 Keluarga membimbing penderita untuk
menilai atas keberhasilan menjalankan
kepatuhan dalam berolahraga
5 Keluarga selalu menghargai atas
kepatuhan penderita dalam menjalankan
senam setiap minggu di puskesmas.
3. Dukungan Instrumental
NO Pernyataan Jawaban
SS S KS TS
1 Keluarga memberikan ongkos/
kendaraan penderita untuk melakukan
senam dipuskesmas.
2 Keluarga menemani penderita
berolahraga.
3 Keluarga menyediakan sepatu yang
nyaman kepada penderita untuk
berolahraga
4 Keluarga menyediakan pakaian yang
nyaman dan meresap keringat untuk
penderita berolahraga
5 Keluarga menyediakan waktunya untuk
mengantar penderita berolahraga
dipuskesmas.
4. Dukungan Informasional
NO Pernyataan Jawaban
SS S KS TS
1 Keluarga memberikan informasi kepada
penderita jadwal senam Diabetes
Melitus dipuskesmas.
2 Keluarga memberikan informasi kepada
penderita bahwa olahraga dapat
mencegah komplikasi
3 Keluarga memberikan informasi kepada
penderita bahwa olahraga yang baik
untuk Diabetes Melitus olahraga yang
ringan dan sedang
4 Keluarga memberikan informasi kepada
penderita agar menggunakan sepatu
yang nyaman saat berolahraga untuk
menghindari luka
5 Keluarga memberikan informasi
olahraga dilakukan secara rutin selama
30-60 menit.
IV. Kepatuhan
Berikanlah tanda ceklis (v) pada jawaban yang Anda pilih.
NO Pernyataan Ya Tidak
1. Andamengikuti senam Diabetes Melitus di
Puskesmas setiap minggu.
2. Anda melakukan olahraga 4 kali dalam
seminggu.
3. Anda melakukan kegiatan senam selama 30-60
menit.
4. Anda seelalu melakukan pemanasan sebelum
senam
5. Anda mengecek kadar gula darah sebelum dan
sesudah berolahraga
Soal 1
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Valid Kurang 2 3.1 3.1 3.1
Setuju
Setuju 49 76.6 76.6 79.7
Sangat 13 20.3 20.3 100.0
Setuju
Total 64 100.0 100.0
Soal 2
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Valid Kurang 2 3.1 3.1 3.1
Setuju
Setuju 52 81.3 81.3 84.4
Sangat 10 15.6 15.6 100.0
Setuju
Total 64 100.0 100.0
Soal 3
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Valid Kurang 10 15.6 15.6 15.6
Setuju
Setuju 46 71.9 71.9 87.5
Sangat 8 12.5 12.5 100.0
Setuju
Total 64 100.0 100.0
130
UNIVERSITAS SUMATERA UTAR
A
131
Soal 4
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Valid Kurang 7 10.9 10.9 10.9
Setuju
Setuju 47 73.4 73.4 84.4
Sangat 10 15.6 15.6 100.0
Setuju
Total 64 100.0 100.0
Soal 5
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Valid Setuju 57 89.1 89.1 89.1
Sangat 7 10.9 10.9 100.0
Setuju
Total 64 100.0 100.0
Soal 1
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Valid Setuju 57 89.1 89.1 89.1
Sangat 7 10.9 10.9 100.0
Setuju
Total 64 100.0 100.0
Soal 2
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Valid Kurang 1 1.6 1.6 1.6
Setuju
Setuju 42 65.6 65.6 67.2
Sangat 21 32.8 32.8 100.0
Setuju
Total 64 100.0 100.0
132
soal3
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Valid Kurang 3 4.7 4.7 4.7
Setuju
Setuju 56 87.5 87.5 92.2
Sangat 5 7.8 7.8 100.0
Setuju
Total 64 100.0 100.0
Soal 4
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Valid Kurang 3 4.7 4.7 4.7
Setuju
Setuju 53 82.8 82.8 87.5
Sangat 8 12.5 12.5 100.0
Setuju
Total 64 100.0 100.0
Soal 5
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Valid Setuju 57 89.1 89.1 89.1
Sangat 7 10.9 10.9 100.0
Setuju
Total 64 100.0 100.0
133
Soal 2
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Valid Kurang 8 12.5 12.5 12.5
Setuju
Setuju 53 82.8 82.8 95.3
Sangat 3 4.7 4.7 100.0
Setuju
Total 64 100.0 100.0
Soal 3
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Valid Setuju 60 93.8 93.8 93.8
Sangat 4 6.3 6.3 100.0
Setuju
Total 64 100.0 100.0
Soal 4
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Valid Kurang 5 7.8 7.8 7.8
Setuju
Setuju 54 84.4 84.4 92.2
Sangat 5 7.8 7.8 100.0
Setuju
Total 64 100.0 100.0
Soal 5
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Valid Kurang 5 7.8 7.8 7.8
Setuju
134
Soal 1
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Valid Kurang 1 1.6 1.6 1.6
Setuju
Setuju 61 95.3 95.3 96.9
Sangat 2 3.1 3.1 100.0
Setuju
Total 64 100.0 100.0
Soal 2
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Valid Kurang 2 3.1 3.1 3.1
Setuju
Setuju 58 90.6 90.6 93.8
Sangat 4 6.3 6.3 100.0
Setuju
Total 64 100.0 100.0
Soal 3
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Valid Setuju 61 95.3 95.3 95.3
Sangat 3 4.7 4.7 100.0
Setuju
Total 64 100.0 100.0
Soal 4
135
Soal 5
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Valid Setuju 57 89.1 89.1 89.1
Sangat 7 10.9 10.9 100.0
Setuju
Total 64 100.0 100.0
Soal 1
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Valid Tidak 13 20.3 20.3 20.3
Patuh
Patuh 51 79.7 79.7 100.0
Total 64 100.0 100.0
Soal 2
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Valid Tidak 14 21.9 21.9 21.9
Patuh
Patuh 50 78.1 78.1 100.0
Total 64 100.0 100.0
Soal 3
136
Soal 4
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Valid Tidak 10 15.6 15.6 15.6
Patuh
Patuh 54 84.4 84.4 100.0
Total 64 100.0 100.0
Soal 5
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Valid Tidak 24 37.5 37.5 37.5
Patuh
Patuh 40 62.5 62.5 100.0
Total 64 100.0 100.0
Univariat Umur
Umur
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Valid 41-50 10 15.6 15.6 15.6
Tahun
51-60 19 29.7 29.7 45.3
Tahun
61-70 31 48.4 48.4 93.8
Tahun
> 70 4 6.3 6.3 100.0
Tahun
Total 64 100.0 100.0
137
Jenis Kelamin
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Valid Perempua 64 100.0 100.0 100.0
n
Univariat Pekerjaan
Pekerjaan
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Valid Wiraswasta 16 25.0 25.0 25.0
Ibu Rumah 47 73.4 73.4 98.4
Tangga
PNS 1 1.6 1.6 100.0
Total 64 100.0 100.0
Univariat Pendidikan
Pendidikan Terakhir
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Valid SD 1 1.6 1.6 1.6
SMP 5 7.8 7.8 9.4
SMA 57 89.1 89.1 98.4
S1 1 1.6 1.6 100.0
Total 64 100.0 100.0
Univariat Pengetahuan
Pengetahuan
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Valid Baik 57 89.1 89.1 89.1
Sedan 7 10.9 10.9 100.0
g
138
Dukungan Emosional
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Valid Baik 19 29.7 29.7 29.7
Sedan 45 70.3 70.3 100.0
g
Total 64 100.0 100.0
Dukungan Pengharapan
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Valid Baik 28 43.8 43.8 43.8
Sedan 36 56.3 56.3 100.0
g
Total 64 100.0 100.0
Dukungan Instrumental
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Valid Baik 12 18.8 18.8 18.8
Sedan 52 81.3 81.3 100.0
g
Total 64 100.0 100.0
139
Dukungan Informasional
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Valid Baik 9 14.1 14.1 14.1
Sedan 55 85.9 85.9 100.0
g
Total 64 100.0 100.0
Dukungan Keluarga
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Valid Baik 28 43.8 43.8 43.8
Sedan 36 56.3 56.3 100.0
g
Total 64 100.0 100.0
Kepatuhan Berolahraga
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Valid Patuh 44 68.8 68.8 68.8
Tidak 20 31.3 31.3 100.0
Patuh
Total 64 100.0 100.0
Bivariat
140
Crosstab
Kepatuhan
Berolahraga
Tidak
Patuh Patuh Total
Dukungan Baik Count 17 2 19
Emosional % of 26.6% 3.1% 29.7%
Total
Sedan Count 27 18 45
g % of 42.2% 28.1% 70.3%
Total
Total Count 44 20 64
% of 68.8% 31.3% 100.0%
Total
Chi-Square Tests
Asymptotic Exact Exact
Significance Sig. (2- Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi- 1 .020
Square
Continuity 4.117 1 .042
b
Correction
Likelihood Ratio 6.141 1 .013
Fisher's Exact .022 .017
Test
Linear-by-Linear 5.317 1 .021
Association
N of Valid Cases 64
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 5.94.
b. Computed only for a 2x2 table
141
Bivariat
Crosstab
Kepatuhan
Berolahraga
Tidak
Patuh Patuh Total
Dukungan Baik Count 27 1 28
Pengharapan % of 42.2% 1.6% 43.8%
Total
Sedan Count 17 19 36
g % of 26.6% 29.7% 56.3%
Total
Total Count 44 20 64
% of 68.8% 31.3% 100.0%
Total
Bivariat
142
Crosstab
Kepatuhan
Berolahraga
Tidak
Patuh Patuh Total
Dukungan Baik Count 12 0 12
Instrumental % of 18.8% 0.0% 18.8%
Total
Sedan Count 32 20 52
g % of 50.0% 31.3% 81.3%
Total
Total Count 44 20 64
% of 68.8% 31.3% 100.0%
Total
Chi-Square Tests
Asymptotic Exact Exact
Significance Sig. (2- Sig. (1-
17.750
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi- 1 .010
Square
Continuity 5.042 1 .025
b
Correction
Likelihood Ratio 10.206 1 .001
Fisher's Exact .012 .006
Test
Linear-by-Linear 6.608 1 .010
Association
N of Valid Cases 64
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 3.75.
b. Computed only for a 2x2 table
143
Bivariat
Crosstab
Kepatuhan
Berolahraga
Tidak
Patuh Patuh Total
Dukungan Baik Count 9 0 9
Informasional % of 14.1% 0.0% 14.1%
Total
Sedan Count 35 20 55
g % of 54.7% 31.3% 85.9%
Total
Total Count 44 20 64
% of 68.8% 31.3% 100.0%
Total
Chi-Square Tests
Asymptotic Exact Exact
Significance Sig. (2- Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi- 1 .029
Square 6.713
Continuity 3.218 1 .073
b
Correction
Likelihood Ratio 7.396 1 .007
Fisher's Exact .047 .026
Test
Linear-by-Linear 4.686 1 .030
Association
N of Valid Cases 64
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 2.81.
b. Computed only for a 2x2 table
144
Bivariat
Crosstab
Kepatuhan
Berolahraga
Tidak
Patuh Patuh Total
Dukungan Baik Count 27 1 28
Keluarga % of 42.2% 1.6% 43.8%
Total
Sedan Count 17 19 36
g % of 26.6% 29.7% 56.3%
Total
Total Count 44 20 64
% of 68.8% 31.3% 100.0%
Total
Chi-Square Tests
Asymptotic Exact Exact
Significance Sig. (2- Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi- 4.760 1 .000
Square
Continuity 15.534 1 .000
b
Correction
Likelihood Ratio 21.075 1 .000
Fisher's Exact .000 .000
Test
Linear-by-Linear 17.473 1 .000
Association
N of Valid Cases 64
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 8.75.
b. Computed only for a 2x2 table
145
Multivariat
Hasil Uji F
ANOVAa
Sum of Mean
Model 17.750 df F Sig.
Squares Square
1 Regression 4.153 4 1.038 6.383 .000b
Residual 9.597 59 .163
Total 13.750 63
a. Dependent Variable: Kepatuhan Berolahraga
b. Predictors: (Constant), Dukungan Informasional, Dukungan
Instrumental, Dukungan Emosional, Dukungan Pengharapan
Sumber : Hasil Olah Data SPSS Versi 25
146
Lampiran 3
Master Data
1. Karakteristik Responden
1 48 1 Perempuan 1 wiraswasta 1 S1
2 49 1 Perempuan 1 wiraswasta 1 SD
3 49 1 Perempuan 1 IRT 2 SMA
4 49 1 Perempuan 1 IRT 2 SMA
5 49 1 Perempuan 1 wiraswasta 1 SMA
6 50 1 Perempuan 1 IRT 2 SMA
7 50 1 Perempuan 1 IRT 2 SMA
8 50 1 Perempuan 1 IRT 2 SMA
9 50 1 Perempuan 1 IRT 2 SMA
10 50 1 Perempuan 1 IRT 2 SMA
11 52 2 Perempuan 1 IRT 2 SMA
12 54 2 Perempuan 1 IRT 2 SMA
13 55 2 Perempuan 1 wiraswata 1 SMA
14 55 2 Perempuan 1 IRT 2 SMA
15 56 2 Perempuan 1 IRT 2 SMA
16 56 2 Perempuan 1 IRT 2 SMA
17 56 2 Perempuan 1 IRT 2 SMA
18 56 2 Perempuan 1 IRT 2 SMA
147
UNIVERSITAS SUMATERA UTAR
A
148
149
150
2. Data Pengetahuan
S
o So So So So So So So So So So So So So So So So So So So
No al Juml Ko Kateg
al- al- al- al- al- al- al- al- al- al- al- al- al- al- al- al- al- al- al-
- ah de ori
02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
0
1
1 1 2 1 2 1 0 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 31 1 Baik
2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 36 1 Baik
3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 37 1 Baik
4 1 2 2 2 1 0 2 1 2 1 2 1 2 0 2 2 2 2 1 2 2 Sedan
30 g
5 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 0 0 31 1 Baik
6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 0 2 36 1 Baik
7 2 2 1 2 2 0 2 1 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 1 2 33 1 Baik
8 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 0 2 1 2 2 2 2 33 1 Baik
9 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 0 2 2 1 2 0 2 32 1 Baik
10 2 1 2 2 1 0 2 0 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 Sedan
30 g
11 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 0 2 0 2 2 2 1 0 2 2 Sedan
29 g
12 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 33 1 Baik
13 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 0 2 2 2 1 1 2 34 1 Baik
14 1 2 1 2 2 0 2 1 1 2 2 0 2 2 2 1 2 1 2 2 30 2 Sedan
g
15 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 1 34 1 Baik
16 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 37 1 Baik
17 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 39 1 Baik
18 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 0 2 2 2 2 0 2 34 1 Baik
19 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 35 1 Baik
20 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 0 2 36 1 Baik
21 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 0 2 2 2 2 1 2 35 1 Baik
22 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 0 2 2 2 1 0 2 31 1 Baik
23 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 35 1 Baik
24 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 0 2 2 2 1 1 2 33 1 Baik
25 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 0 2 2 2 2 0 2 33 1 Baik
26 1 2 2 2 2 0 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 35 1 Baik
27 1 2 2 2 1 0 2 2 2 1 2 0 2 2 2 2 2 1 1 2 31 1 Baik
28 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 35 1 Baik
29 1 2 2 2 1 0 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 33 1 Baik
30 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 37 1 Baik
31 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 34 1 Baik
32 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 36 1 Baik
33 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 35 1 Baik
34 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 35 1 Baik
35 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 35 1 Baik
36 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 1 2 36 1 Baik
37 2 2 2 2 1 0 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 0 2 31 1 Baik
38 1 2 2 2 2 2 2 0 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 0 2 31 1 Baik
39 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 0 2 33 1 Baik
152
40 2 1 2 2 2 0 2 2 2 1 2 1 2 0 2 2 2 1 2 2 32 1 Baik
Sedan
41 2 2 2 2 1 0 2 2 1 2 2 0 2 0 2 1 2 2 0 2 2
29 g
42 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 0 2 2 2 2 1 2 34 1 Baik
43 1 2 2 2 2 0 2 1 2 2 2 1 2 0 2 2 2 1 1 2 31 1 Baik
44 2 2 2 2 2 0 2 1 1 2 2 1 2 0 2 2 2 2 0 2 31 1 Baik
Sedan
45 1 2 2 2 2 0 2 1 1 2 2 1 2 0 2 2 2 2 0 2 2
30 g
46 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 0 2 0 2 2 2 1 2 2 32 1 Baik
47 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 34 1 Baik
48 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 0 2 2 2 2 0 2 33 1 Baik
49 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 38 1 Baik
Sedan
50 2 2 1 2 2 0 2 1 1 1 2 1 2 0 2 2 2 1 0 2 2
28 g
51 1 2 2 2 2 0 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 34 1 Baik
52 2 2 2 2 2 0 2 1 2 1 2 1 2 0 2 1 2 2 1 2 31 1 Baik
53 2 2 2 2 2 0 2 1 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 0 2 31 1 Baik
54 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 0 2 33 1 Baik
55 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 0 2 33 1 Baik
56 1 2 2 2 2 0 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 0 2 32 1 Baik
57 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 35 1 Baik
58 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 0 2 35 1 Baik
59 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 35 1 Baik
60 2 2 2 2 2 0 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 32 1 Baik
61 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 0 2 2 2 2 1 2 34 1 Baik
62 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 36 1 Baik
153
63 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 35 1 Baik
64 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 34 1 Baik
3. Dukungan Keluarga
154
14 4 4 2 3 3 16 1 4 3 3 3 3 16 1 3 2 3 3 3 14 2 3 3 3 3 3 15 2 61 1
15 4 4 4 4 4 20 1 4 4 4 4 4 20 1 4 4 4 4 4 20 1 4 4 4 4 4 20 1 80 1
16 3 3 3 2 3 14 2 3 3 2 3 3 14 2 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 58 2
17 4 4 4 4 4 20 1 4 3 3 4 4 18 1 4 3 4 4 4 19 1 4 4 4 4 4 20 1 77 1
18 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 2 3 14 2 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 59 2
19 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 60 2
20 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 2 3 14 2 3 3 3 2 3 14 2 58 2
21 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 60 2
22 4 3 3 2 3 15 2 3 4 3 3 3 16 1 4 3 3 3 3 16 1 3 3 3 3 3 15 2 62 1
23 4 3 3 3 3 16 1 3 4 3 3 3 16 1 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 62 1
24 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 3 2 3 3 2 13 2 3 3 3 3 3 15 2 58 2
25 3 3 2 3 3 14 2 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 59 2
26 3 3 3 4 3 16 1 3 3 3 4 3 16 1 3 2 4 4 4 17 1 3 3 3 3 3 15 2 64 1
27 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 3 2 3 3 3 14 2 3 3 3 3 3 15 2 59 2
28 3 3 2 3 3 14 2 3 3 2 3 3 14 2 3 3 3 3 4 16 1 3 3 3 3 3 15 2 59 2
29 3 3 3 3 3 15 2 3 4 3 3 3 16 1 3 4 3 3 2 15 2 3 3 3 3 3 15 2 61 1
30 3 3 3 3 3 15 2 3 4 3 3 3 16 1 3 3 3 3 3 15 2 3 2 3 3 3 14 2 60 2
31 3 3 3 3 3 15 2 3 4 3 3 3 16 1 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 61 1
32 3 3 3 2 3 14 2 3 4 3 3 3 16 1 4 3 3 3 3 16 1 3 3 3 3 3 15 2 61 1
33 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 2 3 3 3 3 14 2 3 4 3 3 3 16 1 60 2
34 2 3 3 3 3 14 2 3 4 3 3 3 16 1 4 3 3 3 3 16 1 3 3 3 3 3 15 2 61 1
35 3 3 4 3 3 16 1 4 3 3 3 3 16 1 3 3 3 2 3 14 2 3 3 3 3 3 15 2 61 1
36 4 4 4 3 4 19 1 3 4 4 3 3 17 1 3 3 3 3 3 15 2 3 3 4 3 3 16 1 67 1
37 3 3 3 4 3 16 1 3 4 3 3 4 17 1 3 3 3 4 2 15 2 3 3 3 3 3 15 2 63 1
155
38 3 4 3 3 3 16 1 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 61 1
39 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 60 2
40 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 60 2
41 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 60 2
42 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 60 2
43 3 3 3 3 4 16 1 3 3 3 4 3 16 1 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 62 1
44 3 3 2 3 3 14 2 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 59 2
45 3 3 2 3 3 14 2 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 59 2
46 3 3 4 3 3 16 1 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 2 3 14 2 3 3 3 3 3 15 2 60 2
47 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 60 2
48 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 2 3 14 2 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 59 2
49 3 3 3 3 3 15 2 3 4 3 3 4 17 1 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 62 1
50 3 3 3 2 3 14 2 3 3 3 2 3 14 2 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 58 2
51 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 60 2
52 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 2 3 14 2 3 3 3 2 3 14 2 58 2
53 3 3 2 3 3 14 2 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 59 2
54 4 3 3 2 3 15 2 3 4 3 3 3 16 1 4 3 3 3 3 16 1 3 3 3 3 3 15 2 62 1
55 4 3 3 3 3 16 1 3 4 3 3 3 16 1 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 62 1
56 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 3 2 3 3 2 13 2 3 3 3 3 3 15 2 58 2
57 3 3 2 3 3 14 2 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 59 2
58 3 3 3 4 3 16 1 3 3 3 4 3 16 1 3 2 4 4 4 17 1 3 3 3 3 3 15 2 64 1
59 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 3 2 3 3 3 14 2 3 3 3 3 3 15 2 59 2
60 3 3 2 3 3 14 2 3 3 2 3 3 14 2 3 3 3 3 4 16 1 3 3 3 3 3 15 2 59 2
61 3 3 3 3 3 15 2 3 4 3 3 3 16 1 3 4 3 3 2 15 2 3 3 3 3 3 15 2 61 1
156
62 33333 15 2 3 4 3 3 3 16 1 3333 3 15 2 3 2 3 3 3 14 2 60 2
63 33333 15 2 3 2 3 3 3 14 2 3333 3 15 2 3 3 3 3 3 15 2 59 2
64 33323 14 2 3 4 3 3 3 16 1 4333 3 16 1 3 3 3 3 3 15 2 61 1
4. Kepatuhan
No.
Soal.01 Soal.02 Soal.03 Soal.04 Soal.05 Jumlah Kode
Responden
1 0 2 0 0 2 4 2
2 2 2 2 2 2 10 1
3 2 2 2 2 2 10 1
4 2 2 2 2 2 10 1
5 2 2 2 2 2 10 1
6 2 2 2 2 2 10 1
7 0 0 0 2 2 4 2
8 2 2 2 2 2 10 1
9 2 2 2 2 2 10 1
10 2 2 2 2 2 10 1
11 0 0 2 0 2 4 2
12 0 0 2 0 2 4 2
13 0 2 0 0 2 4 2
14 2 0 0 2 0 4 2
15 2 2 2 2 2 10 1
16 2 2 2 2 2 10 1
157
17 2 2 2 2 2 10 1
18 2 2 0 0 0 4 2
19 0 0 2 2 0 4 2
20 0 0 0 2 2 4 2
21 2 0 2 2 0 6 2
22 2 2 2 2 2 10 1
23 2 2 2 2 0 8 1
24 0 0 2 2 0 4 2
25 2 2 0 0 0 4 2
26 2 2 2 2 2 10 1
27 0 2 0 2 0 4 2
28 2 2 2 2 0 8 1
29 2 2 2 2 0 8 1
30 2 2 2 2 0 8 1
31 2 2 2 2 2 10 1
32 2 2 2 2 2 10 1
33 2 2 2 2 2 10 1
34 2 2 2 2 2 10 1
35 2 0 2 2 2 8 1
36 2 2 2 2 2 10 1
37 2 2 2 2 2 10 1
38 2 2 2 2 2 10 1
39 0 0 2 0 2 4 2
40 0 0 2 2 0 4 2
158
41 0 2 0 0 2 4 2
42 0 2 0 2 0 4 2
43 2 2 2 2 2 10 1
44 2 2 2 2 2 10 1
45 2 2 2 2 2 10 1
46 2 0 0 2 0 4 2
47 2 2 2 2 2 10 1
48 2 2 2 2 2 10 1
49 2 2 2 2 2 10 1
50 2 2 2 2 0 8 1
51 2 0 2 0 0 4 2
52 2 2 2 2 2 10 1
53 2 0 2 0 0 4 2
54 2 2 2 2 2 10 1
55 2 2 2 2 0 8 1
56 2 2 2 2 0 8 1
57 2 2 2 2 0 8 1
58 2 2 2 2 2 10 1
59 2 2 2 2 0 8 1
60 2 2 2 2 0 8 1
61 2 2 2 2 0 8 1
62 2 2 2 2 0 8 1
63 2 2 2 2 2 10 1
64 2 2 2 2 2 10 1
Lampiran 4
159
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 5
160
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 6
1. Puskemas Martubung
161
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
162
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
163
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 7
Dokumentsi
164
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
165