S DENGAN
DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKSMAS ANTARA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2021
i
DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKSMAS ANTARA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2021
C017182024
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbung II
Mengetahui
iii
LEMBAR PENGESAHAN
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Ny.S DENGAN
DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKSMAS ANTARA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2021
C017182024
Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui, diperiksa dan telah dipertahankan di
Universitas Hasanuddin.
Tim Penguji :
Mengetahui
NIP. 198312192010122004
RIWAYAT HIDUP
v
ABSTRAK
Anggelina elsina ohoitimur 2021 (nursing care in the family of Ny.S with
diabetes mellitus) guided by kusrini kadar guide (I) and father Syahrul Said
guide (II)
Background Diabetes mellitus is a group of heterogeneous disorders
characterized by elevated levels of glucose in the blood or hyperglycemia.
Glucose normally circulates a certain amount in the blood. One of the most
important aspects of DM treatment is to prevent complications with an
emphasis on family units. The role of the family is very supportive in
achieving successful dm client care at home. In the provision of health
services, nurses must pay attention to the values that exist in the family so
that in the implementation of care, the presence of nurses can be accepted
by the family The purpose of this KTI is to know nursing care in patients
with diabetes mellitus which includes assessment, intervention,
implementation and evaluation of nursing. Methods carried out in data
retrieval with interviews and observations.The results of the case study
showed Mrs. S experienced DM with three nursing problems, namely
knowledge-related deficits, risk of complications, and readiness to improve
health management. The conclusion that the authors found is that the whole
family is able to recognize DM disease, care for family members with DM
with DM dietary settings and improve family health management. Decide
appropriate actions, use health facilities, and modify the environment for
family members especially in sick family members. Advice for subsequent
authors to improve their ability and knowledge in providing optimal and
comprehensive nursing care to clients and families.
Keywords: Nursing care diabetes mellitus, knowledge deficit, risk of
complications, readiness to improve health management
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus ini
tepat pada waktunya dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Keluarga Ny.S
dengan diabetes melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Antara kota Makassar”.
Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus ini disusun untuk memenuhi salah satu
persyaratan untuk menyelesaikan Program Diploma III Jurusan Keperawatan
Universitas Hasanuddin.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus ini dapat terlaksana dengan
baik berkat dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
membiayai perkuliahan.
Kedokteran
pendidikan.
membutuhkan.
ix
DAFTAR ISI
BAB IV PEMBAHASAN
4.1Pengkajian ......................................................................................... 61
4.2 Diagnosa Keperawatan ..................................................................... 62
4.3 Intervensi ........................................................................................... 65
4.4 Implementasi ..................................................................................... 66
4.5 Evaluasi ............................................................................................. 68
BAB V PENUTUP
xi
xii
BAB I
PENDAHULUAN
sedangkan melitus atau mellitus artinya gula atau madu. Secara bahasa,
gula, yang dimaksud dalam hal ini adalah air kencing. Diabetes secara
1
yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau
kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan
pada tahun 2000 jumlahh penduduk dunia yang menderita diabetes sudah
2030.
14
DM berdasarkan diagnosa atau gejala adalah sebesar 2,1%. Prevalensi
peningkatan jumlah penderita diabetes yang cukup besar dari 8,4 juta jiwa
pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta jiwa pada tahun 2030 dengan
yang tidak terkontrol, mengacu pada kadar glukosa yang melebihi batasan
1
keempat penyakit tidak menular (PTM) terbanyak yaitu sebesar 6,65% dan
74).
2011 yaitu 5.700 kasus. Pada tahun 2012 angka kejadian kasus DM
meningkat menjadi 7000 kasus hingga pada tahun 2013 angka kejadian
yang diakibatkan oleh penyakit ini pada tahun 2013 (Dinkes Kota
2004).
16
Prevalensi DM pada lanjut usia (geriatri) cenderung
rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga.
1
dalam pelaksanaan kehadiran perawat dapat diterima oleh keluarga
1. Tujuan Umum
Makassar
2. Tujuan Khusus
18
a. Untuk mengetahui gamabaran antara data yang tercancum
1
angggota keluarga yang sakit di wilayah kerja Puskesmas
2. Institusi Puskesmas
3. Institusi pendidikan
4. Bagi Pembaca
5. Teoritis
Hasil penulisan Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus ini diharapkan dapat
pada
20
angggota keluarga yang sakit di wilayah kerja Puskesmas Antara kota
Makassar
1. Desain Penelitian
rumah.
4. Analisa data
• Wawancara
1
• Observasi
• Pemeriksaan
• Pemeriksaan fisik
• Kepustakaan
• Dokumentasi
22
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum, tipe keluarga dibagi menjadi dua yaitu keluarga tradisional dan
keluarga modern (non tradisional). Keluarga tradisional memilki anggota keluarga
seperti umumnya yaitu kedua orangtua dan anak. Akan tetapi, struktur keluarga
ini tidak serta merta terdapat pada pola keluarga modern.
1
kita temui dimana saja, terutama di negara- negara Timur yang menjunjung tinggi
norma-norma. Adapun tipe keluarga tradisional adalah sebagai berikut:
24
modern. Salah satu faktor tersebut adalah munculnya kebutuhan berbagi dan
berkeluarga tidak hanya sebatas keluarga inti. Relasi sosial yang sangat luas
membuat manusia yang berinteraksi saling terikat dan terkait. Mereka kemudian
bersepakat hidup bersama baik secara legal maupun tidak. Berikut ini adalah
beberapa tipe keluarga modern.
1
Seseorang yang berjenis kelamin yang sama menyatakan hidup bersama dengan
pasangannya (marital partners).
g. Cohabiting Couple
Misalnya dalam perantauan, karena merasa satu negara atau suatu daerah,
kemudian dua atau lebih orang bersepakatan untuk tinggal bersama tanpa ikatan
pernikahan. Kehidupan mereka sudah seperti kehidupan keluarga. Alasan untuk
hidup bersama ini bisa beragam.
h. Group-Marriage Family
Beberapa orang dewasa menggunakan alat-alat rumah tangga bersama dan mereka
merasa sudah menikah sehingga berbagi sesuatu termasuk seksual dan
membesarkan anaknya bersama.
i. Group Network Family
Keluarga inti yang dibatasi oleh aturan atau nilai-nilai hidup bersama atau
berdekatan satu sama lainnya, dan saling menggunakan barang-barang rumah
tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab membesarkan anaknya.
j. Foster Family
Seorang anak kehilangan orangtuannya, lalu ada sebuah keluarga yang bersedia
menampungnya dalam kurun waktu tertentu. Hal ini dilakukan hingga anak
tersebut bisa bertemu dengan orangtua kandungnya. Dalam kasus lain, bisa jadi
orangtua si anak menitipkan kepada seseorang dalam waktu tertentu sehingga ia
kembali mengambil anaknya.
k. Institusional
Anak atau orang dewasa yang tinggal dalam suatu panti.
l. Homeless Famiy
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen
karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental
26
Maria H. Bakri, 2017 menjelaskan bahwa struktur dalam keluarga terbagi
menjadi empat yaitu
1) Pola komunikasi keluarga
2) Struktur pera
3) Struktur kekuatan dan
4) Nilai-nilai keluarga.
Struktur ini didasarkan pada pengorganisasian dalam keluarga, baik dari sisi
perilaku maupun pola hubungan antara anggota kelompok. Hubungan yang terjadi
ini bisa jadi sangat kompleks, tidak terbatas pada anggota keluarga tertentu,
bahkan bisa melebar hingga keluarga besar, yang saling membutuhkan memilki
peran dan harapan yang berbeda.
Pola hubungan dalam keluarga turut membentuk kekuatan dan struktur peran
dalam keluarga. Struktur ini pun bisa fleksibel, diperluas atau dipersempit
tergantung pada sebuah keluarga yang merespon interaksi dalam keluarga.
Struktur keluarga yang sangat kaku dan sangat fleksibel dapat mengganggu atau
merusak fungsi keluarga. Struktur dan fungsi merupakan hal yang berhubungan
erat dan terus-menerus berinteraksi satu sama lain.
1
b) komunikasi berkualitas antara pembicara dan pendengar. Dalam pola komunikasi,
hal ini biasa disebut dengan stimulus–respon.
Dengan pola komunikasi yang berfungsi dengan baik ini, penyampai pesan
(pembicara) akan mengemukakan pendapat, meminta dan menerima umpan balik.
Sementara dari pihak seberang, penerima pesan selalu dalam kondisi siap
mendengarkan, memberi umpan balik, dan melakukan validasi.
Sementara bagi keluarga dengan pola komunikasi yang tidak berfungsi
dengan baik akan menyebabkan berbagai persoalan, terutama beban psikologis
bagi anggota keluarga. Karakteristik dari pola komunikasi ini antara lain:
a) Fokus pembicaraan hanya pada satu orang misalnya kepala keluarga yang menjadi
penentu atas segala apa yang terjadi dan dilakukan anggota keluarga;
b) Tidak hanya diskusi di dalam rumah, seluruh anggota keluarga hanya meyetujui;
c) Hilangnya empati di dalam keluarga karena masing-masing anggota keluarga
tidak bisa menyatakan pendapatnya. Akibat dari pola komunikasi dan pola asuh
ini akhirnya komunikasi dalam keluarga menjadi tertutup.
b. Struktur peran
Selain peran pokok tersebut, adapula peran informal. Peran ini dijalankan
dalam kondisi tertentu atau sudah menjadi kesepakatan antar anggota keluarga.
Misalnya seorang suami memperbolehkan istrinya bekerja di luar rumah, maka
istri telah menjalankan peran informal. Begitu pula sebaliknya, suami juga tidak
28
segan mengerjakan peran informalnya dengan membantu istri mengurus rumah.
c. Struktur kekuatan
1
hadiah tersebut, anak akan berusaha untuk menjadi anak yang terbaik agar
keinginannya terhadap yang dijanjikan orangtua dapat terpenuhi.
d. Coercive power
Ancaman dan hukuman menjadi pokok dalam membangun kekuatan keluarga.
Kekuatan ini sebagai kekuasan dominasi atau paksaan yang mampu untuk
menghukum bila tidak taat. Bagi sebagian orangtua, mereka memilih tidak
menggunakan kekuasan ini, namun bagi sebagian lainnya sangat membutuhkan
karena merasa putus asa dalam mendidik anak. Setiap anak memilki karakter unik
yang berbeda-beda, oleh karena itu pola asuh juga tidak bisa disamaratakan.
Orangtua memilih pola asuh tentu atas berbagai pertimbangan yang membuat
anak menjadi lebih positif.
d. Nilai-nilai dalam kehidupan keluarga
Dalam suatu kelompok selalu terdapat nilai-nilai yang dianut bersama, meski
tanpa tertulis. Nilai-nilai tersebut akan terus bergulir jika masih anggota kelompok
yang melestarikannya. Artinya sebuah nilai akan terus berkembang mengikuti
anggotanya. Demikian pula dalam keluarga. Keluarga sebagai kelompok kecil
dalam sistem sosial memilki nilai yang diterapkan dalam tradisi keluarga.
Misalnya tradisi makan bersama, yang memilki nilai positif dalam membangun
kebersamaan dan melatih untuk berbagi.
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang mempersatukan
anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu
pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah perilaku yang
baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga.
Nilai-nilai dalam keluarga tidak hanya dibentuk oleh keluarga itu sendiri,
melainkan juga warisan yang dibawa dari keluarga istri maupun suami. Perpaduan
dua nilai yang berbeda inilah yang kemudian melahirkan nilai-nilai baru bagi
keluarga.
30
2.1.4 Fungsi Keluarga
33
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan sebuah keluarga..
e) Fungsi ekonomi keluarga
Fungsi ekonomi keluarga meliputi keputusan rumah tangga, pengelolaaan
keuangan, pilihan asuransi, jumlah uang yang digunakan perencanaan
pensiun dan tabungan. Kemampuan keluarga untuk memilki penghasilan
yang baik dan mengelola finansialnya dengan bijak merupakan faktor
kritis untuk kesejaterahan ekonomi.
f) Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi ini penting untuk mempertahankan kesehatan anggota keluarga
agar tetap memilki produktivitas tinggi. Adapun tugas keluarga dibidang
kesehatan yaitu:
1. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga
Tidak satu pun keluarga yang diperbolehkan menyepelekan masalah
keluarga. Zaman yang semakin maju dan berkembang juga mendukung
hadirnya berbagai penyakit yang dulu tidak ditemukan. Untuk itu,
keluarga harus semakin waspada, tetapi tidak dalam bentuk
mengekang sehingga melarang berbagai hal untuk anggota
keluarganya.
2. Kemampuan keluarga memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga
Mencari pertolongan untuk anggota keluarga yang sakit merupakan
salah satu peran keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara
keluarga yang mempunyai keputusan untuk memutuskan tindakan
yang tepat. Kontak keluarga dengan sistem akan melibatkan lembaga
kesehatan profesional ataupun praktisi lokal (dukun/pengobatan
alternatif) dan sangat bergantung pada :
• Sakit apa yang dirasakan?
• Apakah keluarga tidak mampu menanganinya?
• Apakah ada kekhawatiran akibat terapi-terapi yang akan
dilakukan?
• Apakah keluarga percaya kepada petugas kesehatan?
3. Kemampuan keluarga melakukan perawatan terhadap keluarga yang
32
sakit Bagi anggota keluarga yang sakit, biasanya dibebaskan dari peran
danfungsinya secara penuh. Beberapa tanggung jawab ditangguhkan
terlebih dahulu atau bahkan diganti oleh anggota keluarga lainnya.
Pemberian perawatan secara fisik merupakan beban yang paling berat
dirasakan keluarga.
Keluarga memiliki keterbatasan dalam mengatasi masalah
perawatan keluarga. Terkadang, sebuah keluarga memang memiliki
alat-alat atau obat-obatan yang dapat dijadikan pertolongan pertama,
namun hal ini jelas terbatas baik alat maupun pengetahuan kesehatan.
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan dapat dikaitkan dengan
pertanyaan berikut:
• Apakah keluarga aktif dalam merawat pasien?
• Bagaimana keluarga mencari pertolongan dan mengerti
tentang perawatan yang diperlukan pasien?
4. Kemampuan keluarga untuk memodifikasi lingkungan keluarga untuk
menjamin kesehatan keluargaYang dimaksud di sini adalah bagaimana
keluarga menjaga lingkungan agar bisa dijadikan sebagai pendukung
kesehatan keluarga. Untuk itu keluarga perlu mengetahui tentang
sumber yang dimiliki sekitar lingkungan rumah. Jika memungkinkan
untuk menanam pohon, sebaiknya hal ini dilakukan karena akan
membantu sirkulasi udara dan lain sebagainya.
5. Kemampuan keluarga untuk menggunakan pelayanan kesehatan
Pada masyarakat tradisional, keluarga yang sakit memiliki
kecenderungan untuk enggan pergi ke pusat pelayanan kesehatan yang
sudah disediakan pemerintah. Alasan biaya biasanya menjadi masalah.
Akan tetapi belakangan ini, pemerintah telah membuat program
penjaminan kesehatan masyarakat sehingga masalah biaya bisa diatasi.
6. Stress dan Koping Keluarga
Stressor jangka pendek dan jangka panjang
• Sebutkan stressor jangka pendek ( < 6 bulan ) dan strsor
jangka panjang ( >6 bulan ) yang saat ini terjadi pada
33
keluarga
o Apakah keluarga dapat mengatasi stressor biasa dan
ketegangan sehari – hari ?
• Bagaimaan kelurga mengatasi tersebut ? jelaskan strategi
koping apa yang digunakan oleh keluarga untuk
menghadapi masalah – masalah ? ( koping apa yang dibuat
?)
• Apakah anggota keluarga berbeda dalam cara – cara koping
terhadap masalah – masalah mereka sekarang ? jelaskan
34
Keluarga menjadi lebih majemuk dan berbeda.
4) Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai
masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa
remaja. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota maksimum, dan
hubungan keluarga di akhir tahap ini
5) Tahap V : Keluarga dengan anak remaja
Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus
kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7
tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan
keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah
hingga brumur 19 atau 20 tahun.
6) Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda
Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama
meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah kosong, ketika
anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat atau agak
panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang ada dalam rumah atau
berapa banyak anak yang belum menikah yang masih tinggal di rumah.
7) Tahap VII : Orang tua pertengahan
Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia pertengahan dari
bagi oarngtua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini
biasanya dimulai ketika orangtua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir
pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-8 tahun kemudian.
33
1) Tahap I : Keluarga pemula ( baru menikah )
• Membina hub intim yang memuaskan
• Membina hub dengan keluarga lain, teman, dan kelompok sosial
• Mendiskusikan rencana memiliki anak
36
5) Tahap V : Keluarga dengan anak remaja
• Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab
mengingat remaja adalah seorang dewasa muda dan mulai memiliki
otonomi
• Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga
• Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan org tua
• Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan
(anggota)keluarga untuk memenuhi keb tumbang keluarga
33
keluarga
• Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat
• Melakukan life review masa lalu
1. Pendidik (educator )
Peran perawat komunitas dalam asuhan keperawatan keluarga sebagai
pendidik (educator), diharapkan perawat komunitas harus mampu
memberikan informasi kesehatan yang dibutuhkan keluarga melalui
pendidikan kesehatan, pemberian pendidikan kesehatan dapat dilakukan di
rumah pada saat kunjungan rumah (home visit) dan pilihan sesuai dengan
tingkatan kemampuan masyarakat. Fokus dan isi pendidikan kesehatan
kepada keluarga meliputi peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
dampak dari penyakit.
2. Peneliti (researcher)
Peran sebagai peneliti ditunjukkan oleh perawat komunitas dengan
berbagai aktivitas penelitian yang berfokus pada individu, keluarga,
kelompok atau komunitas.
3. Konselor (counselor)
Peran perawat komunitas dalam asuhan keperawatan keluarga, mendengar
keluhan keluarga secara objektif, memberikan umpan balik dan informasi
serta membantu keluarga melalui proses pemecahan masalah.
5. Kolaborator (collaborator)
Peran sebagai kolaborator dapat dilaksanakan antara perawat dengan
keluarga dalam memberikan pelayanan kesehatan keluarga secara
komprehensif. Perawat komunitas dapat berpartisipasi bekerjasama
membuat keputusan kebijakan, berkomunikasi dengan anggota tim
kesehatan, berpartisipasi bekerjasama melaksanakan tindakan untuk
menyelesaikan masalah keluarga.
38
6. Penghubung (liaison)
Perawat sebagai peran penghubung (liaison) membantu mempertahankan
kontinuitas diantara petugas profesional dan nonvprofesional. Perawat
komunitas diharapakan merujuk permasalahan klien pada sarana
pelayanan kesehatan serta sumber yang ada dimasyarakat seperti
puskesmas, RS, tokoh agama, tokoh masyarakat.
7. Pembela (advocate)
Peran sebagai advocate ditunjukkan oleh perawat yang tanggap terhadap
kebutuhan komunitas dan mampu mengkomunikasikan kebutuhan tersebut
kepada pemberi pelayanan secara tepat.
9. Role model
Dengan menampilkan perilaku yang dapat dipelajari oleh orang lain,
menjadi panutan bagi keluarga.
33
Margareth Th, 2019).
40
b. Anatomi Fisiologi Kulit
1) Epidermis :
Epidermis terbagi dalam empat bagian yaitu lapisan basal atau stratum
germinativium, lapisan malphigi atau stratum spinosum, lapisan glanular atau
stratum gronulosum, lapisan tanduk atau stratum korneum. Epidermis
mengandung juga: kelenjar ekrin, kelenjar apokrin, kelenjar sebaseus, rambut dan
kuku. Kelenjar keringat ada dua jenis, ekrin dan apokrin. Fungsinya mengatur
suhu, menyebabkan panas dilepaskan dengan cara penguapan. Kelenjar ekrin
terdapat disemua daerah kulit, tetapi tidak terdapat diselaput lendir. Seluruhnya
berjulah antara 2 sampai 5 juta yang terbanyak ditelapak tangan. Kelenjar apokrin
adalah kelenjar keringat besar yang bermuara ke folikel rambut, terdapat diketiak,
daerah anogenital. Puting susu dan areola. Kelenjar sebaseus terdapat diseluruh
tubuh, kecuali di telapak tangan, tapak kaki dan punggung kaki. Terdapat banyak
33
di kulit kepala, muka, kening, dan dagu. Sekretnya berupa sebum dan
mengandung asam lemak, kolesterol dan zat lain.
2) Dermis :
Dermis atau korium merupakan lapisan bawah epidermis dan diatas jaringan
sukutan. Dermis terdiri dari jaringan ikat yang dilapisan atas terjalin rapat (pars
papilaris), sedangkan dibagian bawah terjalin lebih longgar (pars reticularis).
Lapisan pars tetucularis mengandung pembuluh darah, saraf, rambut, kelenjar
keringat dan kelenjar sebaseus.
42
Gamabar 1.3 ulkus kaki diabetik
2.2.3 Etiologi
2.2.4 Insiden
33
kasus diabetes di USA dan setiap tahunnya didiagnosis 600.000 kasus baru serta
75 % penderita DM akhirnya meninggal karena penyakit vaskuler. Penyakit ini
cenderung tinggi pada negara maju dari pada negara sedang berkembang, karena
perbedaan kebiasaan hidup. Dampak ekonomi jelas terlihat akibat adanya biaya
pengobatan dan hilangnya pendapatan. Disamping konsekuensi finansial karena
banyaknya komplikasi seperti kebutaan dan penyakit vaskuler. Perbandingan
antara wanita dan pria yaitu 3 : 2, hal ini kemungkinan karena faktor obesitas dan
kehamilan (Price dan Wilson, 1995).
Sering terjadi pada usia sebelum 30 tahun. Biasanya juga disebut Juvenille
Diabetes, yang gangguan ini ditandai dengan adanya hiperglikemia
(meningkatnya kadar gula darah). Faktor genetik dan lingkungan merupakan
faktor pencetus IDDM. Oleh karena itu insiden lebih tinggi atau adanya infeksi
virus (dari lingkungan) misalnya coxsackievirus B dan streptococcus sehingga
pengaruh lingkungan dipercaya mempunyai peranan dalam terjadinya DM. Virus
atau mikroorganisme akan menyerang pulau – pulau langerhans pankreas, yang
membuat kehilangan produksi insulin. Dapat pula akibat respon autoimmune,
dimana antibody sendiri akan menyerang sel bata pankreas. Faktor herediter, juga
dipercaya memainkan peran munculnya penyakit ini (Brunner & Suddart, 2002)
Virus dan kuman leukosit antigen tidak nampak memainkan peran terjadinya
NIDDM. Faktor herediter memainkan peran yang sangat besar. Riset melaporkan
bahwa obesitas salah satu faktor determinan terjadinya NIDDM sekitar 80% klien
NIDDM adalah kegemukan. Overweight membutuhkan banyak insulin untuk
metabolisme. Terjadinya hiperglikemia disaat pankreas tidak cukup menghasilkan
insulin sesuai kebutuhan tubuh atau saat jumlah reseptor insulin menurun atau
44
mengalami gangguan. Faktor resiko dapat dijumpai pada klien dengan riwayat
keluarga menderita DM adalah resiko yang besar. Pencegahan utama NIDDM
adalah mempertahankan berat badan ideal. Pencegahan sekunder berupa program
penurunan berat badan, olah raga dan diet. Oleh karena DM tidak selalu dapat
dicegah maka sebaiknya sudah dideteksipada tahap awal tanda-tanda/gejala yang
ditemukan adalah kegemukan, perasaan haus yang berlebihan, lapar, diuresis dan
kehilangan berat badan, bayi lahir lebih dari berat badan normal, memiliki riwayat
keluarga DM, usia diatas 40 tahun, bila ditemukan peningkatan gula darah
(Brunner & Suddart, 2002)
2.2.5 Patofisiologi
Pada diabetes tipe ini terdapat dua masalah utama yang berhubungan
dengan insulin itu sendiri, antara lain: resisten insulin dan gangguan sekresi
insulin. Normalnya insulin terikat pada reseptor khususdi permukaan sel. Akibat
dari terikatny ainsulin tersebut maka, akan terjadi suatu rangkaian reaksi dalam
metabolism glukosa dalam sel tersebut. Resisstensi glukosa pada diabetes mellitus
tipe II ini dapat disertai adanya penurunan reaksi intra sel atau dalam sel. Dengan
hal – hal tersebut insulin menjadi tidak efektif untuk pengambilan glukosa oleh
jaringan tersebut. Dalam mengatasai resistensi insulin atau untuk pencegahan
terbentuknya glukosa dalam darah, maka harus terdapat peningkatan jumlah
insulin dalam sel untuk disekresikan .
Pada pasien atau penderita yang toleransi glukosa yang terganggu, keadaan
ini diakibatkan karena sekresi insulin yang berlebihan tersebut, serta kadar
glukosa dalam darah akan dipertahankan dalam angka normal atau sedikit
meningkat. Akan tetapi hal-hal berikut jika sel-sel tidak mampu mengimbangi
peningkatan kebutuhan terhadap insulin maka, kadar glukosa dalam darah akan
otomatis meningkat dan terjadilah Diabetes Melitus Tipe II ini.
33
cirri khas dari diabetes mellitus tipe II ini, namun masih terdapat insulin dalam sel
yang adekuat untuk mencegah terjadinya pemecahan lemak dan produksi pada
badan keton yang menyertainya. Dan kejadian tersebut disebut ketoadosis
diabetikum, akan tetapi hal initidak terjadi pada penderita diabetes melitus tipe II.
a. Polipagia, poliura, berat badan menurun, polidipsia, lemah, dan somnolen yang
berlangsung agak lama, beberapa hari atau seminggu.
b. Timbulnya ketoadosis dibetikum dan dapat berakibat meninggal jika tidak segera
mendapat penanganan atau tidak diobati segera.
c. Pada diabetes mellitus tipe ini memerlukan adnaya terapi insulin untuk
mengontrol karbohidrat di dalam sel.
46
ke dalam sirkulasi umum. Peningkatan volume darah meningkatkan aliran darah
ginjal dan hiperglikemia bertindak sebagai diuretik osmosis. Diuretik osmosis
yang dihasilkan meningkatkan haluaran urin. Kondisi ini disebut poliuria. Ketika
kadar glukosa darah melebihi ambang batas glukosa biasanya sekitar 180 mg/dL,
glukosa dieksresikan ke dalam urin, suatu yang disebut glukosuria. Penurunan
volume intraseluer dan peningkatan haluaran urine yang menyebabkan dehidrasi.
Mulut menjadi kering dan sensor haus diaktifkan yang menyebabkan orang
tersebut minum jumlah air yang banyak (polidipsia).
Karena glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel tanpa insulin, produksi
energi menurun. Penurunan energi sel menstimulasi rasa lapar dan orang makan
lebih banyak (polifagia). Meski asupan makanan meningkat, berat badan orang
tersebut turun saat tubuh kehilangan air dan memecah protein dan lemak sebagai
upaya memulihkan sumber energi. Malaise dan keletihan menyertai penurunan
energi. Penglihatan yang buram juga umum terjadi akibat pengaruh osmotik yang
menyebabkan pembengkakan lensa mata.
33
2.2.7 Pemeriksaan penunjang
c. Pemeriksaan urine , dimana urine diperiksa ada atau tidaknya kandungan glukosa
pada urine tersebut. Biasanya pemeriksaan dilakukan menggunakan cara Benedict
(reduksi). Setelah pemeriksaan selesai hasil dapat dilihat dari perubahan warna
yang ada : hijau (+), kuning (++), merah (+++), dan merah bata (++++).
d. Pemeriksaan kultur pus
Bertujuan untuk mengetahui jenis kuman yang terdapat pada luka dan untuk
observasi dilakukan rencana tindakan selanjutnya.
e. Pemeriksaan Jantung meliputi EKG sebelum dilakukan tindakan pembedahan
48
serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar
glukosa darah normal (euglikemia), tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan
serius pada pola aktivitas pasien.
Ada lima komponen dalam penatalaksanaan DM yaitu:
I. Diet
33
• Diit I s/d III: diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk.
• Diit IV s/d V: diberikan kepada penderita dengan berat badan normal.
• Diit VI s/d VIII: diberikan kepada penderita kurus, diabetes remaja dan diabetes
komplikasi.
Penentuan jumlah kalori diit diabetes melitus harus disesuaikan dengan gizi
penderita, penentuan gizi dilaksanakan dengan menghitung percentage of relative
body weight (BBR=berat badan normal ) dengan rumus BBR=BB (Kg)x100%
a. Kurus (underweight): BBR<90%
b. Normal (ideal) : BBR 90-110%
c. Gemuk (overweight): BBR>110%
d. Obesitas, apabila: BBR >120%
e. Obesitas ringan: BBR 120-130%
f. Obesitas sedang: BBR 130-140%
g. Obesitas berat: BBR 140-200%
h. Morbid: BBR> 200%
50
II. Latihan
III. Penyuluhan
IV. Obat
33
b) Menghambat absorpsi karbohidrat.
c) Menghambat glukoneogenesis di hati.
d) Meningkatkan afinitas pada reseptor insulin.
e) Biguanida pada tingkat reseptor: meningkatkan jumlah reseptor insulin.
f) Biguanida pada tingkat pascareseptor: mempunyai efek intraselueler.
b. Insulin
DM tipe I, DM tipe II yang pada saat tertentu tidak dapat dirawat dengan OAD,
DM kehamilan, DM dan gangguan faal hati yang berat, DM dan infeksi akut
(selulitis, gangren), DM dan TBC paru akut, DM dan koma lain pada DM, DM
operasi, DM patah tulang, DM dan underweight, dan DM dan penyakit graves.
2) Beberapa cara pemberian insulin
Insulin reguler mencapai puncak kerjanya pada 1-4 jam, sesudah suntikan
subkutan, kecepatan absorpsi di tempat suntikan tergantung pada beberapa faktor
antara lain:
52
Pemijatan juga akan mempercepat absorpsi insulin.
(4) Suhu
Suhu kulit tempat suntikan (termasuk mandi akan mempercepat absorpsi insulin).
(5) Dalamnya suntikan
Makin dalam suntikan makin cepat puncak kerja insulin dicapai. Ini berarti
suntikan intramuskular akan lebih cepat efeknya daripada subkutan.
(6) Konsenterasi insulin
Apabila konsenterasi insulin berkisar 40-100 u/ml tidak terdapat penurunan dari
u-100 ke u-10 maka efek insulin dipercepat.
Suntikan intramuskular dapat digunakan pada kasus diabetik atau pada kasus–
kasus dengan degradasi lemak suntikan subkutan. Sedangkan suntikan intravena
dosis rendah digunakan untuk terapi koma diabetik.
V. Cangkok pancreas
2.2.9 Komplikasi
33
a. Komplikasi Akut
1. Hiperglikemia
2. Ketoasidosis Diabetik
54
menyebabkan koma dan kematian jika tidak ditangani.
DKA juga dapat terjadi pada orang yang terdiagnosis DM saat kebutuhan
tenaga meningkat selama stress fisik atau emosi. Keadaan stres memicu pelepasan
hormon glukoneogenik, yang menghasilkan pembentukan karbohidrat dari protein
atau lemak. Orang yang sakit menderita infeksi (penyebab tersering DKA), atau
yang mengurangi atau melewatkan dosis insulin sangat beresiko mengalami DKA.
DKA melibatkan empat masalah metabolic :
• Hiperosmolaritas akibat hiperglikemia dan dehidrasi.
• Asidosis metabolik akibat penumpukan asam ketoat.
• Penurunan volume ektraseluler akibat diuresis osmotik.
• Ketidakseimbangan elektrolit (misalnya kehilangan kalium dan natrium)
akibat diuresis osmotic.
3. Hipoglikemia
33
Penyandang DM tipe 1 selama 4-5 tahun gagal menyekresikan glukagon
sebagai respon terhadap penurunan glukosa darah. Mereka bergantung pada
epineprin yang berfungsi sebagai respon kontaregulator terhadap hipoglikemia.
Namun respons kompensatorik ini dapat menghilang atau tumpul. Orang tersebut
kemudian mengalami sindrom yang disebut ketidaksadaran akan hipoglikemia.
b. Komplikasi kronik
56
Penyakit arteri koroner merupakan penyebab terbanyak kematian pada
penyandang DM tipe II. Penyandang DM yang mengalami infark miokard lebih
rentan terhadap terjadinya gagal jantung kongestif sebagai komplikasi infark dan
juga cenderung bertahan hidup pada periode segera setelah mengalami infark.
3. Hipertensi
Penyandang DM, khususnya lansia dengan DM tipe II, dua hingga empat
kali lebih sering mengalami stroke. Meskipun hubungan pasti antara DM dan
penyakit vaskular serebral tidak diketahui, hipertensi (salah satu faktor resiko
stroke) merupakan masalah kesehatan umum yang terjadi pada penyandang DM.
Selain itu, aterosklerosis pembuluh darah serebral terjadi pada usia lebih dini dan
semakin ekstensif pada penyandang DM.
6. Retinopati diabetik
33
Adalah nama untuk perubahan di retina yang terjadi pada penyandang DM.
Struktur kapiler retina mengalami perubahan aliran darah, yang menyebabkan
iskemia retina dan kerusakan retina-darah. Retinopati diabetik merupakan
penyebab terbanyak kebutaan pada orang yang berusia 20 dan 74 tahun.
Neuropati perifer dan viseral adalah penyakit pada saraf perifer dan sistem
saraf otonom. Pada penyandang DM, penyakit sering kali disebut neuropati
diabetik. Etiologi neuropati diabetik mencakup (1) penebalan dinding pembuluh
darah yang memasok saraf, yang menyebabkan penurunan nutrien; (2) demielinasi
sel- sel schwann yang mengelilingi dan menyekat saraf, yang memperlambat
hantaran saraf; dan (3) pembentukan dan penumpukan sorbitol dalam sel-sel
schwan yang merusak hantaran saraf.Neuropati perifer (juga disebut neuropati
somatik) mencakup polineuropati dan mononeuropati. Polineuropati, tipe
terbanyak neuropati yang dikaitkan dengan DM merupakan gangguan sensorik
bilateral. Manifestasi pertama kali terlihat pada jari kaki dan kaki yang bergerak
ke atas. Jari tangan dan tangan juga dapat terkena, tetapi biasanya hanya pada
stadium lanjut DM. Manifestasi polineuropati bergantung pada serabut saraf yang
terkena. Kurangnya sensasi mencegah kewaspadaan akan cedera dan untuk alasan
ini, penderita diabetes harus diberitahu untuk memeriksa kaki dan tungkai mereka
setiap hari, melihat tanda- tanda cedera.
8. Neuropati viseral
58
9. Perubahan mood
Penyandang DM, baik tipe I maupun tipe II, menjalani ketegangan kronik
hidup dengan perawatan diri kompleks dan beresiko tinggi mengalami depresi dan
distres emosional spesifik karena DM. Depresi mayor dan gejala depresi
mempengaruhi 20% penyandang DM yang membuatnya menjadi dua kali sering
terjadi di kalangan penyandang DM dibanding populasi umum.
33
tinggi mengalami amputasi di ekstremitas bawah, dengan peningkatan risiko pada
mereka yang sudah menyandang DM lebih dari 10 tahun, jenis kelamin pria,
memiliki kontrol glukosa yang buruk, atau mengalami komplikasi kardiovaskuler,
retina, atau ginjal
.
Perubahan vaskular di ektremitas bawah pada penyandang DM
mengakibatkan arteriosklerosis. Arteriosklerosis yang diinduksi DM cenderung
terjadi pada usia yang lebih muda, kejadiannya hampir sama pada pria dan wanita,
biasanya bilateral, dan berkembang dengan cepat. Pembuluh darah yang sering
kali terkena terletak di bawah lutut. Sumbatan terbentuk di arteri besar, sedang,
dan kecil tungkai bawah dan kaki. Sumbatan multiple dengan penuunan aliran
darah mengakibatkan manifestasi penyakit vaskular perifer.
a) Akut
1) Hipoglikemia dan hiperglikemia.
2) Penyakit makrovaskuler: mengenai pembuluh darah besar, penyakit
jantung koroner (cerebrovaskuler, penyakit pembuluh darah kapiler).
3) Penyakit mikrovaskuler, mengenai pembuluh darah kecil, retinopati,
nefropati.
4) Neuropati saraf sensorik (berpengaruh pada ekstremitas), saraf otonom
berpengaruh pada gastrointestinal, kardiovaskuler.
60
b) Kompikasi menahun diabetes mellitus
1) Neuropati diabetik.
2) Retinopati diabetik.
3) Nefropati diabetik.
4) Proteinuria.
5) Kelainan koroner.
6) Ulkus/gangren.
A. Identifikasi Data
33
Identifikasi alamat dan nomor telepon yang bisa dihubungi
sehingga memudahkan dalam pemberian asuhan keperawatan.
3. Pekerjaaan dan pendidikan KK
Identifikasi pekerjaaan dan latar belakang pendidikan Kepala
Keluarga dan anggota keluarga yang lainnya sebagai dasar dalam
menentukan tindakan keperawatan selanjutnya.
4. Komposisi keluarga
Komposisi keluarga menyatakan anggota keluarga yang
diidentifikasi sebagai bagian dari keluarga mereka.
5. Genogram
Genogram keluarga merupakan sebuah diagram yang
menggambarkan konstelasi keluarga atau pohon keluarga dan
genogram merupakan alat pengkajian informatif yang digunakan
untuk mengetahui keluarga, dan riwayat, serta sumber-sumber
keluarga.
6. Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
7. Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.
8. Agama
Mengkaji agama yang dianut keluarga serta keperacayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan.
9. Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik
dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu
status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-
kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang
yang dimiliki oleh keluarga. Dalam hal ini pertanyaan yang
diajukan adalah status ekonomi:
62
• Berapa jumlah pendapatan per bulan?
• Darimana sumber-sumber pendapatan perbulan?
• Berapa jumlah pengeluaran perbulan?
• Apakah sumber pendapatan mencukupi kebutuhan keluarga?
• Bila tidak, bagaimana keluarga mengaturnya?
10. Rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi
bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu, namun
dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan
aktivitas rekreasi
33
D. Riwayat keluarga sebelumnya/asal
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan
istri/keluarga asal kedua orang tua seperti apa kehidupan keluarga asalnya,
hubungan masa silam dan saat dengan orang tua dari ke dua orang tua)
E. Data Lingkungan
a. Karakteristik rumah
1) Gambar tipe tempat tinggal (rumah, apartemen, sewa kamar, dll). Apakah
keluarga memilki sendiri atau menyewa rumah ini.
2) Gambarkan kondisi rumah (baik interior maupun eksterior rumah). Interior
rumah meliputi jumlah kamar dan tipe kamar, penggunan kamar dan
bagaimana kamar tersebut diatur.
3) Di dapur, amati suplai air minum, penggunaan alat masak.
4) Di kamar mandi, amati sanitasi air, fasilitas toilet, ada tidaknya sabun dan
handuk.
5) Kaji pengaturan tidur di dalam rumah.
6) Amati keadaan umum kebersihan dan sanitasi rumah.
7) Kaji perasaan-perasaan subjektif keluarga terhadap rumah.
8) Evaluasi pengaturan privasi dan bagaimana keluarga merasakan privasi
mereka memadai.
9) Evaluasi ada dan tidak adanya bahaya-bahaya terhadap keamanan
rumah/lingkungan.
10) Evaluasi adekuasi pembuangan sampah.
11) Kaji perasaan puas/tidak puas dari anggota keluarga secara keseluruhan
dengan pengaturan/penataan rumah.
64
b. Karakteritis tetangga dan komunitas RW
1. Apa karakteristik-karakteristik fisik dari lingkungan yang paling dekat dan
komunitas yang lebih luas?
2. Bagaimana mudahnya sekolah-sekolah di lingkungan atau komunitas dapat
diakses dan bagaimana kondisinya?
3. Fasilitas-fasilitas rekreasi yang dimiliki daerah ini?
4. Bagaimana insiden kejahatan di lingkungan dan komunitas?
5. Apakah ada masalah keselamatan yang serius?
F. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang
lain untuk mengubah perilaku.
3) Struktur peran
33
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik cara
formal maupun informal.
4) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluargayang
berhubungan dengan kesehatan
5) Fungsi keluarga
1. Fungsi Afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap
anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota
keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai.
2. Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar dispilin, norma,
budaya dan perilaku.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,
perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana
pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga di
dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari
kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu
keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan
untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota
yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat.
4. Fungsi reproduksi
a. Berapa jumlah anak?
b. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anak?
c. Metode apa yang digunakan keluarga dalan mengendalikan
66
jumlah anak?
5. Fungsi perawatan keluarag
Fungsi ini penting untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi
6. Stres dan koping keluarga
Stresor jangka pendek dan panjang
a. Sebutkan stressor jangka pendek (< 6 bulan) dan stresor jangka
panjang (> 6 bulan) yang saat ini terjadi pada keluarga.
Apakah keluarga dapat mengatasi stresor biasa dan ketegangan
sehari-hari?
b. Bagaimana keluarga mengatasi tersebut? Jelaskan
Strategi koping apa yang digunakan oleh keluarg
untuk menghadapi masalah-masalah? (koping apa yang
dibuat?)
Apakah anggota keluarga berbeda dalam
cara–cara koping terhadap masalah-masalah mereka sekarang?
Jelaskan
7. Pemeriksaan fisik
a. Status kesehatan umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi
badan, berat badan dan tanda-tanda vital. Biasanya pada
penderita diabetes didapatkan berat badan yang diatas
normal/obesitas.
b. Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, apakah ada pembesaran
pada leher, kondisi mata, hidung, mulut dan apakah ada
kelainan pada pendengaran. Biasanya pada penderita diabetes
mellitus ditemui penglihatan yang kabur/ganda serta diplopia
dan lensa mata yang keruh, telinga kadang-kadang berdenging,
lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi
mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah.
33
c. Sistem integumen
Biasanya pada penderita diabetes mellitus akan ditemui turgor
kulit menurun, kulit menjadi kering dan gatal. Jika ada luka atau
maka warna sekitar luka akan memerah dan menjadi warna
kehitaman jika sudah kering. Pada luka yang susah kering
biasanya akan menjadi ganggren.
d. Sistem pernapasan
Dikaji adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Biasanya
pada penderita diabetes mellitus mudah terjadi infeksi pada
sistem pernafasan.
e. Sistem kardiovaskuler
Pada penderita diabetes mellitus biasanya akan ditemui perfusi
jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang,
takikardi/bradikardi,hipertensi, aritmia,kardiomegalis.
f. Sistem gastrointestinal
Pada penderita diabetes mellitus akan terjadi polifagi, polidipsi,
mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrasi,perubahan berat
badan, peningkatan lingkar abdomen dan obesitas.
g. Sistem perkemihan
Pada penderita diabetes mellitus biasanya ditemui terjadinya
poliuri, retensi urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit
saat berkemih.
h. Sistem muskuluskletal
Pada penderita diabetes mellitus biasanya ditemui terjadinya
penyebaran lemak, penyebaran massa otot, perubahan tinggi
badan, cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di
ekstremitas.
i. Sistem neurologis
Pada penderita diabetes mellitus biasanya ditemui terjadinya
penurunan sensoris, anastesia, letargi, mengantuk, kacau mental,
disorientasi dan rasa kesemutan pada tangan atau kaki.
68
2.3.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan keluarga disusun berdasarkan jenis
diagnosis seperti:
1. Diagnosis sehat/ wellness
Diagnosis sehat/wellness, digunakan bila keluarga mempunyai potensi
untuk ditingkatkan, belum ada maladaptif. Perumusan diagnosis
keperawatan keluarga potensial, hanya terdiri dari komponen problem
(P) saja atau P (problem) dan S (symptom/sign), tanpa komponen
etiologi
2. Diagnosis ancaman
Diagnosis ancaman, digunakan bila belum terdapat paparan masalah
kesehatan, namun sudah ditemukan beberapa data maladaptif yang
memungkinkan timbulnya gangguan. Perumusan diagnosis
keperawatan keluarga risiko, terdiri dari problem (P), etiologi (E), dan
symptom/sign (S).
3. Diagnosis nyata/ ganffuan
Diagnosis gangguan, digunakan bila sudah gangguan/masalah
kesehatan di keluarga, di dukung dengan adanya beberapa data
maladaptif. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga nyata terdiri
dari problem (P), etiologi (E), dan symptom/sign (S).
Perumusan problem (P) merupakan respon terhadap gangguan
pemenuhan kebutuhan dasar. Sedangkan etiologi (E) mengacu pada 5
tugas keluarga yaitu:
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, meliputi:
• Persepsi terhadap keparahan penyakit.
• Pengertian.
• Tanda dan gejala.
• Faktor penyebab.
• Persepsi keluarga terhadap masalah.
33
• Sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat
danluasnya masalah.
• Masalah dirasakan keluarga.
• Keluarga menyerah terhadap masalah yang
dialami.
• Sikap negatif terhadap masalah kesehatan.
• Kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.
• Informasi yang salah.
70
Tabel 2.1 Proiritas Masalah Asuhan Keprrawatan Keluarga
33
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit diabetes melitus
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan diabetes melitus
c. Resiko komplikasi penyakit DM berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit diabetes melitus
d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang sakit diabetes melitus
72
Tabel 2.2 Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
33
kegemukan, obat-
obatan dan infeksi. 1. Kaji pengetahuan
keluarga tentang
tanda dan gejala
DM.
2. Diskusikan dengan
keluarga tentang
3. Tanda dan gejala tanda dan gejala DM
3. Keluarga DM yaitu sering dengan
mampu kencing, sering menggunakan
menyebutkan 6 haus, rasa gatal, lembar balik dan
dari 8 tanda dan mudah lelah, leaflet.
gejala DM. luka yang sulit 3. Beri kesempatan
sembuh atau keluarga untuk
infeksi pada bertanya.
kulit, pandangan 4. Berikan
kabur, dan reinforcement
kesemutan atau positif.
baal.
1. Kaji pengetahuan
keluarga tentang
pencegahan DM.
2. Diskusikan dengan
4. Keluarga 4. Pencegahan DM
mampu antara lain
menyebutkan 5 menerapkan pola
hidup sehat
74
dari 7 cara terapkan pola keluarga tentang
pencegahan makan yang baik cara pencegahan
DM. dan sehat, jaga DM dengan
kondisi mental menggunakan
spiritual, lembar balik dan
melakukan leaflet.
aktifitas fisik 3. Keluarga bersama
secara rutin, jaga perawat
berat badan mengidentifikasi
ideal, jauhi anggota keluarga
rokok, dan yang mengalami
minuman DM.
alkohol serta 4. Beri kesempatan
komsumsi keluarga untuk
berbagai herbal bertanya.
yang dapat 5. Evaluasi kembali
mencegah DM. pengertian,
penyebab, tanda dan
gejala dan
pencegahan DM
pada keluarga.
6. Berikan pujian
kepada keluarga atas
2. Setelah jawaban yang benar.
dilakukan 1. Keluarga mampu 1. Keluarga
kunjungan 1 x mengambil memberi 1. Kaji keputusan yang
30 menit keputusan dalam keputusan untuk diambil keluarga.
merawat anggota merawat anggota 2. Diskusikan dengan
33
keluarga dengan keluarga tentang
komplikasi dari DM.
76
cara mengatasi aktivitas dan DM.
DM. olahraga (senam 3. Menjelaskan dan
DM dan senam mendemonstrasikan
kaki), pengobatan, pada keluarga
mengenai cara
33
manajemen stress, mengatasi masalah
dan pemeriksaan DM.
berkala kadar gula 4. Evaluasi kembali
darah. tentang cara
merawat dan
mengatasi DM.
5. Berikan kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
6. Berikan pujian pada
keluarga atas
jawaban yang benar.
4. Setelah 1. Keluarga dapat 1. Keluarga mampu
dilakukan menciptakan dan memodifikasi 1. Kaji pengetahuan
kunjungan 1x50 memodifikasi lingkungan untuk keluarga tentang
menit keluarga lingkungan yang merawat anggota lingkungan yang
mampu dapat membantu keluarga dengan nyaman untuk
memodifikasi dalam perawatan memelihara rumah anggota keluarga
dan anggota keluarga (jangan DM.
menciptakan dengan DM. meletakkan barang 2. Diskusikan bersama
lingkungan sembarang), keluarga bagaimana
yang sehat menggunakan alas lingkungan yang
untuk kaki saat berjalan nyaman dan sehat
menunjang ke luar rumah. untuk anggota
kesehatan . keluarga dengan
keluarga. DM.
3. Evaluasi kembali
tentang bagaimana
78
lingkungan yang
dapat menunjang
33
kesehatan anggota
keluarga yang sakit.
4. Beri kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
5. Berikan pujian pada
keluarga.
1. Keluarga mampu
5. Setelah 1. Keluarga mampu memanfaatkan 1. Kaji pengetahuan
dilakukan 1x50 menyebutkan apa fasilitas kesehatan keluarga tentang apa
menit keluarga saja fasilitas yang ada dalam saja fasilitas
mampu kesehatan yang melakukan kesehatan yang ada
menggunakan ada dan apa perawatan pada dan apa manfaat
dan keuntungan keluarga dengan fasilitas kesehatan
memanfaatkan membawa anggota masalah DM yaitu tersebut.
fasilitas keluarga yang dengan membawa 2. Diskusikan bersama
kesehatan yang sakit ke fasilitas anggota keluarga keluarga apa saja
ada. kesehatan. untuk kontrol dan fasilitas kesehatan
berobat ke yang ada dan
puskesmas,rumah bagaimana
bidan dan RS memanfaatkan
serta keluarga fasilitas pelayanan
memahami apa kesehatan tersebut.
keuntungannya. 3. Evaluasi kembali
fasilitas kesehatan
yang bisa digunakan
dan bagaimana
memanfaatkan
80
fasilitas kesehatan
pada semua anggota
keluarga.
4. Berikan kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
5. Berikan pujian pada
keluarga.
33
2 Setelah dilakukan 1.Setelah dilakukan 1. Keluarga mampu 1. Diit pada pasien 1. Kaji pengetahuan
kunjungan kunjungan 1x50 menyebutkan DM adalah keluarga tentang
sebanyak 3 hari menit keluarga definisi diit pada pengaturan jenis pengertian diit DM.
keluarga mampu mampu mengenal pasien DM dan jumlah 2. Diskusikan dengan
mengenal dan dan memahami dengan bahasa makanan dengan keluarga tentang
memahami diit pada pasien sendiri. maksud pengertian diit DM
bagaimana DM. mempertahankan dengan menggunakan
pengaturan diit dan status nutrisi lembar balik dan
pada pasien DM. dan membantu leaflet.
menyembuhkan 3. Beri kesempatan
serta pencegahan keluarga untuk
terjadinya bertanya.
komplikasi. 4. Berikan reinforcemt
positif.
82
mempertahankan lembar balik dan
mendekati lipid leaflet.
normal mencapai 3. Beri kesempatan
berat badan normal, keluarga untuk
mencegah bertanya.
komplikasi kronik, 4. Berikan
meningkatkan reinforcement positif.
kualitas hidup
sehingga dapat
melakukan
pekerjaan sehari-
3. Keluarga mampu hari seperti biasa.
menyebutkan 8
1. Kaji pengetahuan
dari 8 macam diit 3. Macam-macam diit
pasien diabetes keluarga tentang
pada DM.
antara lain diet macam-macam diit
diabetes mellitus I, DM.
diet diabetes 2. Diskusikan dengan
mellitus II, diet keluarga tentang
diabetes mellitus macam-macam diit
III, diet diabetes DM dengan
mellitus IV, diet menggunakan lembar
diabetes mellitus V, balik dan leaflet.
diet diabetes 3. Beri kesempatan
mellitus VI. diet keluarga untuk
diabetes mellitus bertanya.
VII, diet diabetes 4. Berikan
mellitus VIII, diet I- reinforcement positif.
33
III diberikan kepada
pasien yang
mempunyai berat
badan normal, diet
VI-VIII diberikan
kepada pasien
kurus, diabetes
remaja (juvenile
diabetes) atau
diabetes dengan
komplikasi.
2.Setelah dilakukan 1. Keluarga mampu 1. Kaji pengetahuan
kunjungan 1x50 menyebutkan 5 1. Makanan yang baik keluarga tentang
menit keluarga dari 8 macam- dikonsumsi makanan yang baik
mampu merawat macam makanan penderita diabetes untuk penderita
anggota keluarga yang baik antara lain makanan DM.
dengan DM. dikonsumsi yang terbuat dari 2. Diskusikan dengan
penderita diabetes biji-bijian utuh atau keluarga makanan
mellitus dengan karbohidrat yang baik untuk
bahasa sendiri. kompleks seperti penderita DM
nasi merah, kentang dengan
panggang, oatmeal, menggunakan
roti dan sereal dari lembar balik dan
84
biji-bijian utuh; leaflet.
daging tanpa lemak 3. Beri kesempatan
yang dikukus, keluarga untuk
direbus, bertanya.
dipanggang, dan 4. Berikan
dibakar; sayur- reinforcement
sayuran yang positif.
diproses dengan
cara direbus,
33
dikukus,
dipanggang atau
dikonsumsi mentah.
Sayuran yang baik
dikonsumsi untuk
penderita diabetes
diantaranya brokoli
dan bayam; buah-
buahan segar;
kacang-kacangan,
termasuk kacang
kedelai dalam
bentuk tahu yang
dikukus, dimasak
untuk sup dan
ditumis; popcorn
tawar; produk
olahan susu rendah
lemak dan telur;
ikan seperti tuna,
salmon, sarden dan 1. Kaji keputusan yang
3. Setelah 1. Keluarga mampu makarael. diambil oleh
dilakukan mengambil keluarga.
kunjungan 1x50 keputusan dalam 1. Keluarga memberi 2. Diskusikan dengan
menit keluarga merawat anggota keputusan untuk keluarga tentang
mampu keluarga dengan merawat anggota komplikasi dari DM.
memutuskan DM. keluarga dengan 3. Bimbing dan
untuk merawat masalah DM. motivasi keluarga
86
anggota untuk mengambil
keluarga keputusan dalam
dengan DM. menangani masalah
DM.
4. Evaluasi kembali
tentang keputusan
yang telah dibuat.
5. Beri pujian atas
keputusan yang
diambil keluarga
untuk mengatasi
DM pada keluarga.
33
kesehatan alas kaki saat 3. Evaluasi kembali
tentang bagaimana
88
keluarga. berjalan ke luar lingkungan yang
dari rumah. dapat menunjang
kesehatan anggota
kelaurga yang sakit.
4. Beri kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
5. Berikan pujian pada
keluarga.
5. Setelah 1. Keluarga mampu 1. Keluarga mampu
dilakukan menyebutkan apa memanfaatkan 1. Kaji pengetahuan
kunjungan 1x50 saja fasilitas fasilitas kesehatan keluarga tentang apa
menit keluarga kesehatan yan yang ada dalam saja fasilitas
mampu ada dan apa melakukan kesehatan dan apa
menggunakan keuntungan perawatan pada manfaat fasilitas
dan membawa keluarga dengan kesehatan tersebut.
memanfatkan anggota keluarga masalah DM yaitu 2. Diskusikan bersama
fasilitas yang sakit ke dengan membawa keluarga apa saja
kesehatan yang fasilitas anggota keluarga fasilitas kesehatan
ada. kesehatan. untuk kontrol dan yang ada dan
berobat ke bagaimana
puskesmas, rumah memanfaatkan
bidan dan RS serta fasilitas kesehatan
keluarga pelayanan tersebut.
memahami apa 3. Evaluasi kembali
keuntungannya. apa saja fasilitas
33
kesehatan yang bisa
digunakan dan
bagaimana
memanfaatkan
90
fasilitas pada semua
anggota keluarga.
4. Berikan kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
5. Berikan pujian pada
keluarga.
33
3 Resiko 1. Setelah 1. Setelah 1. Keluarga mampu 1. Komplikasi DM 1. Kaji pengetahuan
komplikasi dilakukan dilakukan menyebutkan adalah gabungan keluarga tentang
penyakit DM kunjungan kunjungan 1x50 definisi atau hadirnya komplikasi DM..
berhubungan sebanyak 3 hari menit keluarga komplikasi DM penyakit baru yang 2. Diskusikan dengan
dengan keluarga mampu mampu dengan bahasa bersarang adalam keluarga tentang
ketidakmampua mengenal dan mengenal dan sendiri. baru sebagai komplikasi DM
n keluarga memahami memahami tambahan dari dengan
dalam merawat pencegahan komplikasi pada penyakit diabetes menggunakan
anggota komplikasi DM. pasien DM. mellitus yang lembar balik dan
keluarga yang sebelumnya sudah leaflet.
sakit diabetes ada dan biasanya 3. Beri kesempatan
mellitus disebabkan oleh keluarga untuk
penanganan yang bertanya.
lambat. 4. Beri reinforcemt
positif.
.
2. Keluarga mampu 1. Kompilikasi 1. Kaji pengetahuan
menyebutkan 4 diabetes mellitus keluarga tentang
dari 5 komplikasi antara lain penyakit macam-macam
diabetes mellitus kardiovaskuler, komplikasi diabetes
dengan bahasa penyakit ginjal mellitus.
(nefropatik), 2. Diskusikan dengan
92
sendiri. penyakit mata, keluarga
penyakit saraf tentan
(neuropati) dan gmacam-macam
kerentanan terhadap komplikasi
infeksi. diabetes mellitus denganmen
3. Beri
kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
4. Beri reinforcemt
positif.
33
4. Beri reinforcemt
positif.
1. Keluarga mampu
2. Setelah mengambil 1. Keluarga mampu 1. Kaji keputusan
dilakukan keputusan untuk memberikan yang diambil
kunjungan 1x50 merawat anggota keputusan untuk olehkeluarga.
menit keluarga keluarga dengan merawat anggota 2. Diskusikan
mampu DM. keluarga dengan dengan keluarga
memutuskan masalah diabetes tentang
untuk merawat mellitus. komplikasi dari
anggota diabetes
keluarga dengan mellitus.
DM. 3. Bimbing danmotivas
4. Evaluasi
kembali yang
telah dibuat.
5. Beri pujian atas
keputusan yang
diambil
keluarga
untuk
menga
tasi
masalah
diab
3. Setelah 1. Keluarga mampu 1. Keluarga mampu etes
dilakukan merawat anggota memahami mellitus
kunjungan 1x50 keluarga dengan perawatan kaki
diabetes mellitus pada pasien
94
menit keluarga padakeluarga.
1. Kaji pengetahuan
keluarga tentang
cara perawatan
kaki
anggota
keluarga
33
mampu merawat dan mampu diabetes yaitu dengan diabetes
anggota mendemonstrasik periksa kakis mellitus.
keluarga dengan an bagaimana secara teratur 2. Diskusikan dengan
diabetes cara perawatan setiap hari, cuci keluarga tentang cara
mellitus. kaki pasien kaki setiap hari, perawatan kaki
diabetes mellitus. potong kuku- dengan diabetes
kuku jari kaki mellitus.
dengan hati-hati, 3. Menjelaskan dan
olesi kaki mendemontrasikan
dengan krim pada kelaurga
pelembab agar mengenai cara
tidak retak, perawatan kaki
gunakan alas anggota keluarga
kaki, pilih kaos dengan masalah
kaki dengan diabetes mellitus.
kandungan katun 4. Evaluasi kembali
yang tinggi dan tentang cara
jadwalkan perawatan kaki.
kunjungan ke 5. Berikan kesempatan
dokter. keluarga untuk
bertanya.
6. Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban
4. Setelah yang benar.
1. Keluarga dapat
dilakukan
menciptakan dan 1. Keluarga mampu 1.
kunjungan 1x50 Kaji pengetahuan
memodifikasi memodifikasi
96
menit keluarga lingkungan yang lingkungaan untuk tentang lingkungan
mampu dapat membantu merawat anggota yang nyaman untuk
keluarga dengan anggota keluarga
dengan diabetes
33
memodifikasi perawatan anggota memelihara mellitus.
dan keluarga dengan kebersihan rumah 2. Diskusikan bersama
menciptakan diabetes mellitus. (jangan keluarga bagaimana
lingkungan yang meletakkan lingkungan yang
sehat untuk barang nyaman dan sehat
menunjang sembarangan), untuk anggota
kesehatan menggunakan alas keluarga dengan
keluarga. kaki saat berjalan diabetes mellitus.
ke luar dari 3. Evaluasi kembali
rumah. tentang bagaimana
lingkungan yang
dapat menuinjang
kesehatan anggota
keluarga yang sakit.
4. Beri kesemapatan
keluarga untuk
bertanya.
5. Berikan pujian pada
keluarga.
5. Setelah 1. Keluarga mampu 1. Keluarga mampu
dilakukan menyebutkan apa memanfaatkan 1. Kaji pengetahuan
kunjungan 1x50 saja fasilitas fasilitas kesehatan tentang apa saja
menit keluarga kesehatan yang yang ada dalam fasilitas kesehatan
mampu ada dan apa melakukan yang apa manfaat
menggunakan keuntungan perawatan pada fasilitas kesehatan
dan membawa keluarga dengan tersebut.
98
memanfaatkan anggota keluarga masalah diabetes 2. Diskusikan bersama
fasilitas yang sakit ke mellitus yaitu keluarga apa saja
kesehatan yang fasilitas dengan membawa fasilitas kesehatan
yang ada dan
33
ada. kesehatan. anggota keluarga bagaimana
untuk kontrol dan memanfaatkan
berobat ke fasilitas kesehatan
puskesmas, rumah tersebut.
bidan dan RS serta 3. Evaluasi kembali
keluarga apa saja fasilitas
memahami kesehatan yang bisa
keuntungannya. digunakan dan
bagaimana fasilitas
kesehatan pada
semua anggota
keluarga.
4. Beri kesemapatan
keluarga untuk
bertanya.
5. Berikan pujian pada
keluarga.
100
BAB III
33
1 Surtin Kepal 70 P Ja SD IRT 170, 60, 130/ Leng -
ah a wa 21,18 80, kap
kelua 80x/
rga i,
24x/
I,
36⁰C
2 Mardi Anak 52 L Ja SMA Karya Tidak Tida Leng -
Santos wa wan dikaji k kap
a dika
ji
3 Warda Anak 50 p Ja SMA IRT 172, 61, 120/ Leng -
ni wa 21,63 80. kap
89x/
i,
22xi,
37⁰C
LANJUTAN
No Nama Nama Stattus Riwayat Analisis Masalah
Penampilan Kesehatan Penyakit/ Kesehatan INDIVIDU
Umum Saat Ini Alergi
1 Surtinah Agak Gemuk, Sakit Tidak ada Tidak mamppu
tidak pucat melakukan pola
makan sehat
2 Mardi Agak gemuk, Sehat Tidak ada Tidak mampu memelihara
102
Santosa tidak pucat kesehatan
Anggota keluarga yang sakit
3 Wardan - Sehat Tidak ada -
i
33
2. Data penunjang keluarga
33
anggota keluarganya:keluargatentanggakaderTenaga kesehatannya,yaitu : dari
tetangganya yaitu dokter, tenaga kesehatan : dokter dan perawat di puskesmas pada saat
kontrol
7. Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang di alami keluarganya:Tidak
perlu di tangani karena akan sembuh sendiri biasanyaPerlu berobat fasilitas
yankesTidak terpikir
8. Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesetan yang di alami anggota
keluarganya secara aktif:YaTidak,jelaskan: selalu kontrol dan minum obat DM
9. Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya:YaTidak,jelaskan : supaya gula darah tidak naik
10. Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah
kesehatan yang dialaminya:YaTidak,jelaskan : karena masih membiarkan ny.s
mengkonsumsi tinggi gula
11. Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesetan yang dialami
anggota keluarganya:YaTidak,jelaskan walaupun masih konsumsi gula tapi ny.s tetap
meminum obat DM
12. Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang
mendukung kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan:YaTidak,jelaskan : pola makan yang sehat belum bisa diatur oleh keluarga
13. Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk
mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya:YaTidak,jelaskan dokter yang
tinggal di sebelah rumahnya, dari pengalaman pribadinya selama sakit
106
4. Data pengkajian individu yang sakit
Nama individu yang sakit : Ny. Surtinah Diagnosa medic : Diabestes Melitus
Sumber Dan kesehatan : Askes Rujukan dokter/ rumah sakit : -
Keadaan Umum Sirkulasi/Cairan Perkimian Pernapasan
Kesadaran : baik Edema Bunyi jantung: Pola BAK 7 X/hr,:ml/hr Sianosis
GCS: sadar ….. Hematuri poli uria Sekret/SLym
TD : 130/80 Asites Akral dingin oliguria Di suria Irama ireguler
mm/Hg Tanda pendarahaan inkontinesia Retensi Wheezing
P : 24 x/menit Purpura/Hematom/ Nyeri saat BAK Ronki…………..
S : 36 0C Petekie/Hematemesis/ kemampuan BAK : mandiri/ Otot pantu napas……
N : 80 X/menit Milena/epistaksis Bantu sebagian /tergantuan Alat bantu napas……
Takikardia Tanda Amenia: pucat/ Alat bantu : Tidak/Ya….. Dispnia
Bradikardia Konjungtiva pucat/lidah Gunakan obat : Tidak/Ya… Sesak
Tubuh terabah Bibir pucat/akral pucat Kemampuaan,BAB: mandiri/ Stridar
hangat Tanda dehidrasi: Bantu sebagian/tergantuang Krepliasi
Mengigil Mata cekung/turgor kulit Alat bantu : Tidak/ Ya…………..
Berkurang/bibir kering
Pusing kesemutan
Berkeringat rasa
haus
Pengisian kapiler > 2
detik
33
Pencernaan Muskuloskeletal Tinnitus Fungsi penciuman
Mual munta Tonos otot Fungsi perasa Mampu
kembung Kontraktur Mampu Terganggu
napsu makan : Fraktur Terganggu
Berkurang/Tidak Nyeri otot/tulang
Sulit menelang Drop Foot
Disphagia Lokasi…………
Bau napas Tremor Kulit
Kerusakan jenis………………. Jaringan prut Memar Leserasi
gigi/gusi/lidah/ Malaise/Fatique Bulae/lepu perdarahaan bawah Krustae
atropi Luka bakar kulit…. Derajat….. Perubahaan waran……...
Geraham/Rahang/pal Kekuatan Dcubitus rade…..Lokasi………………
atum otot……………………….
Distensi abdomen Postur tidak
Bising normal………………
usus………………… RPS Tidur dan istirahaat
…………. Atas:bebas/terbatas/kelemah Susah tidur
Konstifasi an/ Waktu tidur……………………………………………….
Diare……..x/hr (kanan/kiri) Bantuan obat…………………………………………….
RPS
Hemoroid,grade…… Bawah:bebas/terbata/
……………… Kelemahan/kelumpuhah
Teraba masa (kanan/kiri)
abdomen………… Berdiri:mandiri/bantu
sebagian/tergantung
StomatisWarna… Alat bantu:
………………. Tidak/Ya…………
Riwayat obat Nyeri:
108
pencahar………… Tidak/Ya………………….
Maag
Konsistensi Diet
khusus:
Tidak/Ya……………
……………………
…
Kebiasaan makan
minum:
Mandiri/bantu/bagia
n tergantung
Alergi
makanan/Minuman:
Tidak/Ya…………
……………………
…..
Alat bantu:
Tidak/Ya…………
….
33
Mental Komunikasih dan budaya Kebersiaan diri Perawatan diri sehari
cemasdenialmarah Intersaksi dengan Gigi-mulut kotor hari
Takutputusasadepresi keluarga:baik/terhambat………… Mata kotor Mandi:
Rendah diri menarik diri Berkomunikasih:lancar/ Kulit kotor Mandiri/Bantu
Agresif perilaku kekerasan Terhambat : karena gangguan Perineal/genital sebagian/tergantung
Respon pasca trauma……………. endengaran kotor Berpakaian:
Tidak mau melihat bagian tubuh Kegiatan sehari-hari : masak Hidung kotor Mandi:
yang rusak dan bersih – bersih rumah Kuku kotor Mandiri/Bantu
Telinga kotor sebagian/tergantung
Rambut kepala Menyisir rambut:
kotor Mandi:
Mandiri/Bantu
sebagian/tergantung
Ny. S sekarang sedang sakit Diabetes mellitus, sedang melakukan pengobatan selama 1 tahun, setiap bulan
kontrol di puskesmas
110
5. Genogram
Keterangan :
: Klien
: Laki-laki
: Perempuan
: Keluarga yang sudah meninggal
: Tinggal di rumah
33
Penjelasan: Ny. S merupakan anak ketiga dari 3 bersaudara dan menikah dengan
Tn. A. Dan mereka memiliki dua orang anak laki-laki dan 1 orang anak
perempuan. Dan suami Ny. S dan anak laki-laki Ny.s juga menderita DM dan
meninggal.
6. Tipe keluarga
Tipe keluarga pada Ny. S adalah keluarga single parent terdiri dari satu
orang tua (ibu) dengan anak kandung.
7. Agama
Suku bangsa pada keluarga Ny. S adalah suku Jawa.
8. Status sosial ekonomi keluarga
Pendapatan keluarga Ny.S dalam sebulan kurang lebih Rp 1.500.000/bulan
dari hasil pensiunan Ny. S, An.M sebagai karyawan Rp 1.000.000/bulan.
Penghasilan ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
keluarga Ny.S
9. Rekreasi keluarga
Pada hari besar agama seperti Idul Fitri, biasanya keluarga akan mudik ke
kampung namun Ny.S mengatakan semenajak ada covid - 19 jarang
melakukan rekreasi keluarga.
112
kebutuhan kesehatan fisik anggota keluar
Namun Ny. S mengaku tiap pagi minum obatnya dan Ny. S setiap
bulan sekali untuk memeriksakan dan mengontrol gula ke fasilitas
kesehatan dan hingga saat ini Ny. S mengeluh sering merasa lapar dan
haus, sering buang air kecil lebih dari 6 kali sehari, serta penglihatan
terkadang berkunang-kunang.
Selain faktor keturunan dan gaya hidup yang kurang sehat serta
kurang berolahraga dan pola istirahat yang kurang ditambah kebiasaan
komsumsi yang manis sebagai faktor pemicu diabetes mellitus.
Sedangkan kakak perempuan Ny. S menderita DM diumur 40 tahun.
3.1.3 Data Lingkungan
33
1. Karakteristik rumah
114
Kamar mandi Warung Kamar tidur
1. Pola komunikasi
33
Komunikasi yang terjalin dalam keluarga Ny.S cukup baik dan
terbuka di mana semua dibicarakan dan diselesaikan bersama
2. Struktur kekuatan keluarga
Antar anggota keluarga saling menghormati dan menghargai dan
pengambilan keputusan berdasarkan keputusan bersama.
3. Struktur peran
Ny.S berperan sebagai kepala keluarga dan berperan sebagai ibu
rumah tangga dan An. M dan An. W berperan sebagai anak
4. Nilai dan norma keluarga
Keluarga Ny.S menerapkan nilai dan norma keluarga yang berlaku
menurut ajaran agama Islam dan budaya yang berlaku dan aturan
yang ada di masyarakat.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga Ny.S saking menyayangi dan peduli
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga Ny.S mengatakan tidak ada masalah dengan
tetangga maupun mayarakat sekitar tempat tinggal
keluarga Ny.S
c. Fungsi perawatan kesehatan
116
2) Membuat keputusan tindakan yang tepat
Jika Ny. S sakit, alternatif yang keluarga lakukan
adalah menyuruh Ny. S untuk meminum obat
glimepiride, simfastatin,Vitamin B complex. Jika
sudah parah Keluarga Ny.S juga akan
memeriksakan kesehatannya di puskesmas
3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang
sakit anggota keluarga yang sakit
Keluarga tidak mampu merawat Ny. S terbukti
keluhan yang dirasakan Ny. S s penglihatan
sebelah kanan klien terkadang kabur, BAK 7x
sehari, sering mengkonsumsi makanan
mengandung tingg
4) Mempertahankan kondisi rumah yang sehat
Kondisi rumah Ny. S cukup bersih, pencahayaan
cukup, namun lantai rumah bagian kamar mandi
licin jika tidak membersihkannya.
5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
kesehatan dengan baik, terbukti keluarga sesekali
memeriksakan Ny. S ke fasilitas kesehatan
d. Fungsi reproduksi
Keluarga Ny.S mempunyai 1 orang anak laki-laki.
e. Fungsi ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, keluarga Ny.S
menggunakan penghasilan yang diperoleh untuk
kebutuhan
33
1. Sressor jangka panjang
Ny. S khawatir mengenai keluhan yang penyakit DM terutama
gatal-gatal dan luka kecil di kaki yang tidak sembuh dan takut
meluas.
2. Stressor jangka panjang
Stressor jangka panjang yang dihadapi Ny. S adalah takut
komplikasi dari diabetes yang akan menganggu kesehatannya dan
ekonomi keluarga.
a. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Untuk mengatasi kekurangan ekonomi keluarga, Ny. S
membuka warung dan untuk masalah kesehatan selain
membeli obat dan kalau sakit berlanjut dibawa ke puskesmas.
b. Strategi koping yang digunakan
Jika ada masalah yang tidak bisa diselesaikan Ny.S dan
keluarga tetap mencari jalan keluar dengan musyawarah dan
Ny. S juga menerima apapun yang terjadi pada dirinya terkait
dirinya terkait penyakitnya, karena Ny. S yakin semua diatur
oleh Allah SWT.
c. Strategi adaptasi fungsional
Apabila banyak permasalahan yang dihadapi keluarga Ny.S
akan minta bantuan keluarga terdekat.
118
No Data Maslah keperawatan
1 Data subjektif:
1. Ny.S mengatakan bisa
menjelaskan
pengertian,penyebab,tanda
dan gejala,serta
pencegahan DM namun
hanya sebagian saja
2. Ny.S mengatakan tidak
tau tentang cara merawat
kaki
3. Ny.S mengatakan
bagaimana cara
mengontrol gula darah Defisit Pengetahuan
dengan baik
Data Objektif :
1. Ku : Baik
2. Ny.S tampak tidak ada
luka di kaki
3. Ny.S tampak menjawab
pengertian dari DM
adalah penyakit gula,
penyebab, karena
mengonsumsi makanan
yang mengandung gula,
tanda dan gejala : haus
dan sering
kencing,pencegahannya
Cuma jangan
mengkonsumsi gula
4. Ny.S tampak tidak
memperhatikan
kesehatan kakinya
5. Pada tanggal 4/10/2021
TTV = TD : 130/80
mmhg, N : 80x/I, P :
24x/I, S : 37⁰c
6. Pada tanggal 9/10/2021
jam 10:00
GDS sewaktu setelah
makan : 148 mg/ dL
33
2 Data Subjektif :
1. Ny.S mengatakan
kadang-kadang tekanan
darahnya naik diastolnya
140-150
2. Ny.S mengatakan
penglihatannya sesekali
kabur
DO :
Resiko komplikasi penyakit
1. Ny.S tampak berbicara
dengan mata mengecil DM
2. Ny.S tampak menjawab
TD darahnya yang
terakhir 150/90
3. TTV pada tanggal
4. 6/10/2021
TTV = TD : 140/90
mmhg, N : 89x/I, P :
21x/I, S : 36⁰c
Data Obejektif :
1. Ny.S tampak bolak
balik ke Toilet BAK
2. Ny.S tampak
menyebutkan
makanan/ minuman
yang biasa
dikonsumsi
3. BB : 60 kg
TB : 170 cm
120
4.2 Diagnosa Keperawatan Keluarga
33
dicegah: untukmengubah
a. Tinggi (3) kebiasaan
b. Cukup (2) hidup sehat.
c. Rendah (1)
4 Menonjolnya 1 2/2x1=1 Keluarga
masalah: menyadari
a. Segera (2) pentingnya
b. Tidak masalah untuk
segera (1) segera diatasi
c. Tidak sehingga dapat
dirasakan(0) meningkatkan
derajat
kesehatan Ny.S
Skor total : 8) 2/3
122
makan makanan
yang bergizi,
minum obat,
rajin kontrol di
faskes
3 Potensial 1 1/3x1=0/3 Masalah dapat
masalahuntuk
dicegah dengan
dicegah:
a. Tinggi (3) mengajarkan
b. Cukup (2)
pola hidup sehat
c. Rendah (1)
DM,diet rendah
gulamembawa
Ny.S ke
fasilitas
kesehatan.
4 Menonjolnya 1 1/2x1=1 Keluarga
masalah: merasakan ada
d. Segera (2) masalah tetapi
e. Tidak belum
segera (1) bis
f. Tidak amerawat
dirasakan(0) anggota
keluarga yang
sakit.
Skor total : 3/ 0,3
Diagnosa keperawatan 3 : Kesiapan peningkatan manajemen
33
c. Aktual (3)
2 Kemungkinan 2 1/2x2=1 Masalalah bisa
masalah untuk
diubah dengan
diubah:
a. Mudah (2) mengajarkan
b. Sebagian(1)
cara merawat
c. Tidak dapat
diubah (0) anggota
keluarga yang
sakit dengan
diet DM, rutin
minum
obat,dan
mengontrol
kesehatan di
fasilitas
kesehatan
3 Potensial 1 1/3x1= Masalah dapat
masalahuntukdicegah: 0/3
dicegah dengan
a. Tinggi (3)
b. Cukup (2) mengajarkan
c. Rendah
cara diet yang
(1)
benar
4 Menonjolnya 1 0/2x1=0 Keluarga
masalah: merasakan ada
a. Segera (2) masalah tetapi
b. Tidak belum bisa
segera (1) merawat
c. Tidak anggota
dirasakan(0) keluarga yang
sakit.
Skor total : 1 0/3
124
3.1.9 Prioritas Diagnosa Keperawatan
33
3.1. Intervensi Keperawatan Keluarga
126
dari 8 penyebab genetik atau penyebab DM.
dari DM. keturunan, pola 2. Diskusikan dengan
makan yang tidak keluarga tentang
teratur, kurangnya penyebab DM
aktifitas fisik atau dengan
olahraga, stress, menggunakan
obesitas atau lembar balik dan
kegemukan, obat- leaflet.
obatan dan infeksi. 3. Beri kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
4. Berikan
reinforcement
positif.
3. Keluarga mampu
menyebutkan 6 3. Tanda dan gejala 1. Kaji pengetahuan
dari 8 tanda dan DM yaitu sering keluarga tentang
gejala DM. kencing, sering tanda dan gejala
haus, rasa gatal, DM.
mudah lelah, luka 2. Diskusikan dengan
yang sulit sembuh keluarga tentang
atau infeksi pada tanda dan gejala
kulit, pandangan DM dengan
kabur, dan menggunakan
kesemutan atau lembar balik dan
baal. leaflet.
3. Beri kesempatan
keluarga untuk
33
bertanya.
4. Berikan
reinforcement
positif
4. Keluarga mampu 4. Pencegahan DM 1. Kaji pengetahuan
menyebutkan 5 antara lain keluarga tentang
dari 7 cara menerapkan pola pencegahan DM.
pencegahan DM. hidup sehat 2. Diskusikan dengan
terapkan pola keluarga tentang
makan yang baik cara pencegahan
dan sehat, jaga DM dengan
kondisi mental menggunakan
spiritual, lembar balik dan
melakukan leaflet.
aktifitas fisik 3. Keluarga bersama
secara rutin, jaga perawat
berat badan ideal, mengidentifikasi
jauhi rokok, dan anggota keluarga
minuman alkohol yang mengalami
serta komsumsi DM.
berbagai herbal 4. Beri kesempatan
yang dapat keluarga untuk
mencegah DM. bertanya.
5. Evaluasi kembali
pengertian,
penyebab, tanda
dan gejala dan
128
pencegahan DM
pada keluarga.
6. Berikan pujian
kepada keluarga
atas jawaban yang
benar.
1. Keluarga mampu 1. Keluarga memberi
2. Setelah mengambil keputusan untuk 1. Kaji keputusan
dilakukan keputusan dalam merawat anggota yang diambil
kunjungan 1 merawat anggota keluarga dengan keluarga.
x50 menit keluarga dengan masalah DM. 2. Diskusikan dengan
keluarga DM. keluarga tentang
mampu komplikasi dari
memutuskan DM.
untuk 3. Bimbing dan
merawat motivasi keluarga
anggota untuk mengambil
keluarga dalam menangani
dengan DM. masalah DM.
4. Evaluasi kembali
yang tentang
keputusan yang
telah dibuat.
5. Beri pujian atas
keputusan yang
diambil keluarga
dalam mengatasi
masalah DM pada
33
keluarga.
3. Setelah
dilakukan 1. Keluarga 1. Keluarga 1. Kaji pengetahuan
kunjungan mampu merawat mampu keluarga tentang
1x50 menit anggota memahami cara merawat
keluarga keluarga dengan bagaimana anggota keluarga
mampu diabetes mellitus perawatan DM dengan DM.
merawat dan mampu dan mampu 2. Diskusikan dengan
anggota mendemonstrasi menyebutkan 3 keluarga tentang
keluarga kan bagaimana dari 5 cara merawat anggota
dengan DM. cara mengatasi mengatasi keluarga dengan
DM. masalah DM DM.
yaitu 3. Jelaskan dan
manajemen demonstrasikan
diet, aktivitas pada keluarga
dan olahraga mengenai cara
(senam DM dan mengatasi masalah
senam kaki), DM.
pengobatan, 4. Evaluasi kembali
manajemen tentang cara
stress, dan merawat dan
pemeriksaan mengatasi DM.
berkala kadar 5. Berikan
gula darah. kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
6. Berikan pujian pada
keluarga atas
130
jawaban yang
benar.
33
5. Setelah 1. Keluarga 1. Keluarga 1. Kaji pengetahuan
dilakukan 1x50 mampu mampu keluarga tentang
menit menyebutkan memanfaatka apa saja fasilitas
keluarga mampu apa saja n fasilitas kesehatan yang
menggunakan dan fasilitas kesehatan ada dan apa
memanfaatkan kesehatan yang yang ada manfaat fasilitas
fasilitas kesehatan ada dan apa dalam kesehatan
yang ada. keuntungan melakukan tersebut.
membawa perawatan 2. Diskusikan
anggota pada bersama keluarga
keluarga yang keluarga apa
sakit ke fasilitas dengan saja fasilitas
kesehatan. masalah DM kesehatan yang
yaitu dengan ada dan
membawa bagaimana
anggota memanfaatkan
keluarga fasilitas
untuk kontrol pelayanan
dan berobat kesehatan
ke tersebut.
puskesmas,ru 3. Evaluasi kembali
mah bidan fasilitas kesehatan
dan RS serta yang
keluarga bisa
memahami digunakan dan
apa bagaimana
keuntungann memanfaatkan fasilitas
ya. kesehatan pada
132
semua
anggota keluarga.
4. Berikan
kesempatan keluarga
untuk
bertanya.
33
2 Nutrisi kurang dari Setelah dilakukan TUK : 1) Diabetes Edukais Diet :
kebutuhan tubuh tindakan 1. keluarga 1) Keluarga mellitus 1. Kaji pengetahuan
berhubungan keperawatann 3x mampu mampu adalah diet keluarga tentang
dengan 30 menit sehari mengenal menyebutkan yang pengertian, tujuan,
ketidakmampuan kunjungan rumah dan defenisi diet digunakan diet diabetes
keluarga merawat keluarga ny. S memahami pada diabetes untuk mellitus
anggota keluarga diharapkan diit pada mellitus dengan penderita 2. Diskusikan dengan
yang sakit keluarga mampu pasien bahasa sendiri. DM atau gula keluarga tentang
mengenal dan diabetes 2) Keluarga adarah tinggi pengertian diit
memahami mellitus mampu untuk diabetes mellitus
bagaimana menyebutkan 4 meminimalka dengan
pengaturan diet dari 5 tujuan n gejala dan menggunakan
DM diit pada komplikasi lembar leaflet
diabetes berbahaya 3. Beri kesempatan
mellitus dengan 2) Tujuannya keluarga untuk
bahasa sendiri. yaitu supaya bertanya
mempertahan 4. Berikan
kan kadar reinforcement
gula dalam positif
batas normal
.Tujuan diit
diabetes 1. Kaji pengetahuan
antara lain keluarga tentang
mencapai dan tujuan diit DM.
mempertahan 2. Diskusikan dengan
kan kadar keluarga tentang
glukosa tujuan diit DM
darah dengan
mendekati menggunakan
134
normal, lembar leaflet.
mencapai dan 3. Beri kesempatan
mempertahan keluarga untuk
kan lipid bertanya.
mendekati 4. Berikan
normal, reinforcement
mencapai positif
berat badan
normal,
mencegah
komplikasi
kronik,
meningkatka
n kualitas
hidup
sehingga
dapat
melakukan
pekerjaan
seharihari
seperti biasa
1. Makanan
yang baik
dikonsumsi
penderita
diabetes
2. keluarga 1. Keluarga antara lain
33
mampu mampu makanan
merawat menyebutkan 5 yang terbuat
anggota dari 8 macam – dari biji- 1. Kaji pengetahuan
keluarga macam bijian utuh keluarga tentang
dengan makanan yang atau makanan yang baik
DM. baik karbohidrat untuk penderita
dikonsumsi kompleks DM.
penderita seperti nasi 2. Diskusikan dengan
diabetes merah, keluarga makanan
mellitus dengan kentang yang baik untuk
bahasa sendiri. panggang, penderita DM
oatmeal, roti dengan
dan sereal menggunakan
dari biji- lembar leaflet.
bijian utuh; 3. Beri kesempatan
daging tanpa keluarga untuk
lemak yang bertanya.
dikukus, 4. Berikan
direbus, reinforcement
dipanggang, positif
dan dibakar;
sayursayuran
yang diproses
dengan cara
direbus,
dikukus,
dipanggang
atau
dikonsumsi
136
mentah.
Sayuran yang
baik
dikonsumsi
untuk
penderita
diabetes
diantaranya
brokoli dan
bayam;
buahbuahan
segar;
kacang-
kacangan,
termasuk
kacang
kedelai
dalam bentuk
tahu yang
dikukus,
dimasak
untuk sup
dan ditumis;
popcorn
tawar;
produk
olahan susu
rendah lemak
dan telur;
33
ikan seperti
tuna, salmon,
sarden dan
makarael
1. Keluarga
memberi
keputusan
untuk
merawat
1. Keluarga anggota
mampu keluarga
mengambil dengan
keputusan masalah DM.
dalam merawat
anggota
3. Keluarga keluarga
mampu dengan DM.
mengambil
keputusan
dalam
merawat
anggota 1. Kaji keputusan
keluarga yang diambil oleh
dengan keluarga.
DM. 2. Diskusikan dengan
1. Keluarga keluarga tentang
138
mampu komplikasi dari
memodifikasi DM.
lingkungan 3. Bimbing dan
untuk motivasi keluarga
merawat untuk mengambil
1. Keluarga anggota keputusan dalam
dapat keluarga menangani masalah
menciptaka dengan DM.
n dan memelihara 4. Evaluasi kembali
memodifika kebersihan tentang keputusan
4. keluarga si rumah yang telah dibuat.
mampu lingkungan (jangan 5. Beri pujian atas
memodifik yang dapat meletakkan keputusan yang
asi dan membantu barang diambil keluarga
menciptak dalam sembarang), untuk mengatasi
an perawatan menggunaka DM pada keluarga.
lingkungan anggota n alas kaki .
yang sehat keluarga saat berjalan 1. Kaji pengetahuan
untuk dengan DM. ke luar dari keluarga tentang
menunjang rumah. lingkungan yang
kesehatan nyaman untuk
keluarga anggota keluarga
dengan DM.
2. Diskusikan
1. Keluarga bersama keluarga
mampu bagaimana
memanfaatka lingkungan nyaman
n fasilitas dan sehat untuka
1. Keluarga kesehatan anggota keluarga
33
mampu yang ada dengan DM.
menyebutkan dalam 3. Evaluasi kembali
apa saja melakukan tentang
fasilitas perawatan bagaimanalingkung
kesehatan yan pada an yang dapat
ada dan apa keluarga menunjang
5. keluarga keuntungan dengan kesehatan anggota
mampu membawa masalah DM kelaurga yang
mengguna anggota yaitu dengan sakit.
kan dan keluarga yang membawa 4. Beri kesempatan
memanfatk sakit ke anggota keluarga untuk
an fasilitas fasilitas keluarga bertanya.
kesehatan kesehatan untuk kontrol 5. Berikan pujian
yang ada. dan berobat pada keluarga.
ke
puskesmas, 1. Kaji pengetahuan
rumah bidan keluarga tentang
dan RS serta apa saja fasilitas
keluarga kesehatan dan apa
memahami manfaat fasilitas
apa kesehatan tersebut.
keuntungann 2. Diskusikan
ya. bersama keluarga
apa saja fasilitas
kesehatan yang ada
dan bagaimana
memanfaatkan
fasilitas kesehatan
pelayanan tersebut.
140
3. Evaluasi kembali
apa saja fasilitas
kesehatan yang bisa
digunakan dan
bagaimana
memanfaatkan
fasilitas pada
semua anggota
keluarga.
4. Berikan
kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
5. Berikan pujian
pada keluarga.
33
3 Kesiapan Setelah dilakukan TUK 1. keluarga 2) Diabetes 2) Kaji pengetahuan
peningkatan kunjungan rumah 1. Keluarga mampu mellitus keluarga tentang
manajemen sebanyak 2 x 30 mampu mengenal (DM) DM.
kesehatan menit se hari menyebutk masalah DM merupaka 3) Diskusikan dengan
berhubungan keluarga mampu an definisi n kondisi keluarga tentang
dengan mengenal dan DM kadar pengertian DM
ketidakmampuan memahami dengan gula dengan
keluarga dalam bagaimana bahasa darah menggunakan
merawat anggota perawatan DM. sendiri. sewaktu lembar leaflet.
keluarga yang sakit Keluarga diatas 4) Beri kesempatan
diabetes mellitus mampu 180 keluarga untuk
pada Ny. S menyebutk mg/dl dan bertanya.
an 6 dari 8 gula 5) Beri reinforcement
tanda dan darah positif
gejala DM. puasa
diatas 1. Kaji
2. Keluarga 125 pengetahuan
mampu mg/dl. keluarga
menyebutkan 6 tentang
dari 8 penyebab penyebab DM.
dari DM. 2. Diskusikan
dengan
keluarga
3) Penyebab tentang
DM yaitu penyebab DM
faktor dengan
genetik menggunakan
atau leaflet
keturunan 3. Beri
142
, pola kesempatan
makan keluarga untuk
yang bertanya.
tidak 4. Berikan
3. Keluarga teratur, reinforcement
mampu kurangny positif.
menyebutkan 6 a aktifitas
dari 8 tanda dan fisik atau 1. Kaji pengetahuan
gejala DM olahraga, keluarga tentang
stress, tanda dan gejala
obesitas DM.
atau 2. Diskusikan dengan
kegemuk keluarga tentang
an, tanda dan gejala
obatobata DM dengan
n dan menggunakan
infeksi. leaflet.
3. Beri kesempatan
4) Tanda keluarga untuk
2. keluarga dan bertanya.
mampu gejala 4. Berikan
memutusk 4. Keluarga DM yaitu reinforcement
an untuk mampu sering positif
merawat menyebutkan 5 kencing,
anggota dari 7 cara sering
keluarga pencegahan haus, rasa 1. Kaji pengetahuan
dengan DM gatal, keluarga tentang
DM. mudah pencegahan DM.
lelah, 2. Diskusikan
33
luka yang dengankeluarga
sulit tentang cara
sembuh pencegahan DM
atau dengan
infeksi menggunakan
pada leaflet
kulit, 3. Keluarga bersama
pandanga perawat
n kabur, mengidentifikasi
dan anggota keluarga
kesemuta yang mengalami
n atau DM.
baal. 4. Beri kesempatan
keluarga untuk
5) Pencegah bertanya.
an DM 5. Evaluasi kembali
antara pengertian,
lain penyebab, tanda
menerapk dan gejala dan
an pola pencegahan DM
hidup pada keluarga.
sehat 6. Berikan pujian
terapkan kepada keluarga
1. Keluarga pola atas jawaban yang
mampu makan benar.
mengambil yang baik
keputusan dan sehat,
dalam merawat jaga 1. Kaji keputusan
anggota kondisi yang diambil
144
keluarga mental keluarga.
dengan DM. spiritual, 2. Diskusikan dengan
melakuka keluarga tentang
n aktifitas komplikasi dari
fisik DM.
secara 3. Bimbing dan
rutin, motivasi keluarga
jaga berat untuk mengambil
. badan keputusan dalam
ideal, menangani masalah
jauhi DM.
rokok, 4. Evaluasi kembali
dan yang tentang
3. Keluarga minuman keputusan yang
mampu alkohol telah dibuat.
merawat serta 5. Beri pujian atas
anggota komsums keputusan yang
keluarga i berbagai diambil keluarga
dengan herbal dalam mengatasi
DM 1. Keluarga yang masalah DM pada
mampu dapat keluarga.
merawat mencegah
anggota DM.
keluarga 1. Kaji pengetahuan
dengan diabetes keluarga tentang
mellitus dan cara merawat
mampu anggota keluarga
mendemonstras dengan DM.
ikan bagaimana 1. Keluarga 2. Diskusikan dengan
33
cara mengatasi memberi keluarga tentang
DM. keputusan merawat anggota
untuk keluarga dengan
merawat DM.
anggota 3. Menjelaskan dan
keluarga mendemonstrasikan
dengan pada keluarga
masalah DM mengenai cara
mengatasi masalah
DM.
4. Evaluasi kembali
tentang cara
merawat dan
mengatasi DM.
5. Berikan
kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
6. Berikan pujian
pada keluarga atas
jawaban yang benar
146
asi dan dan bagaimana nyaman untuk
menciptak memodifikasi perawatan anggota keluarga
an lingkungan DM dan DM.
lingkungan yang dapat mampu 2. Diskusikan
yang sehat membantu menyebutkan bersama keluarga
untuk dalam 3 dari 5 cara bagaimana
menunjang perawatan mengatasi lingkungan yang
kesehatan anggota masalah DM nyaman dan sehat
keluarga keluarga yaitu untuk anggota
dengan DM. manajemen keluarga dengan
diet, aktivitas DM.
dan olahraga 3. Evaluasi kembali
(senam DM tentang bagaimana
dan senam lingkungan yang
kaki), dapat menunjang
pengobatan, kesehatan anggota
manajemen keluarga yang
stress, dan sakit.
pemeriksaan 4. Beri kesempatan
berkala kadar keluarga untuk
gula darah bertanya.
5. Berikan pujian
pada keluarga.
33
1) Keluarga 1. Kaji pengetahuan
5. keluarga 1) Keluarga mampu tentang apa saja
mampu mampu memanfaatka fasilitas kesehatan
mengguna menyebutka n fasilitas yang apa manfaat
kan dan n apa saja kesehatan fasilitas kesehatan
memanfaat fasilitas yang ada tersebut.
kan kesehatan dalam 2. Diskusikan
fasilitas yang ada melakukan bersama keluarga
kesehatan dan apa perawatan apa saja fasilitas
yang ada keuntungan pada kesehatan yang ada
membawa keluarga dan bagaimana
anggota dengan memanfaatkan
keluarga masalah fasilitas kesehatan
yang sakit diabetes tersebut.
ke fasilitas mellitus yaitu 3. Evaluasi kembali
kesehatan dengan apa saja fasilitas
membawa kesehatan yang bisa
anggota digunakan dan
keluarga bagaimana fasilitas
untuk kontrol kesehatan pada
dan berobat semua anggota
ke keluarga.
puskesmas, 4. Beri kesemapatan
rumah bidan keluarga untuk
dan RS serta bertanya.
keluarga Berikan pujian pada
memahami keluarga.
keuntungann
ya
148
3.1 Implementasi Keperawatan Keluarga
33
mengatur pola makan sehat dan
diet dm
2. TUK 2 • O : klien tampak mengulang
➢ Menjelaskan pada keluarga ny.s kembali apa yang sudah
tentang komplikasi dari DM dijelaskan tentang makanan
➢ Membimbing dan memotivasi yang harus di konsmsi
keluarga untuk berperan dalam • A : Tuk 2 keluarga ny. S akan
menangani masalah diabetes mengatur pola makan, masalah
mellitus. teratasi sebagian, secara
➢ Mengkaji pengetahuan keluarga kognitif sudah terpenuhi namun
ny. S tentang komplikasi dari psikomotor belum bisa dikaji
DM • P : intervensi TUK 3, keluarga
• Keluarga mengatakan mampu merawat anggota
termotivasi untuk keluarga yang sakit
merawat Ny. S agar
terhindar dari
komplikasi DM lebih
lanjut
150
pemeriksaan kadar gula darah.
• Keluarga Ny. S tampak
dapat menyebutkan cara
mengatasi masalah
diabetes mellitus yaitu
makan makanan yang
tidak mengandung
banyak gula • S : Keluarga ny. S mengatakan
akan mulai merubah pola
makan secara terarur
Tuk 4 • Ny. S mengatkan setuju untuk
➢ Mendiskusikan bersama tetap melakukan aktifitas fisik
keluarga bagaimana lingkungan setiap hari
yang nyaman dan sehat • O : keluarga tampak antusias
• Keluarga Ny. S tampak menjawab mau merubah
dapat menyebutkan kebiasaan pola makan teratur
sebagian pencegahan • A : Tuk 4 keluarga ny.s
dengan cara mengontrol memodifikasi lingkunga yang
gula darah sehat tercapai sebagian, secara
• Keluarga ny.s tampak kognitif sudah terpenuhi namun
setuju untuk psikomotor belum bisa dikaji
mengantararkan Ny. S • P : intervensi keluarga ny.s
control gula darah secara memanfaatkan fasilitas
teratur pelayanan kesehatan
dilanjutkan , tetap lakukan
observasi pola makan ny.s
33
• S : klien mengatakan rutin
minum obat diabetes pagi
sebelum makan
TUK 5 • O : klien tampak menunjukkan
➢ Mendiskusikan bersama obat B- complex, simvastatin
keluarga apa saja fasilitas yang sering diminum
kesehatan yang ada dan • A: masalah teratasi, keluarga
bagaimana memanfaatkan ny. S mampu memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan fasilitas pelayanan kesehatan
tersebut. • P : tetap lakukan pemantauan
ny.s rutin minum obat diabetes
152
2 Resiko komplikasi berhubungan TUK 1 • S : Ny.s mengatakan sudah memahami
dengan ketidak mampuan ➢ Menjelaskan pada keluarga komplikasi DM
keluarga merawat anggota akibat lanjut apabila Diabetes • O : klien tampak mengulang kembali
keluarga yang sakit Melitus tidak diobati dengan komplikasi dari DM
baik dengan berdiskusi bersama • A : Tuk 1 tercapai, keluarga Ny.s
keluarga, penyakit-penyakit mampu mengenal komplikas dari DM
yang dapat menyebabkan • P : intervensi Tuk 2, dilanjutkan
koplikasi DM, dan keluarga Ny. S memutuskan untuk
pencegahannya merawat ny. S
➢ Mengkaji pengetahuan keluarga
Ny.s tentang komplikasi
• Keluarga Ny.s
mengatakan komplikasi
yaitu akibat dari tidak
menjalani pencegahan
DM secara teratur.
• Contoh penyakit yaitu
jantung, kerusakan mata
• Pencegahan : kontrol
gula darah
TUK 2
33
menangani masalah diabetes menjawab pertanyaan dengan
mellitus. antusias
➢ Mengkaji pengetahuan keluarga • A : Tuk 2 terpenuhi sebagian ,
ny. S tentang komplikasi yang secara kognitif sudah terpenuhi
mungkin terjadi dari DM namun psikomotor belum bisa
• Keluarga mengatakan dikaji
kadang- kadang kalau • P : intervensi dilanjutkan,
kontrol TD kadang – keluarga ny.s mampu merawat
kadang tinggi anggota keluarga yang sakit
TUK 3
TUK 4
➢ Mendiskusikan bersama
154
keluarga bagaimana lingkungan
yang nyaman
• Keluarga Ny. S tampak
dapat menyebutkan • S : Keluarga ny. S mengatakan
bagaimana lingkungan Keluarga mengatakan sudah
yang nyaman dan sehat paham memodifikasi
untuk anggota keluarga. lingkungan akan terus
Yaitu gaya hidup yang sehat melakukan pemeriksaan TD
(Mengontrol Tekanan • O : keluarga tampak antusias
darah dan kolestrol ) menjawab
• Keluarga Ny. S • A : Tuk 4 keluarga mampu
mengatakan akan memodifikasi lingkungan yang
mengantarakan ny.s sehat tercapai sebagian, secara
untuk mengontrol kognitif sudah terpenuhi namun
tekanan darah di psikomotor belum bisa dikaji
puskesmas • P : intervensi dilanjutkan TUk
5 ,mendiskusikan keluarga ny.
S memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan, tetap
lakukan observasi keluarga ny.s
melakukan pemeriksaan TD
33
TUK 5
➢ Mendiskusikan bersama • S : Ny. S mengatakn selalu
keluarga apa saja fasilitas rutin kontrol tekanan darah di
kesehatan yang ada dan puskesmas
bagaimana memanfaatkan • O : klien tampak menjawab
fasilitas pelayanan kesehatan dengan antusias
tersebut. • A: masalah teratasi, keluarga
• Keluarga tampak paham ny. S mampu memanfaatkan
tentang pentingnya fasilitas pelayanan kesehatan
fasilitas kesehatan dan • P :maslah teratasi, tetap
pemanfaatannya lakukan pemantauan kontrol
tekanan darah ny.s
156
3 Kesiapan peningkatan Keluarga tampak paham tentang • S: Ny. S mengatakan sudah
manajemen kesehatan keluarga pentingnya fasilitas kesehatan dan paham tentang pengertian,
berhubungan dengan pemanfaatannya penyebab, tanda dan gejala.
ketidakmampuan keluarga Mahasiswa melelakukan pendikakn pencehagahan dari diet
merawat anggota keluarga yang kesehatan tentang Gizi dan Prinsip • O : klien tampak menjawab
sakit pengelolaan pola 3 J ( jumlah kalori, dengan antusias
jadwal makan, jenis makanan ) bagi • A: TUK 1 tercapai, keluarga
penderita Diabetes menggunkan leaflet ny.s mampu mengenal proses
penyakit
1. TUK 1 • P: intervensi keluarga ny. S
➢ Menjelasakan pada keluarga setuju mau merawat ny.s
Ny.S tentang pengertian dan dilanjutkan
tujuan dari diet DM
menggunakan leaflet
➢ Mengkaji pengetahuan dan
tujuan pada keluarga Ny.S
• Ny. S menjawab
Pengertian dari diet
adalah supaya menjaga
jumlah gula dalam darah
• Tujuannya yaitu gula
normal
2. TUK 2
➢ Menjelaskan pada keluarga ny.s • S : Keluarga mengatakan
tentang makanan yang baik termotivasi untuk merawat Ny.
untuk dikonsumsi Ny. S ada 8 S agar terhindar dari
➢ Mengkaji pengetahuan keluarga komplikasi DM lebih lanjut.
ny. S tentang makanan yang • O : keluarga Ny.s tampak
33
baik untuk dikonsumsi mengulang kembali komplikasi
• Keluarga Ny.s dari DM
menjawab seperti • A : Tuk 2 terpenuhi sebagian
mengkonsmusi sayur keluarga ny.s ingin merawat
bening, beras meras ny.s secara kognitif sudah
merah terpenuhi namun psikomotor
belum bisa dikaji
• P : intervensi tuk 3
158
dan mata rabun
4. TUK 4
33
• Keluarga ny. S
mengatakan bisanya ny. • S : Ny. S mengatakn selalu
Mengambil obat di rutin kontrol gula darah di
puskesmas jika sudah puskesmas
habis biasanya sebulan • O : klien tampak menjawab
sekali untuk ambil obat dengan antusias
• A: masalah teratasi, keluarga
ny. S mampu memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan
• P :maslah teratasi, tetap
lakukan pemantauan keluarga
ny. S memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan
160
BAB IV
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
a) Identitas data
171
pendapatannya 1.000.000/bulan Rekreasi yang dilakukan oleh
keluarga Ny.S adalah mudik ke kampung pada saat Idul Fitri jika
tidak ada covid – 19.
c) Data lingkungan
Rumah Ny.S adalah rumah permanen, lantai tehel dengan luas 20x15
m dengan atap menggunakan seng. Ada 4 kamar dalam rumah Ny.S. 1
kamar utama dan 3 lagi kamar anak-anak. Ada 1 dapur dan 1 kamar
mandi di depan rumah. Ada warung di depan rumah, jamban di dalam
162
kamar mandi, dapur, gudang, dan ruang tamu. Saluran pembuangan
dialirkan ke tempat pembuangan .
d) Struktur Keluarga
171
Ny.S mengatakan tidak ada masalah dengan tetangga maupun
masyarakat sekitar tempat tinggal keluarga Ny.S. Dalam perawatan
keluarga Ny.S mampu mengenal penyakitnya dan bisa memutuskan
tindakan yang tepat bagi anggota keluarga yang sakit ini terbukti dari
hasil wawancara keluarga Ny.S bisa menyebutkan penyakitnya dan
mampu menjelaskan secara rinci sebab dan akibat dari penyakit DM,
namun dalam merawat anggota yang sakit keluarga Ny.S belum
mampu karena masih membiarkan Ny.S mengkonsumsi makanan
tinggi gula.
164
dirinya terkait dirinya terkait penyakitnya, karena Ny. S yakin semua
diatur oleh Allah SWT. Apabila banyak permasalahan yang dihadapi
keluarga Ny.S akan minta bantuan keluarga terdekat.
f) Harapan Keluarga
Keluarga Ny.S berharap dengan adanya petugas kesehatan yang
mengunjunginya, akan ada perubahan tingkah laku yang dapat
dilakukan oleh Ny. S dan keluarga dalam menunjang peningkatan
kesehatan keluarga.
g) Analisa Data
Setelah dilakukan pengkajian pada keluarga Ny.S maka data yang didapat
dianalisa guna mendapatkan gambaran dan masalah keperawatan yang
ada pada keluarga Ny.S setelah masalah keperawatan didapat pada
keluarga Ny.S
B. Diagnosa Keperawatan
171
berhubungan dengan Ketidak mampuan keluarga mengenal
komplikasi DM
166
keluarga yang sakit seperti menjaga agar lantai rumah bagian
dapur dan kamar mandi tidak licin, menganjurkan Ny. S untuk
menggunakan alas kaki saat berjalan ke luar rumah, dan tidak
meletakkan benda tajam di sembarangan tempat.
5. Keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk
mengatasi masalah kesehatan diabetes mellitus.
171
menjaga ruangan rumah tidak licin terutama dapur dan kamar mandi,
menggunakan alas kaki saat berjalan ke luar rumah, dan tidak meletakkan
benda tajam sembarangan tempat. Dilanjutkan kemudian mendiskusikan
bersama keluarga apa saja fasilitas kesehatan yang ada dan bagaimana
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan tersebut.
Dan pada saat kunjungan kedua adalah mengontrol teknan darah klien yaitu
140/90 mmhg
168
Untuk diagnosa tersebut dilakukan 2 kali kunjunga, di tanggal 4 dan
6 oktober 2021. Adapun kegiatan pada saat kunjungan pertama adalah :
menjelaskan pengertian diet DM, mengkaji pengetahuan dan tujuan dari
diet, menjelaskan dan mengkaji pengetahuan keluarga ny.s tentang
makanan yang baik untuk di konsumsi, menjelaskan tentang komplikasi
dan mengkaji pengetahuan keluarga ny.s tentang komplikasi
DM,memberikan dukungan kepada keluarga Ny.S untuk merawat Ny.S
menjelaskan dan mengkaji pengetahuan tentang lingkungan yang nyaman,
mengkaji dan menggali pengetahuan kelurga Ny.S tentang memanfaatkan
fasilitas yang ada.
Dan pada saat kunjangan kedua adalah melakukan
pendidikan kesehatan tentang gizi dan prinsip pengelolaan pola 3J
( jumlah kalori, jadwal makan, jenis makanan ) bagi penderita
diabetes mellitus menggunakan leaflet
4.1.1 Pengkajian
Saat dilakukan pengkajian, Ny. S mengeluhkan sering buang air kecil
171
di malam hari,. Keluhan yang sampaikan oleh Ny. S tersebut sesuai dengan
teori, bahwa diabetes mellitus memiliki gejala antara lain rasa haus yang
berlebihan (polidipsi), sering kencing (poliuri) terutama malam hari, sering
merasa lapar (polifagi), berat badan turun, keluhan lemah, penglihatan jadi
kabur.
Ny. S menderita diabetes mellitus sudah 6 tahun yang lalu, jika dilihat
dari lamanya menderita diabetes mellitus , pengalaman dalam melakukan
manajemen dalam menghadapi penyakit, seharusnya Ny. S sudah lebih
banyak pengalaman akan tetapi sesuai hasil pengkajian tingkat kepatuhan
diet rendah gula jauh dari yang digarapkan sehingga penyakit DM semakin
rumit.
170
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit diabetes
mellitus pada Ny. S.
2. Resiko komplikasi berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit diabetes
mellitus pada Ny. S.
3. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan keluarga
berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit
171
140-150,Klien mengatakan penglihatannya sesekali kabur dan
data subyektifnya : Klien tampak berbicara dengan mata
mengecil, Klien tampak menjawab TD diastolnya dengan
antusias, TTV pada tanggal 6/10/2021 TTV = TD : 140/90 mmhg,
N : 89x/I, P : 21x/I, S : 36⁰c.
172
Menurut UU Keperawatan No. 38 tahun 2014 perencanaan
merupakan semua rencana tindakan yang dilakukan untuk mengatasi
masalah keperawatan yang diberikan kepada klien. Adapun intervensi
yang dilakukan disesuaikan dengan diagnosa keperawatan keluarga
pada Ny. S yaitu sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan I : Defisit pengetahuan berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
diabetes mellitus pada Ny. S.
Direncanakan sesuai dengan fungsi perawatan keluarga yaitu:
TUK 1 gali pengetahuan keluarga tentang diabetes mellitus dan
memberikan penjelasan kepada keluarga tentang pengertian,
penyebab, gejala, cara pencegahan dan pengelolaan diet makanan,
dan melakukan diskusi dan edukasi mengenai diabetes mellitus
dengan menggunakan lembar leaflet. TUK 2 bimbing dan motivasi
keluarga untuk berperan dalam menangani masalah DM. TUK 3
jelaskan dan demonstrasikan pada keluarga mengenai cara
mengatasi masalah DM dengan cara manajemen diet, aktivitas, dan
olahraga, pengobatan, manajemen stress, pemeriksaan kadar gula
darah. TUK 4 diskusikan bersama keluarga bagaimana lingkungan
yang nyaman dan sehat misalnya menjaga agar lantai dapur dan
kamar mandi tidak licin dan basah, menggunakan alas kaki saat
berjalan ke luar rumah, tidak meletakkan benda tajam di
sembarangan tempat. TUK 5 diskusikan bersama keluarga apa saja
fasilitas kesehatan yang ada dan bagaimana memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan tersebut. Selanjutnya memberikan pujian atas
tindakan yang dilakukan.
2. Diagnosa keperwatan II : Resiko komplikasi berhubungan dengan
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat
171
anggota keluarga yang sakit diabetes mellitus Direncanakan sesuai
dengan fungsi perawatan keluarga yaitu : TUK 1 Keluarga mampu
menyebutkan definisi komplikasi DM dengan bahasa sendiri.
Keluarga mampu menyebutkan 6 dari 8 tanda dan gejala
komplikasi DM., TUK 2 keluarga mampu memutuskan untuk
merawat anggota keluarga dengan komplikasi DM, TUK 3
Keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan komplikasi
DM, TUK 4 keluarga mampu memodifikasi dan menciptakan
lingkungan yang sehat untuk menunjang kesehatan keluarga, TUK
5 keluarga mampu menggunakan dan memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada
3. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan
Ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Direncanakan sesuai dengan fungsi perawatan keluarga yaitu :
TUK 1 keluarga mampu mengenal dan memahami diit pada pasien
diabetes mellitus, TUK 2 keluarga mampu merawat anggota
keluarga dengan DM,TUK 3 Keluarga mampu mengambil
keputusan dalam merawat anggota keluarga dengan DM,TUK 4
keluarga mampu memodifikasi dan menciptakan lingkungan yang
sehat untuk menunjang kesehatan keluarga, TUK 5 keluarga
mampu menggunakan dan memanfatkan fasilitas kesehatan yang
ada.
174
implementasi disesuaikan juga dengan tinjauan teori. Adapun
implementasinya berkaitan dengan masalah keperawatan defisit
perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah kesehatan diabetes mellitus, resiko komplikasi
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit diabetes mellitus, kesiapan peningkatan
manajemen kesehatan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan.
171
mampuan keluarga mengenal komplikasi DM pada Implementasi pada
diagnosa ini dilakukan pada tanggal 4 dan 6 oktober 2021. Selama
2x30 menit penulis melakukan implementasi dengan tujuan agar
keluarga mampu Keluarga mampu menyebutkan definisi komplikasi
DM dengan bahasa sendiri, menyebutkan 6 dari 8 tanda dan gejala
komplikasi DM., keluarga mampu memutuskan untuk merawat
anggota keluarga dengan komplikasi DM, Keluarga mampu merawat
anggota keluarga dengan komplikasi DM, keluarga mampu
memodifikasi dan menciptakan lingkungan yang sehat untuk
menunjang kesehatan keluarga, keluarga mampu menggunakan dan
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.
176
4.1.3 Evaluasi Keperawatan
171
kamar mandi dan dapur supaya tidak licin, menggunakan alas kaki
saat berjalan ke luar rumah dan tidak meletakkan benda tajam di
sembarangan tempat serta ruangan rumah mendapatkan sirkulasi
udara.
178
manajemen kesehatan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit diabetes
melitus. Pada diagnosa ini penulis sudah melakukan tindakan
keperawatan sesuai dengan tinjauan pustaka yang ada dan
dilakukan semaksimal mungkin dengan tujuan Keluarga tampak
paham tentang : Pendikakn kesehatan tentang Gizi dan Prinsip
pengelolaan pola 3 J ( jumlah kalori, jadwal makan, jenis makanan
) bagi penderita Diabetes menggunkan leaflet. Menjelasakan pada
keluarga Ny.S tentang pengertian dan tujuan dari diet DM
menggunakan leaflet, Mengkaji pengetahuan dan tujuan pada
keluarga Ny.S. saat di kaji keluarga Ny.S sudah paham mnegenai
mengenal masalah diet : pengertian,tujuan, penyebab, tanda dan
gejala, pencehagahan makanan apa saja yang dilakukan pada saat
diet., keluarga nyonya memeutuskan mau merawat Ny.S karena
takut terjadi komplikasi,menjelaskan tentang komplikasi dari DM,
mengkaji pengetahuan klien keluarga Ny.s tentang komplikasi
DM, memberikan dukungan kepada kepada keluarga ny.s untuk
merawat ny. S, Keluarga ny. S menjawab ammpu menjawab
komlikasinya sehingga mau melakukan pemeriksaan GDS.
Keluarga Ny.S ammpu memodifikasi lingkungan. Menjelaskan
kepada keluarga tentang lingkungan yang nyaman bagi penderita
DM, mengkaji pengetahuan klien tentang lingkungan keluarga Ny.
S mengatakan mau mengatur diet pada Ny. S. keluarga Ny. S
mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan, menjelaskan pada
keluargan ny. S tentang menggunakan dan memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan, mengkaji bagaimana keluarga ny. S
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, keluarga ny. S
mengatakan bisanya ny. Mengambil obat di puskesmas jika sudah
habis dan sesekali mengontrol GDS di di puskesmas.
171
BAB V
KESIMPIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
180
3. Intervensi Keperwatan Keluarga
181
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang bisa penulis berikan yaitu:
182
Daftar Pustaka
Brunner & Sudarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol 2
Edisi 8.
Jakarta: EGC.
Tandra, Hans. 2018. Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang
Diabetes.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
184
LAMPIRAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
• Ny.S mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan
mengenai diabetes mellitus, dan bagaimana menjaga pola makan
agar gula darah tidak tinggi.
b. Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang DM diharapkan keluarga Ny.S dapat:
C. Materi Penyuluhan
• Terlampir
D. Media
• Materi SAP
• Leaflet
E. Metode
• Ceramah
• Tanya jawab
• Diskusi
186
F. Kegiatan Penyuluhan
4. 2 Penutup: Mendengarkan.
Menit 1. Menyimpulkan materi. Menjawab salam.
2. Memberi salam.
G. Evaluasi
Pertanyaan :
H. Lampiran
188
a. Pengertian Diabetes Melitus
1. DM Tipe I (IDDM)
Penderita sangat bergantung terhadap insulin karena terjadi proses autoimun
yang menyerang insulinnya. IDDM merupakan jenis DM yang diturunkan
(inherited).
2. DM Tipe II (NIDDM)
Jenis DM ini dipengaruhi baik oleh keturunan maupun factor lingkungan.
Seseorang mempunyai risiko yang besar untuk menderita NIDDM jika orang
tuanya adalah penderita DM dan menganut gaya hidup yang salah.\
3. DM Gestasional
DM jenis ini cenderung terjadi pada wanita hamil dan dalam keluarganya
terdapat anggota yang juga menderita DM. Faktor risikonya adalah
kegemukan atau obesitas.
4. DM Sekunder
Merupakan DM yang berkaitan dengan keadaan atau sindrom lain
(pancreatitis, kelainan hormonal, dan obat-obatan).
c. Tanda dan Gejala
• Sering kencing
• Rasa haus berlebihan
• Rasa lapar berlebihan
• Pandangan kabur
• Mudah lelah
• Kadar gula darah tinggi
• Luka lambat sembuh
• Berat badan turun drastis
• Faktor Keturunan
• Usia lebih dari 40 tahun
• Gaya hidup yang kurang sehat
• Kegemukan
• Kurang beraktivitas dan olahraga
e. Komplikasi
• Kerusakan jantung
• Kerusakan saraf
• Katarak dan kebutaan
• Kerusakan ginjal
• Disfungsi seksual
• Kerusakan pembuluh darah kaki
• Kerusakan dan kematian jaringan
190
• Mengatur makanan yang sehat
• Menjalani pemeriksaan gula darah
• Berolah raga secara teratur
• Menjaga keseimbangan berat badan
• Menggunakan obat sesuai anjuran dokter
MakananYang Diperbolehkan :
• Karbohidrat (nasi, roti, mie, singkong) dll). Protein (ikan,ayam tanpa kulit,
tempe, tahu, kacang-kacangan).
• Lemak (makanan yang dipanggang, dikukus, direbus, atau dibakar).
• Buah-buahan tinggi serat (jeruk, papaya, mangga, dll).
• Sayur-sayuran (bayam, buncis, kacang panjang, wortel, dll).
Makanan yang dibatasi.
• Bergula (gula pasir, gula merah, sirup, jelly, susu kental manis, dodol, dll).
• Lemak (makanan siap saji, gorengan, martabak, dll).
• Banyak garam (ikan asin, telur asin, makanan yang diawetkan, dll) jika ada
hipertensi.
Contoh menu:
Pagi:
Nasi 1 Gelas belimbing (70 gr)
Telur 1 butir (50 gr)
Sayuran ½ gelas belimbing (50 gr)
Minyak ½ sendok makan (5 gr)
Siang:
Nasi 1 Gelas belimbing (70 gr)
Daging 2 potong (50 gr)
Sayuran ¼ gelas belimbing (75 gr)
Minyak 1 sendok makan (10 gr)
Buah 1 buah pisang (75 gr)
Sore :
Nasi 1 Gelas belimbing (70 gr)
Ayam 1 potong (50 gr)
Sayuran ¼ gelas belimbing (75 gr)
Buah 1 buah apel malang (75 gr)
Minyak 1 sendok makan (10 gr)
192