Anda di halaman 1dari 193

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Ny.

S DENGAN
DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKSMAS ANTARA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2021

“ Karya Tulis Ilmiah”

“Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada


Program DII keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin”

ANGGELINA ELSINA OHOITIMUR


C017182024

PROGRAM D III KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSATAHUN 2021

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Ny.S DENGAN


DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKSMAS ANTARA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2021

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Ny.S DENGAN

i
DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKSMAS ANTARA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2021

LAPORAN STUDI KASUS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam menyelesaikan


Pendidikan Program Diploma III Keperawatan Di UNIVERSITAS
HASANUDDIN

DISUSUN DAN DIAJUKAN OLEH :

ANGGELINA ELSINA OHOITIMUR


C017182024

PROGRAM D III KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
TAHUN 2021
PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Ny.S DENGAN


DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKSMAS ANTARA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2021

Disusun Dan Di Ajukan Oleh :

ANGGELINA ELSINA OHOITIMUR

C017182024

Di terima dan di setujui untuk di pertahankan pada ujian sidang program


Studi D.III Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbung II

Kusrini kadar, S. Kp.,Ns,,MN.,PD Syahrul Said, S. Kep. Ns. M.Kep. PhD


NIP 197603112005012003 NIP 198204192006041002

Mengetahui

Ketua Program Studi D.III Keperawatan

Nurmaulid , S. Kep., Ns., M.Kep


NIP. 198312192010122004

iii
LEMBAR PENGESAHAN
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Ny.S DENGAN
DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKSMAS ANTARA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2021

Disusun Dan Di Ajukan Oleh :

Anggelina Elsina Ohoitimur

C017182024

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui, diperiksa dan telah dipertahankan di

hadapan Dewan Penguji Studi Kasus Program Studi D III Keperawatan

Universitas Hasanuddin.

Tim Penguji :

1. Kusrini kadar, S. Kep.,Ns.,MN.,Phd (…………………)

2. Syahrul Said, S. Kep. Ns. M.Kep. PhD (………………….)

3. Andi Masyita Irwan, S, Kep., Ns.,MN.,Phd (………………….)

4. Silvia Malasari S, S.Kep., Ns.,MN (…………………)

Mengetahui

Ketua program Studi D.III Keperawatan

Nurmaulid , S. Kep., Ns., M.Kep

NIP. 198312192010122004
RIWAYAT HIDUP

Nama : Anggelina Elsina Ohoitimur


Tempat, Tanggal Lahir : Agats, 30 Januari 1999
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Katolik
Status Perkawinan : Belum kawin
Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan KM.10
Wisma 2 Unhas, Kecamatan
Tamalanrea , Kota Makassar ,
Provinsi Sulawesi Selatan
Nama orang tua
Ayah : Richardus Ohoitimur
Ibu : Imaculata Fransiska Nar
Riwayat Pendidikan
No Jenis Pendidikan Tempat Pendidikan Tahun
1 TK TK Salib Suci Agats 2003 –
2005
2 SD SD YPPK Salib suci 2005 –
Agats 2011
3 SMP SMP Negereri 2 2011 –
Agats 2014
4 SMA SMA Negeri 1 2014 –
Abiansemal, 2017
Badung, Bali
5 D-III Keperawatan Universitas 2018 -
Hasanuddin 2021
Makassar

v
ABSTRAK

Anggelina elsina ohoitimur 2021 ( asuhan keperawatan pada keluarga Ny.S


dengan diabetes mellitus) dibimbing oleh ibu Kusrini Kadar pembimbing
(I) dan bapak Syahrul Said pembimbing (II)
Latar belakang Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan
heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau
hiperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu
dalam darah. Salah satu aspek terpenting dari perawatan DM untuk
mencegah komplikasi dengan penekanan pada unit keluarga. Peran keluarga
sangat mendukung dalam mencapai keberhasilan perawatan klien DM di
rumah. Dalam pemberian pelayanan kesehatan, perawat harus
memperhatikan nilai-nilai yang ada pada keluarga sehingga dalam
pelaksanaan asuhan, kehadiran perawat dapat diterima oleh keluarga Tujuan
dari KTI ini adalah Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien
dengan diabetes mellitus yang meliputi pengkajian, intervensi,
implementasi dan evaluasi keperawatan. Metode yang dilakukan dalam
pengambilan data dengan wawancara dan observasi. Hasil studi kasus
menunjukkan Ny. S mengalami DM dengan tiga masalah keperawatan yaitu
defisit pengetahuan berhubungan, resiko komplikasi , dan kesiapan
peningkatan manajemen kesehatan. Kesimpulan yang penulis temukan
adalah secara keseluruhan keluarga mampu mengenal penyakit DM,
merawat anggota keluarga dengan DM dengan pengaturan menu diet DM
dan peningkatan manajemen kesehatan keluarga , memutuskan tindakan
tepat, menggunakan fasilitas kesehatan, dan memodifikasi lingkungan untuk
anggota keluarga terutama pada anggota keluarga yang sakit. Saran untuk
penulis selanjutnya agar meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam
memberikan asuhan keperawatan yang optimal dan komprehensif kepada
klien dan keluarga.

Kata kunci : Asuhan keperawatan diabetes mellitus, defisit pengetahuan,


resiko komplikasi,kesiapan peningkatan manajemen kesehatan keluarga
ABSTRACT

Anggelina elsina ohoitimur 2021 (nursing care in the family of Ny.S with
diabetes mellitus) guided by kusrini kadar guide (I) and father Syahrul Said
guide (II)
Background Diabetes mellitus is a group of heterogeneous disorders
characterized by elevated levels of glucose in the blood or hyperglycemia.
Glucose normally circulates a certain amount in the blood. One of the most
important aspects of DM treatment is to prevent complications with an
emphasis on family units. The role of the family is very supportive in
achieving successful dm client care at home. In the provision of health
services, nurses must pay attention to the values that exist in the family so
that in the implementation of care, the presence of nurses can be accepted
by the family The purpose of this KTI is to know nursing care in patients
with diabetes mellitus which includes assessment, intervention,
implementation and evaluation of nursing. Methods carried out in data
retrieval with interviews and observations.The results of the case study
showed Mrs. S experienced DM with three nursing problems, namely
knowledge-related deficits, risk of complications, and readiness to improve
health management. The conclusion that the authors found is that the whole
family is able to recognize DM disease, care for family members with DM
with DM dietary settings and improve family health management. Decide
appropriate actions, use health facilities, and modify the environment for
family members especially in sick family members. Advice for subsequent
authors to improve their ability and knowledge in providing optimal and
comprehensive nursing care to clients and families.
Keywords: Nursing care diabetes mellitus, knowledge deficit, risk of
complications, readiness to improve health management

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus ini
tepat pada waktunya dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Keluarga Ny.S
dengan diabetes melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Antara kota Makassar”.
Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus ini disusun untuk memenuhi salah satu
persyaratan untuk menyelesaikan Program Diploma III Jurusan Keperawatan
Universitas Hasanuddin.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus ini dapat terlaksana dengan
baik berkat dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada:

1. Pemerintah Kabupaten Asmat yang telah Memfasilitasi serta

membiayai perkuliahan.

2. Ibu Dr. Ariyanti Saleh, S.kep.,M.Si dan Prof.

dr.Budu,Ph.D.,Sp.M., selaku Dekan Fakultas Keperawatan dan

Kedokteran

3. Ibu Rini Rachmawati, S.Kep.,Ns.,MN.,Ph.D selaku Wakil

Dekan I, Dr Kadek Ayu Erika,S. Kep.,Ns.,M.Kes selaku wakil

dekan II dan bapak Syahrul Said,S.Kep.Ns.M.kep.PhD selaku

wakil dekan III

4. Ibu Nurmaulid , S. Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program

Studi D.III Keperawatan

5. Kepala Puskesmas Antara Kota Makassar

6. Ibu Kusrini kadar, S. Kp.,Ns.,MN.,Phd dan bapak Syahrul

Said,S.Kep.Ns.M.kep.PhD selaku pembimbing dan penguji I


dan II

7. Ibu Andi Masyita Irwan, S, Kep., Ns.,MN.,Phd, silvia Malasari

S, S.Kep. Ns.,MN selaku penguji III dan IV

8. Klien Ny.S beserta keluarga yang telah mengizinkan penulis

menjadikan dirinya sebagai klien dalam karya tulis ilmiah ini.

9. Kepada kedua orang tua tercinta Alm. Richardus Ohoitimur dan

Almh.Imaculata Fransiska Nar yang menjadi motivasi besar buat

saya dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah serta saudara-

saudara saya yang selalu mendoakan saya, dan senantiasa

memberikan semangat, motivasi dan dukungan baik dari segi

moril maupun material kepada saya dalam mengerjakan Karya

Tulis Ilmiah Studi Kasus ini.

10. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Prodi D III Keperawatan

angkatan 2018 Universitas Hasanuddin Makassar, yang telah

banyak berdiskusi dan bekerja sama dengan saya selama masa

pendidikan.

Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah Studi

Kasus ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan.

Makassar, 15 Desember 2021

Anggelina Elsina Ohoitimur

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL… .................................................................................. i


HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
ABSTRAK BAHASA INDONESIA… ......................................................... iv
ABSTRAK BAHASA INGGRIS… .............................................................. v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI…............................................................................................... viii
DAFTAR TABEL........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................................... 3
1.3 Manfaat ..................................................................................................... 4
1.4 Metode Penelitian ..................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Dasar keperawatan keluarga ............................................... 5
2.1.1 Pengertian keperawatan keluarga ......................................... 5
2.1.2 Tipe – tipe keluarga ...............................................................
2.1.3 Struktur keluarga ...................................................................
2.1.4 Fungsi keluarga .....................................................................
2.1.5 Tahap perkembangan keluarga ..............................................
2.1.6 Tugas tahap perkembangan keluarga ....................................
2.1.7 Peran perawatan keluarga ......................................................
2.2 Konsep dasar penyakit diabetes mellitus
2.2.1 Definiai diabetes mellitus .....................................................
2.2.2 Anatomi dan Fisiologi ..........................................................
2.2.3 Etiologi ................................................................................... 10
2.2.4 Insiden .................................................................................
2.2.5 Patofisiologi ........................................................................
2.2.6 Manifestasi klinis ................................................................
2.2.7 Pemeriksaan penunjang ......................................................
2.2.8 Penatalaksanaan medis .......................................................
2.2.9 Komplikasi ..........................................................................
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga Diabetes Melitus
2.3.1 Pengkajian ...........................................................................
2.3.2 Pengkajian0 .........................................................................
2.3.3 Kemungkinan Diagnosa yang Muncul ...............................
2.3.4 Rencana Asuhan Keperawatan… ....................................... 30
2.3.5 Implementasi… .................................................................... 36
2.3.6 Evaluasi… ............................................................................ 36
BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian ......................................................................................... 37


3.2 Diagnosa Keperawatan ..................................................................... 47
3.3 Intervensi Keperawatan .................................................................... 48
3.4 Implementasi Keperawatan .............................................................. 52
3.5 Evaluasi Keperawatan ....................................................................... 56

BAB IV PEMBAHASAN

4.1Pengkajian ......................................................................................... 61
4.2 Diagnosa Keperawatan ..................................................................... 62
4.3 Intervensi ........................................................................................... 65
4.4 Implementasi ..................................................................................... 66
4.5 Evaluasi ............................................................................................. 68

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan… ................................................................................... 70


5.2 Saran ................................................................................................. 71
Daftar Pustaka
Lampiran

xi
xii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes berasal dari istilah Yunani pancuran atau curahan,

sedangkan melitus atau mellitus artinya gula atau madu. Secara bahasa,

diabetes melitus adalah curahan cairan tubuh yang banyak mengandung

gula, yang dimaksud dalam hal ini adalah air kencing. Diabetes secara

umum adalah suatu keadaan dimana tubuh tidak dapat menghasilkan

hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh atau tubuh tidak dapat

memanfaatkan secara optimal insulin yang dihasilkan (Tholib, 2016).

Meningkatnya prevalensi diabetes melitus di beberapa negara

berkembang akibat peningkatan kemakmuran di negara bersangkutan

akhir-akhir ini banyak disoroti. Peningkatan pendapatan per kapita dan

perubahan gaya hidup terutama di kota-kota besar menyebabkan

peningkatkan prevalensi penyakit degenaratif, seperti penyakit jantung

koroner (PJK), hipertensi, hiperlipidemia, diabetes, dan lain-lain. Tetapi

data epidemiologi di negara-negara berkembang memang masih belum

banyak. Hal ini disebabkan penelitian epidemiologik sangat mahal

biayanya. Oleh karena itu, angka prevalensi dapat ditelusuri terutama

berasal dari negara maju (Suyono, 2013: 3).

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen

1
yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau

hiperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu

dalam darah (Smeltzer, 2008: 1220).

Menurut American Diabetes Association (ADA) (2005),

Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi

insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada

diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau

kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan

pembuluh darah (Soegondo, 2013: 19).

Kenaikan jumlah penduduk dunia yang terkena penyakit

diabetes atau kencing manis semakin mengkhawatirkan. Menurut WHO

pada tahun 2000 jumlahh penduduk dunia yang menderita diabetes sudah

mencapai 171.230.000 orang dan pada tahun 2030 diperkirakan jumlah

penderita diabetes di dunia akan mencapai jumlah 366.210.100 orang atau

naik sebesar 114% dalam kurun waktu 30 tahun. Indonesia menduduki

peringkat keempat terbesar dengan pertumbuhan sebesar 152% atau dari

8.426.000 orang pada tahun 2000 menjadi 21.257.000 orang di tahun

2030.

Prevalensi penyakit DM di Indonesia berdasarkan jawaban

yang pernah didiagnosis dokter adalah sebesar 1,5%, sedangkan prevalensi

14
DM berdasarkan diagnosa atau gejala adalah sebesar 2,1%. Prevalensi

penyakit diabetes mellitus sendiri di Sulawesi Selatan yang terdiagnosis

dokter mencapai 3,4% (Riskesdas, 2013: 45-46).

World health Organization ( WHO) memprediksi adanya

peningkatan jumlah penderita diabetes yang cukup besar dari 8,4 juta jiwa

pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta jiwa pada tahun 2030 dengan

pertumbuhan sebesar 152% (WHO, 2006).Prevalensi diabetes melitus

diindonesia berdasarkan hasil riset kesehatan dasar tahun 2007 sebesar

5,7% . prevalensi DM tertinggi dikalimantan Barat dan Maluku Utara

yaitu 11,1% , kemudian Riau sekitar 10,4% sedangkan prevalensi terkecil

terdapat di provinsi Papua sekitar 1,7%. Jumlah kasus DM yang

ditemukan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 sebanyak 209.319 kasus,

terdiri atas pasien DM yang tidak tergantung insulin sebanyak 183.172

jiwa dan pasien yang tergantung insulin sebanyak 26.147 jiwa.Diabetes

yang tidak terkontrol, mengacu pada kadar glukosa yang melebihi batasan

target dan mengakibatkan dampak jangka pendek ( dehidrasi, penurunan

BB, Penglihatan buram, rasa lapar) serta jangka panjang (kerusakan

pembulu darah mikro dan makro).

Selain ditingkat dunia dan Indonesia, peningkatan kejadian

DM juga tercermin ditingkat provinsi khususnya Provinsi Sulawesi

Selatan. Berdasarkan surveilans rutin penyakit tidak menular berbasis

rumah sakit di Sulawesi Selatan tahun 2008, DM termasuk dalam urutan

1
keempat penyakit tidak menular (PTM) terbanyak yaitu sebesar 6,65% dan

urutan kelima terbesar PTM penyebab kematian yaitu sebesar 6,28%.

Bahkan pada tahun 2010, DM menjadi penyebab kematian tertinggi PTM

di Sulawesi Selatan yaitu sebesar 41,56% (Dinkes Provinsi Sul-Sel, 2012:

74).

Peningkatan kasus DM juga terjadi ditingkat kabupaten/kota,

khususnya di Kota Makassar. Diabetes mellitus menempati peringkat

kelima dari sepuluh penyebab utama kematian di Makassar tahun 2007

dengan jumlah sebanyak 65 kasus. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan

Kota Makassar, angka kejadian penyakit Diabetes Melitus pada tahun

2011 yaitu 5.700 kasus. Pada tahun 2012 angka kejadian kasus DM

meningkat menjadi 7000 kasus hingga pada tahun 2013 angka kejadian

kasus penderita DM mencapai 7500 kasus. Adapun berdasarkan data dari

Bidang Bina P2PL Dinkes Kota Makassar menyatakan bahwa Diabetes

Mellitus merupakan penyakit pembunuh keempat di Kota Makassar

setelah Asthma, Jantung, dan Hipertensi dengan jumlah 217 kematian

yang diakibatkan oleh penyakit ini pada tahun 2013 (Dinkes Kota

Makassar, 2012: 25; Profil Kesehatan Kota Makassar, 2013: 42).

bertambahnya umur pada sejumlah besar individu (Katzung,

2004).

16
Prevalensi DM pada lanjut usia (geriatri) cenderung

meningkat, hal ini dikarenakan DM pada lanjut usia bersifat muktifaktorial

yang dipengaruhi faktor intrinsik dan ekstrinsik. Umur ternyata merupakan

salah satu faktor yang bersifat mandiri dalam pengaruhnya terhadap

perubahan toleransi tubuh terhadap glukosa. Dari jumlah tersebut

dikatakan 50% adalah pasien berumur > 60 tahun (Gustaviani, 2006)

Salah satu aspek terpenting dari perawatan adalah penekanan

pada unit keluarga. Keluarga bersama dengan individu, kelompok, dan

komunitas adalah klien atau resipien keperawatan. Keluarga adalah unit

terkecil dalam masyarakat, merupakan klien keperawatan atau si penerima

asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan

yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di

rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga.

Secara empiris, dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan

kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan atau signifikan.

Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat sehingga

dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat

mendapatkan dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah

memenuhi kebutuhan individu, dan kedua adalah memenuhi kebutuhan

masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan, perawat harus

memperhatikan nilai-nilai dan budaya yang ada pada keluarga sehingga

1
dalam pelaksanaan kehadiran perawat dapat diterima oleh keluarga

(Sulistyo Andarmoyo, 2012).

Menurut Friedman, dalam Komang Ayu Henny Achjar, 2012

salah satu fungsi keluarga adalah fungsi perawatan kesehatan keluarga.

Masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan akan saling

mempengaruhi antara sesama anggota keluarga. Keluarga merupakan unit

pelayanan kesehatan terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan

komunitas. Oleh karena itu peran keluarga sangat mendukung dalam

mencapai keberhasilan perawatan klien DM di rumah.

Berdasarkan latar belakang dan fenomena diatas penulis

tertarik untuk mengangkat kasus diabetes melitus dengan judul “Asuhan

Keperawatan pada Keluaga Ny. S dengan di diabetes melitus” di Wilayah

Kerja Puskesmas Antara kota Makassar”

1.2 Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Penulis mampu memberikan asuhan keperawatan pada keluarga

Ny.s dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota

keluarga yang sakit di wilayah kerja Puskesmas Antara, kota

Makassar

2. Tujuan Khusus

18
a. Untuk mengetahui gamabaran antara data yang tercancum

dalam teori dan hasil pengkajian keperawatan pada kasus

keluarga Ny. dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat

angggota keluarga yang sakit di wilayah kerja Puskesmas

Antara kota Makassar

b. Untuk mengetahui gamabaran antara data yang tercancum

dalam teori dan hasil diagnosa keperawatan pada kasus

keluarga Ny. dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat

angggota keluarga yang sakit di wilayah kerja Puskesmas

Antara kota Makassar

c. Untuk mengetahui gamabaran antara data yang tercancum

dalam teori dan hasil intervensi keperawatan pada kasus

keluarga Ny. dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat

angggota keluarga yang sakit di wilayah kerja Puskesmas

Antara kota Makassar

d. Untuk mengetahui gamabaran antara data yang tercancum

dalam teori dan hasil implementasi keperawatan pada kasus

keluarga Ny. dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat

angggota keluarga yang sakit di wilayah kerja Puskesmas

Antara kota Makassar

e. Untuk mengetahui gamabaran antara data yang tercancum

dalam teori dan hasil evaluasi keperawatan pada kasus keluarga

Ny. dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat

1
angggota keluarga yang sakit di wilayah kerja Puskesmas

Antara kota Makassar

1.3 Manfaat Penulis

2. Institusi Puskesmas

Sebagai bahan masukan yang diperlukan dalam pelaksanaan praktik

pelayanan keperawatan khususnya pada keperawatan pada keluarga

Ny.S dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat angggota

keluarga yang sakit di wilayah kerja Puskesmas Antara kota Makassar

3. Institusi pendidikan

Sebagai bahan informasi dalam kegiatan proses belajar mengajar

tentang asuhan keperawatan pada keluarga Ny.S dengan

ketidakmampuan keluarga dalam merawat angggota keluarga yang

sakit di wilayah kerja Puskesmas Antara kota Makassar

4. Bagi Pembaca

Untuk memperoleh pengetahuan tentang perawatan pada keluarga

Ny.S dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat angggota

keluarga yang sakit di wilayah kerja Puskesmas Antara kota Makassar

5. Teoritis

Hasil penulisan Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus ini diharapkan dapat

memberikan informasi dan pengetahuan tentang asuhan keperawatan

pada

keluarga Ny.S dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat

20
angggota keluarga yang sakit di wilayah kerja Puskesmas Antara kota

Makassar

1.4 Metodologi Penelitian

1. Desain Penelitian

Karya tulis penelitian ini menggunakan desain penelitian

observasional deskripsif dengan pendekatan studi kasus

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian di lakasanakan di rumah keluarga Ny.S di wilayah kerja

puskesmas Antara kota Makassar. Waktu pelaksanaan dimulai

pada tanggal 4 – 9 oktober, dilakukan 3 x 40 menit kunjungan

rumah.

3. Sumber data dan teknik pengumpilan data

a. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari

subyektif penelitian dengan acara wawancara dan observasi

langsung terhadap Klien Ny. S dan keluarga klien

b. Data sekunders yaitu data yang diperoleh secara tidak

langsung dengan cara menggunakan literature literatur yang

ada kaitannya dengan penyakit diabetes mellitus

4. Analisa data

• Wawancara

1
• Observasi

• Pemeriksaan

• Pemeriksaan fisik

• Kepustakaan

• Dokumentasi

22
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Keperawatan Keluarga

2.1.1 Pengertian Keperawatan Keluarga

Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh


perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional dan sosial dari individu-individu yang ada di dalamnya terlihat dari
pola interaksi yang saling ketegantungan untuk mencapai tujuan bersama
(Friedman dalam Komang Ayu Henny Achjar, 2012). Keluarga adalah suatu
sistem sosial yang terdiri dari individu-individu yang bergabung dan berinteraksi
secara teratur antara satu dengan yang lain diwujudkan dengan adanya saling
ketergantungan dan berhubungan untuk mencapai tujuan bersama. Keluarga
adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang masing-
masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik,
kakak dan nenek (Sulistyo Andarmo, 2011).

2.1.2 Tipe - Tipe Keluarga

Secara umum, tipe keluarga dibagi menjadi dua yaitu keluarga tradisional dan
keluarga modern (non tradisional). Keluarga tradisional memilki anggota keluarga
seperti umumnya yaitu kedua orangtua dan anak. Akan tetapi, struktur keluarga
ini tidak serta merta terdapat pada pola keluarga modern.

1) Tipe keluarga tradisional


Tipe keluarga tradisional menunjukkan sifat-sifat homogen, yaitu keluarga yang
memilki struktur tetap dan utuh. Tipe keluarga ini merupakan yang paling umum

1
kita temui dimana saja, terutama di negara- negara Timur yang menjunjung tinggi
norma-norma. Adapun tipe keluarga tradisional adalah sebagai berikut:

a) Keluarga inti (Nuclear Family)


Keluarga inti merupakan keluarga kecil dalam satu rumah. Dalam keseharian,
anggota keluarga inti ini hidup dan saling menjaga. Mereka adalah ayah, ibu, dan
anak-anak.
b) Keluarga besar (Exstented Family)
Keluarga besar cenderung tidak hidup bersama-sama dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini disebabkan karena keluarga besar merupakan gabungan dari beberapa
keluarga inti yang bersumbu dari satu kelurga inti. Satu keluarga memiliki
beberapa anak, lalu anak-anaknya menikah lagi dan memilki anak pula.Seperti
pohon yang bercabang, keluarga besar memiliki kehidupannya masing-masing
mengikuti rantingnya. Anggota keluarga besar ini, semakin lama akan semakin
besar mengikuti perkembangan keluarganya. Anggota keluarga besar misalnya
kakek, nenek, paman, tante, keponakan, cucu dan lain sebagainya.
c) Keluarga tanpa anak (Dyad Family)
Tipe keluarga ini biasanya terjadi pada sepasang suami istri yang baru menikah.
Mereka telah membina hubungan rumah tangga tetapi belum dikaruniai anak atau
keduanya bersepakat untuk tidak memiliki anak lebih dahulu .
d) Keluarga Single Parent
Single parent adalah kondisi seseorang yang tidak memiliki pasangan lagi. Hal ini
disebabkan karena perceraian atau meninggal dunia. Akan tetapi, single parent
mensyaratkan adanya anak, baik anak kandung maupun anak angkat.
e) Keluarga Single Adult
Rumah tangga yang terdiri dari seorang dewasa saja.

2) Tipe keluarga modern (nontradisonal)

Keberadaan keluarga modern merupakan bagian dari perkembangan sosial di


masyarakat. Banyak faktor yang melatarbelakangi alasan muncul keluarga

24
modern. Salah satu faktor tersebut adalah munculnya kebutuhan berbagi dan
berkeluarga tidak hanya sebatas keluarga inti. Relasi sosial yang sangat luas
membuat manusia yang berinteraksi saling terikat dan terkait. Mereka kemudian
bersepakat hidup bersama baik secara legal maupun tidak. Berikut ini adalah
beberapa tipe keluarga modern.

a. The Unmarriedteenege Mother


Belakangan ini, hubungan seks tanpa pernikahan sering terjadi di masyarakat kita.
Meski pada akhirnya, beberapa pasangan itu menikah, namun banyak pula yang
kemudian memilih hidup sendiri, misalnya pada akhirnya si perempuan memilih
merawat anaknya sendirian. Kehidupan seorang ibu bersama anaknya tanpa
pernikahan inilah yang kemudian masuk dalam kategori keluarga.
b. Reconstituded Nuclear
Sebuah keluarga yang tadinya berpisah, kemudian kembali membentuk keluarga
inti melalui perkawinan kembali. Mereka tinggal serta hidup bersama anak-
anaknya baik dari pernikahan sebelumnya, maupun hasil dari perkawinan baru.
c. The Stepparent Family
Dengan berbagai alasan, dewasa ini kita temui seorang anak diadopsi oleh
sepasang suami istri, baik yang memilki anak maupun belum. Kehidupan anak
dengan orangtua tirinya inilah yang dimaksud dengan the stepparent family.
d. Commune Family
Tipe keluarga ini biasanya hidup di dalam penampungan atau memang memilki
kesepakatan bersama untuk hidup satu atap. Hal ini berlangsung dalam waktu
singkat sampai dengan waktu yang lama. Mereka tidak memiliki hubungan darah
namun memutuskan hidup bersama dalam satu rumah, satu fasilitas, dan
pengalaman yang sama.
e. The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family
Tanpa ikatan pernikahan, seseorang memutuskan untuk hidup bersama dengan
pasangannya. Namun dalam waktu yang relatif singkat, seseorang itu kemudian
berganti pasangan lagi dan tetap tanpa hubungan perkawinan.
f. Gay and Lesbian Family

1
Seseorang yang berjenis kelamin yang sama menyatakan hidup bersama dengan
pasangannya (marital partners).
g. Cohabiting Couple
Misalnya dalam perantauan, karena merasa satu negara atau suatu daerah,
kemudian dua atau lebih orang bersepakatan untuk tinggal bersama tanpa ikatan
pernikahan. Kehidupan mereka sudah seperti kehidupan keluarga. Alasan untuk
hidup bersama ini bisa beragam.
h. Group-Marriage Family
Beberapa orang dewasa menggunakan alat-alat rumah tangga bersama dan mereka
merasa sudah menikah sehingga berbagi sesuatu termasuk seksual dan
membesarkan anaknya bersama.
i. Group Network Family
Keluarga inti yang dibatasi oleh aturan atau nilai-nilai hidup bersama atau
berdekatan satu sama lainnya, dan saling menggunakan barang-barang rumah
tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab membesarkan anaknya.
j. Foster Family
Seorang anak kehilangan orangtuannya, lalu ada sebuah keluarga yang bersedia
menampungnya dalam kurun waktu tertentu. Hal ini dilakukan hingga anak
tersebut bisa bertemu dengan orangtua kandungnya. Dalam kasus lain, bisa jadi
orangtua si anak menitipkan kepada seseorang dalam waktu tertentu sehingga ia
kembali mengambil anaknya.

k. Institusional
Anak atau orang dewasa yang tinggal dalam suatu panti.
l. Homeless Famiy
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen
karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental

2.1.3 Struktur Keluarga

26
Maria H. Bakri, 2017 menjelaskan bahwa struktur dalam keluarga terbagi
menjadi empat yaitu
1) Pola komunikasi keluarga
2) Struktur pera
3) Struktur kekuatan dan
4) Nilai-nilai keluarga.
Struktur ini didasarkan pada pengorganisasian dalam keluarga, baik dari sisi
perilaku maupun pola hubungan antara anggota kelompok. Hubungan yang terjadi
ini bisa jadi sangat kompleks, tidak terbatas pada anggota keluarga tertentu,
bahkan bisa melebar hingga keluarga besar, yang saling membutuhkan memilki
peran dan harapan yang berbeda.
Pola hubungan dalam keluarga turut membentuk kekuatan dan struktur peran
dalam keluarga. Struktur ini pun bisa fleksibel, diperluas atau dipersempit
tergantung pada sebuah keluarga yang merespon interaksi dalam keluarga.
Struktur keluarga yang sangat kaku dan sangat fleksibel dapat mengganggu atau
merusak fungsi keluarga. Struktur dan fungsi merupakan hal yang berhubungan
erat dan terus-menerus berinteraksi satu sama lain.

a. Pola komunikasi keluarga


Komunikasi menjadi hal yang sangat penting dalam sebuah hubungan, tak
hanya bagi keluarga melainkan berbagai macam hubungan. Tanpa ada
komunikasi, tidak akan ada hubungan yang dekat dan hangat, atau bahkan tidak
akan saling mengenal.
Di dalam keluarga, komunikasi yang dibangun akan menentukan kedekatan
antara anggota keluarga. Pola komunikasi ini juga bisa menjadi salah satu ukuran
kebahagiaan sebuah keluarga. Di dalam keluarga, ada interaksi yang berfungsi
dan ada yang tidak berfungsi.
Pola interaksi yang berfungsi dalam keluarga memilki karakteristik :
a) terbuka, jujur, berpikiran positif dan selalu berupaya menyelesaikan konflik
keluarga

1
b) komunikasi berkualitas antara pembicara dan pendengar. Dalam pola komunikasi,
hal ini biasa disebut dengan stimulus–respon.

Dengan pola komunikasi yang berfungsi dengan baik ini, penyampai pesan
(pembicara) akan mengemukakan pendapat, meminta dan menerima umpan balik.
Sementara dari pihak seberang, penerima pesan selalu dalam kondisi siap
mendengarkan, memberi umpan balik, dan melakukan validasi.
Sementara bagi keluarga dengan pola komunikasi yang tidak berfungsi
dengan baik akan menyebabkan berbagai persoalan, terutama beban psikologis
bagi anggota keluarga. Karakteristik dari pola komunikasi ini antara lain:
a) Fokus pembicaraan hanya pada satu orang misalnya kepala keluarga yang menjadi
penentu atas segala apa yang terjadi dan dilakukan anggota keluarga;
b) Tidak hanya diskusi di dalam rumah, seluruh anggota keluarga hanya meyetujui;
c) Hilangnya empati di dalam keluarga karena masing-masing anggota keluarga
tidak bisa menyatakan pendapatnya. Akibat dari pola komunikasi dan pola asuh
ini akhirnya komunikasi dalam keluarga menjadi tertutup.

b. Struktur peran

Setiap individu dalam masyarakat memiliki perannya masing-masing. Satu


sama lain relatif berbeda tergantung pada kapasitasnya. Begitu pula dalam sebuah
keluarga. Seorang anak tidak mungkin berperan sama dengan bapak atau ibunya.
Struktur peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan
posisi sosial yang diberikan. Bapak berperan sebagai kepala rumah tangga, ibu
berperan dalam wilayah domestik, anak dan lain sebagainya memiliki peran
masing-masing dan diharapkan saling mengerti dan mendukung.

Selain peran pokok tersebut, adapula peran informal. Peran ini dijalankan
dalam kondisi tertentu atau sudah menjadi kesepakatan antar anggota keluarga.
Misalnya seorang suami memperbolehkan istrinya bekerja di luar rumah, maka
istri telah menjalankan peran informal. Begitu pula sebaliknya, suami juga tidak

28
segan mengerjakan peran informalnya dengan membantu istri mengurus rumah.

c. Struktur kekuatan

Struktur kekuatan keluarga menggambarkan adanya kekuasan atau


kekuatan dalam sebuah keluarga yang digunakan untuk mengendalikan dan
mempengaruhi anggota keluarga. Kekuasan ini terdapat pada individu di dalam
keluarga untuk mengubah perilaku anggotanya ke arah postif, baik dari sisi
perilaku maupun kesehatan.
Ketika seseorang memilki kekuatan, maka ia sesungguhnya mampu
mengendalikan sebuah interaksi. Kekuatan ini dapat dibangun dengan berbagai
cara. Selain itu, ada beberapa faktor yang mendasari terjadinya struktur kekuatan
keluarga
a. Legitimate power ( kekuatan/wewenang yang sah)
Dalam konteks keluarga, kekuatan ini sebenarnya tumbuh dengan sendiri, karna
ada hirarki yang merupakan konstruk masyarakat kita. Seorang kepala keluarga
adalah pemegang kekuatan interaksi dalam keluarga. Ia memilki hak untuk
mengontrol tingkah laku anggota keluarga lainnya, terutama pada anak-anak.
b. Referent power
Dalam masyarakat kita, orangtua adalah panutan utama dalam keluarga terlebih
posisi ayah sebagai kepala keluarga. Apa yang dilakukan ayah akan menjadi
contoh baik oleh pasangannya maupun anak-anaknya. Misalnya untuk mengajari
anak melaksanakan ibadah, tidak perlu dengan kemarahan. Dengan cara orangtua
senantiasa beribadah, anak akan mengikuti dengan sendirinya. Anak akan belar
dari apa yang dilihatnya.
c. Reward power
Kekuasan penghargaan berasal dari adanya harapan bahwa orang yang
berpengaruh dan dominan akan melakukan sesuatu yang postif terhadap ketaatan
seseorang.Imbalan menjadi hal penting untuk memberikan pengaruh kekuatan
dalam keluarga. Hal ini tentu sering terjadi di masyarakat kita, yang menjanjikan
hadiah untuk anaknya jika berhasil meraih nilai terbaik dalam sekolah. Dengan

1
hadiah tersebut, anak akan berusaha untuk menjadi anak yang terbaik agar
keinginannya terhadap yang dijanjikan orangtua dapat terpenuhi.
d. Coercive power
Ancaman dan hukuman menjadi pokok dalam membangun kekuatan keluarga.
Kekuatan ini sebagai kekuasan dominasi atau paksaan yang mampu untuk
menghukum bila tidak taat. Bagi sebagian orangtua, mereka memilih tidak
menggunakan kekuasan ini, namun bagi sebagian lainnya sangat membutuhkan
karena merasa putus asa dalam mendidik anak. Setiap anak memilki karakter unik
yang berbeda-beda, oleh karena itu pola asuh juga tidak bisa disamaratakan.
Orangtua memilih pola asuh tentu atas berbagai pertimbangan yang membuat
anak menjadi lebih positif.
d. Nilai-nilai dalam kehidupan keluarga

Dalam suatu kelompok selalu terdapat nilai-nilai yang dianut bersama, meski
tanpa tertulis. Nilai-nilai tersebut akan terus bergulir jika masih anggota kelompok
yang melestarikannya. Artinya sebuah nilai akan terus berkembang mengikuti
anggotanya. Demikian pula dalam keluarga. Keluarga sebagai kelompok kecil
dalam sistem sosial memilki nilai yang diterapkan dalam tradisi keluarga.
Misalnya tradisi makan bersama, yang memilki nilai positif dalam membangun
kebersamaan dan melatih untuk berbagi.
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang mempersatukan
anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu
pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah perilaku yang
baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga.
Nilai-nilai dalam keluarga tidak hanya dibentuk oleh keluarga itu sendiri,
melainkan juga warisan yang dibawa dari keluarga istri maupun suami. Perpaduan
dua nilai yang berbeda inilah yang kemudian melahirkan nilai-nilai baru bagi
keluarga.

30
2.1.4 Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga merupakan hal penting yang harus dijalankan dan


dipatuhi oleh setiap anggotanya. Jika salah satu anggota keluarga terkendala atau
tidak taat, organisasi keluarga akan terhambat. Hal ini akan berakibat buruk akan
tertundanya tujuan yang sudah direncanakan. Misalnya seorang anak yang sedang
sekolah, maka ia harus merampungkan sekolahnya tersebut. Namun jika ia tidak
taat, mungkin karena sering membolos sekolah menjadikannya tidak naik kelas.
Hal ini tentu menghambat tujuan keluarga tersebut yang menjadikan anaknya
pandai dalam bidang akademik.

Friedman dalam Maria H. Bakri, 2017 mengelompokkan fungsi pokok


keluarga dalam lima poin yaitu:

a) Fungsi afektif keluarga


Fungsi ini hanya bisa diperoleh dalam keluarga, tidak dari pihak luar.
Maka komponen yang diperlukan dalam melaksanakan fungsi afektif yaitu
saling mendukung, menghormati, dan saling asuh. Intinya, antara anggota
keluarga satu dengan anggota yang lain berhubungan baik secara dekat.
Dengan cara inilah, seorang anggota keluarga merasa mendapatkan
perhatian, kasih sayang, dihormati, kehangatan dan lain sebagainya.
Pengalaman di dalam keluarga ini akan mampu membentuk
perkembangan individu dan psikologis anggota keluarga.
b) Fungsi sosial keluarga
Ialah fungsi yang mengembangkan dan melatih anak untuk hidup bersosial
sebelum meninggalkan rumah dan berhubungan dengan orang lain. Dalam
hal ini, anggota keluarga belajar displin, norma-norma, budaya dan
perilaku melalui interaksi dengan anggota keluarganya sendiri
c) Fungsi reproduksi keluarga
d) Sebuah peradaban dimulai dari rumah yaitu dari hubungan suami-istri
terkait pola reproduksi. Sehingga adanya fungsi ini ialah untuk

33
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan sebuah keluarga..
e) Fungsi ekonomi keluarga
Fungsi ekonomi keluarga meliputi keputusan rumah tangga, pengelolaaan
keuangan, pilihan asuransi, jumlah uang yang digunakan perencanaan
pensiun dan tabungan. Kemampuan keluarga untuk memilki penghasilan
yang baik dan mengelola finansialnya dengan bijak merupakan faktor
kritis untuk kesejaterahan ekonomi.
f) Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi ini penting untuk mempertahankan kesehatan anggota keluarga
agar tetap memilki produktivitas tinggi. Adapun tugas keluarga dibidang
kesehatan yaitu:
1. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga
Tidak satu pun keluarga yang diperbolehkan menyepelekan masalah
keluarga. Zaman yang semakin maju dan berkembang juga mendukung
hadirnya berbagai penyakit yang dulu tidak ditemukan. Untuk itu,
keluarga harus semakin waspada, tetapi tidak dalam bentuk
mengekang sehingga melarang berbagai hal untuk anggota
keluarganya.
2. Kemampuan keluarga memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga
Mencari pertolongan untuk anggota keluarga yang sakit merupakan
salah satu peran keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara
keluarga yang mempunyai keputusan untuk memutuskan tindakan
yang tepat. Kontak keluarga dengan sistem akan melibatkan lembaga
kesehatan profesional ataupun praktisi lokal (dukun/pengobatan
alternatif) dan sangat bergantung pada :
• Sakit apa yang dirasakan?
• Apakah keluarga tidak mampu menanganinya?
• Apakah ada kekhawatiran akibat terapi-terapi yang akan
dilakukan?
• Apakah keluarga percaya kepada petugas kesehatan?
3. Kemampuan keluarga melakukan perawatan terhadap keluarga yang

32
sakit Bagi anggota keluarga yang sakit, biasanya dibebaskan dari peran
danfungsinya secara penuh. Beberapa tanggung jawab ditangguhkan
terlebih dahulu atau bahkan diganti oleh anggota keluarga lainnya.
Pemberian perawatan secara fisik merupakan beban yang paling berat
dirasakan keluarga.
Keluarga memiliki keterbatasan dalam mengatasi masalah
perawatan keluarga. Terkadang, sebuah keluarga memang memiliki
alat-alat atau obat-obatan yang dapat dijadikan pertolongan pertama,
namun hal ini jelas terbatas baik alat maupun pengetahuan kesehatan.
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan dapat dikaitkan dengan
pertanyaan berikut:
• Apakah keluarga aktif dalam merawat pasien?
• Bagaimana keluarga mencari pertolongan dan mengerti
tentang perawatan yang diperlukan pasien?
4. Kemampuan keluarga untuk memodifikasi lingkungan keluarga untuk
menjamin kesehatan keluargaYang dimaksud di sini adalah bagaimana
keluarga menjaga lingkungan agar bisa dijadikan sebagai pendukung
kesehatan keluarga. Untuk itu keluarga perlu mengetahui tentang
sumber yang dimiliki sekitar lingkungan rumah. Jika memungkinkan
untuk menanam pohon, sebaiknya hal ini dilakukan karena akan
membantu sirkulasi udara dan lain sebagainya.
5. Kemampuan keluarga untuk menggunakan pelayanan kesehatan
Pada masyarakat tradisional, keluarga yang sakit memiliki
kecenderungan untuk enggan pergi ke pusat pelayanan kesehatan yang
sudah disediakan pemerintah. Alasan biaya biasanya menjadi masalah.
Akan tetapi belakangan ini, pemerintah telah membuat program
penjaminan kesehatan masyarakat sehingga masalah biaya bisa diatasi.
6. Stress dan Koping Keluarga
Stressor jangka pendek dan jangka panjang
• Sebutkan stressor jangka pendek ( < 6 bulan ) dan strsor
jangka panjang ( >6 bulan ) yang saat ini terjadi pada

33
keluarga
o Apakah keluarga dapat mengatasi stressor biasa dan
ketegangan sehari – hari ?
• Bagaimaan kelurga mengatasi tersebut ? jelaskan strategi
koping apa yang digunakan oleh keluarga untuk
menghadapi masalah – masalah ? ( koping apa yang dibuat
?)
• Apakah anggota keluarga berbeda dalam cara – cara koping
terhadap masalah – masalah mereka sekarang ? jelaskan

2.1.5 Tahap Perkembanagan Keluarga

1) Tahap 1 : Keluarga pemula


Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga
baru, keluarga yang menikah atau prokreasi dan perpindahan dari keluarga
asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.
2) Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak
Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berumur
30 bulan. Biasanya orang tua bergetar hatinya dengan kelahiran anak
pertama mereka, tapi agak takut juga. Kekhawatiran terhadap bayi
biasanya berkurang setelah beberapa hari, karena ibu dan bayi tersebut
mulai mengenal. Ibu dan ayah tiba-tiba berselisih dengan semua peran-
peran mengasyikkan yang telah dipercaya kepada mereka. Peran tersebut
pada mulanya sulit karena perasaan ketidakadekuatan menjadi orang tua
baru.

3) Tahap III : Keluarga yang anak usia prasekolah


Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama
berusia 2,5 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Sekarang,
keluarga mungkin terdiri tiga hingga lima orang, dengan posisi suami -
ayah, istri – ibu, anak laki-laki – saudara, anak perempuan – saudari.

34
Keluarga menjadi lebih majemuk dan berbeda.
4) Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai
masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa
remaja. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota maksimum, dan
hubungan keluarga di akhir tahap ini
5) Tahap V : Keluarga dengan anak remaja
Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus
kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7
tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan
keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah
hingga brumur 19 atau 20 tahun.
6) Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda
Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama
meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah kosong, ketika
anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat atau agak
panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang ada dalam rumah atau
berapa banyak anak yang belum menikah yang masih tinggal di rumah.
7) Tahap VII : Orang tua pertengahan
Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia pertengahan dari
bagi oarngtua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini
biasanya dimulai ketika orangtua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir
pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-8 tahun kemudian.

8) Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia


Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau
kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah
satu pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain meninggal.

2.1.6 Tugas Tahap Perkembanagan Keluarga

33
1) Tahap I : Keluarga pemula ( baru menikah )
• Membina hub intim yang memuaskan
• Membina hub dengan keluarga lain, teman, dan kelompok sosial
• Mendiskusikan rencana memiliki anak

2) Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak ( anak baru lahir )


• Mempersiapkan menjadi orang tua
• Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi
keluarga, hub seksual dan kegiatan
• Mempertahankan hub dalam rangka memuaskan pasangan

3) Tahap III : Keluarga yang anak usia prasekolah


• Memenuhi keb anggota keluarga mis : tempat tinggal, privacy dan rasa
aman
• Membantu anak untuk bersosialisasi
• Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak
yang lain (tua) juga harus terpenuhi
• Mempertahankan hub yang sehat baik di dalam ataupun luar keluarga
• Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
• Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
• Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi tumbang anak

4) Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah


• Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah,
dan lingkungan lebih luas
• Mempertahankan keintiman pasangan
• Memenuhi kebutuhan yang meningkat, termasuk biaya kehidupan, dan
kesehatan anggota keluarga

36
5) Tahap V : Keluarga dengan anak remaja
• Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab
mengingat remaja adalah seorang dewasa muda dan mulai memiliki
otonomi
• Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga
• Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan org tua
• Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan
(anggota)keluarga untuk memenuhi keb tumbang keluarga

6) Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda


• Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi keluarga
besar
• Mempertahankan keintiman pasangan
• Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di
masyarakat
• Penataan kembali peran ortu dan kegiatan rumah

7) Tahap VII : Orang tua pertengahan


• Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan
• Mempertahankan hub yang serasi dan memuaskan dengan anak-
anaknya dan sebaya
• Meningkatkan keakraban pasangan

8) Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia


• Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling
menyenangkan pasangannya
• Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi : kehilangan pasangan,
kekuatan fisik dan penghasilan keluarga
• Mempertahankan keakraban pasangan, kekuatan fisik dan penghasilan

33
keluarga
• Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat
• Melakukan life review masa lalu

2.1.7 Peran Perawat Keluaraga

Pengertian peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan


oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem.
Adapun peran perawat keluarga menurut Komang Ayu Henny Achjar, 2012
yaitu:

1. Pendidik (educator )
Peran perawat komunitas dalam asuhan keperawatan keluarga sebagai
pendidik (educator), diharapkan perawat komunitas harus mampu
memberikan informasi kesehatan yang dibutuhkan keluarga melalui
pendidikan kesehatan, pemberian pendidikan kesehatan dapat dilakukan di
rumah pada saat kunjungan rumah (home visit) dan pilihan sesuai dengan
tingkatan kemampuan masyarakat. Fokus dan isi pendidikan kesehatan
kepada keluarga meliputi peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
dampak dari penyakit.

2. Peneliti (researcher)
Peran sebagai peneliti ditunjukkan oleh perawat komunitas dengan
berbagai aktivitas penelitian yang berfokus pada individu, keluarga,
kelompok atau komunitas.

3. Konselor (counselor)
Peran perawat komunitas dalam asuhan keperawatan keluarga, mendengar
keluhan keluarga secara objektif, memberikan umpan balik dan informasi
serta membantu keluarga melalui proses pemecahan masalah.

4. Manajer kasus (case manager)


Perawat komunitas dapat mengkaji dan mengidentifikasi kebutuhan
kesehatan keluarga, merancang rencana keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga, mengawasi dan mengevaluasi dampak terhadap
pelayanan yang diberikan.

5. Kolaborator (collaborator)
Peran sebagai kolaborator dapat dilaksanakan antara perawat dengan
keluarga dalam memberikan pelayanan kesehatan keluarga secara
komprehensif. Perawat komunitas dapat berpartisipasi bekerjasama
membuat keputusan kebijakan, berkomunikasi dengan anggota tim
kesehatan, berpartisipasi bekerjasama melaksanakan tindakan untuk
menyelesaikan masalah keluarga.

38
6. Penghubung (liaison)
Perawat sebagai peran penghubung (liaison) membantu mempertahankan
kontinuitas diantara petugas profesional dan nonvprofesional. Perawat
komunitas diharapakan merujuk permasalahan klien pada sarana
pelayanan kesehatan serta sumber yang ada dimasyarakat seperti
puskesmas, RS, tokoh agama, tokoh masyarakat.

7. Pembela (advocate)
Peran sebagai advocate ditunjukkan oleh perawat yang tanggap terhadap
kebutuhan komunitas dan mampu mengkomunikasikan kebutuhan tersebut
kepada pemberi pelayanan secara tepat.

8. Pemberi perawatan langsung


Perawat komunitas memberikan asuhan keperawatan pada keluarga secara
langsung dengan menggunakan prinsip tiga tingkatan (pencegahan primer
(primary prevention), pencegahan sekunder (secondary prevention), dan
pencegahan tersier (tertiary prevention).

9. Role model
Dengan menampilkan perilaku yang dapat dipelajari oleh orang lain,
menjadi panutan bagi keluarga.

10. Referral resourse


Dengan membuat rujukan dan follow up rujukan ke pelayanan kesehatan
lain atau ke tenaga kesehatan lain yang diperlukan keluarga.

11. Pembaharu (inovator)


Dengan cara membantu melaksanakan perubahan-perubahan ke arah yang
lebih baik untuk perbaikan dan kepentingan kesehatan keluarga.

2.2 Konsep Dasar Penyakit Diabetes Mellitus


2.2.1 Definisi Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemi kronik yang disertai


berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah. Diabetes
mellitus klinis adalah sindroma gangguan metabolisme dengan hiperglikemia
yang tidak semestinya sebagai akibat suatu defisiensi sekresi insulin atau
berkurangnya efektifitas biologis dari insulin atau keduanya (M. Clevo Rendy dan

33
Margareth Th, 2019).

2.2.2 Anatomi dan Fisiologi

a. Anatomi Fisiologi Pankreas

Pankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang panjangnya kira-kira 15


cm, lebar 5 cm, mulai dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya rata-rata 60-
90 gram. Terbentang pada vertebrata lumbalis 1 dan 2 di belakang lambung.
Pankreas merupakan kelenjar endokrin terbesar yang terdapat di dalam tubuh baik
hewan maupun manusia. Bagian depan (kepala) kelenjar pankreas terletak pada
lekukan yang dibentuk oleh duodenum dan bagian pilorus dari lambung. Bagian
badan yang merupakan bagian utama dari organ ini merentang ke arah limpa
dengan bagian ekornya menyentuh atau terletak pada alat ini.

Dari segi perkembangan embriologis, kelenjar pankreas terbentuk dari


epitel yang berasal dari lapisan epitel yang membentuk usus. Pankreas terdiri dari
dua jaringan utama, yaitu Asini sekresi getah pencernaan ke dalam duodenum,
pulau Langerhans yang tidak tidak mengeluarkan sekretnya keluar, tetapi
menyekresi insulin dan glukagon langsung ke darah. Pulau-pulau Langerhans
yang menjadi sistem endokrinologis dari pamkreas tersebar di seluruh pankreas
dengan berat hanya 1-3 % dari berat total pankreas.Pulau langerhans berbentuk
ovoid dengan besar masing-masing pulau berbeda. Besar pulau langerhans yang
terkecil adalah 50 m, sedangkan yang terbesar 300 m, terbanyak adalah yang
besarnya 100-225 m. Jumlah semua pulau langerhans di pankreas diperkirakan
antara 1-2 juta.

Gambar 1. 1 anatomi fisiologi pankreas

40
b. Anatomi Fisiologi Kulit

Kulit merupakan pembungkus yang elastis yang melindungi tubuh dari


pengaruh lingkungan kulit juga merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas
ukurannya, yaitu 15%dari berat tubuh dan luasnya 1,50-1,75 m2. Rata-rata tebal
kulit 1-2 mm. paling tebal (6mm) terdapat di telapak tangan dan kaki dan yang
paling tipis (0,5mm) terdapat di penis. Bagian-bagian kulit manusia sebagai
berikut:

1) Epidermis :

Epidermis terbagi dalam empat bagian yaitu lapisan basal atau stratum
germinativium, lapisan malphigi atau stratum spinosum, lapisan glanular atau
stratum gronulosum, lapisan tanduk atau stratum korneum. Epidermis
mengandung juga: kelenjar ekrin, kelenjar apokrin, kelenjar sebaseus, rambut dan
kuku. Kelenjar keringat ada dua jenis, ekrin dan apokrin. Fungsinya mengatur
suhu, menyebabkan panas dilepaskan dengan cara penguapan. Kelenjar ekrin
terdapat disemua daerah kulit, tetapi tidak terdapat diselaput lendir. Seluruhnya
berjulah antara 2 sampai 5 juta yang terbanyak ditelapak tangan. Kelenjar apokrin
adalah kelenjar keringat besar yang bermuara ke folikel rambut, terdapat diketiak,
daerah anogenital. Puting susu dan areola. Kelenjar sebaseus terdapat diseluruh
tubuh, kecuali di telapak tangan, tapak kaki dan punggung kaki. Terdapat banyak

33
di kulit kepala, muka, kening, dan dagu. Sekretnya berupa sebum dan
mengandung asam lemak, kolesterol dan zat lain.

2) Dermis :

Dermis atau korium merupakan lapisan bawah epidermis dan diatas jaringan
sukutan. Dermis terdiri dari jaringan ikat yang dilapisan atas terjalin rapat (pars
papilaris), sedangkan dibagian bawah terjalin lebih longgar (pars reticularis).
Lapisan pars tetucularis mengandung pembuluh darah, saraf, rambut, kelenjar
keringat dan kelenjar sebaseus.

3) Jaringan subkutan, merupakan lapisan yang langsung dibawah dermis. Batas


antara jaringan subkutan dan dermis tidak tegas. Sel-sel yang terbanyak adalah
limposit yang menghasilkan banyak lemak. Jaringan sebkutan mengandung saraf,
pembuluh darah limfe. Kandungan rambut dan di lapisan atas jaringan subkutan
terdapat kelenjar keringan. Fungsi dari jaringan subkutan adalah penyekat panas,
bantalan terhadap trauma dan tempat penumpukan energy.

Gambar 1. 2 Struktur Kulit Manusia

42
Gamabar 1.3 ulkus kaki diabetik

2.2.3 Etiologi

Etiologi atau factor penyebab penyakit Diabetes Melitus bersifat heterogen,


akan tetapi dominan genetik atau keturunan biasanya menjanai peran utama
dalam mayoritas Diabetes Melitus (Riyadi, 2011).
Adapun faktor – factor lain sebagai kemungkinan etiologi penyakit
Diabetus Melitus antara lain :
a. Kelainan pada sel B pankreas, berkisar dari hilangnya sel B
sampai dengan terjadinya kegagalan pada sel Bmelepas insulin.
b. Factor lingkungan sekitar yang mampu mengubah fungsi sel b,
antara lain agen yang mampu menimbulkan infeksi, diet dimana
pemasukan karbohidrat serta gula yang diproses secara berlebih,
obesitas dan kehamilan.
c. Adanya gangguan system imunitas pada penderita / gangguan
system imunologi
d. Adanya kelainan insulin
e. Pola hidup yang tidak sehat

2.2.4 Insiden

Tingkat prevalensi dari DM adalah tinggi, diduga terdapat sekitar 10 juta

33
kasus diabetes di USA dan setiap tahunnya didiagnosis 600.000 kasus baru serta
75 % penderita DM akhirnya meninggal karena penyakit vaskuler. Penyakit ini
cenderung tinggi pada negara maju dari pada negara sedang berkembang, karena
perbedaan kebiasaan hidup. Dampak ekonomi jelas terlihat akibat adanya biaya
pengobatan dan hilangnya pendapatan. Disamping konsekuensi finansial karena
banyaknya komplikasi seperti kebutaan dan penyakit vaskuler. Perbandingan
antara wanita dan pria yaitu 3 : 2, hal ini kemungkinan karena faktor obesitas dan
kehamilan (Price dan Wilson, 1995).

1. Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM)

Sering terjadi pada usia sebelum 30 tahun. Biasanya juga disebut Juvenille
Diabetes, yang gangguan ini ditandai dengan adanya hiperglikemia
(meningkatnya kadar gula darah). Faktor genetik dan lingkungan merupakan
faktor pencetus IDDM. Oleh karena itu insiden lebih tinggi atau adanya infeksi
virus (dari lingkungan) misalnya coxsackievirus B dan streptococcus sehingga
pengaruh lingkungan dipercaya mempunyai peranan dalam terjadinya DM. Virus
atau mikroorganisme akan menyerang pulau – pulau langerhans pankreas, yang
membuat kehilangan produksi insulin. Dapat pula akibat respon autoimmune,
dimana antibody sendiri akan menyerang sel bata pankreas. Faktor herediter, juga
dipercaya memainkan peran munculnya penyakit ini (Brunner & Suddart, 2002)

2. Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)

Virus dan kuman leukosit antigen tidak nampak memainkan peran terjadinya
NIDDM. Faktor herediter memainkan peran yang sangat besar. Riset melaporkan
bahwa obesitas salah satu faktor determinan terjadinya NIDDM sekitar 80% klien
NIDDM adalah kegemukan. Overweight membutuhkan banyak insulin untuk
metabolisme. Terjadinya hiperglikemia disaat pankreas tidak cukup menghasilkan
insulin sesuai kebutuhan tubuh atau saat jumlah reseptor insulin menurun atau

44
mengalami gangguan. Faktor resiko dapat dijumpai pada klien dengan riwayat
keluarga menderita DM adalah resiko yang besar. Pencegahan utama NIDDM
adalah mempertahankan berat badan ideal. Pencegahan sekunder berupa program
penurunan berat badan, olah raga dan diet. Oleh karena DM tidak selalu dapat
dicegah maka sebaiknya sudah dideteksipada tahap awal tanda-tanda/gejala yang
ditemukan adalah kegemukan, perasaan haus yang berlebihan, lapar, diuresis dan
kehilangan berat badan, bayi lahir lebih dari berat badan normal, memiliki riwayat
keluarga DM, usia diatas 40 tahun, bila ditemukan peningkatan gula darah
(Brunner & Suddart, 2002)

2.2.5 Patofisiologi

Pada diabetes tipe ini terdapat dua masalah utama yang berhubungan
dengan insulin itu sendiri, antara lain: resisten insulin dan gangguan sekresi
insulin. Normalnya insulin terikat pada reseptor khususdi permukaan sel. Akibat
dari terikatny ainsulin tersebut maka, akan terjadi suatu rangkaian reaksi dalam
metabolism glukosa dalam sel tersebut. Resisstensi glukosa pada diabetes mellitus
tipe II ini dapat disertai adanya penurunan reaksi intra sel atau dalam sel. Dengan
hal – hal tersebut insulin menjadi tidak efektif untuk pengambilan glukosa oleh
jaringan tersebut. Dalam mengatasai resistensi insulin atau untuk pencegahan
terbentuknya glukosa dalam darah, maka harus terdapat peningkatan jumlah
insulin dalam sel untuk disekresikan .

Pada pasien atau penderita yang toleransi glukosa yang terganggu, keadaan
ini diakibatkan karena sekresi insulin yang berlebihan tersebut, serta kadar
glukosa dalam darah akan dipertahankan dalam angka normal atau sedikit
meningkat. Akan tetapi hal-hal berikut jika sel-sel tidak mampu mengimbangi
peningkatan kebutuhan terhadap insulin maka, kadar glukosa dalam darah akan
otomatis meningkat dan terjadilah Diabetes Melitus Tipe II ini.

Walaupun sudah terjadi adanya gangguan sekresi insulin yang merupakan

33
cirri khas dari diabetes mellitus tipe II ini, namun masih terdapat insulin dalam sel
yang adekuat untuk mencegah terjadinya pemecahan lemak dan produksi pada
badan keton yang menyertainya. Dan kejadian tersebut disebut ketoadosis
diabetikum, akan tetapi hal initidak terjadi pada penderita diabetes melitus tipe II.

2.2.6 Manifestasi klinik

Manifestasi klinis pada tipe I yaitu IDDM antara lain :

a. Polipagia, poliura, berat badan menurun, polidipsia, lemah, dan somnolen yang
berlangsung agak lama, beberapa hari atau seminggu.
b. Timbulnya ketoadosis dibetikum dan dapat berakibat meninggal jika tidak segera
mendapat penanganan atau tidak diobati segera.
c. Pada diabetes mellitus tipe ini memerlukan adnaya terapi insulin untuk
mengontrol karbohidrat di dalam sel.

Sedangkan manifestasi klinis untuk NIDDM atau diabetes tipe II antara


lain :Jarang adanya gejala klinis yamg muncul, diagnosa untuk NIDDM ini dibuat
setelah adanya pemeriksaan darah serta tes toleransi glukosa di didalam
laboratorium, keadaan hiperglikemi berat, kemudian timbulnya gejala polidipsia,
poliuria, lemah dan somnolen, ketoadosis jarang menyerang pada penderita
diabetes mellitus tipe II ini.

Adapun manifestasi klinis DM menurut Priscilla LeMone, dkk 2016 yaitu:

a. Manifestasi klinis DM tipe I

Manifestasi DM tipe I terjadi akibat kekurangan insulin untuk


menghantarkan glukosa menembus membran sel ke dalam sel. Molekul glukosa
menumpuk dalam peredaran darah mengakibatkan hiperglikemia. Hiperglikemia
menyebabkan hiperosmolaritas serum, yang menarik air dari ruangan intra seluler

46
ke dalam sirkulasi umum. Peningkatan volume darah meningkatkan aliran darah
ginjal dan hiperglikemia bertindak sebagai diuretik osmosis. Diuretik osmosis
yang dihasilkan meningkatkan haluaran urin. Kondisi ini disebut poliuria. Ketika
kadar glukosa darah melebihi ambang batas glukosa biasanya sekitar 180 mg/dL,
glukosa dieksresikan ke dalam urin, suatu yang disebut glukosuria. Penurunan
volume intraseluer dan peningkatan haluaran urine yang menyebabkan dehidrasi.
Mulut menjadi kering dan sensor haus diaktifkan yang menyebabkan orang
tersebut minum jumlah air yang banyak (polidipsia).

Karena glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel tanpa insulin, produksi
energi menurun. Penurunan energi sel menstimulasi rasa lapar dan orang makan
lebih banyak (polifagia). Meski asupan makanan meningkat, berat badan orang
tersebut turun saat tubuh kehilangan air dan memecah protein dan lemak sebagai
upaya memulihkan sumber energi. Malaise dan keletihan menyertai penurunan
energi. Penglihatan yang buram juga umum terjadi akibat pengaruh osmotik yang
menyebabkan pembengkakan lensa mata.

Oleh sebab itu, manifestasi klasik meliputi poliuria, polidipsi, dan


polifagia disertai dengan penurunan berat badan, malaise, dan keletihan.
Bergantung pada tingkat kekurangan insulin, manifestasinya bervariasi dari ringan
sampai berat. Orang dengan DM tipe I membutuhkan sumber insulin untuk
mempertahankann hidup

b. Manifestasi klinis DM tipe II

Penyandang DM tipe II mengalami awitan, manifetasi yang lambat dan


sering kali tidak menyadari penyakit sampai mencari perawatan kesehatan untuk
beberapa masalah lain. Polifagia jarang dijumpain dan penurunan berat badan
tidak terjadi. Manifestasi lain juga akibat hiperglikemi, penglihatan buram,
keletihan, paratesia, dan infeksi kulit.

33
2.2.7 Pemeriksaan penunjang

Menurut Smelzer dan Bare (2008), adapun pemeriksaan penunjang untuk


penderita diabetes melitus antara lain :
a. Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi : melihat pada daerah kaki bagaimana produksi keringatnya
(menurun atau idak), kemudian bulu pada jempol kaki berkurang (-).\
2. Palpasi : akral teraba dingin, kulit pecah - -pecah , pucat, kering yang tidak
normal, pada ulkus terbentuk kalus yang tebal atau bisa jugaterapa lembek.
3. Pemeriksaan pada neuropatik sangat penting untuk mencegah terjadinya
ulkus
b. Pemeriksaan Vaskuler
1. Pemeriksaan Radiologi yang meliputi : gas subkutan, adanya benda asing,
osteomelietus.
2. Pemeriksaan Laboratorium
3. Pemeriksaan darah yang meliputi : GDS (Gula Darah Sewaktu),
GDP(GulaDarah Puasa),

c. Pemeriksaan urine , dimana urine diperiksa ada atau tidaknya kandungan glukosa
pada urine tersebut. Biasanya pemeriksaan dilakukan menggunakan cara Benedict
(reduksi). Setelah pemeriksaan selesai hasil dapat dilihat dari perubahan warna
yang ada : hijau (+), kuning (++), merah (+++), dan merah bata (++++).
d. Pemeriksaan kultur pus
Bertujuan untuk mengetahui jenis kuman yang terdapat pada luka dan untuk
observasi dilakukan rencana tindakan selanjutnya.
e. Pemeriksaan Jantung meliputi EKG sebelum dilakukan tindakan pembedahan

2.2.8 Penatalaksanaan Medis

Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan


kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler

48
serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar
glukosa darah normal (euglikemia), tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan
serius pada pola aktivitas pasien.
Ada lima komponen dalam penatalaksanaan DM yaitu:

I. Diet

Syarat diet DM hendaknya dapat:


1) Memperbaiki kesehatan umum penderita.
2) Mengarahkan pada berat badan normal.
3) Menormalkan pertumbuhan DM dewasa muda.
4) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik.
5) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita.

Prinsip diet DM adalah:


• Jumlah sesuai kebutuhan.
• Jadwal diet ketat.
• Jenis: boleh dimakan/tidak.

Diit DM sesuai dengan paket-paket yang telah disesuaikan dengan kandungan


Kalorinya :
1) Diit DM I: 1100 kalori
2) Diit DM II : 1300 kalori
3) Diit DM III: 1500 kalori
4) Diit DM IV: 1700 kalori
5) Diit DM V : 1900 kalori
6) Diit DM VI: 2100 kalori
7) Diit DM VII: 2300 kalori
8) Diit DM VIII: 2500 kalori

33
• Diit I s/d III: diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk.
• Diit IV s/d V: diberikan kepada penderita dengan berat badan normal.
• Diit VI s/d VIII: diberikan kepada penderita kurus, diabetes remaja dan diabetes
komplikasi.

Dalam melaksanaan diit diabetes sehari-hari, hendaklah diikuti pedoman 3 J


yaitu:
• J I: jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau ditambah.
• J II: jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya.
• J III: jenis makanan yang manis harus dihindari.

Penentuan jumlah kalori diit diabetes melitus harus disesuaikan dengan gizi
penderita, penentuan gizi dilaksanakan dengan menghitung percentage of relative
body weight (BBR=berat badan normal ) dengan rumus BBR=BB (Kg)x100%
a. Kurus (underweight): BBR<90%
b. Normal (ideal) : BBR 90-110%
c. Gemuk (overweight): BBR>110%
d. Obesitas, apabila: BBR >120%
e. Obesitas ringan: BBR 120-130%
f. Obesitas sedang: BBR 130-140%
g. Obesitas berat: BBR 140-200%
h. Morbid: BBR> 200%

Sebagai pedoman jumlah kalori yang diperlukan sehari-hari untuk penderita


DM yang bekerja biasa adalah:
a. Kurus: BB X 40-60 kalori sehari.
b. Normal: BB X 30 kalori sehari.
c. Gemuk: BB X 20 kalori sehari.
d. Obesitas: BB X 10-15 kalori sehari

50
II. Latihan

Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM adalah:

1. Meningkatkan kepekaan insulin (glukosa uptake), apabila dikerjakan setiap 1 ½


jam sesudah makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada penderita
dengan kegemukan atau menambah jumlah reseptor insulin dan meningkatkan
sensitivitas insulin dengan reseptornya.
2. Mencegah kegemukan apabila ditambah latihan pagi dan sore.
3. Memperbaiki aliran perifer dan menambah supply oksigen..
4. Menurunkan kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah karena pembakaran
asam lemak menjadi lebih baik.

III. Penyuluhan

Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMPS)


merupakan salah satu bentuk penyuluhan kesehatan kepada penderita DM melalui
bermacam-macam atau media misalnya leaflet, poster, TV, kaset, video, diskusi
kelompok, dan sebagainya.

IV. Obat

a. Tablet OAD (Oral Antidiabetes)

1) Mekanisme kerja sulfanilurea


• Kerja OAD tingkat preseptor: pankreatik, ekstra pankreas.
• Kerja OAD tingkat reseptor.
2) Mekanisme kerja Biguanida
Biguanida tidak mempunyai efek pankreatik, tetapi mempunyai efek lain yang
dapat meningkatkan efektifitas insulin, yaitu:
a) Biguanida pada tingkat prereseptor ekstra pankreatik

33
b) Menghambat absorpsi karbohidrat.
c) Menghambat glukoneogenesis di hati.
d) Meningkatkan afinitas pada reseptor insulin.
e) Biguanida pada tingkat reseptor: meningkatkan jumlah reseptor insulin.
f) Biguanida pada tingkat pascareseptor: mempunyai efek intraselueler.

b. Insulin

1) Indikasi penggunaan insulin:

DM tipe I, DM tipe II yang pada saat tertentu tidak dapat dirawat dengan OAD,
DM kehamilan, DM dan gangguan faal hati yang berat, DM dan infeksi akut
(selulitis, gangren), DM dan TBC paru akut, DM dan koma lain pada DM, DM
operasi, DM patah tulang, DM dan underweight, dan DM dan penyakit graves.
2) Beberapa cara pemberian insulin

a) Suntikan insulin subkutan

Insulin reguler mencapai puncak kerjanya pada 1-4 jam, sesudah suntikan
subkutan, kecepatan absorpsi di tempat suntikan tergantung pada beberapa faktor
antara lain:

(1) Lokasi suntikan


Ada 3 tempat suntikan yang sering dipakai yaitu dinding perut, lengan, dan paha.
Dalam memindahkan suntikan (lokasi) janganlah dilakukan setiap hari tetapi
lakukan rotasi tempat suntikan setiap hari 14 hari agar tidak memberikan
perubahan kecepatan absorpsi setiap hari.
(2) Pengaruh latihan pada absorpsi insulin
Latihan akan mempercepat absorpsi apabila dilaksanakan dalam waktu 30 menit
setelah insulin karena itu pergerakan otot yang berarti, hendaklah dilaksanakan 30
menit setelah suntikan.
(3) Pemijatan (massage)

52
Pemijatan juga akan mempercepat absorpsi insulin.
(4) Suhu
Suhu kulit tempat suntikan (termasuk mandi akan mempercepat absorpsi insulin).
(5) Dalamnya suntikan
Makin dalam suntikan makin cepat puncak kerja insulin dicapai. Ini berarti
suntikan intramuskular akan lebih cepat efeknya daripada subkutan.
(6) Konsenterasi insulin
Apabila konsenterasi insulin berkisar 40-100 u/ml tidak terdapat penurunan dari
u-100 ke u-10 maka efek insulin dipercepat.

c. Suntikan intramuskular dan intravena

Suntikan intramuskular dapat digunakan pada kasus diabetik atau pada kasus–
kasus dengan degradasi lemak suntikan subkutan. Sedangkan suntikan intravena
dosis rendah digunakan untuk terapi koma diabetik.

V. Cangkok pancreas

Pendekatan terbaru untuk cangkok pankreas segmen dari donor hidup


saudara kembar identik. (M. Clevo Rendy dan Margareth Th, 2019)

2.2.9 Komplikasi

Menurut Priscilla LeMone, dkk, 2016 penyandang DM apapun tipenya,


berisiko tinggi mengalami komplikasi yang melibatkan banyak sistem tubuh yang
berbeda. Perubahan kadar glukosa darah, perubahan sistem kardiovaskuler,
neuropati, peningkatan kerentanan terhadap infeksi, dan penyakit peridontal
umum terjadi. Selain itu, interaksi dari beberapa komplikasi dapat menyebabkan
masalah kaki. Pembahasan tiap komplikasi adalah sebagai berikut:

33
a. Komplikasi Akut

1. Hiperglikemia

Masalah utama akibat hiperglikemia pada penyandang DM adalah DKA


dan HHS. Dua masalah lain adalah fenomena fajar dan fenomena somogy.
Fenomena fajar adalah kenaikan glukosa darah jam 4 pagi dan jam 8 pagi yang
bukan merupakan respon terhadap hipoglikemia. Kondisi ini terjadi pada
penyandang DM baik tipe I maupun tipe II. Fenomena somogy adalah kombinasi
hipoglikemia selama malam hari dengan pantulan kenaikan glukosa darah di pagi
hari terhadap kadar hiperglikemia. Hiperglikemia menstimulasi hormon
kontraregulator, yang menstimulasi glukoneogenesis dan glikogenolisis dan juga
menghambat pemakaian glukosa perifer. Ini dapat menyebabkan resistensi insulin
selama 12-48 jam.

2. Ketoasidosis Diabetik

Ketika patofisiologi DM tipe I yang tidak diobati berlanjut, kekurangan


insulin menyebabkan cadangan lemak dipecah untuk menyediakan energi, yang
menghasilkan hiperglikemia berkelanjutan dan mobilisasi asam lemak dengan
ketosis bertahap. Ketoasidosis diabetik (DKA) terjadi bila terdapat kekurangan
insulin mutlak dan peningkatan hormon kontraregulaor terstimulasi (kortisol).
Produksi glukosa oleh hati meningkat, pemakaian glukosa perifer berkurang,
mobilisasi lemak meningkat, dan ketogenesis (pembentukan keton) dirangsang.
Peningkatan kadar glukagon mengaktifkan jalur glukoneogenesis.
Pada keadaan kekurangan insulin, produksi berlebihan beta- hidroksibutirat
dan asam asetoasetat (badan keton) oleh hati menyebabkan peningkatan
konsenterasi keton dan peningkatan asam lemak bebas. Sebagai akibat dari
kehilangan bikarbonat (yang terjadi bila terbentuk keton), penyangga bikarbonat
tidak terjadi, dan terjadi asidosis metabolik, disebut DKA. Depresi sistem saraf
pusat (SSP) akibat penumpukan keton dan asidosis yang terjadi dapat

54
menyebabkan koma dan kematian jika tidak ditangani.

DKA juga dapat terjadi pada orang yang terdiagnosis DM saat kebutuhan
tenaga meningkat selama stress fisik atau emosi. Keadaan stres memicu pelepasan
hormon glukoneogenik, yang menghasilkan pembentukan karbohidrat dari protein
atau lemak. Orang yang sakit menderita infeksi (penyebab tersering DKA), atau
yang mengurangi atau melewatkan dosis insulin sangat beresiko mengalami DKA.
DKA melibatkan empat masalah metabolic :
• Hiperosmolaritas akibat hiperglikemia dan dehidrasi.
• Asidosis metabolik akibat penumpukan asam ketoat.
• Penurunan volume ektraseluler akibat diuresis osmotik.
• Ketidakseimbangan elektrolit (misalnya kehilangan kalium dan natrium)
akibat diuresis osmotic.

3. Hipoglikemia

Hipoglikemia adalah (kadar glukosa rendah) umum terjadi pada


penyandang DM tipe I dan terkadang terjadi pada penyandang DM tipe II yang
diobati dengan agens hipoglikemik tertentu. Kondisi ini sering kali disebut syok
insulin, reaksi insulin, atau penurunan pada pasien DM tipe I. Hipoglikemia
terutama disebabkan oleh ketidaksesuaian antara asupan insulin (mis, kesalahan
dosis insulin), aktivitas fisik, dan kurang tersedianya karbohidrat (mis,
melewatkan makanan). Asupan alkohol dan obat-obatan seperti kloramfenikol
(Chloromycetin), Coumadin, Inhibitor monoamin oksidase (MAO), probenesid
(Benemid), salisilat dan sulfonamid juga dapat menyebabkan hipoglikemia.

Manifestasi hipoglikemia terjadi akibat respons kompensatorik sistem saraf


otonom (SSO), dan akibat kerusakan fungsi serebral akibat penurunan
ketersediaan glukosa yang dapat dipakai oleh otak. Manifetasi berbeda-beda,
khususnya pada lansia. Awitannya mendadak dan glukosa darah biasanya kurang
dari 45-60 mg/dl. Hipoglikemia berat dapat menyebabkan kematian.

33
Penyandang DM tipe 1 selama 4-5 tahun gagal menyekresikan glukagon
sebagai respon terhadap penurunan glukosa darah. Mereka bergantung pada
epineprin yang berfungsi sebagai respon kontaregulator terhadap hipoglikemia.
Namun respons kompensatorik ini dapat menghilang atau tumpul. Orang tersebut
kemudian mengalami sindrom yang disebut ketidaksadaran akan hipoglikemia.

b. Komplikasi kronik

1. Perubahan pada sistem kardiovaskuler

Makrosirkulasi (pembuluh darah besar) pada penyandang DM mengalami


perubahan akibat aterosklerosis, trombosit, sel darah merah dan faktor pembekuan
yang tidak normal, serta perubahan dinding arteri. Telah ditetapkan bahwa
aterosklerosis mengalami peningkatan insidensi dan usia awitan penyandang DM
menjadi lebih dini. Faktor resiko lain yang menimbulkan perkembangan penyakit
markovaskuler pada DM adalah hipertensi, hiperlipidemia, merokok dan
kegemukan. Perubahan sistem vaskular meningkatkan resiko komplikasi jangka
panjang penyakit arteri koroner, penyakit arteri koroner, penyakit vaskular
serebral, dan penyakit vaskular perifer.

Perubahan mikrosirkulasi pada penyandang DM melibatkan kelainan


struktur di membran basalis pembuluh darah kecil dan kapiler. Kelainan ini
menyebakan membran basalis kapiler menebal, akhirnya mengakibatkan
penurunan perfusi jaringan. Efek perubahan pada mikrosirkulasi mempengaruhi
semua jaringan tubuh tetapi paling utama dijumpai pada mata dan ginjal.

2. Penyakit arteri coroner

Merupakan faktor resiko utama terjadinya infark miokard pada penyandang


DM, khususnya pada penyandang DM tipe II usia paruh baya hingga lansia.

56
Penyakit arteri koroner merupakan penyebab terbanyak kematian pada
penyandang DM tipe II. Penyandang DM yang mengalami infark miokard lebih
rentan terhadap terjadinya gagal jantung kongestif sebagai komplikasi infark dan
juga cenderung bertahan hidup pada periode segera setelah mengalami infark.

3. Hipertensi

Hipertensi merupakan komplikasi umum pada DM. Ini menyerang 75%


penyandang DM dan merupakan faktor resiko utama pada penyakit
kardiovaskuler dan komplikasi mikrovaskuler seperti retinopati dan nefropati.

4. Stroke (cedera serebrovaskular)

Penyandang DM, khususnya lansia dengan DM tipe II, dua hingga empat
kali lebih sering mengalami stroke. Meskipun hubungan pasti antara DM dan
penyakit vaskular serebral tidak diketahui, hipertensi (salah satu faktor resiko
stroke) merupakan masalah kesehatan umum yang terjadi pada penyandang DM.
Selain itu, aterosklerosis pembuluh darah serebral terjadi pada usia lebih dini dan
semakin ekstensif pada penyandang DM.

5. Penyakit vaskular perifer

Penyakit vaskular perifer di ekstremitas bawah menyertai kedua tipe DM,


tetapi insidennya lebih besar pada penyandang DM tipe II. Aterosklerosis
pembuluh darah tungkai pada penyandang DM mulai pada usia dini, berkembang
dengan cepat dan frekuensinya sama pada pria dan wanita. Kerusakan sirkulasi
vaskular perifer menyebabkan insufisiensi vaskular perifer dengan klaudikasi
(nyeri) intermiten di tungkai bawah dan ulkus pada kaki.

6. Retinopati diabetik

33
Adalah nama untuk perubahan di retina yang terjadi pada penyandang DM.
Struktur kapiler retina mengalami perubahan aliran darah, yang menyebabkan
iskemia retina dan kerusakan retina-darah. Retinopati diabetik merupakan
penyebab terbanyak kebutaan pada orang yang berusia 20 dan 74 tahun.

7. Perubahan pada sistem saraf perifer dan otonom

Neuropati perifer dan viseral adalah penyakit pada saraf perifer dan sistem
saraf otonom. Pada penyandang DM, penyakit sering kali disebut neuropati
diabetik. Etiologi neuropati diabetik mencakup (1) penebalan dinding pembuluh
darah yang memasok saraf, yang menyebabkan penurunan nutrien; (2) demielinasi
sel- sel schwann yang mengelilingi dan menyekat saraf, yang memperlambat
hantaran saraf; dan (3) pembentukan dan penumpukan sorbitol dalam sel-sel
schwan yang merusak hantaran saraf.Neuropati perifer (juga disebut neuropati
somatik) mencakup polineuropati dan mononeuropati. Polineuropati, tipe
terbanyak neuropati yang dikaitkan dengan DM merupakan gangguan sensorik
bilateral. Manifestasi pertama kali terlihat pada jari kaki dan kaki yang bergerak
ke atas. Jari tangan dan tangan juga dapat terkena, tetapi biasanya hanya pada
stadium lanjut DM. Manifestasi polineuropati bergantung pada serabut saraf yang
terkena. Kurangnya sensasi mencegah kewaspadaan akan cedera dan untuk alasan
ini, penderita diabetes harus diberitahu untuk memeriksa kaki dan tungkai mereka
setiap hari, melihat tanda- tanda cedera.

8. Neuropati viseral

Juga disebut gangguan berkeringat, dengan tidak ada keringat


(anhidrosis) di telapak tangan dan telapak kaki dan peningkatan keringat di wajah
dan batang tubuh. Fungsi pupil tidak nornal, yang paling banyak ditemukan
adalah pupil mengecil yang membesar secara perlahan di dalam gelap neuropati
otonom menyebabkan berbagai manifestasi tergantung pada SSO yang terkena.

58
9. Perubahan mood

Penyandang DM, baik tipe I maupun tipe II, menjalani ketegangan kronik
hidup dengan perawatan diri kompleks dan beresiko tinggi mengalami depresi dan
distres emosional spesifik karena DM. Depresi mayor dan gejala depresi
mempengaruhi 20% penyandang DM yang membuatnya menjadi dua kali sering
terjadi di kalangan penyandang DM dibanding populasi umum.

10. Peningkatan kerentanan terhadap infeksi

Penyandang DM mengalami peningkatan resiko terhadap infeksi, hubungan


pasti antara infeksi dan DM tidak jelas, tetapi banyak gangguan yang terjadi
akibat komplikasi diabetik memicu seseorang mengalami infeksi. Kerusakan
vaskuler dan neurologis, hiperglikemia dan perubahan fungsi neutrofil dipercaya
menjadi penyebabnya. Penyandang DM dapat mengalami penurunan sensorik
yang mengakibatkan tidak menyadari adanya trauma dan penurunan vaskular
yang mengurangi vaskular yang mengalami sirkulasi ke daerah yang cedera,
akibatnya respon inflamasi normal berkurang dan penyembuhan lambat.

11. Penyakit periodontal

Meskipun penyakit periodontal tidak terjadi lebih sering pada penyandang


DM, tetapi dapat memburuk dengan cepat, khususnya jika DM tidak dikontrol
dengan baik. Dipercayai bahwa penyakit ini disebabkan oleh mikroangiopati
dengan perubahan pada vaskularisasi gusi.

12. Komplikasi yang mengenai kaki

Tingginya insiden baik amputasi maupun masalah kaki pada pasien DM


merupakan akibat angiopati, neuropati dan infeksi. Penyandang DM beresiko

33
tinggi mengalami amputasi di ekstremitas bawah, dengan peningkatan risiko pada
mereka yang sudah menyandang DM lebih dari 10 tahun, jenis kelamin pria,
memiliki kontrol glukosa yang buruk, atau mengalami komplikasi kardiovaskuler,
retina, atau ginjal
.
Perubahan vaskular di ektremitas bawah pada penyandang DM
mengakibatkan arteriosklerosis. Arteriosklerosis yang diinduksi DM cenderung
terjadi pada usia yang lebih muda, kejadiannya hampir sama pada pria dan wanita,
biasanya bilateral, dan berkembang dengan cepat. Pembuluh darah yang sering
kali terkena terletak di bawah lutut. Sumbatan terbentuk di arteri besar, sedang,
dan kecil tungkai bawah dan kaki. Sumbatan multiple dengan penuunan aliran
darah mengakibatkan manifestasi penyakit vaskular perifer.

Neuropati diabetik pada kaki menimbulkan berbagai masalah.


Karena sensasi sentuhan dan persepsi nyeri tidak ada, penyandang DM dapat
mengalami beberapa tipe trauma kaki tanpa menyadarinya. Orang tersebut
beresiko tinggi mengalami trauma di jaringan kaki menyebabkan terjadinya ulkus.

Beberapa komplikasi dari diabetes mellitus menurut M. Clevo Rendy dan


Margareth Th, 2019 yaitu:

a) Akut
1) Hipoglikemia dan hiperglikemia.
2) Penyakit makrovaskuler: mengenai pembuluh darah besar, penyakit
jantung koroner (cerebrovaskuler, penyakit pembuluh darah kapiler).
3) Penyakit mikrovaskuler, mengenai pembuluh darah kecil, retinopati,
nefropati.
4) Neuropati saraf sensorik (berpengaruh pada ekstremitas), saraf otonom
berpengaruh pada gastrointestinal, kardiovaskuler.

60
b) Kompikasi menahun diabetes mellitus
1) Neuropati diabetik.
2) Retinopati diabetik.
3) Nefropati diabetik.
4) Proteinuria.
5) Kelainan koroner.
6) Ulkus/gangren.

Terdapat lima grade ulkus diabetikum antara lain:

1) Grade 0: tidak ada luka


2) Grade 1: kerusakan hanya sampai pada permukaan kulit.
3) Grade 2: kerusakan kulit mencapai otot dan tulang
4) Grade 3: terjadi abses
5) Grade 4: gangren pada kaki bagian distal
6) Grade 5: gangren pada seluruh kaki dan tungkai bawah distal

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga Diabetes Melitus

2.3.1 Pengkajian Keperawatan Keluarga

A. Identifikasi Data

Pengkajian terhadap data umum keluarg menurut Sulistyo


Andarmoyo, 2012 meliputi:
1. Nama kepala keluarga (KK)
Identifikasi siapa nama KK sebagai penanggung jawab penuh
terhadap keberlangsungan keluarga.
2. Alamat dan telepon

33
Identifikasi alamat dan nomor telepon yang bisa dihubungi
sehingga memudahkan dalam pemberian asuhan keperawatan.
3. Pekerjaaan dan pendidikan KK
Identifikasi pekerjaaan dan latar belakang pendidikan Kepala
Keluarga dan anggota keluarga yang lainnya sebagai dasar dalam
menentukan tindakan keperawatan selanjutnya.
4. Komposisi keluarga
Komposisi keluarga menyatakan anggota keluarga yang
diidentifikasi sebagai bagian dari keluarga mereka.
5. Genogram
Genogram keluarga merupakan sebuah diagram yang
menggambarkan konstelasi keluarga atau pohon keluarga dan
genogram merupakan alat pengkajian informatif yang digunakan
untuk mengetahui keluarga, dan riwayat, serta sumber-sumber
keluarga.
6. Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
7. Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.
8. Agama
Mengkaji agama yang dianut keluarga serta keperacayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan.
9. Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik
dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu
status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-
kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang
yang dimiliki oleh keluarga. Dalam hal ini pertanyaan yang
diajukan adalah status ekonomi:

62
• Berapa jumlah pendapatan per bulan?
• Darimana sumber-sumber pendapatan perbulan?
• Berapa jumlah pengeluaran perbulan?
• Apakah sumber pendapatan mencukupi kebutuhan keluarga?
• Bila tidak, bagaimana keluarga mengaturnya?
10. Rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi
bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu, namun
dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan
aktivitas rekreasi

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

• Tahap perkembangan keluarga saat ini


• Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti.
• Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Menjelaskan tugas
perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala
mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.

C. Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, dijelaskan


mulai lahir hingga saat ini yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan
penyakit, sumber pelayananan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta
pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan, termasuk juga dalam hal
ini riwayat perkembangan dan kejadian-kejadian dan pengalaman kesehatan yang
unik atau yang berkaiatan dengan kesehatan (perceraian, kematian, hilang, dll)
yang terjadi dalam kehidupan keluarga.

33
D. Riwayat keluarga sebelumnya/asal

Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan
istri/keluarga asal kedua orang tua seperti apa kehidupan keluarga asalnya,
hubungan masa silam dan saat dengan orang tua dari ke dua orang tua)

E. Data Lingkungan

Data lingkungan meliputi seluruh alam kehidupan keluarga mulai dari


pertimbangan bidang-bidang yang paling sederhana seperti aspek dalam rumah
hingga komunitas yang lebih luas dan kompleks di mana keluarga tersebut berada.

a. Karakteristik rumah
1) Gambar tipe tempat tinggal (rumah, apartemen, sewa kamar, dll). Apakah
keluarga memilki sendiri atau menyewa rumah ini.
2) Gambarkan kondisi rumah (baik interior maupun eksterior rumah). Interior
rumah meliputi jumlah kamar dan tipe kamar, penggunan kamar dan
bagaimana kamar tersebut diatur.
3) Di dapur, amati suplai air minum, penggunaan alat masak.
4) Di kamar mandi, amati sanitasi air, fasilitas toilet, ada tidaknya sabun dan
handuk.
5) Kaji pengaturan tidur di dalam rumah.
6) Amati keadaan umum kebersihan dan sanitasi rumah.
7) Kaji perasaan-perasaan subjektif keluarga terhadap rumah.
8) Evaluasi pengaturan privasi dan bagaimana keluarga merasakan privasi
mereka memadai.
9) Evaluasi ada dan tidak adanya bahaya-bahaya terhadap keamanan
rumah/lingkungan.
10) Evaluasi adekuasi pembuangan sampah.
11) Kaji perasaan puas/tidak puas dari anggota keluarga secara keseluruhan
dengan pengaturan/penataan rumah.

64
b. Karakteritis tetangga dan komunitas RW
1. Apa karakteristik-karakteristik fisik dari lingkungan yang paling dekat dan
komunitas yang lebih luas?
2. Bagaimana mudahnya sekolah-sekolah di lingkungan atau komunitas dapat
diakses dan bagaimana kondisinya?
3. Fasilitas-fasilitas rekreasi yang dimiliki daerah ini?
4. Bagaimana insiden kejahatan di lingkungan dan komunitas?
5. Apakah ada masalah keselamatan yang serius?

c. Mobilitas geografis keluarga


Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan berpindah tempat.
1. Sudah berapa lama keluarga tinggal di daerah ini?
2. Apakah sering berpindah-pindah tempat tinggal ?

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul
serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga interaksinya
dengan masyarakat.
1. Siapa di dalam keluarga yang sering menggunakan fasilitas
pelayanaan kesehatan?
2. Berapa kali atau sejauh mana mereka menggunakan pelayanan
dan fasilitas?
3. Apakah keluarga memanfaatkan lembaga-lembaga yang ada di
komunitas untuk kesehatan keluarga?
4. Bagaimana keluarga memandang komunitasnya?

F. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang
lain untuk mengubah perilaku.
3) Struktur peran

33
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik cara
formal maupun informal.
4) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluargayang
berhubungan dengan kesehatan
5) Fungsi keluarga

1. Fungsi Afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap
anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota
keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai.
2. Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar dispilin, norma,
budaya dan perilaku.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,
perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana
pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga di
dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari
kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu
keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan
untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota
yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat.
4. Fungsi reproduksi
a. Berapa jumlah anak?
b. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anak?
c. Metode apa yang digunakan keluarga dalan mengendalikan

66
jumlah anak?
5. Fungsi perawatan keluarag
Fungsi ini penting untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi
6. Stres dan koping keluarga
Stresor jangka pendek dan panjang
a. Sebutkan stressor jangka pendek (< 6 bulan) dan stresor jangka
panjang (> 6 bulan) yang saat ini terjadi pada keluarga.
Apakah keluarga dapat mengatasi stresor biasa dan ketegangan
sehari-hari?
b. Bagaimana keluarga mengatasi tersebut? Jelaskan
Strategi koping apa yang digunakan oleh keluarg
untuk menghadapi masalah-masalah? (koping apa yang
dibuat?)
Apakah anggota keluarga berbeda dalam
cara–cara koping terhadap masalah-masalah mereka sekarang?
Jelaskan
7. Pemeriksaan fisik
a. Status kesehatan umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi
badan, berat badan dan tanda-tanda vital. Biasanya pada
penderita diabetes didapatkan berat badan yang diatas
normal/obesitas.
b. Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, apakah ada pembesaran
pada leher, kondisi mata, hidung, mulut dan apakah ada
kelainan pada pendengaran. Biasanya pada penderita diabetes
mellitus ditemui penglihatan yang kabur/ganda serta diplopia
dan lensa mata yang keruh, telinga kadang-kadang berdenging,
lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi
mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah.

33
c. Sistem integumen
Biasanya pada penderita diabetes mellitus akan ditemui turgor
kulit menurun, kulit menjadi kering dan gatal. Jika ada luka atau
maka warna sekitar luka akan memerah dan menjadi warna
kehitaman jika sudah kering. Pada luka yang susah kering
biasanya akan menjadi ganggren.
d. Sistem pernapasan
Dikaji adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Biasanya
pada penderita diabetes mellitus mudah terjadi infeksi pada
sistem pernafasan.
e. Sistem kardiovaskuler
Pada penderita diabetes mellitus biasanya akan ditemui perfusi
jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang,
takikardi/bradikardi,hipertensi, aritmia,kardiomegalis.
f. Sistem gastrointestinal
Pada penderita diabetes mellitus akan terjadi polifagi, polidipsi,
mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrasi,perubahan berat
badan, peningkatan lingkar abdomen dan obesitas.
g. Sistem perkemihan
Pada penderita diabetes mellitus biasanya ditemui terjadinya
poliuri, retensi urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit
saat berkemih.
h. Sistem muskuluskletal
Pada penderita diabetes mellitus biasanya ditemui terjadinya
penyebaran lemak, penyebaran massa otot, perubahan tinggi
badan, cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di
ekstremitas.
i. Sistem neurologis
Pada penderita diabetes mellitus biasanya ditemui terjadinya
penurunan sensoris, anastesia, letargi, mengantuk, kacau mental,
disorientasi dan rasa kesemutan pada tangan atau kaki.

68
2.3.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan keluarga disusun berdasarkan jenis
diagnosis seperti:
1. Diagnosis sehat/ wellness
Diagnosis sehat/wellness, digunakan bila keluarga mempunyai potensi
untuk ditingkatkan, belum ada maladaptif. Perumusan diagnosis
keperawatan keluarga potensial, hanya terdiri dari komponen problem
(P) saja atau P (problem) dan S (symptom/sign), tanpa komponen
etiologi
2. Diagnosis ancaman
Diagnosis ancaman, digunakan bila belum terdapat paparan masalah
kesehatan, namun sudah ditemukan beberapa data maladaptif yang
memungkinkan timbulnya gangguan. Perumusan diagnosis
keperawatan keluarga risiko, terdiri dari problem (P), etiologi (E), dan
symptom/sign (S).
3. Diagnosis nyata/ ganffuan
Diagnosis gangguan, digunakan bila sudah gangguan/masalah
kesehatan di keluarga, di dukung dengan adanya beberapa data
maladaptif. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga nyata terdiri
dari problem (P), etiologi (E), dan symptom/sign (S).
Perumusan problem (P) merupakan respon terhadap gangguan
pemenuhan kebutuhan dasar. Sedangkan etiologi (E) mengacu pada 5
tugas keluarga yaitu:
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, meliputi:
• Persepsi terhadap keparahan penyakit.
• Pengertian.
• Tanda dan gejala.
• Faktor penyebab.
• Persepsi keluarga terhadap masalah.

b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, meliputi:

33
• Sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat
danluasnya masalah.
• Masalah dirasakan keluarga.
• Keluarga menyerah terhadap masalah yang
dialami.
• Sikap negatif terhadap masalah kesehatan.
• Kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.
• Informasi yang salah.

c. Ketidakampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit


• Bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakit?
• Sifat dan perkembangan perawatan yang
dibutuhkan.
• Sumber-sumber yang ada di dalam keluarga.
• Sikap keluarga terhadap yang sakit.

d. Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan
• Keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan
• Pentingnya hygiene sanitasi.
• Upaya pencegahan penyakit.
e. Ketidakmapuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan
• Keberadaan fasilitas kesehatan.
• Keuntungan yang didapat.
• Kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan.
• Pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh keluarga.
Setelah data dianalisis dan ditetapkan masalah
keperawatan keluarga, selanjutnya masalah
kesehatan keluarga yang ada perlu diprioritaskan
bersama keluarga dengan memperhatikan sumber
daya dan sumber dana yang dimiliki keluarga.

70
Tabel 2.1 Proiritas Masalah Asuhan Keprrawatan Keluarga

No Kriteria Bobot Skor


1 Sifat masalah : 1 Aktual = 3
a. Aktual (3) Risiko = 2
b. Resiko (2) Potensial = 1
c. Potensial (1)
2 Kemungkinan masalah 2 Mudah = 2
untuk diubah Sebagian= 1
a. Mudah (1) Tidak dapat
b. Sebagian (1) diubah = 0
c. Tidak dapat
diubah (0)

3 Potensial masalah untuk 1 Tinggi = 4


di cegah : Cukup = 2
e. Tinggi (3) Rendah = 1
f. Cukup(2)
g. Rendah (1)
4 Menonjolnya masalah 1 Segera= 2
a. Segera (2) Tidak segera= 1
b. Tidak segera (1) Tidak
c. Tidak diraskan diraskan= 0
(0)
( Komang Ayu Henny Achar,2012)

Kemungkina diagnosa keperawatan yang sering muncul pada keluarga


dengan diabetes melitus yaitu ( NANDA,2015):
a. Ketidakstabilan kadar glukosa darah
b. Gangguan rasa nyaman
c. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
d. Resiko komplikasi penyakit DM
e. Risiko syok hipovolemik
f. Kerusakan integritas kulit

Setelah skoring menggunakan skala prioritas, maka didapatkan


diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan NANDA ( 2015) dengan
etiologi menurut Freedman ( 2010), sebagai berikut :

a. Ketidakstabilan kadar gula darah berhubungan dengan ketidakmampuan

33
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit diabetes melitus
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan diabetes melitus
c. Resiko komplikasi penyakit DM berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit diabetes melitus
d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang sakit diabetes melitus

2.3.3 Intervensi Keperawatan Keluarga/NIC

Tahap berikutnya setelah merumuskan diagnosis keperawatan


keluarga adalah melakukan perencanaan. Tujuan terdiri dari tujuan
jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Penetapan tujuan jangka
panjang (tujuan umum) mengacu pada bagaimana mengatasi
problem/masalah (P) di keluarga, sedangkan penetapan tujuan jangka
pendek (tujuan khusus) mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi (E).
Tujuan jangka pendek harus SMART (S=spesifik, M=measurable/dapat
diukur, A=achievable/dapat dicapai, R=reality, T=time limited/punya
limit waktu). (Komang Ayu Henny Achjar, 2012)

72
Tabel 2.2 Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

N Diagnosa Tujuan Evaluasi Rencana Tindakan


o. Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
Keluarga
1 Defisit Setelah dilakukan 1.Setelah 1. Keluarga 1. Diabetes mellitus 1. Kaji pengetahuan
Pengetahuan kunjungan dilakukan mampu (DM) merupakan keluarga tentang
berhubungan sebanyak 2x 30 kunjungan 2x30 menyebutkan kondisi kadar gula DM.
dengan menit keluarga menit keluarga definisi DM darah sewaktu 2. Diskusikan dengan
ketidakmampuan mampumengenal mampu mengenal dengan bahasa diatas 180 mg/dl keluarga tentang
keluarga dan memahami masalah DM. sendiri. dan gula darah pengertian DM
mengenal masalah penyakit 2. Keluarga puasa diatas 125 dengan
masalah DM. mampu mg/dl. menggunakan
kesehatan menyebutkan 6 2. Penyebab DM lembar balik dan
dari 8 penyebab yaitu faktor leaflet.
dari DM. genetik atau 3. Beri kesempatan
keturunan, pola keluarga untuk
makan yang tidak bertanya.
teratur, kurangnya 4. Beri reinforcement
aktifitas fisik atau positif.
olahraga, stress,
obesitas atau

33
kegemukan, obat-
obatan dan infeksi. 1. Kaji pengetahuan
keluarga tentang
tanda dan gejala
DM.
2. Diskusikan dengan
keluarga tentang
3. Tanda dan gejala tanda dan gejala DM
3. Keluarga DM yaitu sering dengan
mampu kencing, sering menggunakan
menyebutkan 6 haus, rasa gatal, lembar balik dan
dari 8 tanda dan mudah lelah, leaflet.
gejala DM. luka yang sulit 3. Beri kesempatan
sembuh atau keluarga untuk
infeksi pada bertanya.
kulit, pandangan 4. Berikan
kabur, dan reinforcement
kesemutan atau positif.
baal.
1. Kaji pengetahuan
keluarga tentang
pencegahan DM.
2. Diskusikan dengan

4. Keluarga 4. Pencegahan DM
mampu antara lain
menyebutkan 5 menerapkan pola
hidup sehat

74
dari 7 cara terapkan pola keluarga tentang
pencegahan makan yang baik cara pencegahan
DM. dan sehat, jaga DM dengan
kondisi mental menggunakan
spiritual, lembar balik dan
melakukan leaflet.
aktifitas fisik 3. Keluarga bersama
secara rutin, jaga perawat
berat badan mengidentifikasi
ideal, jauhi anggota keluarga
rokok, dan yang mengalami
minuman DM.
alkohol serta 4. Beri kesempatan
komsumsi keluarga untuk
berbagai herbal bertanya.
yang dapat 5. Evaluasi kembali
mencegah DM. pengertian,
penyebab, tanda dan
gejala dan
pencegahan DM
pada keluarga.
6. Berikan pujian
kepada keluarga atas
2. Setelah jawaban yang benar.
dilakukan 1. Keluarga mampu 1. Keluarga
kunjungan 1 x mengambil memberi 1. Kaji keputusan yang
30 menit keputusan dalam keputusan untuk diambil keluarga.
merawat anggota merawat anggota 2. Diskusikan dengan

33
keluarga dengan keluarga tentang
komplikasi dari DM.

keluarga keluarga dengan masalah DM. 3. Bimbing dan


mampu DM. motivasi keluarga
memutuskan untuk mengambil
untuk merawat dalam menangani
anggota masalah DM.
keluarga 4. Evaluasi kembali
dengan DM. yang tentang
keputusan yang telah
dibuat.
5. Beri pujian atas
keputusan yang
diambil keluarga
dalam mengatasi
masalah DM pada
keluarga.
3. Setelah 1. Keluarga 1. Keluarga mampu
dilakukan mampu memahami 1. Kaji pengetahuan
kunjungan 1x50 merawat bagaimana keluarga tentang
menit keluarga anggota perawatan DM cara merawat
mampu keluarga dan mampu anggota keluarga
merawat dengan diabetes menyebutkan 3 dengan DM.
anggota mellitus dan dari 5 cara 2. Diskusikan dengan
keluarga mampu mengatasi masalah keluarga tentang
dengan DM. mendemonstras DM yaitu merawat anggota
ikan bagaimana manajemen diet, keluarga dengan

76
cara mengatasi aktivitas dan DM.
DM. olahraga (senam 3. Menjelaskan dan
DM dan senam mendemonstrasikan
kaki), pengobatan, pada keluarga
mengenai cara

33
manajemen stress, mengatasi masalah
dan pemeriksaan DM.
berkala kadar gula 4. Evaluasi kembali
darah. tentang cara
merawat dan
mengatasi DM.
5. Berikan kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
6. Berikan pujian pada
keluarga atas
jawaban yang benar.
4. Setelah 1. Keluarga dapat 1. Keluarga mampu
dilakukan menciptakan dan memodifikasi 1. Kaji pengetahuan
kunjungan 1x50 memodifikasi lingkungan untuk keluarga tentang
menit keluarga lingkungan yang merawat anggota lingkungan yang
mampu dapat membantu keluarga dengan nyaman untuk
memodifikasi dalam perawatan memelihara rumah anggota keluarga
dan anggota keluarga (jangan DM.
menciptakan dengan DM. meletakkan barang 2. Diskusikan bersama
lingkungan sembarang), keluarga bagaimana
yang sehat menggunakan alas lingkungan yang
untuk kaki saat berjalan nyaman dan sehat
menunjang ke luar rumah. untuk anggota
kesehatan . keluarga dengan
keluarga. DM.
3. Evaluasi kembali
tentang bagaimana

78
lingkungan yang
dapat menunjang

33
kesehatan anggota
keluarga yang sakit.
4. Beri kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
5. Berikan pujian pada
keluarga.
1. Keluarga mampu
5. Setelah 1. Keluarga mampu memanfaatkan 1. Kaji pengetahuan
dilakukan 1x50 menyebutkan apa fasilitas kesehatan keluarga tentang apa
menit keluarga saja fasilitas yang ada dalam saja fasilitas
mampu kesehatan yang melakukan kesehatan yang ada
menggunakan ada dan apa perawatan pada dan apa manfaat
dan keuntungan keluarga dengan fasilitas kesehatan
memanfaatkan membawa anggota masalah DM yaitu tersebut.
fasilitas keluarga yang dengan membawa 2. Diskusikan bersama
kesehatan yang sakit ke fasilitas anggota keluarga keluarga apa saja
ada. kesehatan. untuk kontrol dan fasilitas kesehatan
berobat ke yang ada dan
puskesmas,rumah bagaimana
bidan dan RS memanfaatkan
serta keluarga fasilitas pelayanan
memahami apa kesehatan tersebut.
keuntungannya. 3. Evaluasi kembali
fasilitas kesehatan
yang bisa digunakan
dan bagaimana
memanfaatkan

80
fasilitas kesehatan
pada semua anggota

keluarga.
4. Berikan kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
5. Berikan pujian pada
keluarga.

33
2 Setelah dilakukan 1.Setelah dilakukan 1. Keluarga mampu 1. Diit pada pasien 1. Kaji pengetahuan
kunjungan kunjungan 1x50 menyebutkan DM adalah keluarga tentang
sebanyak 3 hari menit keluarga definisi diit pada pengaturan jenis pengertian diit DM.
keluarga mampu mampu mengenal pasien DM dan jumlah 2. Diskusikan dengan
mengenal dan dan memahami dengan bahasa makanan dengan keluarga tentang
memahami diit pada pasien sendiri. maksud pengertian diit DM
bagaimana DM. mempertahankan dengan menggunakan
pengaturan diit dan status nutrisi lembar balik dan
pada pasien DM. dan membantu leaflet.
menyembuhkan 3. Beri kesempatan
serta pencegahan keluarga untuk
terjadinya bertanya.
komplikasi. 4. Berikan reinforcemt
positif.

2. Keluarga mampu 2. Tujuan diit DM 1. Kaji pengetahuan


menyebutkan 4 antara lain keluarga tentang
dari 5 tujuan diit mencapai dan tujuan diit DM.
pada DM dengan mempertahankan 2. Diskusikan dengan
bahasa sendiri. kadar glukosa darah keluarga tentang
mendekati normal, tujuan diit DM
mencapai dan dengan menggunakan

82
mempertahankan lembar balik dan
mendekati lipid leaflet.
normal mencapai 3. Beri kesempatan
berat badan normal, keluarga untuk
mencegah bertanya.
komplikasi kronik, 4. Berikan
meningkatkan reinforcement positif.
kualitas hidup
sehingga dapat
melakukan
pekerjaan sehari-
3. Keluarga mampu hari seperti biasa.
menyebutkan 8
1. Kaji pengetahuan
dari 8 macam diit 3. Macam-macam diit
pasien diabetes keluarga tentang
pada DM.
antara lain diet macam-macam diit
diabetes mellitus I, DM.
diet diabetes 2. Diskusikan dengan
mellitus II, diet keluarga tentang
diabetes mellitus macam-macam diit
III, diet diabetes DM dengan
mellitus IV, diet menggunakan lembar
diabetes mellitus V, balik dan leaflet.
diet diabetes 3. Beri kesempatan
mellitus VI. diet keluarga untuk
diabetes mellitus bertanya.
VII, diet diabetes 4. Berikan
mellitus VIII, diet I- reinforcement positif.

33
III diberikan kepada
pasien yang

mempunyai berat
badan normal, diet
VI-VIII diberikan
kepada pasien
kurus, diabetes
remaja (juvenile
diabetes) atau
diabetes dengan
komplikasi.
2.Setelah dilakukan 1. Keluarga mampu 1. Kaji pengetahuan
kunjungan 1x50 menyebutkan 5 1. Makanan yang baik keluarga tentang
menit keluarga dari 8 macam- dikonsumsi makanan yang baik
mampu merawat macam makanan penderita diabetes untuk penderita
anggota keluarga yang baik antara lain makanan DM.
dengan DM. dikonsumsi yang terbuat dari 2. Diskusikan dengan
penderita diabetes biji-bijian utuh atau keluarga makanan
mellitus dengan karbohidrat yang baik untuk
bahasa sendiri. kompleks seperti penderita DM
nasi merah, kentang dengan
panggang, oatmeal, menggunakan
roti dan sereal dari lembar balik dan

84
biji-bijian utuh; leaflet.
daging tanpa lemak 3. Beri kesempatan
yang dikukus, keluarga untuk
direbus, bertanya.
dipanggang, dan 4. Berikan
dibakar; sayur- reinforcement
sayuran yang positif.
diproses dengan
cara direbus,

33
dikukus,
dipanggang atau
dikonsumsi mentah.
Sayuran yang baik
dikonsumsi untuk
penderita diabetes
diantaranya brokoli
dan bayam; buah-
buahan segar;
kacang-kacangan,
termasuk kacang
kedelai dalam
bentuk tahu yang
dikukus, dimasak
untuk sup dan
ditumis; popcorn
tawar; produk
olahan susu rendah
lemak dan telur;
ikan seperti tuna,
salmon, sarden dan 1. Kaji keputusan yang
3. Setelah 1. Keluarga mampu makarael. diambil oleh
dilakukan mengambil keluarga.
kunjungan 1x50 keputusan dalam 1. Keluarga memberi 2. Diskusikan dengan
menit keluarga merawat anggota keputusan untuk keluarga tentang
mampu keluarga dengan merawat anggota komplikasi dari DM.
memutuskan DM. keluarga dengan 3. Bimbing dan
untuk merawat masalah DM. motivasi keluarga

86
anggota untuk mengambil
keluarga keputusan dalam
dengan DM. menangani masalah
DM.
4. Evaluasi kembali
tentang keputusan
yang telah dibuat.
5. Beri pujian atas
keputusan yang
diambil keluarga
untuk mengatasi
DM pada keluarga.

4. Setelah 1. Keluarga dapat 1. Keluarga mampu


dilakukan menciptakan dan memodifikasi 1. Kaji pengetahuan
kunjungan memodifikasi lingkungan keluarga tentang
1x50 menit lingkungan yang untuk merawat lingkungan yang
keluarga dapat membantu anggota keluarga nyaman untuk
mampu dalam perawatan dengan anggota keluarga
memodifikasi anggota keluarga memelihara dengan DM.
dan dengan DM. kebersihan 2. Diskusikan bersama
menciptakan rumah (jangan keluarga bagaimana
lingkungan meletakkan lingkungan nyaman
yang sehat barang dan sehat untuka
untuk sembarang), anggota keluarga
menunjang menggunakan dengan DM.

33
kesehatan alas kaki saat 3. Evaluasi kembali
tentang bagaimana

88
keluarga. berjalan ke luar lingkungan yang
dari rumah. dapat menunjang
kesehatan anggota
kelaurga yang sakit.
4. Beri kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
5. Berikan pujian pada
keluarga.
5. Setelah 1. Keluarga mampu 1. Keluarga mampu
dilakukan menyebutkan apa memanfaatkan 1. Kaji pengetahuan
kunjungan 1x50 saja fasilitas fasilitas kesehatan keluarga tentang apa
menit keluarga kesehatan yan yang ada dalam saja fasilitas
mampu ada dan apa melakukan kesehatan dan apa
menggunakan keuntungan perawatan pada manfaat fasilitas
dan membawa keluarga dengan kesehatan tersebut.
memanfatkan anggota keluarga masalah DM yaitu 2. Diskusikan bersama
fasilitas yang sakit ke dengan membawa keluarga apa saja
kesehatan yang fasilitas anggota keluarga fasilitas kesehatan
ada. kesehatan. untuk kontrol dan yang ada dan
berobat ke bagaimana
puskesmas, rumah memanfaatkan
bidan dan RS serta fasilitas kesehatan
keluarga pelayanan tersebut.
memahami apa 3. Evaluasi kembali
keuntungannya. apa saja fasilitas

33
kesehatan yang bisa
digunakan dan
bagaimana
memanfaatkan

90
fasilitas pada semua
anggota keluarga.
4. Berikan kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
5. Berikan pujian pada
keluarga.

33
3 Resiko 1. Setelah 1. Setelah 1. Keluarga mampu 1. Komplikasi DM 1. Kaji pengetahuan
komplikasi dilakukan dilakukan menyebutkan adalah gabungan keluarga tentang
penyakit DM kunjungan kunjungan 1x50 definisi atau hadirnya komplikasi DM..
berhubungan sebanyak 3 hari menit keluarga komplikasi DM penyakit baru yang 2. Diskusikan dengan
dengan keluarga mampu mampu dengan bahasa bersarang adalam keluarga tentang
ketidakmampua mengenal dan mengenal dan sendiri. baru sebagai komplikasi DM
n keluarga memahami memahami tambahan dari dengan
dalam merawat pencegahan komplikasi pada penyakit diabetes menggunakan
anggota komplikasi DM. pasien DM. mellitus yang lembar balik dan
keluarga yang sebelumnya sudah leaflet.
sakit diabetes ada dan biasanya 3. Beri kesempatan
mellitus disebabkan oleh keluarga untuk
penanganan yang bertanya.
lambat. 4. Beri reinforcemt
positif.
.
2. Keluarga mampu 1. Kompilikasi 1. Kaji pengetahuan
menyebutkan 4 diabetes mellitus keluarga tentang
dari 5 komplikasi antara lain penyakit macam-macam
diabetes mellitus kardiovaskuler, komplikasi diabetes
dengan bahasa penyakit ginjal mellitus.
(nefropatik), 2. Diskusikan dengan

92
sendiri. penyakit mata, keluarga
penyakit saraf tentan
(neuropati) dan gmacam-macam
kerentanan terhadap komplikasi
infeksi. diabetes mellitus denganmen
3. Beri
kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
4. Beri reinforcemt
positif.

3. Keluarga mampu 1. Cara pencegahan 1. Kaji


menyebutkan 2 dan pengendalian pengetahuan
dari 3 cara diabetes mellitus keluarga
pencegahan dan yaitu kontrol gula tentangmacam-
pengendalian darah, kontrol macam
komplikasi tekanan darah dan pencegahan danpengen
diabetes mellitus kontrol kolesterol. 2. Diskusikan
dengan bahasa dengankeluarga tentangmac
sendiri. 3. Beri
kesempatan
keluarga
untuk
bertanya.

33
4. Beri reinforcemt
positif.
1. Keluarga mampu
2. Setelah mengambil 1. Keluarga mampu 1. Kaji keputusan
dilakukan keputusan untuk memberikan yang diambil
kunjungan 1x50 merawat anggota keputusan untuk olehkeluarga.
menit keluarga keluarga dengan merawat anggota 2. Diskusikan
mampu DM. keluarga dengan dengan keluarga
memutuskan masalah diabetes tentang
untuk merawat mellitus. komplikasi dari
anggota diabetes
keluarga dengan mellitus.
DM. 3. Bimbing danmotivas
4. Evaluasi
kembali yang
telah dibuat.
5. Beri pujian atas
keputusan yang
diambil
keluarga
untuk
menga
tasi
masalah
diab
3. Setelah 1. Keluarga mampu 1. Keluarga mampu etes
dilakukan merawat anggota memahami mellitus
kunjungan 1x50 keluarga dengan perawatan kaki
diabetes mellitus pada pasien

94
menit keluarga padakeluarga.

1. Kaji pengetahuan
keluarga tentang
cara perawatan

kaki
anggota
keluarga

33
mampu merawat dan mampu diabetes yaitu dengan diabetes
anggota mendemonstrasik periksa kakis mellitus.
keluarga dengan an bagaimana secara teratur 2. Diskusikan dengan
diabetes cara perawatan setiap hari, cuci keluarga tentang cara
mellitus. kaki pasien kaki setiap hari, perawatan kaki
diabetes mellitus. potong kuku- dengan diabetes
kuku jari kaki mellitus.
dengan hati-hati, 3. Menjelaskan dan
olesi kaki mendemontrasikan
dengan krim pada kelaurga
pelembab agar mengenai cara
tidak retak, perawatan kaki
gunakan alas anggota keluarga
kaki, pilih kaos dengan masalah
kaki dengan diabetes mellitus.
kandungan katun 4. Evaluasi kembali
yang tinggi dan tentang cara
jadwalkan perawatan kaki.
kunjungan ke 5. Berikan kesempatan
dokter. keluarga untuk
bertanya.
6. Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban
4. Setelah yang benar.
1. Keluarga dapat
dilakukan
menciptakan dan 1. Keluarga mampu 1.
kunjungan 1x50 Kaji pengetahuan
memodifikasi memodifikasi

96
menit keluarga lingkungan yang lingkungaan untuk tentang lingkungan
mampu dapat membantu merawat anggota yang nyaman untuk
keluarga dengan anggota keluarga
dengan diabetes

33
memodifikasi perawatan anggota memelihara mellitus.
dan keluarga dengan kebersihan rumah 2. Diskusikan bersama
menciptakan diabetes mellitus. (jangan keluarga bagaimana
lingkungan yang meletakkan lingkungan yang
sehat untuk barang nyaman dan sehat
menunjang sembarangan), untuk anggota
kesehatan menggunakan alas keluarga dengan
keluarga. kaki saat berjalan diabetes mellitus.
ke luar dari 3. Evaluasi kembali
rumah. tentang bagaimana
lingkungan yang
dapat menuinjang
kesehatan anggota
keluarga yang sakit.
4. Beri kesemapatan
keluarga untuk
bertanya.
5. Berikan pujian pada
keluarga.
5. Setelah 1. Keluarga mampu 1. Keluarga mampu
dilakukan menyebutkan apa memanfaatkan 1. Kaji pengetahuan
kunjungan 1x50 saja fasilitas fasilitas kesehatan tentang apa saja
menit keluarga kesehatan yang yang ada dalam fasilitas kesehatan
mampu ada dan apa melakukan yang apa manfaat
menggunakan keuntungan perawatan pada fasilitas kesehatan
dan membawa keluarga dengan tersebut.

98
memanfaatkan anggota keluarga masalah diabetes 2. Diskusikan bersama
fasilitas yang sakit ke mellitus yaitu keluarga apa saja
kesehatan yang fasilitas dengan membawa fasilitas kesehatan
yang ada dan

33
ada. kesehatan. anggota keluarga bagaimana
untuk kontrol dan memanfaatkan
berobat ke fasilitas kesehatan
puskesmas, rumah tersebut.
bidan dan RS serta 3. Evaluasi kembali
keluarga apa saja fasilitas
memahami kesehatan yang bisa
keuntungannya. digunakan dan
bagaimana fasilitas
kesehatan pada
semua anggota
keluarga.
4. Beri kesemapatan
keluarga untuk
bertanya.
5. Berikan pujian pada
keluarga.

Sumber: Zikra (2017)

100
BAB III

TINJAUAN STUDI KASUS

3.1. Pengkajian Keperawatan Keluarga


3.1.1 Pengkajian
1. Data keluarga

Fasilitas Yankes Puskesmas Antara No Registrasi -


Nama Perawat Yang Mengkaji Anggelina E Ohoitimur Tanggal Pengakaji 4 oktober
2021
1. DATA KELUARGA
Nama Kepala Keluarga Surtinah Bahasa Sehari-Hari Indonesia
Alamat Rumah & Tlp BTN Antara Jarak Yankes Terdekat 20 km
No.C8/04
Agama & Suku Islam / jawa Alat Transportasi Jalan kaki
DATA ANGGOTA KELUARGA
N Nama Hubu Um JK Su Pendid Pekerj Status, TT Statu Lat
o ngan ur ku ikan aan gizi V( s Bantu
KK Terakh Saat (TB,BB,B TD, Imuni /
ir Ini MI) N, S, sasi Prote
P) Dasar sa

33
1 Surtin Kepal 70 P Ja SD IRT 170, 60, 130/ Leng -
ah a wa 21,18 80, kap
kelua 80x/
rga i,
24x/
I,
36⁰C
2 Mardi Anak 52 L Ja SMA Karya Tidak Tida Leng -
Santos wa wan dikaji k kap
a dika
ji
3 Warda Anak 50 p Ja SMA IRT 172, 61, 120/ Leng -
ni wa 21,63 80. kap
89x/
i,
22xi,
37⁰C

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

LANJUTAN
No Nama Nama Stattus Riwayat Analisis Masalah
Penampilan Kesehatan Penyakit/ Kesehatan INDIVIDU
Umum Saat Ini Alergi
1 Surtinah Agak Gemuk, Sakit Tidak ada Tidak mamppu
tidak pucat melakukan pola
makan sehat
2 Mardi Agak gemuk, Sehat Tidak ada Tidak mampu memelihara

102
Santosa tidak pucat kesehatan
Anggota keluarga yang sakit
3 Wardan - Sehat Tidak ada -
i

33
2. Data penunjang keluarga

PHBS Di Rumah Tangga

 Jika Ada Bunipas , Persalinan Di Tolong Oleh Tetangga Kesehatan:


Ya/Tidak ( tidak ada ibu nifas )
 Jika Ada Bayi, Memberi ASI ekslusif:
 Ya/Tidak ( tidak ada bayi )
 JIka ADA balita, MENMBANG balita tiap bulan:
 Ya/Tidak ( tidak ada balita )
 Menggunakan Air Bersih, Untuk Makan Dan Minum :
 Ya/Tidak : menggunakan air galon
 Menggunakan Air Bersih, Untuk Kebersihan Diri:
 Ya/Tidak : air PAM
 Mencuci Tangan Dengan Air Bersih &Sabun :
 Ya/Tidak : pada saat sebelum dan sesudah makan
 Melakukan pemmbuangan sampah pada tempatnya :
 Ya/tidak : biasanya dikumpulkan di plastik kemudian diisi dalam kantong plasik dan dibuang di
tempat sampah
 Menjaga lingkungan rumah tammpak bersih:
 Ya/Tidak : lantainya terlihat bersih hanya saja perabotannya rumah tangganya sudah lama
 Mengkunsumsi lauk & pauk tiap hari :
 Ya/Tidak sayur, ikan kadang-kadang ayam
 Menggunakan jamban sehat :
104
 Ya/Tidak : biasanya dibersihkan jika sudah kotor
 Memberantas Jentik di rumah sekali seminggu :
 Ya/Tidak mencici bak mandi jika sudah kotor
 Makan buah dan sayur setiap hari : YA/Tidak : jika ada baru dimakan
 Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Ya/Tidak : masak dan bersih - bersih rumah
 Tidak merokok di dalam rumah : Ya/Tidak

3. kemampuan keluarga melakukan tugas pemeliharaan kesehatan anggota keluarga

1. Adakah Perhatian Keluarga Kepada Anggotanya Yang Mmenderita Sakit :  Ada 


Tidak
Karena : masih membiarkan ny.s mengkonsumsi makanan/ minumamn tinggi gula
2. Apakah Keluarga Menngetahui Masalah Kesehatan Yang Di Alami Anggota Dalam
Keluarganya: Ya  Tidak
3. Apakah Keluarga Mengetahui Penyebab Masalah Kesehatan Yang Dialami Anggota
Dalm Keluarganya : Ya  Tidak
4. Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejalah kesehatan yang alami dalam
keluarganya:YaTidak
5. Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang di alami anggota
keluarganya bila tidak di obati/dirawat:YaTidak
6. Pada siapa keluarga bisa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang di alami

33
anggota keluarganya:keluargatentanggakaderTenaga kesehatannya,yaitu : dari
tetangganya yaitu dokter, tenaga kesehatan : dokter dan perawat di puskesmas pada saat
kontrol
7. Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang di alami keluarganya:Tidak
perlu di tangani karena akan sembuh sendiri biasanyaPerlu berobat fasilitas
yankesTidak terpikir
8. Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesetan yang di alami anggota
keluarganya secara aktif:YaTidak,jelaskan: selalu kontrol dan minum obat DM
9. Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya:YaTidak,jelaskan : supaya gula darah tidak naik
10. Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah
kesehatan yang dialaminya:YaTidak,jelaskan : karena masih membiarkan ny.s
mengkonsumsi tinggi gula
11. Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesetan yang dialami
anggota keluarganya:YaTidak,jelaskan walaupun masih konsumsi gula tapi ny.s tetap
meminum obat DM
12. Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang
mendukung kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan:YaTidak,jelaskan : pola makan yang sehat belum bisa diatur oleh keluarga
13. Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk
mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya:YaTidak,jelaskan dokter yang
tinggal di sebelah rumahnya, dari pengalaman pribadinya selama sakit

106
4. Data pengkajian individu yang sakit

Nama individu yang sakit : Ny. Surtinah Diagnosa medic : Diabestes Melitus
Sumber Dan kesehatan : Askes Rujukan dokter/ rumah sakit : -
Keadaan Umum Sirkulasi/Cairan Perkimian Pernapasan
Kesadaran : baik  Edema  Bunyi jantung:  Pola BAK 7 X/hr,:ml/hr  Sianosis
GCS: sadar …..  Hematuri  poli uria  Sekret/SLym
TD : 130/80  Asites  Akral dingin  oliguria  Di suria  Irama ireguler
mm/Hg  Tanda pendarahaan  inkontinesia  Retensi  Wheezing
P : 24 x/menit Purpura/Hematom/  Nyeri saat BAK  Ronki…………..
S : 36 0C Petekie/Hematemesis/  kemampuan BAK : mandiri/  Otot pantu napas……
N : 80 X/menit Milena/epistaksis Bantu sebagian /tergantuan  Alat bantu napas……
 Takikardia  Tanda Amenia: pucat/  Alat bantu : Tidak/Ya…..  Dispnia
 Bradikardia Konjungtiva pucat/lidah  Gunakan obat : Tidak/Ya…  Sesak
 Tubuh terabah Bibir pucat/akral pucat  Kemampuaan,BAB: mandiri/  Stridar
hangat  Tanda dehidrasi: Bantu sebagian/tergantuang  Krepliasi
 Mengigil Mata cekung/turgor kulit  Alat bantu : Tidak/ Ya…………..
Berkurang/bibir kering
 Pusing  kesemutan
 Berkeringat  rasa
haus
 Pengisian kapiler > 2
detik

33
Pencernaan Muskuloskeletal Tinnitus Fungsi penciuman
 Mual  munta   Tonos otot Fungsi perasa Mampu
kembung  Kontraktur Mampu Terganggu
 napsu makan :  Fraktur Terganggu
Berkurang/Tidak  Nyeri otot/tulang
 Sulit menelang  Drop Foot
 Disphagia Lokasi…………
 Bau napas  Tremor Kulit
 Kerusakan jenis……………….  Jaringan prut  Memar  Leserasi
gigi/gusi/lidah/  Malaise/Fatique  Bulae/lepu  perdarahaan bawah  Krustae
 atropi  Luka bakar kulit…. Derajat….. Perubahaan waran……...
Geraham/Rahang/pal  Kekuatan  Dcubitus rade…..Lokasi………………
atum otot……………………….
 Distensi abdomen  Postur tidak
 Bising normal………………
usus…………………  RPS Tidur dan istirahaat
…………. Atas:bebas/terbatas/kelemah  Susah tidur
 Konstifasi an/  Waktu tidur……………………………………………….
 Diare……..x/hr (kanan/kiri)  Bantuan obat…………………………………………….
  RPS
Hemoroid,grade…… Bawah:bebas/terbata/
……………… Kelemahan/kelumpuhah
 Teraba masa (kanan/kiri)
abdomen…………  Berdiri:mandiri/bantu
 sebagian/tergantung
StomatisWarna…  Alat bantu:
………………. Tidak/Ya…………
 Riwayat obat  Nyeri:

108
pencahar………… Tidak/Ya………………….
 Maag
 Konsistensi Diet
khusus:
Tidak/Ya……………
……………………

 Kebiasaan makan
minum:
Mandiri/bantu/bagia
n tergantung
 Alergi
makanan/Minuman:
Tidak/Ya…………
……………………
…..
Alat bantu:
Tidak/Ya…………
….

33
Mental Komunikasih dan budaya Kebersiaan diri Perawatan diri sehari
 cemasdenialmarah Intersaksi dengan  Gigi-mulut kotor hari
Takutputusasadepresi keluarga:baik/terhambat…………  Mata kotor  Mandi:
Rendah diri menarik diri Berkomunikasih:lancar/  Kulit kotor Mandiri/Bantu
Agresif perilaku kekerasan Terhambat : karena gangguan  Perineal/genital sebagian/tergantung
Respon pasca trauma……………. endengaran kotor  Berpakaian:
Tidak mau melihat bagian tubuh Kegiatan sehari-hari : masak  Hidung kotor Mandi:
yang rusak dan bersih – bersih rumah  Kuku kotor Mandiri/Bantu
 Telinga kotor sebagian/tergantung
 Rambut kepala  Menyisir rambut:
kotor Mandi:
Mandiri/Bantu
sebagian/tergantung

Keterangan Tambahaan Terkait Individu :

Ny. S sekarang sedang sakit Diabetes mellitus, sedang melakukan pengobatan selama 1 tahun, setiap bulan
kontrol di puskesmas

Ny.s mengalami gangguan pendengaran

110
5. Genogram

Keterangan :
: Klien
: Laki-laki
: Perempuan
: Keluarga yang sudah meninggal
: Tinggal di rumah

33
Penjelasan: Ny. S merupakan anak ketiga dari 3 bersaudara dan menikah dengan

Tn. A. Dan mereka memiliki dua orang anak laki-laki dan 1 orang anak

perempuan. Dan suami Ny. S dan anak laki-laki Ny.s juga menderita DM dan

meninggal.

6. Tipe keluarga
Tipe keluarga pada Ny. S adalah keluarga single parent terdiri dari satu
orang tua (ibu) dengan anak kandung.
7. Agama
Suku bangsa pada keluarga Ny. S adalah suku Jawa.
8. Status sosial ekonomi keluarga
Pendapatan keluarga Ny.S dalam sebulan kurang lebih Rp 1.500.000/bulan
dari hasil pensiunan Ny. S, An.M sebagai karyawan Rp 1.000.000/bulan.
Penghasilan ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
keluarga Ny.S
9. Rekreasi keluarga
Pada hari besar agama seperti Idul Fitri, biasanya keluarga akan mudik ke
kampung namun Ny.S mengatakan semenajak ada covid - 19 jarang
melakukan rekreasi keluarga.

3.1.1 Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini


Tahap perkembangan keluarga Ny.S adalah tahap keluarga dengan
keluarga dalam masa pensiun. usia karena Ny.S sudah menjadi pensiun.
anak pertama sudah bekerja dan tidak tinggal dirumah, anak kedua tinggal
bersama dengan Ny.S
2. Tahap Perkembanagan yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah memenuhi

112
kebutuhan kesehatan fisik anggota keluar

3. Riwayat keluarga single parents


Ny. S pernah dirawat di rumah sakit sekitar 6 tahun yang lalu
dengan keluhan lemas dan pusing. Setelah di cek GDS Ny. S ternyata
GDS Ny. S 350 mg/dL. Sehingga Ny. S dirawat inap di rumah sakit
selama 3 hari dan hingga saat ini Ny. S masih mengomsumsi obat DM
tablet yaitu simvastatin, glimepiride, vitamin B.compleks

Namun Ny. S mengaku tiap pagi minum obatnya dan Ny. S setiap
bulan sekali untuk memeriksakan dan mengontrol gula ke fasilitas
kesehatan dan hingga saat ini Ny. S mengeluh sering merasa lapar dan
haus, sering buang air kecil lebih dari 6 kali sehari, serta penglihatan
terkadang berkunang-kunang.

Hasil pengukuran tanda-tanda vital pada saat pengkajian Ny.S


didapatkan TD: 130/80 mmhg, N: 80xmenit, S: 36⁰ C, RR: 24xmenit GDS
puasa 2 Jam pukul 10.00: 148 mg/dL,Ny. S mengaku sering
mengomsumsi makanan tinggi gula, minum teh, makanan tidak teratur.
Riwayat keluarga sebelumnya/asal

Ny. S memilki 3 bersaudara terdiri dari 2 perempuan dan 1 laki-


laki. Ny. S mempunyai penyakit DM merupakan penyakit keturunan dari
bapak Ny. S yang kini telah meninggal. Selain Ny. S yang menderita DM,
kakak perempuan Ny. S juga menderita DM.

Selain faktor keturunan dan gaya hidup yang kurang sehat serta
kurang berolahraga dan pola istirahat yang kurang ditambah kebiasaan
komsumsi yang manis sebagai faktor pemicu diabetes mellitus.
Sedangkan kakak perempuan Ny. S menderita DM diumur 40 tahun.
3.1.3 Data Lingkungan

33
1. Karakteristik rumah

Rumah Ny.S adalah rumah permanen, lantai smen dengan


luas 20x15 m dengan atap menggunakan seng. Ada 4 kamar dalam
rumah Ny.S, 1 kamar utama dan 3 lagi kamar anak-anak. Ada 1
dapur dan 1 kamar mandi di depan rumah. Ada warung di depan
rumah,ada jamban di dalam kamar mandi, dapur, gudang, dan
ruang tamu. Saluran pembuangan dialirkan ke tempat
pembuangan.

Rumah Ny.S tidak mendapat cukup cahaya matahari dan


ventilasi karena jendela rumah jarang dibuka . Penerangan di
rumah menggunakan listrik. Keluarga mempunyai pembuangan
sampah terbuka, biasanya sampah-sampah rumah tangga akan
dibuang ke plastik hitam dan akan dibuang ke tempat pembuangan
sampah di depan rumah. jika sudah penuh, ada truk sampah yang
mengankut. Air yang digunakan untuk makan, minum dan mandi
sehari-hari adalah air PAM. Terdapat fasilitas kesehatan di
lingkungan rumah yaitu posyandu, rumah bidan, praktek dokter,
dan puskesmas. Fasilitas kesehatan tersebut dapat dijangkau
dengan menggunakan motor dan berjalan kaki.Rumah depan:
tampak bersih. Ruang tamu: tampak bersih, namun cat rumahnya
sudah pudar.Ruang tidur: tempat tidur terbuat dari kayu.Kamar
mandi: kamar mandi terdiri dari 1 bak mandi dan 1 WC. Jendela:
jendela ada di setiap kamar, di ruang tamu ada 2 jendela namun
jarang dibuka. Kamar mandi dan dapur: tampak tidak licin.

Gambar 3.2 Denah Rumah Keluarga Ny.S

114
Kamar mandi Warung Kamar tidur

Kamar tidur Ruang tamu Gudang

Kamar tidur dapur

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Ny. S mengikuti kegiatan kerja bakti di lingkungan rumah.
Hubungan bersama antar tetangga terjalin baik, saling
menghormati dan kerukunan terjalin.

3. Mobilisasi anggota keluarga


Ny. S lahir di Jawa dan dibesarkan di Jawa namun semenjak
menikah dengan Tn. A mereka pindah dan menetap di Makassar.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Perkumpulan anggota keluarga biasanya dilaksanakan pada
Saat makan siang dan sewaktu makan malam. Dan kegiatan yang
ada di lingkungannya juga sering keluarga Ny.S mengikutinya.

5. Sistem pendukung keluarga


Keluarga Ny.S kalau ada yang sakit, biasanya hanya dibelikan
obat. Sesekali dibawa ke puskesmas kalau tidak kunjung sembuh.
Ny. S sesekali memeriksa kesehatnnya di Puskesmas.

3.1.4 Struktur Keluarga

1. Pola komunikasi

33
Komunikasi yang terjalin dalam keluarga Ny.S cukup baik dan
terbuka di mana semua dibicarakan dan diselesaikan bersama
2. Struktur kekuatan keluarga
Antar anggota keluarga saling menghormati dan menghargai dan
pengambilan keputusan berdasarkan keputusan bersama.
3. Struktur peran
Ny.S berperan sebagai kepala keluarga dan berperan sebagai ibu
rumah tangga dan An. M dan An. W berperan sebagai anak
4. Nilai dan norma keluarga
Keluarga Ny.S menerapkan nilai dan norma keluarga yang berlaku
menurut ajaran agama Islam dan budaya yang berlaku dan aturan
yang ada di masyarakat.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga Ny.S saking menyayangi dan peduli
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga Ny.S mengatakan tidak ada masalah dengan
tetangga maupun mayarakat sekitar tempat tinggal
keluarga Ny.S
c. Fungsi perawatan kesehatan

1) Mengenal masalah kesehatan


Pada saat pengkajian Ny.S mampu mengenal
masalah kesehatan pada Ny. S secara rinci dan
keseluruhan, ini terbukti pada saat ditanya pada
keluarga penyakit Ny. S, keluarga mampu
menjawab bahwa penyakit DM adalah penyakit
gula dan belum mengetahui secara rinci sebab
dan komplikasi serta sudah mengetahui diet
makanan tentang DM namun masih
mengkonsumsinya.

116
2) Membuat keputusan tindakan yang tepat
Jika Ny. S sakit, alternatif yang keluarga lakukan
adalah menyuruh Ny. S untuk meminum obat
glimepiride, simfastatin,Vitamin B complex. Jika
sudah parah Keluarga Ny.S juga akan
memeriksakan kesehatannya di puskesmas
3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang
sakit anggota keluarga yang sakit
Keluarga tidak mampu merawat Ny. S terbukti
keluhan yang dirasakan Ny. S s penglihatan
sebelah kanan klien terkadang kabur, BAK 7x
sehari, sering mengkonsumsi makanan
mengandung tingg
4) Mempertahankan kondisi rumah yang sehat
Kondisi rumah Ny. S cukup bersih, pencahayaan
cukup, namun lantai rumah bagian kamar mandi
licin jika tidak membersihkannya.
5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
kesehatan dengan baik, terbukti keluarga sesekali
memeriksakan Ny. S ke fasilitas kesehatan

d. Fungsi reproduksi
Keluarga Ny.S mempunyai 1 orang anak laki-laki.
e. Fungsi ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, keluarga Ny.S
menggunakan penghasilan yang diperoleh untuk
kebutuhan

3.1.5 Stress dan koping keluarga

33
1. Sressor jangka panjang
Ny. S khawatir mengenai keluhan yang penyakit DM terutama
gatal-gatal dan luka kecil di kaki yang tidak sembuh dan takut
meluas.
2. Stressor jangka panjang
Stressor jangka panjang yang dihadapi Ny. S adalah takut
komplikasi dari diabetes yang akan menganggu kesehatannya dan
ekonomi keluarga.
a. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Untuk mengatasi kekurangan ekonomi keluarga, Ny. S
membuka warung dan untuk masalah kesehatan selain
membeli obat dan kalau sakit berlanjut dibawa ke puskesmas.
b. Strategi koping yang digunakan
Jika ada masalah yang tidak bisa diselesaikan Ny.S dan
keluarga tetap mencari jalan keluar dengan musyawarah dan
Ny. S juga menerima apapun yang terjadi pada dirinya terkait
dirinya terkait penyakitnya, karena Ny. S yakin semua diatur
oleh Allah SWT.
c. Strategi adaptasi fungsional
Apabila banyak permasalahan yang dihadapi keluarga Ny.S
akan minta bantuan keluarga terdekat.

3.1.6 Harapan Keluarga


Keluarga Tn. A berharap dengan adanya petugas kesehatan yang
mengunjunginya, akan ada perubahan tingkah laku yang dapat
dilakukan oleh Ny. S dan keluarga dalam menunjang peningkatan
kesehatan keluarga.

3.1.7 Analisis Data Masalah Keperawatan Keluarga


Tabel 3.3 Analisa Data Masalah Keperawatan Keluarga

118
No Data Maslah keperawatan
1 Data subjektif:
1. Ny.S mengatakan bisa
menjelaskan
pengertian,penyebab,tanda
dan gejala,serta
pencegahan DM namun
hanya sebagian saja
2. Ny.S mengatakan tidak
tau tentang cara merawat
kaki
3. Ny.S mengatakan
bagaimana cara
mengontrol gula darah Defisit Pengetahuan
dengan baik

Data Objektif :
1. Ku : Baik
2. Ny.S tampak tidak ada
luka di kaki
3. Ny.S tampak menjawab
pengertian dari DM
adalah penyakit gula,
penyebab, karena
mengonsumsi makanan
yang mengandung gula,
tanda dan gejala : haus
dan sering
kencing,pencegahannya
Cuma jangan
mengkonsumsi gula
4. Ny.S tampak tidak
memperhatikan
kesehatan kakinya
5. Pada tanggal 4/10/2021
TTV = TD : 130/80
mmhg, N : 80x/I, P :
24x/I, S : 37⁰c
6. Pada tanggal 9/10/2021
jam 10:00
GDS sewaktu setelah
makan : 148 mg/ dL

33
2 Data Subjektif :
1. Ny.S mengatakan
kadang-kadang tekanan
darahnya naik diastolnya
140-150
2. Ny.S mengatakan
penglihatannya sesekali
kabur

DO :
Resiko komplikasi penyakit
1. Ny.S tampak berbicara
dengan mata mengecil DM
2. Ny.S tampak menjawab
TD darahnya yang
terakhir 150/90
3. TTV pada tanggal
4. 6/10/2021
TTV = TD : 140/90
mmhg, N : 89x/I, P :
21x/I, S : 36⁰c

1. Ny.S megatakan BAK 7x


3
sehari
2. Klien mengatakan masih
mengkonsumsi jenis
Kesiapan peningkatan
makanan yang
mengandung gula seperti manajemen kesehatan
kopi,teh, minuman –
keluarga
minuman dingin seperti
cocacola,sprite,fanta,
3. Ny.S mengatakan BB
turun 1 Kg

Data Obejektif :
1. Ny.S tampak bolak
balik ke Toilet BAK
2. Ny.S tampak
menyebutkan
makanan/ minuman
yang biasa
dikonsumsi
3. BB : 60 kg
TB : 170 cm

120
4.2 Diagnosa Keperawatan Keluarga

a. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga mengenal masalah kesehatan pada Ny.S
b. Resiko komplikasi berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
c. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan keluaraga
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit

3.1.8 Prioritas Masalah Keperawatan


Diagnosa keperawatan 1 : Defisit pengetahuan berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan pada
Ny.S

Tabel 3.4 Skoring Masalah Keperawatan 1


No Kriteria Bobot Skor Pembenaran
1 Sifat masalah 1 3/3x1=1 Ny.S tidak
a) Potensial (1) mengerahui
b) Resiko(2) tentang
c) Aktual (3) penyakit DM
2 Kemungkinan 2 1/2x2=1 Masalas dapat
masalah untuk
diubah
diubah:
a. Mudah (2) tergantung
b. Sebagian(1)
peran aktif Ny.
c. Tidak dapat
diubah (0) S dalam
mematuhi terapi
pengobatan dan
diet.
3 Potensial 1 2/3x1=2/3 Perlu kepatuhan
masalahuntuk dan waktu

33
dicegah: untukmengubah
a. Tinggi (3) kebiasaan
b. Cukup (2) hidup sehat.
c. Rendah (1)
4 Menonjolnya 1 2/2x1=1 Keluarga
masalah: menyadari
a. Segera (2) pentingnya
b. Tidak masalah untuk
segera (1) segera diatasi
c. Tidak sehingga dapat
dirasakan(0) meningkatkan
derajat
kesehatan Ny.S
Skor total : 8) 2/3

Diagnosa keperawatan 2: Risiko komplikasi diabetes

melitus berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

dalam merawat anggota keluarga yang sakit diabetes melitus

Tabel 3.5 Skoring masalah keperawatan 2


No Kriteria Bobot Skor Pembenaran
1 Sifat masalah 1 3/3x1=1 Masalah sudah
a. Potensial (1) ada tanda –
b. Resiko(2) tanda
c. Aktual (3) penglihatan
kabur,TD tinggi
2 Kemungkinan 2 0/2x2=1 Masalah bisa
masalah untuk
diubah dengan
diubah:
a. Mudah (2) mengajarkan
b. Sebagian
cara merawat
(1)
c. Tidak anggota
dapat
keluarga yang
diubah (0)
sakit dengandiet
DM dan
perawatan dan

122
makan makanan
yang bergizi,
minum obat,
rajin kontrol di
faskes
3 Potensial 1 1/3x1=0/3 Masalah dapat
masalahuntuk
dicegah dengan
dicegah:
a. Tinggi (3) mengajarkan
b. Cukup (2)
pola hidup sehat
c. Rendah (1)
DM,diet rendah
gulamembawa
Ny.S ke
fasilitas
kesehatan.
4 Menonjolnya 1 1/2x1=1 Keluarga
masalah: merasakan ada
d. Segera (2) masalah tetapi
e. Tidak belum
segera (1) bis
f. Tidak amerawat
dirasakan(0) anggota
keluarga yang
sakit.
Skor total : 3/ 0,3
Diagnosa keperawatan 3 : Kesiapan peningkatan manajemen

kesehatan keluaraga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluarga yang sakit

Tabel 3.5 Skoring masalah keperawatan 3


No Kriteria Bobot Skor Pembenaran
1 Sifat masalah 1 1/3x1=1 Keluarga Ny.S
a. Potensial (1) mau merawat
b. Resiko(2) Ny.S

33
c. Aktual (3)
2 Kemungkinan 2 1/2x2=1 Masalalah bisa
masalah untuk
diubah dengan
diubah:
a. Mudah (2) mengajarkan
b. Sebagian(1)
cara merawat
c. Tidak dapat
diubah (0) anggota
keluarga yang
sakit dengan
diet DM, rutin
minum
obat,dan
mengontrol
kesehatan di
fasilitas
kesehatan
3 Potensial 1 1/3x1= Masalah dapat
masalahuntukdicegah: 0/3
dicegah dengan
a. Tinggi (3)
b. Cukup (2) mengajarkan
c. Rendah
cara diet yang
(1)
benar
4 Menonjolnya 1 0/2x1=0 Keluarga
masalah: merasakan ada
a. Segera (2) masalah tetapi
b. Tidak belum bisa
segera (1) merawat
c. Tidak anggota
dirasakan(0) keluarga yang
sakit.
Skor total : 1 0/3

124
3.1.9 Prioritas Diagnosa Keperawatan

Tabel 3.5 Skoring masalah keperawatan


No. Prioritas diagnosa keperawatan keluarga Skor
1. Defisit pengetahuan berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan 3 2/3
pada Ny.S

2. Risiko komplikasi penyakit DM berhubungan dengan Ketidak 3 0/3


mampuan keluarga mengenal komplikasi DM

3 Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan 2/0/3


dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit diabetes mellitus pada Ny. S

33
3.1. Intervensi Keperawatan Keluarga

Tabel 3.7 Intervensi Keperawatan Keluarga


No. Diagnosa Tujuan Evaluasi Rencana Tindakan
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
Keluarga

1. Defisit Setelah 1.Setelah 1. Keluarga mampu 1. Diabetes mellitus 1. Kaji pengetahuan


pengetahuan dilakukan dilakukan menyebutkan (DM) merupakan keluarga tentang
berhubungan kunjungan kunjungan 1x50 definisi DM kondisi kadar gula DM.
dengan sebanyak 2 hari menit keluarga dengan bahasa darah sewaktu 2. Diskusikan dengan
ketidakmampuan keluarga mampu sendiri. diatas 180 mg/dl keluarga tentang
keluarga mampu mengenal dan gula darah pengertian DM
mengenal mengenal dan masalah DM. puasa diatas 125 dengan
masalah memahami mg/dl. menggunakan
kesehatan pada bagaimana lembar balik dan
Ny.S perawatan DM. leaflet.
3. Beri kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
4. Beri reinforcement
positif.
2. Keluarga mampu 2. Penyebab DM
menyebutkan 6 yaitu faktor 1. Kaji pengetahuan
keluarga tentang

126
dari 8 penyebab genetik atau penyebab DM.
dari DM. keturunan, pola 2. Diskusikan dengan
makan yang tidak keluarga tentang
teratur, kurangnya penyebab DM
aktifitas fisik atau dengan
olahraga, stress, menggunakan
obesitas atau lembar balik dan
kegemukan, obat- leaflet.
obatan dan infeksi. 3. Beri kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
4. Berikan
reinforcement
positif.
3. Keluarga mampu
menyebutkan 6 3. Tanda dan gejala 1. Kaji pengetahuan
dari 8 tanda dan DM yaitu sering keluarga tentang
gejala DM. kencing, sering tanda dan gejala
haus, rasa gatal, DM.
mudah lelah, luka 2. Diskusikan dengan
yang sulit sembuh keluarga tentang
atau infeksi pada tanda dan gejala
kulit, pandangan DM dengan
kabur, dan menggunakan
kesemutan atau lembar balik dan
baal. leaflet.
3. Beri kesempatan
keluarga untuk

33
bertanya.
4. Berikan
reinforcement
positif
4. Keluarga mampu 4. Pencegahan DM 1. Kaji pengetahuan
menyebutkan 5 antara lain keluarga tentang
dari 7 cara menerapkan pola pencegahan DM.
pencegahan DM. hidup sehat 2. Diskusikan dengan
terapkan pola keluarga tentang
makan yang baik cara pencegahan
dan sehat, jaga DM dengan
kondisi mental menggunakan
spiritual, lembar balik dan
melakukan leaflet.
aktifitas fisik 3. Keluarga bersama
secara rutin, jaga perawat
berat badan ideal, mengidentifikasi
jauhi rokok, dan anggota keluarga
minuman alkohol yang mengalami
serta komsumsi DM.
berbagai herbal 4. Beri kesempatan
yang dapat keluarga untuk
mencegah DM. bertanya.
5. Evaluasi kembali
pengertian,
penyebab, tanda
dan gejala dan

128
pencegahan DM
pada keluarga.
6. Berikan pujian
kepada keluarga
atas jawaban yang
benar.
1. Keluarga mampu 1. Keluarga memberi
2. Setelah mengambil keputusan untuk 1. Kaji keputusan
dilakukan keputusan dalam merawat anggota yang diambil
kunjungan 1 merawat anggota keluarga dengan keluarga.
x50 menit keluarga dengan masalah DM. 2. Diskusikan dengan
keluarga DM. keluarga tentang
mampu komplikasi dari
memutuskan DM.
untuk 3. Bimbing dan
merawat motivasi keluarga
anggota untuk mengambil
keluarga dalam menangani
dengan DM. masalah DM.
4. Evaluasi kembali
yang tentang
keputusan yang
telah dibuat.
5. Beri pujian atas
keputusan yang
diambil keluarga
dalam mengatasi
masalah DM pada

33
keluarga.
3. Setelah
dilakukan 1. Keluarga 1. Keluarga 1. Kaji pengetahuan
kunjungan mampu merawat mampu keluarga tentang
1x50 menit anggota memahami cara merawat
keluarga keluarga dengan bagaimana anggota keluarga
mampu diabetes mellitus perawatan DM dengan DM.
merawat dan mampu dan mampu 2. Diskusikan dengan
anggota mendemonstrasi menyebutkan 3 keluarga tentang
keluarga kan bagaimana dari 5 cara merawat anggota
dengan DM. cara mengatasi mengatasi keluarga dengan
DM. masalah DM DM.
yaitu 3. Jelaskan dan
manajemen demonstrasikan
diet, aktivitas pada keluarga
dan olahraga mengenai cara
(senam DM dan mengatasi masalah
senam kaki), DM.
pengobatan, 4. Evaluasi kembali
manajemen tentang cara
stress, dan merawat dan
pemeriksaan mengatasi DM.
berkala kadar 5. Berikan
gula darah. kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
6. Berikan pujian pada
keluarga atas

130
jawaban yang
benar.

4. Setelah 1. Keluarga dapat 1. Keluarga mampu 1. Kaji pengetahuan


dilakukan menciptakan dan memodifikasi keluarga tentang
kunjungan memodifikasi lingkungan untuk lingkungan yang
1x50 menit lingkungan yang merawat anggota nyaman untuk
keluarga dapat membantu keluarga dengan anggota keluarga
mampu dalam perawatan memelihara DM.
memodifikasi anggota keluarga lingkungan rumah 2. Diskusikan bersama
dan dengan DM. misalnya menjaga keluarga bagaimana
menciptakan ruangan rumah lingkungan yang
lingkungan tidak licin terutama nyaman dan sehat
yang sehat dapur dan kamar untuk anggota
untuk mandi, keluarga dengan
menunjang menggunakan alas DM.
kesehatan kaki saat berjalan 3. Evaluasi kembali
keluarga. ke luar rumah dan tentang bagaimana
tidak meletakkan lingkungan yang
benda tajam di dapat menunjang
sembarangan kesehatan anggota
tempat. keluarga yang sakit.
4. Beri kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
5. Berikan pujian pada
keluarga.

33
5. Setelah 1. Keluarga 1. Keluarga 1. Kaji pengetahuan
dilakukan 1x50 mampu mampu keluarga tentang
menit menyebutkan memanfaatka apa saja fasilitas
keluarga mampu apa saja n fasilitas kesehatan yang
menggunakan dan fasilitas kesehatan ada dan apa
memanfaatkan kesehatan yang yang ada manfaat fasilitas
fasilitas kesehatan ada dan apa dalam kesehatan
yang ada. keuntungan melakukan tersebut.
membawa perawatan 2. Diskusikan
anggota pada bersama keluarga
keluarga yang keluarga apa
sakit ke fasilitas dengan saja fasilitas
kesehatan. masalah DM kesehatan yang
yaitu dengan ada dan
membawa bagaimana
anggota memanfaatkan
keluarga fasilitas
untuk kontrol pelayanan
dan berobat kesehatan
ke tersebut.
puskesmas,ru 3. Evaluasi kembali
mah bidan fasilitas kesehatan
dan RS serta yang
keluarga bisa
memahami digunakan dan
apa bagaimana
keuntungann memanfaatkan fasilitas
ya. kesehatan pada

132
semua
anggota keluarga.
4. Berikan
kesempatan keluarga
untuk
bertanya.

33
2 Nutrisi kurang dari Setelah dilakukan TUK : 1) Diabetes Edukais Diet :
kebutuhan tubuh tindakan 1. keluarga 1) Keluarga mellitus 1. Kaji pengetahuan
berhubungan keperawatann 3x mampu mampu adalah diet keluarga tentang
dengan 30 menit sehari mengenal menyebutkan yang pengertian, tujuan,
ketidakmampuan kunjungan rumah dan defenisi diet digunakan diet diabetes
keluarga merawat keluarga ny. S memahami pada diabetes untuk mellitus
anggota keluarga diharapkan diit pada mellitus dengan penderita 2. Diskusikan dengan
yang sakit keluarga mampu pasien bahasa sendiri. DM atau gula keluarga tentang
mengenal dan diabetes 2) Keluarga adarah tinggi pengertian diit
memahami mellitus mampu untuk diabetes mellitus
bagaimana menyebutkan 4 meminimalka dengan
pengaturan diet dari 5 tujuan n gejala dan menggunakan
DM diit pada komplikasi lembar leaflet
diabetes berbahaya 3. Beri kesempatan
mellitus dengan 2) Tujuannya keluarga untuk
bahasa sendiri. yaitu supaya bertanya
mempertahan 4. Berikan
kan kadar reinforcement
gula dalam positif
batas normal
.Tujuan diit
diabetes 1. Kaji pengetahuan
antara lain keluarga tentang
mencapai dan tujuan diit DM.
mempertahan 2. Diskusikan dengan
kan kadar keluarga tentang
glukosa tujuan diit DM
darah dengan
mendekati menggunakan

134
normal, lembar leaflet.
mencapai dan 3. Beri kesempatan
mempertahan keluarga untuk
kan lipid bertanya.
mendekati 4. Berikan
normal, reinforcement
mencapai positif
berat badan
normal,
mencegah
komplikasi
kronik,
meningkatka
n kualitas
hidup
sehingga
dapat
melakukan
pekerjaan
seharihari
seperti biasa

1. Makanan
yang baik
dikonsumsi
penderita
diabetes
2. keluarga 1. Keluarga antara lain

33
mampu mampu makanan
merawat menyebutkan 5 yang terbuat
anggota dari 8 macam – dari biji- 1. Kaji pengetahuan
keluarga macam bijian utuh keluarga tentang
dengan makanan yang atau makanan yang baik
DM. baik karbohidrat untuk penderita
dikonsumsi kompleks DM.
penderita seperti nasi 2. Diskusikan dengan
diabetes merah, keluarga makanan
mellitus dengan kentang yang baik untuk
bahasa sendiri. panggang, penderita DM
oatmeal, roti dengan
dan sereal menggunakan
dari biji- lembar leaflet.
bijian utuh; 3. Beri kesempatan
daging tanpa keluarga untuk
lemak yang bertanya.
dikukus, 4. Berikan
direbus, reinforcement
dipanggang, positif
dan dibakar;
sayursayuran
yang diproses
dengan cara
direbus,
dikukus,
dipanggang
atau
dikonsumsi

136
mentah.
Sayuran yang
baik
dikonsumsi
untuk
penderita
diabetes
diantaranya
brokoli dan
bayam;
buahbuahan
segar;
kacang-
kacangan,
termasuk
kacang
kedelai
dalam bentuk
tahu yang
dikukus,
dimasak
untuk sup
dan ditumis;
popcorn
tawar;
produk
olahan susu
rendah lemak
dan telur;

33
ikan seperti
tuna, salmon,
sarden dan
makarael

1. Keluarga
memberi
keputusan
untuk
merawat
1. Keluarga anggota
mampu keluarga
mengambil dengan
keputusan masalah DM.
dalam merawat
anggota
3. Keluarga keluarga
mampu dengan DM.
mengambil
keputusan
dalam
merawat
anggota 1. Kaji keputusan
keluarga yang diambil oleh
dengan keluarga.
DM. 2. Diskusikan dengan
1. Keluarga keluarga tentang

138
mampu komplikasi dari
memodifikasi DM.
lingkungan 3. Bimbing dan
untuk motivasi keluarga
merawat untuk mengambil
1. Keluarga anggota keputusan dalam
dapat keluarga menangani masalah
menciptaka dengan DM.
n dan memelihara 4. Evaluasi kembali
memodifika kebersihan tentang keputusan
4. keluarga si rumah yang telah dibuat.
mampu lingkungan (jangan 5. Beri pujian atas
memodifik yang dapat meletakkan keputusan yang
asi dan membantu barang diambil keluarga
menciptak dalam sembarang), untuk mengatasi
an perawatan menggunaka DM pada keluarga.
lingkungan anggota n alas kaki .
yang sehat keluarga saat berjalan 1. Kaji pengetahuan
untuk dengan DM. ke luar dari keluarga tentang
menunjang rumah. lingkungan yang
kesehatan nyaman untuk
keluarga anggota keluarga
dengan DM.
2. Diskusikan
1. Keluarga bersama keluarga
mampu bagaimana
memanfaatka lingkungan nyaman
n fasilitas dan sehat untuka
1. Keluarga kesehatan anggota keluarga

33
mampu yang ada dengan DM.
menyebutkan dalam 3. Evaluasi kembali
apa saja melakukan tentang
fasilitas perawatan bagaimanalingkung
kesehatan yan pada an yang dapat
ada dan apa keluarga menunjang
5. keluarga keuntungan dengan kesehatan anggota
mampu membawa masalah DM kelaurga yang
mengguna anggota yaitu dengan sakit.
kan dan keluarga yang membawa 4. Beri kesempatan
memanfatk sakit ke anggota keluarga untuk
an fasilitas fasilitas keluarga bertanya.
kesehatan kesehatan untuk kontrol 5. Berikan pujian
yang ada. dan berobat pada keluarga.
ke
puskesmas, 1. Kaji pengetahuan
rumah bidan keluarga tentang
dan RS serta apa saja fasilitas
keluarga kesehatan dan apa
memahami manfaat fasilitas
apa kesehatan tersebut.
keuntungann 2. Diskusikan
ya. bersama keluarga
apa saja fasilitas
kesehatan yang ada
dan bagaimana
memanfaatkan
fasilitas kesehatan
pelayanan tersebut.

140
3. Evaluasi kembali
apa saja fasilitas
kesehatan yang bisa
digunakan dan
bagaimana
memanfaatkan
fasilitas pada
semua anggota
keluarga.
4. Berikan
kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
5. Berikan pujian
pada keluarga.

33
3 Kesiapan Setelah dilakukan TUK 1. keluarga 2) Diabetes 2) Kaji pengetahuan
peningkatan kunjungan rumah 1. Keluarga mampu mellitus keluarga tentang
manajemen sebanyak 2 x 30 mampu mengenal (DM) DM.
kesehatan menit se hari menyebutk masalah DM merupaka 3) Diskusikan dengan
berhubungan keluarga mampu an definisi n kondisi keluarga tentang
dengan mengenal dan DM kadar pengertian DM
ketidakmampuan memahami dengan gula dengan
keluarga dalam bagaimana bahasa darah menggunakan
merawat anggota perawatan DM. sendiri. sewaktu lembar leaflet.
keluarga yang sakit Keluarga diatas 4) Beri kesempatan
diabetes mellitus mampu 180 keluarga untuk
pada Ny. S menyebutk mg/dl dan bertanya.
an 6 dari 8 gula 5) Beri reinforcement
tanda dan darah positif
gejala DM. puasa
diatas 1. Kaji
2. Keluarga 125 pengetahuan
mampu mg/dl. keluarga
menyebutkan 6 tentang
dari 8 penyebab penyebab DM.
dari DM. 2. Diskusikan
dengan
keluarga
3) Penyebab tentang
DM yaitu penyebab DM
faktor dengan
genetik menggunakan
atau leaflet
keturunan 3. Beri

142
, pola kesempatan
makan keluarga untuk
yang bertanya.
tidak 4. Berikan
3. Keluarga teratur, reinforcement
mampu kurangny positif.
menyebutkan 6 a aktifitas
dari 8 tanda dan fisik atau 1. Kaji pengetahuan
gejala DM olahraga, keluarga tentang
stress, tanda dan gejala
obesitas DM.
atau 2. Diskusikan dengan
kegemuk keluarga tentang
an, tanda dan gejala
obatobata DM dengan
n dan menggunakan
infeksi. leaflet.
3. Beri kesempatan
4) Tanda keluarga untuk
2. keluarga dan bertanya.
mampu gejala 4. Berikan
memutusk 4. Keluarga DM yaitu reinforcement
an untuk mampu sering positif
merawat menyebutkan 5 kencing,
anggota dari 7 cara sering
keluarga pencegahan haus, rasa 1. Kaji pengetahuan
dengan DM gatal, keluarga tentang
DM. mudah pencegahan DM.
lelah, 2. Diskusikan

33
luka yang dengankeluarga
sulit tentang cara
sembuh pencegahan DM
atau dengan
infeksi menggunakan
pada leaflet
kulit, 3. Keluarga bersama
pandanga perawat
n kabur, mengidentifikasi
dan anggota keluarga
kesemuta yang mengalami
n atau DM.
baal. 4. Beri kesempatan
keluarga untuk
5) Pencegah bertanya.
an DM 5. Evaluasi kembali
antara pengertian,
lain penyebab, tanda
menerapk dan gejala dan
an pola pencegahan DM
hidup pada keluarga.
sehat 6. Berikan pujian
terapkan kepada keluarga
1. Keluarga pola atas jawaban yang
mampu makan benar.
mengambil yang baik
keputusan dan sehat,
dalam merawat jaga 1. Kaji keputusan
anggota kondisi yang diambil

144
keluarga mental keluarga.
dengan DM. spiritual, 2. Diskusikan dengan
melakuka keluarga tentang
n aktifitas komplikasi dari
fisik DM.
secara 3. Bimbing dan
rutin, motivasi keluarga
jaga berat untuk mengambil
. badan keputusan dalam
ideal, menangani masalah
jauhi DM.
rokok, 4. Evaluasi kembali
dan yang tentang
3. Keluarga minuman keputusan yang
mampu alkohol telah dibuat.
merawat serta 5. Beri pujian atas
anggota komsums keputusan yang
keluarga i berbagai diambil keluarga
dengan herbal dalam mengatasi
DM 1. Keluarga yang masalah DM pada
mampu dapat keluarga.
merawat mencegah
anggota DM.
keluarga 1. Kaji pengetahuan
dengan diabetes keluarga tentang
mellitus dan cara merawat
mampu anggota keluarga
mendemonstras dengan DM.
ikan bagaimana 1. Keluarga 2. Diskusikan dengan

33
cara mengatasi memberi keluarga tentang
DM. keputusan merawat anggota
untuk keluarga dengan
merawat DM.
anggota 3. Menjelaskan dan
keluarga mendemonstrasikan
dengan pada keluarga
masalah DM mengenai cara
mengatasi masalah
DM.
4. Evaluasi kembali
tentang cara
merawat dan
mengatasi DM.
5. Berikan
kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
6. Berikan pujian
pada keluarga atas
jawaban yang benar

4. keluarga 1. Keluarga 1. Kaji pengetahuan


mampu 1. Keluarga dapat mampu keluarga tentang
memodifik menciptakan memahami lingkungan yang

146
asi dan dan bagaimana nyaman untuk
menciptak memodifikasi perawatan anggota keluarga
an lingkungan DM dan DM.
lingkungan yang dapat mampu 2. Diskusikan
yang sehat membantu menyebutkan bersama keluarga
untuk dalam 3 dari 5 cara bagaimana
menunjang perawatan mengatasi lingkungan yang
kesehatan anggota masalah DM nyaman dan sehat
keluarga keluarga yaitu untuk anggota
dengan DM. manajemen keluarga dengan
diet, aktivitas DM.
dan olahraga 3. Evaluasi kembali
(senam DM tentang bagaimana
dan senam lingkungan yang
kaki), dapat menunjang
pengobatan, kesehatan anggota
manajemen keluarga yang
stress, dan sakit.
pemeriksaan 4. Beri kesempatan
berkala kadar keluarga untuk
gula darah bertanya.
5. Berikan pujian
pada keluarga.

33
1) Keluarga 1. Kaji pengetahuan
5. keluarga 1) Keluarga mampu tentang apa saja
mampu mampu memanfaatka fasilitas kesehatan
mengguna menyebutka n fasilitas yang apa manfaat
kan dan n apa saja kesehatan fasilitas kesehatan
memanfaat fasilitas yang ada tersebut.
kan kesehatan dalam 2. Diskusikan
fasilitas yang ada melakukan bersama keluarga
kesehatan dan apa perawatan apa saja fasilitas
yang ada keuntungan pada kesehatan yang ada
membawa keluarga dan bagaimana
anggota dengan memanfaatkan
keluarga masalah fasilitas kesehatan
yang sakit diabetes tersebut.
ke fasilitas mellitus yaitu 3. Evaluasi kembali
kesehatan dengan apa saja fasilitas
membawa kesehatan yang bisa
anggota digunakan dan
keluarga bagaimana fasilitas
untuk kontrol kesehatan pada
dan berobat semua anggota
ke keluarga.
puskesmas, 4. Beri kesemapatan
rumah bidan keluarga untuk
dan RS serta bertanya.
keluarga Berikan pujian pada
memahami keluarga.
keuntungann
ya

148
3.1 Implementasi Keperawatan Keluarga

Tabel 3.8 Implementasi Keperawatan Keluarga

No. Diagnosa keperawatan Implementasi Evaluasi


hari/ta
nggal
Penga
kian
1 1. TUK 1
Defisit pengetahuan ➢ Menjelasakan pada keluarga
Senin, berhubungan dengaan Ny.S tentang pengertian dan • S: klien mengatakan sudah
4/10/2 ketidakmampuan keluarga penyebab, tanda dan gejala, paham tentang pengertian dan
011 mengenal masalah kesehatan DM penyebab dari DM tujuan dari diet
pada Ny.S menggunakan leaflet • O : klien tampak menjawab
➢ Mengkaji pengetahuan dan dengan antusias
tujuan pada keluarga Ny.S • A: TUK 1 tercapai, keluarga
➢ Ny. S menjawab : ny.s mampu mengenal
• Pengertian dari DM pengertian diet dan tujuannya
adalah penyakit gula • P: intervensi tuk 2, keluarga
darah yang tinggi setuju mau mengatur pola
• Penyebab yaitu karena makan ny.s dilanjutkan
konsumsi gula
berlebihan
• Tanda dan gejala :
sering haus, kencing
berlebihan,
• S : klien megatakan akan

33
mengatur pola makan sehat dan
diet dm
2. TUK 2 • O : klien tampak mengulang
➢ Menjelaskan pada keluarga ny.s kembali apa yang sudah
tentang komplikasi dari DM dijelaskan tentang makanan
➢ Membimbing dan memotivasi yang harus di konsmsi
keluarga untuk berperan dalam • A : Tuk 2 keluarga ny. S akan
menangani masalah diabetes mengatur pola makan, masalah
mellitus. teratasi sebagian, secara
➢ Mengkaji pengetahuan keluarga kognitif sudah terpenuhi namun
ny. S tentang komplikasi dari psikomotor belum bisa dikaji
DM • P : intervensi TUK 3, keluarga
• Keluarga mengatakan mampu merawat anggota
termotivasi untuk keluarga yang sakit
merawat Ny. S agar
terhindar dari
komplikasi DM lebih
lanjut

• S: keluarga ny.s mengatakan


akan merawat Ny.s
3. TUK 3 • O: keluarga klien tampak
➢ Menjelaskan dan menjawab dengan antusia
mendemonstrasikan pada • A : Tuk 3 tercapai, keluarga
keluarga mengenai cara Ny. S sepakat mau merawat
mengatasi masalah diabetes Ny s
mellitus dengan cara • P : intervensi keluarga ny.s
manajemen diet, aktivitas, memodifikasi lingkungan yang
pengobatan, manajemen stress, sehat dilajutkan

150
pemeriksaan kadar gula darah.
• Keluarga Ny. S tampak
dapat menyebutkan cara
mengatasi masalah
diabetes mellitus yaitu
makan makanan yang
tidak mengandung
banyak gula • S : Keluarga ny. S mengatakan
akan mulai merubah pola
makan secara terarur
Tuk 4 • Ny. S mengatkan setuju untuk
➢ Mendiskusikan bersama tetap melakukan aktifitas fisik
keluarga bagaimana lingkungan setiap hari
yang nyaman dan sehat • O : keluarga tampak antusias
• Keluarga Ny. S tampak menjawab mau merubah
dapat menyebutkan kebiasaan pola makan teratur
sebagian pencegahan • A : Tuk 4 keluarga ny.s
dengan cara mengontrol memodifikasi lingkunga yang
gula darah sehat tercapai sebagian, secara
• Keluarga ny.s tampak kognitif sudah terpenuhi namun
setuju untuk psikomotor belum bisa dikaji
mengantararkan Ny. S • P : intervensi keluarga ny.s
control gula darah secara memanfaatkan fasilitas
teratur pelayanan kesehatan
dilanjutkan , tetap lakukan
observasi pola makan ny.s

33
• S : klien mengatakan rutin
minum obat diabetes pagi
sebelum makan
TUK 5 • O : klien tampak menunjukkan
➢ Mendiskusikan bersama obat B- complex, simvastatin
keluarga apa saja fasilitas yang sering diminum
kesehatan yang ada dan • A: masalah teratasi, keluarga
bagaimana memanfaatkan ny. S mampu memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan fasilitas pelayanan kesehatan
tersebut. • P : tetap lakukan pemantauan
ny.s rutin minum obat diabetes

152
2 Resiko komplikasi berhubungan TUK 1 • S : Ny.s mengatakan sudah memahami
dengan ketidak mampuan ➢ Menjelaskan pada keluarga komplikasi DM
keluarga merawat anggota akibat lanjut apabila Diabetes • O : klien tampak mengulang kembali
keluarga yang sakit Melitus tidak diobati dengan komplikasi dari DM
baik dengan berdiskusi bersama • A : Tuk 1 tercapai, keluarga Ny.s
keluarga, penyakit-penyakit mampu mengenal komplikas dari DM
yang dapat menyebabkan • P : intervensi Tuk 2, dilanjutkan
koplikasi DM, dan keluarga Ny. S memutuskan untuk
pencegahannya merawat ny. S
➢ Mengkaji pengetahuan keluarga
Ny.s tentang komplikasi
• Keluarga Ny.s
mengatakan komplikasi
yaitu akibat dari tidak
menjalani pencegahan
DM secara teratur.
• Contoh penyakit yaitu
jantung, kerusakan mata
• Pencegahan : kontrol
gula darah

TUK 2

➢ Menjelaskan pada keluarga ny.s • S : Keluarga mengatakan


tentang komplikasi DM yang termotivasi untuk merawat Ny.
mungkin terjadi pada Ny. S S agar terhindar dari
➢ Membimbing dan memotivasi komplikasi DM lebih lanjut.
keluarga untuk berperan dalam • O : keluarga Ny.s tampak

33
menangani masalah diabetes menjawab pertanyaan dengan
mellitus. antusias
➢ Mengkaji pengetahuan keluarga • A : Tuk 2 terpenuhi sebagian ,
ny. S tentang komplikasi yang secara kognitif sudah terpenuhi
mungkin terjadi dari DM namun psikomotor belum bisa
• Keluarga mengatakan dikaji
kadang- kadang kalau • P : intervensi dilanjutkan,
kontrol TD kadang – keluarga ny.s mampu merawat
kadang tinggi anggota keluarga yang sakit

TUK 3

➢ Menjelaskan dan • S : keluarga ny.s mengatakan


mendemonstrasikan pada mau merawat ny.s
keluarga mengenai cara • Ny.s mengatakan setuju untuk
mengatasi masalah komplikasi melakukan pemeriksaan
dengan cara selain mengontrol tekanan darah pada ny.s
gula darah, kontrol juga • O : TD = 130/80
Tekanan darah dan kolestrol • A : Tuk 3, masalah teratasi,
• Keluarga Ny. S tampak keluarga ny.s mau merawat
dapat menyebutkan 3 Ny.s
cara mengatasi • P : intervensi dilanjutkan TUK
komplikasi DM 4 keluarga ny. S memodifikasi
lingkungan yang sehat

TUK 4
➢ Mendiskusikan bersama

154
keluarga bagaimana lingkungan
yang nyaman
• Keluarga Ny. S tampak
dapat menyebutkan • S : Keluarga ny. S mengatakan
bagaimana lingkungan Keluarga mengatakan sudah
yang nyaman dan sehat paham memodifikasi
untuk anggota keluarga. lingkungan akan terus
Yaitu gaya hidup yang sehat melakukan pemeriksaan TD
(Mengontrol Tekanan • O : keluarga tampak antusias
darah dan kolestrol ) menjawab
• Keluarga Ny. S • A : Tuk 4 keluarga mampu
mengatakan akan memodifikasi lingkungan yang
mengantarakan ny.s sehat tercapai sebagian, secara
untuk mengontrol kognitif sudah terpenuhi namun
tekanan darah di psikomotor belum bisa dikaji
puskesmas • P : intervensi dilanjutkan TUk
5 ,mendiskusikan keluarga ny.
S memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan, tetap
lakukan observasi keluarga ny.s
melakukan pemeriksaan TD

33
TUK 5
➢ Mendiskusikan bersama • S : Ny. S mengatakn selalu
keluarga apa saja fasilitas rutin kontrol tekanan darah di
kesehatan yang ada dan puskesmas
bagaimana memanfaatkan • O : klien tampak menjawab
fasilitas pelayanan kesehatan dengan antusias
tersebut. • A: masalah teratasi, keluarga
• Keluarga tampak paham ny. S mampu memanfaatkan
tentang pentingnya fasilitas pelayanan kesehatan
fasilitas kesehatan dan • P :maslah teratasi, tetap
pemanfaatannya lakukan pemantauan kontrol
tekanan darah ny.s

156
3 Kesiapan peningkatan Keluarga tampak paham tentang • S: Ny. S mengatakan sudah
manajemen kesehatan keluarga pentingnya fasilitas kesehatan dan paham tentang pengertian,
berhubungan dengan pemanfaatannya penyebab, tanda dan gejala.
ketidakmampuan keluarga Mahasiswa melelakukan pendikakn pencehagahan dari diet
merawat anggota keluarga yang kesehatan tentang Gizi dan Prinsip • O : klien tampak menjawab
sakit pengelolaan pola 3 J ( jumlah kalori, dengan antusias
jadwal makan, jenis makanan ) bagi • A: TUK 1 tercapai, keluarga
penderita Diabetes menggunkan leaflet ny.s mampu mengenal proses
penyakit
1. TUK 1 • P: intervensi keluarga ny. S
➢ Menjelasakan pada keluarga setuju mau merawat ny.s
Ny.S tentang pengertian dan dilanjutkan
tujuan dari diet DM
menggunakan leaflet
➢ Mengkaji pengetahuan dan
tujuan pada keluarga Ny.S
• Ny. S menjawab
Pengertian dari diet
adalah supaya menjaga
jumlah gula dalam darah
• Tujuannya yaitu gula
normal

2. TUK 2
➢ Menjelaskan pada keluarga ny.s • S : Keluarga mengatakan
tentang makanan yang baik termotivasi untuk merawat Ny.
untuk dikonsumsi Ny. S ada 8 S agar terhindar dari
➢ Mengkaji pengetahuan keluarga komplikasi DM lebih lanjut.
ny. S tentang makanan yang • O : keluarga Ny.s tampak

33
baik untuk dikonsumsi mengulang kembali komplikasi
• Keluarga Ny.s dari DM
menjawab seperti • A : Tuk 2 terpenuhi sebagian
mengkonsmusi sayur keluarga ny.s ingin merawat
bening, beras meras ny.s secara kognitif sudah
merah terpenuhi namun psikomotor
belum bisa dikaji
• P : intervensi tuk 3

• S : keluarga Ny.s setuju untuk


melakukan pemeriksaan gula
darah
3. TUK 3 • O : GDS sewaktu = 186 mg/
dL
➢ Menjelaskan tentang komplikasi • A : Tuk 3, masalah teratasi,
dari DM keluarga ny.s mau merawat
➢ Mengkaji pengetahuan klien Ny.s
keluarga Ny.s tentang • P : intervensi TUK 4, keluarga
komplikasi DM ny.s memodifikasi lingkungan
➢ Memberikan dukungan kepada yang sehat dilanjutkan
kepada keluarga ny.s untuk
merawat ny. S
• Keluarga ny. S
menjawab komlikasinya
adalah penyakut jantung

158
dan mata rabun

4. TUK 4

➢ Menjelaskan kepada keluarga


tentang lingkungan yang
nyaman bagi penderita DM
➢ Mengkaji pengetahuan klien • S : Keluarga ny. S mengatakan
tentang lingkungan Keluarga mengatakan sudah
• Keluarga Ny. S paham memodifikasi
mengatakan mau lingkungan
mengatur diet pad any. s • O : keluarga tampak antusias
• Keluarga ny. S menjawab
mengartakan setuju • A : Tuk 4 keluarga ny.s
untuk mengatur pola memodifikasi lingkungan yang
makan yang sehat pada sehat tercapai sebagian, secara
ny. S dan terus kognitif sudah terpenuhi namun
melakukan aktifitas psikomotor belum bisa dikaji
fisik/ olahraga • P : intervensi TUK 5 keluarga
ny.s memanfaatkan fasilitas
5. Tuk 5 pelayanan kesehatan
dilanjutkan , tetap lakukan
➢ Menjelaskan pada keluargan ny. observasi keluarga ny.s
S tentang menggunakan dan memodifikasi lingkungan yang
memanfaatkan fasilitas sehat
pelayanan kesehatan
➢ Mengkaji bagaimana keluarga
ny. S memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan

33
• Keluarga ny. S
mengatakan bisanya ny. • S : Ny. S mengatakn selalu
Mengambil obat di rutin kontrol gula darah di
puskesmas jika sudah puskesmas
habis biasanya sebulan • O : klien tampak menjawab
sekali untuk ambil obat dengan antusias
• A: masalah teratasi, keluarga
ny. S mampu memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan
• P :maslah teratasi, tetap
lakukan pemantauan keluarga
ny. S memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan

160
BAB IV
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

4.1.1 Gambaran Kasus

Dalam studi kasus ini dipilih 1 penderita Diabetes Melitus


dalam 1 keluarga sebagai subyek studi kasus. Kunjungan keluarga
dilakukan pada keluarga Ny. S dengan diabetes mellitus. Kunjungan
dimulai pada tanggal 4 oktober 2021 sampai 9 oktober 2021.
Kunjungan dilakukan 3x 40 menit dalam sehari. Lokasi pengkajian di
rumah keluarga Ny.S di area puskesmas Antara, BTN Antara No. C8/
04 .

4.1.2 Interpretasi Hasil Studi Kasus

A. Pengkajian Keperawatan Keluarga

a) Identitas data

Keluarga Ny. S merupakan salah satu keluarga yang tinggal di


jalan BTN Antara No. C8/04. Dimana Ny. S sehari-harinya sebagai
penjual di warungnya. Ny.S berusia 70 tahun, memiliki suami
berinsial Tn.A yang sudah meninggal. Mereka memiliki anak
berjumlah 3 orang, 2 laki – laki dan 1 perempuan, namun An.S sudah
meninggal karena menderita penyakit diabetes mellitus.Keluarga Ny.S
merupakan keluarga tipe keluarga single parent. Dimana keluarga
Ny.S merupakan keluarga dengan suku Jawa, beragama Islam dan
memiliki pendapatan 1.500.000/bulan dari gaji pensiunamn.
sedangkan An.M bekerja sebagai karyawan di pesantren

171
pendapatannya 1.000.000/bulan Rekreasi yang dilakukan oleh
keluarga Ny.S adalah mudik ke kampung pada saat Idul Fitri jika
tidak ada covid – 19.

b) Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga Ny.S adalah tahap keluarga dengan


keluarga dalam masa pension dan tahap perkembangan keluarga yang
belum terpenuhi adalah. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan
pasangan. Riwayat Ny. S pernah dirawat di rumah sakit sekitar 6 tahun
yang lalu dengan keluhan lemas dan pusing. Setelah di cek GDS Ny. S
ternyata GDS Ny.S 350 mg/dL. Sehingga Ny. S dirawat inap di rumah
sakit selama 3 hari dan hingga saat ini Ny. S masih mengomsumsi
obat DM yaitu vitamin B complex, simvastatin dan glimeperide
namun Ny. S teratur minum obat di pagi hari.

Ny. S memilki 3 bersaudara terdiri dari 2 perempuan dan 1 laki-


laki. Ny. S mempunyai penyakit DM yang merupakan penyakit
keturunan dari bapak Ny. S yang kini telah meninggal. Selain Ny. S
yang menderita DM, suami dan anaknya juga menderita DM dan telah
meninggal

c) Data lingkungan

Rumah Ny.S adalah rumah permanen, lantai tehel dengan luas 20x15
m dengan atap menggunakan seng. Ada 4 kamar dalam rumah Ny.S. 1
kamar utama dan 3 lagi kamar anak-anak. Ada 1 dapur dan 1 kamar
mandi di depan rumah. Ada warung di depan rumah, jamban di dalam

162
kamar mandi, dapur, gudang, dan ruang tamu. Saluran pembuangan
dialirkan ke tempat pembuangan .

Ny. S mengikuti kegiatan kerja bakti di lingkungan rumah.


Hubungan bersama antar tetangga terjalin baik, saling menghormati
dan kerukunan terjalin. Ny. S lahir di Jawa dan dibesarkan di Jawa
namun semenjak menikah dengan Tn. A mereka pindah dan menetap
di Makassar.

Perkumpulan anggota keluarga biasanya dilaksanakan pada saat


makan siang dan malam hari sewaktu makan malam. Dan kegiatan
yang ada di lingkungannya juga sering keluarga Ny.S mengikutinya.
Keluarga Ny.S kalau ada yang sakit, biasanya hanya dibelikan obat.
Sesekali dibawa ke puskesmas kalau tidak kunjung sembuh. Ny.
Sesekali memeriksakan penyakitnya ke pelayanan kesehatan.

d) Struktur Keluarga

Komunikasi yang terjalin dalam keluarga Ny.S cukup baik dan


terbuka di mana semua dibicarakan dan diselesaikan bersama. Antar
anggota keluarga saling menghormati dan menghargai dan
pengambilan keputusan berdasarkan keputusan bersama. Ny.S
berperan sebagai kepala keluarga dan sebagai ibu rumah tangga dan
An. M dan An. W berperan sebagai anak. Keluarga Tn. A menerapkan
nilai dan norma keluarga yang berlaku menurut ajaran agama Islam
dan budaya yang berlaku dan aturan yang ada di masyarakat.

Keluarga Ny.S saling menyayangi dan saling peduli dan keluarga

171
Ny.S mengatakan tidak ada masalah dengan tetangga maupun
masyarakat sekitar tempat tinggal keluarga Ny.S. Dalam perawatan
keluarga Ny.S mampu mengenal penyakitnya dan bisa memutuskan
tindakan yang tepat bagi anggota keluarga yang sakit ini terbukti dari
hasil wawancara keluarga Ny.S bisa menyebutkan penyakitnya dan
mampu menjelaskan secara rinci sebab dan akibat dari penyakit DM,
namun dalam merawat anggota yang sakit keluarga Ny.S belum
mampu karena masih membiarkan Ny.S mengkonsumsi makanan
tinggi gula.

Keluarga Ny.S mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada


terbukti Ny.S sesekali memeriksakan kesehatannya ke fasilitas
kesehatan yang ada. Kondisi rumah Ny. S cukup bersih, pencahayaan
cukup, namun lantai rumah bagian dapur Ny. S sering licin jika tidak
membersihkannya. Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, keluarga
Ny.S menggunakan penghasilan yang diperoleh untuk kebutuhan.

e) Stress dan koping keluarga

Ny. S khawatir mengenai keluhan yang penyakit DM terutama


penglihatan kabur dan Diastol sesekali tinggi. Stressor jangka panjang
yang dihadapi Ny. S adalah takut komplikasi dari diabetes yang akan
menganggu kesehatannya dan ekonomi keluarga.
Untuk mengatasi kekurangan ekonomi keluarga, Ny. S membuka
warung dan untuk masalah kesehatan selain membeli obat dan kalau
sakit berlanjut dibawa ke puskesmas. Jika ada masalah yang tidak bisa
diselesaikan Ny.S dan keluarga tetap mencari jalan keluar dengan
musyawarah dan Ny. S juga menerima apapun yang terjadi pada

164
dirinya terkait dirinya terkait penyakitnya, karena Ny. S yakin semua
diatur oleh Allah SWT. Apabila banyak permasalahan yang dihadapi
keluarga Ny.S akan minta bantuan keluarga terdekat.

f) Harapan Keluarga
Keluarga Ny.S berharap dengan adanya petugas kesehatan yang
mengunjunginya, akan ada perubahan tingkah laku yang dapat
dilakukan oleh Ny. S dan keluarga dalam menunjang peningkatan
kesehatan keluarga.

g) Analisa Data
Setelah dilakukan pengkajian pada keluarga Ny.S maka data yang didapat
dianalisa guna mendapatkan gambaran dan masalah keperawatan yang
ada pada keluarga Ny.S setelah masalah keperawatan didapat pada
keluarga Ny.S

B. Diagnosa Keperawatan

Setelah analisa data berdasarkan hasil pengkajian, maka terdapat masalah


diagnosa keperawatan keluarga yaitu:

1. Defisit pengetahuan berhubunngan dengan ketidakmampuan


keluarga mengenal masalah kesehatan diabetes mellitus pada Ny.
S.
2. Resiko komplikasi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang sakit diabetes mellitus pada
Ny. S.
3. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan keluarga

171
berhubungan dengan Ketidak mampuan keluarga mengenal
komplikasi DM

Setelah diagnosa keperawatan ditetapkan maka diprioritaskan


berdasarkan sifat masalah, kemungkinan masalah untuk diubah, potensial
masalah untuk dicegah, dan menonjolnya masalah dikalikan bobot nilai
masing-masing kriteria.

C. Intervensi Keperawatan Keluarga

Intervensi keperawatan dirumuskan berdasarkan diagnosa yang telah


didapatkan, berdasarkan tujuan umum dan tujuan khusus yang dilengkapi
dengan kriteria dan standar, untuk intervensi yang direncanakan dengan
tujuan.
1. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan diabetes mellitus,
diet diabetes mellitus, dan komplikasi diabetes mellitus dengan
cara gali pengetahuan keluarga tentang diabetes mellitus, diet dan
komplikasi diabetes mellitus dan melakukan penyuluhan diabetes
mellitus, diet diabetes mellitus dan komplikasi diabetes mellitus.
2. Keluarga mampu mengambil keputusan dengan mendiskusikan
tindakan yang harus dilakukan jika terjadi masalah kesehatan
dalam keluarga.
3. Keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan masalah
kesehatan diabetes mellitus dengan cara mengingatkan untuk
minum obat dan diskusi mengenai makanan untuk penderita
diabetes mellitus dan demonstrasi tindakan perawatan luka.
4. Keluarga mampu menata lingkungan rumah dengan memodifikasi
ventilasi, kebersihan serta penataan untuk kenyamanan anggota

166
keluarga yang sakit seperti menjaga agar lantai rumah bagian
dapur dan kamar mandi tidak licin, menganjurkan Ny. S untuk
menggunakan alas kaki saat berjalan ke luar rumah, dan tidak
meletakkan benda tajam di sembarangan tempat.
5. Keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk
mengatasi masalah kesehatan diabetes mellitus.

D. Implementasi Keperawatan Keluarga

Setelah merumuskan intervensi yang disusun, maka langkah


selanjutnya adalah melaksanakan implementasi sesuai dengan intervensi
yang telah dibuat. Dengan sasaran perubahan perilaku baik verbal,
pengetahuan, sikap maupun tindakan/psikomotorik.

1. Defisit pengetahuan berhubunngan dengan ketidakmampuan keluarga


mengenal masalah kesehatan diabetes mellitus pada Ny. S.

Untuk diagnosa tersebut dilakukan 2 kali kunjunga, di tanggal 4 dan 9


oktober 2021. Adapun kegiatan pada saat kunjungan pertama adalah
mengkaji pengetahuan keluarga tentang pengerian, tanda dan gejala
penyebab, dan komplikasi diabetes mellitus, memberikan edukasi
mengenai masalah diabetes mellitus dengan menggunakan leaflet dan
dilanjutkan dengan membimbing dan memotivasi keluarga untuk berperan
dalam mengatasi masalah DM, dilanjutkan dengan menjelaskan pada
keluarga mengenai cara mengatasi masalah DM dengan cara manajemen
diet, aktivitas dan olahraga, pengobatan, manajemen stress, dan
pemeriksaan kadar gula darah. Dilanjutkan dengan mendiskusikan
bersama keluarga bagaimana lingkungan yang nyaman dan sehat misalnya

171
menjaga ruangan rumah tidak licin terutama dapur dan kamar mandi,
menggunakan alas kaki saat berjalan ke luar rumah, dan tidak meletakkan
benda tajam sembarangan tempat. Dilanjutkan kemudian mendiskusikan
bersama keluarga apa saja fasilitas kesehatan yang ada dan bagaimana
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan tersebut.

Dan pada saat kunjungan kedua dilakukan pemeriksaan GDS sewaktu


hasilnya 148 mg/dL

2. Resiko komplikasi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga


dalam merawat anggota keluarga yang sakit diabetes mellitus pada Ny.
S.

Untuk diagnosa tersebut dilakukan 2 kali kunjungan, di tanggal 6 dan


9 oktober 2021. Adapun kegiatan pada saat kunjungan pertama adalah
mengkaji dan menjelaskan tentang komplikasi lanjutan jika tidak diobati
dengan baik, menjelaskan cara mengontrol gula darah, kontrol juga
kolestrol dan tekanan darah, mendiskusikan bagimana lingkungan yang
nyaman, mendiskusikan bersama keluarga bagaimana memanfaatkan
fasilitas keehatan

Dan pada saat kunjungan kedua adalah mengontrol teknan darah klien yaitu
140/90 mmhg

3. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan keluarga berhubungan


dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit

168
Untuk diagnosa tersebut dilakukan 2 kali kunjunga, di tanggal 4 dan
6 oktober 2021. Adapun kegiatan pada saat kunjungan pertama adalah :
menjelaskan pengertian diet DM, mengkaji pengetahuan dan tujuan dari
diet, menjelaskan dan mengkaji pengetahuan keluarga ny.s tentang
makanan yang baik untuk di konsumsi, menjelaskan tentang komplikasi
dan mengkaji pengetahuan keluarga ny.s tentang komplikasi
DM,memberikan dukungan kepada keluarga Ny.S untuk merawat Ny.S
menjelaskan dan mengkaji pengetahuan tentang lingkungan yang nyaman,
mengkaji dan menggali pengetahuan kelurga Ny.S tentang memanfaatkan
fasilitas yang ada.
Dan pada saat kunjangan kedua adalah melakukan
pendidikan kesehatan tentang gizi dan prinsip pengelolaan pola 3J
( jumlah kalori, jadwal makan, jenis makanan ) bagi penderita
diabetes mellitus menggunakan leaflet

4.1 Pembahasan Kasus

Berdasarkan hasil asuhan keperawatan keluarga yang dilakukan pada


Ny.S dengan diabetes mellitus di wilayah kerja Puskesmas Antara tanggal 4-
9 Maret 2021, maka dalam hal ini penulis akan membahas kesenjangan
antara teori dengan kenyataan yang diperoleh sebagai hasil pelaksanaan
asuhan keperawatan. Dalam membahas asuhan keperawatan ini, penulis
menggunakan lima tahapan proses keperawatan
yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

4.1.1 Pengkajian
Saat dilakukan pengkajian, Ny. S mengeluhkan sering buang air kecil

171
di malam hari,. Keluhan yang sampaikan oleh Ny. S tersebut sesuai dengan
teori, bahwa diabetes mellitus memiliki gejala antara lain rasa haus yang
berlebihan (polidipsi), sering kencing (poliuri) terutama malam hari, sering
merasa lapar (polifagi), berat badan turun, keluhan lemah, penglihatan jadi
kabur.

Hasil pengkajian pada Ny. S berumur 70 tahun merupakan ibu rumah


tangga yang didiagnosa diabetes mellitus sekitar 6 tahun yang lalu.sedang
melakukan pengobatan selama 1 tahun. Diabetes mellitus yang terjadi pada
Ny. S disebabkan selain faktor keturunan yaitu orang tua laki-laki
mengalami diabetes mellitus ditambah faktor gaya hidup yang tidak sehat
sering mengkomsumsi makanan yang tinggi gula dan mengomsumsi Teh.
Ny.S mendapatkan terapi obat oral yang minum sebelum dan sesudah
makan.

Ny. S menderita diabetes mellitus sudah 6 tahun yang lalu, jika dilihat
dari lamanya menderita diabetes mellitus , pengalaman dalam melakukan
manajemen dalam menghadapi penyakit, seharusnya Ny. S sudah lebih
banyak pengalaman akan tetapi sesuai hasil pengkajian tingkat kepatuhan
diet rendah gula jauh dari yang digarapkan sehingga penyakit DM semakin
rumit.

4.2 Diagnosa keperawatan

Berdasarkan data pengkajian keperawatan tersebut terdapat 3 diagnosa


keperawatan yang ditemukan pada pasien yang sesuai dengan teori yaitu :

1. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan

170
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit diabetes
mellitus pada Ny. S.
2. Resiko komplikasi berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit diabetes
mellitus pada Ny. S.
3. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan keluarga
berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit

Dimana ditukkan data – data berikut :

1. Diagnosa keperawatan yang muncul

Berdasarkan pengkajian yang diperoleh penulis menegakkan diagnosa


keperawatan pertama yaitu Defisit pengetahuan berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan diabetes mellitus
pada Ny. S. Penulis menegakkan diagnosa keperawatan ini didukung oleh
data subjektif yaitu: keluarga mengatakan Ny. S mengatakan tidak tau cara
merawat kaki, ny.s mengatakan bagaimana cara menngontrol gula darah
dengan baik, ny.s mengatakan aktifitasnya hanya masak. Adapun data
objektifnya adalah: Ny.S tampak tidak memperhatikan kesehatan kakinya,
klien tampak tidak tau cara mengontrol gula darah, GDS sewaktu 148 mg/dL,
TD: 130/80 mmHg, N: 80x/menit, S: 37⁰ C, RR: 24x/menit

Diagnosa keperawatan kedua yang penulis temukan pada


keluarga adalah risiko komplikasi berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
diabetes mellitus pada Ny. S. Penulis menegakkan diagnosa
keperawatan ini didukung oleh data subjektif yaitu : Klien
mengatakan kadang-kadang tekanan darahnya naik diastolnya

171
140-150,Klien mengatakan penglihatannya sesekali kabur dan
data subyektifnya : Klien tampak berbicara dengan mata
mengecil, Klien tampak menjawab TD diastolnya dengan
antusias, TTV pada tanggal 6/10/2021 TTV = TD : 140/90 mmhg,
N : 89x/I, P : 21x/I, S : 36⁰c.

Diagnosa keperawatan yang ketiga yang penulis temukan pada


keluarga adalah Peningkatan kesiapan manajemen kesehatan berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Penulis menegakkan diagnosa keperawatan ini didukung oleh data subjektif
yaitu: Klien megatakan , Keluarga Ny.S mengatakan sudah terbiasa makan
ringan pada saat pagi ( minum teh & makan biscuit/ roti) siang dan malam
makan nasi ikan/sayur dan kadang-kadang Daging ), Klien mengatakan BB
turun 1 Kg, keluarga Ny.S mengatakan tidak biasa memperhatikan makanan
yang dimakan ny.s Data Obejektif : keluarga Ny.S tampak tidak
memperhatikan jenis makanan yang diamakan , Klien tampak menyebutkan
makanan/ minuman yang biasa dikonsumsi, BB : 60 kg, TB : 170 cm

2. Diagnosa yang tidak muncul

Dalam kasus ini, penulis tidak memunculkan beberapa diagnosa


keperawatan yang sesuai dengan tinjauan pustaka dikarenakan data yang
diperoleh tidak menunjukkan adanya tanda-tanda yang mendukung diagnosa
keperawatan untuk dimunculkan. Diagnosa keperawatan yang tidak muncul
dalam kasus ini adalah: gangguan rasa nyaman, resiko syok hipovolemik, dan
kerusakan integritas kulit

4.1.2 Intervensi Keperawatan Keluarga

172
Menurut UU Keperawatan No. 38 tahun 2014 perencanaan
merupakan semua rencana tindakan yang dilakukan untuk mengatasi
masalah keperawatan yang diberikan kepada klien. Adapun intervensi
yang dilakukan disesuaikan dengan diagnosa keperawatan keluarga
pada Ny. S yaitu sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan I : Defisit pengetahuan berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
diabetes mellitus pada Ny. S.
Direncanakan sesuai dengan fungsi perawatan keluarga yaitu:
TUK 1 gali pengetahuan keluarga tentang diabetes mellitus dan
memberikan penjelasan kepada keluarga tentang pengertian,
penyebab, gejala, cara pencegahan dan pengelolaan diet makanan,
dan melakukan diskusi dan edukasi mengenai diabetes mellitus
dengan menggunakan lembar leaflet. TUK 2 bimbing dan motivasi
keluarga untuk berperan dalam menangani masalah DM. TUK 3
jelaskan dan demonstrasikan pada keluarga mengenai cara
mengatasi masalah DM dengan cara manajemen diet, aktivitas, dan
olahraga, pengobatan, manajemen stress, pemeriksaan kadar gula
darah. TUK 4 diskusikan bersama keluarga bagaimana lingkungan
yang nyaman dan sehat misalnya menjaga agar lantai dapur dan
kamar mandi tidak licin dan basah, menggunakan alas kaki saat
berjalan ke luar rumah, tidak meletakkan benda tajam di
sembarangan tempat. TUK 5 diskusikan bersama keluarga apa saja
fasilitas kesehatan yang ada dan bagaimana memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan tersebut. Selanjutnya memberikan pujian atas
tindakan yang dilakukan.
2. Diagnosa keperwatan II : Resiko komplikasi berhubungan dengan
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat

171
anggota keluarga yang sakit diabetes mellitus Direncanakan sesuai
dengan fungsi perawatan keluarga yaitu : TUK 1 Keluarga mampu
menyebutkan definisi komplikasi DM dengan bahasa sendiri.
Keluarga mampu menyebutkan 6 dari 8 tanda dan gejala
komplikasi DM., TUK 2 keluarga mampu memutuskan untuk
merawat anggota keluarga dengan komplikasi DM, TUK 3
Keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan komplikasi
DM, TUK 4 keluarga mampu memodifikasi dan menciptakan
lingkungan yang sehat untuk menunjang kesehatan keluarga, TUK
5 keluarga mampu menggunakan dan memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada
3. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan
Ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Direncanakan sesuai dengan fungsi perawatan keluarga yaitu :
TUK 1 keluarga mampu mengenal dan memahami diit pada pasien
diabetes mellitus, TUK 2 keluarga mampu merawat anggota
keluarga dengan DM,TUK 3 Keluarga mampu mengambil
keputusan dalam merawat anggota keluarga dengan DM,TUK 4
keluarga mampu memodifikasi dan menciptakan lingkungan yang
sehat untuk menunjang kesehatan keluarga, TUK 5 keluarga
mampu menggunakan dan memanfatkan fasilitas kesehatan yang
ada.

4.1.3 Implementasi Keperawatan Keluarga

Implementasi merupakan suatu perwujudan dari perencanaan


yang sudah disusun pada tahap perencanaan sebelumnya (NANDA,
2012). Berdasarkan hal tersebut, penulis mengelola klien dan keluarga
dalam implementasi dengan masing-masing diagnosa. Dan

174
implementasi disesuaikan juga dengan tinjauan teori. Adapun
implementasinya berkaitan dengan masalah keperawatan defisit
perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah kesehatan diabetes mellitus, resiko komplikasi
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit diabetes mellitus, kesiapan peningkatan
manajemen kesehatan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan.

Defiit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga mengenal masalah kesehatan diabetes mellitus pada
Implementasi pada diagnosa ini dilakukan pada tanggal 4 dan 9
oktober 2021. Selama 2x30 menit penulis melakukan implementasi
dengan tujuan agar keluarga dapat mengenal masalah klien, membuat
keputusan, merawat anggota keluarga yang sakit, menggunakan
fasilitas kesehatan, dan memodifikasi lingkungan. Untuk diagnosa
pertama ini, penulis mengajarkan mengenal penyakit DM dengan cara
memberikan penyuluhan mengenai DM, membimbing dan memotivasi
keluarga untuk berperan dalam menangani masalah DM, menjelaskan
dan mendemonstrasikan pada keluarga mengenai cara mengatasi
masalah DM dengan cara manajemen diet, aktivitas, olahraga,
pengobatan, manajemen stress, pemeriksaan kadar gula darah,
mendiskusikan bersama keluarga memodifikasi lingkungan yang
nyaman bagi pasien seperti menjaga lantai rumah tetap kering agar
terhindari dari jatuh atau cedera dan tidak meletakkan benda tajam di
sembarangan tempat, dan mendiskusikan fasilitas pelayanan kesehatan
untuk mengontrol kesehatan dan pengobatan.

Risiko komplikasi penyakit DM berhubungan dengan Ketidak

171
mampuan keluarga mengenal komplikasi DM pada Implementasi pada
diagnosa ini dilakukan pada tanggal 4 dan 6 oktober 2021. Selama
2x30 menit penulis melakukan implementasi dengan tujuan agar
keluarga mampu Keluarga mampu menyebutkan definisi komplikasi
DM dengan bahasa sendiri, menyebutkan 6 dari 8 tanda dan gejala
komplikasi DM., keluarga mampu memutuskan untuk merawat
anggota keluarga dengan komplikasi DM, Keluarga mampu merawat
anggota keluarga dengan komplikasi DM, keluarga mampu
memodifikasi dan menciptakan lingkungan yang sehat untuk
menunjang kesehatan keluarga, keluarga mampu menggunakan dan
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.

Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan keluarga


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit diabetes mellitus pada Implementasi pada
diagnosa ini dilakukan pada tanggal 6 dan 9 oktober 2021. Selama
2x30 menit penulis melakukan implementasi dengan tujuan agar
keluarga mampu mengenal dan memahami diit pada pasien diabetes
mellitus, keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan
DM,Keluarga mampu mengambil keputusan dalam merawat anggota
keluarga dengan DM,keluarga mampu memodifikasi dan menciptakan
lingkungan yang sehat untuk menunjang kesehatan keluarga, keluarga
mampu menggunakan dan memanfatkan fasilitas kesehatan yang ada.

176
4.1.3 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan keluarga adalah proses untuk menilai


keberhasilan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatannya
sehingga memiliki produktivitas yang tinggi dalam mengembangkan
setiap anggota keluarga. Sebagai komponen kelima dalam proses
keperawatan, evaluasi adalah tahap yang menentukan mudah atau
sulitnya dalam melaksanakan asuhan keperawatan (Sudiharto, 2012)
a. Evaluasi terhadap diagnosa keperawatan defisit perawatan diri
berhubungan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga dengan sakit diabetes mellitus. Pada diagnosa ini penulis
sudah melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan tinjauan
pustaka yang ada dan dilakukan semaksimal mungkin dengan
tujuan keluarga mampu mengenal dan merawat bagaimana
perawatan DM. Saat dievaluasi keluarga mengatakan sudah paham
mengenai masalah diabetes mellitus, keluarga dapat menyebutkan
makanan yang harus dikurangi, dianjurkan, obat apa saja yang bisa
dikonsumsi untuk mengatasi DM. Keluarga dapat membuat
keputusan mengenai diet yang harus diberikan untuk merawat
anggota keluarga yang sakit, serta apa saja keuntungan dari
pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada untuk menunjang
kesehatan keluarga. Dalam hal ini sudah sesuai dengan tujuan yang
diharapkan oleh penulis yaitu keluarga dapat memahami
bagaimana perawatan anggota keluarga dengan DM, namun
ketidakstabilan kadar gula darah Ny. S belum stabil sehingga
penulis memberikan edukasi kepada keluarga untuk selalu
menjaga pengaturan makanan diet diabetes dan kontrol gula darah
ke fasilitas kesehatan secara teratur, dan mengingatkan keluarga
untuk menjaga kenyamanan lingkungan agar tetap bersih terutama

171
kamar mandi dan dapur supaya tidak licin, menggunakan alas kaki
saat berjalan ke luar rumah dan tidak meletakkan benda tajam di
sembarangan tempat serta ruangan rumah mendapatkan sirkulasi
udara.

b. Evaluasi terhadap diagnosa keperawatan : Risiko komplikasi


penyakit DM berhubungan dengan Ketidak mampuan keluarga
dalam mengenal masalah kesehatan Diabetes mellitus. Pada
diagnosa ini penulis sudah melakukan tindakan keperawatan sesuai
dengan tinjauan pustaka yang ada dan dilakukan semaksimal
mungkin dengan tujuan keluarga mampu menegenal masalah
kesehatan dan merawat anggota keluarga yang sakit saat di
evaluasi keluarga Ny. S mengatakan mampu mengenal masalah
kesehatan, dan mau merawat Ny. S karena ternyata sudah ada
tanda dan gejala komplikasi, Menjelaskan dan mendemonstrasikan
pada keluarga mengenai cara mengatasi masalah komplikasi
dengan cara selain mengontrol gula darah, kontrol juga Tekanan
darah dan kolestrol, Ny S mau melakukan pemeriksaan TD darah,
mendiskusikan bersama keluarga bagaimana lingkungan yang
nyaman Keluarga Ny. S tampak dapat menyebutkan bagaimana
lingkungan yang nyaman dan sehat untuk anggota keluarga.Yaitu
gaya hidup yang sehat (Mengontrol Tekanan darah dan kolestrol ),
keluarga Ny S mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan. Saat di
evaluasi Ny.s mengatakan selain pemeriksaan GDS Ny.S juga
akan melakuakan pemeriksaan kolstrol dan Tekanan darah.

c. Evaluasi terhadap diagnosa keperawatan kesiapan peningkatan

178
manajemen kesehatan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit diabetes
melitus. Pada diagnosa ini penulis sudah melakukan tindakan
keperawatan sesuai dengan tinjauan pustaka yang ada dan
dilakukan semaksimal mungkin dengan tujuan Keluarga tampak
paham tentang : Pendikakn kesehatan tentang Gizi dan Prinsip
pengelolaan pola 3 J ( jumlah kalori, jadwal makan, jenis makanan
) bagi penderita Diabetes menggunkan leaflet. Menjelasakan pada
keluarga Ny.S tentang pengertian dan tujuan dari diet DM
menggunakan leaflet, Mengkaji pengetahuan dan tujuan pada
keluarga Ny.S. saat di kaji keluarga Ny.S sudah paham mnegenai
mengenal masalah diet : pengertian,tujuan, penyebab, tanda dan
gejala, pencehagahan makanan apa saja yang dilakukan pada saat
diet., keluarga nyonya memeutuskan mau merawat Ny.S karena
takut terjadi komplikasi,menjelaskan tentang komplikasi dari DM,
mengkaji pengetahuan klien keluarga Ny.s tentang komplikasi
DM, memberikan dukungan kepada kepada keluarga ny.s untuk
merawat ny. S, Keluarga ny. S menjawab ammpu menjawab
komlikasinya sehingga mau melakukan pemeriksaan GDS.
Keluarga Ny.S ammpu memodifikasi lingkungan. Menjelaskan
kepada keluarga tentang lingkungan yang nyaman bagi penderita
DM, mengkaji pengetahuan klien tentang lingkungan keluarga Ny.
S mengatakan mau mengatur diet pada Ny. S. keluarga Ny. S
mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan, menjelaskan pada
keluargan ny. S tentang menggunakan dan memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan, mengkaji bagaimana keluarga ny. S
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, keluarga ny. S
mengatakan bisanya ny. Mengambil obat di puskesmas jika sudah
habis dan sesekali mengontrol GDS di di puskesmas.

171
BAB V
KESIMPIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan tujuan asuhan keperawatan yang dilakukan


penulis pada keluarga dengan diabetes mellitus di wilayah kerja
Puskesmas Antara kota Makassar , maka penulis memberikan
kesimpulan serta saran untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan
asuhan keperawatan.

5.1 Kesimpulan

Setelah pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada Ny. S


dengan diabetes mellitus tipe II di wilayah kerja Puskesmas Rumbai
Pesisir Pekanbaru, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengkajian Keperawatan Keluarga

Berdasarkan hasil pengkajian ditemukan data bahwa Ny. S


mengeluhkan sering merasa lapar dan haus, sering buang air kecil di
malam hari, Keluhan yang disampaikan oleh Ny. S sesuai dengan
teori tanda dan gejala diabetes mellitus. Dalam pengkajian juga
didapat Ny. S menderita diabetes mellitus sudah enam tahun yang
lalu akan tetapi Ny. S tidak bisa melakukan manajemen kesehatan
diri sehingga terjadi komplikasi, ini dikarenakan anggota keluarga
yang lain juga mengatakan bahwa mereka jarang mengingatkan Ny.
S untuk melakukan diet dan mengontrol Ny.S minum obat teratur
atau tidak., Ny.S sudah tau komplikasi yang dideritanya namun
belum mengetahui bahawa itu gejala itu merupakan komplikasi yang
berkelanjutan jika tidak segera ditanngani.

2. Diagnosa Keperawatan Keluarga

Diagnosa keperawatan yang penulis yang ada pada asuhan


keperawatan keluarga adalah : Defisit pengetahuan berhubungan
dengan sakit diabetes mellitus, resiko komplikasi berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit diabetes mellitus pada Ny. S. dan kesiapan peningkatan
manajemen kesehatan keluarga berhubungan dengan Ketidak
mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit

180
3. Intervensi Keperwatan Keluarga

Intervensi yang direncanakan dirumuskan berdasarkan


diagnosa keperawatan yang didapatkan dari keluarga sesuai dengan
lima fungsi perawatan kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah
kesehatan, memutuskan tindakan yang tepat, merawat anggota
keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan, dan menggunakan
fasilitas pelayanan kesehatan.

4. Implementasi Keperawatan Keluarga

Implementasi untuk diagnosa keperawatan defisit perawatn diri


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
masalah keperawatan diabetes mellitus pada Ny. S, dilakukan 2 kali
kunjungan di lakukan pada tanggal 4 dan 9 oktober 2021.
Implementasi keperawatan keluarga risiko komplikasi berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang sakit diabetes mellitus pada Ny.S dilakaukan 2 kali kunjungan
yaitu pada danggal 4 dan 6 oktober 2020. Implementasi untuk
diagnosa keperawatan kesiapan peningkatan manajemen kesehatan
berhubungan dengan Ketidak mampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit Implementasi pada diagnosa ini
dilakukan pada tanggal 6 dan 9 oktober 2021

5. Evaluasi Keperawatan Keluarga

Evaluasi dilakukan dalam bentuk SOAP. Dan selama penulis


melakukan asuhan keperawatan keluarga penulis mengevaluasi
bahwa secara keseluruhan keluarga telah mampu untuk mengenal
penyakit DM, merawat anggota keluarga dengan DM dengan
pengaturan menu diet DM, memutuskan tindakan yang tepat,
menggunakan fasilitas kesehatan, dan memodifikasi lingkungan yang
nyaman untuk anggota keluarga terutama pada anggota keluarga
yang sakit.

181
5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang bisa penulis berikan yaitu:

6. Bagi Penderita Diabetes Mellitus


Sebaiknya penderita diabetes mellitus lebih aktif dalam
meningkatkan pengendalian gula darah dengan mematuhi diet yang
ditetapkan oleh tenaga kesehatan, menjalani pengobatan dengan baik
dan memeriksakan kadar gula darah sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan oleh tenaga kesehatan.

7. Bagi Keluarga Penderita Diabetes Mellitus


Sebaiknya keluarga harus dapat meningkatkan komunikasi dengan
penderita diabetes mellitus misalnya dengan meluangkan waktu
untuk berdiskusi dengan penderita sehingga motivasi penderita untuk
menjalankan pelaksanaan diabetes mellitus meningkat yang pada
akhirnya dapat meningkatkan pengendalian gula darah.

8. Bagi tenaga medis


Sebaiknya tenaga kesehatan meningkatkan pelayanan bagi penderita
diabetes mellitus tdengan aktif memberikan penyuluhan tentang
penatalaksanaan penyakit diabetes mellitus melalui kegiatan yang
sudah ada di masyarakat.
9. Bagi penulis selanjutnya
Disarankan untuk penulis selanjutnya agar dapat meningkatkan
kemampuan dan pengetahuan dalam memberikan asuhan
keperawatan keluarga yang optimal dan komprehensif serta
bertanggung jawab kepada klien dan keluarga.

182
Daftar Pustaka

Achjar, Komang Ayu Henny. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga.


Denpasar: Sagung Seto.

Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga. Ponorogo: Graha


Ilmu.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2018. Riset Kesehatan


Dasar (RISKESDAS) 2018 Laporan Nasional
2018, (Online).
(http://www.depkes.go.id, diakses pada 27 Januari 2020).

Bakri, Maria H. 2017. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta:


Pustaka Mahardika.

Brunner & Sudarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol 2
Edisi 8.
Jakarta: EGC.

Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. 2016. Profil Kesehatan Kota


Pekanbaru Tahun 2016,(Online).(http://www.depkes.go.id/profil-
kota-Pekanbaru-2016/ diakses 24 Maret 2020).

Imelda, Sonta. 2018. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya


Diabetes Mellitus di Puskesmas Harapan Raya Tahun 2018. Jurnal
Akademi Kebidanan Dharma Husada Pekanbaru (Online) Volume 8,
No. 2 (https://media.neliti.com, diakses 24 Maret 2020).

Izati, Zikra. 2017. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Diabetes


Mellitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kota Padang. Karya
Tulis Ilmiah. Padang: Politeknik Kesehatan Padang.

LeMone, Priscilla, dkk. 2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah


Gangguan Intergumen, Gangguan Endokrin, dan Gangguan
Gastrointestinal Vol 2 Edisi 5. Terjemahan oleh, Bhetsy Angelina, et
al. 2015. Jakarta: EGC.

Oetari, R.A. 2019. Khasiat Obat Tradisional Sebagai Antioksidan


Diabetes.
Yogyakarta: Rapha Publishing.
Padila. 2019. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta:
Nuha Medika.

Rahmawati, Fuji. 2018. Upaya Meningkatkan Dukungan Keluarga


Penderita Diabetes Mellitus Tipe II Dalam Menjalankan Terapi
Melalui Telenursing. Jurnal Keperawatan Sriwijaya, (Online),
Volume 5, No. 2 (https://ejournal.unsri.ac.id, diakses pada 19
Februari 2020)

Sudiharto. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga


dengan Pendekatan Keperawatan Transkultural. Jakarta: EGC.

Tandra, Hans. 2018. Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang
Diabetes.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

TH, M.Clevo Rendy Margaret. 2019. Asuhan Keperawatan Medikal


Bedah dan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.

184
LAMPIRAN

Satuan Acara Penyuluhan ( SAP )


DIABETES MELITUS

Pokok Bahasan : Diabetes Melitus


Sub Pokok Bahasan : Pentingnya Pengetahuan Tentang Diabetes Mellitus
Sasaran : Keluarga Ny.S
Hari/tanggal : Senin, 4 oktober 2021
Waktu : 09.00 WIT
Tempat : Rumah keluarga Ny.S
Waktu :15 menit

Penyuluhan : Anggelina Elsina Ohoitimur

A. Latar Belakang

Diabetes Mellitus (DM) merupakan kategori penyakit


tidak menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan
masyarakat, baik secara global, regional, nasional maupun lokal.
Salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu mengalami
peningkatan penderita setiap tahun di negara-negara seluruh
dunia. Diabetes merupakan serangkaian gangguan metabolik
menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin,
sehingga menyebabkan kekurangan insulin baik absolut maupun
relatif, akibatnya terjadi peningkatan konsentrasi glukosa dalam
darah (Infodatin, 2014; Sarwono, dkk, 2007).

B. Tujuan

a. Tujuan Umum
• Ny.S mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan
mengenai diabetes mellitus, dan bagaimana menjaga pola makan
agar gula darah tidak tinggi.
b. Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang DM diharapkan keluarga Ny.S dapat:

• Menjelaskan apa yang dimaksud dengan diabetes mellitus


• Menjelaskan tanda dan gejala dari diabetes mellitus
• Menjelaskan apa saja faktor risiko diabetes mellitus
• Mengetahui apa saja komplikasi dari diabetes mellitus
• Mengetahui bagaimana pencegahan diabetes mellitus

C. Materi Penyuluhan
• Terlampir

D. Media
• Materi SAP
• Leaflet

E. Metode
• Ceramah
• Tanya jawab
• Diskusi

186
F. Kegiatan Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Peserta

1. 2 Menit Pembukaan: Menjawab salam.


1. Memberi salam. Mendengarkan.
2. Memperkenalkan diri. Mendengarkan.
3. Menyampaikan topik bahasan. Mendengarkan.
4. Menjelaskan tujuan penyuluhan. Mendengarkan dan
5. Melakukan kontrak waktu. memberikan
persetujuan.

2. 8 Kegiatan Inti Menjawab.


Menit a. Melakukan apersepsi Mendengarkan dan
b. Menjelaskan pengertian memperhatikan.
tentang DM
Mendengarkan dan
c. Menjelaskan penyebab DM
mengukuti arahan
d. Menyebutkan tanda dan
gejala DM
e. Menjelaskan cara
penanganan DM
f. Menjelaskan pencegahan
DM
g. Memberikan kesempatan
penghuni untuk bertanya
3. 3 Evaluasi: Bertanya.
Menit 1. Memberikan kesempatan pada Menjawab.
peserta untuk bertanya.
2. Menanyakan kembali pada peserta
tentang materi yang telah diberikan.

4. 2 Penutup: Mendengarkan.
Menit 1. Menyimpulkan materi. Menjawab salam.
2. Memberi salam.

G. Evaluasi

• Standar persiapan : Alat, pengaturan tempat, kesiapan materi


• Standar proses : Strategi yang digunakan dalam penyuluhan
• Standar hasil : Kriteria hasil yang diharapkan dalam
memberikan penyuluhan

Pertanyaan :

1. Apa yang dimaksud dengan diabetes mellitus ?


2. Apa saja tanda dan gejala dari diabetes mellitus?
3. Apa saja faktor risiko diabetes mellitus?
4. Apa saja komplikasi dari diabetes mellitus?
5. Bagaimana pencegahan penyakit diabetes mellitus ?

H. Lampiran

Materi Penyuluhan Diabetes Melitus

188
a. Pengertian Diabetes Melitus

Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis adalah penyakit


dimana kadar gula didalam darah tinggi karena tubuh tidak
dapat melepaskan atau menggunakan insulin. Diabetes Mellitus
klinis adalah suatu sindroma gangguan metabolisme dengan
hiperglikemia yang tidak semestinya sebagai akibat suatu
defisiensi sekresi insulin atau berkurangnya efektifitas biologis
dari insulin atau keduanya (Francis & John 2000).Diabetes
Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan
kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik
absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).Diabetes mellitus adalah
suatu penyakit kronis yang menimbulkan gangguan multi sistem
dan mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan
defisiensi insulin atau kerja insulin yang tidak adekuat. (Brunner
& Sudart 2001) Diabetes Melitus adalah penyakit kelebihan
kadar gula darah di dalam tubuh sehingga terjadi peningkatan
kadar gula darah akibat kekurangan insulin.

b. Klasifikasi Diabetes Melitus

1. DM Tipe I (IDDM)
Penderita sangat bergantung terhadap insulin karena terjadi proses autoimun
yang menyerang insulinnya. IDDM merupakan jenis DM yang diturunkan
(inherited).
2. DM Tipe II (NIDDM)
Jenis DM ini dipengaruhi baik oleh keturunan maupun factor lingkungan.
Seseorang mempunyai risiko yang besar untuk menderita NIDDM jika orang
tuanya adalah penderita DM dan menganut gaya hidup yang salah.\
3. DM Gestasional
DM jenis ini cenderung terjadi pada wanita hamil dan dalam keluarganya
terdapat anggota yang juga menderita DM. Faktor risikonya adalah
kegemukan atau obesitas.
4. DM Sekunder
Merupakan DM yang berkaitan dengan keadaan atau sindrom lain
(pancreatitis, kelainan hormonal, dan obat-obatan).
c. Tanda dan Gejala

• Sering kencing
• Rasa haus berlebihan
• Rasa lapar berlebihan
• Pandangan kabur
• Mudah lelah
• Kadar gula darah tinggi
• Luka lambat sembuh
• Berat badan turun drastis

d. Penyebab Diabetes Melitus

• Faktor Keturunan
• Usia lebih dari 40 tahun
• Gaya hidup yang kurang sehat
• Kegemukan
• Kurang beraktivitas dan olahraga

e. Komplikasi

• Kerusakan jantung
• Kerusakan saraf
• Katarak dan kebutaan
• Kerusakan ginjal
• Disfungsi seksual
• Kerusakan pembuluh darah kaki
• Kerusakan dan kematian jaringan

f. Faktor Resiko terkena DM

• Gaya hidup yang salah


• Kurang olah raga
• Obesitas

g. Pengobatan dan Pencegahan DM

190
• Mengatur makanan yang sehat
• Menjalani pemeriksaan gula darah
• Berolah raga secara teratur
• Menjaga keseimbangan berat badan
• Menggunakan obat sesuai anjuran dokter

h. Gizi Seimbang Untuk Penderita DM

1. Makanlah aneka ragam makanan


• Sumber zat tenaga ( Karbohidrat, lemak )
• Sumber zat pembangun ( Protein )
• Sumber zat pengatur ( vitamin, air dan mineral)
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energy
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat komplek dan serat
4. Batasi konsumsi lemak
5. Gunakan garam beryodium 1 sendok the perhari
6. Makanlah sumber zat besi
7. Biasakan makan pagi
8. Minum air bersih dan cukup (krg lebih 8 gelas perhari)
9. Olahraga teratur
10. Makanlah makanan yang aman kesehatan
11. Hindari minuman alkohol dan merokok

Cara Mengatur Diet :

• Makanlah secara teratur.


• Aturlah penggunaan makanan sumber karbohidrat kompleks.
• Makanlah aneka ragam sayuran sebanyak-banyaknya.
• Semua macam buah boleh dimakan.
• Gunakanlah daftar bahan makanan penukar

MakananYang Diperbolehkan :

• Karbohidrat (nasi, roti, mie, singkong) dll). Protein (ikan,ayam tanpa kulit,
tempe, tahu, kacang-kacangan).
• Lemak (makanan yang dipanggang, dikukus, direbus, atau dibakar).
• Buah-buahan tinggi serat (jeruk, papaya, mangga, dll).
• Sayur-sayuran (bayam, buncis, kacang panjang, wortel, dll).
Makanan yang dibatasi.

• Bergula (gula pasir, gula merah, sirup, jelly, susu kental manis, dodol, dll).
• Lemak (makanan siap saji, gorengan, martabak, dll).
• Banyak garam (ikan asin, telur asin, makanan yang diawetkan, dll) jika ada
hipertensi.

Contoh Menu 1 Hari

Contoh menu:
Pagi:
Nasi 1 Gelas belimbing (70 gr)
Telur 1 butir (50 gr)
Sayuran ½ gelas belimbing (50 gr)
Minyak ½ sendok makan (5 gr)
Siang:
Nasi 1 Gelas belimbing (70 gr)
Daging 2 potong (50 gr)
Sayuran ¼ gelas belimbing (75 gr)
Minyak 1 sendok makan (10 gr)
Buah 1 buah pisang (75 gr)
Sore :
Nasi 1 Gelas belimbing (70 gr)
Ayam 1 potong (50 gr)
Sayuran ¼ gelas belimbing (75 gr)
Buah 1 buah apel malang (75 gr)
Minyak 1 sendok makan (10 gr)

192

Anda mungkin juga menyukai