Anda di halaman 1dari 10

PERTEMUAN XIII.

FASE – FASE PENYELESAIAN PROYEK

13.1 RUANG LINGKUP MATERI PEMBELAJARAN

Setelah merumuskan proyek dalam bentuk jaringan pada pertemuan


sebelumnya, pada pertemuan ini akan dipelajari fase-fase atau tahap-tahap
dalam menyelesaikan proyek.

13.2 SASARAN PEMBELAJARAN

Mahasiswa memiliki wawasan dalam membuat proyek jaringan kerja


dengan lintasan terpanjang dan terpendek.

13.3 KEGIATAN BELAJAR

13.3.1 Pendahuluan

Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa mampu membuat perencanaan


yang baik dalam menyelesaikan sebuah proyek. Mulai dari fase perencanaan,
penjadwalan maupun pengontrolan.

13.3.2 Uraian Materi

Fase-Fase Penyelesaian Manajemen Proyek

Sebelum kita membahas masalah ini, kita akan menunjukkan tiga fase yang utama
dari sebuah proyek dan menjelaskan beberapa aturan umum dalam
mengkonstruksi sebuah network.

1. Fase Perencanaan

Fase ini meliputi:

Mendaftar semua kegiatan atau pekerjaan yang harus dilakukan untuk


menyelesaikan sebuah proyek.
Menentukan alat dan bahan yang diperlukan untuk sebuah proyek.
Memperkirakan biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk setiap
kegiatan.
2. Fase Penjadwalan

Fase ini meliputi:

Merencanakan kegiatan-kegiatan dari sebuah proyek berdasarkan urutan


waktu kapan sebuah kegiatan harus dikerjakan.
Menghitung waktu penyelesaian yang diharapkan dari setiap kegiatan.
3. Fase Pengontrolan

Fase ini menekankan fungsi manajerial dan meliputi:

Mereview perbedaan antara jadwal dengan kenyataan jika proyek telah


dimulai dan melakukan penyesuaian seperlunya.

Aturan-Aturan dalam mengkonstruksi network (AOA model):

Setiap kegiatan hanya bisa dilakukan jika semua kegiatan-kegiatan yang


mendahuluinya telah selesai.
Sebuah anak panah hanya menunjukkan hubungan pendahulu; masalah
panjang tidak diperhatikan.
Dua kejadian (event) hanya dapat dihubungkan oleh paling banyak satu
kegiatan.
Setiap kejadian diberikan sebuah bilangan yang tunggal.
Sebuah network hanya dapat mempunyai sebuah titik awal dan satu titik
akhir kejadian.

Masalah penentuan waktu minimum yang dibutuhkan untuk melengkapi sebuah


proyek merupakan penentuan lintasan terpanjang dalam sebuah graph berarah
terboboti. Lintasan ini disebut lintasan kritis. Panjangnya merupakan waktu
minimum sebuah proyek dapat diselesaikan.

Selanjutnya kita akan menentukan lintasan kritis. Kita akan memperhatikan


dua kasus berdasarkan diketahui atau tidaknya secara pasti durasi dari sebuah
kegiatan.
13.3.3 Penutup

13.3.3.1 Soal Tes Formatif

Setiap mahasiswa mencari satu kasus yang merupakan masalah


manajemen proyek.

13.3.3.2 Bacaan Yang Dianjurkan

Mahasiswa diharapkan membaca buku Susanta (1978), Bazaraa et al.


(2010), Gass (2003), Hillier and Lieberman (2001), Taha (2006) dan beberapa
sumber dari internet yang berhubungan dengan topik perkuliahan.
PERTEMUAN XIV. LINTASAN KRITIS

14.1 RUANG LINGKUP MATERI PEMBELAJARAN

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, menentukan waktu minimum


yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek dan menjadwalkan
proyek tersebut merupakan masalah mendasar dalam manajemen proyek.
Oleh sebab itu pada pertemuan ini akan dibahas tentang menentukan
lintasan kritis.

14.2 SASARAN PEMBELAJARAN

Mahasiswa mampu membuat diagram alir dari suatu proyek dengan lintasan
terpanjang dan terpendek, serta mengambil keputusan yang akurat.

14.3 KEGIATAN BELAJAR

14.3.1 Pendahuluan

Setelah perkuliahan ini, mahasiswa akan mampu untuk menetukan waktu


tercepat dalam mengerjakan sebuah proyek.

14.3.2 Uraian Materi

Metode Lintasan Kritis (Critical Path Method)

Kita mengasumsikan bahwa durasi waktu dari setiap kegiatan diketahui dan
akan menggunakan notasi sebagai berikut:

Misalkan A adalah sebarang aktivitas dari sebuah proyek dan i adalah


sebuah kejadian. Misalkan pula

t ( A) : rata-rata durasi waktu dari kegiatan A

TE (i) : waktu tercepat kejadian i terjadi (earliest event (i) occurrence time)

TL (i) : waktu terakhir kejadian i terjadi (latest event (i) occurrence time)

ES ( A) : waktu awal tercepat aktivitas A dimulai (earliest activity (A) start


time)
LS (B ) : waktu terakhir aktivitas A dimulai (latest activity (A) start time)

EF ( A) : waktu selesai tercepat aktivitas A (earliest activity (A) finish time)

LF (B ) : waktu selesai terakhir aktivitas A (latest activity (A) Finish time)

Kenyataan bahwa:

a. EF ( A) = ES ( A) + t ( A)
b. Misalkan A = (i, j ) , maka ES ( A) = TE (i ) = max{EF (k , i )}= max{early
k

finish time of all immediate predecessors of A}.


c. LS ( A) = LF ( A) − t ( A)

Perlu dicatat bahwa waktu awal selesai dari sebuah aktivitas adalah waktu terakhir
yang dapat dimulai tanpa menunda waktu penyelesaian proyek.

d. Misalkan A = (i, j ) , maka LF ( A) = TL (i ) = max{LS ( j , l )} = max {late start


l

time of all immediate successors of A}.

Dari keempat kenyataan di atas menyatakan dasar algoritma untuk perhitungan


lintasan kritis dari sebuah network. Algoritma perhitungan lintasan kritis akan
dinyatakan dengan dua stage. Stage pertama adalah “forward pass” melalui
sebuah network yang menghitung waktu awal dimulai (early start) dan waktu awal
selesai (early finish) dari setiap aktivitas. Stage kedua adalah “backward pass”
melalui sebuah network dan menghitung waktu mulai terakhir (late start) dan
waktu selesai terakhir (late finish) dari setiap aktivitas.

14.3.2.1 Perhitungan waktu awal tercepat dan waktu selesai tercepat

Step 1 : Misalkan waktu mulai dari sebuah kejadian dinotasikan dengan 1 dan
akhir kejadian dinotasikan dengan n. Misalkan i = 1 dan TE (i) = 0 .

Step 2 : Misalkan ES(i, j ) = TE (i) , dan EF (i, j ) = ES (i, j ) + t (i, j ) untuk


semua j, dan terdapat anak panah (i,j).
Step 3 : Untuk node j, jika EF (i, j ) telah dihitung untuk semua i, maka

TE ( j ) = max{EF (i, j )} .

Step 4 : Ulangi step 2 dan 3 untuk semua i, sampai TE (n) telah dihitung.

Contoh:

Dari contoh sebelumnya, kita dapat menerapkan algoritma di atas untuk


menghasilkan waktu awal tercepat dan waktu selesai tercepat sebagai berikut:

14

3 2 14 3
25 35
B C 17
0 3 14 25 F
0 5 6
D1 10 35
1 0 25
0
A E 4 Note:
14
14 TE
21
D
14 3 4 ES
14 7 21
14 21 EF

Jadi waktu penyelesaian proyek adalah 35 minggu.

The backward pass memulai dari kejadian yang terakhir. Langkah pertama
adalah memisalkan waktu kejadian terakhir (TL) dari kejadian terakhir sebagai
nilai kejadian awal (TE) dari kejadian terakhir dan kemudian menghitung dalam
forward pass. Jadi TL(n) = TE(n).

14.3.2.2 Perhitungan waktu awal terakhir dan waktu selesai terakhir

Step 1 : Misalkan waktu mulai dari sebuah kejadian dinotasikan dengan 1 dan
akhir kejadian dinotasikan dengan n. Misalkan j=n dan

TL ( j) = TE ( j) .
Step 2 : Misalkan LF (i, j ) = TL (i) , dan LS (i, j ) = LF ( I , J ) − t (i, j ) untuk
semua i, dan terdapat anak panah (i,j).

Step 3 : Untuk node i, jika LS (i, j ) telah dihitung untuk semua i, maka

TL ( j ) = min{LS (i, j )}.

Step 4 : Ulangi step 2 dan 3 untuk semua i, sampai TL (1) telah dihitung.

Contoh:

22

22 2 22 3
25 35
B C 25
0 3 22 25 F
19 5 6
D1 10 35
1 0 25
0
A E 4 Note:
14
22 TL
21
D
14 3 4 LS
14 7 21
14 21 LF

Untuk menelaah lebih jauh tentang hasil yang diperoleh dari kedua algoritma di
atas, maka akan diperkenalkan dua pengukuran dari slack aktivitas.

1. The total slack or float (TF)

Yaitu banyaknya waktu dari suatu aktivitas yang dapat ditunda tanpa
mempengaruhi waktu penyelesaian proyek.

Jadi, TF(A)=LF(A) – EF(A) = LS(A) – ES(A)

2. The Free slack or float (FF)

Yaitu total waktu sebuah aktivitas yang dapat ditunda tanpa


memepengaruhi waktu awal tercepat dari suatu aktivitas.

Untuk aktivitas A=(i,j), maka FF(i,j)=TE(j) – EF(i,j)


Dari contoh sebelumnya, kita dapat menyimpulkan semua informasi yang relevan
sebagai berikut:

Task ES EF LS LF TF FF

A(1,3) 0 14 0 14 0 0

B(1,2) 0 3 19 22 19 11

D1(3,2) 14 14 22 22 8 0

C(2,5) 14 17 22 25 8 8

D(3,4) 14 21 14 21 0 0

E(4,5) 21 25 21 25 0 0

F(5,6) 25 35 25 35 0 0

Aktivitas-aktivitas yang merupakan lintasan kritis adalah aktivitas-aktivitas yang


mempunyai total float bernilai nol. Jadi dari tabel di atas, dapat disimpulkan
bahwa lintasan kritisnya adalah A, D, E, F dan waktu minimum dalam
menyelesaikan proyek tersebut adalah 35 minggu.

Waktu float menyatakan ebuah pengukuran dari ketersesiaan waktu


penjadwalan yang fleksibel dalam perencanaan sebuah proyek. Kefleksibelan ini
dapat berguna dalam “penghalusan” jadwal pekerjaan yaitu mengurangi beban
pekerjaan yang sangat tinggi dengan memindahkan pekerjaan yang terjadi pada
waktu beban sangat tinggi ke waktu-waktu berikutnya.
14.3.3 Penutup

14.3.3.1 Soal Tes Formatif

Perhatikan sebuah proyek yang terdiri dari 9 aktivitas sebagai berikut:

Pendahulu Durasi
Aktivitas
terdekat (minggu)

A – 5

B A 9

C A 7

D B, C 4

E A 8

F D, E 14

G C 12

H F, G 6

I H 8

a. Buatlah networknya.
b. Buatlah tabel yang menyajikan waktu mulai tercepat dan terakhir; waktu
selesai tercepat dan terakhir serta total dan free slack untuk setiap
aktivitas.
c. Tentukanlah lintasan kritisnya.

14.3.3.2 Bacaan Yang Dianjurkan

Mahasiswa diharapkan membaca buku Susanta (1978), Bazaraa et al.


(2010), Gass (2003), Hillier and Lieberman (2001), Taha (2006) dan beberapa
sumber dari internet yang berhubungan dengan topik perkuliahan.

Anda mungkin juga menyukai