Djoko S
Manajemen
UT Bogor
Nim : 030204064
Jawaban:
1. Diketahui:
Kerusakan mesin rata-rata = λ = 4 buah per jam
Waktu tidak produktif pada mesin dianggap sebagai biaya yang harus ditanggung oleh
perusahaan (Cost of waiting) = CW = Rp 5.000,- per jam
Upah mekanik lambat (Cost of service) = CS (mekanik lambat) = Rp 300.000,- per jam
Tingkat pelayanan rata-rata mekanik lambat = μ (mekanik lambat) = 5 mesin per jam
Upah mekanik cepat (Cost of service) = CS (mekanik cepat) = Rp 500.000,- per jam
Tingkat pelayanan rata-rata mekanik lambat = μ (mekanik cepat) = 7 mesin per jam
Ditanyakan:
Mekanik mana yang akan dipekerjakan oleh manajemen?
Penyelesaian:
Rumus jumlah pelayanan individu rata-rata dalam sistem
λ
n̄t =
μ− λ
Rumus minimasi biaya
Total biaya per jam = Total Expected Cost per periode waktu
= Expected cost of service per periode +
expected waiting cost per periode
∑ C t = ∑ C S +∑ C W = S C W + { n̄t CW ¿
Maka, untuk mekanik kerja lambat:
λ4 _
Pelayanan rata-rata: n̄t == = 4 = 4 buah mesin
μ− λ 5-4 1
Kesimpulan:
Manajemen perusahaan sebaiknya mempekerjakan mekanik pertama yang kerjanya agak
lambat karena total biaya yang dikeluarkan per jam lebih murah yaitu sebesar Rp
320.000,-.
2. Diketahui:
Jadwal proyek sebagai berikut:
Ditanyakan:
Tentukan jalur kritisnya?
Penyelesaian:
Langkah 1: Menentukan ES, EF, LS dan LF
- Aturan Waktu Mulai Paling Awal adalah sebelum suatu aktivitas dapat dimulai, semua
pendahulu langsungnya harus diselesaikan. Jika suatu aktivitas hanya mempunyai satu
pendahulu langsung maka ES nya sama dengan EF dari pendahulunya. Jika suatu
aktivitas mempunyai beberapa pendahulu langsung maka ES nya adalah nilai
maksimum dari semua EF pendahulunya, yaitu:
ES = Max (EF semua pendahulu langsung)
- Aturan Waktu Selesai Paling Awal adalah waktu selesai paling awal (EF) dari suatu
aktivitas jumlah dari waktu mulai paling awal (ES) dan waktu aktivitas itu sendiri,
yaitu: EF = ES + Waktu aktivitas
- Aturan Waktu Selesai Paling Lambat adalah sebelum suatu aktivitas dapat dimulai,
semua pendahulu langsungnya harus diselesaikan. Jika suatu aktivitas hanya
pendahulu langsung dari satu aktivitas maka LF nya sama dengan LS dari aktivitas
yang secara langsung mengikutinya. Jika suatu aktivitas adalah pendahulu langsung
dari lebih dari satu aktivitas maka LF adalah nilai minimum dari seluruh nilai LS dari
aktivitas-aktivitas yang secara langsung mengikutinya, yaitu: LF = Min (LS dari
seluruh aktivitas yang langsung mengikutinya)
- Aturan Waktu Mulai Paling Lambat adalah waktu mulai paling lambat (LS) dari suatu
aktivitas adalah selisih dari waktu selesai paling lambat (LF) dan waktu aktivitasnya,
yaitu: LS = LF – Waktu aktivitas
Gambar 1
Hitungan waktu mulai dan selesai terakhir untuk tiap kegiatan pada proyek
Gambar 2
Permulaan paling akhir dan waktu selesai sekarang ditambahkan
Hasil perhitungan ES, EF, LS dan LF
Waktu Mulai Selesai Mulai Selesai
Kegiatan (minggu) Terdahulu Terdahulu Terakhir LS Terakhir LF
ES EF
A 2 0 2 0 2
B 3 0 3 1 4
C 2 2 4 2 4
D 4 3 7 4 8
E 4 4 8 4 8
F 3 4 7 10 13
G 5 8 13 8 13
H 2 13 15 13 15
A 0 2 0 2 0 Ya
B 0 3 1 4 1 Tidak
C 2 4 2 4 0 Ya
D 3 7 4 8 1 Tidak
E 4 8 4 8 0 Ya
F 4 7 10 13 6 Tidak
G 8 13 8 13 0 Ya
H 13 15 13 15 0 Ya
Kesimpulan:
Jalur Kritis untuk kegiatan-kegiatan pada proyek tersebut adalah: A-C-E-G-H.
3. Diketahui:
Uraian waktu pelaksanaan aktifitas proyek sebagai berikut:
Ditanyakan:
Tentukan standar deviasi proyek tersebut?
Penyelesaian:
Langkah 1: Menentukan Variance of times (Variansi kegiatan)
Rumus: V = [(P – O)/6]2 = [(b – a)/6]2
dimana V = Variansi kegiatan
P atau b = Waktu pesimis (pessimistic time)
O atau a = Waktu optimis (optimistic time)
Maka Variance dari kegiatan-kegiatan pada proyek tersebut adalah:
- Variance A= VA = [(P – O)/6]2 = [(3 – 1)/6]2 = [(2)/6]2 = [0,333]2
= 0,110889 dibulatkan menjadi 0,11
- Variance B= VB = [(P – O)/6]2 = [(4 – 2)/6]2 = [(2)/6]2 = [0,333]2
= 0,110889 dibulatkan menjadi 0,11
- Variance C= VC = [(P – O)/6]2 = [(3 – 1)/6]2 = [(2)/6]2 = [0,333]2
= 0,110889 dibulatkan menjadi 0,11
- Variance D= VD = [(P – O)/6]2 = [(6 – 2)/6]2 = [(4)/6]2 = [0,666]2
= 0,443556 dibulatkan menjadi 0,44
- Variance E= VE = [(P – O)/6]2 = [(7 – 1)/6]2 = [(6)/6]2 = [1]2 = 1
- Variance F= VF = [(P – O)/6]2 = [(9 – 1)/6]2 = [(8)/6]2 = [1,333]2
= 1,776889 dibulatkan menjadi 1,78
- Variance G= VG = [(P – O)/6]2 = [(11 – 3)/6]2 = [(8)/6]2 = [1,333]2
= 1,776889 dibulatkan menjadi 1,78
- Variance H= VH = [(P – O)/6]2 = [(3 – 1)/6]2 = [(2)/6]2 = [0,333]2
= 0,110889 dibulatkan menjadi 0,1
Hasil perhitungan variance dari data yang kita miliki dapat disusun dalam Tabel
berikut.
A 1 2 3 Ya 0.11
B 2 3 4 - 0.11
C 1 2 3 Ya 0.11
D 2 4 6 - 0.44
E 1 4 7 Ya 1
F 1 2 9 - 1.78
G 3 4 11 Ya 1.78
H 1 2 3 Ya 0.11
Kesimpulan:
Standar deviasi proyek tersebut adalah 1,76 weeks.
*Referensi:
BMP EKMA4413 Riset Operasi, Modul 7 KB 1
BMP EKMA4413 Riset Operasi, Modul 8 KB 1
BMP EKMA4413 Riset Operasi, Modul 8 KB 3
https://www.academia.edu/29903605/TEORI_ANTRIAN
https://www.academia.edu/12417280/manajemen_proyek
susys.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/43357/6-cpm-pert.pdf