Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TUTORIAL KE-3

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Program Studi : Manajemen


Kode Mata Kuliah : EKMA4413
Nama Mata Kuliah : Riset Operasi
Jumlah sks : 3 SKS
Nama Pengembang : Diqbal Satyanegara, SE.,M.Si
Nama Penelaah : Minrohayati, SE.,M.Si
Status Pengembangan : Baru/Revisi* (coret yang tidak sesuai)
Tahun Pengembangan : 2019
Edisi Ke- : 1

No Tugas Tutorial Skor Maksimal Sumber Tugas Tutorial


1 Seorang mekanik akan diangkat untuk 30 Modul 7, kegiatan belajar
memperbaiki mesin yang rusak dengan laju 1
kerusakan rata-rata 4 buah per jam. Kerusakan
terjadi secara random. Waktu tidak produktif
pada mesin dianggap sebagai biaya yang harus
ditanggung oleh perusahaan yang besarnya Rp
5.000,- per jam. Pihak manajemen membuat
keputusan untuk mengangkat salah satu dari dua
mekanik yaitu yang pertama kerjanya agak
lambat tetapi murah upahnya, yang lain cepat
tetapi mahal upahnya. Mekanik yang lambat
dengan upah Rp 300.000,- per jam dapat
memperbaiki mesin yang rusak dengan laju rata-
rata 5 buah per jam. Sedang mekanik yang
bergaji mahal dengan upah Rp 500.000,- per jam
dapat memperbaiki mesin yang rusak dengan
laju rata-rata 7 buah per jam. Tentukan mekanik
mana yang akan diperkerjakan?

2 Diketahui, jadwal sebuah proyek sebagai 35 Modul 8, kegiatan belajar


berikut: 1
Tentukan jalur kritisnya
3. Berdasarkan no.2, diketahui uraian waktu 35 Modul 8, kegiatan belajar
pelaksanaan aktifitas proyek sebagai berikut: 3

Tentukan standar deviasi proyek tersebut


* coret yang tidak sesuai
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
TUGAS TUTORIAL KE-3 EKMA4413
RISET OPERASI

Djoko S
Manajemen
UT Bogor
Nim : 030204064

Jawaban:

1. Diketahui:
 Kerusakan mesin rata-rata = λ = 4 buah per jam
 Waktu tidak produktif pada mesin dianggap sebagai biaya yang harus ditanggung oleh
perusahaan (Cost of waiting) = CW = Rp 5.000,- per jam
 Upah mekanik lambat (Cost of service) = CS (mekanik lambat) = Rp 300.000,- per jam
 Tingkat pelayanan rata-rata mekanik lambat = μ (mekanik lambat) = 5 mesin per jam
 Upah mekanik cepat (Cost of service) = CS (mekanik cepat) = Rp 500.000,- per jam
 Tingkat pelayanan rata-rata mekanik lambat = μ (mekanik cepat) = 7 mesin per jam

Ditanyakan:
Mekanik mana yang akan dipekerjakan oleh manajemen?

Penyelesaian:
 Rumus jumlah pelayanan individu rata-rata dalam sistem

λ
n̄t =
μ− λ
 Rumus minimasi biaya
Total biaya per jam = Total Expected Cost per periode waktu
= Expected cost of service per periode +
expected waiting cost per periode

∑ C t = ∑ C S +∑ C W = S C W + { n̄t CW ¿
Maka, untuk mekanik kerja lambat:
λ4 _
 Pelayanan rata-rata: n̄t == = 4 = 4 buah mesin
μ− λ 5-4 1

 Total biaya per jam: ∑ C t = ∑ C S +∑ C W = S C W + { n̄t CW ¿


= 1 (Rp 300.000) + 4 (Rp 5.000)
= Rp 300.000 + Rp 20.000 = Rp 320.000,-

Untuk mekanik kerja cepat:


λ4 _
 Pelayanan rata-rata: n̄t =
= = 4 = 1,333 buah mesin
μ− λ 7-4 3

 Total biaya per jam: ∑ C t = ∑ C S +∑ C W =


S C W + { n̄t CW ¿
= 1 (Rp 500.000) + 1,333 (Rp 5.000)
= Rp 500.000 + Rp 6.665 = Rp 506.665,-

 Kesimpulan:
Manajemen perusahaan sebaiknya mempekerjakan mekanik pertama yang kerjanya agak
lambat karena total biaya yang dikeluarkan per jam lebih murah yaitu sebesar Rp
320.000,-.

2. Diketahui:
Jadwal proyek sebagai berikut: 

Ditanyakan:
Tentukan jalur kritisnya?

Penyelesaian:
 Langkah 1: Menentukan ES, EF, LS dan LF
- Aturan Waktu Mulai Paling Awal adalah sebelum suatu aktivitas dapat dimulai, semua
pendahulu langsungnya harus diselesaikan. Jika suatu aktivitas hanya mempunyai satu
pendahulu langsung maka ES nya sama dengan EF dari pendahulunya. Jika suatu
aktivitas mempunyai beberapa pendahulu langsung maka ES nya adalah nilai
maksimum dari semua EF pendahulunya, yaitu:
ES = Max (EF semua pendahulu langsung)
- Aturan Waktu Selesai Paling Awal adalah waktu selesai paling awal (EF) dari suatu
aktivitas jumlah dari waktu mulai paling awal (ES) dan waktu aktivitas itu sendiri,
yaitu: EF = ES + Waktu aktivitas
- Aturan Waktu Selesai Paling Lambat adalah sebelum suatu aktivitas dapat dimulai,
semua pendahulu langsungnya harus diselesaikan. Jika suatu aktivitas hanya
pendahulu langsung dari satu aktivitas maka LF nya sama dengan LS dari aktivitas
yang secara langsung mengikutinya. Jika suatu aktivitas adalah pendahulu langsung
dari lebih dari satu aktivitas maka LF adalah nilai minimum dari seluruh nilai LS dari
aktivitas-aktivitas yang secara langsung mengikutinya, yaitu: LF = Min (LS dari
seluruh aktivitas yang langsung mengikutinya)

- Aturan Waktu Mulai Paling Lambat adalah waktu mulai paling lambat (LS) dari suatu
aktivitas adalah selisih dari waktu selesai paling lambat (LF) dan waktu aktivitasnya,
yaitu: LS = LF – Waktu aktivitas

Gambar 1
Hitungan waktu mulai dan selesai terakhir untuk tiap kegiatan pada proyek

Gambar 2
Permulaan paling akhir dan waktu selesai sekarang ditambahkan
Hasil perhitungan ES, EF, LS dan LF
Waktu Mulai Selesai Mulai Selesai
Kegiatan (minggu) Terdahulu Terdahulu Terakhir LS Terakhir LF
ES EF

A 2 0 2 0 2

B 3 0 3 1 4

C 2 2 4 2 4

D 4 3 7 4 8

E 4 4 8 4 8

F 3 4 7 10 13

G 5 8 13 8 13

H 2 13 15 13 15

Langkah 2: Menentukan Slack dan Jalur Kritis


- Setelah menghitung waktu paling awal dan waktu paling lambat dari semua aktivitas,
maka menemukan jumlah waktu longgar (slack time) atau waktu bebas yang dimiliki
setiap aktivitas menjadi mudah. Slack adalah waktu luang yang dimiliki oleh sebuah
aktivitas untuk dapat diundur pelaksanaannya tanpa menyebabkan keterlambatan
proyek secara keseluruhan. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: Slack = LS
– ES atau LF – EF
- Aktivitas dengan slack = 0 disebut sebagai aktivitas kritis (critical activity) dan
berada pada jalur kritis. Jalur kristis (critical path) adalah jalur yang tidak terputus
melalui jaringan proyek yang mulai pada aktivitas pertama proyek, berhenti pada
aktivitas terakhir proyek, dan hanya terdiri dari aktivitas-aktivitas kritis (aktivitas yang
tidak mempunyai waktu longgar).
- Dalam mengenali semua waktu paling awal dan paling lambat serta jalur kritis terkait,
waktu penyelesaian suatu aktivitas memiliki variasi yang banyak dan bergantung pada
faktor-faktor tertentu. Hal ini berarti kita tidak dapat mengabaikan pengaruh
variabilitas waktu aktivitas saat melakukan penjadwalan proyek.
Hasil perhitungan Slack dan Jalur Kritis untuk kegiatan-kegiatan pada proyek
Mulai Selesai Mulai Selesai Jalur
Slack=
Kegiatan Terdahulu Terdahulu Terakhir Terakhir Kritis
LS-ES
ES EF LS LF

A 0 2 0 2 0 Ya

B 0 3 1 4 1 Tidak
C 2 4 2 4 0 Ya

D 3 7 4 8 1 Tidak

E 4 8 4 8 0 Ya

F 4 7 10 13 6 Tidak

G 8 13 8 13 0 Ya

H 13 15 13 15 0 Ya

Kesimpulan:
Jalur Kritis untuk kegiatan-kegiatan pada proyek tersebut adalah: A-C-E-G-H.
3. Diketahui:
 Uraian waktu pelaksanaan aktifitas proyek sebagai berikut: 

 Jalur Kritis untuk kegiatan-kegiatan pada proyek tersebut adalah:


A-C-E-G-H.

Ditanyakan:
Tentukan standar deviasi proyek tersebut?
Penyelesaian:
 Langkah 1: Menentukan Variance of times (Variansi kegiatan)
Rumus: V = [(P – O)/6]2 = [(b – a)/6]2
dimana V = Variansi kegiatan
P atau b = Waktu pesimis (pessimistic time)
O atau a = Waktu optimis (optimistic time)
Maka Variance dari kegiatan-kegiatan pada proyek tersebut adalah:
- Variance A= VA = [(P – O)/6]2 = [(3 – 1)/6]2 = [(2)/6]2 = [0,333]2
= 0,110889 dibulatkan menjadi 0,11
- Variance B= VB = [(P – O)/6]2 = [(4 – 2)/6]2 = [(2)/6]2 = [0,333]2
= 0,110889 dibulatkan menjadi 0,11
- Variance C= VC = [(P – O)/6]2 = [(3 – 1)/6]2 = [(2)/6]2 = [0,333]2
= 0,110889 dibulatkan menjadi 0,11
- Variance D= VD = [(P – O)/6]2 = [(6 – 2)/6]2 = [(4)/6]2 = [0,666]2
= 0,443556 dibulatkan menjadi 0,44
- Variance E= VE = [(P – O)/6]2 = [(7 – 1)/6]2 = [(6)/6]2 = [1]2 = 1
- Variance F= VF = [(P – O)/6]2 = [(9 – 1)/6]2 = [(8)/6]2 = [1,333]2
= 1,776889 dibulatkan menjadi 1,78
- Variance G= VG = [(P – O)/6]2 = [(11 – 3)/6]2 = [(8)/6]2 = [1,333]2
= 1,776889 dibulatkan menjadi 1,78
- Variance H= VH = [(P – O)/6]2 = [(3 – 1)/6]2 = [(2)/6]2 = [0,333]2
= 0,110889 dibulatkan menjadi 0,1
Hasil perhitungan variance dari data yang kita miliki dapat disusun dalam Tabel
berikut.

Kegiatan (O atau a) (m) (P atau b) Jalur kritis Vt

A 1 2 3 Ya 0.11

B 2 3 4 - 0.11

C 1 2 3 Ya 0.11

D 2 4 6 - 0.44

E 1 4 7 Ya 1

F 1 2 9 - 1.78

G 3 4 11 Ya 1.78

H 1 2 3 Ya 0.11

 Langkah 2: Menentukan Variansi Proyek


Rumus: Variansi Proyek = (Variansi pada jalur kritis)
dimana jalur kritisnya adalah A-C-E-G-H
Maka,
Variansi proyek= (Variansi kegiatan pada jalur kritis)
= variansi A + variansi C + variansi E + variansi G
+ variansi H
= 0,11 + 0,11 + 1 + 1,78 + 0,11 = 3,11

 Langkah 3: Menentukan Standar Deviasi Proyek


Rumus: Standar Deviasi Proyek (S) = √ Variansi Proyek
= √ 3,11
= 1,76 weeks

 Kesimpulan:
Standar deviasi proyek tersebut adalah 1,76 weeks.
*Referensi:
 BMP EKMA4413 Riset Operasi, Modul 7 KB 1
 BMP EKMA4413 Riset Operasi, Modul 8 KB 1
 BMP EKMA4413 Riset Operasi, Modul 8 KB 3
 https://www.academia.edu/29903605/TEORI_ANTRIAN
 https://www.academia.edu/12417280/manajemen_proyek
 susys.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/43357/6-cpm-pert.pdf

Anda mungkin juga menyukai