Sosiologi
UT Bandung
014607011
1. Pertumbuhan ekonomi Orde Baru yang sedemikian signifikan dapat terjadi berkat program-
program ekonominya yang teratur kendati diwarnai perilaku-perilaku koruptif yang
menggerogoti institusi pemerintahan. Di masa itu pula kata 'pembangunan' berlaku seperti
mantra dan bisa membuldoser siapa saja yang dianggap menghalanginya. Ideologi orde ini
seperti bukan Pancasila atau apapun. Ideologi Orde Baru adalah pembangunanisme.
Setelah berhasil mendepak Sukarno secara penuh dari kursi kepresidenan, Soeharto mulai
merancang program pembangunan ekonomi yang dinamai Rencana Pembangunan Lima
Tahun atau Repelita. Pembangunan terpusat yang kemudian menjadi tradisi ekonomi Orba
selama lebih dari tiga dasawarsa ini mulai dilaksanakan pada 1 April 1969, tepat hari ini 51
tahun silam.
selama lima tahun program-program Repelita I berjalan, sasaran pembangunan paling besar
adalah wilayah perdesaan. Selain membangun jalan, waduk, saluran irigasi, dan rehabilitasi
sawah, pemerintahan Soeharto memberikan dana bantuan pembangunan sebesar Rp100 ribu
tiap desa. Agar pelaksanaan pembangunan berjalan seperti yang diharapkan, para pejabat
desa diwajibkan mengikuti program pengawasan dan pelaporan proyek.
Demi menjalankan ambisi pembangunan ekonomi, Orde Baru banyak mengandalkan uluran
tangan negara-negara Barat. Dalam konteks Perang Dingin, negara-negara Barat, khususnya
Amerika Serikat, berusaha mencegah kebangkitan ideologi komunis melalui sejumlah
bantuan. Di mata AS, Soeharto adalah orang yang berhasil membendung komunisme di
Indonesia.
Ketika Soeharto naik ke puncak kekuasaan pada 1967, sebuah kelompok negara-negara donor
bernama International Govermental Group on Indonesia (IGGI) dibentuk untuk membantu
stabilisasi ekonomi Indonesia lewat utang luar negeri. Jejak-jejak hiperinflasi dan tumpukan
utang luar negeri warisan pemerintahan Sukarno yang menembus 2,3 miliar dolar di tahun
1966 dapat diatasi hanya dalam waktu kurang dari tiga tahun.
2. Manajemen perubahan pada hakikatnya adalah sebuah proses yang mengadaptasi pendekatan
manajemen yaitu planning, organizing, actuating, dan controlling untuk melakukan sebuah
perubahan dalam sebuah organisasi. Manajemen perubahan ditujukan untuk memberikan
solusi bisnis yang diperlukan dengan sukses dengan cara yang terorganisasi dan dengan
metode melalui pengelolaan dampak perubahan pada orang yang terlibat di dalamnya.
Pendekatan Manajemen Perubahan
b. Pendekatan normatif-reedukatif
c. Pendekatan Kekuasaan-Koersif
Pendekatan koersif atau kekuasaan yang memaksa untuk manajemen perubahan digunakan
secara semena-mena oleh sebagian pihak, secara naif oleh sebagian lain, dan kerap menjadi
bentuk standar manajemen perubahan. Premis utamanya ialah bahwa orang-orang pada
dasarnya patuh dan akan melakukan apa yang diperintahkan dengan sedikit atau tanpa upaya
peyakinan.
d. Pendekatan Lingkungan-Adaptif
Premis utama dari pendekatan ini ke manajemen perubahan ialah bahwa meskipun orang-
orang berdasarkan insting mereka berupaya menghindari gangguan atau kerugian, mereka
sebenarnya memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi-situasi baru.
Pendekatan ini menekankan kepada: 1) meletakkan aturan, 2) bagaimana dan kapan membuat
peraturan, 3) mengatasi kelekatan dengan norma-norma yang ada, dan 4) mengeksploitasi
kekuatan-kekuatan perusahaan/organisasi.
3. Amartya'Sen (7999:1.) mencatat ada 5 bentuk Kebebasan yang sifatnya instrumentatif
yaitu:
(1) Kebebasan politik,
(2) ketersediaan fasilitas ekonomi,
(3) kesempatan-kesempatan sosiaf
(4) Jaminan transparansi dan
(5) Keamanan protektif atau jaring pengaman sosial
https://www.kajianpustaka.com/2020/07/manajemen-perubahan-pengertian.html
https://tirto.id/repelita-ala-orba-pembangunanisme-yang-mengandalkan-modal-asing-eJY6