Anda di halaman 1dari 7

PENGERTIAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Menurut Afifullah (2017) pemberdayaan masyarakat mendefinisikan sebagai salah satu bagian penting
yang harus dilakukan pada saat ini karena ketidakberdayaan masyarakat menjadi salah satu sumber
permasalahan nasional yang sedang dihadapi saat ini. Diungkapkan juga oleh Sururi, Ahmad (2015)
“Pemberdayaan masyarakat hakekatnya diarahkan untuk meningkatkan akses hidup sejahtera bagi
individu, keluarga dan kelompok masyarakat terhadap sumber daya untuk melakukan proses produktif
dan kesempatan berusaha.” Untuk mencapai hal tersebut diperlukan berbagai upaya untuk memotivasi
dalam bentuk antara lain penyelenggaraan posyandu lansia.

Pemberdayaan masyarakat didefinisikan sebagai usaha untuk meningkatkan tingkatan sosial dalam
mmasyarakat dan pribadi manusia. Ada beberapa usaha guna meningkatkan tingkatan sosial, yakni :

a. Memotivasi, mendorong dan meningkatkan kesadaran akan potensi dan menciptakan iklim atau
suasana guna berkembang;

b. Memperkuat daya potensi yang dimiliki dengan langkah-langkah postif memperkembangkannya;

c. Penyediaan berbagai masukan dan pembukaan jalan lain ke peluang-peluang; Upaya yang dilakukan
ialah peningkatan taraf pendidikan, derajat kesehatan, akses kepada moral, teknologi tepat guna,
informasi lapangan kerja dan kebutuhan pasar, dengan segala fasilitas-falitasnya. Sumaryadi (2015)

PENDEKATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Salah satu faktor yang dapat mendukung tercapainya sasaran kegiatan pemberdayaan masyarakat
sangat di pengaruhi oleh jenis pendekatan yang di gunakan dalam melakukan kegiatan tersebut.
Dalam hal ini pendekatan yang di maksud terkait dengan cara yang di gunakan agar supaya
masyarakat yang menjadi kelompok sasaran kegiatan pemberdayaan bersikap terbuka dalam
menerima berbagai bentuk unsur inovasi yang semuanya itu di maksudkan agar supaya mereka
dapat melepaskan diri dari berbagai aneka rupa keterbelakangan, isolasi sosial , keterpurukan
serta ketertinggalan dalam berbagai sektor masyarakat. Oleh sebab itu untuk memilih pendekatan
yang di nilai cocok dengan kondisi sosial ekonomi dan budaya kelompok sasaran maka pada
dasarnya ada beberapa hal yang perlu di perhatikan diantaranya :
1. Pertama, kegiatan itu harus sifatnya terencana. Maksudnya program yang di buat
sebaiknya memiliki rentan waktu tertentu dengan melibatkan berbagai elemen
masyarakat seperti lembaga pemerintah, aktivis LSM, tokoh masyarakat, pemuka agama,
tokoh generasi muda dan kelompok masyarakat yang lain yang di nilai akan memberi
kontribusi yang besar bagi kegiatan pemberdayaan tersebut.
2. Kedua, pendekatan yang di gunakan sebaiknya dalam betuk kelompok dan tidak di
lakukan secara individual. Pertimbangannya lewat pendekatan kelompok maka kegiatan
yang di laksanakan dapat berlangsung lebih efisien, efektif serta memberi hasil yang
optimal di bandingkan dengan kegiatan yang di lakukan secara perorangan. Apalagi,
tujuan utama kegiatan ini jelas lebih di orientasikan pada kepentingan masyarakat secara
keseluruhan dan bukan hanya sebatas pada satu rumah tangga.
3. Ketiga, melibatkan masyarakat secara aktif terutama kelompok yang menjadi sasaran
kegiatan pemberdayaan. Ini sangat penting mengingat partisipasi aktif masyarakat akan
memberikan manfaat secara langsung selain mereka dapat bekerja sambil belajar untuk
mempraktekkan berbagai konsep dan program yang di sampaikan oleh para fasiitator.
4. Keempat, sasarannya harus jelas dan terarah. Artinya semua agenda kegiatan yang
tawarkan pada kelompok sasaran memiliki tujuan yang jelas termasuk di dalamnya
manfaat yang dapat di peroleh dari kegiatan itu khususnya yang bersentuhan langsung
dengan masalah pemenuhan kebutuhan manusia.
5. Kelima, kegiatan pemberdayaan masyarakat harus memiliki dana yang cukup.
Sebagaimana di ketahui bahwa program yang dirancang sedemikian rupa dan sebaik
apapun bentuknya tentu terasa sulit untuk di implementasikan apabila tanpa di dukung
oleh dana yang memadai. Di samping itu, masalah pengadaan infratruktur termasuk alat
peraga yang di perlukan bukan serta melibatkan sejumlah tenaga professional hanya
dapat di lakukan jika di tunjang oleh sektor finansial yang cukup. Keenam, masalah
faktor budaya yang dimiliki kelompok sasaran harus pula mendapat perhatian yang
serius.
Sementara itu dalam kaitannya dengan pekerja sosial maka setidaknya ada 3 jenis
pendekatan yang bisa digunakan untuk membantu bagi tenaga penyuluh,fasilitator, agen
pembaharu dan aktifis LSM serta lembaga pemerintah dalam melakukan kegiatan
pemberdayaan masyarakat diantaranya:
1. Pendekatan Mikro
Dalam hal ini kegiatan pemberdayaan dilakukan pada kelompok sasaran sifatnya
individual misalnya dalam bentuk konseling,bimbingan serta pengendalian stres yang
mana tujuannya tentu saja dimaksudkan untuk melatih serta memberi bimbingan bagi
para kelompok sasaran (penerima manfaat) untuk melaksanakan kegiatannya sehari-
hari.Dengan kata lain model pendekatan ini biasa juga disebut dengan pendekatan
yang berpusat pada tugas.
2. Pendekatan Mezzo
Tidak seperti halnya dengan pendekatan mikro yang mana pemberdayaan dilakukan
secara individual maka justru dalam pendekatan ini pemberdayaan dilakukan
terhadap sekelompok penerima manfaat.Dalam hal ini,tujuan kegiatan pemberdayaan
dilakukkan terhadap sekelompok klien dengan harapan pemanfaatan kelompok dapat
difungsikan sebagai media,pendidikan,pelatihan dan interfensi sehingga diharapkan
dapat meningkatkan pengetahuan keterampilan,kesadaran, membentuk sikap serta
meningkatkan kemampuan kelompok sasaran (penerima manfaat ) dalam mengatasi
berbagai pesoalan yang mereka hadapi.
3. Pendekatan Makro
Untuk tipe pendekatan ini biasa juga disebut sebagai strategi sistem besar dengan alasan
penerima manfaat (klien) diarahkan pada suatu lingkungan yang lebih luas.Selain itu ada
beberapa jenis strategi yang bisa dikategorikan dalam pendekatan makro diantaranya
perencanaan sosial ,aksi sosial, kampanye, perumusan kebijakan, lobbying serta
manajemen konflik.Disamping itu pendekatan ini juga melihat para penerima manfaat
(kelompok sasaran) sebagai kelompok yang memiliki kemampuan dalam memahami baik
itu situasi mereka sendiri maupun cara memilih strategi yang dinilai tepat untuk
mengatasinya. Disamping sejumlah pendekatan yang biasa digunakan dalam kegiatan
pemberdayaan masyarakat sebagaimana disebutkan diatas maka rupanya ada pula
beberapa jenis pendekatan yang dapat digunakan dalam kegiatan pemberdayaan
masyarakat.kita sebut saja misalnya model pendekatan yang digunakan Elliot (1996)
yang menjelaskan bahwa terdapat 3 jenis pendekatan pemberdayaan masyarakat yaitu:
4. Pendekatan Kesejahteraan.
Dengan menggunakan pendekatan ini,fokus utamanya lebih dipusatkan pada kegiatan
pemberian bantuan kepada masyarakat termasuk didalamnya bagi mereka yang
menghadapi musibah seperti bencana alam apakah itu berupa banjir,letusan gunung
berapi,kekeringan yang berkepanjangan atau dalam bentuk bencana alam yang lain.
5. Pendekatan Pembangunan.
Adapun kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan dengan menggunakan model
pendekatan ini yang mana lebih difokuskan pada upaya untuk meningkatkan
kemandirian,keswadayaan serta kemampuan masyarakat.
6. Pendekatan Pemberdayaan
Dalam hal ini perlu di lakukan berbagai bentuk kegiatan pelatihan di kalangan kelompok
sasaran (klien) agar mereka bisa melepaskan diri dari kemiskinan, keterpurukan serta
ketinggalan sehingga mereka dapat membentuk suatu kelompok yang maju dan mandiri
serta bebas dari aneka ragam ketidakberdayaan.

Sedangkan menurut Axinn (1988) Yang menyebutkan bahwa untuk memahami lebih
rinci pendekatan yang di gunakan dalam proses pemberdayaan masyarakat maka paling
tidak jenis pendekatan yang di pakai dapat di kategorikan ke dalam kedalam beberapa
tipe misalnya :

Pertama, pendekatan komunitas.

Kedua, pendekatan umum.

Ketiga, pendekatan proyek.

Keempat, pendekatan kerjasama.

Kelima, pendekatan partisipatif.

Keenam, pendekatan pelatihan dan kunjungan.

Ketujuh, pendekatan lembaga pendidikan.


Dan kedelapan, pendekatan pembangunan sistem usaha tani

PENDEKATAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS

Pendekatan Pemberdayaan Komunitas

Pendekatan merupakan titik tolak atau sudut pandang terhadap proses yang akan  dilakukan. 
Dalam  konteks  pemberdayaan,  pendekatan  yang  digunakan akan menentukan dan melatari
strategi dan metode pemberdayaan yang akan dilaksanakan. Menurut Eliot dalam Mardikanto
(2005), ada tiga pendekatan yang dipakai dalam proses pemberdayaan komunitas atau
masyarakat, antara lain sebagai berikut.

1) Pendekatan kesejahteraan (the walfare approach),

Pendekatan ini fokus pada pemberian bantuan kepada masyarakat untuk menghadapi bencana
alam, misalnya mereka yang terkena musibah bencana alam.

2) Pendekatan pembangunan (the development approach),

Pendekatan ini fokus perhatian pada pembangunan untuk meningkatkan kemandirian,


kemampuan, dan keswadayaan masyarakat. Sebagai contoh adalah pemberian dana bantuan
pembangunan untuk menumbuhkan keswadayaan masyarakat.

3) Pendekatan pemberdayaan (the empowerment approach),

Pendekatan ini fokus pada upaya pengentasan kemiskinan sebagai akibat proses politik dan
berusaha memberdayakan atau melatih  rakyat untuk mengatasi   ketidakberdayaannya. 
Pendekatan   ini   dilakukan   melalui pelatihan pemberdayaan masyarakat untuk segera terlepas
dari ketidakberdayaan mereka. Misal: pemberian modal usaha kecil.

Strategi Pemberdayaan Komunitas

Strategi diartikan sebagai langkah-langkah atau tindakan tertentuyang dilaksanakan demi


tercapainya suatu tujuan atau penerima manfaat yang dikehendaki. Strategi pemberdayaan
komunitas pada dasarnya mempunyai tiga arah, yaitu:
1) Pemihakan dan pemberdayaan masyarakat

2) Pemantapan ekonomi dan pendelegasian wewenang dalam pengelolaan pembangunan yang


mengembangkan peran masyarakat.

3) Modernisasi melalui penajaman arah perubahan struktur sosial ekonomi (termasuk di


dalamnya kesehatan), budaya dan politik yang bersumber pada partisipasi masyarakat.

Berdasarkan tiga arah tersebut, maka strategi pemberdayaan komunitas yang digunakan adalah
sebagai berikut: 

1) Menyusun instrumen penyusunan data. Dalam kegiatan ini informasi yang diperlukan dapat
berupahasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, referensi yang ada, dari hasil temuan
dan pengamatan lapangan.

2) Membangun   pemahaman,   komitmen   untuk   mendorong   kemandirian individu, keluarga


dan masyarakat.

3) Mempersiapkan   sistem   informasi,   mengembangkan   sistem   analisis, intervensi


monitoring dan evaluasi pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat.

Mengacu pada Sumaryadi dalam Mardikanto (2015), mengemukakan bahwa ada 5 (lima)
generasi strategi pemberdayaan, yaitu:

1) Generasi yang mengutamakan relief and welfare, yaitu strategi yang lebih mengutamakan
pada kekurangan dan kebutuhan setiap individu dan masyarakat, seperti: sandang, pangan,
papan, kesehatan,dan pendidika.

2) Strategi    community    development    atau    small    scale    reliant    local development,


yang lebih mengutamakan pada penerapan teknologi tepat guna dan pembangunan infrastruktur. 
Menurut strategi ini, pembangunan dilaksanakan dari bawah (bottom-up approach).

3) Generasi sustainable development,  yang lebih mengharapkan terjadinya perubahan   pada 


tingkat   regional   dan   nasional.   Diharapkan   terjadi perubahan kebijakan yag keluar dari
tingkat lokal ke regional, nasion al, dan internasional, utamanya terkait dampak pembangunan
yag terlalu eksploitatif,

4) Generasi untuk mengembangkan gerakan masyarakat (people movement), melalui


pengorganisasian masyarakat, identifikasi masalah dan kebutuhan lokal, serta mobilisasi sumber
daya lokal yang ada.

5) Generasi    pemberdayaan    masyarakat    (empowering    people),    yang memperhatikan arti


penting perkembangan, teknologi, persaingan dan kerjasama.

Source: https://www.mandandi.com/2021/08/pendekatan-strategi-dan-metode.html

Anda mungkin juga menyukai