Anda di halaman 1dari 7

TEORI-TEORI

PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Disusun Oleh :
TRI WAHYUNI
F 231 14 005

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
TEORI-TEORI PENGEMBANGAN MASYARAKAT

 Pengembangan Masyarakat adalah kemampuan suatu negara atau suatu bangsa


untuk terus berkembang baik secara kualitatif atau kuantitatif yang mencakup
seluruh segi kehidupan bernegara dan bermasyarakat dan karena tidak
berkembang hanya dalam arti peningkatan taraf hidup saja akan tetapi dalam segi
kehidupan lainnya, manusia bukan hanya makhluk ekonomi, akan tetapi juga
makhluk sosial dan makhluk politik. Oleh karena itu perlu diadakan perubahan
struktur ekonomi dan non ekonomi. [1]

 Menurut A. Supardi bahwa pengembangan masyarakat itu adalah suatu proses


dimana anggota masyarakat pertama-tama mendiskusikan dan menentukan
keinginan mereka kemudian merencanakannya dan mengerjakan bersama-sama
untuk memenuhi keinginan mereka tersebut. Pengembangan masyarakat juga
merupakan suatu gerakan untuk menciptakan sesuatu kehidupan yang lebih baik
bagi seluruh masyarakat dengan berpartisipasi aktif dan inisiatif masyarakat itu
sendiri. [1]

 Pengembangan masyarakat itu adalah usaha pembangunan masyarakat yang


dilakukan sendiri oleh masyarakat, masyarakat berkumpul memusyawarahkan
tentang kebutuhan tersebut, menginvestasikan sesuai dengan tingkat atau derajat
kebutuhan itu baik dari segi kepentingan umum maupun dari segi lainya. Setelah
memusyawarahkan identifikasi kebutuhan serta menginventarisasikannya, maka
dilanjutkan untuk membuat perencanaan tentang langkah-langkah yang akan
dilaksanakan. Setelah perencanaan dan program selesai disusun maka barulah
kemudian sampai kepada pelaksanaan, mengerjakan bersama dengan
menggunakan teknis gotong royong. [2]

 Pengembangan Masyarakat memiliki beberapa nama lain, seperti


Pengorganisasian Masyarakat (community organization), Pekerjaan
Kemasyarakatan (community work), Pekerjaan Sosial dengan masyarakat (social
work with community) dan Praktek Pekerjaan Sosial Makro (social work macro
practice). Melihat tujuan dan pendekatan yang digunakannya, Pengembangan
Masyarakat bisa disebut juga sebagai Terapi Kemasyarakatan (community
therapy) atau Intervensi Komunitas (community intervention) (Ife, 1995; Suharto;
2005). [2]

 Pengembangan Masyarakat pada dasarnya merupakan strategi perubahan sosial


terencana yang secara professional didesain untuk mengatasi masalah atau
memenuhi kebutuhan pada tingkat komunitas. Praktek Pekerjaan Sosial pada
tingkat makro ini didasari oleh berbagai model pendekatan, serta beroperasi
sejalan dengan pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan pekerjaan sosial.
Bahasan yang lebih lengkap mengenai pendekatan dan model Pengembangan
Masyarakat bisa dilihat di dalam buku Membangun Masyarakat, Memberdayakan
Rakyat (Suharto, 2005). Kegiatan-kegiatan Pengembangan Masyarakat
beroperasi melebihi pendekatan-pendekatan individu dan kelompok, meskipun
seringkali didasari oleh kebutuhan-kebutuhan, masalah-masalah dan isu-isu yang
berkaitan dengan kehidupan individu dan kelompok. [2]

 Pengembangan Masyarakat suatu metode atau pendekatan pembangunan yang


menekankan adanya partisipasi dan keterlibatan langsung penduduk dalam
proses pembangunan, dimana semua usaha swadaya masyarakat disinergikan
dengan usaha-usaha pemerintah setempat dan stakeholders lainnya untuk
meningkatkan taraf hidup, dengan sebesar mungkin ketergantungan pada inisiatif
penduduk sendiri, serta pelayanan teknis sehingga proses pembangunan
berjalan efektif (Lubis, 2010). [3]

 Dalam pengembangan masyarakat penting untuk memperhatikan perkembangan


personal (personal growth) dan pengembangan personal (personal development).
Masyarakat tempat yang lebih untuk pengembangan personal Ide tersebut
dikaitkan dengan aktivitas yang berbeda-beda yang mencakup bertemu dengan
masyarakat. Perkembangan personal telah menjadi industri yang individualis dan
personal, bahwa hal itu telah dikemas dan komodifikasi. [4]

 Pengembangan masyarakat (community development) adalah salah satu


kegiatan yang menjadi bagian dari program corporate social responsibility (CSR).
Corporate social responsibility (CSR) sendiri memiliki nama yang berbeda pada
setiap perusahaan, pada perusahaan BUMN seperti pada PTPN sendiri, corporate
social responsibility (CSR) di sebut sebagai Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL). Program kemitraan adalah program untuk meningkatkan
kemampuan usaha kecil dalam bentuk pinjaman baik untuk modal usaha maupun
pembelian perangkat penunjang produksi agar usaha kecil menjadi tangguh dan
mandiri. Sementara Program Bina Lingkungan adalah program pemberdayaan
kondisi sosial masyarakat untuk tujuan memberikan manfaat kepada masyarakat
di wilayah perusahaan. Dan kegiatan yang lazimnya dilakukan oleh perusahaan
dalam mengimplementasikannya adalah dengan menyelenggarakan program
pengembangan masyarakat atau yang lebih dikenal dengan community
development (Wibisono,2007:83). [5]

 Sanders (1958) melihat pengembangan masyarakat sebagai suatu proses


bergerak dari satu tahap ke tahap yang lain, sebuah metode untuk mencapai
tujuan, sebuah prosedur program dan sebagai sebuah gerakan menyapu orang
dalam emosi dan keyakinan. Pengembangan masyarakat ini mempunyai empat
tujuan, yaitu: (1) Menimbulkan percaya kepada diri sendiri, (2) Menimbulkan rasa
bangga, semangat, dan gairah kerja, (3) Meningkatkan dinamika untuk
membangun, dan (4) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam mencapai
tujuannya, pengembangan masyarakat harus dilakukan secara holistik atau
dengan multidisipliner untuk meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat. [5]

 Conyers (1984) mengemukakan bahwa terdapat 2 (dua) tipe pengembangan


masyarakat, yaitu: Pertama, pengembangan masyarakat yang
penyelenggaraannya dikoordinasikan oleh suatu departemen atau instansi
pemerintah yang khusus bertanggung jawab atas masalah pembangunan
masyarakat. Departemen atau instansi yang bersangkutan mempekerjakan
tenaga-tenaga profesional di bidang pembangunan masyarakat yang bertanggung
jawab dalam mendorong serta membantu segala jenis kegiatan masyarakat
setempat diseluruh daerah. Pelaksanaan program pengembangan masyarakat
dengan menggunakan tipe ini mampu mengatasi permasalahan pokok yaitu
kurangnya sumber daya, khususnya sumber daya manusia, dan Kedua,
pengembangan masyarakat yang pelaksanaannya melibatkan proyek khusus
yang mencakup suatu daerah yang amat terbatas. Proyek-proyek semacam ini
cenderung memiliki cakupan kegiatan yang lebih luas dari pada yang biasanya
dilaksanakan oleh departemen yang bersangkutan. Proyek-proyek ini
memungkinkan terpusatnya perhatian berbagai departemen untuk
mengintegrasikan semua aspek pembangunan di daerah tersebut. [5]

 Pengembangan Masyarakat (community developmentI) merupakan salah satu


metode atau pendekatan ini yang menunjukkan keunikan Pekerjaan Sosial dan
membedakan profesi ini dengan profesi kemanusiaan lainnya. Banyak disiplin
mengklaim memiliki keahlian dalam bekerja dengan individu, keluarga dan
kelompok. Namun, hanya sedikit profesi yang memfokuskan pada keberfungsian
klien dalam konteks organisasi, masyarakat dan kebijakan, salah satunya adalah
Pekerjaan Sosial (Netting, Kaettner dan McMurtry, 2004). [6]

 Pengembangan masyarakat (community development) terdiri dari dua konsep,


yaitu “pengembangan” dan “masyarakat”. Secara singkat, pengembangan
merupakan usaha bersama dan terencana untuk meningkatkan kualitas
kehidupan manusia. Telah disebutkan bahwa konsep dari komunitas adalah
sekelompok orang dengan identitas bersama. Oleh karena itu, pengembangan
masyarakat bergantung pada interaksi antara manusia dan aksi bersama daripada
kegiatan individu apa yang beberapa ahli sosiologi menyebutnya dengan ‘lembaga
kolektif’ (Flora dan Flora 1993). Bidang-bidang pembangunan biasanya meliputi
beberapa sektor, yaitu ekonomi, pendidikan, kesehatan dan sosial-budaya. [7]

 Hakikat pengembangan masyarakat pada dasarnya adalah untuk meningkatkan


kesejahteraan manusia atau masyarakat (Effendy, 1998). Selain itu, hakikat dari
pengembangan masyarakat adalah apa yang dirasakan oleh masyarakat itu
sendiri, bukan apa yang dituliskan dalam angka atau teori. Dalam hal ini, ketika
ditemukan data dalam bentuk angka tentang keadaan suatu masyarakat atau
sebuah teori maka harus dikompromikan atau dicocokkan dengan kondisi riil
masyarakat karena sering kali yang terjadi adalah Theory is not a reality. [7]

 Menurut Mezirow (1997), terdapat tiga jenis program dalam usaha pengembangan
masyarakat, yaitu: Program integratif. Memerlukan pengembangan melalui
koordinasi dinas-dinas teknis, menyediakan bantuan teknis dan finansial secara
besar-besaran dan melibatkan pejabat-pejabat tiap tingkatan pemerintah (pusat-
desa). Misalnya adalah program ABAT (Aku Bangga Aku Tahu) yang dibuat oleh
kementerian kesehatan untuk mengatasi permasalahan HIV/AIDS yang makin
banyak terjadi pada remaja. Program adaptif. Fungsi pengembangan masyarakat
cukup ditugaskan pada salah satu kementerian. Program proyek. Dalam bentuk
usaha-usaha terbatas pada wilayah tertentu dan program disesuaikan khusus
pada daerah yang bersangkutan. Misalnya: kabupaten Banjarnegara merupakan
salah satu daerah endemis malaria, maka dalam rangka mencegah semakin
meluasnya endemis dan mengurangi penderita malaria pemerintah atau dinas
kesehatan setempat membuat sebuah program pemberantasan malaria khusus
untuk wilayah endemis malaria di Banjarnegara. [7]

 Pengembangan masyarakat menggabungkan dua kata secara bersama-sama


yaitu pengembangan dan masyarakat yang menunjukkan bahwa masyarakat itu
sendiri terlibat dalam proses yang bertujuan untuk meningkatkan sosial, ekonomi
dan situasi lingkungan masyarakat. Masyarakat merupakan maksud dan akhir dari
pengembangan masyarakat, bukan hanya sebagai objek tapi juga berperan
sebagai subjek dalam pengembangan masyarakat. Masyarakat sendiri yang
mengambil tindakan dan berpartisipasi bersama-sama. Hal ini melalui tindakan
masyarakat tersebut menjadikan masyarakat lebih penting, tidak hanya ekonomi
tapi sebagai fungsi masyarakat yang kuat. Pengembangan masyarakat
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk bersama membuat keputusan
tentang penggunaan sumber daya, seperti infrastruktur, tenaga kerja, dan
pengetahuan. [7]
DAFTAR PUSTAKA

[1] Mirdad, M. 2009. http://digilib.uinsby.ac.id/7153/2/Bab%202.pdf.


[2] Suharto, E. 2006. www.policy.hu/suharto/Naskah%20PDF/JemberCOCD.pdf
[3]
Pengelola Mata kuliah Pengembangan Masyarakat Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia – Institut Pertanian Bogor. 2012
http://skpm.ipb.ac.id/web/wp-content/uploads/2012/09/PB-01-Komunitas-dan-Pengembangan-
Masyarakat-dalam-Perspektif-Sosiologi.pdf.
[4] Rohadi, S dan Mulyanto.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131405903/penelitian/PENGEMBANGAN+MASYARAKAT.pdf.
[5]Mahardhani, A.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=386897&val=8521&title=PENGEMBANGA
N%20MASYARAKAT%20PESISIR%20DI%20KABUPATEN%20TULUNGAGUNG.
[6] http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18483/4/Chapter%20II.pdf.
[7]
Abi. 2014. https://luluhatta.wordpress.com/2014/10/13/pengembangan-masyarakat-
community-development/
PERTANYAAN :
1. Setelah dilakukan Penyuluhan terhadap masyarakat, Bagaimanakah cara
membangkitkan semangat masyarakat agar dapat menerapkan apa yang telah
diinformasikan dalam penyuluhan guna sebagai bentuk pengembangan
masyarakat itu sendiri?

2. Bagaimanakah menjadi seorang penyeluh sebagai inisiator, motivator maupun


fasilitator yang baik bagi masyarakat agar apa yang disampaikan dapat mudah
diterima dengan baik oleh masyarakat ?

Anda mungkin juga menyukai