Anda di halaman 1dari 10

CSR dan Pemberdayaan Masyarakat

Sub Materi : People Centered Development

Nama Dosen :
Dr. Jeanne Noveline Tedja
Kamaruddin Salim, S.Sos., M.Si

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
People Centered Development
 Tujuan dari pembangunan sosial menurut pandangan UN-ESCAP pada
dasarnya adalah development of the well being of the people
(pembangunan untuk meningkatkan taraf hidup manusia).
 Berdasarkan tujuan tersebut, UN-ESCAP melihat bahwa penekanan
dari pembangunan sosial pada dasarnya adalah pada pendekatan
pembangunan yang berpusat pada manusia (people centered
development).
 Sehingga terlihat kesamaan pola gerak dari pembangunan sosial dan
pembangunan yang berpusat pada manusia yaitu pada upaya
peningkatan taraf hidup masyarakat dengan memfokuskan pada
pemberdayaan dan pembangunan manusia itu sendiri.

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
People centered development

 Denis Goulet: pembangunan sosial yang berpusat pada manusia tujuan


utamanya adalah menyediakan pada seluruh masyarakat kesempatan untuk
hidup secara utuh. Hal ini searah dengan tujuan dasar pembangunan di
Indonesia, yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya.
 David C Korten melihat bahwa people centered development adalah untuk
meningkatkan pertumbuhan dan kemakmuran manusia, meningkatkan
keadilan, serta berkesinambungan (sustainable). Pemikiran yang mendominasi
paradigma ini adalah pembangunan yang memperhatikan keseimbangan
ekologi manusia.
People centered development

Nilai-nilai dasar yang dianggap universal dalam pendekatan people centered


development adalah:
 Partisipasi
 Kesinambungan (sustainable)
 Integrasi social
 Hak-hak dan kemerdekaan hak asasi manusia
Pemberdayaan masyarakat sebagai suatu
program dan proses
 Pemberdayaan sebagai suatu program dimana pemberdayaan dilihat dari
tahapan-tahapan kegiatan guna mencapai suatu tujuan yang biasanya sudah
ditentukan jangka waktunya. Misalnya program pemberdayaan ekonomi
masyarakat dengan jangka waktu 1, 2 ataupun 5 tahun. Konsekwensi dari hal
ini, bila program itu selesai maka dianggap pemberdayaan sudah selesai
dilakukan. Hal seperti ini banyak terjadi dengan system pembangunan
berdasarkan proyek yang banyak dikembangkan oleh Lembaga pemerintah
dimana proyek yang satu dengan yang lain kadangkala tidak saling
berhubungan.
 Peberdayaan sebagai suatu proses: adalah suatu kegiatan yang
berkesinambungan (on-going) sepanjang komunitas itu masih ingin melakukan
perubahan dan perbaikan dan tidak hanya berpaku pada suatu program saja
Partisipasi masyarakat
 Pertisipasi masyarakat seringkali dianggap sebagai bagian yang tidak terlepas
dari proses pemberdayaan masyarakat.
 Menurut Green and Haines (2012), community development requires the
involvement and participation of local residents in identifying the strategies
they wish to use to improve their quality of life (pembangunan komunitas/
pemberdayaan masyarakat menuntut keterlibatan dan partisipasi masyarakat
lokal dalam mengidentifikasi strategi yang ingin mereka lakukan untuk
memperbaiki kualitas hidup mereka).
 Adi (2013) bahwa partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat
dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat,
pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk
menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan
masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi.
Partispasi masyarakat
 Hamdi (2014) mengatakan, kebijakan publik partisipatif dapat terbangun
manakala antara yang memerintah dan yang diperintah sama-sama memiliki
kemampuan dan kemauan untuk mengusahakan terbangunnya sistem yang
tidak hanya jelas perumusannya, tapi juga pasti dalam perwujudannya.
Sesungguhnya masyarakat bersedia diperintah/ diatur perilakunya, hanya
saja pengaturan yang diikuti oleh masyarakat adalah pengaturan yang
mereka pahami betul kemana arahnya dan apa manfaatnya bagi mereka.
 Esensi dari kebijakan publik partisipatif adalah kesepakatan tentang pola
tindakan yang akan dilakukan dalam mewujudkan kemanfaatan terbesar
bagi sebanyak mungkin orang. Artinya, tersirat dalam sifat partisipatif
adalah kemanfaatan yang besar bagi masyarakat. Asumsinya, semakin
tinggi derajat partisipasi, maka semakin tinggi pula derajat dan ruang
lingkup kemanfaatannya bagi masyarakat.
Partisipasi masyarakat

Menurut Mikkelsen (2001), rendahnya partisipasi masyarakat disebabkan oleh


beberapa faktor yaitu:
 Adanya penolakan secara internal di kalangan anggota masyarakat dan
penolakan eksternal terhadap pemerintah.
 Kurangnya dana.
 Terbatasnya informasi, pengetahuan atau pendidikan masyarakat, dan
 Kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Peran pelaku perubahan (change agent)
dalam upaya pemberdayaan masyarakat
Partisipasi juga menempatkan perwakilan masyarakat sebagai pelaku perubahan yang
memiliki peran penting dalam menyuarakan aspirasi masyarakat terhadap proses
pembuatan kebijakan untuk kepentingan masyarakat itu sendiri.
Pelaku perubahan memainkan peran sebagai community worker atau enabler. Ada 4
peran dan ketrampilan utama yang harus dimiliki seorang change agent sebagai
pemberdaya masyarakat:
 Peran dan ketrampilan fasilitatif
 Peran dan ketrampilan edukasional
 Peran dan ketrampilan perwakilan
 Peran dan ketrampilan teknis
Daftar Pustaka
Adi, Isbandi Rukminto.(2010). Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat
Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat, Rajawali Pers, Jakarta.

Tedja, Jeanne Noveline (2020). Partisipasi Masyarakat Sebagai Modal Utama dalam
Perubahan Perilaku Pada RW Layak Anak, Jurnal Karya untuk Masyarakat, Vol. 1,
No.1 - Januari 2020.

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

Anda mungkin juga menyukai