Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“ KEBIJAKAN PERUBAHAN ”

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Perubahan

Dosen Pengampu : Nuri Aslami, M.SI

Disusun Oleh :

Kelompok 2

1. Ryan Febrianto (0506202055)


2. Roida Purba (0506202073)
3. Nabila Anisa Siregar (0506202043)
4. Muammar Al Hafiz (0506202086)

MANAJEMEN 6 B

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah swt. karena atas izin dan karunia-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah Manajemen Perubahan ini tepat waktu. Shalawat serta
salam kami haturkan kepada junjungan Nabi besar kita Nabi Muhammad Saw yang
menjadi suri tauladan bagi kita semua.

Kami sangat mengharapkan bantuan dari semua pihak dalam penulisan makalah ini,
terutama para pengajar mata kuliah Manajemen Perubahan dan seluruh anggota yang
telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaiannya.

Namun demikian, sebagai seorang hamba yang memiliki banyak kekurangan, kami
sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan yang membutuhkan
saran dan masukan yang bermanfaat. Kami berharap para pembaca akan menemukan
manfaat dari makalah ini dan menghargainya.

Medan 05 Maret 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1


B. Rumusan Masalah......................................................................................... 1
C. Tujaun ........................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 2

A. Definisi kebijakan perubahan ....................................................................... 2


B. Fungsi dan isi kebijakan ............................................................................... 3
C. Perumusan program-program perubahan ..................................................... 5
D. Pengembangan dan penjabaran program perubahan .................................... 6

BAB III KESIMPULAN ......................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perubahan adalah bagian alami dari kehidupan manusia dan organisasi di
dunia. Begitu alaminya sehingga orang terkadang menganggap remeh,
meremehkannya, dan bahkan membiarkan perubahan terjadi - panta rei berarti
"biarkan air mengalir apa adanya." Situasi yang muncul sebagai hasil dari panta rei
disebut sebagai "status quo". Ada individu dan institusi yang, meskipun telah
melewati beberapa musim, tahun, dan bahkan puluhan tahun, tidak mengalami
perubahan karena tidak dikelola dan diprogram dengan baik (disengaja,
terprogram); meskipun kelompok ini memiliki populasi yang kecil.
Menurut Houngh (1994), istilah "kebijakan" sulit untuk dipahami karena
sering digunakan untuk merujuk pada berbagai fenomena dan dalam berbagai
konteks. Gagasan bahwa kebijakan publik lebih terkait dengan perubahan konflik
kelompok dan nilai-nilai yang mendasarinya merupakan dasar dari proses
kebijakan. Kebijakan tidak lahir begitu saja, melainkan lahir dalam seperangkat
nilai dan struktur yang unik, dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat sebagai
fokus kebijakan.
Pertimbangan akal dan pikiran manusia merupakan landasan utama sebuah
kebijakan. Sebuah kebijakan, tentu saja, lebih dari sekadar produk pemikiran
manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi kebijakan perubahan?
2. Apa saja fungsi dan isi kebijakan?
3. Bagaimana perumusan program program perubahan?
4. Bagaimana pengembangan dan penjabaran program perubahan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi kebijakan perubahan
2. Untuk menegtahui fungsi dan isi kebijakan
3. Untuk mengetahui proses perumusan program-program perubahan
4. Untuk mengetahui pengembangan dan penjabaran program perubahan

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Kebijakan Perubahan
Secara umum, istilah "perubahan" sering kali dipahami sebagai suatu keadaan
yang berbeda dari keadaan sebelumnya. Artinya, perubahan terjadi karena
merupakan hasil dari suatu proses yang berlangsung sebelum dan sesudah
peristiwa, baik peristiwa itu sendiri maupun tidak. Kebijakan, di sisi lain, adalah
kumpulan gagasan dan prinsip-prinsip panduan untuk mewujudkan suatu pekerjaan,
kepemimpinan, dan perilaku ke dalam tindakan. Istilah ini dapat digunakan untuk
menggambarkan pemerintah, kelompok, dan organisasi. Ahmad Bairizki, 2021)
Perubahan kebijakan, juga dikenal sebagai "perubahan kebijakan", adalah ketika
satu atau lebih kebijakan diganti dengan kebijakan lainnya. Baik kebijakan baru
maupun kebijakan yang lebih baik akan dibuat sebagai bagian dari perubahan
kebijakan ini. Anderson mengklaim demikian. Ada tiga cara untuk mengubah
kebijakan: (2021, Veroonika Frisda Anintya)
1. Modifikasi kecil pada kebijakan yang ada berarti bahwa, sehubungan dengan
perubahan ini, kebijakan yang ada tidak sepenuhnya diubah atau hanya diubah
sebagian.
2. Pemberlakuan peraturan kebijakan yang baru.
3. Perubahan besar dalam kebijakan sebagai akibat dari pemilihan umum.
Pergantian elit politik yang menentukan arah program atau mengubah kebijakan
secara keseluruhan.

Keberhasilan setiap pemimpin diukur dari kemampuannya untuk


mengantisipasi perubahan dan mengubah potensi perubahan menjadi kenyataan.
Perubahan merupakan komponen penting dalam manajemen. Orientasi dan
kepentingan para aktor yang terlibat sebagai pemangku kepentingan dalam
kebijakan yang dibuat harus dipertimbangkan secara matang selama proses
perubahan kebijakan berlangsung. Paradigma yang dapat diwujudkan melalui
interaksi orientasi antar aktor yang intensif adalah kebijakan partisipatif.
Akomodasi antar aktor yang terlibat memungkinkan terjadinya pergeseran pola
sikap dan orientasi. Akibatnya, tidak ada lagi kepentingan yang mendominasi. (dr.
drs. Chazali. H. situmorang, 2016)

2
B. Fungsi Dan Isi Kebijakan
Fungsi Kebijakan
Pemilihan dan pelaksanaan program dan kegiatan dipandu oleh kebijakan,
sebagaimana tujuan utama kebijakan tersebut, yaitu untuk:
1. Ketika menyiapkan program kegiatan, berikan sinyal, rambu-rambu, dan
instruksi penting.
2. Memberikan rincian mengenai implementasi strategi.
3. Berikan arahan kepada para pelaksana.
4. Memastikan bahwa upaya pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran
terkoordinasi dan lancar.
5. Mengorganisir administrasi bisnis
Menerapkan kebijakan organisasi sehingga dapat dianggap berfungsi secara
efektif adalah faktor penentu untuk perubahan, pengembangan, atau restrukturisasi
organisasi. Keputusan yang didasarkan pada tujuan, aturan, dan prinsip merupakan
kebijakan. Para pemimpin, staf, dan personil organisasi biasanya mencatat dan
menuliskan format kebijakan sebagai panduan interaksi mereka dengan dunia luar.
Proses pembuatan kebijakan digunakan untuk mendapatkan kebijakan. Untuk
menetapkan tujuan sistem, pembuatan kebijakan dianggap sebagai kumpulan proses
sistem sosial. input, transformasi, output, dan umpan balik lingkungan kepada
pembuat kebijakan dari lingkungan eksternal semuanya diperhitungkan selama
proses pengambilan keputusan.
Kebijakan dianggap yakni sebagai: 1) panduan tentang apa yang harus
dilakukan, 2) batasan-batasan untuk berperilaku, dan 3) bantuan bagi orang-orang
yang membuat keputusan). Dapat ditarik kesimpulan bahwa kebijakan dibuat untuk
mengarahkan tindakan, mengarahkan kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, kebijakan berfungsi sebagai pedoman umum
untuk pengambilan keputusan di semua tingkat organisasional.

Isi Kebijakan
William Dunn dalam Ayuningtyas (2014: 16) mengatakan bahwa isi strategi terdiri dari
serangkaian pilihan mengenai usaha-usaha yang terbuka (termasuk pilihan untuk tidak

3
melakukan sesuatu) yang dibuat oleh pemerintah/organisasi dan pihak-pihak yang
berwenang. Isi kebijakan membahas berbagai masalah publik di berbagai bidang,
termasuk pertahanan, keamanan, energi, kesehatan, edukasi, kesejahteraan, dan
sebagainya.
Terdapat 5 unsur dalam suatu kebijakan yaitu:
1) Tujuan kebijakan. Komponen terpenting dari sebuah kebijakan adalah tujuan.
Namun, tidak semua kebijakan memberikan gambaran yang sama tentang
pencapaian tujuan. Waktu, lokasi, deskripsi, orientasi, dan dukungan terhadap
tujuan adalah perbedaannya. Tujuan yang rasional, jelas, dan berwawasan ke
depan adalah tujuan yang baik karena memang diinginkan untuk dicapai.
2) Isu. Keberhasilan seluruh proses kebijakan akan sangat dipengaruhi oleh
pemilihan isu yang tepat.
3) Kebutuhan. Tuntutan dapat bersifat ekstrim atau ringan. Ketika kebutuhan suatu
kelompok terabaikan dalam proses perumusan kebijakan dan kebutuhan baru
muncul setelah tujuan atau isu sebelumnya diselesaikan, maka hal ini dapat
menimbulkan tuntutan.
4) Efek atau hasil Efek dari pencapaian suatu tujuan disebut dampak.
5) Sarana atau alat untuk kebijakan Misalnya, salah satu cara yang digunakan
dalam proses perumusan kebijakan organisasi adalah dengan mengangkat
seorang manajer yang memiliki jabatan tinggi agar lebih didengar
suaranya.(Suharno, 2013)

Tahapan pembuatan kebijakan :


Menurut William N. Dunn melalui 5 tahap yang meliputi :

1) Tahap Perumusan Masalah Menggambarkan kondisi-kondisi yang menyebabkan


timbulnya masalah.
2) Tahap Peramalan memberikan informasi tentang hasil potensial dari berbagai
alternatif kebijakan, termasuk tidak adanya kebijakan.
3) Tahap Rekomendasi Kebijakan merekomendasikan alternatif kebijakan dengan
manfaat bersih tertinggi dan memberikan informasi mengenai manfaat bersih
dari masing-masing alternatif.

4
4) Tahap Pemantauan Kebijakan menyediakan data mengenai dampak saat ini dan
di masa lalu, termasuk hambatan-hambatan dalam pelaksanaan alternatif
kebijakan.
5) Tahap Pengevaluasian Kebijakan menyediakan data mengenai kinerja atau hasil
dari suatu kebijakan.

C. Perumusan program-program perubahan


Dua jenis faktor utama yang menyebabkan perubahan adalah sebagai berikut:
faktor internal dan eksternal. Tiap perubahan memiliki tujuan tertentu, yang dapat
mencakup upaya untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan (seperti pergeseran
preferensi konsumen, peraturan pemerintah yang baru, kemajuan teknologi, dan lain-
lain). serta usaha untuk mengubah lingkungan untuk memperbaiki kondisi dengan
meningkatkan efisiensi organisasi. Setiap perubahan perlu dipersiapkan dengan baik
dengan mengikuti tahapan-tahapan tertentu, apapun jenis tujuan yang ingin dicapai.
Tahapan (langkah-langkah) yang harus dilakukan untuk melakukan
perubahan, secara sederhana, adalah sebagai berikut:
1) Menyadari bahwa beberapa perubahan perlu dilakukan (unfreezing) dan
2) Menerapkan perubahan atau sesuatu yang baru ke dalam praktik (changing)
3) Mempertahankan stabilitas setelah penerapan perubahan (refreezing).
Perubahan yang sebenarnya dilakukan setelah anggota menyadari pentingnya
perubahan yang ingin mereka lakukan. Modifikasi ini dapat memiliki efek yang
luas, dari yang kecil hingga yang besar.
Lebih lanjut, Wallace dan Szilagyi (1982:386) menyatakan bahwa ada enam
tahap dalam proses perubahan organisasi yang terencana, yakni:
1) Adanya kebutuhan yang dirasakan untuk berubah;
2) Pengenalan masalah;
3) identifikasi hambatan;
4) pemilihan strategi perubahan;
5) pelaksanaan;
6) evaluasi

D. Pengembangan dan Penjabaran Program Perubahan

5
1. Pengembangan Organisasi

Dengan menggabungkan keinginan bersama untuk tumbuh dan berkembang


dengan tujuan organisasi, pengembangan organisasi adalah program yang bertujuan
untuk meningkatkan efektivitas organisasi. Sebagai sebuah disiplin perencanaan
perubahan, pengembangan organisasi (PO) menekankan pada bagaimana ilmu dan
praktik perilaku dapat digunakan untuk membantu organisasi menjadi lebih efektif.

PO dapat membantu para manajer dan staf terampil dalam membangun


hubungan yang produktif dengan setiap individu untuk menyelesaikan tugas mereka.
PO diperlukan untuk menghadapi efek perubahan dalam menghadapi perubahan yang
cepat.

Inisiatif perubahan organisasi yang terencana, seperti reorganisasi kurikulum


sekolah atau departemen di fakultas atau pembelian peralatan baru, pada dasarnya
berbeda dengan pengembangan organisasi. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa tujuan
dari studi PO adalah untuk memudahkan organisasi dalam mengidentifikasi dan
menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya. Pergeseran dalam kegiatan yang
direncanakan dapat disebut sebagai pengembangan organisasi. Manajemen organisasi
secara umum adalah sumber dari istilah ini.

Cara lain untuk menggambarkan pengembangan organisasi adalah sebagai


jaringan peristiwa yang rumit (proyek, kegiatan, dll.). yang memudahkan anggota
organisasi untuk mengontrol budaya organisasi internal mereka, memungkinkan mereka
untuk menghasilkan solusi inovatif untuk masalah dan membantu organisasi merek
dalam menyesuaikan diri dengan dunia luar. Dengan kata lain, konsep definisi tersebut
tidak dapat dikaitkan dengan pengembangan organisasi; namun merupakan nama yang
tepat untuk sebuah metode pengelolaan perubahan keorganisasian.

Peningkatan organisasi secara keseluruhan adalah tujuan utama dari


pengembangan organisasi. memodifikasi struktur, budaya, tugas, teknologi, dan sumber
daya manusia organisasi untuk meningkatkan produktivitas dan efektivitas dalam
pengambilan keputusan yang berkualitas tinggi. Pendekatan utamanya adalah
menciptakan budaya di dalam organisasi yang mendorong sebanyak mungkin partisipasi
karyawan dalam pengambilan keputusan yang efisien.

6
2. Program Perubahan Organisasi

Dalam kegiatan perubahan organisasi dapat dilakukan dengan berbagai macam


program atau metode yang pada dasarnya dikelompokkan dalam 2 macam, yaitu
program perubahan perilaku, dan program perubahan keterapilan dan sikap (Ratminto,
Atik 2006:52)

a. Program Perubahan Perilaku

Program perubahan prilaku merupakan suatu program dengan tujuan untuk


menyelidiki secara menyeluruh proses perilaku kelompok atau individu. Ada beberapa
cara untuk mencapai hal ini. Adapun program perubahan perilaku dibedakan menjadi
beberapa macam yaitu:

1. Jaringan Organisasi: Jaringan Manajerial adalah program pengembangan


organisasi berbasis jaringan material yang berfokus pada kemampuan pemimpin
untuk menyeimbangkan antara produksi dan manusia. Dalam hal ini, pemimpin
perlu memperhatikan orang-orang dan produksi.

2. Pendidikan Kepekaan: adalah latihan yang dilakukan dalam kelompok.


Kepekaan didefinisikan dalam program ini sebagai kepekaan terhadap diri
sendiri dan hubungan dengan orang lain. Premis dari program ini adalah bahwa
kelompok orang yang harus mencapai tujuan kesulitan disebabkan oleh masalah
emosional mereka.

3. Pengembangan tim: Ini adalah salah satu program perubahan organisasi yang
menggunakan metode intervensi yang dikenal sebagai pengembangan tim untuk
meningkatkan perilaku kelompok. Pembentukan tim yang efektif adalah tujuan
dari pengembangan perilaku kelompok.

4. Survei untuk mendapatkan umpan balik: Program ini bertujuan untuk


mengumpulkan informasi dari anggota organisasi. Perilaku, sikap, dan perasaan
lain dari setiap anggota organisasi dimasukkan ke dalam data.

b. Program Perubahan Keterampilan dan Sikap

Tujuan dari program pelatihan berkelanjutan ini adalah untuk meningkatkan


pengetahuan, kemampuan, dan sikap anggota organisasi. Oleh karena itu, istilah

7
"pelatihan" mengacu pada proses peningkatan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan
sikap perilaku anggota organisasi.

Pelatihan di tempat kerja, pelatihan instruksi kerja, pelatihan di luar tempat


kerja, dan pelatihan di tempat kerja tiruan merupakan metode-metode untuk
mengimplementasikan program pelatihan.

1. Pendidikan di Tempat Kerja: pelatihan di tempat kerja di tempat kerja yang


sesungguhnya. Anggota organisasi belajar untuk melakukan tugas-tugas secara
lebih efektif melalui pelatihan ini. Jika dibandingkan dengan pelatihan yang
diberikan di luar tempat kerja, keuntungan pelatihan di tempat kerja antara lain
adalah bahwa pelatihan ini sangat hemat biaya karena para peserta tetap
produktif selama mereka mengikuti dan menjalankan pelatihan. Selain itu, tidak
seperti pelatihan yang diberikan di luar tempat kerja, pencapaian anggota
organisasi tidak akan berkurang atau hilang. Ketika peserta pelatihan kembali ke
tempat kerja masing-masing setelah pelatihan di luar tempat kerja, beberapa
pencapaian akan hilang.

2. Pelatihan untuk Pekerjaan: Pelatihan Metode Kerja (pelatihan yang berkaitan


dengan penyederhanaan pekerjaan) dan Pelatihan Hubungan Kerja (pelatihan
yang berkaitan dengan faktor manusia dalam pekerjaan sehari-hari) adalah dua
jenis pelatihan yang diberikan kepada peserta pelatihan ketika mereka pertama
kali diperkenalkan dengan pekerjaan.

3. Pelatihan di luar tempat kerja: Ini adalah pelatihan di luar tempat kerja.
Motivasi peserta pelatihan untuk lebih memahami materi adalah salah satu
manfaat dari pelatihan ini karena mereka tidak diharuskan untuk menyelesaikan
pekerjaan apa pun selama pelatihan.

4. Pelatihan di Dunia Nyata: adalah instruksi yang diberikan di tempat kerja


yang disimulasikan. Biasanya, pelatihan ini diberikan kepada orang-orang yang
bekerja di lingkungan yang memiliki banyak risiko. Peserta diharapkan dapat
belajar lebih banyak tentang metode kerja yang efektif melalui latihan ini.

Faktor-faktor Perubahan Organisasi


Suatu Perubahan dan Pengembangan dapat dilakukan kepada apapun dan siapapun
termasuk organisasi. Hanya sebagian kecil dari sebuah kelompok atau individu menyukai
8
perubahan, akan tetapi hal itu tidak bisa dihindari dan harus dihadapi. Adanya perubahan
organisasi disebabkan oleh faktor internal dan eksternal.
A. Faktor Internal
Faktor internal merupakan perubahan yang berasal dari dalam organisasi itu sendiri,
sumber perubahan ini yaitu::
a. Masalah hubungan dalam keluarga
b. Masalah dalam proses kerja sama
c. Masalah Keuangan
Masalah yang kerap kali muncul berkaitan dengan hubungan antaranggota
organisasi, misalanya masalah kepentingan tiap anggota dan masalah komunikasi.
Hubungan antar anggota yang kurang baik menjadi salah satu masalah yang kerap terjadi.
Hal ini dibedakan menjadi dua, yaitu: masalah yang berkaitan hubugan atasan dengan
bawahan (vertikal), dan masalah antar anggota yang kedudukannya sama atau setingkat
(horizontal). Perubahan juga dapat disebabkan oleh proses kerja sama yang yang terjadi
dalam suatu organisasi. Masalah yang muncul bisa berkenaan dengan masalah sistem
kerjasamanya dan bisa juga terkait dengan perlengkapan atau peralatan yang digunakan.
Sistem kerja sama yang terlalu birokratis atau sebaliknya bisa membuat suatu organisasi
menjadi tidak efisien.
Sistem Birokrasi membuat hubungan sesama anggota menjadi impersonal sehingga
menurunkan semangat kerja yang berakibat pada penurunan produktivitas. Perubahan
yang harus dilakukan akan berhubungan dengan struktur organisasi yang dilaksanakan.
B. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan perubahan yang berasal dari luar (Lingkungan).
Organisasi bersifat peka terhadap perubahan yang terjadi di lingkunganya. Oleh karena itu
hampir semua perubahan besar yang dilakukan organisasi disebabkan karena adanya
dorongan kuat dari lingkungannya. Maksudnya, lingkungan lah yang menuntut terjadinya
perubahan besar itu. Beberapa hal yang menjadi sebab perubahan yang termasuk faktor
eksternal adalah perkembangan teknologi, peraturan pemerintah, dan faktor ekonomi.
Perubahan tersebut pastinya berdampak pada tiap organisasi/perusahaan. Misalnya seperti
perubahan sifat organisasi. Untuk mengatasi masalah ini, organisasi harus membuat suatu
tindakan atau kebijakan dan adaptasi supaya sifat organisasi yang sebelumnya tidak
lenyap dan terganti.

9
BAB III
KESIMPULAN

Penggantian satu atau beberapa kebijakan dengan satu atau beberapa kebijakan
tambahan dikenal sebagai perubahan kebijakan. Perubahan terjadi karena berasal dari
sebuah proses yang menggambarkan apa yang terjadi sebelum dan sesudah kejadian-
apakah itu baik atau tidak-kemudian menggambarkan apa yang terjadi sebelum dan
sesudah kejadian. Jika sistem perencanaan memiliki satu atau lebih elemen
disfungsional, perubahan organisasi akan menghasilkan pilihan mundur. Perubahan
organisasi akan menghasilkan pilihan maju jika ada kesinambungan yang harmonis
antara sistem dan implementasinya. Konsekuensinya akan terlihat dari meredupnya
kegiatan tanpa alasan yang jelas. Suasana sisterm diatur dan dilaksanakan sesuai dengan
prosedur atau dengan bekerja sama untuk mengembangkan ide-ide baru.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anintya, veronika frisda dkk. (2021). Evaluasi, perubahan dan kontinutas kebijakan:
studi kasus kebijakan pilkada serentak 2020 dibandar lampung. jurnal studi
ilmu sosial dan politik, vol. 1, h. 1-20.
Arifin, Muhammad. 2017. Strategi manajemen perubahan dalam meningkatkan
disiplin di perguruan tinggi. Jurnal edutech. Vol. 3 no. 1
Ayuningtyas, Dumilah. (2014). Kebijakan Kesehatan: Prinsip dan Praktik. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.

Bairizki, Ahmad dkk. (2021). Manajemen perubahan. Bandung: widina bhakti persada
bandung.
Hakim, Lukman & eko sugiyanto. 2018. Manajemen perubahan organisasi sebagai
upaya untuk peningkatan kinerja perusahaan di industri batik lewayan
surakarta. BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis. Vol. 3, nomor 2. H. 49-63
Imam, Machali. 2014. Kebijakan perubahan. Jurnal pendidikan islam, volume III, no 1
Kosasi, Sandy. 2011. “Manajemen perubahan dan implementasi dalam proyek sistem
informasi.” Jurnal ilmiah SISFOTENIKA. Vol. 1. No. 1
Lilik , indahyani. (2019). manajemen perubahan. sidoarjo: UMSIDA PRESS

Pongtuluran, Aris. (1995). Kebijakan Organisasi dan Pengambilan Keputusan


Manajerial. Jakarta : LPMP

Putri, Debi Eka, dan Ahmad Rusdiana. (2021). Manajemen perubahan. Bandung:
WIDINA BHAKTI PERSADA BANDUNG

Ratminto dan Atik Septi Winarsih. (2006). Manajemen Pelayanan. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.
Ritonga, Maimuna. 2018. Politik dan dinamika kebijakan perubahan kurikulum
pendidikan di indonesia hingga masa reformasi. Bina gogik volume 5 no. 2

Setiawan, Fenty. 2022. Dampak kebijakan perubahan kurikulum terhadap


pembelajaran di sekolah. Jurnal manajemen pendidikan islam (JMPI). Vol. 07
no. 1.
Situmorang, Chazali H dkk. (2016). Kebijakan publik. Yogyakarta: social securty
development institute (SSDI).
Suharno. (2013). Dasar-dasar kebijakan publik : kajian proses dan analisis kebijakan.

11
Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Sutojo, Adi. 2015. “Pengaruh Pelaksanaan Kebijakan Atau Aturan Terhadap Pelayanan
Sektor Publik Di Kelurahan Purwodadi Kecamatan Arga Makmur Kabupaten
Bengkulu Utara”. Jurnal Penelitian Sosial Dan Politik. Vol 4 no. 2
Tampubolon, Manahan P. 2020. CHANGE MANAGEMENT: Manajemen Perubahan:
Individu, Tim Kerja, Organisasi. Bogor :Penerbit Mitra Wacana Media
Tangkilisan, Hosel. (2003). Evaluasi Kebijakan public. Jakarta : Geasindo

Wanuri. 2011. “Manajemen perubahan.” Jurnal STIE semarang, vol. 3. No. 1. H. 87-
94
Yuliani, Lingga dkk. Analisis Manajemen Perubahan Terhadap Kinerja Organnisasi
Pada Pt Solusi Bangun Indonesia. Jurnal bisnis terapan. Vol. 05 No. 01. h. 47-
56

12

Anda mungkin juga menyukai