Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MANAJEMEN PERUBAHAN
KEBIJAKAN DAN PERUBAHAN

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK V
1. MUH. IRSYAD PALLAWARUKKA (2022 10 127)
2. NUR ADELLA (2022 10 067)
3. ELISABETH OKTAVINA (2022 10 135)
4. WILDA NASYWA AULIA (2022 10 )

JURUSAN MANAJEMEN
STIEM BONGAYA MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan
kesabaran serta kesehatan yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dapat terselesaikan tidak lepas karena
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang dengan tulus dan sabar
memberikan sumbangan baik berupa ide materi pembahasan dan juga bantuan
lainnya yang tidak dapat dijelaskan satu persatu.
Makalah ini disusun untuk membantu proses pembelajaran mahasiswa
khususnya untuk mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi BONGAYA (STIEM
BONGAYA). Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
dari itu kami berharap kepada Ibu Dosen memberikan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Dan kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas Mata kuliah Pengantar
Manajemen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi BONGAYA (STIEM BONGAYA).
Akihir kata penyusun juga meminta maaf apabila banyak kesalahan dalam
penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, maka saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan.

Makassar, 05 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................................
1.3 TUJUAN.........................................................................................................
1.4 MANFAAT.....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................
2.1 PENGORGANISASIAN.................................................................................
2.2 DESAIN PENGORGANISASIAN.................................................................
2.3 STRUKTUR PENGORGANISASIAN........................................................
2.4 DEPARTEMENTALISASI PENGORGANISASIAN.................................
2.5 WEWENANG (DELEGASI)........................................................................
BAB III PENUTUP.......................................................................................................
3.1 KESIMPULAN.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Suatu rangkaian konsep dan dasar dari suatu pekerjaan, kepemimpinan
ataupun cara bertindak disebut dengan kebijakan. Dalam kehidupan bernegara
pun, kebijakan harus ada. Peraturan dalam suatu negara tidak akan dapat berjalan
dengan baik, jika negara tersebut tidak memiliki kebijakan dan akan sangat
berpengaruh terhadap kehidupan warga negaranya. Proses pembuatan keputusan
penting dalam organisasi juga merupakan suatu kebijakan. Mekanisme dalam
politik, keuangan, operasional berawal dari kebijakan yang ada. Secara umum
kebijakan merupakan suatu tata nilai baru dalam organisasi yang merupakan
aturan tertulis dari hasil keputusan formal organisasi yang bersifat mengikat dan
mengatur anggota organisasi tersebut. Oleh karena itu, dalam mengambil
keputusan untuk menghasilkan suatu kebijakan harus dipertimbangkan dengan
baik dan benar.
1.2 RUMUSAN MASALAH
 Apa pengertian dari Kebijakan?
 Apa pentingnya Kebijakan?
 Bagaimana hubungan Manajemen Perubahan dengan Kebijakan?
 Apa pentingnya Perubahan dan tujuan dari Perubahan?
1.3 TUJUAN
 Untuk memahami Kebijakan dan Perubahan.
 Untuk memahami hubungan Manajemen Perubahan dan Kebijakan.
 Untuk memahami pentingnya Kebijakan dan Perubahan.

1.4 MANFAAT
 Penulis mendapatkan pengetahuan baru tentang Kebijakan dan
Perubahan, serta dapat mengkaji materi mata kuliah Manajemen
Perubahan.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KEBIJAKAN
Pengertian Kebijakan:
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan
dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara
bertindak. Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan
kelompok sektor swasta, serta individu. Kebijakan berbeda dengan peraturan dan
hukum. Jika hukum dapat memaksakan atau melarang suatu perilaku (misalnya
suatu hukum yang mengharuskan pembayaran pajak penghasilan), kebijakan
hanya menjadi pedoman tindakan yang paling mungkin memperoleh hasil yang
diinginkan.
Menurut Carl Friedrich, Kebijakan adalah suatu tindakan yang mengarah
pada tujuan seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu
sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu seraya mencari peluang-
peluang untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran yang diinginkan”.
Menurut Anderson (1979) menyatakan bahwa kebijakan merupakan arah
tindakan yang mempunyai maksud yang ditetapkan oleh suatu actor atau sejumlah
actor dalam mengatasi suatu masalah atau persoalan.

Pentingnya Kebijakan:
Kebijakan memiliki banyak kepentingan dan peran yang sangat penting
dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam konteks pemerintahan, bisnis,
organisasi, dan masyarakat umumnya. Berikut adalah beberapa alasan mengapa
kebijakan sangat penting:
1. Mengarahkan Tindakan dan Pengambilan Keputusan: Kebijakan
memberikan arahan dan kerangka kerja untuk tindakan dan pengambilan
keputusan. Mereka membantu individu, organisasi, atau pemerintah dalam
menentukan langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapai tujuan
dan tujuan yang telah ditetapkan.
2. Menyelesaikan Masalah: Kebijakan membantu mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah yang ada dalam masyarakat atau organisasi.
Mereka seringkali muncul sebagai respons terhadap masalah tertentu dan
memberikan pedoman tentang bagaimana masalah tersebut akan ditangani.
3. Mengatur Tindakan: Kebijakan membantu mengatur tindakan individu
atau kelompok dalam masyarakat. Mereka menciptakan aturan dan norma

5
yang harus diikuti, dan mereka juga menetapkan sanksi bagi mereka yang
melanggar kebijakan tersebut.
4. Mengkoordinasikan Sumber Daya: Kebijakan membantu
mengkoordinasikan sumber daya manusia, finansial, dan fisik. Mereka
membantu memastikan bahwa sumber daya yang terbatas digunakan
secara efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
5. Menjaga Konsistensi dan Keadilan: Kebijakan membantu menjaga
konsistensi dan keadilan dalam berbagai proses dan keputusan. Mereka
menghindari diskriminasi dan pengambilan keputusan sewenang-wenang
dengan memberikan panduan yang jelas tentang bagaimana hal-hal
seharusnya dilakukan.
6. Mengatasi Perubahan: Kebijakan juga penting dalam menghadapi
perubahan lingkungan dan sosial yang dinamis. Mereka dapat diubah atau
disesuaikan untuk mengatasi perubahan kondisi dan kebutuhan yang
berubah seiring waktu.
7. Mengukur Kinerja: Kebijakan sering mencakup indikator kinerja yang
memungkinkan evaluasi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan.
Ini memungkinkan pemantauan dan penilaian terhadap apakah suatu
kebijakan berfungsi dengan baik atau perlu disesuaikan.
8. Menginformasikan Publik: Kebijakan juga berfungsi sebagai alat untuk
menginformasikan publik tentang standar, peraturan, dan hak dan
kewajiban mereka. Ini membantu menciptakan transparansi dalam proses
pengambilan keputusan.
9. Menciptakan Harapan dan Stabilitas: Kebijakan menciptakan harapan
dan stabilitas dalam masyarakat dan organisasi. Mereka memberikan
panduan yang diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang dapat
diandalkan.
10. Mendorong Inovasi: Beberapa kebijakan mendorong inovasi dan
perkembangan baru dalam berbagai bidang. Mereka dapat memberikan
insentif untuk mencari solusi baru atau untuk mengembangkan teknologi
yang lebih baik.
Pentingnya kebijakan tergantung pada konteksnya, tetapi secara umum,
kebijakan merupakan alat yang sangat penting dalam mencapai tujuan dan tujuan
organisasi, pemerintahan, atau masyarakat secara efektif dan efisien.

Tingkatan Kebijakan:

6
Kebijakan dapat dilihat dalam berbagai tingkatan berdasarkan cakupan,
ruang lingkup, dan tingkat otoritas yang terlibat dalam pembuatan, implementasi,
dan pelaksanaannya. Secara umum, ada tiga tingkatan kebijakan yang sering
diidentifikasi:
1. Kebijakan Nasional (National Policy):
 Kebijakan nasional adalah kebijakan yang ditetapkan oleh
pemerintah pusat atau tingkat nasional dalam suatu negara.
 Mereka memiliki cakupan yang luas dan berlaku di seluruh
wilayah negara.
 Contoh: Kebijakan fiskal nasional, kebijakan pendidikan nasional,
kebijakan keamanan nasional.
2. Kebijakan Regional (Regional Policy):
 Kebijakan regional adalah kebijakan yang berlaku di tingkat
wilayah atau daerah tertentu dalam suatu negara.
 Biasanya, ini mencakup kebijakan yang disusun oleh pemerintah
daerah atau pemerintah regional.
 Contoh: Kebijakan transportasi regional, kebijakan lingkungan
regional, kebijakan pembangunan wilayah.
3. Kebijakan Organisasi (Organizational Policy):
 Kebijakan organisasi adalah kebijakan yang ditetapkan oleh
organisasi, seperti perusahaan, lembaga pemerintah, atau organisasi
nirlaba.
 Mereka mengatur operasi, prosedur, dan tindakan dalam organisasi
tersebut.
 Contoh: Kebijakan sumber daya manusia perusahaan, kebijakan
keselamatan kerja, kebijakan privasi data.
Selain ketiga tingkatan kebijakan di atas, ada juga tingkatan lain yang
lebih spesifik dalam beberapa konteks, seperti:
4. Kebijakan Sub-nasional atau Provinsi (Sub-national or Provincial
Policy):
 Ini adalah kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah provinsi atau
tingkat administrasi yang setara.
 Biasanya lebih khusus untuk kebutuhan dan karakteristik provinsi
atau wilayah tersebut.

7
 Contoh: Kebijakan pendidikan provinsi, kebijakan kesehatan
provinsi.
5. Kebijakan Lokal (Local Policy):
 Kebijakan lokal adalah kebijakan yang berlaku di tingkat
pemerintah lokal, seperti kabupaten atau kota.
 Mereka dapat sangat spesifik dan berfokus pada masalah yang
relevan untuk komunitas setempat.
 Contoh: Kebijakan penataan ruang kota, kebijakan parkir kota.
Tingkatan kebijakan ini berkaitan dengan tingkat otoritas yang
bertanggung jawab atas pembuatan, implementasi, dan pelaksanaan kebijakan.
Semakin tinggi tingkatnya, semakin luas cakupan geografisnya dan semakin
banyak otoritas yang terlibat dalam prosesnya. Kebijakan pada tingkatan yang
lebih rendah seringkali lebih konkret dan kontekstual, sementara kebijakan pada
tingkatan yang lebih tinggi memiliki dampak yang lebih luas dan makro.

8
2.2 PERUBAHAN
Pengertian Perubahan
Dalam konteks umum, perubahan merujuk pada proses atau keadaan di
mana sesuatu berubah, berbeda dari kondisi atau keadaan sebelumnya. Perubahan
dapat terjadi di berbagai bidang kehidupan, termasuk organisasi, lingkungan,
individu, dan banyak lainnya.
Perubahan adalah proses di mana suatu entitas, situasi, atau kondisi
mengalami transformasi atau variasi dari keadaan sebelumnya. Perubahan dapat
mencakup perubahan dalam struktur, perilaku, karakteristik, atau sifat suatu hal.
Dalam konteks manajemen, perubahan mengacu pada perubahan yang
sengaja dilakukan dalam organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuan
tertentu atau untuk beradaptasi dengan perubahan dalam lingkungan eksternal.
Perubahan manajemen dapat melibatkan berbagai aspek, termasuk struktur
organisasi, proses bisnis, budaya perusahaan, teknologi, dan kebijakan.
Perubahan manajemen adalah proses sengaja merancang,
mengimplementasikan, dan mengelola perubahan dalam organisasi untuk
mencapai tujuan strategis, memperbaiki kinerja, atau beradaptasi dengan
lingkungan yang berubah. Perubahan ini dapat melibatkan perubahan dalam
struktur organisasi, budaya perusahaan, proses bisnis, teknologi, dan sumber daya
manusia. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efektivitas dan daya saing
organisasi.

Pentingnya Perubahan
Perubahan dalam manajemen memiliki peran yang sangat penting dalam
menjaga keberlanjutan dan kesuksesan organisasi. Berikut adalah beberapa alasan
mengapa perubahan menjadi penting dalam manajemen:
1. Adaptasi Terhadap Lingkungan yang Berubah: Lingkungan bisnis dan
organisasi terus berubah dengan cepat. Perubahan teknologi, persaingan,
tuntutan pelanggan, dan peraturan pemerintah adalah beberapa faktor yang
dapat memengaruhi organisasi. Dengan melakukan perubahan, organisasi
dapat beradaptasi dengan lingkungan yang berubah ini dan tetap relevan.
2. Inovasi dan Perbaikan Proses: Perubahan dapat mendorong inovasi dan
perbaikan proses. Dengan terus menerus mengevaluasi dan mengubah cara
kerja, organisasi dapat menciptakan proses yang lebih efisien, mengurangi
biaya, dan meningkatkan kualitas produk atau layanan.

9
3. Menghadapi Tantangan dan Peluang Baru: Perubahan memberikan
organisasi kemampuan untuk menghadapi tantangan baru dan
memanfaatkan peluang yang muncul. Tanpa perubahan, organisasi
mungkin terjebak dalam rutinitas yang sudah ketinggalan zaman dan
kehilangan peluang yang berharga.
4. Peningkatan Kinerja dan Daya Saing: Organisasi yang melakukan
perubahan yang tepat dapat meningkatkan kinerjanya dan menjadi lebih
kompetitif di pasar. Ini dapat mencakup perubahan dalam strategi bisnis,
penggunaan teknologi terkini, atau pengembangan kompetensi karyawan.
5. Manajemen Krisis: Dalam situasi krisis atau perubahan mendadak seperti
pandemi, perubahan cepat dalam manajemen dapat menjadi kunci untuk
bertahan. Organisasi yang dapat menyesuaikan diri dengan cepat dan
mengambil tindakan yang diperlukan akan lebih mampu mengatasi krisis.
6. Meningkatkan Kepuasan Karyawan: Terlibat dalam proses perubahan
yang terkelola dengan baik dapat meningkatkan keterlibatan dan kepuasan
karyawan. Ini dapat menghasilkan tim yang lebih produktif dan
berdedikasi.
7. Pengembangan Kemampuan Organisasi: Melalui perubahan, organisasi
dapat mengembangkan kemampuan baru dan meningkatkan kapasitasnya
untuk mengatasi tantangan di masa depan. Ini termasuk pengembangan
kepemimpinan, pemecahan masalah, dan adaptasi terhadap perubahan
yang lebih besar.
8. Mengelola Risiko: Dalam beberapa kasus, perubahan dapat membantu
organisasi mengelola risiko. Dengan mengidentifikasi potensi masalah
atau ancaman sebelum mereka berkembang menjadi masalah besar,
organisasi dapat mengambil langkah-langkah preventif.
Pentingnya perubahan dalam manajemen adalah pengakuan bahwa
perubahan adalah konstan dalam dunia bisnis dan organisasi. Organisasi yang
mampu mengelola perubahan dengan baik dapat memiliki daya tahan yang lebih
baik dan lebih siap menghadapi tantangan masa depan. Namun, penting juga
untuk mengelola perubahan dengan bijak, berkomunikasi dengan baik kepada
anggota organisasi, dan memastikan bahwa perubahan mendukung visi dan tujuan
jangka panjang organisasi.

Model Desain Struktur Organisasi

10
1. Model Mekanistis, yaitu sebuah struktur yang dicirikan oleh
departementalisasi yang luas, formalisasi yang tinggi, jaringan informasi yang
terbatas, dan sentralisasi.
2. Model Organik, yaitu sebuah struktur yang rata, menggunakan tim lintas
hierarki dan lintas fungsi, memiliki formalisasi yang rendah, memiliki
jaringan informasi yang komprehensif, dan mengandalkan pengambilan
keputusan secara partisipatif.
3. Model Piramid, model ini di buat persis sebuah piramida.
4. Model Horizontal, model ini dibuat dengan manarik garis lurus secara
horizontal dengan pembagian funsional masing-masing bersama tugasnya
masing-masing.

11
2.3 STRUKTUR PENGORGANISASIAN
Struktur organisasi adalah suatu susunan komponen-komponen atau unit-
unit kerja dalam sebuah organisasi. Struktur organisasi menunjukan bahwa adanya
pembagian kerja dan bagaimana fungsi atau kegiatan-kegiatan berbeda
yangdikoordinasikan. Dan selain itu struktur organisasi juga menunjukkan
mengenai spesialisasi-spesialisasi dari pekerjaan, saluran perintah maupun
penyampaian laporan.
Struktur organisasi adalah suatu susunan atau hubungan antara komponen
bagian-bagian dan posisi dalam sebuah organisasi, komponen-komponen yang
ada dalam organisasi mempunyai ketergantungan. Sehingga jika terdapat suatu
komponen baik maka akan berpengaruh kepada komponen yang lainnya dan
tentunya akan berpengaruh juga kepada organisasi tersebut.
Operasi kegiatan perusahaan akan berjalan lancar jika struktur organisasi
yang dipakai dapat memberikan dukungan moral bagi para anggotanya sehingga
mereka mau bekerjasama dan selalu berusaha menjalin koordinasi yang mereka
sadari sebagai tanggung jawab penting untuk bagian dari seluruh kegiatan dari
perusahaan yang saling menunjang pencapaian tujuan dari organisasi.
Struktur organisasi yang dibentuk akan selalu berdasarkan dari pada 3
komponen organisasi, yaitu:
•Interaksi kemanusiaan
•Kegiatan yang terarah ke tujuan
•Struktur

Struktur dalam Organisasi Formal dan Informal


1. Struktur Organisasi Formal
Struktur ini merupakan struktur organisasi yang dihasilkan melalui
keseluruhan proses. Struktur organisasi formal inilah yang biasanya dijadikan
panduan oleh para anggota organisasi untuk melakukan berbagai hal dalam
upaya pencapaian tujuan organisasi.
2. Struktur Organisasi Informal
Struktur ini merupakan struktur di mana para pekerja berkumpul secara
berkelompok (diluar struktur formal) yang didasarkan pada kesamaan
tuntutan, hobi, dan lain sebagainya.

12
4 Komponen Dasar Struktur Organisasi:
1. Pembagian tugas (tanggung jawab) pada individu (bagian)-SPESIALISASI.
2. Hubungan pelaporan resmi, hirarki, rentang kendali.
3. Pengelompokan individu menjadi bagian organisasi-
DEPARTEMENTALISASI.
4. Sistem hubungan, komunikasi, koordinasi, integrasi, vertikal maupun
horizontal.
Komponen 1, 2 & 3: statis, tampak pada struktur organisasi. Komponen 4:
dinamis, tidak tampak.

13
2.4 DEPARTEMENTALISASI PENGORGANISASIAN
Departmentalisasi pada dasarnya adalah proses pengelompokan dan
penamaan begian atau kelompok pekerjaan berdasarkan kriteria tertentu.
Dalam arti yang lain departementalisasi adalah sebagai upaya membagi-
bagikan pekerjaan secara fungsional yang mempunyai spesifikasi tertentu, sifat
dan batasan wewenang serta sarana dan prasarana yang digunakan dalam
kelompok kepemimpinan dalam satu kesatuan kelompok aktivitas untuk
mencapainsuatu tujuan tertentu yang telah ditentukan sebelumnya.

Praktek Departementalisasi sering didasarkan pada berbagai kebutuhan sebagai


berikut:
1. Departementalisasi atas dasar tutorial atau wilayah adalah atas dasar
penentuan porsi kekuasaan dan operasi daerah atau wilayah-wilayah tertentu.
Manajer pemasaran, Wilayah A, Wilayah B, Wilayah C, Direktur.
2. Departementalisasi atas dasar produksi yaitu departementalisasi yang
didasarkan atas jenis-jenis produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Pada
organisasi bisnis besar yang produknya beraneka ragam, aktivitas, dan tenaga
kerjanya dikelompokan atas dasar produk.
3. Departementalisasi atas dasar pelanggan adalah departementalisasi yang
berdasarkan atas penggolongan atau pembagian kelompok menjadi pelanggan
atau orang yang membeli barang yang dijual oleh perusahaan.

Departementalisasi atas dasar Fungsi Organisasi


Departementalisasi fungsional mengelompokan fungsi-fungsi yang sama
atau kegiatan kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi.
Individu-individu yang melakukan melakukan fungsi yang sama dikelompokan
bersama, seperti pada fungsi pemasaran, fungsi produksi, fungsi personalia dan
fungsi keuangan.
Dasar Departementalisasi:
• Departementalisasi Fungsi,
• Departementalisasi Teritorial,
• Departementalisasi Produk,
• Departementalisasi Pelanggan,
• Matrik.

14
2.5 WEWENANG (DELEGASI)
Delegasi adalah proses dimana individu atau kelompok memindahkan kepada
individu atau kelompok lain tugas untuk menjalankan aksi tertentu dan sekaligus
mengambil keputusan tertentu.
Delegasi dapat dinyatakan secara ringkas sebagai suatu proses dimana seorang
manajer:
• Menyerahkan tugas kepada bawahannya.
• Memberi mereka wewenang untuk membuat komitmen sampai batas yang
dianggap perlu untuk memungkinkan tugas dikerjakan.
• Menciptakan kewajiban pada pihak setiap bawahan untuk melaksanakan
pekerjaan secara memuaskan.

15
BAB III
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
Dari uraian materi di atas dapat disimpulkan bahwa sangat penting
Pengorganisasian (organizing) dalam manajemen. Karena merupakan fungsi dari
manajemen yang pasti ada dan sangat dibutuhkan, maka peran Pengorganisasian
sangat penting dan sangat menentukan langkah selanjutnya dalam manajemen.

16
DAFTAR PUSTAKA

Stoner, James AF, et all, 2015, Management, 6th edition - edisi bahasa Indonesia
 2000, buku 1 dan 2, Prenhalindo, Jakarta.

Yukl. Gary, 2014, Leadership in Organizations, edisi bahasa Indonesia  1998,


Simon & Schuster (Asia) Pte. Ltd., Jakarta.

Schermerhorn Jr, John R. 2013, Introduction to Management, International


Student Version. Singapore: John Wiley & Sons.

Robbins, Stephen P. Coulter, Mary. 2014, Management, Global Edition. Harlow


(UK): Pearson Education.

Wahjono, Sentot Imam. Marina, Anna. Wardhana, Andi. Darmawan, Akhmad.


2019. Pengantar Manajemen. Penerbit RajaGrafindo, Jakarta, Indonesia.

17

Anda mungkin juga menyukai