Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KESEHATAN

Dosen Pengampu:

Siti Khodijah Parinduri S.K.M., M.K.M

Disusun Oleh:

Diah Ayu Apriliani (211107010652)

Mita Harunisa Yusharyahya (211107010707)

Najwa Wuri Pratami Handrianti (211107010669)

Retno Utami (211107010706)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS IBN KHALDUN

OKTOBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KESEHATAN” dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Makalah ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dan terutama kami sendiri, dan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Administrasi dan Kebijakan Kesehatan.
Harapan kami sebagai penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat labih baik. Makalah ini kami akui masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan apapun itu sangat berguna bagi kami untuk kedepannya.

Bogor, 26 Oktober 2022

Penulis,

i
DAFTAR ISI

COVER
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I ................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
1.3. Tujuan .................................................................................................................... 2
BAB II.................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 3
2.1. Pengertian Implementasi Kebijakan Kesehatan ....................................................... 3
2.2. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Implementasi Kebijakan Kesehatan ......... 3
2.3. Faktor-faktor Penyebab Kegagalan Implementasi Kebijakan Kesehatan .................. 4
2.4. Pendekatan dalam Implementasi Kebijakan Kesehatan ............................................ 5
2.5. Aktor dalam Implementasi Kebijakan Kesehatan .................................................... 5
BAB III ................................................................................................................................ 6
PENUTUP ........................................................................................................................... 6

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Implementasi merupakan salah satu tahap dalam proses kebijakan publik.Biasanya


implementasi dilaksanakan setelah sebuah kebijakan dirumuskan dengantujuan yang jelas.
Implementasi adalah suatu rangkaian aktifitas dalam rangkamenghantarkan kebijakan kepada
masyarakat sehingga kebijakan tersebut dapatmembawa hasil sebagaimana yang diharapkan.
Rangkaian kegiatan tersebutmencakup persiapan seperangkat peraturan lanjutan yang
merupakan interpretasi dari kebijakan.
Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakandapat mencapai
tujuannya, tidak lebih dan kurang. Untuk mengimplementasikankebijakan publik, maka ada
dua pilihan langkah, yaitu langsungmengimplementasikan dalam bentuk program-program
atau melalui formulasi kebijakan derivate atau turunan dari kebijakan tersebut.
Proses implementasikebijakan publik baru dapat dimulai apabila tujuan-tujuan kebijakan
publik telahditetapkan, program-program telah dibuat, dan dana telah dialokasikan
untuk pencapaian tujuan kebijakan tersebut. Implementasi kebijakan bila dipandang
dalam pengertian yang luas, merupakan alat administrasi hukum dimana berbagai aktor,organ
isasi, prosedur, dan teknik yang bekerja bersama-sama untuk menjalankan kebijakan guna
meraih dampak atau tujuan yang diinginkan.
Oleh sebab itu, tidak berlebihan jika dikatakan implementasi kebijakanmerupakan aspek
yang penting dari keseluruhan proses kebijakan. Ini menunjukkanadanya keterkaitan yang erat
antara perumusan kebijakan dengan implementasikebijakan dalam arti walaupun perumusan
dilakukan dengan sempurna namunapabila proses implementasi tidak bekerja sesuai
persyaratan, maka kebijakan yangsemula baik akan menjadi jelek begitu pula sebaliknya.
Dalam kaitan ini, sepertidikemukakan oleh Wahab (1990:51), menyatakan bahwa pelaksanaan
kebijakanadalah sesuatu yang penting, bahkan jauh lebih penting daripada
pembuatankebijaksanaan. Kebijaksanaan hanya sekedar impian atau rencana bagus
yangtersimpan dalam arsip kalau tidak mampu diimplementasikan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa maksud dari implementasi kebijakan kesehatan?


2. Apa saja faktor yang berhubungan dengan imlementasi kebijakan kesehatan?

1
3. Bagaimana penyebab kegagalan implementasi kebijakan kesehatan?
4. Apa saja pendekatan implentasi kebijakan kesehatan?
5. Apa saja aktor dalam implentasi kebijkan kesehatan?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui penjelasan dari implentasi kebijakan kesehatan


2. Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan impelentasi kebijkan kesehatan
3. Untuk mengetahui penyebab kegagalan implementasi kebijakan kesehatan
4. Untuk mengetahui pendekatan implementasi kebijakan kesehatan
5. Untuk mengetahui aktor implementasi kebijakan kesehatan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Implementasi Kebijakan Kesehatan


Kebijakan kesehatan didefinisikan sebagai suatu cara atau tindakan yang berpengaruh
terhadap perangkat institusi, organisasi, pelayanan kesehatan dan pengaturan keuangan dari
sistem kesehatan (Walt, 1994).3 Kebijakan kesehatan adalah suatu hal yang peduli terhadap
pengguna pelayanan kesehatan termasuk manajer dan pekerja kesehatan. Kebijakan kesehatan
dapat dilihat sebagai suatu jaringan keputusan yang saling berhubungan, yang pada prakteknya
peduli kepada pelayanan kesehatan masyarakat (Green & Thorogood, 1998). Kebijakan-
kebijakan kesehatan dibuat oleh pemerintah dan swasta. Kebijakan merupakan produk
pemerintah, walaupun pelayanan kesehatan cenderung dilakukan secara swasta, dikontrakkan
atau melalui suatu kemitraan, kebijakannya disiapkan oleh pemerintah di mana keputusannya
mempertimbangkan juga aspek politik (Buse, May & Walt, 2005). Jelasnya kebijakan
kesehatan adalah kebijakan publik yang merupakan tanggung jawab pemerintah dan swasta.
Sedangkan tugas untuk menformulasi dan implementasi kebijakan kesehatan dalam satu negara
merupakan tanggung jawab Departemen Kesehatan (WHO, 2000).
Implementasi didefinisikan sebagai apa yang terjadi sesuai dengan harapan dan akibat dari
kebijakan yang dirasakan (DeLeon, 1999). Implementasi kebijakan cenderung untuk
memobilisasi keberadaan lembaga (Blakie & Soussan, 2001).3 Implementasi kebijakan adalah
tahap krusial dalam proses kebijakan itu sendiri. Suatu program kebijakan harus
diimplementasikan agar mempunyai dampak atau mencapai tujuan yang diingankan.

2.2. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Implementasi Kebijakan Kesehatan


Menurut Teori Implementasi Kebijakan George Edward III yang dikutip oleh Budi
winarno (2002 : 126-151), faktor-faktor yang mendukung implementasi kebijakan, yaitu:
a) Komunikasi.
Ada tiga hal penting yang dibahas dalam proses komunikasi kebijakan, yakni transmisi,
konsistensi, dan kejelasan (clarity). Faktor pertama yang mendukung implementasi kebijakan
adalah transmisi. Seorang pejabat yang mengimlementasikan keputusan harus menyadari
bahwa suatu keputusan telah dibuat dan suatu perintah untuk pelaksanaanya telah dikeluarkan.
Faktor kedua yang mendukung implementasi kebijakan adalah kejelasan, yaitu bahwa
petunjuk-petunjuk pelaksanaan kebijakan tidak hanya harus diterima oleh para pelaksana
kebijakan, tetapi komunikasi tersebut harus jelas. Faktor ketiga yang mendukung implementasi

3
kebijakan adalah konsistensi, yaitu jika implementasi kebijakan ingin berlangsung efektif,
maka perintah-perintah pelaksanaan harus konsisten dan jelas.
b) Sumber daya.
Sumber - sumber penting yang mendukung implementasi kebijakan meliputi staf yang
memadai serta keahlian-keahlian yang baik untuk melaksanakan tugas-tugas mereka,
wewenang dan fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang pelaksanaan pelayanan publik.
c) Kecenderungan-kecenderungan atau tingkah laku-tingkah laku.
Kecenderungan dari para pelaksana mempunyai konsekuensi-konsekuensi penting bagi
implementasi kebijakan yang efektif. Jika para pelaksana bersikap baik terhadap suatu
kebijakan tertentu yang dalam hal ini berarti adanya dukungan, kemungkinan besar mereka
melaksanakan kebijakan sebagaimana yang diinginkan oleh para pembuat keputusan awal.
d) Struktur birokrasi.4
Birokrasi merupakan salah satu badan yang paling sering bahkan secara keseluruhan
menjadi pelaksana kebijakan, baik itu struktur pemerintah dan juga organisasi organisasi
swasta.

2.3. Faktor-faktor Penyebab Kegagalan Implementasi Kebijakan Kesehatan


Kegagalan dalam implementasi kebijakan disebabkan karena adanya gap implementation.
Hal ini dapat dikarenakan kebijakan yang kurang baik (bad policy), implementasi yang kurang
baik (bad implementation), atau kebijakan yang kurang mendapat perhatian (bad lucky).
Contoh dari kebijakan yang kurang mendapat perhatian adalah kebijakan kesehatan jiwa.
Berbagai kebijakan dan pendanaan telah digelontorkan dalam pelaksanaan program kesehatan
jiwa, akan tetapi dalam pelaksanaannya masih belum optimal karena kebijakan tersebut
dianggap tidak populis sehingga kurang mendapatkan perhatian.
Bad policy dapat terjadi pada kebijakan yang dikembangkan tidak berdasarkan evidane
based sehingga seringkali kebijakan tidak tepat sasaran, ataupun jika sesuai dengan sasaran,
efektifitas dari kebijakan yang diimplementasikan dirasa kurang. Selain hal di atas, penerapan
suatu kebijakan juga dipengaruhi oleh politik, kondisi ekonomi, kondisi geografis, dan kondisi
budaya di suatu daerah. Seperti contohnya penerapan kebijakan ASI eksklusif selama 6 bulan
seringkali sukar dilakukan pada suatu wilayah yang memiliki budaya turun temurun
memberikan makanan tambahan seperti pisang pada bayi berusia kurang dari 6 bulan.

4
2.4. Pendekatan dalam Implementasi Kebijakan Kesehatan
Kebijakan kesehatan harus berdasarkan pembuktian yang menggunakan pendekatan
problem solving secara linear. Penelitian kesehatan adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan
bukti yang akurat. Setelah dilakukan penelitian kesakitan dan penyakit dari masyarakat,
termasuk kebutuhan akan kesehatan, sistem kesehatan, tantangannya selanjutnya adalah
mengetahui persis penyebab dari kesakitan dan penyakit itu. Walaupun disadari betapa
kompleksnya pengertian yang berbasis bukti untuk dijadikan dasar dari kebijakan (Fafard,
2008).
Pendekatan dapat dilakukan dengan top down maupun bottom up. Pendekatan top down
lebih sesuai jika kebijakan diterapkan dalam waktu yang singkat dan dana terbatas. Meskipun
demikian, akan terdapat banyak tantangan dalam pelaksanaannya. Sedangkan pendekatan
bottom up akan lebih mudah diterima dan dilaksanakan oleh pelaksana. Meskipun demikian,
dalam pelaksanaannya akan memerlukan waktu yang lama dan dana yang lebih besar.

2.5. Aktor dalam Implementasi Kebijakan Kesehatan


Aktor adalah mereka yang berada pada pusat kerangka kebijakan kesehatan. Aktor-aktor
ini biasanya memengaruhi proses pada tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Mereka
merupakan bagian dari jaringan, kadang-kadang disebut juga mitra untuk mengkonsultasi dan
memutuskan kebijakan pada setiap tingkat tersebut (Walt, 1994). Hubungan dari aktor dan
peranannya (kekuasaannya) sebagai pengambil keputusan adalah sangat tergantung kepada
kompromi politik, daripada dengan hal-hal dalam debat-debat kebijakan yang masuk diakal
(Buse, Walt and Gilson, 1994).
Kesiapan implementasi kebijakan sangat berpengaruh terhadap efektivitas dan
keberhasilan sebuah kebijakan. Penyusunan kebijakan berbasis pada data serta bukti sangat
mempengaruhi sukses tidaknya implementasi kebijakan. Oleh karena itu, keberadaan aktor
utama dalam menganalisisi kesiapan dalam implementasi kebijakan sangatlah penting. Aktor
tersebut diantaranya adalah Komite Eksekutif Badan Formulasi Kebijakan, Dewan Penelitian
Kesehatan/Medis, Kementrian Kesehatan, Kemendikbud, maupun konsorsium universitas.
Akan lebih baik jika hasil analisis tersebut dijadikan satu, selain itu diperlukan peran dan
keterlibatan peneliti, akademisi, organisasi profesi, ikatan keahlian medis tertentu dan
sebagainya.

5
BAB III

PENUTUP

Kebijakan kesehatan dapat dikembangkan dan akan terlaksana apabila ada bukti-bukti
yang menunjang dan lengkap, kemudian dapat mendefinisikan suatu masalah dan sesuai
dengan tujuan dan sasaran yaitu untuk menangani persoalan-persoalan kesehatan demi
meningkatkan status kesehatan masyarakat.
Implementasi kebijakan kesehatan memiliki peranan penting dalam siklus atau tahapan
kebijakan kesehatan karena merupakan pelaksanaan atau pengendalian aksi- aksi kebijakan
dalam kurun waktu tertentu. Tahap implementasi merupakan tahapan setelah agenda setting,
perumusan kebijakan, dan kebijakan ditetapkan. Kegagalan dalam implementasi kebijakan
disebabkan karena adanya gap implementation yang dikarenakan kebijakan yang kurang baik
(bad policy), implementasi yang kurang baik (bad implementation), atau kebijakan yang
kurang mendapat perhatian (bad lucky).
Dalam implementasi kebijakan, pendekatan dapat dilakukan dengan top down maupun
bottom up. Pendekatan top down lebih sesuai jika kebijakan diterapkan dalam waktu yang
singkat dan dana terbatas. Meskipun demikian, akan terdapat banyak tantangan dalam
pelaksanaannya. Sedangkan pendekatan bottom up akan lebih mudah diterima dan
dilaksanakan oleh pelaksana. Meskipun demikian, dalam pelaksanaannya akan memerlukan
waktu yang lama dan dana yang lebih besar.

6
DAFTAR PUSTAKA

Massie, R. G. (2012). Kebijakan Kesehatan: Proses, Implementasi, Analisis Dan


Penelitian. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 12(4), 21293.
Budiyanti, R.T., Sriatmi, A., & Jati, S.P. 2020. Kebijakan Kesehatan: Implementasi Kebijakan
Kesehatan. Semarang: Undip Press
Massie, R.G.A. 2009. Kebijakan kesehatan: proses, implementasi, analisis dan penelitian.
Buletin penelitian sistem kesehatan, vol 12(4), hal 410.

Anda mungkin juga menyukai