DISUSUN OLEH:
ISKA WARAHMA P10119045
MAISARAH P10119046
AMALIAH MUTMAINNAH P10119051
ARDINI P10119056
ANNISA RETNOWATI P10119067
MARIA GALLA’ P10119083
HARTIKA P10119107
i
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR .................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Makalah .............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pemimpin ...................................................................................................... 4
2.2 Peran Pemimpin Dalam Manajemen Strategik .............................................................. 4
2.3 Konsep Kepemimpinan dan Menejemen ........................................................................ 5
2.4 Peran Kepemimpinan Dalam Manajemen Strategis ...................................................... 6
2.5 Menganalisis Gaya Kepemimpinan ................................................................................ 7
2.6 Fungsi Kepemimpinan .................................................................................................... 9
2.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Kepemimpinan Dalam Manajemen
Strategi ................................................................................................................................ 10
2.8 Strategi Kepemimpinan dalam Penyelesaiam Masalah Manajemen Pelayanan
Kesehatan ............................................................................................................................ 12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 15
3.2 Saran .............................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen strategis sangat penting di dalam pengelolaan sebuah organisasi
kesehatan maupun non kesehatan, karena dapat membedakan seberapa baik
pencapaian kinerja suatu organisasi, dapat menghadapi segala bentuk perubahan dan
setiap keputusan, memberikan manfaat bagi berbagai bentuk dan jenis organisasai
baik yang berorientasi laba, lembaha-lembaga pemerintah, organisasi kesehatan dan
organisasi nirlaba lainnya. Strategi sebagai suatu proses pelaksanaan perencanaan
untuk pencapaian tujuan jangka panjang organisasai dengan melibatkan berbagai
sumber daya yang ada. Konsep manajemen strategis telah lama diadopsi oleh
organisasi pelayanan kesehatan dari sektor industri/bisnis. Hal ini terjadi karena
industri pelayanan kesehatan berkembang menjadi hal yang kompleks dan sebagian
besar proses layanan yang diberikan mirip dengan industri secara umum, namun
manajemen strategis untuk organisasi pelayanan kesehatan mengalami penyesuaian
dengan budaya dan etika layanan kesehatan (Rachmawati, 2022).
Manajemen strategis adalah proses pencapaian visi, misi dan tujuan
organisasi yang melibatkan pemikiran strategis dan perencanaan strategis yang
kemudian diimplementasikan secara berkelanjutan dan dievaluasi berkala dengan
tetap memperhatikan berbagai perubahan yang terjadi baik internal maupun eksternal
(Rachmawati, 2022). Manajemen strategis tidak terpisah dari kepemimpinan seorang
pemimpin organisasi. Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian
besar ditentukan oleh kepemimpinan. Suatu ungkapan yang mulia mengatakan
bahwa pemimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu
pekerjaan, merupakan ungkapan yang mendudukkan posisi pemimpin dalam
organisasi pada posisi yang terpenting, sehingga diperlukan adanya strategi-strategi
dalam mencapai tujuan organisasi (Rahmah, Berek and Andriani, 2021).
Kepemimpinan Strategis meliputi kemampuan mengantisipasi, memiliki visi,
dan mempertahankan fleksibilitas, memberi kuasa kepada orang-orang lain untuk
1
menciptakan perubahan strategis yang perlu. Strategi ini mempunyai efek penting
terhadap upaya organisasi untuk mendapatkan daya saing strategis dan memperoleh
keuntungan di atas rata-rata. Kepemimpinan strategis efektif diperlukan untuk
merumuskan dan menerapkan strategi dengan sukses. Kepemimpinan menyentuh
berbagai segi kehidupan manusia seperti cara hidup, kesempatan berkarya,
bertetangga, bermasyarakat bahkan bernegara. Oleh karena itu usaha sadar untuk
semakin mendalami berbagai segi kepemimpinan yang efektif perlu dilakukan secara
terus menerus. Hal ini disebabkan keberhasilan suatu organisasi baik sebagai
keseluruhan maupun sebagai kelompok dalam suatu organisasi tertentu sangat
bergantung pada mutu kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi yang
bersangkutan (Rahmah, Berek and Andriani, 2021).
2
g. Untuk mengetahui factor apa saja yang mempengaruhi efektifitas dalam
manajemen strategi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
memikirkan masalah operational effectiveness saja. Pemimpin harus memikirkn
masalah strategi orgaisasi. Strategi berada dititik perencanaan yang lebih pada area
melihat kondisi baik lingkungan internal maupun eksternal. Sedangkan operational
effectiveness, menjadi area yang dikelola oleh manajemen dalam pengembangan
operasi internal organisasi. Manajemen yang menjalankan dan merencanakan
operational effectiveness belum tentu seorang pemimpin (Kaplan, 2019).
Pemimpin merupakan tokoh sentral dalam perencanaan strategi organisasi.
Pemimpin pula yang melakukan monitoring apakah strategi yang dijalankan sesuai
dengan yang direncanakan. Dalam menjalankan peran sebagai perumus dan evaluator
strategi, pemimpin membutuhkan alat untuk melihat keberhasilan strategi yang
diterapkan. Salah satu alat yang banyak digunakan untuk menerjemahkan dan
mengukur keberhasilan strategi adalah balanced scorecard. Salah satu fungsi balanced
scorecard adalah translating strategy into action. Disisi lain, balanced scorecard juga
memberikan gambaran kepada pemimpin tentang kinerja organisasi dalam
menjalankan strategi yang telah ditetapkan. Balanced scorecard digunakan oleh
pemimpin sebagai monitor untuk melihat keberhasilan strategi yang ditetapkan. Disisi
lain, alat tersebut juga digunakan untuk mengevaluasi dan merumuskan strategi yang
akan diterapkan pada periode berikutnya (Kaplan, 2019).
5
terutama melibatkan pengelolaan melalui orang lain dan membantu organisasi untuk
menghadapi perubahan yang tampak berkembang secara eksponensial dalam
lingkungan global dewasa ini. Kepemimpinan strategic menuntut kemampuan untuk
mengakomodasi dan mengitegrasikan kondisi eksternal maupun internal dan
kemampuan untuk mengelola ambiguitas dan terlibat dalam pemprosesan informasi
yang kompleks.
Dalam formulasi strategi perlu adanya kejelasan visi, misi, tujuan strategis,
arah serta kebijakan dari suatu organisasi, maka peran pemimpin untuk
mensosialisasikan dan memastikan bahwa semua tersebut dimengerti dan dipahami
oleh semua anggotanya. selain itu membangun kesadaran sangat diperlukan. Setelah
itu pemimpin perlu membuat sasaran mutu, mengidentifikasi dalam penanganan
risiko, membuat program, SOP, dan sistem yang baik agar anggota dapat
mengimplementasikannya dengan baik. Pengawasan dan evaluasi menjadi suatu
keharusan agar output dan outcome sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
(Simarmata et.al, 2021).
6
standar pengelolaan faktor kepemimpinan memegang juga peranan yang sangat
penting dalam organisasi (Simarmata et.al, 2021).
a. Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin
yang dapat dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.
b. Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.
c. Peran pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan,
sumber alokasi, dan negosiator.
7
a. Gaya kepemimpinan yang berkesan administrator. Gaya kepemimpinan tipe ini
terkesan kurang inovatif dan telalu kaku pada aturan. Sikapnya konservatif serta
kelihatan sekali takut dalam mengambil resiko dan mereka cenderung mencari
aman. Model kepemimpinan seperti ini jika mengacu kepada analisis perubahan
yang telah kita bahas sebelumnya, hanya cocok pada situasi Continuation, Routine
change, serta Limited change.
b. Gaya kepemimpinan analitis (Analytical). Dalam gaya kepemimpinan tipe ini,
biasanya pembuatan keputusan didasarkan pada proses analisis, terutama analisis
logika pada setiap informasi yang diperolehnya. Gaya ini berorientasi pada hasil
dan menekankan pada rencana-rencana rinci serta berdimensi jangka panjang.
Kepemimpinan model ini sangat mengutamakan logika dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang masuk akal serta kuantitatif.
c. Gaya kemimpinan asertif (Assertive). Gaya kepemimpinan ini sifatnya lebih agresif
dan mempunyai perhatian yang sangat besar pada pengendalian personal
dibandingkan dengan gaya kepemimpinan lainnya. Pemimpin tipe asertif lebih
terbuka dalam konflik dan kritik. Pengambilan keputusan muncul dari proses
argumentasi dengan beberapa sudut pandang sehingga muncul kesimpulan yang
memuaskan.
d. Gaya kepemimpinan entepreneur. Gaya kepemimpinan ini sangat menaruh
perhatian kepada kekuasaan dan hasil akhir serta kurang mengutamakan pada
kebutuhan akan kerjasama. Gaya kepemimpinan model ini biasannya selalu
mencari pesaing dan menargetkan standar yang tinggi.
Dalam era turbulensi lingkungan seperti sekarang ini, setiap pemimpin harus
siap dan dituntut mampu untuk melakukan transformasi terlepas pada gaya
kepemimpinan apa yang mereka anut. Pemimpin harus mampu mengelola perubahan,
termasuk di dalamnya mengubah budaya organiasi yang tidak lagi kondusif dan
produktif. Pemimpin harus mempunyai visi yang tajam, pandai mengelola keragaman
8
dan mendorong terus proses pembelajaran karena dinamika perubahan lingkungan serta
persaingan yang semakin ketat (Edi Yunus, 2016).
9
Selain diperlukan unsur pemimpin, juga sering muncul pertanyaan mengapa
perlu kepemimpinan, karena pada kenyataannya seseorang menjabat sebagai
pemimpin, namun sesungguhnya tidak melaksanakan kepemimpinan. Kepemim pinan
pada prinsipnya adalah suatu daya atau pengaruh seorang pemimpin mampu untuk
menggali makna, menemukan visimisi, dapat menginspirasi atau menggerak kan
orang, menstranformasi orang dan komunitasnya, serta mengangkat harkat timnya
sepanjang operasional organisasi/ perusahaan atau komunitasnya.
10
pemimpin yang berorientasi pada pegawai mengharapkan pemimpin baru yang
mempunyai gaya yang sama dan mungkin akan memberikan reaksi negatif terhadap
pemimpin yang otoriter dan demikian juga pegawai yang sangat terampil dan
termotivasi mungkin mengharapkan agar pemimpin tidak terlalu ikut campur.
Sebaliknya, pegawai yang dihadapkan dengan tugas baru yang menantang mungkin
mengharapkan instruksi pemimpin dan mungkin kecewa jika ternyata hal itu tidak
kunjung tiba.
Setiap gaya kepemimpinan memiliki kelebihan dan kekurangan, bergantung
dari situasi yang dialami. Menurut Gibson, et.al (2006) bahwa hasil riset
menunjukkan gaya kepemimpinan menyebabkan kepuasan pegawai dan prestasi
pegawai menyebabkan perubahan bagi pemimpin untuk menekankan segala
pertimbangan serta hubungan perilaku. Dengan kata lain, gaya kepemimpinan ini
menyebabkan perilaku pegawai berkembang sesuai asas hubungan timbal-balik,
yang dimana perilaku pemimpin merupakan menjadi penyebab peningkatan atau
penurunan kepuasan kerja pegawainya.
c. Kebutuhan tugas
setiap tugas pegawai juga akan mempengaruhi gaya pemimpin. Sifat
tanggung jawab pekerjaan pegawai juga mempengaruhi tipe gaya kepemimpinan
yang akan digunakan seorang pemimpin. Tergantung kepada sifat pekerjaan apakah
yang sifatnya instruksi ataupun sifat pekerjaan yang butuh kerjasama dan kerja tim.
Salah satu aspek untuk melihat suatu organisasi berhasil yaitu dilihat dari
faktor kepemimpinan dan efektivitas kinerja pegawai didalamnya. Handoko (2001)
menyatakan bahwa kenyataan para pemimpin dapat mempengaruhi kepuasan,
kenyamanan, rasa aman, kepercayaan, dan terutama tingkat prestasi suatu
organisasi. Oleh karena itu kepemimpinan merupakan kunci dalam manajemen
yang memainkan peran yang penting dan strategis dalam kelangsungan suatu
organisasi.
Para pegawai dilihat juga dari segi kemampuan, talenta, pengalaman dan
latar belakang untuk pemenuhan atau pemilihan tugasnya agar skill yang dimiliki
11
pegawai sesuai dengan jalurnya ini merupakan poin plus dalam suatu organisasi.
d. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku pegawai.
Iklim organisasi terkait erat dengan proses menciptakan lingkungan kerja
yang kondusif sehingga tercipta hubungan dan kerjasama yang harmonis di antara
seluruh individu atau SDM yang berada di dalam organisasi. Iklim organisasi yang
kondusif dapat menjadi alat bagi pemimpin untuk memotivasi pegawai. Pegawai
yang termotivasi akan bekerja lebih produktif dan hal ini akab berdampak pada
kinerja pegawai dan organisasinya.
e. Harapan dan perilaku rekan.
Dalam hal ini rekan kerja si pemimpin merupakan kelompok referensi yang
penting. Pemimpin membina persahabatan dengan rekan-rekannya didalam
organisasi dan pendapat dari rekan-rekan ini memiliki arti bagi pemimpin yang
bersangkutan. Sikap seorang rekan pemimpin sering dapat memberi pengaruh
terhadap efektivitas tindakan pemimpin.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka jelaslah bahwa kesuksesan
pemimpin dalam aktivitasnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat menunjang
untuk berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan akan tercapai
apabila terjadinya keharmonisan dalam hubungan atau interaksi yang baik antara
pemimpin dengan pegawainya, di samping dipengaruhi oleh latar belakang yang
dimiliki pemimpin, seperti motivasi diri untuk berprestasi, kedewasaan dan
keleluasaan dalam hubungan sosial dengan sikap-sikap hubungan manusiawi.
12
a. Persuasi Rasional (Rational Persuasion), terjadi jika seseorang mempengaruhi
orang lain atau kelompok dengan menggunakan alasan yang logis dan bukti nyata
agar orang lain tertarik.
b. Daya Tarik Inspirasional (Inpirational Appeals), terjadi jika seseorang
mempengaruhi orang lain dengan menggunakan suatu permintaan atau proposal
untuk membangkitkan antusiasme atau daya tarik pada orang lain, misalnya dengan
memberikan penjelasan yang menarik tentang niali-nilai yang diinginkan,
kebutuhan, harapan, dan aspirasinya,
c. Konsultasi (Consultation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan
mengajak dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk berpartisipasi dalam
pembuatan suatu rencana atau perubahan yang akan dilaksansakn.
d. Mengucapkan Perkataan Mani (Ingratiation), terjadi jika seseorang mempengaruhi
orang lain dengan menggunakan kata-kata yang membahagiakan, memberi pujian
atau sikap bersahabat dalam memohon sesuatu.
e. Daya-tarik Pribadi (Personal Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang
lain atau memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman atau
karena dianggap loyal.
f. Pertukaran (Exchange), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan
memberikan sesuatu keuntungan tertentu kepada orang yang dijadikan target,
sebagai imbalan atas kemauannya mengikuti suatu permintaan tertentu.
g. Koalisi (Coalitions), terjadi jika seseorang meminta bantuan dan dukungan dari
orang lain untuk membujuk atau sebagai alasan agar orang yang dijadikan
target setuju.
h. Tekanan (Pressure), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan
menggunakanan caman, peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang
dalam meminta sesuatu.
i. Mengesahkan (Legitimacy), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
dengan menggunakan jabatannya, kekuasaannya, atau dengan mengatakan
bahwa suatu permintaan adalah sesuai dengan kebijakan atau aturan organisasi.
13
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepemimpinan strategic adalah kemampuan mengantisipasi, memiliki visi,
mempertahankan vleksibilitas, dan memberi kuasa pada orang lain untuk menciptakan
perubahan strategic yang diperlukan, kepemimpinan strategic bersifat multifungsional,
terutama melibatkan pengelolaan melalui orang lain dan membantu organisasi untuk
menghadapi perubahan yang tampak berkembang secara eksponensial dalam
lingkungan global dewasa ini. Kepemimpinan strategic menuntut kemampuan untuk
mengakomodasi dan mengitegrasikan kondisi eksternal maupun internal dan
kemampuan untuk mengelola ambiguitas dan terlibat dalam pemprosesan informasi
yang kompleks.
Kepemimpinan memiliki peran penting, sehingga merupakan kunci keberhasilan
dalam manajemen strategis. Kepemimpinan adalah kemampuan memengaruhi,
menggerakkan, memotivasi, memelihara dan menjaga stiap anggotanya agar bekerja
sesuai tugas, fungsi dan tanggung jawab yang sudah diberikan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan
dalam manajemen strategi yaitu kepribadian dan karakteristik
3.2 Saran
Semoga makalah ini bisa diterima dengan baik oleh teman-teman pembaca
sekalian, beserta dosen yang sudah memberikan kami tanggung jawab dalam
mengerjakan tugas ini. Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan teman-
teman pembaca seputar materi pemimpin dalam manajemen organisasi.
15
DAFTAR PUSTAKA