“MANAJEMEN STRATEGIK”
Disusun oleh:
Ghanisa rizkia rahmadini 220906500015
Nurazizah Chairunnisa 220906501027
Hariadi 220906502056
Resky Aulia 220906501031
Septia 220906501023
Muh Aswad 220906502054
i
A.PENDAHULUAN
Manajemen adalah suatu kegiatan yang ada dalam setiap lingkup perkerjaan
manusia manajemen juga dapat membantu untuk mengefektifkan kegiatan yang
kita lakukan juga membantu Menyusun segala sesuatu agar lebih efisien.
1
B.URAIAN POKOK BAHASAN MATERI
Pengertian manajemen
Istilah “manajemen” yang digunakan ini berasal dari istilah bahasa
Inggris “management”. Di Indonesia hingga kini belum ada keseragaman
dalam menterjemahkan istilah management kedalam bahasa Indonesia. Ada
beraneka ragam terjemahannya, antara lain kepemimpinan, ketatalaksanaan,
pengurusan, pembinaan, penguasaan, pengelolaan, dan manajemen.
Disamping keanekaragaman terjemahan tersebut, beberapa penulis di
Indonesia langsung menggunakan istilah management, tidak
menterjemahkannya kedalam bahasa Indonesia, seperti Panglaykim dan
Hazil dalam buku mereka Management Suatu Pengantar, Oey Liang Lee
dalam bukunya Pola Management(terjemahan dari karya Lyndall F. Urwick
yang berjudul The Pattern of Management), JMA Tuhuteru dalam bukunya
Karya Management (buku ini terjemahan dari karya Louis A. Allen yang
berjudul the Profession of Management), Manullang dalam bukunya
Organisasi dan Management, dan lain-lainnya.
Sehubungan dengan adanya keanekaragaman penerjemahan tersebut,
penulis sependapat dengan Pariata Westra (1981) untuk menggunakan istilah
manajemen dengan alasan :
1). Penggunaan istilah manajemen ini jelas tidak akan dapat mengubah arti
semula dan yang sebenarnya dari istilah bahasa Inggris management;
sebagaimana alas an yang ditimbulkan oleh masing-masing penterjemah
diatas satu sama lain saling menyatakan bahwa terjemahan lainnya “kurang
cocok” atau “tidak sepenuhnya tepat” dengan arti sebenarnya istilah
management itu.
2). Tidak dipakai istilah “management” disini, agar ucapan atau bacaan untuk
personifikasi atau orang yang bertanggung jawab menjalakan management
tidak dibaca “manager” (ma-na-ger) dalam bahasa Indonesia.
3). Untuk memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia. Suasana dan cara
ini diterima, asal kata asing yang hendak di-Indonesia-kan dengan cara ini
memang dalam khasanah bahasa Indonesia (maupun bahasa-bahasa daerah di
Indonesia) tidak ada.
2
1995:10 Strategi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan rencana
mengenai penggunaan sumber daya-sumber daya untuk menciptakan suatu
posisi menguntungkan. Dengan kata lain, manajamen strategis terlibat dengan
pengembangan dan implementasi strategi-strategi dalam kerangka
pengembangan keunggulan bersaing.
Michael A. Hitt & R. Duane Ireland & Robert E. Hoslisson (1997,XV)
Manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam
mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka
mencapai hasil yang bernilai. Besarnya peranan manajemen strategis semakin
banyak diakui pada masa-masa ini dibanding masa-masa sebelumnya. Dalam
perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang dan jasa secara
bebas diantara berbagai negara, perusahaan-perusahaan terus ditantang untuk
semakin kompetitif. Banyak dari perusahaan yang telah meningkatkan tingkat
kompetisinya ini menawarkan produk kepada konsumen dengan nilai yang lebih
tinggi, dan hal ini sering menghasilkan laba diatas rata-rata
David 2002:5 Seni dan pengetahuan untuk merumuskan,
mengimplementasikan and mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang
membuat organisasi mampu mencapai obyektifnya. Hunger dan Wheelen 2003:4
Serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja
perusahaan dalam jangka panjang.
Dengan demikian dari definisi di atas dapat diketahui fokus manajemen
strategis terletak dalam memadukan manajemen, pemasaran, keuangan/akunting,
produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta system informasi komputer
untuk mencapai keberhasilan organisasi. Manajemen strategis di katakan efektif
apabila memberi tahu seluruh karyawan mengenai sasaran bisnis, arah bisnis,
kemajuan kearah pencapaian sasaran dan pelanggan, pesaing dan rencana produk
kami. Komunikasi merupakan kunci keberhasilan manajemen strategis.
Dari definisi tersebut terdapat dua hal penting yang dapat disimpulkan, yaitu:
Manajemen Strategik terdiri atas tiga proses:
Pembuatan Strategi, yang meliputi pengembnagan misi dan tujuan jangka
panjang, mengidentifiksikan peluang dan ancaman dari luar serta kekuatan dan
kelemahan organisasi, pengembangan alternatif-alternatif strategi dan penentuan
strategi yang sesuai untuk Penerapan strategi meliputi penentuan sasaran-sasaran
operasional tahunan, kebijakan organisasi, memotovasi anggota dan
mengalokasikan sumber-sumber daya agar strategi yang telah ditetapkan dapat
diimplementasikan.
Evaluasi/Kontrol strategi, mencakup usaha-usaha untuk memonitor
seluruh hasil-hasil dari pembuatan dan penerapan strategi, termasuk mengukur
kinerja individu dan organisasi serta mengambil langkah-langkah perbaikan jika
diperlukan. Manajemen Strategik memfokuskan pada penyatuan/penggabungan
aspek-aspek pemasaran, riset dan pengembangan, keuangan/akuntansi,
operasional/produksi dari sebuah organisasi.
3
manajemen strategik.Tujuan Sebuah Perusahaan Menerapkan Sistem Manajemen
Strategi juga sebagai berikut : Memberikan Arah Pencapaian Tujuan Organisasi /
Perusahaan Dalam hal ini, manajer strategi harus mampu menunjukan kepada
semua pihak kemana arah tujuan organisasi / perusahaan. Karena, arah yang jelas
akan dapat dijadikan landasan untuk pengendalian dan mengevaluasi
keberhasilan.Membantu Memikirkan Kepentingan Berbagai Pihak Organisasi /
perusahaan harus mempertemukan kebutuhan berbagai pihak, pemasok,
karyawan, pemegang saham, pihak perbankan, dan masyarakat luas lainnya yang
terkait dengan perusahaan atau disebut dengan istilah Stakeholder Benefits,
memegang peranan terhadap sukses atau gagalnya perusahaan.
Dapat Mengantisipasi Setiap Perubahan Kembali Secara Merata
Manajemen strategi memungkinkan eksekutif puncak untuk mengantisipasi
perubahan dan menyiapkan pedoman dan pengendalian, sehingga dapat
memperluas kerangka waktu/ berpikir mereka secara prespektif dan memahami
konstribusi yang baik untuk hari ini dan hari esok.Berhubungan dengan Efisiensi
dan Efektifitas Tanggung jawab seorang manajer bukan hanya
mengkonsentrasikan terhadap kemampuan atas kepentingan efisiensi, akan tetapi
hendaknya juga mempunyai perhatian yang serius agar bekerja keras melakukan
sesuatu secara
4
mewujudkan sinergi perkembangan organisasi sesuai siklus organisasi
(pengenalan, pertumbuhan, kedewa-saa dan pembaharuan dengan kondisi
penurunan, tetap dan naik kembali) ditinjau dari faktor internal maupun
eksternal yang dipengaruhi oleh perubahan-perubahan, baik fundamental,
incremental dan radikal dari nilai-nilai keinginan konsumen, serta
persaingan yang ketat dalam kondisi yang mengandung ketidak-pastian
dan penuh risiko.
2. Berpikir Strategik
Hal ini dicirikan oleh pemahaman tentang pentingnya faktor waktu (lalu,
kini dan esok), proses kontinu (siklus) dan iteratif (sekuens pembelajaran)
dalam mengidentifikasi kegiatan yang menjanjikan ke depan yang berbasis
pada pemetaan kemampuan (superior-tas) yang dimiliki (sumber daya
seperti SDA, SDM dan SDB) dengan secara komprehensif memperhati-
kan faktor-faktor makro seperti politik, ekonomi, teknologi dan sosial
budaya, disamping upaya pem-belajaran organisasi dalam menuju daya
saing secara parsial ataupun utuh. Realisasi berpikir strategik dapat
ditunjukkan oleh konsep masukan, proses dan luaran dalam mengelola
perubahan menurut peluang maupun ancaman yang ditemui sesuai dengan
fase-fase berikut : pembentukan kelompok kerja, inventarisasi kegiatan,
keterlibatan unit kerja dan status kegiatan. Hal tersebut dalam praktiknya
didukung oleh konsep-konsep stra-tegi, baik yang klasik (siklus hidup
produk dan SWOT), modern (BCG/Shell, A.D. Little, McKinsey, PIMS,
SRI dan Porter) dan alternatif (PRECOM) yang dalam implementasinya
sangat ditentukan oleh besar-an dimensinya (2-5) atau tema tertentunya.
3. Manajemen Strategik
Manajemen Strategik dalam implementasinya ditentukan oleh tahapan
identifikasi lingkungan (internal dan eksternal), perumusan strategi,
implementasi strategi, pemantauan dan evaluasi strategi. Hal tersebut
disusun dari sistem lingkungan yang terdiri dari analisis lingkungan
internal (kekuatan dan kelemahan : sumber daya, kapabilitas dan
kompetensi inti) dan eksternal (peluang dan ancaman) yang dikenal
sebagai SWOT ataupun pendekatan peran (policy, strategik dan fungsi)
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi, baik secara luas
maupun spesifik, seperti:
a.Masuknya pendatang baru (skala ekonomi, diferensiasi produk,
persyaratan modal, biaya peralih-an pemasok, akses ke saluran
distribusi, kebijakan pemerintah dan lainnya;
b.Ancaman produk peng-ganti (biaya/harga);
c.Kekuatan tawar menawar pembeli (kuantitas, mutu dan
ketersediaan);
d.kekuatan tawar menawar pemasok (dominasi, integrasi dan
keunikan);
5
Dalam proses manajemen strategik diperlukan pernyataan-
pernyataan yang terkait dengan penetapan visi (jati diri), misi
(justifikasi/pembeda) dan tujuan (target/standar) sebagai jawaban
terhadap pencanangan strategi yang telah disusun menurut tingkatannya
(korporat, bisnis dan fungsional) yang didasarkan pada muatan, konsis-
tensi dan keterpaduannya dari suatu kerangka kerja proses pengambilan
keputusan organisasi untuk jang-ka panjang. Dalam hal ini, struktur
organisasi dengan berbagai bentuknya (sederhana, fungsional, divisional,
matriks, unit bisnis strategik berperan pen-ting dalam pencapaian tujuan
dari kebijakan yang dibuat.
6
menguraikan tugas dan tanggung jawab harian setiap karyawan dan
manajer. nti dari perencanaan operasional adalah untuk melihat pengaruh
operasional Anda pada pekerjaan bisnis secara real-time, sehingga Anda
tahu persis kapan harus menjalankan strategi utama Anda.Rencana
operasional membantu Anda mengidentifikasi area yang tidak
menghasilkan pendapatan yang cukup atau menyebabkan kerugian, dan
kemudian membantu Anda merumuskan perubahan yang diperlukan.
Dokumen ini juga memainkan peran penting dalam menjaga semua
pemangku kepentingan utama, manajemen, dan anggota dewan pada
halaman yang sama.
Setiap orang perlu diselaraskan dengan misi perusahaan, tujuan,
risiko, kebutuhan perekrutan, proyeksi keuangan, key performace indicator
(KPI), dll. Rencana operasional akan membantu setiap departemen fokus
pada kontribusi mereka pada visi yang lebih besar dengan menyatukan
semua anggota untuk bekerja sama dalam satu organisasi.
7
Sebaliknya, kita harus mengevaluasi kembali rencana operasional setiap
bulan. Meskipun strategi mungkin dapat menangani hal-hal yang tidak terduga,
jalan untuk mencapai tujuan jangka panjang agak lancar.
3) Tujuan
Tujuan dari rencana strategis adalah untuk menguraikan visi
jangka panjang perusahaan dan bagaimana semua departemen harus
bekerja sama untuk mencapainya. Karena tujuan berfokus pada
perusahaan, rencana strategis lebih luas cakupannya daripada rencana
operasional.Tujuan dari rencana operasional berlaku untuk departemen
tertentu, bukan perusahaan secara keseluruhan. Mungkin ada tumpang
tindih antar departemen, tapi itu pengecualian daripada aturannya.
Departemen besar mungkin memerlukan beberapa rencana
operasional. Karena fokusnya yang lebih sempit, rencana operasional
secara inheren lebih rinci daripada rencana strategis.
8
Langkah Ketiga yaitu mencoba mencari sinergi potensial yang mungkin
dapat ditemukan diantara output yang dihasilkan oleh setiap aktifitas yang
dimiliki oleh organisasi.
Tahap-tahap Dalam Manajemen Strategik
Manajemen strategi merupakan sebuah proses yang terdiri dari tiga
kegiatan antara lain perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi
strategi. Perumusan strategi terdiri dari kegiatan-kegiatan mengembangkan
misi bisnis, mengenali peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan
kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan obyektif jangka panjang,
menghasilkan strategi alternatif dan memilih strategi tertentu untuk
dilaksanakan Isu perumusan strategi termasuk memutuskan bisnis apa yang
akan dimasuki bisnis apa yang harus dihentikan, bagaimana mengalokasikan
sumber daya, apakah memperluas operasi atau diversivikasi, apakah akan
memasuki pasar internasional, apakah akan melakukan merjer atau membentuk
usaha patungan, dan bagaimana menghindari pengambilalihan perusahaan
pesaing. Keputusan perumusan strategis mengikat suatu organisasi pada
produk,pasar, sumber daya, dan teknologi spesifik selama periode waktu
tertentu.
Strategi menetapkan keunggulan bersaing jangka panjang. Apapun yang
akan terjadi, keputusan strategis mempunyai konsekuensi berbagai fungsi
utama dan pengaruh jangka panjang pada suatu organisasi. Implementasi
strategi menuntut perusahaan untuk menetapkan obyektif tahunan,
memperlengkapi dengan kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan
sumber daya sehingga strategi yang dirumuskan dapat dilaksanakan.
Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya mendukung strategi,
menciptakan struktur oragnisasi yang efektif, mengubah arah usaha pemasaran,
menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi
dan menghubungkan kompensasi karyawan dengan prestasi organisasi.
Implementasi strategi sering disebut tahap tindakan manajemen strategis.
Strategi implementasi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk
mengubah strategi yang dirumuskan menjadi tindakan. Evaluasi strategi adalah
tahap akhir dalam manajemen strategis. Para manajer sangat perlumengetahui
kapan strategi tertentu tidak berfungsi dengan baik, evaluasi strategi berarti
usaha untuk memperoleh informasi ini. Semua strategi dapat dimodifikasi di
masa depan karena faktor-faktor eksteral dan internal selalu berubah. Tiga
macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah:
1. Meninjau factor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi
yang sekarang,
2. .Mengukur prestasi,
3. .mengambil tindakan korektif. Aktivitas perumusan startegi, implementasi
dan evaluasi terjadi di tiga tingkat hirarki dalam organisasi yang besar,
korporasi, divisi atau unit bisnis strategis, dan fungsional.
9
1. Memberi arah jangka panjang yang akan dituju.
2. Membantu perusahaan atau organisasi beradaptasi pada perubahan-
perubahan yang terjadi.
3. Membuat suatu perusahaan atau organisasi menjadi lebih aktif.
4. Mengidentifikasi keunggulan komparatif suatu perusahaan atau
organisasi dalam lingkungan yang semakin beresiko.
5. Aktivitas yang tumpang tindih akan dikurangi.
6. Keengganan untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi.
7. Keterlibatan karyawan dalam perubahan strategi akan lebih
memotivasi mereka pada tahap pelaksanaannya.
8. Kegiatan pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan
perusahaan atau organisasi tersebut untuk mencegah munculnya
masalah di masa mendatang.
10
1. Supaya sistematika urutan pembahasannya lebih teratur
2. Agar analisis pembahasannya lebih mudah dan lebih mendalam
3. Untuk menjadi pedoman pelaksanaan proses manajemen bagi manajer
Fungsi-fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan dalam
manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti satu tahapan-
tahapan tertentu dalam pelaksanaannya. Fungsi-fungsi manajemen, sebagaimana
diterangkan oleh Nickels, McHug and McHugh (1997), terdiri dari empat fungsi,
yaitu:
a) Perencanaan
Perencanaan atau Planning, yaitu proses yang menyangkut upaya yang
dilaku-kan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan
penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan
organisasi. Di antara kecenderungan dunia bisnis sekarang, misalnya,
bagaimana merencanakan bisnis yang ramah lingkungan, bagaimana
merancang organisasi bisnis yang mampu bersaing dalam persaingan global,
dan lain sebagainya.
b.)Pengorganisasian
Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses yang menyangkut
bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan
didesain dalam sebuah struktur organisasi yang cepat dan tangguh, sistem dan
lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak
dalam orga¬nisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian
tujuan organisasi.
c) Pengimplementasian
Pengimplementasian atau Directing, yaitu proses implementasi program
agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses
memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya
dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang tinggi.
d) Pengendalian
Pengendalian dan Pengawasan arau Controlling, yaitu proses yang
dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah
direncanakan, di¬organisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai
dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam
lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
Banyak ahli yang berbeda pandangan mengenai fungsi manajemen akan tetapi
esensinya tetap sama, bahwa:
1. Manajemen terdiri dari berbagai proses yang terdiri dari tahapan-tahapan
tertentu yang berfungsi untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Setiap tahapan memiliki keterkaitan satu sama lain dalam pencapaian
tujuan organisasi
11
Secara diagramatis, jika kita kaitkan antara tujuan organisasi (yang harus
dicapai secara efektif dan efisien) dan sumber-sumber daya organsaisi dengan
fungsi-fungsi manajemen yang baru saja diterangkan, maka dapat dilihat pada
Gambar berikut ini:
Gambar tersebut menerangkan bahwa fungsi-fungsi manajemen diperlukan
agar keseluruhan sumber daya organisasi dapat dikelola dan dipergunakan secara
efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
12
c). Melakukan berbagai alternatif solusi atas bnerbagai masalah yang terkait
dengan pencapaian tujuan dan target bisnis.
Prinsip manajemen
Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu
dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang
berubah.Menurut Henry Fayol, seorang pencetus teori manajemen yang berasal
dari Perancis, prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri dari
13
pengetahuan yang sistematis, mencakup kaidah-kaidah, prinsip-prinsip, dan
konsep-konsep yang cenderung benar dalam semua situasi manajerial.
Kaidah adalah kebenaran fundamental atau kebenaran yang dapat dipercaya pada
suatu masa tertentu, yang menjelaskan dua atau lebih perangkat kejadian
(variabel). Kaidah adalah juga suatu pernyataan atau kebenaran yang fundamental
untuk digunakan sebagai pedoman berpikir atau melakukan kegiatan. Kaidah-
kaidah ada yang sifatnya preskriptif (menganjurkan), deskriptif (menggambarkan
atau menunjukkan apa adanya, dan normatif) (Sigit, 1984). Prinsip adalah suatu
pernyataan yang berlaku umum bagi sekelompok gejala atau fenomena tertentu
yang mampu menjelaskan kejadian. Konsep adalah gambaran abstrak tentang
suatu gejala atau fenomena, baik gejala sosial maupun gejala alami (Ibnu Samsi,
1988).
Ilmu pengetahuan manajemen dapat diterapkan dalam semua organisasi
manusia, seperti perusahaan, pemerintahan, pendidikan, sosial, keagamaan, dan
lain-lainnya. Sehingga bisa disimpulkan, bila seorang manajer mempunyai
pengetahuan dasar manajemen dan mengetahui cara menerapkan pada situasi
yang ada, dia akan dapat melakukan fungsi-fungsi manajerial secara efektif dan
dilakukan secara efisien.
Efektivitas dan efisiensi adalah pedoman utama dan merupakan norma
dalam manajemen, artinya harus diusahakan dan harus dilaksanakan. Efektivitas
berhubungan dengan pencapaian tujuan. Apakah tujuan telah dicapai dan apakah
tujuan itu tepat ? Efektivitas tidak bersangkutan dengan pengorbanan untuk
pencapaian tujuan. Sedangkan efisiensi berhubungan dengan pengorbanan untuk
mencapai tujuan itu. Pengorbanan dimaksud disini adalah berupa pikiran, waktu,
tenaga, uang, ruang, alat, bahan, dan lainnya. Efisiensi adalah perbandingan
terbaik antara usaha dan hasil yang diperoleh dari usaha tersebut. Apabila yang
dilakukan oleh manajer ternyata menunjukkan dengan cara yang tidak efisien
dengan hasil yang tidak efektif, maka yang dilaksanakan itu bukanlah manajemen
dalam arti yang benar, melainkan disebut kesalahan manajemen atau
mismanajement
Manajemen resiko
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam
mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian
aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk
mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/
pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah
memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek
negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.
Dalam perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas dalam manajemen risiko
dapat diklasifikasi menjadi
a. Risiko Operasional
b. Risiko Hazard
14
c. Risiko Finansial
d. Risiko Strategik
Hal ini menimbulkan ide untuk menerapkan pelaksanaan Manajemen Risiko
Terintegrasi Korporasi (Enterprise Risk Management).
Resiko strategik
Risiko strategis adalah risiko akibat ketidak tepatan dalam pengambilan
dan/atau pelaksanaan suatu keputusan strategis serta kegagalan
d a l a m mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Risiko strategis bisa timbul
antaral a i n k a r e n a kelemahan perusahaan dalam proses formulasi strategi
danketidaktepatan dalam perumusan strategi, sistem informasi manajemen
yangkurang memadai , hasil analisis lingkungan internal dan eksternal yang
kurangmemadai penetapan tujuan strategis yang terlalu agresif, ketidaktepatan
dalam implementasi strategi, dan kegagalan dalam mengantisipasi perubahan
lingkungan bisnis.
Sumber Risiko Strategis terdapat beberapa hal yang menyebabkan
terjadinya risiko strategis, yaitukesesuaian strategis dengan kondisi lingkungan
bisnis, pengambilan strategi yangberesiko tinggi dan strategi berisiko rendah,
posisi bisnis perusahaan, danpencapaian rencana bisnis perusahaan.
Risiko Strategis timbul antara lain karena:
a) Kelemahan perusahaan dalam proses formulasi strategi dan
ketidaktepatan dalam perumusan strategi,
b) Sistem informasi manajemen yang kurang memadai,
c) Hasil analisis lingkungan internal dan eksternal yang kurang memadai, •
Penetapan tujuan strategis yang terlalu agresif,
d) Ketidaktepatan dalam implementasi strategi,
e) Kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
Sumber resiko strategi:
a) Ketidaksesuaian visi dan misi
b) Pengambilan bisnis beresiko tinggi
c) Factor kemampuan organisasi
d) Factor sumber daya
Kesesuaian strategi Faktor intenal :
a) Visi, Misi dan Arah bisnis yang ingin dicapa
b) Kultur organisasi
c) Faktor kemampuan organisasi yang mencangkup SDM, Infrastruktur,
dan SIM
d) Tingkat toleransi risiko Faktor eksternal :
e) Kondisi makro ekonomi
15
f) Perkembangan teknologi
g) Tingkat persaingan usaha
Pengambilan Strategi Tingkat risiko timbul dari pilihan strategi perusahaan.
Berisiko rendah dimana perusahaan melakukan kegiatan usaha pada pangsa pasar
dan nasabah yang telah dikenal sebelumnya atau menyediakan produk yang
bersifat tradisional sehingga tingkat pertumbuhan usaha cenderung stabil dan
dapat di prediksi.Berisiko tinggi dimana perusahaan berencana masuk kedalam
area bisnis baru, baik pangsa pasar, produk atau jasa, maupun nasabah baru.
C.RINGKASAN MATERI
a. Ada beraneka ragam terjemahannya dari kata manajemen, antara lain kepemimpinan,
ketatalaksanaan, pengurusan, pembinaan, penguasaan, pengelolaan, dan manajemen.
b. Manajemen Strategik terdiri atas tiga proses:
1. Pembuatan Strategi
2. Evaluasi/Kontrol strategi
3. Manajemen Strategik memfokuskan pada penyatuan/penggabungan aspek-
aspek pemasaran, riset dan pengembangan, keuangan/akuntansi,
operasional/produksi dari sebuah organisasi.
Tujuan Sebuah Perusahaan Menerapkan Sistem Manajemen Strategi juga sebagai
berikut : Memberikan Arah Pencapaian Tujuan Organisasi / Perusahaan Dalam hal ini,
manajer strategi harus mampu menunjukan kepada semua pihak kemana arah tujuan
organisasi / perusahaan
c. Peran manajemen strategi ketika diimplementasikan dalam suatu organisasi maka setiap
unit atau bagian yang ada dalam organisasi tersebut dapat melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya sebaik mungkin. Apalagi melihat perkembangan zaman sekarang
ini, dimana setiap organisasi perusahaan telah melakukan ekspansi pasar guna
mendapatkan keuntunga yang banyak. Semuanya itu perlu langkah strategis dan taktik
yang tepat sehingga proses atau langkah yang diambil oleh pimpinan dapat dijalankan
seefektif dan seefisen mungkin. Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan
suatu organisasi untuk menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan
untuk mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia)
untuk mencapai strategi ini. Rencana operasional adalah rencana yang sangat spesifik
dan berorientasi pada detail dengan jelas dan mendefinisikan bagaimana departemen
atau tim berkontribusi untuk mencapai tujuan perusahaan
d. Ada bebarapa manfaat yang diperoleh organisasi jika mereka menerapkan manajemen
strategik, yaitu:
1.Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju.
2.Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi.
3. Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif
4. Mengidentifikasikan keunggulan komparatif suatu organisasi dalam lingkungan
yang semakin beresiko.
e. Beberapa alasan utama tentang pentingnya peranan strategi manajemen bagi perusahaan
atau organisasi, yaitu:
16
1. Memberi arah jangka panjang yang akan dituju.
2. Membantu perusahaan atau organisasi beradaptasi pada perubahan-
perubahan yang terjadi.
3. Membuat suatu perusahaan atau organisasi menjadi lebih aktif.
Mengidentifikasi keunggulan komparatif suatu perusahaan atau
organisasi dalam lingkungan yang semakin beresiko.
4. Aktivitas yang tumpang tindih akan dikurangi.
5. Keengganan untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi.
6. Keterlibatan karyawan dalam perubahan strategi akan lebih
memotivasi mereka pada tahap pelaksanaannya.
f. Manajemen oleh para penulis dibagi atas beberapa fungsi, pembangian fungsi-fungsi
manajemen ini tujuannya adalah:
1. Supaya sistematika urutan pembahasannya lebih teratur
2. Agar analisis pembahasannya lebih mudah dan lebih mendalam
3. Untuk menjadi pedoman pelaksanaan proses manajemen bagi
manajemen
g. Risiko Strategis timbul antara lain karena:
1. Kelemahan perusahaan dalam proses formulasi strategi dan
ketidaktepatan dalam perumusan strategi,
2. Sistem informasi manajemen yang kurang memadai,
3. Hasil analisis lingkungan internal dan eksternal yang kurang
memadai,
4. Penetapan tujuan strategis yang terlalu agresif,
5. Ketidaktepatan dalam implementasi strategi,
6. Kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
Sumber resiko strategi:
1. Ketidaksesuaian visi dan misi
2. Pengambilan bisnis beresiko tinggi
3. Factor kemampuan organisasi
4. Factor sumber daya
17
D. LATIHAN SOAL - JAWAB
18
Pertanyaan : bagaimana cara memberikan umpan balik kepada manajer terkait
kemajuan yang dicapai?
Jawab (Nurazizah Chairunnisa) : Berikut cara memberikan umpan balik
kepada manajer terkait kemajuan yang dicapai:
a. Memperhatikan suasana : etika memberikan umpan balik, tentukan
terlebih dahulu kapan dan dimana situasi yang dimaksud. Hal ini
dilakukan untuk menetapkan konteks dan memberikan orang lain
gambaran setting sebagai referensi.
b. kita harus mendeskripsikan perilaku spesifik yang ingin diberi umpan
balik. Perlu diketahui dan diingat bahwa kita tidak boleh membuat asumsi
atau penilaian subyektif tentang perilaku tersebut. Misalnya, ketika kita
melihat rekan kerja membuat kesalahan dalam presentasi, kita tidak boleh
berasumsi bahwa dia tidak melakukan persiapan secara matang.
c. Meskipun Anda mungkin melihat beberapa area untuk perbaikan, hindari
membanjiri orang dengan umpan balik. Hindari kebingungan dengan
berfokus pada peningkatan satu atau dua area sekaligus.
4. Pertanyaan kelompok 5 ( Husnul khatimah)
Pertanyaan : Bagaimana proses evaluasi kembali manajemen strategik yang
sebaiknya diterapkan jika perusahaan mengalami penurunan drastis?
Jawab (Septia) :
1. Lakukan evaluasi untuk mencari penyebab bisnis menurun
2. Pahami kebutuhan pasar pada bisnis Anda
3. Pelajari strategi bisnis kompetitor Anda
4. Lakukan strategi pemasaran dan promosi pada bisnis Anda
5. Pertanyaan kelompok 6 ( Reza Verdinan)
Pertanyaan : apa yang terjadi jika dalam tahapan penyusunan rencana strategis
ada yang tidak terpenuhi? Apakah hal ini berdampak besar pada sasaran
organisasi atau perusahaan?
Jawab ( Ghanisa Rizkia Rahmadini) : Apabila dalam tahapan penyusunan
rencana strategis ada yg tidak terpenuhi maka perencanaan dapat hilang arah atau
tujuan serta target nya tidak dapat terpenuhi, dan juga dapat terjadi tumpang
tindih dan pemborosan sehingga dapat terjadi kekacauan. Hal ini berdampak
terhadap sasaran organisasi karna hal pertama yang harus dilakukan adalah tahap
perencanaan, Dengan bantuan perencanaan, kemungkinan perubahan di masa
depan diantisipasi dan berbagai kegiatan direncanakan dengan cara terbaik.
Dengan cara ini, risiko ketidakpastian di masa depan dapat diminimalkan.
19
E. DAFTAR PUSTAKA
David, Fred R. (1997). Strategic Management. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
20
Dr. Juliansyah Noor, S.E., M.M, manajemen strategi konsep dan model bisnis,
( Buku kita : Jakarta) Hal. 10
21