Partisipasi masyarakat dalam pemilu diatur dalam UU 7 Tahun 2017 di BaB XVII Pasal 448
Pemilu diselenggarakan dengan psrtisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dalam bentuk; sosialisasi Pemilu, pendidikan politik
bagi pemilih, survey atau jajak pendapat tentang pemilu dan penghitungan cepat hasil
pemilu. Adapun bentuk partisipasi masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan
ketentuan ; tidak melakukan keberpihakan yang menguntungkan atau merugikan peserta
pemilu, tidak mengganggu proses penyelenggara tahapan pemilu, bertujuan meningkatkan
proses penyelengara tahapan pemilu, mendorong terwujudnya suasana yang kondusif bagi
penyelenggara pemilu yang aman, damai, tertib dan lancar.
Adanya partisipasi masyarakat dalam melakukan pengawasan pemilu ini adalah bentuk dari
penggunaan hak warga negara untuk mengawal hak pilihnya. Kemudian, kegiatan
pemantauan ini juga merupakan upaya kontrol dari publik untuk menjaga suara rakyat.
Keterlibatan masyarakat dalam Pemilu tidak hanya sekedar datang dan memilih, tetapi juga
turut melakukan pengawasan atas potensi adanya kecurangan yang terjadi serta melaporkan
kecurangan tersebut kepada Bawaslu sebagai lembaga yang bertugas mengawasi proses
Pemilu. Adapun cara meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pemilu
yaitu:
1. Melakukan sosialisasi mengenai pentingnya pemilihan umum untuk masyarakat
sendiri sebab, pemilu merupakan implementasi adanya kedaulatan rakyat yang
berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
2. Mengedukasi masyarakat tentang Proses Politik.Masyarakat Indonesia yang tidak
paham tentang politik atau malah nyaris tidak peduli dengan dunia politik dapat
diedukasi agar mengerti dan peduli terhadap politik. Padahal mengenal dunia
politik sangatlah penting berkaitan dengan kebijakan apa saja untuk menunjang
keberhasilan seseorang memimpin untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat
3. Menghadirkan calon – calon pemimpin yang lebih peka dengan Berbagai Masalah
Sosial dan selalu berfikir positif. Jangan mengumbar janji politik untuk meraih suara
karena dalam kampanye-kampanye, justru yang menjadi perhatian adalah
penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat dan bangsa.
4. Mengajak Rakyat untuk belajar mengenal pemimpin yang baik.Memang tidak
mudah untuk mengenali pemimpin yang baik hal ini berkaitan langsung dengan
perilaku, karakter dan emosi seorang pemimin disamping kemampuan seorang
pemimpin untuk memahami permasalahan yang dihadapi masyarakat, serta
pada akhir dapat mengambil suatu keputusan dengan resiko sekecil-kecilnya
5. Menjalin relasi. Seorang pemimpin harus mampu membagi atau meluangkan waktu
untuk mendengar aspirasi dan kepedulian masyarakat, karena masyarakat
sekarang peka terhadap situasi dan kondisi. Dengan demikian seorang pemimpin
harus sering melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk mendekatkan diri.
b) Dampak negatif
Persebaran Surat Suara Tidak Merata Dapat Menyebabkan Kekacauan .
Penyebaran surat suara jika tidak merata akan membuat konflik, seperti yang
pernah terjadi di ambon dan konflik di poso, konflik ini bisa
terjadi disebabkan pemilu, yaitu karena pembagian surat suara tidak merata
dan sangat sulit penyebaran surat suara ke daerah-daerah yang sulit
di jangkau, dan menyebabkan masyarakat disana seperti tidak di hargai
suaranya dan seperti tidak berlaku adil pada mereka.
Makin Bermacam Partai Justru Membuat Semakin Bingung . Semakin tahun,
semakin banyak partai politik yang bermunculan. Sampai membuat
masyarakat sendiri bingung, siapa yang akan mereka pilih. Maka dari itulah
mengapa banyak masyarakat Indoensia yang juga masih memilih untuk
menikmati dari golput itu sendiri. Semakin bermunculan partai
politik,semakin menunjukkan bahwa demokrasi atau malah
sebaliknya. Justru ,dengan adanya fakta seperti itu, dikhawatirkan,
rasa demokrasi yangsesungguhnya bisa pudar, mengingat kebanyakan
parpol tersebut berasal dari pengusaha yang ingin memajukan perusahaannya.
Menyebabkan Adanya Fanatisme yang Berpotensi Konflik . Seperti yang
telah kita ketahui, tindakan fanatisme dapat menimbulkan konflik,
bahkan konflik antar saudara pun juga sering terjadi karena hal
tersebut. Fanatisme tersebut yang di sayangkan tidak didasari dengan
rasahormat, melainkan dengan dana yang dikeluarkan sebelum
pemilihan berlangsung.
Penyebaran berita hoax yang melemparkan isu isu negatif kepada calon-calon
pemimpin, dan berita tersebut sangat cepat tersebar membuat pemilu yang
tidak sehat.
Akan ada perseturuan kampanye antar partai yang saling menjelekan dan
menyudutkan partai tertentu, dan akan berpengaruh terhadap
masyarakat terlebih masyarakat muda.
Akan ada masalah keluarga yang masalah nya ialah perbedaan
dalam memilih