Willy Kasandra
email: willy.23111@mhs.unesa.ac.id
Transportasi, Fakultas Vokasi
23091427111
Pendahuluan
Politik adalah salah satu aspek kehidupan sosial yang memiliki dampak besar pada
arah dan perkembangan sebuah negara. Dalam masyarakat yang demokratis, pemilu
merupakan fondasi dari proses politik yang memungkinkan warga negara untuk
berpartisipasi dalam pembentukan pemerintahan dan penentuan kebijakan. Alasan saya
memilih judul “ Keterlibatan Umat Katolik Dalam Pemilu “ adalah keterlibatan demi
mewujudkan kesejahteraan dan keadilan negara. Saya sebagai warga negara Indonesia
memiliki hak pilih yang seharusnya digunakan untuk memberikan suara/hak pilih demi
menjadikan pemimpin yang jujur dan bijaksana.
Rumusan masalah yang akan di bahas pada makalah ini ;
1,Bagaimana aku mempertanggungjawabkan hak politik yang ada padaku?
2,Kajian Teoritis tentang partisipasi politik warga negara dalam kaitan hak dipilih dan
memilih
3,Dasar bibilis yang menguatkan partisipasi umat katolik dalam politik?
4,Konfrontasikan empiris, teoris, dan bibilis dengan agrumentasi untuk menjawab
pertanyaan : menurut Anda bagaimana idealnya mewujudkan partisipasi itu, perlukah terjun
dalam politik parkis ? perlukah partai politik Katolik ? jika ada partai Katolik apakah Orang
katolik wajib secara moral mendukungnya? Alasan? Atau ada jalan lain?
Efesus 2:14-16
‘’Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan
sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan
ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya,
dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di
dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.
Dalam ayat ini menekan bahwa kita adalah penyelamat dalam suatu keputusan.’’ Dalam
konteks ini umat katolik dipanggil untuk menciptakan kerukunan, kedamaian dan persatuan
bangsa serta menjauhkan ketegangan dan perpecahan. Khususnya dalam politik kita harus
benar benar dapat memilih dan memilah bagaimana cara memimpin calon yang kita pilih
apakah benar benar memimpin dengan jujur dan bijaksana atau malah memimpin dengan
cara yang salah dan dapat memecah belah kerukunan dan kedamaian.
Yesaya 1:17
‘’Belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah
hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!.’’ Ayat ini mengingatkan kita
untuk berjuang demi keadilan dan membela yang lemah. Untuk dapat memperjuangkan
kebebasan politik untuk memillih pemimpin yang dapat menindas ketidakadilan. Banyak
kejadian kaum lemah tertindas ini yang membuat kita untuk berkorban dengan membela
kaum lemah untuk menciptakan keadilan kesetaraan dalam politik.
Matius 5:13-16
“Kalian adalah garam dunia. Kalau garam menjadi tawar, mungkinkah diasinkan
kembali? Tidak ada gunanya lagi, melainkan dibuang dan diinjak-injak orang.’’ Menjadikan
diri sebagai garam dan terang dunia Dalam konteks politik atau kepemimpinan, ayat ini
dapat diartikan sebagai sebuah panggilan kepada pemimpin atau pejabat publik untuk
menjadi contoh yang baik dan memberikan dampak positif dalam masyarakat.
Pustaka Acuan