Anda di halaman 1dari 5

Nama Lengkap : Theodora Tampani

NIM : 042320336

Tahun 2020 ini menjadi tahun politik bagi kami masyarakat Bellu khusunya kota Atambua, pemilihan
Bupati dan wakil Bupati akan di laksanakan pada tanggal 7 Desember 2020.Gereja katolik terlibat aktif
menyumbangkan suara , menentukan pilihan yang tepat sesuai hati nurani masing-masing

Pilihan dalam bilik selama kurun waktu kurang lebih 5 menit ,seorang warga negara memberikan
sumbangan dalam bentuk suara dan menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin .

Keterlibatan dalam bidang politik yang oleh Gereja diharapkan ditekuni oleh orang katolik bukan
pertama-tama berhubungan dengan adanya kekuasaan atau jabatan politik,malainkan karna adanya
kecintaan serta tanggung jawab terhadap tanah Belu tercinta ini.

Dalam konsili vatikan II ditegaskan:

Hendaknya para warga negara dengan kebesaran jiwa dan kesetiaan memupuk cinta tanah air,tanpa
berpandangan picik sehingga serentak tetap memperhatikan kesejahteraan segenap keluarga
manusia ,yang terhimpun melalui berbagai ikatan antarsuku ,antarbangsa dan antarnegara (GS 75 )

Berdasarkan panggilan mereka yang khas,kaum awam wajib mencari kerajaan Allah dengan mengurisi
pekerjaan duniawi .Tugas mereka yang istimewa yakni Menyinari dan membongkar hal-hal fana,yang
erat melibatkan mereka sehingga rupa,semua itu terlaksana dan berkembang menurut kehendak Kristus
,demi kemuliaan sang pencipta dan penebus (LG 31)

Kerasulan di bidang apapun merupakan perutusan yang diterima oleh awam dari kristus sendiri ,berkat
sakramen Baptis dan Krisma serta Ekaristi.Dan di dunia atau dalam bidang yang tidak mendukung Gereja
terjun langsung didalamnya ,kehadiran kaum awamlah yang menjadi andalan untuk tugas kerasulan di
sana ,termasuk di dalam bidang politik demi mewujudkan perdamaian ,pembaruan tata dunia yang lebih
baik.

Dalam Pacem in Terris (PT) ,Enklisik Paus Yohanes XXIII Tentang usaha mencapai perdamaian semesta
dalam kebenaran,keadilan,cinta kasih dan kebebasan menguraikan pokok-pokok pikiran tentang
perlunya umata katolik dalam hidip berbangsa sebagai berikut:

Pada no .26 dari PT tentang hak setiap orang untuk hidup yang layak dan hak untuk memperoleh segala
sarana demi pengembangan hidup seutuhnya.Manusia juga memiliki hak politik,yang dimanifestasikan
dalam hak untuk berperan serta dalam kehidupan masyarakat ,dan ha katas perlindungan dan hak atas
kepastian hukum (bdk .PT No.27)
Dalam mewujudkan hak pribadi ini, Negara yang berperan penting menjamin agar hak-hak manusia sah
di hormati diserasikan dengan hak-hak lain ,dibela dan dimajukan ,sehingga setiap orang dapat dengan
mudah menunaikan kewajibannya (PT No.60). Di sisi lain ,negara tidak dapat memasukkan rakyat dalam
hal-hal yang berkaitan dengan hati nurani .Negara hanya boleh menghimbau (PT No.49)

Dari beberapa kutipan di atas Gerja Katolik melalui ajaran sosialnya mendorong umat agar lebih aktif
dalam membangun interaksi di tengah masyarakat.Bukan lagi saatnya umat katolik acuh tak acuh
terhadap kehidupan bangsa dan bernegara ,melainkan sebaliknya harus memberikan sumbangan yang
aktif-nyata untuk memajukan kehidupan bersama.

Secara teologis kaum Awam adalah warga Gereja yang tidak di tabiskan ,biarawan/biarawati juga
termasuk kaum awam.Sementara dalam arti Tipologis awam adalah warga Gereja yang tidak di tabiskan
dan juga bukan biarawan (bdk,LG 1)

Perbedaan kaum kaum hierarki dan kaum awam terletak pada cara hidup,cara hidup membiara tidak di
tentukan oleh fungsi atau pekerjaan tetapi lebih pada corak hidup secara khusus kehidupan yang
didalamnya berkaitan dengan kaul-kaul atau ikan suci yang mewajibkan diri untuk hidup menurut
nasehat injil.

Prinsip dasar keterlibatan kaum awam dalam politik di tanah air yakni tertera di dalam (GS 74.) Para
warga masyarakat baik secara bersama-sama maupun secara perorangan untuk ikut berpartisipasi
secara aktif dalam kehidupan pemerintahan masyarakat dan negara.Partisipasi ini bertujuan agar
mereka dapat bertangung jawab terhadap politik negara dan masyarakat.Dengan melibatkan diri dalam
dunia politik kaum awam katolik mampu berinteraksi dengan sesama warga negara,serta terbuka
dengan berbagai peluang untuk mengembangkan diri secara penuh sebagai manusia social.Itulah
sebabnya mengapa polis bagi masyarakat yunani juga di sebut an agonistic political space ruang di mana
setiap individu berlomba-lomba mengungkapkan diri menunjukan kemampuannya.Dalam arti ini
partisipasi kaum awam dalam dinamika politik ditanah air begitu penting karena menjadi media
pengungkapan ekspresi diri dan menjadi medan memperjuagkan nilai-nilai yang ideal dan penting bagi
kemanusiaan.

Keterlibatan kaum awam di dalam dinamika politik di tanah air menjadi penting karna dengan cara
tersebut warga negara mendapat peluang untuk ikut mempengaruhi dan mengarahkan kebijakan-
kebijakan politik sesuai dengan ide yang di harapkan.Sebaliknya jika kaum awam katolik bersikap a-polis
berarti membiarkan nasibnya dan masa depan negaranya di tentukan oleh orang lain karena itu gereja
selalu mendorong umatnya,khusunya kaum awam untuk terlibat secara aktif dalam hidup berbangsa
dan bernegara.Tugas awam secara khusus untuk menyucikan dunia leawat tugas hariannya dalam hidup
sehari-hari(AA 16)

Keterlibatan gereja (kaum hierarki) mendorong setiap umat beriman mengambil bagian dalam hidup
bermasyarakat dari segi politik keterlibatan itu dapat dimulai dengan melibatkan diri didalam
kehidupan masyarakat rukun tetangga (RT),rukun warga(RW),dusun,kelurahan,komonitas basis
Gerejani,serta ikut dalam kepengurusan partai politik ikut dalam pencalonan legislative.

Yohanes Paulus ke II dalam ensiklik Octogesima Advensiens mengingatkan kaum wam agar menyadari
bahwah berpolitik itu adalah sebuah panggilan yang harus dijalankan dengan penuh tanggungjawab.
Dalam menjalankan politik umat katolik hendaknya selalu belajar dari para martir yang berani
menyuarakan nilai-nilai kebenaran,keadilan,kemanusiaan yang diperkosa oleh banyak kepentingan
selain itu kerelibatan kaum awam dalam dinaminka politik tanah air hendaknya selalu memperhatikan
spirit atau nilai misionaris kristiani.Kesejahteraan adalah hukum tertinggi dengan demikian apabila nilai-
nilai katolik dipandang penting demi kebaikan bersama dan bagi kemanusiaan maka keterlibatan dalam
dinamika politik menjadi urgen,hanya memalui kerelibatan politik komitmen kaum awam katolik untuk
menjadi serratus persen katolik dan serratus persen Indonesia akan menjadi nyata.

Gereja memiliki perhatian yang besar terhadap masalah yang mewarnai kehidupan sehari-hari .Wujud
konkrit dari perhatian gereja dapat di saksikan melalui seruan-seruan yang diberikannNya atas masalah-
masalah yang terjadi di tengah dunia misalnya seruan terhadap masalah politik.

Politik menjadi salah satu yang sering di serukan Gereja.Dalam urusan politik gereja tidak hanya
berbicara tentang interaksi umatnya dalam politik tetapi juga melihat keterkaitannya dengan nilai-nilai
iman ksristiani.

Hal yang lebih istimewa lagi gereja melihat dua aspek ini dalam lingkungannya dengan kesejahteraan
umum.Dalam Gaudium Et Spes 73 misalnya disinggung hubungan antara politik dan iman
kristiani,dikatakan di sana bahwah semua kekuasaan harus digunakan untuk kepentingan uumu buksn
kepentingan pribadi dan partai.

Juga dalam ensiklik Pctogesima Advensiens tidak ada 46 ditegaskan bahwah tugas politik berusaha
memecahkan soal-soal hubungan antara manusia umat kristiani diundang untuk ikut serta didalamnya
dan menentukan pilihan mereka sesuai dengan injil.

Semua yang dirumuskan dalam document ajaran social gereja ini dalam lingkungannya dengan politik
menunjukan kepada kita bahwa masalah politik yang berhubungan dengan berbagai aspek
kehidupan.Dengan demikian semakin nyata bahwa politik itu sejatinya adalah masalah untuk urusan
kehidupan sehari-hari .

Adapun point berikut ini yang adalah kelompok yang berkaitan oleh gereja dengan umat yang terlibat
dalam politik

*Berpolitik sebagai sebuah panggilan

Gereja katolik selalu menyebut dirinya bukan?Namun tidak dapat di hindari bahwa peran gereja dan
kehadirannya memiliki muatan politis.yang perlu diketahui tugas gereja dalam bidang politik ada dalam
tatanan moral dan iman.kedua bidang ini memiliki dimensi dan muatan politis.

Namun politik yang di maksud di sini bukan politik keuasaan melainkan bidang moral.Kalau gereja mililiki
sesuatu pernyataan politik ligkupnya ada dalam bidang moral hal itu tidak berarti bahwah gereja
melakukan intervensi ke dalam kebebasab dan otonomi pribadi.Semua itu bergkat dari kesadaran akan
tanggung jawab menjaga nilai-nilai moral kemanusiaan.

St Yohanes Paulus II dalam ensiklik Octogesima Advensiensa Advensiens para politikus Katolik agar
menyadari bahwa berpolitik itu adalah sebuah panggilan yang harus di jalankan dengan penuh tanggung
jawab penuh.
Panggilan yang di maksud Paus adalah untuk melayani sesama .Maka di harapkan para politis memiliki
intergritas diri ,komitmet yang kuat ,moralitas yang baik penggunaan kekuasaan sungguh-sungguh untuk
kepentingan dan kesejahteraan umum.

Para politis juga harus memiliki pemahaman yang baik tentang kehidupan social dan politik agar
interksinya yang bermanfaat dan bermanfaat bagi umat manusia.
Sumber: Komisi Kerasulan Awam,Panggilan dan dasar-dasar interaksi awam di bidang politik ,seri
pembelajaran politik umat buku 2,konferensi waligereja Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai