Anda di halaman 1dari 2

Bolehkah Gereja Berpolitik?

Kehidupan manusia selalu merupakan kehidupan yang dinamis. Perkembangan ilmu


pengetahuan, budaya, teknologi, ekonomi, dan sosial saat ini menjadi suatu pembuktian bahwa
dunia sekarang ini tidak sama dengan dunia yang lalu maupun yang akan datang. Selalu ada
perubahan di dalam struktur kemasyarakatan dan lembaga bangsa-bagsa untuk menjawabi
tuntutan dinamis dari hidup ini. Perubahan ini sangat berpengaruh besar atas hidup bernegara,
terutama mengenai hak-hak dan kewajiban-kewajiban semua orang dalam mengamalkan
kebebasan mereka sebagai warga negara dan dalam mengusahakan kesejahteraan umum, juga
mengenai cara mengatur hubungan antarwarga negara maupun hubungan mereka dengan
pemerintah.

Perubahan ini juga meningkatkan kesadaran akan martabat manusia semakin mendalam.
Hal tersebut mulai memunculkaan berbagai usaha untuk memperbaharui tata politik berdasarkan
hukum supaya hak-hak pribadi dalam kehidupan umum lebih dilindungi. Semua orang atau
lembaga berusaha untuk menyampaikan aspirasinya dalam perpolitikan negara supaya dirinya
atau kelompoknya dapat dijamin dan diperbolehkan bebas mengekspresikan hidupnya ke arah
yang lebih baik serta dapat memberi sumbangsi yang perlu demi keutuhan negara. Inilah yang
menjadi cikal bakal lahirnya demokrasi. Lantas pertanyaannya dimana posisi Gereja sebagai
suatu lembaga dalam perpolitikan negara itu?

Gereja dan Negara

Gereja merupakan suatu institusi iman atau suatu lembaga agama yang mengurusi
persoalan ajaran agama mengenai siapa itu manusia dan siapa itu Tuhan serta bagaimana relasi
antara Tuhan dan manusia itu. Bidang yang menjadi persoalan urgen yang ditangani Gereja ini
ialah menyangkut moral atau sikap hidup. Sedangkan negara adalah suatu institusi politik yang
tujuannya keberadaannya itu adalah untuk menyelenggarakan kepentingan umum. Negara
bertugas untuk menyediakan dan menjamin hak-hak dan kewajiban-kewajiban setiap anggota
negaranya melalui penggunaan hukum positif, tetapi tidak bisa mengurus hal-hal privat seperti
moral dan agama.

Gereja tidak berwewenang dalam urusan yang bersifat teknis, mengingat bahwa tugas
Gereja bukanlah pada bidang politik (institusi politik) dan ekonomi (institusi ekonomi). Tugas
Gereja berkaitan dengan perilaku moral dan urusan kemanusiaan. Gereja adalah pakar perihal
kemanusiaan. Gereja terpanggil sebagai pakar perihal kemanusiaan karena yang diperjuangkan
adalah martabat manusia. Segala soal sosial yang menjerat martabat manusia, dalam terang
Ajaran Sosial Gereja, diletakkan dasar-dasar semangat kristiani sebagai pedoman dalam usaha
untuk membebaskan manusia dari segala problem sosial.

Namun hal tersebut bukan berarti Gereja lepas tangan atau tiduk ikut andil di dalam
urusan suatu negara.

Anda mungkin juga menyukai