Anda di halaman 1dari 3

Bab ini berjudul "Agama dan Sistem Sosial Budaya" membahas tentang hubungan antara

agama dan sistem kebudayaan dalam masyarakat. Penulis mengungkapkan bahwa keberadaan
agama dalam sistem sosial budaya menjadi perhatian utama dalam antropologi agama.
Kehidupan beragama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap aspek kebudayaan lainnya.
Pembahasan pada bab ini dimulai dengan mengungkapkan bahwa agama merupakan salah
satu aspek kebudayaan yang memiliki pengaruh yang luas dan implikasi besar dalam
kehidupan manusia. Agama dapat ditemukan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti budaya
material, perilaku manusia, nilai moral, sistem keluarga, ekonomi, hukum, politik,
pengobatan, sains, teknologi, seni, pemberontakan, perang, dan lain sebagainya.
Selanjutnya, bab ini membahas hubungan antara agama dengan sistem kekerabatan dan
organisasi sosial. Agama memiliki peran dalam membentuk dan mewarnai sistem
kekerabatan dan organisasi sosial. Selain itu, bab ini juga mengungkapkan hubungan antara
agama dengan mata pencaharian, politik dan pemerintahan, moral, hukum, ilmu pengetahuan
dan filsafat, serta seni.
Buku ini juga membahas tentang hubungan antara agama dan organisasi sosial politik. Dalam
masyarakat primitif, sistem religi dan sistem politik tidak terpisah. Kepala suku atau
pemimpin masyarakat dipercayai memiliki kekuatan gaib, dan kepercayaan kepada agama
mempersatukan masyarakat. Di era modern, agama memiliki pengaruh terhadap organisasi
sosial yang dikembangkan secara rasional, sementara organisasi sosial tradisional didasarkan
pada kekuatan gaib.
Pada sub bab kedua pada buku ini membahas tentang hubungan antara agama dengan sistem
politik. Dimana Agama dapat mempengaruhi sistem politik dengan dua cara, yaitu melalui
pemimpin yang mendakwakan dirinya sebagai Tuhan atau melalui kepercayaan bahwa
penguasa mendapatkan kekuasaan dari Tuhan atau kekuatan gaib. Penulis juga berbicara
tentang kekuatan politik itu membutuhkan legitimasi. Kekuasaan yang didasarkan pada
agama dikatakan bahwa ia telah ditentukan oleh tuhan. Penulis menulis asumsi system
demokrasu rakyat memilih berdasarkan pengetahuan terhadap visi dan misi calon serta
kepercayaan mereka kepada calon hanya berfungsi di masyarakat yang memiliki Pendidikan
dan pengetahuan akan hal itu. Akan tetapi jika masyarakat tidak peduli dengan hal itu maka
masyarakat hanya memilih berdasarkan kepercayaan mereka saja atau melalui etnis, agama
dan budaya.
Bab ini juga mengungkapkan bahwa agama memiliki peran dalam pembentukan aturan dan
norma dalam masyarakat. Setiap agama memiliki aturan tentang tindakan manusia yang
meliputi tindakan terhadap diri sendiri, tindakan dalam urusan publik, dan tindakan yang
berhubungan dengan Tuhan. Agama juga memberikan sanksi, baik material maupun spiritual,
bagi pelanggaran aturan.
Secara keseluruhan, Bab 4 buku ini membahas secara komprehensif tentang hubungan antara
agama dan sistem sosial budaya. Penulis menggambarkan bagaimana agama mempengaruhi
berbagai aspek kehidupan manusia dan bagaimana agama membentuk sistem kebudayaan
dalam masyarakat.
Bab 4 dari buku ini, yang berjudul "Agama dan Sistem Sosial Budaya," membahas secara
mendalam mengenai hubungan antara agama dan sistem kebudayaan dalam masyarakat.
Penulis dengan jelas mengungkapkan bahwa perhatian utama dalam antropologi agama
adalah keberadaan agama dalam sistem sosial budaya. Bab ini menguraikan bahwa kehidupan
beragama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap berbagai aspek kebudayaan lainnya.

Bab ini dimulai dengan menggarisbawahi bahwa agama merupakan salah satu aspek
kebudayaan yang mempunyai pengaruh yang luas dan implikasi besar dalam kehidupan
manusia. Agama tidak hanya terbatas pada aspek spiritual atau ritual, tetapi juga dapat
ditemukan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, seperti budaya material, perilaku
manusia, nilai moral, sistem keluarga, ekonomi, hukum, politik, pengobatan, sains, teknologi,
seni, pemberontakan, perang, dan sebagainya.

Selanjutnya, bab ini membahas hubungan antara agama dengan sistem kekerabatan dan
organisasi sosial. Agama memiliki peran penting dalam membentuk dan mewarnai sistem
kekerabatan dan organisasi sosial. Agama tidak hanya mempengaruhi hubungan keluarga dan
ikatan antara individu, tetapi juga mempengaruhi struktur sosial yang lebih luas. Selain itu,
bab ini juga mengungkapkan hubungan antara agama dengan mata pencaharian, politik dan
pemerintahan, moral, hukum, ilmu pengetahuan dan filsafat, serta seni.

Buku ini juga menyoroti hubungan antara agama dan organisasi sosial politik. Dalam
masyarakat primitif, sistem religi dan sistem politik tidak terpisah. Kepala suku atau
pemimpin masyarakat dipercayai memiliki kekuatan gaib, dan kepercayaan kepada agama
menjadi perekat yang mempersatukan masyarakat. Di era modern, agama tetap memiliki
pengaruh terhadap organisasi sosial yang dikembangkan secara rasional, sementara organisasi
sosial tradisional masih didasarkan pada kekuatan gaib.

Selain itu, bab ini membahas pula tentang hubungan antara agama dan sistem politik. Agama
dapat mempengaruhi sistem politik melalui dua cara utama, yaitu melalui pemimpin yang
mengklaim dirinya sebagai manifestasi Tuhan atau melalui kepercayaan bahwa penguasa
mendapatkan kekuasaannya dari Tuhan atau kekuatan gaib.

Bab ini juga mengungkapkan bahwa agama memiliki peran penting dalam pembentukan
aturan dan norma dalam masyarakat. Setiap agama memiliki aturan yang mengatur tindakan
manusia, baik tindakan terhadap diri sendiri, tindakan dalam urusan publik, maupun tindakan
yang berhubungan dengan Tuhan. Agama juga memberikan sanksi, baik berupa sanksi
material maupun spiritual, bagi pelanggaran aturan tersebut.
Secara keseluruhan, Bab 4 buku ini secara komprehensif membahas hubungan antara agama
dan sistem sosial budaya. Penulis dengan

jelas menggambarkan bagaimana agama mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia


dan bagaimana agama membentuk sistem kebudayaan dalam masyarakat. Bab ini
memberikan wawasan yang mendalam dan memperkaya pemahaman kita tentang
kompleksitas hubungan antara agama dan kebudayaan dalam konteks sosial.

Bab ini juga mencatat adanya perbedaan antara norma hukum, norma moral, dan norma
agama. Meskipun ada interaksi antara agama, moral, dan hukum, pandangan sekular modern
cenderung memisahkan ketiganya. Agama juga memiliki aturan tentang tindakan manusia
dalam berbagai konteks, baik dalam urusan publik maupun tindakan individu yang
berhubungan dengan Tuhan.
Pengaruh agama terhadap organisasi sosial modern juga dibahas dalam bab ini. Organisasi
sosial modern didasarkan pada pendekatan rasional dan ilmiah, sedangkan organisasi sosial
tradisional sering didasarkan pada kekuatan gaib dan pemimpin yang memiliki kharisma.
Agama juga memiliki peran dalam sistem politik, di mana ada dua tipe hubungan antara
kekuasaan politik dan agama, yaitu yang mendakwakan dirinya sebagai Tuhan dan yang
mempercayai bahwa penguasa mendapatkan kekuasaan dari Tuhan atau kekuatan gaib.

Anda mungkin juga menyukai