Disusun Guna Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah antropologi Agama dan Budaya
Disusun Oleh:
2023
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
masyarakat yang lebih luas Ketiga sistem yang disebutkan di atas dapat
Sistem digambarkan sebagai suatu kelompok dari semua bagian yang bekerja
adalah fungsi, set, batas, ukuran, bentuk, tenpat, hubungan, cara, sistem,
sosial dan budaya itu memunculkan istilah "sistem sosial budaya" Pada
2
B. RUMUSAN MASALAH
3. Bagaimana Dampak Agama pada Sistem Sosial Budaya dalam Organisasi Sosial
Politik ?.
C. TUJUAN PENULISAN
3. Untuk mengetahui Dampak Agama pada Sistem Sosial Budaya dalam Organisasi
Sosial Politik
3
BAB II
PEMBAHASAN
Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan
kehidupan. Banyak agama memiliki narasi, simbol, dan sejarah suci yang dimaksudkan
untuk menjelaskan makna hidup dan / atau menjelaskan asal usul kehidupan atau alam
semesta. Dari keyakinan mereka tentang kosmos dan sifat manusia, orang memperoleh
moralitas, etika, hukum agama atau gaya hidup yang disukai. Kata agama
berbeda dari keyakinan pribadi dalam bahwa itu adalah "sesuatu yang nyata sosial"
Émile Durkheim juga mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu
yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Agama adalah sistem yang mengatur
tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta
tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya. Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, yang berarti "tradisi".
Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin
religio dan berakar pada kata kerjare-ligare yang berarti "mengikat kembali".
Sistem sosial budaya Indonesia adalah sebagai totalitas nilai, tata sosial, dan tata
laku manusia Indonesia harus mampu mewujudkan pandangan hidup dan falsafah
negara Pancasila ke dalam segala segi kehidupan berbangsa dan bernegara. Asas
yang melandasi pola pikir, pola tindak, fungsi, struktur, dan proses sistem sosial
4
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, transformasi serta pembinaan sistem
Sosial budaya merujuk pada aspek-aspek kehidupan sosial dan budaya suatu
masyarakat. Ini melibatkan segala sesuatu yang berkaitan dengan cara hidup,
nilai-nilai, norma, kebiasaan, tradisi, institusi, dan interaksi sosial yang terjadi dalam
Aspek sosial ini mencakup berbagai hal, seperti sistem nilai, sistem kepercayaan,
bahasa, agama, adat istiadat, seni, musik, tarian, pakaian tradisional, arsitektur,
makanan dan minuman khas, permainan tradisional, serta peran gender dan struktur
keluarga.
Sosial budaya tidak hanya mencakup dimensi kehidupan pribadi, tetapi juga
interaksi dan hubungan antara individu dan kelompok dalam masyarakat. Hal ini
pendidikan, sistem politik, sistem ekonomi, dan organisasi sosial lainnya yang
Pada Sosial budaya juga berperan dalam membentuk identitas suatu masyarakat dan
individu. Nilai-nilai, tradisi, dan kebiasaan yang ada dalam suatu budaya dapat
mempengaruhi cara berpikir, perilaku, dan pandangan hidup individu serta pola
Keberadaan agama dalam sistem sosial budaya adalah objek yang menjadi
terhadap aspek kebudayaan yang lain. Ekspresi religius ditemukan dalam budaya
material, perilaku manusia, nilai moral, sistem keluarga, ekonomi, hukum, politik,
5
Budaya menurut Koentjaraningrat adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan
hasil kerja manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia
dipelajari antara lain cara makan, minum, berpakaian, berbicara, bertani, bertukang,
Tapi kebudayaan tidak saja terdapat dalam soal teknis, tetapi dalam gagasan
yang terdapat dalam fikiran yang kemudian terwujud dalam seni, tatanan masyarakat,
ethos kerja dan pandangan hidup. Yojachem Wach berkata tentang pengaruh agama
tergantung pada pemikiran terhadap Tuhan. Interaksi sosial dan keagamaan berpola
Tuhan
Lebih tegas dikatakan Geertz, bahwa wahyu membentuk suatu struktur psikologis
dalam benak manusia yang membentuk pandangan hidupnya, yang menjadi sarana
individu atau kelompok individu yang mengarahkan tingkah laku mereka. Tetapi juga
wahyu bukan saja menghasilkan budaya immaterial, tetapi juga dalam bentuk seni
pada umumnya ahli antropologi menempatkan agama (religi) sebagai salah satu
dari aspek-aspek kebudayaan (cultural universals) karena dia merupakan hasil dari
pemahaman, rasa dan tindakan masyarakat yang bersangkutan dalam berhubungan
dengan yang gaib. Harsojo mengungkapkan sistem kepercayaan (religi) sebagai salah
satu aspek kebudayaan di samping: (1) teknologi dan kebudayaan material, (2) sistem
ekonomi dan mata pencaharian, (3) organisasi sosial, (4) sistem kepercayaan, dan (5)
kesenian. Koentjaraningrat juga menempatkan agama sebagai cultural universals
keenam dari unsur kebudayaan yang dikemukakannya, yaitu: (1) bahasa, (2) sistem
pengetahuan, (3) organisasi sosial, (4) sistem pralatan hidup dan teknologi, (5) sistem
mata pencaharian, (6) sistem religi, dan (7) kesenian.
6
Agama sebagai suatu sistem mengandung sistem-sistem budaya tersebut ,Agama
membentuk dan mewarnai sistem-sistem budaya Karena pengelompokan sistem atau
aspek budaya ini hanya cara yang ditempuh oleh para ahli untuk menyistematiskan
dan mengelompokkan cakupan kebudayaan yang amat luas, membahas hubungan
agama dan kebudayaan yang abstrak.
Faktor kondisi yang objektif menyebabkan terjadinya budaya agama yang
berbeda-beda, walaupun agama yang mengilhaminya adalah sama Oleh karena itu
agama Kristen yang tumbuh di Sumatera Utara di Tanah Batak dengan yang di Maluku
tidak begitu sama sebab masing-masing mempunyai cara-cara pengungkapannya
yang berbeda-beda. Ada juga nuansa yang membedakan Islam yang tumbuh dalam
masyarakat di mana pengaruh Hinduisme adalah kuat dengan yang tidak kuat.
Demikian juga ada perbedaan antara Hinduisme di Bali dengan Hinduisme di India,
Buddhisme di Thailan dengan yang ada di Indonesia.
Jadi budaya juga memengaruhi agama. Budaya agama tersebut akan terus
tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan kesejarahan dalam kondisi
objektif dari kehidupan penganutnya .Tapi hal pokok bagi semua agama adalah
bahwa agama berfungsi sebagai alat pengatur dan sekaligus membudayakannya
dalam arti mengungkapkan apa yang ia percaya dalam bentuk-bentuk budaya yaitu
dalam bentuk etis, seni bangunan, struktur masyarakat, adat istiadat dan lain-lain. Jadi
ada pluraisme budaya berdasarkan kriteria agama. Hal ini terjadi karena manusia
sebagai homoreligiosus merupakan insan yang berbudidaya dan dapat berkreasi
dalam kebebasan menciptakan pelbagai objek realitas dan tata nilai baru berdasarkan
inspirasi agama.
C. Dampak Agama pada Sistem Sosial Budaya dalam Organisasi Sosial Politik
politik karena organisasi ini sudah banyak dipengaruhi oleh budaya lain. Tidak lagi
genuine dan asli dalam organisasi manusia sebagaimana halnya keluarga. Dalam
negara dewasa ini, pada umumnya juga ditemukan organisasi sosial. Organisasi
7
sosial adalah kumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan yang sama. Pada
umumnya organisasi sosial tidak dibentuk dengan telah adanya banyak orang yang
punya tujuan dan cita-cita yang sama. Adapula organisasi yang bertujuan untuk
mencapai sesuatu yang relatif kecil. Seperti organisasi arisan, organisasi majlis ta’
lim, organisasi sepak bola, organisasi pedagang kaki lima, oraganisasi pengembangan
Konsep agama yang tidak dikhususkan kepada urusan upacara dan hubungan
dengan Tuhan adalah konsep agama teologis. Agama secara teologis ini tentu ada
yang menjadi antropologis, yaitu dihayati dan ditemukan dalam kehidupan riil suatu
organisasi islam yang komprehensif dan terpadu. Kelompok masyarakat yang religius
atau agama secara teologis yang telah menjadi teologisitu mengembangkan segenap
sistem budayanya dari ajaran Tuhan atau wahyu-Nya yang diungkap dalam kitab suci.
Kekerabatan, ekonomi, politik, hukum, seni, ilmu pengetahuan, filsafat dan cara
manusia makin lama makin kompleks. Secara teoristis atau polarisasi ada dua titik
ekstrem, yaitu titik organisasi agama di satu pihak dan titik organisasi sekular di pihak
lain. Terdapat dua tipe organisasi, organisasi keagamaan dan organisasi sekuler.
agama dikatakan bahwa ia telah ditentukan oleh Tuhan Siapa yang akan menjadi
penguasa mendapat legitimasi dari Tuhan Legitimasi religius ini memang tidak
8
rasional Akan tetapi, kalu dibandingkan dengan sistem demokrasi juga tidak objektif
dan kurang rasional Rasionalitas ditampilkan dari penyampaian visi dan misi.
penerapan budaya yang Islami di dalam organisasi yang terdiri atas sebagai
yang terdiri atas pimpinan lapisan kedua atau sesuai dengan kondisi. Ketiga, tim
fasilitator yang terdiri atas unsur pimpinan atau orang lain yang mampu dan
yang terdiri dari atas karyawan langsung terkait dalam status pekerjaan dalam
arti bisa satu jenis pekerjaan dalam arti bisa satu enis pekerjaan dalam arti bisa
b) Komitmen pimpinan tertinggi Salah satu kunci keberhasilan dari program ialah
melalui sikap dan perilaku sehari-hari. Pimpinan herus memberikan contoh dan
agar nilainilai luhur dapat teraktualisasi dalam sikap dan perilaku organisasi.
semakin baik kualitas kera samanya. Kondisi semacam ini harus semakin dapat
terwujud agar tingkat sinergi bisa tercapai sehingga hasil (out put) program
9
d) Motivasi merupakan salah satu komponen penting dalam meraih kesuksesan
dalam diri sendiri, yaitu berupa kesadaran diri untuk bekerja lebih baik atau
memberikan yang terbaik bagi kelompok dengan berbagai macam alasan yang
baik dan luhur. Akan tetapi, tidak semua orang mempunyai dorongan yang positif
dengan mudah. Ada kalanya mereka membutuhkan orang lain yang berperan
sebagai motivator.
semua unsur manajemen dapat berfungsi seperti yang diharapkan Konflik yang
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
10
dari kehidupan. Banyak agama memiliki narasi, simbol, dan sejarah suci yang
dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup dan / atau menjelaskan asal usul
dalam budaya material, perilaku manusia, nilai moral, sistem keluarga, ekonomi,
lain sebagaiya.
yang sama. Pada umumnya organisasi sosial tidak dibentuk dengan telah
adanya banyak orang yang punya tujuan dan cita-cita yang sama. Adapula
organisasi yang bertujuan untuk mencapai sesuatu yang relatif kecil. Seperti
organisasi arisan, organisasi majlis ta’ lim, organisasi sepak bola, organisasi
11
Daftar Pustaka
12
13
14