Anda di halaman 1dari 11

Nama:NoorMukhlis

Kelas:B2PMI

Nim:2240410036

1. A. PendekatanMetode Kualitatif

Pendekatan penelitian kualitatif adalah pendekatan yang lebih


menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu
masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi.
Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam
(in-depth analysis ), yakni mengkaji masalah secara kasus per kasus
karena metodologi kualitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan
berbeda dengan sifat dari masalah lainnya.

Tujuan dari pendekatan penelitian kualitatif ini bukan suatu generalisasi


tetapi pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah. Penelitian
kualitatif berfungsi memberikan kategori substantif dan hipotesis
penelitian kualitatif.

B. Pendekatan Metode Kuantitatif

Pendekatan penelitian kuantitatif adalah pendekatan yang berlandaskan


pada filsafat positivisme, dipakai untuk meneliti pada populasi ataupun
sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan alat ukur (instrumen)
penelitian, analisa data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk
menguji dan membuktikan hipotesis yang telah dibuat/ditetapkan.
Macam-macam pendekatan metode kuantitatif terdiri atas metode survei
dan metode eksperimen.

Rujukan:https://penerbitdeepublish.com/pendekatan-penelitian/

2. a. Dimensi tujuan:

1. Tujuan dari penelitian kuantitatif antara lain: (a) menunjukkan


adanya hubungan antar variabel, (b) menguji teori, dan (c) mencari
generalisasi yang mempunyai nilai prediktif.
2. Tujuan dari penelitian kualitatif antara lain: (a) menemukan
hubungan pola yang bersifat interaktif -tidak terlihat dengan jelas
posisi dari variabel dependen dan independen-, (b) menemukan
teori, (c) menggambarkan realitas yang kompleks, dan (d)
memperoleh pemahaman makna.

b. Dimensi desain:

1. Desain dari penelitian kuantitatif antara lain: (a) spesifik, jelas, dan
rinci; (b) ditentukan secara mantap sejak awal; (c) menjadi pedoman
langkah demi langkah.
2. Desain dari penelitian kualitaif antara lain: (a) umum; (b) fleksibel; (c)
berkembang dan muncul di dalam proses penelitian; dan (d)
mengedepankan konstruksi dari teori daripada pengujian teori.

Pendekatan proses penelitian kuatitatif dan kualitatif (Sumber:


Creswell, 2012:12)

1. Proses dari penelitian kuantitaif selalu diawali dengan permasalahan


yang jelas dan diurai secara empirik dan teoritik (studi
pendahuluan/ ). Secara umum, proses penelitian
kuantitatif antara lain: (a) Sumber masalah (empiris dan teoritis),
(b) rumusan masalah, (c) pengajuan hipotesis, (d) pendugaan
terhadap hubungan antar variabel, (e) menyusun instrument
penelitian, (f) mengumpulkan dan menganalisa data, (g) penemuan
sesuai, hipotesis, dan (h) kesimpulan
2. Proses dari penelitian kualitatif tidak diawali dengan permasalahan
yang jelas sehingga peneliti harus melakukan
pengamatan-pengamatan secara umum atau kasar terhadap obyek
yang akan diteliti secara berulang-ulang (proses ini disebut sebagai
tahap deskripsi). Berikut adalah proses penelitian kualitatif: (a) tahap
deskriptif (memasuki konteks sosial), (b) tahap reduksi (menentukan
fokus: memilih diantara yang telah dideskripsikan, (c) tahap seleksi
(mengurai fokus : menjadi komponen yang lebih rinci), (d) proses
memperoleh data dilakukan secara sirkular dan berulang-ulang
dengan berbagai cara dan dari berbagai sumber, (e) proses analisa
dan intepretasi data, dan (f) menarik kesimpulan.

d. Dimensi hasil:
1. Hasil penelitian kuantitatif hasil adalah berupa jawaban berupa
simpulan atas rumusan masalah yang didapat dari pengujian
hipotesis yang telah dirumuskan.
2. Hasil penelitian kualitatif tidak hanya menghasilkan data atau
informasi yang sulit dicari melalui metode kuantitatif, tetapi juga
menghasilkan informasi-informasi yang bermakna, bahkan
menghasilkan hipotesis atau ilmu baru yang dapat digunakan untuk
membantu memecahkan masalah dan meningkatkan taraf hidup
manusia. Hasil penelitian akan dapat ditemukan oleh peneliti lain,
asal sasaran, masalah, pendekatan, metode, rancangan dan latar
relatifnya sama (Suparlan, 1994) dalam Mukhadis (2013:81)

e. Dimensi manfaat:

1. Manfaat dari penelitian kuantitatif lebih bersifat makro, karena hasil


dari penelitian atas sampel dapat digeneralisasikan kepada populasi.

2. Manfaat dari penelitian kualitatif lebih bersifat mikro, hasil dari


penelitian hanya bisa diberlakukan untuk lingkup yang diteliti dan
memiliki tranferability terhadap kasus yang benar-benar serupa
dengan obyek yang diteliti.

Rujukan: http://wahyunur.blog.um.ac.id/perbedaan-antara-penelitian-
kuantitatif-kualitatif-dan-pengembangan-rd/

3. Pendekatan partisipatif dalam penelitian pengembangan


masyarakat memiliki peran penting dalam memastikan bahwa masyarakat
yang diteliti menjadi bagian aktif dalam proses penelitian. Pendekatan ini
melibatkan partisipasi langsung dari masyarakat yang diteliti, sehingga
mereka memiliki kontrol dan keterlibatan dalam seluruh proses penelitian.
Beberapa peran penting dari pendekatan partisipatif dalam penelitian
pengembangan masyarakat adalah sebagai berikut:

a. Memperkuat partisipasi masyarakat: Pendekatan partisipatif


memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam
identifikasi masalah, perencanaan penelitian, pengumpulan data, analisis,
dan pengambilan keputusan. Dengan demikian, masyarakat dapat
memberikan wawasan dan perspektif mereka yang berharga dalam
penelitian.
b. Meningkatkan relevansi penelitian: Melibatkan masyarakat secara aktif
dalam penelitian dapat memastikan bahwa penelitian tersebut relevan
dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
Partisipasi masyarakat membantu memastikan bahwa penelitian yang
dilakukan menghasilkan solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan.

c. Meningkatkan pemahaman kontekstual: Pendekatan partisipatif


memungkinkan peneliti untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
dalam tentang konteks sosial, budaya, dan ekonomi di mana masyarakat
berada. Dengan berpartisipasi langsung, masyarakat dapat berbagi
pengetahuan lokal dan pengalaman mereka, yang dapat membantu
peneliti memahami masalah dan tantangan yang dihadapi oleh
masyarakat dengan lebih baik.

Contoh: Misalkan ada penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan


kualitas pendidikan di sebuah desa terpencil. Dalam pendekatan
partisipatif, peneliti akan melibatkan masyarakat desa dalam seluruh
proses penelitian. Masyarakat akan diajak untuk mengidentifikasi masalah
pendidikan yang dihadapi dan berpartisipasi dalam perencanaan
penelitian, seperti merumuskan pertanyaan penelitian dan metode yang
akan digunakan. Selain itu, mereka juga akan dilibatkan dalam
pengumpulan data, seperti mengisi survei atau mengikuti wawancara.
Hasil penelitian akan dikomunikasikan kembali kepada masyarakat desa,
sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
tentang tindakan yang perlu diambil untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di desa mereka.

Rujukan:
https://digilib.uin-suka.ac.id/8286/1/AZIZ%20MUSLIM%20PENDEKATAN
%20PARTISIPATIF%20DALAM%20PEMBERDAYAAN%20MASY%20ARAR
AT.pdf

4. Tahapan utama dalam proses penelitian, dari perencanaan hingga


pelaporan, dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Perencanaan: Tahap perencanaan melibatkan penentuan tujuan


penelitian, merumuskan pertanyaan penelitian, merancang metodologi
penelitian, dan memilih sampel yang representatif. Pada tahap ini, peneliti
juga merencanakan langkah-langkah yang akan diambil untuk
mengumpulkan dan menganalisis data.

b. Pengumpulan data: Tahap pengumpulan data melibatkan implementasi


metodologi penelitian yang telah dirancang. Peneliti mengumpulkan data
melalui berbagai teknik, seperti survei, wawancara, observasi, atau analisis
dokumen. Data yang dikumpulkan harus relevan dengan pertanyaan
penelitian dan memiliki kualitas yang baik.

c. Analisis data: Setelah data terkumpul, tahap analisis data dimulai.


Peneliti menggunakan alat analisis yang sesuai untuk menganalisis data
yang telah dikumpulkan. Analisis data ini bertujuan untuk menemukan
pola, hubungan, atau tren yang relevan dengan pertanyaan penelitian.

d. Interpretasi dan temuan: Setelah analisis data selesai, peneliti


menginterpretasikan hasil analisis dan menghubungkannya dengan
pertanyaan penelitian. Peneliti mencoba untuk memahami makna temuan
dan memberikan penjelasan terhadap hasil yang ditemukan.

e. Pelaporan: Tahap terakhir dalam proses penelitian adalah pelaporan.


Peneliti menyusun laporan penelitian yang berisi deskripsi tentang tujuan
penelitian, metodologi, temuan, dan kesimpulan.

Rujukan:
https://mmsi.binus.ac.id/2021/12/16/6-tahapan-dalam-proses-penelitia
n/

5. Pentingnya mengidentifikasi masalah penelitian sebelum memulai


perencanaan adalah untuk memastikan bahwa penelitian tersebut
memiliki arah yang jelas dan tujuan yang terdefinisi dengan baik. Dengan
mengidentifikasi masalah penelitian, peneliti dapat menentukan fokus
penelitian, merumuskan pertanyaan penelitian yang relevan, dan
merancang metode penelitian yang sesuai untuk mengumpulkan data
yang diperlukan. Tanpa mengidentifikasi masalah penelitian terlebih
dahulu, penelitian dapat kehilangan arah dan tidak memberikan kontribusi
yang signifikan dalam memecahkan masalah yang ada atau
menghasilkan pengetahuan baru.

Rujukan:
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/19730/2/BOOK_Tritja
hjo%20Danny_Ragam%20dan%20Prosedur%20Penelitian%20Tindakan_B
ab%202.pdf

6. Langkah-langkah untuk merumuskan masalah penelitian yang relevan dan


berfokus pada pengembangan masyarakat Islam adalah sebagai berikut:

a. Identifikasi Konteks: Tentukan konteks penelitian dengan memahami


isu-isu dan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Islam dalam
pengembangannya.

b. Pemilihan Topik: Pilih topik yang memiliki relevansi langsung dengan


pengembangan masyarakat Islam, seperti pendidikan, ekonomi, kesehatan,
atau sosial.

c. Tinjauan Literatur: Lakukan tinjauan literatur untuk memahami penelitian


terdahulu yang telah dilakukan dalam bidang yang sama atau terkait.
Identifikasi celah pengetahuan yang masih perlu diisi melalui penelitian
Anda.

d. Merumuskan Pertanyaan Penelitian: Berdasarkan tinjauan literatur dan


pemahaman konteks, rumuskan pertanyaan penelitian yang jelas, terarah,
dan relevan dengan pengembangan masyarakat Islam.
e. Menentukan Tujuan Penelitian: Tentukan tujuan penelitian yang ingin
dicapai melalui penelitian Anda, misalnya untuk mengidentifikasi
faktor-faktor penghambat atau mendorong dalam pengembangan
masyarakat Islam.

f. Menentukan Variabel dan Hipotesis: Identifikasi variabel yang akan diteliti


dan rumuskan hipotesis yang dapat diuji dalam penelitian.

Rujukan:
https://www.liputan6.com/hot/read/4594237/cara-membuat-rumusan-ma
salah-yang-baik-dan-benar-perhatikan-langkah-langkahnya

7. Peran kajian literatur dalam proses penelitian pengembangan masyarakat


Islam adalah sebagai berikut:

a. Menentukan landasan teori: Kajian literatur membantu peneliti dalam


memahami konsep-konsep yang relevan dan teori-teori yang berkaitan
dengan topik penelitian. Dengan memahami landasan teori yang ada,
peneliti dapat mengembangkan kerangka konseptual yang kuat untuk
memandu penelitian mereka.

b. Mencari informasi yang relevan: Kajian literatur membantu peneliti dalam


mengidentifikasi penelitian sebelumnya yang telah dilakukan dalam bidang
yang sama atau terkait. Dengan mempelajari penelitian-penelitian
sebelumnya, peneliti dapat menemukan informasi yang relevan,
mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan yang perlu diteliti lebih lanjut,
dan menghindari duplikasi penelitian.

c. Mengidentifikasi metode penelitian yang tepat: Kajian literatur membantu


peneliti dalam memahami metode penelitian yang telah digunakan dalam
penelitian sebelumnya. Hal ini membantu peneliti dalam memilih metode
penelitian yang paling sesuai untuk penelitian mereka, serta menghindari
kesalahan yang telah dilakukan sebelumnya.

d. Mengembangkan argumen teoritis: Kajian literatur membantu peneliti


dalam mengembangkan argumen teoritis yang kuat untuk mendukung
penelitian mereka. Dengan memahami kontribusi penelitian sebelumnya,
peneliti dapat mengintegrasikan temuan-temuan penting ke dalam argumen
teoritis mereka, sehingga memperkuat relevansi dan keberlanjutan
penelitian yang akan dilakukan.

Rujukan:https://repo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2109060005/141150
15_4_131619.pdf

8. Evaluasi keandalan dan relevansi sumber-sumber dalam kajian literatur


dilakukan dengan cara berikut:

a. Keandalan: Untuk mengevaluasi keandalan sumber-sumber dalam kajian


literatur, perhatikan faktor-faktor berikut:

- Kredibilitas penulis: Periksa kualifikasi dan keahlian penulis. Apakah mereka


memiliki pengalaman atau latar belakang pendidikan yang relevan?

- Publikasi di jurnal terpercaya: Periksa apakah artikel atau sumber tersebut


telah melewati proses peer review dan diterbitkan di jurnal yang terkenal dan
diakui dalam bidang yang relevan.

- Kebaruan informasi: Periksa apakah informasi yang disajikan dalam sumber


tersebut masih relevan dan diperbarui dengan penelitian terbaru.

b. Relevansi: Untuk mengevaluasi relevansi sumber-sumber dalam kajian


literatur, perhatikan faktor-faktor berikut:
- Kesesuaian dengan topik penelitian: Pastikan bahwa sumber tersebut
langsung berkaitan dengan topik penelitian yang sedang diteliti.

- Keberagaman perspektif: Periksa apakah sumber tersebut mencakup


berbagai perspektif yang relevan, sehingga memberikan sudut pandang yang
komprehensif pada topik yang sedang diteliti.

- Reputasi sumber: Periksa apakah sumber tersebut berasal dari institusi atau
penulis yang diakui dan terpercaya dalam bidang yang relevan.

Rujukan: https://internationaljournallabs.com/blog/literature-review/

9. Prinsip-prinsip etika penelitian yang harus dipegang oleh peneliti antara lain:

a. Persetujuan sukarela: Peneliti harus memastikan bahwa partisipan


penelitian memberikan persetujuan sukarela atas partisipasinya dan
memahami tujuan, prosedur, dan risiko yang terlibat dalam penelitian.

b. Kerahasiaan: Peneliti harus menjaga kerahasiaan data dan informasi yang


diperoleh dari partisipan. Identitas partisipan harus dirahasiakan dan data
harus diolah dengan cara yang tidak dapat mengidentifikasi partisipan
secara individu.

c. Beneficence: Peneliti harus memastikan bahwa penelitian mereka


memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada partisipan dan
masyarakat, sambil meminimalkan risiko dan bahaya yang mungkin timbul.

d. Integritas ilmiah: Peneliti harus mematuhi prinsip-prinsip integritas ilmiah


seperti kejujuran, objektivitas.

Rujukan: https://stikes.mahardika.ac.id/wp-content/uploads/2018/02/ETIKA-
PENELITIAN.ppt
10. Beberapa situasi yang melibatkan pertimbangan etika dalam penelitian
antara lain:

1. Perlindungan privasi: Peneliti harus mempertimbangkan kebutuhan untuk


melindungi privasi peserta penelitian. Ini termasuk pengumpulan,
penyimpanan, dan penggunaan data pribadi dengan memastikan adanya
persetujuan yang jelas dan melestarikan kerahasiaan informasi yang sensitif.

2. Persetujuan sukarela: Peserta penelitian harus memberikan persetujuan


sukarela untuk berpartisipasi dalam penelitian. Peneliti harus menjelaskan
tujuan penelitian secara jelas dan memastikan bahwa peserta memahami
risiko dan manfaat yang terkait dengan partisipasi mereka.

3. Perlindungan terhadap kerugian fisik dan psikologis: Peneliti harus


memastikan bahwa partisipasi dalam penelitian tidak menyebabkan kerugian
fisik atau psikologis bagi peserta. Jika ada risiko yang mungkin terjadi,
langkah-langkah perlindungan harus diambil untuk meminimalkan risiko dan
memastikan kesejahteraan peserta.

4. Kesetaraan dan keadilan: Peneliti harus memastikan bahwa semua peserta


diperlakukan dengan adil dan setara. Hal ini termasuk mempertimbangkan
keragaman dalam pemilihan sampel penelitian dan memastikan bahwa tidak
ada diskriminasi atau pengecualian yang tidak adil dalam perlakuan terhadap
peserta.

5. Penggunaan data dan publikasi: Peneliti harus menggunakan data dengan


itikad baik dan memastikan bahwa hasil penelitian dipublikasikan dengan jujur
dan akurat. Pengakuan yang layak harus diberikan kepada kontributor dan
sumber yang relevan.
6. Konflik kepentingan: Peneliti harus mengungkapkan konflik kepentingan
yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian atau interpretasinya. Hal ini
untuk memastikan integritas ilmiah dan kepercayaan masyarakat terhadap
penelitian.

7. Pengujian pada hewan: Penelitian yang melibatkan pengujian pada hewan


harus mempertimbangkan etika dan kesejahteraan hewan. Peneliti harus
meminimalkan penderitaan dan memastikan bahwa penggunaan hewan
dalam penelitian hanya dilakukan jika tidak ada alternatif lain yang memadai.

Penting untuk dicatat bahwa aspek etika dalam penelitian dapat berbeda-beda
tergantung pada bidang dan konteks penelitian tertentu. Oleh karena itu,
peraturan etika dan pedoman yang relevan harus diikuti dalam setiap
penelitian untuk memastikan integritas dan keberlanjutan penelitian.

Rujukan: https://g.co/kgs/wQiaHN

Anda mungkin juga menyukai