Anda di halaman 1dari 6

Nama : Felindya Oktavian Ramadhani

NIM : 224110402116

Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Pendidikan

Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Suparjo, M.A.

Tema : Penelitian Deskriptif Kualitatif

RESUME JURNAL

Judul : Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif Dalam Perspektif Bimbingan dan


Konseling

Penulis : Wiwin Yuliani

Volume : Vol.2, No.2

ISSN : 2614-6223

METODE PENELITIAN DESKRIPTIF KUALITATIF DALAM


PERSPEKTIF BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Pengertian Deskriptif Kualitatif


Deskriptif kualitatif (QD) adalah metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian kualitatif, terutama dalam fenomenologi sosial. Ini adalah
pendekatan sederhana yang menggunakan alur induktif untuk menjawab
pertanyaan penelitian. Tujuannya adalah untuk menemukan pola yang
muncul dalam suatu peristiwa atau pengalaman melalui analisis mendalam.
Dalam konteks bimbingan dan konseling, QD terkait dengan proses
memfasilitasi perkembangan peserta didik di lingkungan sosial mereka.
Proses ini berjalan secara alami dan dikaji dalam penelitian deskriptif
kualitatif.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami interpretasi dan
pemahaman individu tentang realitas sosial, sehingga individu dapat
memecahkan masalah mereka sendiri. Dalam penelitian ini, peneliti
menekankan pada cara orang menginterpretasikan dan memahami
pengalaman mereka dalam konteks sosial.
Penelitian deskriptif kualitatif penting untuk dikuasai oleh
pemangku kebijakan dalam bidang bimbingan dan konseling karena dapat
memberikan gambaran alami dari program atau kebijakan yang sedang
dilakukan. Dengan penelitian ini, pemimpin, kepala sekolah, guru, dan
konselor dapat merefleksikan apakah program atau kegiatan yang dipilih
sudah tepat dalam mengatasi masalah yang ada. Selain itu, penelitian
deskriptif kualitatif juga dapat melihat secara langsung kesulitan apa saja
yang terjadi saat program atau kegiatan tersebut berlangsung. Dengan
demikian, penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang
esensi bimbingan dan konseling serta dapat membantu dalam pengambilan
keputusan yang lebih baik.
Bimbingan dan konseling adalah suatu profesi yang bertujuan untuk
memfasilitasi pertumbuhan dan perubahan positif pada individu.
Pendekatan tersebut didasarkan pada pengetahuan yang ada pada realitas di
luar keyakinan pribadi penyandang profesi dan prasangka. Disiplin ilmu
bimbingan dan konseling merupakan ilmu pengetahuan yang mandiri
dengan akar pada filsafat, agama, psikologi, antropologi sosial, dan
sosiologi. Bimbingan dan konseling juga berkaitan dengan disiplin ilmu
lain, seperti psikologi pendidikan, psikologi sosial, psikologi ekologis, dan
psikologi perkembangan.
Asumsi filosofis dalam membangun bimbingan dan konseling
sebagai ilmu didasarkan pada asumsi ontologi, epistemologi, aksiologi,
metodologi, dan retorika. Secara ontologi, objek ilmu bimbingan dan
konseling adalah konseli yang membutuhkan bantuan dalam menemukan
solusi masalah. Epistemologi menjelaskan bahwa bimbingan dan konseling
adalah proses interaksi antara konselor dan konseli dalam membantu
menemukan solusi masalah.
Aksiologi dalam ilmu bimbingan dan konseling mencakup
penanaman nilai-nilai agar konseli memahami keberfungsian dirinya dalam
mengatasi masalah. Metodologi menekankan bahwa bimbingan dan
konseling harus didasarkan pada kajian keilmuannya agar dapat
menghasilkan kesimpulan yang objektif. Terakhir, retorika dalam
bimbingan dan konseling adalah studi filosofis yang memandang proses
tersebut sebagai disiplin ilmu, di mana komunikasi antara konselor dan
konseli memerlukan media komunikasi.Bimbingan dan konseling di
sekolah melibatkan program komprehensif yang berfungsi dalam
menyelenggarakan proses pendampingan siswa.
Sistem bimbingan dan konseling di sekolah adalah program terpadu
yang membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi diri. Program
ini mencakup layanan dasar, layanan responsif, perencanaan individual,
peminatan peserta didik, dan dukungan sistem. Para konselor atau guru
bimbingan dan konseling harus menjelaskan secara detail bagaimana proses
pelaksanaan program atau strategi tersebut dilakukan di sekolah. Detail ini
dapat membantu dalam mengevaluasi apakah program atau strategi tersebut
efektif dalam memecahkan masalah yang ada. Informasi ini juga dapat
membantu dalam mengatasi kesulitan yang mungkin timbul selama
pelaksanaan program.
Penelitian kualitatif pertama kali digunakan oleh antropolog dan
sosiolog sebagai metode penyelidikan di Indonesia pada awal abadke-20
Analisis data kualitatif bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena sosial
dalam masyarakat atau budaya lain. Metode penelitian ini meliputi
wawancara, observasi, studi kasus, survei, analisis historis, dan analisis
konten Deskriptif kualitatif adalah studi untuk menemukan fakta dengan
interpretasi yang tepat, menggunakan kombinasi hasil observasi,
wawancara, dan dokumenta Jenis penelitian ini umumnya digunakan dalam
fenomenologi sosial.
Penelitian deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang
bergerak pada pendekatan kualitatif sederhana dengan alur induktif. Ini
berarti penelitian dimulai dengan proses atau peristiwa penjelas yang
akhirnya dapat ditarik kesimpulan yang umum. Dalam perspektif
bimbingan dan konseling, penelitian ini bertujuan untuk memberikan
gambaran detail tentang proses bimbingan atau konseling di sekolah.
Tujuannya adalah untuk mengeksplorasi bagaimana bimbingan atau
konseling terjadi dan apakah dapat mengatasi masalah yang diteliti.
Penelitian ini melibatkan variabel-variabel seperti layanan, program,
strategi, atau teknik bimbingan dan konseling dalam program komprehensif
di sekolah. Variabel bebas ini harus divalidasi secara konstruk atau teori
sebelum dilaksanakan di lapangan, untuk memastikan bahwa mereka sesuai
dengan variabel terikat yang dipilih.

B. Analisis Data Deskriptif Kualitatif


Sebelum melakukan analisis data, peneliti perlu melakukan teknik
pengujian kepercayaan data untuk membuat kesimpulan penelitian. Teknik
pengujian kepercayaan data yang digunakan adalah triangulasi, yaitu
memeriksa data yang diperoleh dari beberapa sumber dengan berbagai cara.
Pengujian kepercayaan data penting dalam penelitian kualitatif untuk
validitas dan reliabilitas data. Proses triangulasi merupakan penguatan bukti
dari hasil catatan lapangan, observasi, dan wawancara untuk meningkatkan
akurasi penelitian. Dalam teknik triangulasi, peneliti membandingkan data
yang dihasilkan dengan pertanyaan kepada orang-orang terkait untuk
memahami permasalahan. Hasil dari observasi, wawancara, dan penelitian
digabungkan sehingga menjadi akurat dan saling melengkapi.
Analisis data adalah proses formal untuk mencari tema dan
merumuskan hipotesis berdasarkan data, serta memberikan bantuan pada
tema dan hipotesis tersebut.Penelitian kualitatif dimulai sebelum lapangan,
selama lapangan, dan setelah lapangan. Analisis penelitian dimulai sejak
masalah didefinisikan hingga penulisan hasil penelitian. Analisis data
melibatkan pengorganisasian dan pengurutan data ke dalam pola, kategori,
dan satuan uraian dasar untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis
berdasarkan data yang ada.

C. Langkah Langkah Analisis Data Deskriptif Kualitatif


Langkah-langkah analisis data deskriptif kualitatif meliputi reduksi
data, data display, dan penarikan kesimpulan. Reduksi data dilakukan
dengan fokus pada pemilihan data yang akan digunakan dalam penelitian.
Setelah itu, data yang telah direduksi dapat disajikan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, atau hubungan antarkategori.
Tujuan dari data display ini adalah agar memudahkan pemahaman
tentang apa yang terjadi dan perencanaan tindakan selanjutnya. Terakhir,
dalam penarikan kesimpulan, sugiyono (2017) menjelaskan bahwa
kesimpulan awal yang diajukan masih bersifat sementara dan dapat berubah
jika tidak ditemukan bukti yang kuat. Namun, jika kesimpulan tersebut
didukung oleh bukti yang valid saat peneliti kembali ke lapangan, maka
kesimpulan tersebut dapat dianggap kredibel. Penting untuk dicatat bahwa
kesimpulan dalam penelitian deskriptif kualitatif dapat atau tidak dapat
menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal, karena
kesimpulan tersebut masih bersifat sementara dan akan berkembang seiring
berjalannya penelitian di lapangan.

D. Kekuatan Penelitian Kualitatif


Dalam penelitian kualitatif peneliti perlu lebih menekankan pada
penghitunganjumlahorang yang berpikir atau berperilaku dan menekankan
penjelasan mengapa orang berpikir danberperilaku seperti tersebut. Dalam
penelitian deskriptif kualitatif perlu keterampilan untukmenyederhanakan
dan mengelola data tanpa merusak kompleksitas dan konteks dari
datatersebut. Kekuatan utama dari penelitian kualitatif adalah sebagai
berikut :
1. Pertanyaan terbuka mengungkapkan fenomena baru atau tidak terduga,
dan memunculkan lebih banyak masalahmelalui penyelidikan luas dan
terbuka pada saat penelitian sedang berlangsung.
2. Termasuk kategoripenelitian dengan analisis mendalam.
3. Banyak melibatkan informasi yang luas dari populasi yang diteliti.
4. Memungkinkan para peneliti untuk mengeksplorasi berbagai sudut
pandang.
5. Karena statistik tidak digunakan di dalamnya sehingga gaya naratif
peneliti yanglebih deskriptif dan fleksibel.
6. Memungkinkan menghasilkan rekomendasi penelitian lanjutan yang
lebih kaya dan luas.

E. Kelemahan Penelitian Kualitatif


Dalam penelitian kualitatif, peserta penelitian dalam hal ini
konseling sering dilibatkan dalam instrumen menggunakan panduan
wawancara kuesioner terbuka. Beberapa kelemahan utama dari penelitian
kualitatif adalah sebagai berikut :
1. Sulit untuk menunjukkan ketelitian ilmiah dari pengumpulan data.
2. Pengumpulan data bisa memakan waktu dan mahal. Karena itu,
diperlukan waktu untuk pengumpulan data, analisis, dan interpretasi
panjang.
3. Perlu pewawancara yang terampil untuk berhasil melakukan
pengumpulan data.
4. Konteks, situasi, peristiwa, kondisi, dan interaksi tidak dapat ditiru oleh
siapa punsehingga jika ada kejadian penting yang terlewat tidak bisa
diulang kembali.
5. Sudut pandang peneliti dan peserta atau konseli harus di identifikasi dan
dijelaskan karena dapat membuat masalah menjadi bias.

Anda mungkin juga menyukai