Judul : Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif Dalam Perspektif Bimbingan dan
Konseling
Penulis : Wiwin Yuliani
Volume : Vol.2, No.2
ISSN : 2614-6223
METODE PENELITIAN DESKRIPTIF KUALITATIF DALAM
PERSPEKTIF BIMBINGAN DAN KONSELING
A. Pengertian Deskriptif Kualitatif
Deskriptif kualitatif (QD) adalah metode penelitian yang digunakan dalam penelitian kualitatif, terutama dalam fenomenologi sosial. Ini adalah pendekatan sederhana yang menggunakan alur induktif untuk menjawab pertanyaan penelitian. Tujuannya adalah untuk menemukan pola yang muncul dalam suatu peristiwa atau pengalaman melalui analisis mendalam. Dalam konteks bimbingan dan konseling, QD terkait dengan proses memfasilitasi perkembangan peserta didik di lingkungan sosial mereka. Proses ini berjalan secara alami dan dikaji dalam penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk memahami interpretasi dan pemahaman individu tentang realitas sosial, sehingga individu dapat memecahkan masalah mereka sendiri. Dalam penelitian ini, peneliti menekankan pada cara orang menginterpretasikan dan memahami pengalaman mereka dalam konteks sosial. Penelitian deskriptif kualitatif penting untuk dikuasai oleh pemangku kebijakan dalam bidang bimbingan dan konseling karena dapat memberikan gambaran alami dari program atau kebijakan yang sedang dilakukan. Dengan penelitian ini, pemimpin, kepala sekolah, guru, dan konselor dapat merefleksikan apakah program atau kegiatan yang dipilih sudah tepat dalam mengatasi masalah yang ada. Selain itu, penelitian deskriptif kualitatif juga dapat melihat secara langsung kesulitan apa saja yang terjadi saat program atau kegiatan tersebut berlangsung. Dengan demikian, penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang esensi bimbingan dan konseling serta dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik. Bimbingan dan konseling adalah suatu profesi yang bertujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perubahan positif pada individu. Pendekatan tersebut didasarkan pada pengetahuan yang ada pada realitas di luar keyakinan pribadi penyandang profesi dan prasangka. Disiplin ilmu bimbingan dan konseling merupakan ilmu pengetahuan yang mandiri dengan akar pada filsafat, agama, psikologi, antropologi sosial, dan sosiologi. Bimbingan dan konseling juga berkaitan dengan disiplin ilmu lain, seperti psikologi pendidikan, psikologi sosial, psikologi ekologis, dan psikologi perkembangan. Asumsi filosofis dalam membangun bimbingan dan konseling sebagai ilmu didasarkan pada asumsi ontologi, epistemologi, aksiologi, metodologi, dan retorika. Secara ontologi, objek ilmu bimbingan dan konseling adalah konseli yang membutuhkan bantuan dalam menemukan solusi masalah. Epistemologi menjelaskan bahwa bimbingan dan konseling adalah proses interaksi antara konselor dan konseli dalam membantu menemukan solusi masalah. Aksiologi dalam ilmu bimbingan dan konseling mencakup penanaman nilai-nilai agar konseli memahami keberfungsian dirinya dalam mengatasi masalah. Metodologi menekankan bahwa bimbingan dan konseling harus didasarkan pada kajian keilmuannya agar dapat menghasilkan kesimpulan yang objektif. Terakhir, retorika dalam bimbingan dan konseling adalah studi filosofis yang memandang proses tersebut sebagai disiplin ilmu, di mana komunikasi antara konselor dan konseli memerlukan media komunikasi.Bimbingan dan konseling di sekolah melibatkan program komprehensif yang berfungsi dalam menyelenggarakan proses pendampingan siswa. Sistem bimbingan dan konseling di sekolah adalah program terpadu yang membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi diri. Program ini mencakup layanan dasar, layanan responsif, perencanaan individual, peminatan peserta didik, dan dukungan sistem. Para konselor atau guru bimbingan dan konseling harus menjelaskan secara detail bagaimana proses pelaksanaan program atau strategi tersebut dilakukan di sekolah. Detail ini dapat membantu dalam mengevaluasi apakah program atau strategi tersebut efektif dalam memecahkan masalah yang ada. Informasi ini juga dapat membantu dalam mengatasi kesulitan yang mungkin timbul selama pelaksanaan program. Penelitian kualitatif pertama kali digunakan oleh antropolog dan sosiolog sebagai metode penyelidikan di Indonesia pada awal abadke-20 Analisis data kualitatif bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena sosial dalam masyarakat atau budaya lain. Metode penelitian ini meliputi wawancara, observasi, studi kasus, survei, analisis historis, dan analisis konten Deskriptif kualitatif adalah studi untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat, menggunakan kombinasi hasil observasi, wawancara, dan dokumenta Jenis penelitian ini umumnya digunakan dalam fenomenologi sosial. Penelitian deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang bergerak pada pendekatan kualitatif sederhana dengan alur induktif. Ini berarti penelitian dimulai dengan proses atau peristiwa penjelas yang akhirnya dapat ditarik kesimpulan yang umum. Dalam perspektif bimbingan dan konseling, penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran detail tentang proses bimbingan atau konseling di sekolah. Tujuannya adalah untuk mengeksplorasi bagaimana bimbingan atau konseling terjadi dan apakah dapat mengatasi masalah yang diteliti. Penelitian ini melibatkan variabel-variabel seperti layanan, program, strategi, atau teknik bimbingan dan konseling dalam program komprehensif di sekolah. Variabel bebas ini harus divalidasi secara konstruk atau teori sebelum dilaksanakan di lapangan, untuk memastikan bahwa mereka sesuai dengan variabel terikat yang dipilih.
B. Analisis Data Deskriptif Kualitatif
Sebelum melakukan analisis data, peneliti perlu melakukan teknik pengujian kepercayaan data untuk membuat kesimpulan penelitian. Teknik pengujian kepercayaan data yang digunakan adalah triangulasi, yaitu memeriksa data yang diperoleh dari beberapa sumber dengan berbagai cara. Pengujian kepercayaan data penting dalam penelitian kualitatif untuk validitas dan reliabilitas data. Proses triangulasi merupakan penguatan bukti dari hasil catatan lapangan, observasi, dan wawancara untuk meningkatkan akurasi penelitian. Dalam teknik triangulasi, peneliti membandingkan data yang dihasilkan dengan pertanyaan kepada orang-orang terkait untuk memahami permasalahan. Hasil dari observasi, wawancara, dan penelitian digabungkan sehingga menjadi akurat dan saling melengkapi. Analisis data adalah proses formal untuk mencari tema dan merumuskan hipotesis berdasarkan data, serta memberikan bantuan pada tema dan hipotesis tersebut.Penelitian kualitatif dimulai sebelum lapangan, selama lapangan, dan setelah lapangan. Analisis penelitian dimulai sejak masalah didefinisikan hingga penulisan hasil penelitian. Analisis data melibatkan pengorganisasian dan pengurutan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis berdasarkan data yang ada.
C. Langkah Langkah Analisis Data Deskriptif Kualitatif
Langkah-langkah analisis data deskriptif kualitatif meliputi reduksi data, data display, dan penarikan kesimpulan. Reduksi data dilakukan dengan fokus pada pemilihan data yang akan digunakan dalam penelitian. Setelah itu, data yang telah direduksi dapat disajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan, atau hubungan antarkategori. Tujuan dari data display ini adalah agar memudahkan pemahaman tentang apa yang terjadi dan perencanaan tindakan selanjutnya. Terakhir, dalam penarikan kesimpulan, sugiyono (2017) menjelaskan bahwa kesimpulan awal yang diajukan masih bersifat sementara dan dapat berubah jika tidak ditemukan bukti yang kuat. Namun, jika kesimpulan tersebut didukung oleh bukti yang valid saat peneliti kembali ke lapangan, maka kesimpulan tersebut dapat dianggap kredibel. Penting untuk dicatat bahwa kesimpulan dalam penelitian deskriptif kualitatif dapat atau tidak dapat menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal, karena kesimpulan tersebut masih bersifat sementara dan akan berkembang seiring berjalannya penelitian di lapangan.
D. Kekuatan Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif peneliti perlu lebih menekankan pada penghitunganjumlahorang yang berpikir atau berperilaku dan menekankan penjelasan mengapa orang berpikir danberperilaku seperti tersebut. Dalam penelitian deskriptif kualitatif perlu keterampilan untukmenyederhanakan dan mengelola data tanpa merusak kompleksitas dan konteks dari datatersebut. Kekuatan utama dari penelitian kualitatif adalah sebagai berikut : 1. Pertanyaan terbuka mengungkapkan fenomena baru atau tidak terduga, dan memunculkan lebih banyak masalahmelalui penyelidikan luas dan terbuka pada saat penelitian sedang berlangsung. 2. Termasuk kategoripenelitian dengan analisis mendalam. 3. Banyak melibatkan informasi yang luas dari populasi yang diteliti. 4. Memungkinkan para peneliti untuk mengeksplorasi berbagai sudut pandang. 5. Karena statistik tidak digunakan di dalamnya sehingga gaya naratif peneliti yanglebih deskriptif dan fleksibel. 6. Memungkinkan menghasilkan rekomendasi penelitian lanjutan yang lebih kaya dan luas.
E. Kelemahan Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif, peserta penelitian dalam hal ini konseling sering dilibatkan dalam instrumen menggunakan panduan wawancara kuesioner terbuka. Beberapa kelemahan utama dari penelitian kualitatif adalah sebagai berikut : 1. Sulit untuk menunjukkan ketelitian ilmiah dari pengumpulan data. 2. Pengumpulan data bisa memakan waktu dan mahal. Karena itu, diperlukan waktu untuk pengumpulan data, analisis, dan interpretasi panjang. 3. Perlu pewawancara yang terampil untuk berhasil melakukan pengumpulan data. 4. Konteks, situasi, peristiwa, kondisi, dan interaksi tidak dapat ditiru oleh siapa punsehingga jika ada kejadian penting yang terlewat tidak bisa diulang kembali. 5. Sudut pandang peneliti dan peserta atau konseli harus di identifikasi dan dijelaskan karena dapat membuat masalah menjadi bias.