NIM : F2B023006
Metode Penelitian Kuantitatif
Magister Sosiologi 2023
Menurut Brewer dan Hunter (dalam Denzin & Lincoln, 2009), penelitian kualitatif secara
alami menekankan penggunaan berbagai metode. Penting untuk diingat bahwa
penggunaan metode yang beragam atau triangulasi mencerminkan upaya untuk
memperoleh pemahaman yang mendalam tentang fenomena yang diteliti. Realitas
objektif tidak selalu dapat dimengerti sepenuhnya. Triangulasi bukanlah alat validasi,
melainkan alternatif untuk validasi. Oleh karena itu, Flick (dalam Denzin & Lincoln, 2009)
menjelaskan bahwa penggabungan metode, data empiris, sudut pandang, dan peneliti
dalam satu penelitian sebaiknya dipandang sebagai strategi untuk memperkuat,
memperluas, dan mendalami jenis penyelidikan apa pun.
Seorang peneliti kualitatif biasanya menggunakan dasar teori yang sudah ada. Lebih lanjut,
Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2010) menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif,
teori diartikan sebagai pernyataan sistematis yang berasal dari data yang diuji kembali
secara empiris dengan menggunakan istilah paradigma. Paradigma adalah seperangkat
asumsi, konsep, atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian. Orientasi
atau perspektif teoritis mencerminkan cara pandang seseorang terhadap dunia, asumsi
tentang hal yang penting, dan pemahaman tentang bagaimana dunia beroperasi. Dalam
suatu penelitian, baik secara eksplisit maupun tidak, paradigma peneliti atau orientasi
teoritis tertentu akan mempengaruhi jalannya penelitian. Seorang peneliti yang
berkualitas akan memahami dasar dari orientasi teoritisnya dan memanfaatkannya dalam
proses pengumpulan dan analisis data. Teori membantu dalam mengaitkan data dengan
konsep yang relevan.
Berdasarkan keterangan tersebut, terdapat beberapa jenis penelitian kualitatif; di
antaranya: etnografi, grounded theory, studi kasus, fenomenologi, naratif, dan life history.
Teknik penelitian tersebut melibatkan eksplorasi dan pemahaman perilaku serta proses
sosial dalam masyarakat yang memiliki struktur yang khas dan teratur sebagai fokusnya.
Penelitian kualitatif juga menekankan pada proses dan signifikansi yang tidak terbatas
pada analisis ketat dari segi kuantitas, jumlah, intensitas, atau frekuensi.
Oleh karena itu, penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang
mendalam tentang masalah-masalah manusia dan sosial, bukan hanya untuk
mendeskripsikan permukaan realitas seperti dalam penelitian kuantitatif dengan
pendekatan positivisme. Peneliti menginterpretasikan bagaimana subjek memperoleh
makna dari lingkungan sekitar dan bagaimana makna tersebut memengaruhi perilaku
mereka. Penelitian dilakukan dalam setting alami, bukan hasil dari perlakuan atau
manipulasi variabel yang terlibat.
Perumusan Masalah
Dalam penelitian kualitatif, peneliti memiliki tiga opsi yang mungkin terhadap "masalah"
yang dibawa dalam penelitiannya. Pertama, peneliti bisa tetap mempertahankan masalah
yang sama dari awal hingga akhir penelitian. Kedua, peneliti dapat mengembangkan atau
memperdalam masalah yang telah diidentifikasi setelah memulai penelitian, dengan
sedikit perubahan pada judul penelitian. Ketiga, peneliti mungkin harus mengganti
masalah tersebut sehingga judul proposal dan penelitian tidak lagi sama. Di beberapa
lembaga, mengubah judul penelitian bisa mengakibatkan kesulitan administrasi. Oleh
karena itu, lembaga yang mengelola penelitian kualitatif perlu bisa menyesuaikan diri
dengan karakteristik masalah kualitatif ini.
Peneliti kualitatif yang mampu mengubah atau mengganti masalah penelitiannya setelah
memulai atau menyelesaikan penelitian dianggap lebih baik karena mampu melepaskan
asumsi yang telah ada sebelumnya. Ini memungkinkan peneliti untuk melihat fenomena
secara lebih luas dan mendalam sesuai dengan perubahan situasi sosial yang sedang
diteliti. Perbedaan antara masalah dan rumusan masalah harus dicatat. Masalah adalah
kesenjangan antara harapan dan realitas, sedangkan rumusan masalah adalah pertanyaan
penelitian yang ditentukan berdasarkan masalah yang perlu dijawab dengan
menggunakan data. Dalam proposal penelitian, idealnya masalah tersebut harus didukung
oleh data yang relevan. Misalnya, jika ada permasalahan tentang kualitas SDM yang
rendah, data kualitas SDM seperti Human Development Index bisa digunakan. Begitu pula,
masalah kemiskinan atau korupsi harus disertai dengan data yang menunjukkan jumlah
penduduk miskin atau kasus korupsi yang tercatat. Data tentang masalah dapat diperoleh
dari berbagai sumber, termasuk dokumentasi hasil penelitian sebelumnya, pengawasan,
evaluasi, pengamatan awal, dan pertanyaan kepada sumber yang dapat dipercaya.
Dalam konteks penelitian kualitatif, rumusan masalah masih belum tetap dan cenderung
berkembang setelah peneliti terlibat dalam situasi lapangan atau sosial tertentu.
Meskipun begitu, setiap peneliti, baik menggunakan metode kuantitatif maupun kualitatif,
tetap harus merumuskan masalah penelitiannya. Rumusan pertanyaan penelitian
kualitatif bertujuan untuk mengungkap fenomena yang kompleks dalam lingkup yang
lebih luas. Para peneliti yang menggunakan pendekatan kualitatif pada awalnya belum
memiliki pemahaman menyeluruh tentang berbagai aspek masalah yang akan mereka
teliti. Mereka akan mengembangkan fokus penelitian seiring dengan proses pengumpulan
data. Proses ini dikenal sebagai "desain emergen" (Lincoln & Guba dalam Sugiyono, 2013:
36).
Di dalam teori, kita akan menemukan banyak hal penting seperti ide-ide dasar, gagasan,
pendapat, dan prakiraan. Selain itu, ada juga bagian yang membahas tentang cara hidup
di masyarakat atau bahkan cara alam semesta berjalan. Ketika sebuah teori diuji, itu
berarti kita mencoba untuk melihat apakah apa yang dikatakan oleh teori itu benar atau
tidak dengan menggunakan contoh-contoh nyata. Ketika kita melakukan penelitian, sangat
penting untuk memahami teori-teori yang sudah ada. Hal tersebut seperti membangun
fondasi rumah sebelum mulai membangun bangunan utama. Kajian teori membantu kita
memahami dasar-dasar topik yang ingin kita pelajari. Kajian teori yang baik akan membuat
penelitian kita lebih kuat. Biasanya, di perguruan tinggi, kajian teori sangat penting,
hampir sama pentingnya dengan hasil penelitian itu sendiri.
Saat melakukan kajian teori, kita harus mencari satu teori yang tepat untuk topik yang
sedang kita teliti. Teori itu harus bisa membantu kita menjelaskan hal-hal yang kita
temukan. Selain itu, kajian teori juga harus bisa menjawab pertanyaan yang kita ajukan
dan memberi kita sedikit petunjuk tentang apa yang bisa kita harapkan dari penelitian kita.
Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat perbedaan antara teori dan kajian pustaka. Hal
tersebut juga menjadi perdebatan di kalangan mahasiswa. Kajian teori adalah serangkaian
konsep, definisi, dan perspektif yang tersusun dengan rapi, yang menjadi dasar dalam
melakukan penelitian. Sementara itu, tinjauan pustaka adalah hasil dari penelitian
sebelumnya yang relevan dengan masalah yang sedang diteliti oleh peneliti. Tinjauan
pustaka ini akan menentukan kepentingan penelitian, apakah itu untuk menyempurnakan,
melengkapi, membandingkan, mengembangkan, atau menguji kembali penelitian
sebelumnya.
Tahapan Penelitian
Sebuah penelitian pada umumnya memerlukan perencanaan yang sistematis yang
menguraikan langkah-langkah yang harus diikuti, jangka waktu penelitian, sumber data
yang akan digunakan, teknik pengumpulan data, dan cara data tersebut akan dianalisis.
Tahapan-tahapan ini menjadi penting karena penelitian merupakan suatu metode studi
yang melibatkan penyelidikan yang cermat dan teliti terhadap suatu masalah, dengan
tujuan untuk menemukan solusi yang tepat terhadap masalah tersebut.
Terdapat beberapa tahapan penelitian dalam penelitian kualitatif. Tahapan pertama yaitu
identifikasi masalah. Tahap memerlukan peneliti untuk dengan jelas mengidentifikasi
masalah atau isu yang akan diteliti serta memahami urgensinya. Selanjutnya, tahap review
literatur yang memungkinkan peneliti untuk memperoleh pemahaman yang mendalam
tentang konteks dan perkembangan terkini dalam bidang studi yang bersangkutan.
Dilanjutkan dengan penetapan tujuan penelitian yang spesifik dan jelas untuk
memberikan arah pada seluruh proses penelitian. Proses pengumpulan data menjadi
tahapan berikutnya yang melibatkan pengumpulan informasi yang relevan dan valid
melalui berbagai metode yang tersedia. Setelah data terkumpul, peneliti kemudian
melakukan analisis data dengan tujuan menemukan pola, tema, atau hubungan yang
relevan dengan tujuan penelitian. Terakhir, peneliti menyusun laporan penelitian yang
mencakup hasil analisis data, interpretasi temuan, dan kesimpulan penelitian untuk
disampaikan kepada pembaca. Keseluruhan tahapan ini penting untuk memastikan bahwa
penelitian dilakukan secara valid, data yang dihasilkan akurat, dan menghasilkan
pemahaman yang mendalam tentang topik yang diteliti.
B. Identitas Buku 2
Penelitian Ilmiah
Pembahasan mengenai penelitian ilmiah didahului dengan mempertanyakan makna
‘kebenaran ilmiah’. Kebenaran adalah ketika kita mempercayai keputusan dan ide-ide kita
berdasarkan pengalaman nyata atau alam semesta apa adanya. Namun, kadang-kadang
kita tidak selalu bisa langsung membandingkan keputusan kita dengan situasi yang
sebenarnya. Oleh karena itu, kita bisa menguji keputusan kita dengan membandingkannya
dengan keputusan orang lain yang kita yakini benar, atau kita bisa mengevaluasi keputusan
itu berdasarkan manfaatnya dan hasil-hasil praktis yang dihasilkan.
Berdasarkan terminologis, kata research berasal dari dua kata, yaitu re dan search. Re
berarti kembali atau berulang-ulang, dan search berarti mencari, menjelajahi, atau
menemukan makna. Oleh karena itu, penelitian atau research dapat diartikan sebagai
mencari, menjelajahi, atau menemukan makna kembali secara berulang-ulang. Proses
penelitian melibatkan mendefinisikan ulang masalah, merumuskan hipotesis atau solusi
yang mungkin; mengumpulkan, mengatur, dan mengevaluasi data; membuat deduksi dan
menyimpulkan; dan akhirnya, dengan hati-hati menguji kesimpulan untuk memastikan
kesesuaiannya dengan hipotesis yang telah dirumuskan.
Ketika melakukan penelitian, peneliti harus memiliki pola pemikiran yang kritis dan
analitis. Menurut Santrock, pemikiran kritis melibatkan refleksi dan produksi pikiran, serta
menilai bukti dengan teliti. Jensen mengatakan bahwa berpikir kritis adalah proses mental
yang efisien dan handal, digunakan untuk mencari pengetahuan yang relevan dan benar
tentang dunia. Cece Wijaya juga berbicara tentang kemampuan berpikir kritis, yang
mencakup analisis ide atau gagasan ke tingkat yang lebih terperinci, membedakannya
secara jelas, memilih, mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengembangkannya dengan
lebih baik. Sementara itu, berpikir analitis, menurut Rose, Colin, dan Malcom J. Nicholl,
adalah menempatkan situasi, masalah, subjek, atau keputusan di bawah pemeriksaan
yang ketat dan langkah-langkah logis. Ini mencakup kemampuan untuk memeriksa secara
cermat, merinci fakta-fakta, serta mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan masing-
masing.
Kemampuan berpikir kritis dan analitik sangat penting sebagai keahlian yang harus dimiliki
oleh setiap peneliti untuk menganalisis ide atau gagasan secara mendalam dan mengejar
pengetahuan yang relevan dengan menilai bukti yang ada. Menganalisis adalah proses di
mana materi dibagi menjadi bagian-bagian kecil dan hubungan antar bagian serta struktur
keseluruhan ditentukan. Proses menganalisis meliputi langkah-langkah kognitif seperti
membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan. Tujuan analisis adalah
mengidentifikasi informasi yang relevan dan penting (membedakan), menata informasi
tersebut dengan cara tertentu (mengorganisasikan), dan mengetahui tujuan di balik
informasi tersebut (mengatribusikan).
Proses penelitian dilakukan secara rasional, yang berarti kegiatan penelitian dilakukan
dengan metode yang masuk akal dan dapat dipahami oleh penalaran manusia. Secara
empiris, metode yang digunakan dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain
dapat melihat dan memahami langkah-langkah yang digunakan. Sistematis berarti proses
riset yang dilakukan oleh peneliti memiliki langkah-langkah yang terstruktur dan logis.
Menurut Basuki, ada tiga jenis studi kasus: pertama, studi kasus intrinsik, di mana
kasus yang diteliti memiliki keunikan yang menarik untuk dipelajari atau minat
intrinsik; kedua, studi kasus instrumental, di mana kasus yang diteliti digunakan untuk
mengembangkan atau menyempurnakan teori yang ada atau menciptakan teori baru,
dengan minat eksternal; dan ketiga, studi kasus kolektif, di mana beberapa kasus atau
kelompok kasus diteliti untuk memperoleh gambaran umum karena setiap kasus
memiliki karakteristik yang berbeda.
Prosedur penelitian grounded theory yang disesuaikan dari Strauss & Corbin terdiri
dari beberapa langkah. Pertama, peneliti harus memastikan bahwa permasalahan
yang akan diteliti sesuai dengan penggunaan grounded theory. Metode ini cocok
digunakan ketika tidak ada teori yang dapat menjelaskan suatu proses atau
permasalahan, atau ketika teori yang ada tidak mencakup variabel yang penting bagi
peneliti. Kedua, menentukan partisipan dan merumuskan pertanyaan penelitian yang
terfokus pada pemahaman bagaimana partisipan mengalami suatu proses tertentu.
Peneliti juga perlu menyusun pertanyaan terkait inti dari fenomena, faktor yang
mempengaruhinya, strategi yang digunakan dalam menghadapinya, dan dampak yang
mungkin timbul dari fenomena tersebut. Selanjutnya, data penelitian dikumpulkan
melalui wawancara. Analisis data dilakukan melalui tiga tahap: open coding, axial
coding, dan selective coding. Tahapan-tahapan ini membantu peneliti dalam
mengembangkan teori yang muncul dari data yang diperoleh.
4. Etnografi
Etnografi berasal dari gabungan kata Yunani "ethnos" yang berarti 'orang' dan
"graphein" yang berarti 'tulisan'. Istilah ini mengacu pada jenis tulisan yang dibuat
dengan menggunakan hasil penelitian lapangan untuk menggambarkan kebudayaan
manusia. Menurut Spradley, kebudayaan mencakup semua pengetahuan yang
dipelajari manusia dan digunakan untuk memahami pengalaman serta membentuk
perilaku, dan etnografi merupakan penelitian yang memperhatikan kebudayaan, baik
yang tampak jelas maupun yang tersirat. Model etnografi atau etnometodologi adalah
suatu pendekatan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan ciri-ciri
budaya yang dimiliki oleh individu atau kelompok yang menjadi bagian dari suatu
masyarakat. Menurut Michael Burawoy, etnografi adalah tentang memahami orang
dalam konteks ruang dan waktu mereka sendiri, dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Biasanya, biografi hanya dibuat untuk tokoh-tokoh yang dianggap berpengaruh dan
penting bagi masyarakat. Biografi bisa berupa artikel singkat dalam satu tulisan, namun
juga bisa berwujud buku tunggal atau serangkaian buku.
Sampel adalah subset atau bagian dari populasi yang dipilih untuk dianalisis lebih
mendalam dalam penelitian. Dalam penelitian kualitatif, proses pemilihan sampel
seringkali didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu yang relevan dengan
tujuan penelitian dan karakteristik fenomena yang diteliti. Sampel dalam penelitian
kualitatif dipilih untuk memberikan wawasan yang kaya dan mendalam tentang fenomena
yang sedang diteliti.
Dalam penelitian kualitatif, terdapat beberapa jenis sampel yang digunakan untuk memilih
partisipan atau unit analisis yang akan menjadi fokus penelitian. Salah satu jenis sampel
yang umum digunakan adalah sampel bertujuan atau purposive sampling, di mana
partisipan dipilih berdasarkan karakteristik tertentu yang relevan dengan tujuan
penelitian. Selain itu, ada juga sampel jenuh atau saturation sampling, di mana
pengumpulan data dilakukan sampai tidak ada informasi baru yang muncul atau hingga
mencapai titik jenuh informasi. Sampel bola salju atau snowball sampling merupakan
metode di mana partisipan awal membantu peneliti untuk mengidentifikasi dan merekrut
partisipan berikutnya yang memiliki pengalaman atau karakteristik yang relevan.
Selanjutnya, sampel bertingkat atau stratified sampling digunakan untuk memilih
partisipan berdasarkan kategori atau strata tertentu, seperti usia, jenis kelamin, atau latar
belakang pendidikan. Setiap jenis sampel tersebut digunakan sesuai dengan kebutuhan
penelitian dan karakteristik fenomena yang sedang diteliti.
Meskipun sampel dalam penelitian kualitatif tidak seluas seperti dalam penelitian
kuantitatif, fokusnya lebih pada pengumpulan data yang kaya dan mendalam. Dalam
penelitian kualitatif, relevansi, representativitas, dan kekayaan informasi menjadi faktor
penting dalam pemilihan sampel, meskipun generalisasi tidak selalu menjadi tujuan
utama.
Beberapa model analisis data yang umum digunakan dalam penelitian kualitatif antara
lain: Pertama, model Bogdan dan Biklen, yang melibatkan analisis data dan interpretasi
lapangan, analisis setelah pengumpulan data, serta pengembangan kategori-kategori
pengkodean. Kedua, model Miles dan Huberman, yang terdiri dari tiga kegiatan analisis,
yaitu reduksi data, model data atau tampilan data, dan penarikan atau verifikasi
kesimpulan. Ketiga, model Strauss dan Corbin (grounded theory), yang dilakukan melalui
pengkodean terbuka, pengkodean berporos, dan pengkodean selektif. Keempat, model
Spradley (etnografi), yang mencakup analisis domain, analisis taksonomi, analisis
komponensial, dan penemuan tema-tema budaya. Kelima, Model analisis isi dari Philipp
Mayring, yang melibatkan pengembangan kategori induktif dan aplikasi kategori deduktif.