NIM : 6411419108
Kelas : 4C
Ulangan Tengah Semester Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kuantitatif
b. Metode Komparatif
Metode komparatif umumnya digunakan pada jenis studi yang mengarah pada
perbedaan variabel dalam suatu aspek yang diteliti. Pada metode ini tidak
terjadi sebuah manipulasi dari peneliti, hingga datanya benar-benar akurat.
Metode ini dilakukan semurni mungkin dari pengumpulan data. Dan hasilnya
dapat dianalisis secara statistik untuk mencari suatu perbedaan variabel yang
sedang diteliti.
c. Metode Korelasi
Merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan dua atau
lebih fakta dan juga sifat-sifat objek yang sedang diteliti.
d. Metode Survei
Metode survei adalah metode yang paling mendasar untuk semua metodologi
dan studi penelitian kuantitatif. Survei dilakukan untuk mengajukan
pertanyaan kepada sampel responden, menggunakan berbagai jenis cara
seperti jajak pendapat online, survei online, kuesioner kertas, survei intersepsi
web, dan lain-lain.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah umumnya memuat ringkasan dari latar belakang masalah yang
dipersingkat sehingga rumusan masalah dapat dipahami, jelas, dan lebih spesifik.
Rumusan masalah pada dasarnya berbentuk suatu pertanyaan, karena kalimat tanya
tersebut lebih spesifik dan lebih menjurus ke suatu pertanyaan yang ditanyakan. Jika
terdapat banyak pertanyaan penelitian, maka tiap pertanyaan harus dirumuskan secara
terpisah, karena agar tiap pertanyaan dijawab secara terpisah.
3. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari pertanyaan penelitian yang sudah
dirumuskan, dan harus diuji kebenarannya secara empiris (Sastroasmoro et al., 2014).
Tidak semua penelitian perlu adanya hipotesis. Survei atau studi penelusuran yang
tidak mencari hubungan antar variabel (bersifat deskriptif), tidak perlu adanya
hipotesis. Hipotesis yang baik mempunyai syarat sebagai berikut:
a. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas dan tidak mempunyai makna ganda;
b. Punya landasan teori yang kuat;
c. Menyatakan hubungan antar variabel saling terkait;
d. Memungkinkan pengujian secara empiris;
e. Hipotesis harus bersifat spesifik dalam menggambarkan variabel yang diukur.
f. Hipotesis harus dirumuskan sebelum adanya penelitian dan sebelum data
terkumpul.
4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian umumnya mencakup tujuan diadakannya penelitian tersebut,
dan berkaitan dengan rumusan masalah penelitian (Rinaldi & Mujianto, 2017). Tujuan
penelitian terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum pada dasarnya
menjangkau aspek yang lebih luas, dan tidak terbatas pada hal-hal yang diteliti.
Sedangkan tujuan khusus, dapat dituliskan secara jelas dan berkaitan langsung dengan
hal yang akan diteliti.
5. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian pada dasarnya mengandung manfaat itu sendiri dari penelitian
yang akan dilakukan. Pada umumnya juga disebutkan mengenai manfaat bagi pihak
tertentu, misalkan bagi masyarakat, bagi peneliti, bagi guru, bagi dosen, bagi peneliti
lainnya, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKAXRinaldi, S. F., & Mujianto, B. (2017). Metodologi Penelitian dan
Statisitk (N. Fitriana & H. Junianto (eds.); Pertama). Kemenkes Publisher.
Sastroasmoro, S., Ismael, S., & Wahidiyat, I. (2014). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Klinis (S. Sastroasmoro & S. Ismael (eds.); 5th ed.). Sagung Seto.
Siyoto, S., & Sodik, A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian (Ayup (ed.); 1st ed.). Literasi
Media Publishing.
C. Sumber Pustaka dan Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Pustaka
Pada bagian ini masalah tinjauan pustaka harus diuraikan dalam aspek teoritis
yang mendasari penelitian. Hal yang tertulis di latar belakang perlu dirinci, dan
hubungan antar-variabel dibahas. Tinjauan pustaka biasanya berisi pendapat individu,
yang merupakan pernyataan atau hasil penelitian dari beberapa sumber atau penelitian
yang sudah ada, tanpa dikaji terlebih dahulu, dan tanpa interpretasi yang memadai.
Dalam bagian tersebut tidak perlu seluruh aspek diteliti dan dibahas. Yang perlu
dilakukan adalah tinjauan komprehensif terhadap aspek yang diteliti, dengan
penekanan utama hubungan antar variabel yang diteliti dan variabel yang mungkin
berperan (Sastroasmoro et al., 2014).
Menurut Surahman et al. tinjauan pustaka dalam penelitianmempunyai fungsi
sebagai berikut:
a. Mengkaji penelitian yang pernah dilakukan terhadap masalah tersebut;
b. Mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu;
c. Menunjang pembatasan dan perumusan permasalahan;
d. Mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan;
e. Membantu menentukan desain dalam penelitian; dan
f. Membantu pemilihan prosedur pengumpulan data.
2. Sumber Pustaka
Sumber kepustakaan yang dapat diperoleh dari: buku, jurnal artikel, majalah,
hasil-hasil penelitian (skripsi, tesis dan disertasi) dan sumber-sumber lainnya yang
sesuai (internet, koran, dan lain-lain) . Keseluruhan upaya tersebut, dikatakan sebagai
upaya studi kepustakaan untuk penelitian. Istilah studi kepustakaan yang dikenal
adalah: tinjauan pustaka, tinjauan teoritis dan tinjauan teori. Penggunaan istilah-istilah
tersebut, pada dasarnya merujuk pada upaya umum yang harus dilalui untuk
mendapatkan teori-teori yang relevan dengan topik penelitian. Upaya melakukan studi
kepustakaan meliputi proses umum seperti: mengidentifikasikan teori secara
sistematis, penemuan pustaka dan analisis dokumen yang memuat informasi yang
berkaitan dengan topik penelitian
DAFTAR PUSTAKAXRinaldi, S. F., & Mujianto, B. (2017). Metodologi Penelitian dan
Statisitk (N. Fitriana & H. Junianto (eds.); Pertama). Kemenkes Publisher.
Sastroasmoro, S., Ismael, S., & Wahidiyat, I. (2014). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Klinis (S. Sastroasmoro & S. Ismael (eds.); 5th ed.). Sagung Seto.
D. Tinjauan Konsep dan Kerangka Konsep
1. Kerangka Teori
Dalam bagian kerangka teori terdiri dari esensi-esensi hasil penelitian literatur
yaitu teori-teori (Surahman et al., 2016). Uraian teori yang disusun bisa dengan kata-
kata penulis secara bebas dengan tidak mengurangi makna teori tersebut atau dalam
bentuk kutipan dari tulisan orang lain. Teori-teori itu harus saling berhubungan
dengan permasalahan penelitian yang akan dilakukan. Sedangkan landasan teoritis ini
harus ada, agar hal yang diteliti mempunyai dasar yang kokoh, bukan sekedar
perbuatan coba-coba. Dengan adanya landasan teoritis ini merupakan ciri bahwa
penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mengumpulkan data.
Pada metode penelitian kuantitatif, teori memiliki kegunaan untuk
memperjelas persoalan, menyusun hipotesis, menyusun instrumen dan pembahasan
hasil analisis data instrumen dan pembahasan hasil analisis data. Penelitian dengan
paradigma kuantitatif sebetulnya ialah mencari data untuk dibandingkan dengan teori.
Sebaliknya, metode penelitian kualitatif berangkat dari lapangan dengan
melihat fenomena atau gejala yang terjadi untuk selanjutnya menghasilkan atau
mengembangkan teori. Jika dalam metode penelitian kuantitatif teori berwujud dalam
bentuk hipotesis atau definisi sebagaimana dipaparkan sebelumnya, maka dalam
metode penelitian kualitatif teori berbentuk pola atau generalisasi naturalistik. Karena
itu, pola dari suatu fenomena bisa dianggap sebagai sebuah dianggap sebagai sebuah
teori.
2. Kerangka Konsep
Umumnya kerangka konsep dibuat dalam bentuk diagram atau bagan, yang
menunjukkan jenis serta hubungan antar-variabel yang diteliti dan variabel lainnya
yang terkait. Karena tidak semua variabel akan dibahas dalam penelitian yang terkait.
Oleh karena itu, perlu ditentukan batas-batas ruang lingkup dalam penelitian (Siyoto
& Sodik, 2015).
Salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh peneliti yakni peneliti
menyusun alur atau kerangka desain penelitian (yakni diagram yang menunjukkan
populasi terjangkau, sampel, kemudian subjek dirandomisasi, dilakukan intervensi,
jenis-jenis variabel yang diukur, dan lain-lain). Hal di atas bukan merupakan kerangka
konsep, dan tidak sesuai dengan tujuan pembuatan kerangka konsep penelitian.
DAFTAR PUSTAKAXSiyoto, S., & Sodik, A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian (Ayup
(ed.); 1st ed.). Literasi Media Publishing.
Surahman, Rachmat, M., & Supardi, S. (2016). Metodologi Penelitian. In N. L. Saputri (Ed.),
Kemenkes RI (Pertama, Vol. 1, Issue 1). Kemenkes Publisher.
http://marefateadyan.nashriyat.ir/node/150
E. Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel
Menurut Siyoto & Sodik, variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian, di mana di dalamnya terdapat faktor-faktor yang saling
berkaitan dalam suatu fenomena atau kejadian yang akan diteliti (Siyoto & Sodik,
2015). Definisi variabel secara umum adalah segala sesuatu yang ada di dunia ini, apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi yang
belum diketahui tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Untuk
menentukan variabel yang baik, harus ditentukan oleh landasan teoritis, dan perlu
adanya penegasan oleh hipotesis dan tergantung dari rumit dan sederhananya suatu
rancangan penelitian. Jika peneliti akan memilih variabel penelitian, baik yang
dimiliki orang, objek maupun bidang kegiatan dan keilmuan tertentu, maka harus ada
variasinya. Untuk dapat bervariasi, maka penelitian harus berdasarkan pada
sekelompok sumber data atau objek yang bervariasi. Menurut Surahman, et al, berikut
merupakan macam-macam variabel penelitian:
a) Variabel pendahulu, adalah variabel yang penampilannya mendahului variabel
bebas dan berhubungan dengan variabel terikat.
b) Variabel independen, sering disebut juga sebagai variabel bebas, variabel yang
mempengaruhi. Merupakan variabel yang dapat mempengaruhi atau yang menjadi
perubahan variabel dependen (terikat).
c) Variabel dependen, disebut juga variabel terikat, variabel akibat, variabel respon,
output, konsekuen. Merupakan variabel yang dipengaruhi variabel bebas. Variabel
ini merupakan variabel terikat yang besarannya tergantung dari besaran variabel
independen ini, dan akan memberi peluang terhadap perubahan variabel dependen
(terikat) sebesar koefisien (besaran) perubahan dalam variabel independen.
d) Variabel moderator, merupakan variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan
memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel
moderator disebut juga sebagai variabel independen kedua. Variabel moderator ini
adalah variabel yang selain bisa memperkuat hubungan antara satu atau beberapa
variabel yang selain bisa memperlemah hubungan antara satu atau beberapa
variabel independen dan variabel dependen.
e) Variabel intervening, variabel ini yang secara teoritis mempengaruhi
(memperlemah dan memperkuat) hubungan antara variabel independen dengan
dependen, tetapi tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel
penyela/antara yang terletak di antara variabel bebas dan variabel terikat, sehingga
variabel bebas tidak secara langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya
variabel terikat. Variabel ini berperan menambah atau mengurangi efek variabel
independen terhadap variabel dependen.
f) Variabel kontrol, yaitu variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor
luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol sering digunkan oleh peneliti, bila akan
melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.
Dengan uji coba kuesioner dengan jawaban terbuka, sehingga bisa dibuat definisi
operasional suatu variabel.
DAFTAR PUSTAKAX
Sastroasmoro, S., Ismael, S., & Wahidiyat, I. (2014). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Klinis (S. Sastroasmoro & S. Ismael (eds.); 5th ed.). Sagung Seto.
Siyoto, S., & Sodik, A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian (Ayup (ed.); 1st ed.). Literasi
Media Publishing.
Surahman, Rachmat, M., & Supardi, S. (2016). Metodologi Penelitian. In N. L. Saputri (Ed.),
Kemenkes RI (Pertama, Vol. 1, Issue 1). Kemenkes Publisher.
http://marefateadyan.nashriyat.ir/node/150
F. Desain Penelitian
1. Pengertian
Desain penelitian merupakan suatu strategi untuk menjawab pertanyaan
penelitian dan untuk menguji kebenaran jawaban sementara (Sastroasmoro et al.,
2014). Sedangkan dalam artian rinci, desain penelitian merupakan penggambaran
secara jelas tentang hubungan antara variabel, pengumpulan data, dan analisis data,
sehingga dengan desain yang baik peneliti maupun orang lain yang berkepentingan
mempunyai gambaran tentang bagaimana keterkaitan antar variabel, bagaimana
mengukurnya.
c) Studi Cohort
Studi kohort adalah penelitian pengamatan analitik yang berdasarkan pada
pengamatan suatu penduduk tertentu dalam jangka waktu tertentu. Dalam hal
ini kelompok penduduk yang akan diamati merupakan kelompok penduduk
dengan 2 kategori berbeda yakni kelompok yang terpapar dan kelompok yang
tidak terpapar terhadap faktor yang dicurigai sebagai faktor penyebab.
Penelitian kohort adalah kebalikan dari case control. Kelebihan dari Studi
cohort ini yakni, dapat mengatur perbedaan antara dua kelompok (kelompok
subjek dan kelompok kontrol) sejak awal penelitian, dapat secara langsung
menentukan besarnya angka risiko dari suatu waktu ke waktu yang lain, dan
terdapat persamaan observasi, baik terhadap faktor risiko maupun efek dari
waktu ke waktu. Sedangkan, kelemahan dari studi cohort yakni, memerlukan
banyak waktu, memerlukan sarana dan pengelolaan yang rumit, kemungkinan
terjadi sampel penelitian yang drop out dan akan mengganggu analisis hasil,
dan terdapat faktor risiko yang ada pada subjek akan diamati sampai terjadinya
efek (mungkin penyakit) maka hal ini berarti kurang atau tidak etis.
Contoh: Penelitian yang ingin membuktikan adanya hubungan antara kanker
paru (efek) dengan merokok (risiko) dengan menggunakan pendekatan atau
rancangan prospektif.
Tahap pertama: Mengidentifikasi faktor efek (variabel dependen) dan risiko
(variabel independen) serta variabel-variabel pengendali (variabel kontrol).
Variabel dependen : kanker paru
Variabel independen : merokok
Variabel pengendali : umur, pekerjaan dan sebagainya.
Tahap kedua: Menetapkan subjek penelitian, yaitu populasi dan sampel
penelitian.
→ Misalnya yang menjadi populasi adalah semua pria di suatu wilayah atau
tempat tertentu, dengan umur antara 40 sampai dengan 50 tahun, baik yang
merokok maupun yang tidak merokok.
Tahap ketiga: Mengidentifikasi subjek yang merokok (risiko positif) dari
populasi tersebut, dan juga mengidentifikasi subjek yang tidak merokok (risiko
negatif) sejumlah yang kurang lebih sama dengan kelompok merokok.
Tahap keempat: Mengobservasi perkembangan efek pada kelompok orang-
orang yang merokok (risiko positif) dan kelompok orang yang tidak merokok
(kontrol) sampai pada waktu tertentu, misal selama 10 tahun ke depan, untuk
mengetahui adanya perkembangan atau kejadian kanker paru.
Tahap kelima: Mengolah dan menganalisis data. Analisis dilakukan dengan
membandingkan proporsi orang-orang yang menderita kanker paru dengan
proporsi orang-orang yang tidak menderita kanker paru, di antaranya
kelompok perokok dan kelompok tidak merokok.
d) Experimental Research
Riset eksperimental yaitu penelitian yang dilakukan pada dua kelompok di
mana kelompok satu disebut kontrol tanpa diberi perlakukan apa pun
sedangkan pada kelompok ke dua diberikan suatu perlakuan(treatment), atau
dua kelompok diberi perlakuan berbeda antara satu dengan yang lain.
Diasumsikan kedua kelompok ini mempunyai sampel yang sama.
Terdapat beberapa faktor yang terkait dengan Experimental Research,
yakni:
Independent Variable (IV) merupakan faktor yang bisa dimanipulasi.
Dependent Variable (DV) adalah faktor yang tidak bisa dimanipulasi
atau faktor tetap.
Experimental Condition (grup) adalah grup atau kelompok yang
merupakan manipulasi dari eksperimen.
Control condition (grup) yang merupakan kumpulan grup yang tidak
termanipulasi
Confounding variable misalnya cuaca, hama, kesuburan lahan tapi tidak
diukur namun harus disebutkan inilah yang disebut dengan batasan
penelitian merupakan variabel yang diikuti dengan independen.
An uncontrolled variable yang merupakan variabel.