Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rancangan atau desain penelitian dalam arti sempit dimaknai sebagai suatu proses
pengumpulan dan analisis penelitian. Dalam arti luas rancangan penelitian meliputi proses
perencanaan dan pelaksanaan penlitian. Dalam rancangan perencaan dimulai dengan megadakan
observasi dan evaluasi terhadap penelitian yang sudah dikerjakan dan diketahui, sampai pada
penetapan kerangka konsep dan hipotesis penelitian yang perlu pembuktian lebih lanjut.  Rancangan
pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat percobaan ataupun pengamatan serta memilih
pengukuran variabel, prosedur dan teknik sampling, instrument, pengumpulan data, analisis data
yang terkumpul, dan pelaporan hasil penelitian.
Secara umum desain atau metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Untuk mendapatkan data yang langsung valid dalam
penelitian sering sulit dilakukan, oleh karena itu data yang telah terkumpul sebelum diketahui
validitasnya, dapat di uji melalui pengujian reliabilitas dan obyeksitas. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka-angka. Angka-
angka tersebut digunakan sebagai representasi dari informasi yang didapatkan dalam penelitian.
Data yang didapatkan selama penelitian disajikan dalam bentuk angka, statistik dan
sebagainya yang kemudian dianalisa dan disimpulkan. Jadi penelitian kuantitatif adalah penelitian
yang bersifat deduktif, yakni dari khusus ke umum atau bersifat menggenaralisasi data-data yang
didapatkan di lapangan kepada sebuah kesimpulan umum.
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang dan identifikasi masalah yang ada maka rumusan masalah yang digunakan
adalah
1. Apa pengertian penelitian kuantitatif ?
2. Apa saja jenis-jenis penelitian kuantitatif ?
3. Apa kareteristik penelitian kuantitatif ?
4. Apa saja bentuk rumusan masalah ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari makalah ini adalah
1. Kita dapat memahami penelitian kuantitatif
2. Kita dapat mengetahui jenis-jenis penelitian kuantitatif
3. Kita dapat mengetahui karakteristik penelitian kuantitatif
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Penelitian Kuantitatif


1. Pengertian Penelitian Kuantitatif
Penelitian merupakan suatu pencarian (inquiry), menghimpun data, mengadakan
pengukuran, analisis, sintesis, membandingkan, mencari hubungan, menafsirkan hal-hal yang
bersifat teka-teki. Banyak jenis pencarian yang dapat dilakukan berdasarkan pendekatannya
yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan. Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena itu
bersifat tunggal (hanya meneliti fenomena yang teramati saja, tidak meneliti tentang perasaan)
dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat
sebab akibat.
2. Jenis-Jenis Penelitian Kuantitatif
Ada beberapa metode penelitian yang dapat dimasukkan ke dalam penelitian kuantitatif
yaitu:
a. Noneksperimental
Penelitian noneksperimental merupakan penelitian yang observasinya dilakukan
terhadap sejumlah ciri (variabel) subjek penelitian menurut keadaan apa adanya, tanpa ada
manipulasi (intervensi) peneliti. Beberapa metode penelitian yang bersifat
noneksperimental yaitu:
1) Penelitian deskriptif kuantitatif
Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian yang
ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada yang berlangsung
pada saat ini atau saat yang lampau. Beberapa pertanyan yang mengarah pada
penelitian deskriptif, umpamanya : Bagaimana kemampuan membaca anak-anak SD?
Berapa jam rata-rata waktu yang digunakan para mahasiswa untuk belajar berstruktur
dan belajar mandiri setiap minggunya?
Ciri-ciri penelitian deskriptif adalah
a) Memusatkan pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang atau masalah yang
aktual dan berarti
b) Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan situasi atau kejadian secara
tepat dan akurat, bukan untuk mencari hubungan atau sebab akibat
Langkah-langkah penelitian deskriptif kuantitatif adalah
a) Tentukan masalah atau bidang yang diamati dan rumuskan sub masalah secara
jelas dan terperinci
b) Remuskan tujuan yang akan dicapai
c) Lakukan penelaahan kepustakaan
d) Rumuskan metodologi penelitian
e) Turun kelapangan dalam rangka pengumpulan data
f) Analisis data
g) Penulisan laporan
Kelemahan pelitian deskriptif kuantitatif adalah
a) Topik atau masalah yang dipilih tidak diformulasikan secara jelas dan spesifik
sehingga mengakibatkan kerancuan dalam perumusan hipotesis dan instrumen
b) Data yang dikumpulkan bersifat umum sehingga kurang mendukung masalah
khusus dalam penelitian itu
c) Pengambilan sampel kurang sesuai dengan yang sebenarnya karena tidak
memperhatikan tingkat kesalahan yang dapat ditoleransi
d) Teknik analisis yang dipakai kurang dirancang secara tepat dari permulaan
e) Kesahihan isi instrumen kurang mendapat perhatian dari peneliti

2) Penelitian survai
Survai (survey) digunakan untuk mengumpulkan informasi berbentuk opini dari
sejumlah besar orang terhadap topik atau isu-isu tertentu. Ada tiga karakter utama dari
survai:
a) Informasi dikumpulkan dari sekelompok besar orang untuk mendeskripsikan
beberapa aspek atau karakteristik tertentu seperti kemampuan, sikap,
kepercayaan, pengetahuan dari populasi.
b) Informasi dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan (umumnya tertulis
walaupun bisa juga lisan) dari suatu popoulasi.
c) Informasi diperoleh dari sampel, bukan dari populasi.
3) Penelitian ekspos fakto
Penelitian ekspos facto (expost facto research) meneliti hubungan sebab akibat
yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh
peneliti. Penelitian ekspos fakto mirip dengan penelitian eksperimental, tetapi tidak
ada pengontrolan variabel, dan biasanya juga tidak ada pra tes.

4) Penelitian kausal komparatif


Penelitian diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua
kelompok ada perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini
pun tidak ada pengontrolan variabel, maupun manipulasi/perlakuan dari peneliti.
Penelitian dilakukan secara alamiah, peneliti mengumpulkan data dengan instrumen
yang bersifat mengukur. Hasilnya dianalisis secara statistik untuk mencari perbedaaan
diantara variabel-variabel yang diteliti. Penelitian komparatif juga dapat memberikan
hasil yang dapat dipercaya, selain karena menggunakan instrumen yang sesudah diuji,
juga karena kelompok-kelompok yang dibandingkan memiliki karakteristik yang sama
atau hampir sama.
Langkah-langkah penelitian kausal komparatif yaitu
a) Rumuskan masalah dengan jelas; apakah dalam bentuk sebab, efek, ataukah
konsekuensi.
b) Lakukan penelaahan kepustakaan.
c) rumuskan teori yang mendasari hipotesis.
d) Rumuskan hipotesis.
e) Pilih subjek yang relevan.
f) Susun instrumen.
g) Pilih teknik pengumpulan data yang tepat.
h) Validasi instrumen.
i) Kumpulkan data dan analisi data
j) Susun laporan
Kelemahan Penelitian kausal komparatif yaitu
a) Variabel bebas tidak dapat dikontrol karena kegiatan yang diteliti telah terjadi.
b) Kurang dapat dilaksanakan pemilihan kelompok penelitian secara random, karena
kelompok telah terbentuk dan ada sebelumnya dan tergiring oleh karakteristiknya.
c) Sangat sulit untuk menentukan apakah faktor-faktor yang relevan betul-betul telah
termasuk ke dalam faktor yang sudah diidentifikasikan.
d) Suatu gejala/ hasil yang sama belum tentu disebabkan oleh sebab yang sama,
mungkin juga oleh sesuatu sebab dalam kejadian tertentu atau sebab lain pada
situasi yang lain pula.
e) Suatu gejala bukanlah satu sebab.
f) Mengklasifikasikan subjek ke dalam ketegori dikotomi ( seperti buruk atau baik)
untuk tujuan perbandingan menimbulkan persoalan.
g) Ada kesukaran dalam interpretasi dan bahaya asumsi post hoc, karena apabila X
mendahului Y maka X menyebabkan Y.
h) Sering kesimpulan diambil berdasarkan sampel yang terbatas.

5) Penelitian korelasional
Penelitian ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan
variabel-variabel lain. Hubungan antara satu dengan variabel lain dinyatakan dengan
besarnya koefisien korelasi dan keberartian (signifikansi) secara statistik. Adanya
korelasi antara dua variabel atau lebih, tidak berarti adanya pengaruh atau hubungan
sebab-akibat dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Korelasi positif berarti nilai
yang tinggi dalam suatu variabel berhubungan dengan nilai yang tinggi pada variabel
lainnya. Korelasi negatif berarti niliai yang tinggi dalam suatu variabel berhubungan
dalam nilai yang rendah dalam variabel lain. Korelasi yang tinggi antara tinggi badan
dengan berat badan, tidak berarti badan yang tinggi menyebabkan atau mengakibatkan
badan yang berat, tetapi antara keduanya ada hubungan kesejajaran. Bisa juga terjadi
yang sebaliknya yaitu ketidaksejajaran (korelasi negatif), badannya tinggi tetapi
timbangannya rendah (ringan).
Ciri-ciri penelitian korelasional adalah
a) Digunakan apabila ubahan-ubahan yang diteliti komplek atau tidak dapat diteliti
dengan metode ekspperimen.
b) Memungkinkan pengukuran beberapa ubahan sekaligus.
c) Apa yang diperoleh adalah kadar(degree) hubungan, bukan ada atau tidak adanya
pengaruh diantara ubahan yang diteliti.
Langkah-langkah pokok penelitian korelasional adalah
a) Pilih dan rumuskan masalah yang akan diteliti
b) Lakukan studi literatur
c) Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, identifikasi ubahan yang relevan
untuk diteliti
d) Tentukan sampel, susun dan pilih instrumen yang cocok serta tentukan teknik
analisis data
e) Kumpulkan data
f) Analisis data dan interpretasi
g) Susun laporan penelitian
Kelemahan penelitian korelasional adalah
a) Hasil penelitian hanya mengidentifikasi” apa sejalan dengan apa”
b) Penelitian tipe ini tidak dapat dilakukan kontrol atau manipulasi terhadap
peristiwa yang akan diteliti
c) Unsur-unsur yang dipakai kurang andal dan belum canggih
d) Pola hubungan sering dibuat-buat dan kadang kadang meragukan dan kabur
e) Sering merancang penggunaannya sebagai shotgun reesearch, yaitu melakukan
penelitian sekali tembak dengan memasukkan berbagai data tanpa pilihan yang
mendalam
6) Penelitian tindakan
Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian yang diarahkan
pada pemecahan masalah atau perbaikan. Guru-guru mengadakan pemecahan terhadap
masalah yang dihadapi dalam kelas, kepala sekolah mengadakan perbaikan terhadap
manajemen disekolahnya. Penelitian ini difokuskan kepada perbaikan proses maupun
peningkatan hasil kegiatan. Penelitian tindakan juga biasa dilakukan dengan meminta
bantuan seorang konsultan atau pakar dari luar. Penelitian tindakan demikian
diklarifikasikan sebagai penelitian tindakan kolaboratif atau collaborative action
research. Penelitian tindakan kolaboratif selalu diarahkan kepada perbaikan proses
dan hasil juga bertujuan meningkatkan kemampuan para pelaksana, sebab penelitian
kolaboratif merupakan bagian dari program pengembangan staf.
Langkah-langkah penelitian tindakan yaitu
a) Mengidentifikasikan area yang akan dijadikan masalah penelitian.
b) Menformunilasikan rencana tindakan.
c) Tindakan dan pengamatan
d) Evaluasi tindakan
e) Refleksi
Ciri-ciri penelitian tindakan sebagai berikut :
a) Bersifat praktis dan relevan dengan situasi aktual dalam masyarakat.
b) Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah atau
pengembangan.
c) Fleksibel dan adaptif
d) Partisipatori
e) Self evaluation

7) Penelitian Eksploratif
Penelitian Eksploratif adalah studi penjajakan, terutama sekali dalam pemantapan
konsep yang akan digunakan dalam ruang lingkup penelitian yang lebih luas dengan
jangkauan konseptual yang lebih besar.
Ciri-ciri penelitian eksploratif:
a) Menyelidiki memeriksa atau menemukan sesuatu apa adanya
b) Penelitian ini terbatas sampelnya
c) Sifat penelitian ini merupakan penjajakan bukan menerangkan fenomena
d) instrumen yang dipakai harus mampu mengungkapkan sebanyak mungkin
informasi yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan penelitian
e) Bentuk pertanyaan bersifat terbuka

Langkah-lagkah pokook penelitian


a) Tetapkan bidang yang akan diselidiki dan rumuskan masalah secara jelas
b) Rumuskan tujuan yang akan dicapai
c) Lakukan penelaahan kepustakaan
d) Susun rancangan pendekatannya
e) Kumpulkan data sesuai dengan rancangan yang telah disusun
f) Susun laporan menurut sistematika tertentu.

b. Eksperimental
Penelitian eksperimental merupakan penelitian yang paling murni kuantitatif, karena
semua prinsip dan kaidah-kaidah penelitian kuantitatif dapat diterapkan pada metode ini.
Penelitian eksperimental merupakan penelitian laboratorium, walaupun bisa juga dilakukan
diluar laboratorium, tetapi pelaksanaannya menerapkan prisnsip-prinsip penelitian
laboratorium, terutama dalam pengontrolan terhadap hal-hal yang mempengaruhi jalannya
eksperimen.Terdapat beberapa bentuk desain eksperimen yaitu :
2) Pre-experimental Designs (Nondesign)
Pre-experimentaldesigns belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh
karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya
variabel dependen jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan
semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak
adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random. Bentuk Pre-
experimental designs ada beberapa macam yaitu :
a) One-Shot Case Study, yaitu satu kelompok eksperimen diberikan sebuah stimulus
kemudian diukur variabel dependennya (posttest), tanpa ada kelompok
pembanding. Paradigma dalan penelitian eksperimen model ini dapat
digambarkan seperti berikut:
X =¿treatment yang diberikan (variabel independen)
XO
O=¿ Observasi (variabel dependen)
Contoh penelitian dengan judul “Pengaruh Model Number Head Together(NHT)
terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Peserta Didik” dapat
menggunakan desain one-shot case study, yaitu peserta didik kelompok
eksperimen diberikan treatment berupa pembelajaran menggunakan model
Number Head Together (NHT). Setelah selesai pemberian treatment, peserta didik
kelompok eksperimen diberikan posttest untuk mengetahui pengaruh Number
Head Together (NHT) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika
peserta didik.
b) One Grouppretest-posttest design, yaitu sekelompok eksperimen diukur variabel
dependennya (pretest), kemudian diberikan stimulus, dan diukur kembali variabel
dependennya (posttest), tanpa ada kelompok pembanding.
O1=¿ nilai pretest
O1 X O2
O2=¿ nilai posttest
Pengaruh perlakuan ¿(O 2 −O 1)
Contoh penelitian dengan judul “Pengaruh Model Number Head Together (NHT)
terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Peserta Didik” dapat
menggunakan desain one-group pretest-posttest design, yaitu peserta didik
kelompok eksperimen diberikan pretest (O1) untuk mengetahui kemampuan awal
peserta didik.Kemudian peserta didikdiberikan treatment (X) berupa
pembelajaran menggunakan model Number Head Together (NHT).Setelah selesai
pemberian treatment, peserta didikkelompok eksperimen diberikan posttest (O2)
untuk mengetahui pengaruh Number Head Together (NHT) terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematika peserta didik.
c) Intact-Group Comparison, yaitu terdapat satu kelompok yang digunakan untuk
penelitian, tetapi dibagi dua, setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi
perlakuan) dan setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan).
O1=¿ hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi
X O1
perlakuan
O2 O2=¿ hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak
diberi perlakuan
Pengaruh perlakuan¿ O1−O2
Contoh penelitian dengan judul “Pengaruh Model Number Head Together (NHT)
terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Peserta Didik” dapat
menggunakan desain intact group comparison, yaitu peserta didikkelompok
eksperimen diberikan treatment ( X ) berupa pembelajaran menggunakan model
Number Head Together (NHT), sedangkan peserta didik kelompok kontrol
diberikan treatment berupa pembelajaran yang tidak menggunakan modelNumber
Head Together (NHT). Setelah selesai pemberian treatment, peserta
didikkelompok eksperimen diberikan posttest (O 1) untuk mengetahui pengaruh
Number Head Together (NHT) terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika peserta didikdan sebagai pembanding juga dilakukan posttestpada
kelompok kontrol (O2).
Seperti telah dikemukakan bahwa, ketiga bentuk desain pre-experiment itu bila
diterapkan untuk penelitian, akan banyak variabel-variabel luar yang masih
berpengaruh dan sulit dikontrol, sehingga validitas internal penelitian menjadi
rendah.

3) True Experimental Design


Dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang
mempengaruhi jalannya eksperimen.Dengan demikian validitas internal (kualitas
pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi lebih tinggi. Ciri utama dari true
experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun
sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu. Terdapat dua
bentuk desain true experimental yaitu:
a) Posttest-Only Control Design

R1 X O1

R2 O 2
Dalam design ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih
secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan ( X ) dan kelompok yang
lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan
kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh
adanya perlakuan (treatment) adalah (O 1 :O 2 ¿. Dalam penelitian yang
sesungguhnya, pengaruh treatment dianalisis dengan uji beda, pakai statistik t-
test misalnya.Jika terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh
secara signifikan.
Contoh penelitian dengan judul “Pengaruh Metode Inkuiry terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Peserta Didik” dapat menggunakan
desain posttest only control, yaitu peserta didik kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol sama-sama dipilih secara acak ( R1dan R2).Kemudian peserta
didik kelompok eksperimen diberi treatment ( X ) berupa pembelajaran
menggunakan metode inkuiry, sedangkan peserta didik kelompok kontrol
diberikan treatment berupa pembelajaran yang tidak menggunakanmetode
inkuiry.Setelah selesai pemberian treatment, peserta didik kelompok eksperimen
diberikan posttest (O1) untuk mengetahui pengaruh metode inkuiry terhadap
kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik dan posttest pada kelompok
kontrol (O 2).
b) Pretest-Posttest Control Group Design

R O 1 X O2

R O3 O 4
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak/random,
kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai
kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah
(O2−O 1 ¿−(O4 −O 3).
Contoh penelitian dengan judul “Pengaruh Metode Inkuiry terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Peserta Didik” dapat menggunakan
desain the pretest-posttest control group design, yaitu peserta didik kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol sama-sama dipilih secara acak ( R1dan R2).
Untuk mengetahui kemampuan awalnya, peserta didikkelompok eksperimen
diberi pretest (O1) dan kelompok kontrol diberi pretest (O2).Kemudian peserta
didikkelompok eksperimen diberi treatment (X ) berupa pembelajaran
menggunakan metode inkuiry, sedangkan peserta didikkelompok kontrol
diberikan treatment (C) berupa pembelajaran yang tidak menggunakanmetode
inkuiry.Setelah selesai pemberian treatment, peserta didikkelompok eksperimen
diberikan posttest (O 3) untuk mengetahui pengaruh metode inkuiry terhadap
kemampuan berpikir kritis matematis peserta didikdan posttest pada kelompok
kontrol (O 4 ).

4) Factorial Design
Desain faktorial merupakan modifikasi dari desain true experimental yaitu
dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi
perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen). Paradigma desain
faktorial dapat digambarkan seperti berikut.

R O1 X Y 1 O2
R O3 Y 1 O 4
R O 5 X Y 2 O6
R O7 Y 2 O8
Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing-
masing diberi pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik, bila setiap
kelompok nilai pretestnya sama. Jadi O 1=O 3=O5 =O 7. Dalam hal ini variabel
moderatornya adalah Y 1 dan Y 2.
Contoh penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran
PemecahanMasalah Berbasis Masalah Matematika Otentik Terhadap Kemampuan
Memecahkan Masalah Matematika DitinjauDari Kemampuan Berbahasa Indonesia”.
Adapun variabel bebas dan variabel terikat dari penelitian ini secara berturut-turut
adalah Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah Berbasis Masalah Matematika
Otentik dan Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika. Sebagai variabel
peninjau (variabel moderator) adalah kemampuan berbahasa Indonesia, yaitu peserta
didik dengan kemampuan berbahasa Indonesia tinggi (Y 1) dan peserta didik dengan
kemampuan berbahasa Indonesia rendah (Y 2 ).
Treatment/perlakuan (strategi pembelajaran pemecahanmasalah berbasis
masalah matematika otentik) dicobakan pada kelompok eksperimen pertama yang
telah diberi pretest (O1=kelompok peserta didik dengan kemampuan berbahasa
Indonesia tinggi) dan kelompok eksperimen ke dua yang telah diberi pretest (O 5=
kelompok peserta didik dengan kemampuan berbahasa Indonesia rendah). Pengaruh
perlakuan ( X ) terhadap kemampuan memecahkan masalah matematika untuk
kelompok peserta didik dengan kemampuan berbahasa Indonesia tinggi
¿(O2 −O2)−(O4 −O3). Pengaruh perlakuan ( X ) terhadap kemampuan memecahkan
masalah matematika untuk kelompok peserta didik dengan kemampuan berbahasa
Indonesia rendah¿(O 6 −O 5)−(O 8 −O 7).
Apabila terdapat perbedaan pengaruh strategi pembelajaran pemecahanmasalah
berbasis masalah matematika otentik terhadap kemampuan memecahkan masalah
matematika antara kelompok peserta didik dengan kemampuan berbahasa Indonesia
tinggi dan peserta didik dengan kemampuan berbahasa Indonesia rendah, maka
penyebab utamanya adalah bukan karena treatment yang diberikan, tetapi karena
adanya variabel moderator, yang dalam hal ini adalah kemampuan berbahasa
Indonesia. Ada pengaruh positif penerapan strategi pemecahan masalah berbasis
masalah matematika otentik terhadap kemampuan memecahkan masalah matematika
pada peserta didik dengan kemampuan berbahasa Indonesia tinggi.Ada pengaruh
negatif penerapan strategi pemecahan masalah berbasis masalah matematika otentik
terhadap kemampuan memecahkan masalah matematika pada peserta didik dengan
kemampuan berbahasa Indonesia rendah.

5) Quasi Experimental Design


Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental
design yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya
untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
Walaupun demikian desaian ini lebih baik dari pre-experimentaldesign. Quasi-
experimental design, digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan
kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. Bentuk desain quasi eksperimen
yaitu :
a) Time-Series Design

O1 O2 O3 O 4 X O5 O 6 O7 O8

Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat
dipilih secara random. Sebelumnya diberi perlakuan, kelompok diberi pretest
sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan
keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali
ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak
menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat
diketahui dengan jelas maka baru diberi treatment. Desain penelitian ini hanya
menggunakan satu kelompok saja., sehingga tidak memerlukan kelompok
kontrol.
Hasil pretest yang baik adalah O 1=O2=O3 =O4 dan hasil perlakuan
yang baik adalahO5=O6 =O7=O8. Besarnya pengaruh perlakuan adalah
¿(O5 +O6 +O7 +O8 )−(O1+O2 +O3 +O4 ).
Desain time series sebagai kuasi eksperimen memiliki ciri adanya
pengukuran yang berulang-ulang, baik sebelum maupun sesudah perlakuan
terhadap satu atau beberapa intact group.
A

O1 O2 O3 O4 O5 O6 O7 O8

Gambar 2.1 Berbagai kemungkinan hasil penelitian yang menggunakan


desain Time Series

Hasil penelitian yang paling baik adalah ditunjukkan pada Grafik A. Hasil
pretest menunjukkan keadaan kelompok stabil dan konsisten (O 1=O2=O3 =O 4 )
setelah diberi perlakuan keadaannya meningkat secara konsisten
(O5=O6 =O7=O 8 ).
Grafik B memperlihatkan ada pengaruh perlakuan terhadap kelompok yang
sedang dieksperimen, tetapi setelah itu kembali lagi pada posisi semula. Grafik C
memperlihatkan pengaruh luar lebih berperan dari pada pengaruh perlakuan,
sehingga grafiknya naik terus. Grafik D menunjukkan keadaan kelompok tidak
menentu.
Pada banyak penelitian terutama di sekolah, tidak mungkin memberikan
delapan sampai sepuluh kali instrument yang sama. Meskipun itu mungkin,
pertanyaan yang serius muncul terkait validitas instrument.

b) Nonequivalent Control Group Design


Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design,
hanya pada desainini kelomok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak
dipilih secara random.

O1 X O2

O3 O 4
Keterangan :
O1danO3=¿ kelas eksperimen dan kontrol sebelum diberikan treatment
O2=¿ kelas eksperimen setelah diberikan treatment
O2=¿ kelas kontrol setelah diberikan treatment dengan pembelajaran
seperti biasa atau konvensional
X =¿treatment/perlakuan
Contoh penelitian dengan judul “Pengaruh Pendekatan Problem Solving
terhadap Kemampuan KoneksiMatematika Peserta Didik”. Penggunaan
Nonequivalent Control Group Design dalam penelitian ini untuk melihat
kemampuan kelas eksperimen dan kelas kontrol sama, dimana kelas eksperimen
pada awalnya memiliki kemampuan yang sama dengan kelas kontrol. Pengujian
Pretest dilakukan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui
apakah kemampuan kelas eksperimen dan kelas kontrol sama. Setelah diketahui
jika kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol sama, maka dilakukan
pembelajaran pada kelas eksperimen dengan menggunakan pendekatan problem
solving oleh peneliti selama dua kali pertemuan, dan kelas kontrol dengan
menggunakan pembelajaran biasa atau konvensional oleh guru kelas, selama dua
kali pertemuan. Setelah dua kali pertemuan maka akan dilakukan posttest pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui berapa besar perubahan
yang dialami kedua kelas tersebut

3. Karakteristik Penelitian Kuantitatif


Tabel 2.1 Karakteristik penelitian kuantitatif
Metode Kuantitatif
1. Desain 1.1 Spesifik
1.2 Ditentukan secara mantap sejak awal
1.3 Menjadi pegangan langkah demi langkah
2. Tujuan 2.1 Menujukkan hubungan antar variabel
2.2 Menguji teori
2.3 Mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif
3. Teknik Pengumpulan 3.1 Kuesioner
data 3.2 Observasi dan wawancara terstruktur
4. Instrumen Penelitian 4.1 Test ,angket, wawancara terstruktur
4.2 Instrumen yang telah terstandar
5. Data 5.1 Kuantitatif
5.2 Hasil pengukuran variabel yang dioperasikan dengan
menggunakan istrumen
6. Sampel 6.1 Besar
6.2 Representatif
6.3 Sedapat ungkin random
6.4 Ditentukan sejak awal
7. Analisis 7.1 Setelah selesai pengumpulan data
7.2 Deduktif
7.3 Menggunakan statistik untuk menguji hipotesis
8. Hubungan dengan 8.1 Dibuat berjarak, bahkan sering tanpa kontak supaya
Responden objektif
8.2 Kedudukan peneliti lebih tinggi dari responden
8.3 Jangka pendek sampai hipotesis dapat dibuktikan
9. Usulan Desain 9.1 Luas dan rinci
9.2 Literatur yang berhubungan dengan masalah, dan
variabel yang diteliti
9.3 Orosedur yang spesifik dan rinci langkah-langkahnya
9.4 Masalah dirumuskan dengan spesifik dan jelas
9.5 Hupotesis dirumuskan dengan jelas
9.6 Ditulis secara rinci jelas sebelum terjun ke lapangan
10. Kapan penelitian 10.1 Setelah semua kegiatan yang direncanakan dapat
dianggap selesai diselesaikan
11. Kepercayaan terhadap 11.1 Pengujian validitas dan realiabilitas instrumen
hasil penelitian

B. Menganalisis dan Merumuskan Masalah Penelitian dalam Bidang Pendidikan


1. Masalah
Masalah adalah penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar
terjadi. Menurut Stonner masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila :
a. Terdapatnya penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan
b. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan
c. Adanya pengaduan
d. Adanya kompetisi
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui
pengumpulan data.Masalah merupakan dasar untuk menentukan rumusan masalah.Masalah
penelitian (research problem) akan menentukan kualitas suatu penelitian, bahkan itu juga
menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Beberapa hal yang
dijadikan sebagai sumber masalah adalah:
a. Bacaan
Sumber bacaan bisa dari jurnal-jurnal penelitian yang berasal dari laporan hasil-hasil
penelitian yang dapat dijadikan sumber masalah, karena laporan penelitian yang baik tentu
saja mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan tema
penelitian bersangkutan. Suatu penelitian sering tidak mampu memecahkan semua masalah
yang telah teridentifikasi karena ada berbagai keterbatasan peneliti atau ruang lingkup
penelitian itu. Hal ini menuntut adanya penelitian lebih lanjut dengan mengangkat masalah-
masalah yang belum terpecahkan. Selain jurnal penelitian, bacaan lain yang bersifat umum
juga dapat dijadikan sumber masalah misalnya buku-buku bacaan terutama buku bacaan
yang mendeskripsikan gejala-gejala dalam suatu kehidupan yang menyangkut dimensi
sains dan teknologi atau bacaan yang berupa tulisan yang dimuat dimedia cetak.
b. Pertemuan Ilmiah
Masalah penelitian dapat diperoleh melalui pertemuan-pertemuan ilmiah, seperti
seminar,konferensi nasional dan internasional diskusi. Lokakarya, simposium dan
sebagainya. Dengan pertemuan ilmiah seperti itu akan muncul berbagai permasalahan yang
memerlukan jawaban melalui penelitian.
c. Pernyataan Pemegang Kekuasaan (Otoritas)
Orang yang mempunyai kekuasaan atau otoritas cenderung menjadi figure publik
yang dianut oleh orang-orang yang ada dibawahnya. Sesuatu yang diungkapkan oleh
pemegang otoritas tersebut dapat dijadikan sumber masalah. Pemegang otoritas di sini
dapat mencakup aspek formal dan non formal.
d. Observasi (pengamatan)
Pengamatan yang dilakukan seseorang peneliti tentang sesuatu yang direncanakan
ataupun yang tidak direncanakan, baik secara sepintas ataupun dalam jangka waktu yang
cukup lama, terstruktur atau tidak terstruktur, itu dapat melahirkan suatu masalah. Contoh:
Seorang pendidik menemukan masalah dengan melihat (mengamati) sikap dan perilaku
peserta didiknya dalam proses belajar mengajar.
e. Wawancara dan Angket
Melalui wawancara kepada masyarakat mengenai sesuatu kondisi aktual di lapangan
dapat menemukan masalah apa yang sekarang dihadapi masyarakat tertentu. Demikian juga
dengan menyebarkan angket kepada masyarakat akan dapat menemukan apa sebenarnya
masalah yang dirasakan masyarakat tersebut. Kegiatan ini dilakukan biasanya sebagai studi
awal untuk mengadakan penjajakan tentang permasalahan yang ada di lapangan dan juga
untuk menyakinkan adanya permasalahan-permasalahan di masyarakat.
f. Pengalaman
Pengalaman dapat dikatakan sebagai guru yang paling baik. Tetapi tidak semua
pengalaman yang dimiliki seseorang (peneliti) itu selalu positif, tetapi kadang-kadang
sebaliknya. Pengalaman seseorang baik yang diperolehya sendiri maupun dari orang
(kelompok) lain, dapat dijadikan sumber masalah yang dapat dijawab melalui penelitian.
g. Intuisi
Secara intuitif manusia dapat melahirkan suatu masalah. Masalah penelitian tersebut
muncul dalam pikiran manusia pada saat-saat yang tidak terencanakan.
Ketujuh faktor di atas dapat saling mempengaruhi dalam melahirkan suatu pokok
permasalahan penelitian, dan itu dapat juga berdiri sendiri dalam mencetuskan suatu masalah.
Namun terlepas dari itu semua, alangkah baiknya jika masalah itu datang dari diri sendiri sesuai
dengan minat dan kemampuan peneliti.
Setelah masalah-masalah penelitian dapat diindentifikasi, selanjutnya perlu dipilih dan
ditentukan peneliti masalah-masalah yang akan diangkat dalam suatu rancangan penelitian.
Untuk memilih dan menentukan masalah yang layak untuk diteliti, perlu mempertimbangkan
kriteria problematika yang tertata baik.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah penelitian, antara
lain:
a. Rumusan masalah hendaknya singkat dan bermakna. Masalah perlu dirumuskan dengan
singkat dan padat tidak berbelit-belit yang dapat membingungkan pembaca. Masalah
dirumuskan dengan kalimat yang pendek tapi bermakna.
b. Rumusan masalah hendaknya ditungkan dalam bentuk kalimat tanya. Masalah akan lebih
tepat disajikan apabila dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, bukan pernyataan.
c. Rumusan masalah hendaknya jelas dan kongkrit. Artinya, dengan rumusan masalah yang
jelas dan kongkrit itu akan memungkinkan peneliti secara eksplisit terarah untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan: apa yang akan diselidiki, siapa yang akan diselidiki, mengapa
diselidiki, bagaimana pelaksanaannya, bagaimana melakukannya, dan apa tujuan yang
diharapkan.
d. Masalah hendaknya dirumuskan secara operasional. Sifat operasional dari rumusan
masalah akan memungkinkan peneliti memahami variabel-variabel atau konsep-konsep dan
sub-subnya yang ada dalam penelitian dan bagaimana peneliti dapat mengukurnya.
e. Rumusan masalah hendaknya mampu member petunjuk tenang memungkinkannya
pengumpulan data di lapangan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung
dalam masalah penelitian tersebut.
f. Perumusan masalah haruslah dibatasi ruang-lingkupnya sehingga itu memungkinkan
penarikan simpulan yang jelas dan tegas. Kalau itu disertai rumusan masalah yang bersifat
umum, hendaknya disertai penjabaran-penjabaran yang spesifik dan operasional.

Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian adalah:


a. Rumusan masalah deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan
penyataan terhadap keberadaan variabel mandiri (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam
penelitian tidak membandingkan dengan variabel lain. Contoh rumusan masalah deskriptif:
1) Bagaimana sikap siswa terhadap penerapan matematika yang dikembangkan dengan
menerapkan metode Accelerated learning ?
2) Bagaimana model pembelajaran bahasa arab di pondok pesantren al hidayah ?
3) Bagaimana hasil belajar matematika dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw pada materi bilangan bulat ?

b. Rumusan masalah komparatif


Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang
berbeda atau pada waktu yang berbeda. Contoh rumusan masalahkomparatif:
1) Perbedaan prestasi belajar siswa yang sekolah di SMP negeri dan SMP swasta? ( satu
variabel dua sampel )
2) Adakah perbedaan prestasi belajar dan motivasi belajar antara siswa laki-laki dan
perempuan? (dua variabel 2 sampel)
c. Rumusan masalah assosiatif
Rumusan maasalah assosiatif adalah suatu rumusan masalah penelitian yang bersifat
menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan
antara variabel yaitu
1) Hubungan simetris adalah hubungan antara dua veriabel atau lebih yang kebetulan
munculnya bersama. Contohnya :
a) Adakah hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar
peserta didik?
b) Adakah hubungan cara guru mengajar dengan prestasi hasil belajar peserta didik?
2) Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Contohnya :
a) Apakah ada pengaruh kemampuan berpikir kritis matematika siswa pada
pembelajaran matematika melalui pendekatan berbasis masalah ?
b) Apakah kemampuan penalaran matematis peserta didik yang pembelajarannya
menggunakan model discovery learning lebih baik dari pada memammpuan
penalaran matematis pserta didik yang pembelajarannya menggunakan
pembelajaran konvesiaonal di kelas X MIA SMAN 9 padang ?
3) Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Contohnya :
a) Bagaimana hubungan antara motivasi dan prestasi belajar siswa dalam
pembelajaran matematika di sekolah ?
b) Bagaimana hubungan antara kecerdasan dan kemampuan menyerap informasi
dalam pembelajaran matematika kelas VII SMPN 13 Padang?

d. Rumusan masalah komparatif- assosiatif


Rumusan masalah komparatif- assosiatif adalah rumuan masalah yang menanyakan
perbandingan korelasi antara dua variabel atau lebih pada sampel atau populasi yang
berbeda.Contohnya adalah
1) Adakah perbedaan korelasi koalitas mengajar guru dengan prestasi belajar peserta
didik di sekolah negeri dengan sekolah swasta ?
2) Adakah perbedaan pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kedisiplinan guru
antara sekolah negeri dengan sekolah swast
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan. Beberapa metode penelitian yang dapat dimasukkan ke dalam penelitian kuantitatif yaitu:
1. Noneksperimental
a. Penelitian deskriptif
b. Penelitian Survai
c. Penelitian Ekspos fakto
d. Penelitian Komparatif
e. Penelitian Korelasional
f. Penelitian Tindakan
g. Penelitian Eksplorasi
2. Eksperimental
a. Pre-experimental Designs (Nondesign)
1) One-Shot Case Study,
2) One Group pretest-posttest design
3) Intact-Group Comparison,
b. True Experimental Design
1) Posttest-Only Control Design
2) Pretest-Posttest Control Group Design
c. Factorial Design
d. Quasi Experimental Design
1) Time-Series Design
2) Nonequivalent Control Group Design

Rumusan masalah adalah suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui
pengumpulan data. Masalah merupakan dasar untuk menentukan rumusan masalah.Bentuk-bentuk
rumusan masalah penelitian adalah:
a. Rumusan masalah deskriptif
b. Rumusan masalah komparatif
c. Rumusan masalah assosiatif,
Tiga bentuk hubungan antara variabel pada rumusan masalah assosiatif yaitu
1) Hubungan simetris
2) Hubungan kausal
3) Hubungan interaktif
d. Rumusan masalah komparatif-assosiatif

B. Saran
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Kritik dan saran
dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan makalah di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

Prasetyo, Bambang, dan Lina Miftahul Jannah. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif.
Jakarta:PT RajaGrafindo Persada

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:Alfabeta

________. 2013. Metode Penelitian Manajemen. Bandung:Alfabeta

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:PT Remaja Rosdakarya
Offset

Zakiyyah, Fithri. 2013. “Masalah dan Perumusan Masalah dalam Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif”. (Online), (https://hidrosita.wordpress.com/2013/02/17/masalah-dan-perumusan-
masalah-dalam-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif/, diakses tanggal 2 September 2019)

Yusuf, Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan.
Jakarta:PRENADA MEDIA GROUP

Anda mungkin juga menyukai