Anda di halaman 1dari 14

METODE PENELITIAN KUANTITATIF DALAM AKUNTANSI

“SURVEI”
Dosen Pengampu: Ni Putu Sri Harta Mimba, SE.,M.Si.,Ph.D.,Ak,CA,CMA

OLEH :
KELOMPOK 5

Kadek Wanda Pangesti (2181611030)


Putu Ratih Kartika Dewi (2181611031)
Ni Putu Ayu Mentari Putri Mas (2181611032)
Ni Wayan Sri Mulyani (2181611033)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2021
A. Pengertian Survei
Survei merupakan proses pengukuran yang digunakan untuk mengumpulkan informasi
dalam sebuah wawancara yang terstruktur dengan baik dimana pertanyaan-pertanyaan
dipilih atau dibuat dengan cermat, terurut, dan secara tepat diajukan ke masing-masing
peserta, dengan atau tanpa seorang pewawancara.

B. Karakteristik Ilmiah Penelitian Survei


1. Logis, penelitian survei dilaksanakan dengan menggunakan prosedur berpikir logis,
dalam arti rasional. Cara kerja yang tidak rasional tidak dapat dipakai dalam metode
penelitian survei.
2. Deterministik, sebagai konsekuensi cara berpikir logis tersebut, penelitian survei harus
menentukan sistem atau kerangka berpikir terlebih dahulu dan membangun hipotesis
untuk dibuktikan. Hipotesis-hipotesis tersebut bersifat eksplanatif terhadap variabel-
variabel yang terkait. Eksplanasinya dapat berupa eksplanasi mengenai hubungan
korelasional maupun hubungan kausal atas beberapa fenomena yang dijadikan variabel.
3. General, penelitian survei yang notabene menggunakan sampel dalam penelitiannya,
tidak dimaksudkan hanya untuk menjelaskan sampel dimaksud saja melainkan untuk
digeneralisasikan secara lebih luas sampai kepada cakupan populasinya. Oleh karena
itu, penelitian survei disebut bercirikan umum/genaral.
4. Parsimonious, penelitian survei adalah penelitian yang hemat karena beberapa hal.
Pertama, untuk meneliti populasi yang besar seorang peneliti dapat menghemat
energinya dengan cara pengambilan sampel. Kedua, untuk meneliti fenomena yang
rumit dalam kehidupan yang mengandung banyak unsur yang saling tekait satu sama
lain, seorang peneliti dapat menggunakan kerangka berpikir yang dimodelkan dari
hubungan-hubungan antarvariabel. Ketiga, untuk menganalisis data, sang peneliti dapat
menggunakan mesin atau komputer sehingga analisis dapat dilakukan secara lebih
efisien.
5. Spesifik, penelitian survei disebut spesifik karena sebelum pengambilan data, sang
peneliti harus menyusun definisi-definisi operasional terhadap variable-variabel yang
diteliti. Di samping itu, terkait data lapangan, instrumen- instrumen pengambilan data
harus dijamin validitasnya. Akibatnya, data yang diperoleh juga dijamin valid.

1
C. Tujuan Penelitian Survei
Tujuan survei adalah memperoleh data yang dapat dibandingkan dengan data dari
bagian lain dari sampel yang terpilih sehingga kesamaan dan perbedaan dapat ditemukan.
Penelitian survei menurut Soehartono (2000:54) diklasifikasikan mempunyai dua tujuan,
yaitu: (1) Survei dapat dilakukan dengan tujuan semata-mata untuk memberikan gambaran
tentang sesuatu. Survei semacam itu disebut survei deskriptif yang berkaitan dengan situasi
yang memerlukan teknik pengumpulan data tertentu seperti wawancara, angket, atau
observasi. Apabila survei dekriptif ini menggunakan teknik statistik, maka statistik yang
digunakan adalah statistik deskriptif (tendensi sentral, ukuran penyebaran, dan ukuran
korelasi). (2) Survei bertujuan untuk melakukan analisis, yang disebut sebagai metode
survei analitik. Data dalam survei analitik biasanya merupakan data kuantitaif. Maksud
metode survei analitik untuk menarik kesimpulan dan menafsirkan data atau pengujian
hipotesis.

D. Jenis Survei
Ada beberapa kategori penelitian survei dilihat dari proses pelaksanaannya dan
perlakuan terhadap sampel. Metode penelitian survei dapat dibedakan menjadi dua tipe
(Widodo, 2008:43), yaitu :
1. Cross Sectional Survei, digunakan untuk mengetahui isu yang bersifat temporer dengan
pengumpulan data cukup satu kali dengan tujuan menggambarkan kondisi populasi.
2. Longitudinal Survei, digunakan untuk memahami isu yang berkepanjangan, tetapi
populasi lebih kecil dengan pengumpulan data secara periodik untuk mengetahui
kecenderungan suatu fenomena dari waktu ke waktu. Survei ini juga sering dibedakan
lagi menjadi trend study, cohort study, dan panel study.

E. Metode Pengumpulan Data


Data merupakan hal utama yang akan diproses dan dianalisis dalam penelitian survei.
Menurut Jogiyanto (2014) terdapat bermacam-macam teknik pengumpulan data
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Mail Survei
Mail survei merupakan salah satu metode pengumpulan data yang cukup praktis karena
peneliti hanya perlu mengirimkan kuesioner kepada responden melalui email. Peneliti
tentunya harus memilih responden yang mampu mengoperasikan internet dengan
cangkupan jaringan yang cukup luas.

2
2. Personal Interviews
Wawancara pribadi merupakan teknik yang melibatkan peneliti secara langsung terjun
ke lapangan. Peneliti melakukan wawancara secara langsung menggunakan pedoman
wawancara yang telah dibuat sebelumnya.
3. Telephone Interviews
Wawancara melalui telepon memungkinkan peneliti untuk mendapatkan respon secara
langsung dalam waktu yang cepat karena wawancara dilakukan secara langsung
melalui telepon. Tentunya peneliti harus mempertimbangkan soal biaya tagihan telepon.
4. Internet Interviews
Di zaman yang serba digital ini hampir setiap orang mampu mengakses internet. Kini
survei semakin populer melalui media internet. Biasanya kuesioner berbentuk link form
yang mampu diakses oleh siapa saja.
5. Focus Groups
Discussion yang lebih terkenal dengan singkatannya FGD merupakan salah satu
metode riset kualitatif yang paling terkenal selain teknik wawancara. FGD adalah
diskusi terfokus dari suatu group untuk membahas suatu masalah tertentu, dalam
suasana informal dan santai.

F. Instrumen Penelitian Survei


Instrumen merupakan salah satu hal yang tidak bisa dilepaskan dari sebuah penelitian.
Instrumen memiliki peranan penting dalam penelitian sebagai alat pengumpul data. Adapun
yang menjadi instrumen penelitian survei yaitu:
1. Kuesioner
Kuesioner sebagai instrumen utama dari penelitian survei memiliki kelebihan yaitu
peneliti akan banyak mendapatkan data secara faktual. Terdapat beberapa jenis dari
kuesioner seperti open-ended question, close ended question, forced choice, yes-no
question, dan pilihan berganda. Peran penting kuesioner adalah sebagai berikut.
• Kebanyakan survei mengandalkan kuesioner untuk mengukur berbagai variabel.
• Variabel demografis mendeskripsikan karakteristik orang-orang yang disurvei.
• Peneliti perlu hati-hati dan ahli untuk membuat akurasi dan presisi kuesinoer.
• Skala-skala laporan-diri digunakan untuk meng-assess preferensi dan sikap
orang-orang.

3
2. Skala
Penggunaan skala yaitu likert-type scale dalam angket memungkinkan jawaban-
jawaban dari subjek akan lebih bersifat konseptual sesuai dengan self-concept
masing-masing individu, adanya peran interpretasi dalam menjawab pertanyaan.
3. Alat Tes
Penggunaan alat tes yang berupa pertanyaan yang diajukan sudah memiliki
standarisasi dan norma yang berlaku terhadap jenis tes yang digunakan sebagai alat
tes. Alat tes seperti aptitude test, achievement test, dan personality test bentuk
pertanyaannya mirip dengan tes potensi akademik. Tujuan dari diadakannya tes
semacam ini adalah untuk penelitian survei yang berkaitan dengan personalitas.

G. Langkah-langkah Penelitian Survei


1. Menentukan Masalah Penelitian
Setiap penelitian diawali dari adanya “masalah”. Masalah penelitian adalah
konseptualisasi (pemakaian konsep) atas sebuah fenomena atau gejala sosial yang akan
diteliti. Itu berarti, tidak semua masalah dapat dikatakan sebagai masalah penelitian.
Lalu apakah perbedaan antara masalah dengan masalah penelitian? Masalah adalah
gejala/fenomena/kasus yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan masalah
penelitian adalah konseptualisasi terhadap masalah sosial, yang dimana terdapat
peranan teori dalam masalah penelitian. Apakah setiap masalah sosial dapat dijadikan
masalah penelitian? Jawabannya, tidak selalu. Tapi, satu masalah sosial dapat menjadi
lebih dari satu masalah penelitian. Mengubah masalah sosial menjadi masalah
penelitian:
• Hubungkan masalah sosial dengan konsep (teori).
• Kaitkan dengan metode penelitian yang dipakai.
• Hubungkan dengan paradigma penelitian yang dipergunakan.
• Rumuskan dalam kalimat tanya.
2. Membuat Hipotesis
Dalam menyusun penelitian survei, ada kalanya peneliti membuat dugaan sementara
atas jawaban pertanyaan penelitiannya. Proses ini disebut membuat hipotesis. Hipotesis
artinya dugaan, asumsi, atau pernyataan sementara. Hipotesis adalah kesimpulan
sementara yang harus diuji kebenarannya. Tidak semua penelitian survei harus ada
hipotesisnya, penelitian survei yang sifatnya deskriptif (mengetahui gejala-gejala atau
karakteristik data) umumnya tidak menggunakan hipotesis. Berbeda dengan penelitian
4
survei eksplanatif (menjelaskan hubungan anatar gejala), umumnya menggunakan
hipotesis untuk selanjutnya diuji kebenarnnya. Dalam kaitan ini, survei eksplanatif
dapat diidentifikasi dengan adanya pertanyaan asosiatif (hubungan keterkaitan) dan
atau pertanyaan komparatif (perbandingan).
3. Menentukan Tujuan Penelitian
Penetapan tujuan survei dilakukan dalam rangka menunjukkan fokus perhatian dan
upaya yang akan dilakukan.
4. Membuat Desain Penelitian Survei
Tahap selanjutnya dalam penelitian survei adalah membuat desain penelitian. Desain
penelitian merupakan konseptualisasi atas sebuah fenomena atau gejala sosial yang
akan diturunkan menjadi variabel-variabel penelitian sampai ke tingkat indikator.
Personil yang akan dilibatkan dalam kegiatan survei perlu diseleksi sesuai dengan
tingkat kepakaran yang dimilikinya, misalnya kemampuan dan pengalaman mereka
mengenai teknik survei, penguasaan teknik pengumpulan data dari lokasi survei melalui
wawancara, observasi, kuesioner, dan sebagainya.
5. Mengembangkan Instrumen Survei (Menyusun Kuesioner/Pertanyaan)
Tahap selanjutnya dari penelitian survei adalah mengembangkan isntrumen penelitian
dari matriks menjadi daftar pertanyaan serta memilih alat tes yang akan digunakan
yaitu kuestioner, skala (likert-type scale) atau tes.
6. Menentukan Sampel
Menentukan sampel artinya memilih teknik dan metode yang akan digunakan untuk
mengambil sampel yang didasarkan pada keadaan dan kebutuhan data penelitian.
Keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga untuk meneliti suatu populasi menyebabkan
perlunya dilakukan penentuan sampel. Jumlah sampel yang sesuai dengan penelitian
yang telah mencerminkan seluruh populasi (sampel harus sesuai dengan permasalahan
yang akan di teliti).
7. Melakukan Pre-Test
Tahap selanjutnya dari penelitian survei adalah melakukan tes pendahuluan pra riset
(pre-test). Tujuan dari dilakukannya pre-test yaitu:
• Untuk mengetahui apakah ada beberapa pertanyaan yang perlu dihilangkan atau
ditambah.
• Untuk mengetahui apakah ada pertanyaan yang sulit dipahami responden.
• Untuk mengetahui apakah susunan pertanyaan ada yang pertu diubah.
5
• Untuk mendeteksi berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengisi satu
kuesioner.

Tahapan pre-test, seringkali dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas untuk
mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan
fungsi pengukuran serta mengetahui apakah instrument yang digunakan dalam
penelitian dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data dan mampu mengungkap
informasi yangsebenarnya terjadi.
8. Mengumpulkan Data
Tahap kedelapan dalam rangkaian prosedur penelitian survei adalah mengumpulkan
data. Seperti dipaparkan pada bahasan sebelumnya, dalam penelitian survei, data dapat
diperoleh dengan berbagai alternatif teknik pengumpulan data. Berikut adalah beberapa
teknik pengumpulan data tyang lazin digunakan dalam penelitian survei.
• Kuesioner Langsung
• Wawancara tatap muka
• Wawancara via telepon
• Kuesioner via Pos Kota
• Pengisian kuesioner via komputer
• Wawancara online (chatting)
• Polling
9. Pengolahan dan Analisis Data
Tahap selanjutnya yaitu pengolahan dan analisis data. Agar dapat menjawab pertanyaan
penelitian dan membuktikan hipotesis, peneliti harus memilih teknik analisis data yang
tepat. Karena penelitian survei menyangkut banyak kasus, maka umumnya teknik
analisis data berhubungan dengan statistik.
10. Pembahasan Hasil
Setelah data diolah dan dianalisis, selanjutnya yaitu menginterpretasi data dimana perlu
mengaitkan temuan dan data dengan teori yang dibangun di awal. Selanjutnya berikan
konteks, makna, atau implikasi data temuan tersebut dengan kondisi dan situasi atau
setting penelitian secara lebih luas. Setelah analisis dan interpretasi data, bagian akhir
dari penelitian survei adalah menyusun kesimpulan dan rekomendasi.

6
H. SURVEI MELALUI WAWANCARA TELEPON

Di negara maju orang-orang menggunakan teknik sampling dengan desain survei untuk
mengatasi masalah serta mengambil peluang dari banyaknya keuntungan dan kemudahan
yang ditawarkan ponsel nirkabel. Menurut Andy Peytchev, PhD, ahli metodologi survei
dari Research Triangle Institute (RTI International) di dalam risetnya, ia menghubungi
perserta survei melalui ponsel maupun telepon rumahnya. Data yang ia gunakan diukur
melalui parameter populasi atau sensus, survei melalui telepon ini menurutnya
menawarkan tantangan yang unik. Orang-orang yang dipilih menjadi bagian dari sampel
diwawancarai melalui telepon oleh seseorang pewawancara yang sudah terlatih. Namun
didalam metode ini banyak perserta yang tidak mengetahui kenapa dirinya diberikan
pertanyaan dan dihubungi melalui telepon. RTI International telah mengubah standar
survei/wawancara melalui telepon, dimana pewawancara terlebih dahulu menginformasikan
kepada peserta yang mempunyai telepon seluler tersebut bahwa mereka akan diberikan
pertanyaan dan dihubungi melalui telepon atau ponsel. Selain itu survei melalui telepon ini
tidak hanya berupa pertanyaan, namun juga mencakup gambar baik yang dibagikan oleh
peserta maupun gambar yang dibagikan oleh peneliti. Segala sesuatu yang diberikan oleh
peserta survei dipandang sebagai informasi. Survei dengan menggunakan telepon ini
merupakan alternatif yang sangat menarik yang digunakan oleh peneliti pada saat ini.
Evaluasi Wawancara Telepon
Survei melalui telepon sudah semakin berkembang dimana saat ini survei dengan
telepon dapat kombinasikan dengan komputer dimana tanggapan yang diberikan akan
masuk kedalam file berupa entry data atau suara dapat secara automatis tersimpan di dalam
komputer pribadi. Pewawancara juga dapat melakukan beberapa tugas wawancara seperti,
entry data dan pengkodean sederhana secara bersamaan. Wawancara dengan cara seperti ini
akan memberikan penghematan tambahan dalam hal waktu dan uang. Computer Assisted
Telephone Interviewing (CATI) adalah salah satu fasilitas wawancara yang digunakan
didalam organisasi peneliti di seluruh dunia. CATI merupakan sebuah program perangkat
lunak front-end sistem komputer interaktif yang membantu pewawancara untuk
mengajukan pertanyaan melalui telepon. CATI berkerja dengan sistem manajemen nomor
telepon untuk memilih nomor, dial sampel serta memasukan tanggapan secara automatis.
Berikut terdapat beberapa batasan-batasan dari survei yang dilakukan melalui telepon.

7
1. Tidak ada layanan
Walaupun sudah banyak orang memiliki akses langsung dengan penggunaan telepon
selular, namun ada beberapa responden yang kurang terwakili didalam penggunaan
telepon didalam metode survei. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya akses
penggunaan telepon karena terbatasnya layanan selular dan tingginya garis kemiskinan
di daerah pedesaan.
2. Nomor yang tidak akurat dan tidak berfungsi
Keterbatasan yang seringkali ditemui di dalam penggunaan metode survei melalui
telepon adalah nomor yang digunakan oleh responden seringkali tidak akurat dan tidak
berfungsi. Namun saat ini hal tersebut sudah dapat diatasi dengan teknik memilih
nomor telepon dengan menggunakan panggilan acak.
3. Batasan panjangnya wawancara
Batasan panjang wawancara adalah kelemahan metode survei melalui telepon, tetapi
tingkat pembatasan ini tergantung pada minat peserta didalam sebuah topik. Idealnya
sebuah survei melalui telepon dilakukan selama 10 menit.
4. Batasan pernyataan yang visual atau kompleks
Sebuah survei telepon biasanya membatasi kompleksitas survei dengan menggunakan
skala kompleks atau teknik pengukuran. Bagi peserta yang tidak dapat
menggambarkan skala atau perangkat pengukuran lain didalam survei, perserta akan
diminta untuk memvisualisasikannya dengan menggunakan dial telepon, keypad
maupun bantuan visual lainnya.
5. Kemudahan penghentian wawancara
Beberapa penelitian menunjukan bahwa tingkat respon dalam survei melalui telepon
lebih rendah daripada survei yang dilakukan secara langsung (tatap muka). Salah satu
alasannya adalah perserta lebih mudah untuk mengakhiri wawancara melalui
telepon hal ini disebabkan oleh maraknya praktik-praktik telemarketing. Pelanggaran
dan prilaku yang tidak etis didalam kegiatan telemarketing menjadi salah satu
hambatan peneliti, dimana peneliti harus mencoba meyakinkan responden bahwa
wawancara melalui telepon bukanlah dalih meminta kontribusi berlabel frugging
(penggalangan dana) dibawah kedok penelitian.
6. Keterlibatan peserta yang kurang
Survei yang dilakukan melalui telepon menyebabkan tanggapan yang kurang
menyeluruh dari perserta yang di wawancarai. Orang yang diwawancarai melalui
8
telepon merasa bahwa pengalaman tersebut kurang memuaskan dibandingkan
wawancara pribadi, karena tidak adanya hubungan atau kontak langsung dengan
pewawancara.
7. Perubahan dalam lingkungan fisik
Pergantian dari telepon rumah ke telepon seluler juga menimbulkan keprihatinan.
Sehubungan dengan survei telepon, para peneliti prihatin tentang perubahan
lingkungan di mana survei tersebut dapat dilakukan, hal tersebut akan mempengaruhi
kualitas data yang dihasilkan.
Beberapa kelebihan dan kekurangan survei yang dilakukan melalui telepon dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Kelebihan Survei Telepon Kekurangan Survei Telepon
• Biaya lebih murah daripada wawancara • Jumlah tanggapan lebih rendah
secara personal. daripada wawancara personal.
• Cakupan dapat diperluas tanpa kenaikan • Biaya yang lebih tinggi jika
biaya yang besar. mewawancarai sampel yang tersebar
secara geografis.
• Menggunakan pewawancara Yang lebih • Panjang wawancara harus dibatasi.
sedikit namun lebih terlatih.
• Bias pewawancara dapat dikurangi. • Banyak nomor telepon tak terdaftar
atau tidak aktif, membuat daftar nomor
telepon tidak dapat diandalkan.
• Waktu pelengkapan yang sangat cepat. • Beberapa kelompok target tidak
tersedia melalui telepon.
• Akses yang lebih baik ke peserta yang sulit • Tanggapan mungkin kurang lengkap.
dijangkau melalui peneleponan kembali
yang berulang.
• Dapat menggunakan pemutaran acak • Ilustrasi tidak dapat digunakan.
menggunakan komputer.
• Wawancara telepon berbantuan komputer:
respons dapat dimasukkan secara langsung
ke dalam file komputer untuk mengurangi
eror dan biaya.

9
Tren Survei Melalui Telepon
Tren survei telepon di masa depan harus di awasi. Mesin penjawab atau layanan voice-
mail merupakan permasalahan yang kompleks dan potensial karena alat dan layanan
tersebut diperkirakan mempunyai penetrasi tinggi pada rumah tangga di Amerika. Temuan
lain menunjukkan bahwa:
1. Induvidu yang memiliki mesin penjawab atau layanan voice-mail lebih cenderung untuk
ikut berpartisipasi.
2. Penggunaan mesin penjawab telepon umumnya lebih sering dilakukan pada saat akhir
minggu daripada hari-hari kerja.
3. Penggunaan mesin penjawab telepon umunya lebih sering dilakukan di wilayah
perkotaan daripada wilayah pedesaan.
I. SURVEI MELALUI WAWANCARA PERSONAL
Survei melalui wawancara personal adalah percakapan dua arah di antara seseorang
pewawancara terlatih dengan seorang peserta. Orang-orang yang dipilih menjadi bagian
sampel diwawancarai secara langsung.
Evaluasi Survei Wawancara Personal
Adanya keuntungan serta keterbatasan yang jelas didalam survei yang dilakukan
melalu wawancara pribadi, nilai terbesarnya terletak pada kedalaman dan detail informasi
yang didapatkan. Informasi yang didapatkan jauh melebihi informasi yang didapatkan dari
survei yang dilakukan melalui telepon, via e-mail maupun survei yang dilakukan dengan
komputer baik melalui intranet maupun internet. Pewawancara juga dapat melakukan lebih
banyak hal untuk meningkatkan kualitas informasi yang diterima dengan menggunakan
beberapa metode lain. Seperti pewawancara dapat mencatat kondisi wawancara,
menyelidiki dengan pertanyaan tambahan serta mengumpulkan informasi lain melalui
pengamatan. Survei secara personal juga memiliki kontrol lebih daripada survei yang
dilakukan dengan metode lain, karena survei secara personal memungkinkan untuk
melakukan penyaringan serta dapat mengendalikan kondisi survei yang dilakukan secara
langsung. Dalam hal ini pewawancara biasanya menggunakan perangkat / alat khusus
dalam melakukan peniliaian. Biasanya dibantu komputer khusus wawancara pribadi
Computer Assisted Personal Interviewing (CAPI).
Dari banyaknya keunggulan yang ditawarkan oleh metode survei secara personal,
alasan banyak orang tidak menggunakan metode tersebut adalah karena mereka
menggangap survei secara personal itu mahal, baik dari segi uang maupun waktu. Biaya
10
akan semakin tinggi apabila survei yang mereka lakukan mencakup wilayah geografis yang
luas atau mencakup pengambilan sampel yang banyak dan spesifik. Namun kefektifan biaya
dapat diimbangi ketika pengambilan sampel dilakukan secara representative, atau survei
melalui wawancara intersepsi yang menargetkan perserta di lokasi yang terpusat.
Beberapa kelebihan dan kekurangan survei yang dilakukan secara personal dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Kelebihan survei melalui Kekurangan survei melalui
wawancara personal wawancara personal
• Kerja sama yang baik dari peserta. • Biaya tinggi.
• Pewawancara dapat menjawab • Memerlukan pewawancara yang terlatih
pertanyaan tentang survei, mencari dengan baik.
jawaban yang lebih dalam, mengajukan • Dibutuhkan periode pengumpulan data di
pertanyaan lanjutan dan mengumpulkan lapangan yang lebih panjang.
informasi melalui observasi.
• Bantuan visual khusus dan alat pemberi • Tidak semua peserta tersedia dapat
nilai dapat digunakan. diakses.
• Peserta yang buta huruf dapat dijangkau. • Kemungkinan persebaran geografis yang
luas.
• Pewawancara dapat menyeleksi awal • Tindak lanjut membutuhkan pewawancara
peserta untuk meyakinkan mereka sesuai yang intensif.
profit populasi.
• Wawancara personal berbantuan • Beberapa wilayah sulit dikunjungi
komputer: tanggapan dapat dimasukkan • Pertanyaan harus diubah atau peserta
ke dalam mikrokomputer portable untuk diarahkan oleh pewawancara.
mengurangi eror dan biaya.
• Beberapa peserta tidak mau berbicara
dengan orang asing di rumah mereka.

J. MEMILIH METODE SURVEI YANG OPTIMAL


Pemilihan satu metode yang sesuai dengan kebutuhan dapat dilakukan dengan
membandingkan tujuan riset dengan kekuatan dan kelemahan masing-masing metode. Jika
tidak ada pilihan yang benar-benar sesuai, dapat mengkombinasikan karakteristik terbaik
dari beberapa alternatif ke dalam sebuah survei cangkokan. Meskipun keputusan ini akan
mengakibatkan tambahan biaya, fleksibilitas penyesuaian sebuah metode terhadap
kebutuhan unik kita seringkali menjadi imbalan yang dapat diterima.
11
Berdasarkan kelebihan dan kekurangan metode survei yang dijelaskan diatas dapat
disimpulkan bahwa rata-rata survei melalui wawancara personal merupakan metode
komunikasi paling mahal dan membutuhkan waktu lapangan paling banyak kecuali jika
menggunakan tim lapangan yang besar. Survei telepon memerlukan biaya yang moderat
dan menawarkan pilihan tercepat, terutama jika menggunakan CATI. Kuesioner yang
dikelola dengan e-mail atau internet adalah yang paling murah. Apabila sampel yang kita
inginkan tersedia di internet, survei internet mungkin menjadi metode komunikasi paling
murah dengan ketersediaan data paling cepat (simultan).
Outsourcing Layanan Survei
Outsourcing layanan survei menawarkan manfaat khusus kepada klien. Staf riset yang
terlatih secara profesional, wawancara dengan lokasi terpusat, fasilitas kelompok fokus,
dan fasilitas bantuan komputer adalah beberapa manfaat dari layanan outsourcing survei.
Perusahaan-perusahaan spesialis menawarkan perangkat lunak dan bantuan berbasis
komputer untuk wawancara personal dan melalui telepon termasuk mode surat dan
campuran. Penyedia program dapat menghasilkan data untuk studi bersifat longitudinal dari
berbagai jenis data dengan menggunakan perserta yang sama. Seiring waktu sebuah
program dapat melacak tren terhadap isu-isu, produk-produk atau adopsi produk, perilaku
konsumen dan juga segudang kepentingan peneliti lainnya.

12
REFERENSI

Cooper, Donald R. dan Pamela S. Schindler. 2006. Metode Riset Bisnis Volume 1 Edisi 9.
Jakarta: Grafindo.

Suhartono, Irawan. (2000). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Widodo, T. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif. Solo: UNS Pres.

13

Anda mungkin juga menyukai