Anda di halaman 1dari 6

MODUL 2 SOSIOLOGI

PENGUMPULAN DATA SOSIAL

Metode pengumpulan data (data collection) adalah tahapan proses riset dimana peneliti
menerapkan cara dan teknik ilmiah tertentu dalam rangka mengumpulkan data secara
sistematis guna keperluan analisis.
Dapat diketahui bahwa bagaimana data dikumpulkan dalam penelitian tentu harus
dilakukan secara ilmiah dan sistematis. Data yang dikumpulkan secara serampangan akan
menghasilkan kualitas riset yang rendah, bias dan tidak valid. Bahkan bisa dibilang tidak
ilmiah.

Aktivitas penelitian yang dilakukan pada awalnya adalah mengumpulkan data sebanyak
mungkin. Langkah-pengumpulan data memerlukan beberapa teknik :
1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dan lapangan penelitian, seperti data
yang diperoleh dan kuesioner yang dibagikan atau dan wawancara langsung dengan
objek penelitian.
2. Data sekunder adaah data yang diperoleh tidak langsung dan lapangan, inisalnya dan
koran, dokumen, dan bacaan lainnya.

Dalam penelitian sosial, teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah kuesioner
atau angket, wawancara, observasi, dan dokumenter. Teknik yang digunakan
tergantung pada rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, dan sampel yang
digunakan. Contohnya, bila sampel yang digunakan dalam jumlah besar, teknik
pengumpulan data yang tepat digunakan adalah teknik kuesioner. Namun, dalam penelitian
sosial, biasanya para peneliti menggunakan lebih dan satu teknik pengumpulan data untuk
mengurangi kesalahan atau bias data dan teknik yang digunakan.
Teknik-teknik pengumpulan data tersebut memiliki alat atau instrumen pengumpulan data
masing-masing. Teknik kuesioner menggunakan instrumen kuesioner atau angket. Teknik
wawancara menggunakan instrumen pedoman wawancara. Teknik observasi
menggunakan pedoman observasi dan check list. Teknik dokumenter menggunakan
instrumen pedoman dokumentasi.

Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengumpulkan data jika kamu ingin
melakukan penelitian kualitatif. Cara-cara tersebut antara lain teknik observasi,
wawancara mendalam, kajian dokumen, dan Focus Group Discussion. Yuk, dibahas satu
persatu! 

Teknik Observasi
Teknik observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data kualitatif yang dianjurkan
untuk mendapatkan data-data deskriptif. Teknik observasi berasal dari kata observation
yang berarti pengamatan. Teknik observasi digunakan untuk memahami pola, norma, dan
makna perilaku dari informan yang diteliti.
Ternyata, ada 2 jenis observasi, lho. Kedua jenis observasi tersebut yaitu observasi
partisipatif dan observasi non-partisipan.
Observasi partisipatif adalah observasi yang dilakukan peneliti dengan mengamati dan
berpartisipasi langsung dengan kehidupan informan yang sedang diteliti. Contoh dari
observasi partisipan adalah peneliti yang memutuskan tinggal di Suku Dayak selama satu
bulan untuk melihat langsung adat-adat pernikahan di sana yang kemudian digunakan
untuk data penelitiannya.
Lalu, apa bedanya dengan observasi non-partisipan?
Pada Observasi non-partisipan, peneliti tidak terlibat aktif dalam kehidupan informan,
tetapi hanya menjadi pengamat independen. Contoh dari observasi non-partisipan adalah
peneliti yang hanya datang 2 atau 3 kali ke Suku Dayak untuk melihat adat-adat pernikahan
di sana. Nah, kamu tau nggak, apa sih kelebihan teknik observasi? Kamu bisa terlibat
langsung dengan keseharian informan dan dapat mengetahui subjek penelitiannya secara
langsung. Sedangkan kelemahannya adalah keseharian subjek penelitiannya bisa
terganggu. 
Satu lagi, ada yang disebut Observasi online
Pada hakikatnya, observasi online sama dengan observasi lainnya. Perdebatan mengenai
observasi online berputar pada isu kehadiran fisik peneliti yang dianggap berbeda dengan
kehadiran di dunia maya. Validitas observasi online sangat tergantung pada tema riset
sosial yang dilakukan. Misal, riset tentang forum penggemar drama korea di Facebook,
menggunakan observasi online adalah sebuah keharusan.

Wawancara Mendalam
Teknik wawancara mendalam bisa kamu lakukan jika kamu butuh data deskriptif yang
cukup banyak. Metode ini sering digunakan bersamaan dengan penggunaan metode
observasi. Untuk penelitian kualitatif, pertanyaan yang digunakan dalam wawancara
merupakan pertanyaan terbuka, sehingga informan bisa menjawab dengan lebih
komprehensif. 
Dengan menggunakan metode wawancara, kamu bisa mendapatkan informasi primer dari
informan dan juga bisa berinteraksi secara langsung. Tetapi, kelemahannya antara lain
tingkat komprehensif pada hasilnya sangat bergantung dengan seberapa banyak kamu bisa
menggali informasi dari informan. 
Wawancara juga dapat dilakukan secara online dengan media digital. Sebelumnya
wawancara online, ada istilah yang dikenal nama wawancara via telepon. Kuallitas
wawancara online tentu tergantung pada topik riset yang diteliti. Kelebihan wawancara
online adalah efesiensi biaya dan waktu yang dikeluarkan peneliti. Sementara
kekurangannya adalah peneliti tidak bisa menangkap keseluruhan gesture yang tampak
sebagaimana wawancara konvensional.

Kajian Dokumen
Kamu juga bisa menggunakan kajian dokumen untuk mencari data penelitian kualitatifmu.
Contoh kajian dokumen yang bisa digunakan antara lain meneliti naskah lama, foto-foto,
film, maupun hasil penelitian sebelumnya atau buku yang terkait dengan penelitianmu. 

Metode terakhir yang bisa kamu gunakan untuk memperoleh data kualitatif adalah Focus
Group Discussion. Focus Group Discussion merupakan salah satu bentuk teknik wawancara
kelompok yang dilakukan peneliti untuk memetakan masalah awal penelitian dan
memahami fokus kelompok kecil yang sedang diteliti. Metode ini tidak hanya digunakan
untuk penelitian saja, lho. Beberapa perusahaan dan institusi pemberi beasiswa juga
menggunakan metode ini untuk menyeleksi pendaftarnya.

Angket
Kuesioner atau angket adalah metode pengumpulandata yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
diberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Angket sangat cocok jika digunakan
untuk responden yang dalam jumlah besar dan tersebar di wilayah yang luas. Angket bisa
diberikan kepada responden secara langsung maupun dikirim melalui pos, atau internet.
Jika wilayah penelitian tidak terlalu luas angket bisa diantarkan langsung kepada
responden sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama. Dengan adanya kontak
langsung antara peneliti dengan responden akan menciptakan kondisi yang baik, sehingga
kemungkinan besar responden dengan senang hati memberikan data objektif dan cepat.

Angket dipakai berdasarkan pada laporan tentang diri sendiri atau self report dari
responden, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan , sikap, ataupun keyakinan pribadi
responden. Pemakaian angket sebagai metode pengumpulan data dalam penelitian
berdasarkan pada anggapan:
1) Subjek adalah orang yang paling mengerti tentang dirinya sendiri.
2) Apa yang dinyatakan oleh responden kepada peneliti adalah benaradan bisa dipercaya.
3) Interpretasi responden tentang pertanyaan yang diajukan kepadanya adalah sama
dengan yang dimaksudkan oleh peneliti (Sutrisno Hadi.1984:157)

Kelebihan dan Kekurangan Angket


Pemakaian angket sebagai metode pengumpulan data memberikan kelebihan untuk
peneliti, kelebihan itu diantaranya:
1) Tidak membutuhkan kehadiran peneliti secara langsung.
2) Waktu pelaksanaan lebih cepat, karena bisa dibagikan secara serentak pada banyak
responden.
3) Bisa dijawab sesuai dengan kecepatan dan waktu senggang responden.
4) Bisa dibuat anonim sehingga responden lebih bebas, jujur, dan tidak malu dalam
memberikan respon.
5) Bisa dibuat terstandar sehingga semua responden bisa mendapatkan pertanyaan yang
benar-benar sama.

6) Biaya relatif lebih murah dibandingkan dengan metode yang lainnya.

Selain mempunyai kelebihan, angket juga mempunyai kelemahan. Berikut ini kelemahan
angket diantaranya:
1) Responden seringkali kurang teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang
terlewati tidak dijawab, padahal sukar diulang .
2) Sering kali sulit dicari validitasnya, karena responden mempunyai situasi dan kondisi
3) Meskipun dibuat anonim, tidak jarangresponden dengan sengaja memberikan jawaban
yang tidak jujur.

4) Bila dikirim lewat pos, sering kali tidak kembali. Berdasarkan penelitian, angket yang
dirim lewat pos angka pengembaliannya sangat rendah, hanya sekitar 20 % (Suharsimi,
2006:153).
5) Waktu pengembaliannya tidak bersamaaan, bahkan kadang kala ada yang terlalu lama.
Untuk mengatasi kelemahan tersebut, peneliti perlu melakukan cross-check dengan data
yang diperoleh melalui metode lain.

c. Fungsi angket
Pada umunya angket mempunyai dua fungsi, yaitu deskripsi dan pengukuran.
1) fungsi deskripsi, infromasi yang diperoleh melalui angket dapat memberikan gambaran
atau deskripsi mengenai karakteristik dari individu atau sekelompok responden.

2) Fungsi pengukuran, berdasarkan pada respon yang diberikan oleh responden peneliti
mampu mengukur variabel individual atau kelompok tertentu, misalnya variabel sikap.
d. Jenis-jenis angket
Angket dapat dibedakn atas beberapa jenis tergantung dari sudut pandangnya.
1) Dipandang dari cara menjawabnya, angket dapat dibedakan menjadi angket terbuka dan
tertutup.
a. Angket terbuka, merupakan angket yang bisa dijawab secara bebas oleh responden.
b. Angket tertutup, merupakan angket yang jumlah item dan alternatif jawabannya sudah
ditentukan.
2) Dipandang dari jawaban yang diberikan, angket dibedakan menjadi angket langsung dan
tidak langsung.

a. Angket langsung, merupakan angket yang mana responden menjawab tentang keadaan
dirinya.
b. Angket tak langsung, merupakan angket yang menjawab mengenai keadaan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai