Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA
PERAN AGAMA DALAM SOSIAL DAN POLITIK
DOSEN PENGAMPUN : M. Syauqi, S.Ag., M.Pd

Di Susun Oleh : Kelompok 2

Nur ilmi lase

Maulidia ahwa

Miftahul Asyura Ismasaira

Lilis anggriani lombu

Nabilah putri pardede

M iqbal maulana yusuf

Muhammmad al-asy’ari

Muhammad syahidul hilmi

PROGRAM STUDI BUDIDAYA IKAN

POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN ACEH

KEMENTRIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

2022/2023
.

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunianya
kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Peran Agama Dalam Kehidupan Sosial
dan Politik” ini tepat pada waktunya.
Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang terutama
bagi kami Taruna/i , sebagai salah satu sumber pengetahuan dan bahan pembelajaran.
Dalam hal ini, kami selaku penyusun menyadari banyaknya kekurangan dan
kekeliruan dalam penyusunan makalah ini, untuk itu kami meminta maaf atas segala
keterbatasan waktu dan kemampuan kami dalam menyelesaikan makalah ini. Segala
kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan peningkatan kualitas
makalah ini.

Aceh Besar, 19 Januari 2022


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Agama dan politik sejatinya Agama dan politik sejatinya tidak bisa dipisahkan karena
agama secarahakiki berhungan dengan politik. Kepercayaan agama dapat mempengaruhi
hukum dan seringakali agamalah yang memberi legitimasi kepada pemerintahan,agama sangat
melekat dalam kehidupan rakyat dalam masyarakat industri maupunnonindustri sehingga
kehadirannya tidak mungkin tidak terasa di bidang politik.sejumlah pemerintahan di seluruh
dunia juga menggunakan agama untuk memberilegitimasi pada kekuasaan politik,dapat
dikatakan bahwa politik berbuah dari hasil pemikiran agama agar tercipta kehidupan yang
harmonis dan tentram dalamkehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini disebabkan oleh
sikap dan keyakinan bahwa seluruh aktifitas manusia tidak terkecuali politik, harus dijiwai oleh
ajaran-ajaran agama,fakta lain bahwa kegiatan manusia yang paling banyak membutuhkan
legitimasi adalah bidang politik, dan hanya agamalah yangdipercayai mampu memberikan
legitimasi yang paling meyakinkan karena sifatdan sumbernya pada akal manusia,tidak benar
dikatakan bahwa kegiatan manusia yang paling banyak membutuhkan legitimasi adalah bidang
politik, dan hanya agamalah yangdipercayai mampu memberikan legitimasi yang paling
meyakinkan karena sifatdan sumbernya pada akal manusia,tidak benar dikatakan bahwa
agama merupakan bentuk kekerasan bila dikaitkan dengan perpolitikan.agama dalam
kehidupan bernegara diwujudkan dalam bentuk adopsi lembaga-lembaga keagamaan
tertentudalam negara serta adopsi nilai-nilai dan norma-norma.
Sama seperti politik, sosial juga memiliki peran penting dalam kehidupan sosial yaitu
mengatur atau mengordinasikan dan mengarahkan kehidupan sosial. Didalam agama terdapat
berbagai peraturan yang berkaitan dengan kehidupasn sosial masyarakat . Peraturan agama
dalam masyarakat penuh dengan hidup , yang menekankan pada hal yang sangat bagus untuk
kehidupan semua manusia kelak. Setiap kelompok berbeda dalam agama dan cara mereka
meyakininya. Demikian pula dengan tigkah laku mereka yang berbeda. Dalam makalah ini kami
akan membahas mengenai fungsi agama, baik itu bagi kehidupan pribadi maupun sosial
masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana peran dan fungsi agama dalam menjalankan kehidupan politik ?
2. Bagaimana peran dan fungsi agama dalam menjalankan kehidupan sosial ?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana peran dan fungsi agama dalam menjalankan kehidupan politik
dan sosial.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Peran Agama Dalam Kehidupan Politik
Agama Islam Dan Politik
Menyelamatkan agama sejatinya adalah dengan menegakkan akidah dan syariah islam
dalam semua aspek kehidupan mereka, baik diranah pribadi maupun ranah sosial politik
kenegaraan. Semua initentu tidak diwujudkan dalam sistem politik sekular saat ini. Sebaliknya,
keselamatan agama menuntut adanya institusi negara yang menerapkan syariah islam secara
total dalam seluruh aspek kehidupan masalah kepemimpinan sesungguhnya terkait dengan dua
faktor . Sosok pemimpin dan sistem kepemimpinan yang digunakannya. Jika panduan untuk
memilih pemimpin ini hanya terkait dengan sosok pemimpinnya saja, tentu hal demikian telah
mengabaikan sama sekali sistemnya yang justru gagal menyelamatkan agama dari sekadar
sebatas penjaga moral belaka.

Agama Kristen Dan Politik


Upaya berteologia politik telah lama ada dalam khasanah kekritenan di Indonesia. Sebagai
suatu proses yang tidak pernah berhenti, eksperimentasi berteologi politik itu telah dicatat
sejarah pada masa penjajahan. Bahkan dapat dikatakan unik, sebab upaya itu tidak berangkat
dari laboratorium intelektual, tetapi justru dari kalangan publicans, seperti pattimura yang
melakukan gerakan politik dengan mengangkat senjata di Maluku dan Manulang dan kawan
kawan di tanah batak yang melakukan bentuk penyanderaan perorganisasian yang mengusung
tema kemandirian dan kerja keras. Pada masa masa pembebasan diri dari penjajahan. orang
orang kristen juga telah melakukan bentuk bentuk teologi yang operasional dengan mendirikan
organisasi organisasi kemasyarakatan dan sebagian merubah diri menjadi partai politik.

Agama Budha Dan Politik


Dalam Budhisme , umat Budha perumah tangga dapat berpartipasi dalam dalam semua
aspek kehidupan politik, termasuk menguasai dan mempergunakan kekuasaan politik. Hal
seperti inilah bukanlah hal persoalan yang kontroversi. Kontroversi baru muncul pada saat para
biarawan hendak berpartipasi dalam politi. Kontroversi ini bukan karena tidak adanya nasihat
yang jelas yang tercantum dalam kitab suci tentang hal ini, melainkan karena gagasan awal dan
penafsiran terhadap makna politik serta partisipasi seseorang didalamnya.

Agama Hindu Dan Politik


Untuk umat hindu sendiri juga ikut berpartisipasi dalam mekanisme perpolitikan yaitu
melaksanakan tanggung jawab kewarganegaraan dalam mewujudkan tujuan negara. Salah
satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan mewujudkan caturpurusa arta itu adalh jhana
Marga, Bhakti Marga terutama bhakti terhadap negara disamping berbakti terhadap Tuhan
Yang Maha Esa. Lebih jauh kita perhatikan melalui sejarah panjang kehidupan bermasyarakat
dan bernegara, Hindu telah pernah membawa pengaruh yang sangat kuat sejak kerajaan
kerajaan Hindu daerah berjaya, sampai kerajaan Hindu Nusantara yaitu Kerajaan Majapahit,
telah memberikan ciri untuk perjuangan dan budaya kita termasuk budaya politik di Indonesia.
Sejatinya, pengaruh politik Hindu dalam politik Indonesia, sudah melebur bersama budaya
Indonesia, yang terus berkembang sejak perkembangan kerajaan Hindu pertama di Indonesia,
masa perjuangan sampai dengan masa pembangunan, maupun reformasi yang ditandai
dengan lebih suburnya kebebasan Hidup beragama di Indonesia.
Agama Konghucu Dan Politik
Seperti halnya agama lain, dalam agama Konghucu dikenal hubungan vertikal antara
sesama manusia. Dalam kosa kata Agama Konghucu disebut sebagai Zhong Shu, Satya
kepada firman Tuhan, dan Tepaselira (Tenggang rasa) kepada sesama manusia. Prinsip
Tepaselira ini kemudian ditegaskan dalam beberapa sabdanya yang terkenal, “Apa yang diri
sendiri tiada inginkan, jangan diberikan kepada orang lain” dan “Bila diri sendiri tiada ingin tegak
(maju), berusahalah agar orang lain tegak (maju). Kedua sabda ini dikenal dengan “Golden
Rule” (Hukum Emas) yang bersifat Ying dan Yang.
Nilai Agama dan Budaya Politik
Nilai nilai kebangsaan yang terkandung dalam pasal pasal UUD NRI Tahun 1945, yaitu Nilai
demokrasi, mengadung makna bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat, setiap warga negara
memiliki kebebasan yang bertanggung jawab terhadap penyelengaraan pemerintah. Nilai
kesamaan derajat, setiap warga negara memiliki hak, kewajiban dan kedudukan yang sama
didepan hukum. Dan nilai ketaatan hukum, setiap warga negara tanpa pandang bulu wajib
menaaati setiap hukum dan peraturan yang berlaku.

2.2 Peran Agama Dalam Kehidupan Sosial


Agama berperan penting dalam mengatur kehidupan manusia dan mengarahkannya
kepada kebaikan bersama. Untuk memperoleh pemahaman tentang peranan agama
lebih jauh lagi, Abul Qosim Al-Khu'i, penulis buku Menuju Islam Rasional mengatakan,
pada dasarnya kita membutuhkan agama dikarenakan agama mampu melestarikan
hubungan yang baik dan harmonis antar manusia. (Nazwar, 2016)
Secara lebih terperinci, pentingnya peran agama dalam kehidupan manusia dapat
dipahami dalam poin-poin berikut: Pertama, agama menghidupkan nilai luhur moralitas.
Diturunkannya agama kepada manusia mempunyai agenda menghidupkan moralitas
dalam rangka mengatur kehidupan manusia. Agama sangat mendukung nilai luhur
yang menyeru kepada prinsip kebaikan, seperti keadilan, kejujuran, toleransi, dan
tolong-menolong
Kedua, agama memberi kekuatan dalam menanggung penderitaan hidup. Agama
menghidupkan kekuatan dalam diri manusia untuk mampu menghadapi pelbagai
penderitaan hidup dan berperan sebagai benteng kokoh yang melindunginya dari
serangan keputusasaan dan hilangnya harapan. Berkat keimanan yang kuat dan
keyakinan bahwa Allah pasti memberi pertolongan, setiap masalah yang muncul dan
setiap jalan buntu yang ditemui dalam kehidupannya dapat dipecahkan dan diatasi.
Alhasil, ia akan mampu menghindar dari rongrongan keputusasaan dan kesia-siaan.
(Nazwar, 2016)
Ketiga, agama menjadi pegangan dan pedoman hidup. Al-qur'an merupakan
pedoman hidup yang tidak pernah berubah setiap zaman. Meskipun terdapat berbagai
perbedaan tafsiran dalam memahaminya, namun tidak pernah ada perubahan dalam
kitab suci yang diyakini kebenarannya tersebut.
Keempat, agama mendorong kemajuan ilmu pengetahuan. Selain memberikan
pedoman hidup yang bersifat spiritual, agama juga mendorong kemajuan ilmu
pengetahuan. Keyakinan agama mengajarkan kepada manusia bahwa pengetahuan
tak terbatas merupakan sumber dari keteraturan alam yang berlaku di jagat raya ini
(yang menjadi dasar dari teori ilmu pengetahuan), yang diibaratkan sebagai sebuah
buku maha besar yang dikarang seorang sarjana yang sangat cerdas. Setiap
halamannya yang berisi serangkaian paragraf dan kalimat, mengandungi cahaya
kebenaran yang mendorong kita untuk mempelajari dan merenungkannya. (Nazwar,
2016)

Kelima, agama sebagai integrator (menyatu padukan), baik individual maupun sosial,
dalam arti bahwa agama mengintregasikan dan menyerasikan segenap aktivitas
manusia, baik sebagai perseorangan maupun anggota masyarakat, yaitu integrasi dan
keserasian sebagai insan yang taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, serta integrasi
dan keserasian antara manusia sebagai makhluk social dalam hubungannya dengan
sesama dan lingkungannya. Dengan kata lain, integrasi dan keserasian antara
mengejar kebaikan dunia dan akhirat.

Keenam, agama sebagai sublimator (memperindah)  agama menyandukan dan


mengkuduskan segala perbuatan manusia, sehingga perbuatan manusia, bukan hanya
yang bersifat keagamaan saja, tetapi setiap perbuatan dijalan kan dengan tulus ikhlas
dan penuh pengabdian karena keyakinan agama, bahwa segala pekerjaan yang baik
merupakan bagian pelaksanaan ibadah insan terhadap Sang pencipta atau al-kholiqnya
atau Tuhan Yang Maha Esa. 

Ketujuh, agama sebagai sumber inspirasi (ilham) budaya bangsa Indonesia,


melahirkan hasil budaya fisik berupa cara pakaian yang sopan dan indah, gaya
arsitektur, dan lain-lain, serta hasil budaya nonfisik seperti seni budaya yang
menafaskan agama kehidupan beragama yang jauh dari syirik dan musyrik. (Youlie,
2013)

Dari sudut pandang teori fungsional, agama menjadi atau penting sehubungan dengan
unsur-unsur pengalaman manusia yan diperoleh dari ketidakpastian, ketidakberdayaan,
dan kelangkaan yang memang merupakan karakteristik fundamental kondisi manusia.
Dalam hal ini fungsinya ialah menyediakan dua hal. Pertama, suatu cakrawala pandang
tentang dunia luar yang tak terjangkau oleh manusia, dalam artian dimana deprivasi
(pencabutan) dan frustasi dapat dialami sebagai sesuatu yang mempunyai makna.
Kedua, sarana ritual yang memungkinkan hubungan  manusia dengan hal diluar
jangkauannya, yang memberikan jaminan dan keselamatan bagi manusia
mempertahankan moralnya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Agama sangat berpengaruh terhadap kehidupan politik bagaimana hubungan antara
agama dan politik ini tetap merupakan hubungan persinggungan antara agama dan
politik. Bahkan legiminasi agama tetap diperlukan dalam berbagai aspek kehidupan
berbangsa dan bernegara. Setiap agama, dalam kesehariannya hampir bersentuhan
dengan aspek aspek politik praktik baik yang bersimbol maupun tidak. Dalam proses
pelaksanaanya dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung dengan praktik
politik.
Agama dalam kehidupan sosial juga tidak kalah diperlukan dari politik karena
dikehidupan sehari hari agama mengatur tentang tata kehidupan atau pranata sosial
masyarakat. Selain itu, agama juga menjadi tolak ukur perilaku atau tingkah laku
masyarakat yang diajarkan dalam keyakinan agama yang dianut seseorang.
3.2 Saran
Makalah ini masih memiliki kekurangan baik dari sumber yang dihimpun dan
penulisan .Dalam kehidupan politik, masyarakat langsung mempraktikkannya, akan
tetapi, itu hanya dilakukan tanpa melibatkan agama sehingga hal tersebut memicu nya
konflik yang tak terelakkan dan merugikan diri serta negara.
DAFTAR PUSTAKA

Safiie,Inu Kencana ,Ilmu Politik, Jakarta;PT. RienekaCipta,1997 cet ke 1 Pusat


Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta;
Balai Pustaka,1990
Budiardjo, miriam,dasar-dasar ilmu politik jakarta, PT Gramedia pustaka, 2010
Syafiie Inu Kencana,Ilmu Politik, Jakarta;PT.Rieneka Cipta,2010,edisi revisi
http://ariantiyoulie.blogspot.com/2013/11/peran-dan-fungsi-agama-dalam-
masyarakat.html?m=1
https://palembang.tribunnews.com/amp/2016/06/16/peranan-agama-dalam-kehidupan-
manusia#referrer=https://www.google.com
https://www.kompasiana.com/septya/5d0cfb7d097f36348f3bcbd6/peran-agama-dalam-
kehidupan-bermasyarakat?page=all#section1

Anda mungkin juga menyukai