Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Disusun Oleh:
Nailah Djahara Mokodongan

POLTEKKES KEMENKES MANADO


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Yang telah memberikan rahmat-
Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini yang mencakup:
1. Cara beragama: antara intrinsik
2. Hubungan antara Agama dan Negara
3. Agama dan Kebijakan Publik
4. Agama dan partisipasi politik rakyat
5. Agama dan Integritas Nasional
6. Akulturasi budaya dan agama di Indonesia
Saya mengaharapkan makalah ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam
mempelajari agama Islam terutama pada bidang studi Pendidikan Agama Islam.
Dan saya selaku penulis menyadari masih banyak kekurangan yang ada pada
makalah saya ini.
Oleh karena itu, Saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
khususnya Dosen Bidang Studi ini. Demi kesempurnaan dalam membuat
makalah ataupun karya tulis pada waktu mendatang. Untuk itu saya selaku
penulis mengucapkan terima kasih.

Manado, 12 Agustus 2023

Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................I
DAFTAR ISI ...............................................................................................II
BAB I............................................................................................................1
PENDAHULUAN ........................................................................................1
RUMUSAN MASALAH .............................................................................1
TUJUAN.......................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................2
PEMBAHASAN...........................................................................................2
1.1 CARA BERAGAMA: ANTARA INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK. .2
1.2 HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA...............................................2
1.3 AGAMA DAN KEBIJAKAN PUBLIK.................................................2
1.4 AGAMA DAN PARTISIPASI POLITIK RAKYAT.............................3
1.5 AGAMA DAN INTEGRASI NASIONAL.............................................3
1.6 AKULTURASI BUDAYA DAN AGAMA DI INDONESIA................4
BAB III..........................................................................................................5
KESIMPULAN.............................................................................................5

II
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam memahami perilaku manusia, agama dapat dijadikan tolak uku yang baik. Hal ini
karena agama memberikan kerangka moral bagi setiap orang dalam menanggapi setiap
peristiwa yang terjadi dalam hidup mereka, baik peristiwa yang menyenangkan maupun
peristiwa yang tidak menyenangkan. Melalui ajaran-ajarannya, Agama mengatur berbagai
perilaku manusia, seperti hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan
manusia masalah perekonomian, masalah ketatanegaraa, dan sebagainy. Keberadaan agama
dalam diri seseoraang dapat terlihat dari berbagai perilaku beragama yang mereka lakukan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan cara beragama: antara instrinsik dan ekstrinsik
2. Apa yang dimaksud dengan hubungan agama dan negara
3. Apa yang dimaksud dengan agama dan kebijakan publik
4. Apa yang dimaksud dengan agama dan partisipasi politik rakyat
5. Apa yang dimaksud dengan agama dan integritasi nasional
6. Apa yang dimaksud dengan akulturasi budaya dan agama di Indonesia

1.3 TUJUAN
Mahasiswa mampu menjelaskan:
1. Cara beragama: antara instrinsik dan ekstrinsik
2. Hubungan agama dan negara
3. Agama dan kebijakan politik
4. Agama dan partisipasi politik
5. Agama dan integrasi nasional
6. Akulturasi budaya dan agama di Indonesia

1
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 CARA BERAGAMA : ANTARA INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK

Instrinsik adalah cara beragama yang memasukkan ke dalam dirinya nilai-nilai ajaran agama.
Terhujam ke dalam jiwanya. Adanya internalisasi nilai-nilai spritualitas keagamaan. Agama
adalah penghayatan batin kepada Tuhan yang memiliki pengaruh dalam sikap hidup sehari-
hari. Karena ibadah ritual keagamaan bukan praktik tanpa makna, bukan kulit tanpa isi.
Dengan denikian, sosial terhadap sesama yang penuh dengan kasih sayang, adanya
penghayatandan pengimplementasian terhadap oelaksanaan nilai-nilai ritual-formal
keagamaan itu sendiri.
Sedangkan ekstrinsik memandang agama sebagai sesuatu yang dapt dimanfaatkan. Di
manfaatkannya agama sedemikian rupa agar dia memperoleh status darinya. Ia membaca
kitab suci, Shalat, maupun puasa di bulan ramadhan bukan untuk meraih keberkahan Tuhan,
melainkan supaya orang lain menghargai dirinya. Dia beragama demi statu sosial, demi harga
diri, demi gengsi, bahkan agar terlihat saleh di tengah-tengah komunitas umat beragama.

1.2 HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA

Hubungan antara agama dan negara dapa bervariasi tergantung pada konteks budaya, hukum,
dan pandanganpolitik suatu negara. Beberapa negara memiliki sistem sekular, di mana agama
dipisahkan darinurusan pemerintahan. Sementara itu, negara-negara lain memiliki pengaruh
agama yang kuat dalam pembuatan kebijakan dan hukum. Terdapat beragai model hubungan
agama dan negara, termasuk teokrasi, demokrasi berdasarkan nilai-nilai agama, serta model
campuran di antara keduanya.

1.3 AGAMA DAN KEBIJAKAN PUBLIK

Agama dapat memiliki pengaruh yang signifikan dalam pembuatan kebijakan publik dalm
beberapa konteks. Pengaruh ini bisa datang dari nilai-nilai, ajaran, dan norma-norma agama
yang dipegang oleh masyarakat dan pemimpin politik. Beberapa cara dimana agama dapat
memengaruhi kebijakan publik meliputi :
2
1. Etika dan moral : agama sering memberikan panduan etika dan moral yang dapat
membentuk landasan bagi kebijakan publik. Contohnya, penentuan etika dalam
masalah seperti aborsi, euthanasia, dan pernikahan seringkali dipengaruhi oleh
pandangan agama.
2. Kesejahteraan sosial : agama dapat menorong kebijakan yang mendukung
kesejahteraan sosial dan pemberdayaan masyarakat yang kurang beruntung. Konsep-
konsep seperti amal, kedermawanan, dan kepedulian sosial sering kali menjadi dasar
bagi program-program pemerintah dalam bidang sosial
3. Pendidikan dan moralitas : Beberapa negara mungkin menerapkan kurikulum
pendidikan yang mencerminkan nilai-nilai agama tertentu. Hal ini dapat
mempengaruhi bagaimana anak-anak dipahamkan tentang etika, moralitas, dan
budaya.

1.4 AGAMA DAN PARTISPASI POLITIK RAKYAT

Beberapa cara dimana agama dapat mempengaruhi partisipasi politik rakyat. Beberapa cara
dimana agama dapat mempengaruhi partisipasi politik meliputi :

1. Motivasi dan Nilai : Agama sering memberikan motivasi bagi indiviu untuk terlibat
dalam proses politik karena keyakinan moral dan nilai-nilai yang diyakini. Prinsip-
prinsip agama dapat mendorong partisipasi dalam pemilihan umum, kampanye, dan
gerakan sosial yang sesuai dengan pandangan agama mereka.
2. Pemilihan pemimpin : keyakian agama dapat mempengaruhi pemilihan pemimpin
politik. Individu mungkin memilih kandidat yang sejalan dengan pandangan agama
mereka tentang moralitas, etika, dan keadilan.
3. Pengaruh sosial : pemimpin agama dan institusi agama sering memiliki pengaruh
sosial yang kuat dalam komunitas mereka. Pendeta, imam, dan tokoh agama lainnya
dapat memberikan arahan politik atau mendorong partisipasi politik berdasarkan
pandangan agama.
Namun, keterlibatan agama dalam politik juga dapat menyebabkan ketegangan dan konflik.
Terkadang, pandangan agama yang berbeda-beda dapat mengakibatkan perpecahan dalam
masyarakat dan politik.

1.5 AGAMA DAN INTEGRASI NASIONAL

Peranan agama dalam integrasi nasional dapat bervariasi tergantung pada konteks budaya,
sejarah, dan dinamika politik suatu negara. Integrasi nasional yang kuat biasanya
membutuhkan pendekatan inklusif yang menghormati keragaman bagi semua warga negara.
Pentingnya adalah mencari keseimbangan antara menjaga identitas agama dan membangun
ikatan yang lebih luas sebagai warga negara yang bersatu.

1.6 AKULTURASI BUDAYA DAN AGAMA DI INDONESIA

Di indonesia, akulturasi budaya dan agama telah menjadi ciri khas yang kuat dalam sejarah
dan kehidupan masyarakat. Negara ini memiliki keragaman budaya dan agama yang luar
biasa, dan proses akulturasi telah memainkan peran penting dalam membentuk identitas
nasional dan karakter masyarakat.
Meskipun proses akulturasi telah menghasilkan harmoni dan toleransi di banyak kasus, ada
juga tantangan dan ketegangan dalam beberapa aspek. Pentingnya adalah terus mendorong
dialog antar budaya dan antar agama, serta menghormati keragaman sebagai kekayaan
nasional.
4

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Agama sangat dibutuhkan dalam berbagai aspek, asalkan harus seimbang dengan aspek
tersebut, jika tidak seimbang bisa berdampak negatif pada keduanya antara agama dan aspek
yang bersangkutan.
5

Anda mungkin juga menyukai