Anda di halaman 1dari 8

Peran Umat Islam dalam Keberagaman Agama

Disusun: Handika Prihardi


40040219650069

i
Kata Pengantar

Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga Saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat salam kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama Islam.
Kemudian daripada itu, saya sadar bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini banyak yang membantu
terhadap usaha kami, mengingat hal itu dengan segala hormat kami sampaikan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada Seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini. Atas
bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut kami hanya dapat berdo’a dan memohon kepada Allah
SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi amal soleh di sisi Allah SWT. Aamiin. Akhirnya
kami berharap semoga tugas makalah ini menjadi bermanfaat khususnya bagi saya dan para pembaca
pada umumnya.

Demak, 27 Oktober 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................i

KATA PENGANTAR .........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN ..................................................................................................4

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................................. 4


B. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 5
C. Tujuan Masalah ................................................................................................................ 5

BAB II : PEMBAHASAN .....................................................................................................6

BAB III : PENUTUP ............................................................................................................ 7


Kesimpulan ...........................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................7

iii
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Masalah Dalam beberapa tahun terakhir, beberapatragedi kemanusiaan yang memilukan sekaligus
mengkhawatirkan berlangsung silih berganti di Negara kita . Serentetan peristiwa kerusuhan itu telah
membuat risau banyak orang tentang apa yang sedang terjadi dinegara yang dulunya dikenal damai
dan'bersahabat'ini.Tidak hanya konflik yang kian bertambah,sifat konflik pun berkembang tidak hanya
horizontal tetapi juga vertikal. Banyak orang susah mencari penyebab dari semua ini. Kerumitan
mengurai penyebab konflik yang seakan mendadak merebak dihampir semua tempat ditanah air
berbuntut pada ketidakmampuan menemukan formula jitu bagi sebuah resolusi konflik yang
manjur.Sesuai dengan bentuk, jenis dan eskalasi konflik yang memang beragam, beragam pula faktor
penyebabnya.Penyebab konflik dapat berupa faktor politik,kesenjangan ekonomi,kesenjangan budaya,
dan agama. Hanya saja,faktor ekonomi dan politik sering ditunjuk berperan paling dominan dibanding
dua faktor yang disebut terakhir.Kendati terlihat dilapangan bahwa konflik yang ada kerap
menggunakan simbol-simbol Agama misalnya pembakaran dan perusakan tempat-tempat
ibadah,penyerangan dan pembunuhan terhadap penganut agama tertentu, namun pertentangan agama
dan etnis ternyata hanyalah faktor ikutan saja dari penyebab konflik yang lebih kompleks dengan latar
belakang sosial,ekonomi dan politik yang pekat. Meskipun demikian, tidak ada salahnya (bahkan
teramat penting untuk diabaikan) bagi umat beragama untuk mengkaji dan menemukan cara yang
efektif bagi Dakwah di Tengah Keragaman Dan Perbedaan Ada beberapa alasan mengapa aktifitas
demikian terasa penting untuk dilakukan.Hal ini:karena agama-disebabkan sempitnya pemahaman para
pemeluknya secara potensial memang berpeluang menyulut konflik. Maka wajar jika banyak ilmuwan
yang mengatakan bahwa agama adalah biang kerusuhan. Tetapi satu hal yang pasti,sebagaimana sering
kita dengar dalam tesis lama dalamilmu-ilmu sosial, bahwa agama selain menjadi faktor pemersatu
sosial,juga berpeluang menjadi unsur konflik..

Rumusan Masalah

1. Bagaimana batasan toleransi dalam perspektif Islam?

2. Bagaimana Implementasi keragaman dan keberagamaan dalam kehidupan sehari hari?

Tujuan Masalah

1. Mengidentifikasi batasan toleransi dalam perspektif Islam.

2. Mengidentifikasi Implementasi keragaman dan keberagamaan dalam kehidupan sehari hari.

4
BAB II
PEMBAHASAN

Toleransi mengandung pengertian kesediaan menerima kenyataan pendapat yang berbeda-beda tentang
kebenaran yang dianut. Dapat menghargai keyakinan orang lain terhadap agama yang dipeluknya serta
memberi kebebasan untuk menjalankan apa yang dianutnya dengan tidak sinkretisme dan bukan pada
prinsip agama yang dianutnya. Toleransi antar umat beragama dapat diwujudkan dalam bentuk antara
lain:

a. Saling menghormat
b. Memberi kebebasan kepada pemeluk agama lain dalam menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya
c. Tolong-menolong dalam hidup bermasyarakat.

Meskipun demikian antar umat beragama dapat diwujudkan sebagaimana tersebut di atas, tetapi bukan
berarti dalam melaksanakan toleransi ini dengan mencampur adukkan antara kepentingan sosial dan
aqidah. Dalam melaksanakan toleransi ada batasan-batasan tertentu Batasan toleransi itu ada menurut
keyakinannya masing-masing. Islam menghormati orang yang beragama Kristen, Budha, Hindu dan
agama lainnya. Bukan karena dia Kristen, Budha atau Hindu tapi Islam menghormati mereka sebagai
umat Allah. Ciptaan Allah yang wajib dikasihi. Islam mewajibkan untuk saling menghormati
sesama umat beragama, tapi akan murtad kalau dengan itu membenarkan agama lain. Dari pendapat
yang disampaikan oleh Ali Machsum, tentang batasan toleransi ini, membuktikan gambaran bahwa
umat beragama bertoleransi dan menghormati orang lain (umat beragama lain) itu dengan tidak
memandang apa agama yang dipeluk oleh orang tersebut melainkan dengan melihat bahwa dia adalah
umat Allah atau ciptaan Allah yang wajib dikasihi dan dihormati sebab sebagai umat beragama dan
umat manusia wajib saling meghormati dan mengasihi.
Toleransi antar umat beragama bukan sinkretisme seperti yang telah dijelaskan di atas. Toleransi tidak
dibenarkan dengan mengakui kebenaran semua agama. Sebab orang salah kaprah dalam mengartikan
dan melaksanakan toleransi. Misalnya, ada orang yang rela mengorbankan syari'at agama dengan tidak
minta izin pada tamunya untuk sholat malah menunggui tamunya karena takut dibilang tidak toleransi
dan tidak menghargai tamu. Bukan seperti ini yang diinginkan dalam toleransi itu, toleransi antar umat
beragama yang diharapkan di sini adalah toleransi yang tidak menyangkut bidang akidah atau dogma
masing-masing agama. Melainkan hanya menyangkut amal sosial antar sesama insan sosial, sesama
warga, sehingga tercipta persatuan dan kesatuan. Setiap agama mempunyai ajaran sendiri-sendiri dan
pada dasarnya tidak ada agama. yang mengajarkan kejelekan kepada penganutnya. Salah satu tujuan
pokok ajaran agama adalah pemeliharaan terhadap agama itu sendiri, yang antara lain menuntut
peningkatan pemahaman umat terhadap ajaran agamanya serta membentengi mereka dari setiap usaha
pencemaran atau pengaruh lain yang membuat akidah mereka tidak murni lagi .

Pendidikan multikulturalisme sangat bermanfaat untuk membangun kohesifitas, soliditas dan intimitas
di antara keragamannya etnik, ras, agama, budaya dan kebutuhan di antara kita. Paparan di atas juga
memberi dorongan dan spirit bagi lembaga pendidikan nasional untuk mau menanamkan sikap kepada
peserta didik untuk menghargai orang, budaya, agama, dan keyakinan lain. Harapannya, dengan
implementasi pendidikan yang berwawasan multikultural, akan membantu siswa mengerti, menerima
dan menghargai orang lain yang berbeda suku, budaya dan nilai kepribadian. Lewat penanaman
semangat multikulturalisme di sekolah-sekolah, akan menjadi medium pelatihan dan penyadaran bagi
generasi muda untuk menerima perbedaan budaya, agama, ras, etnis dan kebutuhan di antara sesama
dan mau hidup bersama secara damai. Agar proses ini berjalan sesuai harapan mau menerima jika
pendidikan multikultural disosialisasikan dan didiseminasikan melalui lembaga pendidikan, serta, jika
mungkin, ditetapkan sebagai bagian dari kurikulum pendidikan di berbagai jenjang baik di lembaga
pendidikan pemerintah maupun swasta. Apalagi, paradigma multikultural secara implisit juga menjadi
salah satu concern dari Pasal 4 UU N0. 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional. Dalam pasal itu
dijelaskan, bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis, tidak diskriminatif dengan

5
menjunjung tinggi HAM, nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa. Pada konteks ini
dapat dikatakan, tujuan utama dari pendidikan multikultural adalah untuk menanamkan sikap simpati,
respek, apresiasi, dan empati terhadap penganut agama dan budaya yang berbeda. Lebih jauh lagi,
penganut agama dan budaya yang berbeda dapat belajar untuk melawan atau setidaknya tidak setuju
dengan ketidak-toleranan seperti inkuisisi (pengadilan negara atas sah-tidaknya teologi atau ideologi),
perang agama, diskriminasi, dan hegemoni budaya di tengah kultur monolitik dan uniformitas global
Dan toleransi, kesabaran, kemauan untuk berbagi dan memelihara. Sekarang ini, pendidikan
multikultural secara umum mencakup ide pluralisme budaya. Secara generik, pendidikan multikultural
memang sebuah konsep yang dibuat dengan tujuan untuk menciptakan persamaan peluang pendidikan
bagi semua siswa yang berbeda-beda ras, etnis, kelas sosial dan kelompok budaya. Salah satu tujuan
penting dari konsep pendidikan multikultural adalah untuk membantu semua siswa agar memperoleh
pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diperlukan dalam menjalankan peran-peran seefektif
mungkin pada masyarakat demokrasi-pluralistik serta diperlukan untuk berinteraksi, negosiasi, dan
komunikasi dengan warga dari kelompok beragam agar tercipta sebuah tatanan masyarakat bermoral
yang berjalan untuk kebaikan bersama.

Toleransi dalam islam tedapat pada Prinsip toleransi yang ditawarkan Islam dan ditawarkan sebagian
kaum muslimin sungguh sangat jauh berbeda. Sebagian orang yang disebut ulama mengajak umat untuk
turut serta dan berucap selamat pada perayaan non muslim. Namun Islam tidaklah mengajarkan
demikian. Prinsip toleransi yang diajarkan Islam adalah membiarkan umat lain untuk beribadah dan
berhari raya tanpa mengusik mereka. Senyatanya, prinsip toleransi yang diyakini sebagian orang berasal
dari kafir Quraisy di mana mereka pernah berkata pada Nabi kita Muhammad,

“Wahai Muhammad, bagaimana kalau kami beribadah kepada Tuhanmu dan kalian (muslim) juga
beribadah kepada Tuhan kami. Kita bertoleransi dalam segala permasalahan agama kita. Apabila ada
sebagaian dari ajaran agamamu yang lebih baik (menurut kami) dari tuntunan agama kami, kami akan
amalkan hal itu. Sebaliknya, apabila ada dari ajaran kami yang lebih baik dari tuntunan agamamu,
engkau juga harus mengamalkannya.

6
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Keberagaman merupakan variasi dari berbagai macam kombinasi elemen demokrafis sumber daya
manusia, organisasional, komunitas, masyarakat, dan budaya. Sedangkan keberagamaan yaitu berasal
dari kata agama. Dalam pengertian agama terdapat 3 unsur, ialah manusia, penghambaan
dan Tuhan. Maka suatu paham atau ajaran yang mengandung ketiga unsur pokok pengertian tersebut
dapat disebut agama. Agama Islam menanamkan konsep bahwa Pluralitas, Toleransi dan
Multikulturalisme merupakan keadaan yang harus dihormati dalam kehidupan bermasyarakat.
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk, salah satu contoh nyata di sekitar kita adalah
perbedaan agama. Sebagai umat muslim yang baik dan taat, dalam bermasyarakat kita harus saling
tolong menolong dalam kebaikan. Namun, tentunya kita harus mampu menyikapi arah tindakan kita
dalam bersosialisasi dan berinteraksi dengan sesama nonmuslim tanpa melewati batasan- batasan
hukum dalam Islam

Daftar Pustaka

https://media.neliti.com/media/publications/76497-ID-dakwah-di-tengah-keragaman-dan-
perbedaan.pdf
https://istighfarahmq.wordpress.com/2016/11/29/makalah-konsep-islam-tentang-keragaman-
dalam-keberagaman/
https://www.radarcirebon.com/keragaman-agama-kekayaan-bangsa.html

http://keberagamanagamadiindonesia.blogspot.com/2015/09/keberagaman-agama-di-indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai