DISUSUN OLEH :
KELOMPOK :
ALFARIJI
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materi. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk individu sekaligus juga sebagai makhluk sosial.
Sebagai makhluk sosial manusia diwajibkan mampu berinteraksi dengan
individu / manusia lain dalam rangka memenuhi kebutuhan. Dalam menjalani
kehidupan sosial dalam masyarakat, seorang individu akan dihadapkan dengan
kelompok-kelompok yang berbeda dengannya salah satunya adalah perbedaan
kepercayaan / agama.
Dalam menjalani kehidupan sosial tidak bisa dipungkiri akan ada gesekan-
gesekan yang akan dapat terjadi antar kelompok masyarakat, baik yang berkaitan
dengan agama atau ras. Dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan dalam
masyarakat maka diperlukan sikap saling menghargai dan menghormati, sehingga
tidak terjadi gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan pertikaian.
Dalam pembukaaan UUD 1945 pasal 29 ayat 2 telah disebutkan bahwa
"Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
sendiri-sendiri dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya"
Sehigga kita sebagai warga Negara sudah sewajarnya saling menghormati antar
hak dan kewajiban yang ada diantara kita demi menjaga keutuhan Negara dan
menjunjung tinggi sikap saling toleransi antar umat beragama.
1.3 Tujuan
3
1. Menjelaskan apa pengertian dari toleransi
2. Mengetahui apa saja contoh dari toleransi beragama dalam kehidupan nyata
3. Menjelaskan bagaimana toleransi umat beragama di Indonesia dan upaya
mewujudkan kerukunan umat beragama
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.2 Contoh Toleransi Umat Beragama
1. Contoh Perwujudan Toleransi Beragama:
Jadi, bentuk kerjasama ini harus praktekkan dalam kegiatan yang bersifat
sosial kemasyarakatan serta tidak menyinggung keyakinan pemeluk agama lain.
melalui toleransi diharapkan terwujud ketertiban, ketenangan dan keaktifan dalam
menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing..
5
Kurangnya saling pengertian dalam menghadapi masalah perbedaan
pendapat.
Para pemeluk agama tidak mampu mengontrol diri, sehingga tidak
menghormati bahkan memandang rendah agama lain.
Kecurigaan terhadap pihak lain, baik antar umat beragama, intern umat
beragama, atau antara umat beragama dengan pemerintah.
6
Misalnya saat pelaksanaan Idul Fitri yang jatuh pada Minggu. Pengelola
gereja langsung menelepon pengurus masjid untuk menanyakan soal kepastian
perayaan Idul Fitri. Kemudian pengurus gereja merubah jadwal ibadah paginya
pada Minggu menjadi siang hari, agar tidak mengganggu umat Islam yang sedang
menjalankan shalat Idul Fitri.
Contoh lainnya adalah pengurus masjid selalu membolehkan halaman
Masjid untuk parkir kendaraan bagi umat kristiani GKJ Joyoningratan saat ibadah
Paskah maupun Natal.
Hal tersebut merupakan contoh kecil toleransi antarumat beragama yang
hingga saat ini terus dipelihara. Baik pihak gereja maupun Pihak masjid, saling
menghargai dan memberikan kesempatan untuk menjalankan ibadah dengan
khusyuk dan lancar bagi masih-masing pemeluknya. seandainya terdapat oknum
tertentu yang akan mengusik kerukunan antar umat beragama di tempat tersebut,
baik pihak masjid maupaun gereja akan bergabung untuk mencegahnya.
Dalam hal ini untuk menciptakan kerukunan umat beragama dapat dilakukan
dengan cara-cara sebagai berikut:
7
Sikap tenggang rasa, menghargai, dan toleransi antar umat beragama
merupakan indikator dari konsep trilogi kerukunan. Seperti dalam pembahasan
sebelumnya upaya mewujudkan dan memelihara kerukunan hidup umat
beragama, tidak boleh memaksakan seseorang untuk memeluk agama tertentu.
Karena hal ini menyangkut hak asasi manusia (HAM) yang telah diberikan
kebebasan untuk memilih baik yang berkaitan dengan kepercayaan, maupun
diluar konteks yang berkaitan dengan hal itu.
Selain itu, agar kerukunan hidup umat beragama dapat terwujud dan
senantiasa terpelihara, perlu memperhatikan upaya-upaya yang mendorong
terjadinya kerukunan secara baik dalam bentuk. :
8
dan berinteraksi sosial satu sama lainnya dengan memperlihatkan adanya
sikap keteladanan.
5. Melakukan pendalaman nilai-nilai spiritual yang implementatif bagi
kemanusiaan yang mengarahkan kepada nilai-nilai ketuhanan, agar tidak
terjadi penyimpangan-penyimpangan nila sosial masyarakat maupun sosial
agama.
6. Menempatkan cinta dan kasih sayang dalam kehidupan umat beragama
dengan cara menghilangkan rasa saling curiga dan dendam terhadap
pemeluk agama lain, sehingga akan tercipta suasana kerukunan yang
manusiawi tanpa dipengaruhi oleh faktor tertentu.
7. Menyadari bahwa perbedaan adalah suatu realita dalam kehidupan
bermasyarakat, disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan mozaik yang
dapat memperindah fenomena kehidupan beragama.
Dalam upaya memantapkan kerukunan itu, hal yang harus diperhatikan adalah
fungsi pemuka agama, tokoh masyarakat dan pemerintah. Dalam hal ini pemuka
agama, tokoh masyarakat adalah figur yang dapat diteladani dan dapat
membimbing, sehingga apa yang diperbuat mereka akan dipercayai dan diikuti
secara taat. Selain itu mereka sangat berperan dalam membina umat beragama
dengan pengetahuan dan wawasannya dalam pengetahuan agama.
9
Untuk menjaga dan meningkatkan kerukunan hidup umat beragama dan
keutuhan bangsa, perlu dilakukan upaya-upaya:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kerukunan hidup umat beragama yang diharapkan adalah kerukunan antar
para pemeluk agama dalam semangat saling mengerti, memahami antara satu
dengan yang lainnya.
Dengan kata lain secara bahasa mengerti artinya memahami, tahu tentang
sesuatu hal, dapat diartikan mengerti keadaan orang lain, tahu serta paham
mengenai masalah-masalah sosial kemasyarakatan, sehingga dapat merasakan apa
yang orang lain rasakan.
Dengan semangat saling mengerti, memahami, dan tenggang rasa- maka akan
menumbuhkan sikap dan rasa berempati kepada siapa pun yang sedang
mengalami kesulitan dan dapat memahami bila berada di posisi orang lain.
Sehingga akan terwujud dan terpelihara kerukunan antar umat beragama.
3.2 Saran
10
Agar kerukunan hidup umat beragama dapat terwujud dan senantiasa
terpelihara, perlu memperhatikan upaya-upaya yang mendorong terjadinya
kerukunan secara mantap dalam bentuk memperkuat dasar-dasar kerukunan
internal dan antar umat beragama, serta antar umat beragama dengan pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
11