Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“GANGGUAN MAKANAN DAN PENGARUH GIZI”

Dosen Pengampu: Imam Zulfikar, M.Pd.

OLEH:

1. SLAMET RIYADIN

2. FIRDAUS RAMADHAN

3. MEGIZET

4. M SAIFUL

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP YAPIS DOMPU)

TAHUN AKADEMIK 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil ‘alamin, puji syukur saya haturkan kehadirat Allah SWT.
Yang telah melimpahkan Rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “Gangguan Makanan Dan Pengaruh
Gizi” Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada orang tua, teman-
teman serta Bapak Imam Zulfikar, M.Pd. yang telah turut memberikan kontribusi
dalam penyusunan makalah ini.

Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik


dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh
karna, itu dengan rendah hati saya menerima syarat dan kritik dari pembaca agar
saya dapat memperbaiki makalah ini. Saya berharap semoga makalah ini Dapat
memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Dompu, oktober 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1

A. Latar belakang..............................................................................1

B. Rumusan masalah........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................3

A. Gangguan Makanan.....................................................................3

B. Penyebab Gangguan Makanan?...................................................3

C. Gejala Gangguan Makan..............................................................4

D. Komplikasi Gangguan Makan.....................................................6

E. Pencegahan Gangguan Makan.....................................................6

F. Pengertian Gizi Seimbang............................................................7

G. Hubungan Gizi dengan Kesehatan...............................................8

BAB III PENUTUP......................................................................................10

A. Kesimpulan..................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Bangsa maju memiliki ciri salah satunya adalah bangsa yang


memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang
tinggi. Ketiga hal ini dipengaruhi oleh keadaan gizi. Pola makan
merupakan perilaku paling penting yang dapat mempengaruhi keadaan
gizi. Hal ini disebabkan karena kuantitas dan kualitas makanan dan
minuman yang dikonsumsi akan mempengaruhi tingkat kesehatan individu
dan masyarakat.

Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk


mempertahankan kehidupannya, karena didalam makanan terdapat zat-zat
gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan metabolismenya.
Berbicara masalah gizi memang kita tidak terlepas atas pembahasan
mengenai zat-zat makanan atau nutrisi yang masuk kedalam tubuh, karena
makanan yang bergizi adalah makanan yang mengandung zat-zat nutrien
yang dibutuhkan oleh tubuh agar tubuh dapat melakukan fungsi-fungsinya
dengan sebaik-baiknya.

Terkait gizi, pola makan masyarakat perlu ditingkatkan kearah


konsumsi gizi seimbang agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai
penyakit kronis atau penyakit tidak menular (PTM). Keadaan gizi yang
baik dapat meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat. Gizi yang
optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal serta perkembangan
fisik dan kecerdasan bayi, anak-anak, serta seluruh kelompok umur. Gizi
yang baik membuat berat badan normal atau sehat, tubuh tidak mudah
terkena penyakit infeksi, produktivitas kerja meningkat serta terlindung
dari penyakit kronis dan kematian dini.

4
Berdasarkan uraian diatas, adapun masalah gizi seimbang menjadi
per-masalahan tersendiri dalam kehidupan masyarakat. Sebagian besar
masyarakat belum memahami pentingnya menjaga asupan gizi guna
meningkatkan kualitas kehidupan mereka. Sehingga hal inilah yang
melatar belakangi penulis dalam penyusunan makalah ini yaitu untuk
membahas gizi seimbang pada orang dewasa, ibu hamil, dan usia lanjut.

B. Rumusan masalah

Dari latar belakang tersebut, maka penulis dapat mengemukakan 4


(empat) masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian Gangguan Makanan?

2. Apa saja Penyebab Gangguan Makanan?

3. Apa saja Gejala Gangguan Makan?

4. Bagaimana Komplikasi Gangguan Makan?

5. Bagaimana Pencegahan Gangguan Makan?

6. Apa Pengertian Pengertian Gizi Seimbang?

7. Bagaimana Hubungan Gizi dengan Kesehatan?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gangguan Makanan

Ada beberapa jenis gangguan makan, tetapi tiga yang paling sering
terjadi adalah anoreksia nervosa dan bulimia nervosa, serta gangguan
makan berlebihan atau binge eating disorder. Gangguan makan dapat
terjadi pada semua kelompok usia, tetapi lebih sering dialami oleh remaja
usia 13–17 tahun.

B. Penyebab Gangguan Makanan

Sejauh ini, belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan gangguan
makan. Namun, sama seperti gangguan mental lain, gangguan makan
dapat terjadi akibat kombinasi dari beberapa faktor, yaitu:

1. Genetik

Pada beberapa kasus, gangguan makan terjadi pada orang dengan gen
tertentu yang memicu gangguan makan.

2. Keturunan

Gangguan makan juga umumnya dialami oleh orang yang memiliki orang
tua atau saudara kandung dengan riwayat gangguan yang sama.

3. Biologis

Perubahan zat kimia dalam otak dapat berperan dalam menimbulkan


gangguan makan.

4. Psikologis

6
Gangguan makan sering terjadi pada penderita gangguan kecemasan,
depresi, dan obsessive compulsive disorder.

Selain beberapa faktor tersebut, sejumlah kondisi yang juga dapat


meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan makan adalah:

1. Usia remaja

Remaja, terutama perempuan, rentan mengalami gangguan makan karena


cenderung lebih memerhatikan citra atau penampilan diri.

2. Diet yang berlebihan

Rasa lapar akibat diet yang terlalu ketat dapat memengaruhi otak sehingga
justru menimbulkan dorongan untuk makan secara berlebihan.

3. Stres

Berbagai masalah yang menyebabkan stres, baik dalam pekerjaan,


keluarga, maupun hubungan sosial, dapat meningkatkan risiko gangguan
makan.

C. Gejala Gangguan Makan

Gejala yang dialami penderita gangguan makan tergantung pada jenis


gangguannya. Berikut adalah gejala gangguan makan berdasarkan
jenisnya:

1. Bulimia nervosa

Bulimia nervosa adalah gangguan makan yang membuat penderitanya


makan secara berlebihan, kemudian ingin segera membuang makanan
yang dikonsumsinya dengan cara yang tidak sehat.

Cara membuang makanan tersebut bisa dengan memuntahkan kembali


makanan yang baru dimakan, menggunakan obat pencahar atau obat
diuretik, atau berolahraga secara berlebihan. Tindakan tersebut dilakukan

7
karena penderita merasa bersalah telah makan banyak dan takut berat
badannya menjadi berlebihan.

Akibat perilakunya tersebut, penderita bulimia dapat merasakan keluhan


fisik berupa:

 Sakit tenggorokan
 Pembengkakan pada wajah atau kelenjar di rahang
 Gangguan siklus menstruasi
 Gigi sensitif dan rusak
 Gusi berdarah
2. Anoreksia nervosa

Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan


berat badan yang terlalu rendah dan rasa takut jika berat badannya naik.
Hal ini membuat penderita membatasi asupan makan, karena merasa berat
badannya berlebihan, meskipun pada kenyataannya, tubuhnya sudah
ramping atau justru terlalu kurus.

Asupan kalori yang terlalu sedikit pada penderita anoreksi nervosa


dapat menyebabkan keluhan berupa:

 Kulit kering
 Rambut rontok
 Tubuh terasa lemas
 Sering merasa kedinginan akibat suhu tubuh yang rendah
 Menstruasi menjadi tidak teratur atau bahkan terhenti (amenorrhea)
 Sembelit atau konstipasi
 Hipotensi atau tekanan darah rendah
 Gangguan irama jantung
 Kerusakan otak

8
Anoreksia nervosa dapat berakibat fatal dan menyebabkan kematian.
Selain itu, penderita juga bisa mengalami depresi dan sangat putus asa
hingga melakukan percobaan bunuh diri.

D. Komplikasi Gangguan Makan


Gangguan makan dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Makin
parah dan lama gangguan makan yang dialami, makin besar risiko
terjadinya kompllikasi.
Komplikasi yang dapat terjadi akibat gangguan makan antara lain:
 Gangguan jantung, seperti aritmia atau gagal jantung
 Gangguan pencernaan, misalnya GERD
 Gangguan pertumbuhan
 Penurunan prestasi di sekolah atau kualitas kerja
 Dehidrasi berat dan sembelit parah
 Gangguan fungsi organ
 Kerusakan otak
 Menstruasi terhenti
 Kemandulan
 Stroke
 Gangguan kecemasan
 Depresi
 Keinginan untuk bunuh diri
E. Pencegahan Gangguan Makan
Tidak ada cara yang pasti untuk mencegah gangguan makan.
Namun, ada beberapa upaya yang dapat membantu menumbuhkan
perilaku makan yang sehat pada remaja, yaitu:

9
 Menerapkan pola pikir yang sehat dan seimbang terhadap makan, berat
badan, dan bentuk tubuh
 Menghilangkan pemikiran bahwa berat badan dan bentuk tubuh
menentukan kesuksesan dan kebahagiaan
 Menanamkan pemahaman bahwa diet ketat bisa menyebabkan
gangguan, baik fisik maupun mental
 Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
 Berolahraga secara rutin

Sedangkan bagi orang tua, cara-cara yang dapat dilakukan untuk


mengurangi risiko terjadinya gangguan makan pada anak antara lain:

 Membiasakan makan bersama keluarga dan membicarakan pentingnya


pola makan yang seimbang dengan porsi yang sewajarnya.
 Meluangkan waktu untuk bicara pada anak bahwa gangguan makan
sangat berbahaya dan bukanlah gaya hidup yang sehat
 Menumbuhkan rasa percaya diri pada anak dengan memuji
penampilannya dan tidak mengejek tampilan fisiknya meski hanya
bercanda

F. Pengertian Gizi Seimbang

Istilah gizi berasal dari bahasa Arab yaitu giza yang berarti zat
makanan, dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang
berarti bahan makanan atau zat gizi atau sering diartikan sebagai ilmu gizi.
Pengertian lebih luas diartikan bahwa gizi adalah sebagai suatu proses
organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal
melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan,
metabolisme, dan pengeluaran zat gizi untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh serta untuk menghasilkan.
Gizi merupakan suatu zat yang terdapat dalam makanan yang
mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral yang

10
penting bagi manusia untuk pertumbuhan dan perkembangan manusia,
memelihara proses tubuh dan sebagai penyedia energi untuk melakukan
aktivitas sehari-hari.
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang
mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman atau
variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan (BB) ideal.

Jika seseorang mengalami kekurangan gizi, yang terjadi akibat


asupan gizi di bawah kebutuhan, maka ia akan lebih rentan terkena
penyakit dan kurang produktif. Sebaliknya, jika memiliki kelebihan gizi
akibat asupan gizi yang melebihi kebutuhan, serta pola makan yang padat
energi (kalori) maka ia akan beresiko terkena berbagai penyakit seperti
diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung dsb. Oleh karena itu,
pedoman gizi seimbang disusun berdasarkan kebutuhan yang berbeda pada
setiap golongan usia, status kesehatan dan aktivitas fisik.

Secara alami, komposisi zat gizi setiap jenis makanan memiliki


keunggulan dan kelemahan tertentu. Bebarapa makanan mengandung
tinggi karbohidrat tetapi kurang vitamin dan mineral. Sedangkan bebarapa
makanan lain kaya vitamin C tetapi kurang vitamin A. Apabila konsumsi
makanan sehari-hari kurang beranekaragam, maka akan timbul
ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan zat gizi yang
diperlukan untuk hidup sehat dan produktif. Dengan mengkonsumsi
makanan sehari-hari yang beranekaragam, kekurangan zat gizi pada jenis
makanan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis
makanan lain sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang.

Jadi, untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak


mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan, melainkan harus
terdiri dari aneka ragam bahan makanan. Keterangan di atas juga berada
saling ketergantungan antar zat gizi. Misalnya penyerapan yang optimum

11
dari masukan vitamin A memerlukan kehadiaran lemak sebagai pelarut
dan menyangkut vitamin A ke seluruh bagian tubuh. Selain itu, apabila
cadangan mangan (Mn) di dalam tubuh kurang, maka vitamin A juga tidak
dapat dimanfaatkan oleh tubuh secara optimal. Contoh lain, diperlukan
vitamin C yang cukup dlam makanan untuk meningkat-kan penyerapan zat
besi (Fe).

G. Hubungan Gizi dengan Kesehatan

Menurut UU No.23 Tahun 1992 Bab 1 Pasal 1 menyebutkan bahwa


kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonimis.
Setiap anak berhak mendapat kesehatan untuk proses perkembangan dan
pertumbuhannya. Karena dengan kesehatan anak bisa melakukan apa yang
dia mau, beraktivitas dengan lancar dan baik, berfikir secararasional, dan
dapat berkonsentrasi dalam belajarnya. Untuk itu, kesehatan sangatlah
penting bagi anak usia dini bahkan mempengaruhi kecerdasan otaknya
(Mursid, 2015).

Anak yang mendapat gizi seimbang dan sehat akan tumbuh menjadi
manusia yang berkualitas dan cerdas. Sejak anak masih dikandungan
kesehatan dan gizi perlu diperhatikan melalui ibunya. Sebab kondisi
kesehatan dan gizi anak walaupun masih didalam kandungan akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Anak usia TK sedang mengalami tumbuh kembang yang sangat


pesat. Pada masa ini proses perubahan fisik, emosi dan sosial anak
berlangsung dengan cepat. Gizi yang dikonsumsi ana setiap hari berperan
besar untuk kehidupan anak.

Pola makan masyarakat juga menjadi pola makan anak. Jika


menyusun hidangan utuk anak, perlu diperhatikan kebutuhan zat gizi untuk

12
hidup sehat dan bertumbuh kembang. Kecukupan zat gizi berpengaruh
terhadap kesehatan dan kecerdasan anak (Mursid, 2015).

Kecerdasan anak bergantung pada kesehatan dan gizinya, antara


gizi dengan kesehatan dan kecerdasan saling berkaitan antara satu dengan
lainnya. Jika pola makan tidak bergizi maka akan menganggu kesehatan
serta kecerdasannya. Sebaliknya pola makan yang bergizi akan
meningkatkan kinerja otak yang baik, sedangan kesehatan membuat anak
dapat beronsentrasi mengingat sesuatu dengan bergerak aktif sehingga
menghasilkan anak yang cerdas.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

Ada beberapa jenis gangguan makan, tetapi tiga yang paling sering
terjadi adalah anoreksia nervosa dan bulimia nervosa, serta gangguan
makan berlebihan atau binge eating disorder.

Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang


mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman atau
variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan (BB) ideal.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/gangguan-makan

https://www.academia.edu/36001492/
Makalah_Gizi_dan_Teknologi_Makanan_Tentang_Gizi_Seimbang

14

Anda mungkin juga menyukai