Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS

POPULASI KELOMPOK OBESITAS PADA ANAK

OLEH:
KELOMPOK 3

1. Yolanda Wulandari 170204076


2. Nora Lissa Nainggolan 170204048
3. Saleha 170204069

DOSEN PENGAJAR:
Ns.Rumondang Gultom, MKM

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNya yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah Keperawatan Komunitas II tepat waktu.

Kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan oleh sebab itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi penyempurnaan makalah
ini.

Pada kesempatan ini kelompok mengucapkan terima kasih kepada:


1. Parlindungan Purba, SH, MM, selaku ketua Yayasan Sari Mutiara Medan.
2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara
Indonesia.
3. Taruli Sinaga SP, M.KM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
4. Ns. Rinco Siregar, S.Kep, MNS, selaku Ketua Program Studi Ners Fakultas
Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
5. Ns. Rumondang Gultom,MKM dosen pengajar yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan saran kepada kelompok dalam menyelesaikan tugas
mata kuliah Keperawatan Komunitas II dengan topik Asuhan Keperawatan
Kesehatan Komunitas Populasi Kelompok Obesitas Pada Anak

Serta semua pihak yang telah membantu dalam proses pengajaran dan pembuatan
makalah Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Populasi Kelompok
Obesitas Pada Anak yang namanya tidak kami cantumkan satu persatu, demikian
makalah ini dibuat semoga bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 24 November 2019


Penyusun

Kelompok 3
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR..................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................4
1.1 Latarbelakang...............................................................................4
1.2 Tujuan...........................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORITIS..................................................................5
2.1 Pengertian.....................................................................................5
2.2 Klasifikasi.....................................................................................5
2.3 Etiologi.........................................................................................6
2.4 Manifetasi Klinis..........................................................................6
2.5 Penatalaksanaan............................................................................8
2.6 Pencegahan.................................................................................10
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN......................................................12
3.1 Pengkajian................................................................................. 12
3.2 Diagnosa.....................................................................................13
3.3 Implementasi...............................................................................16
3.4 Evaluasi.......................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada awalnya obesitas di pandang sebagai tren atau gaya hidup sebagai tanda
kesuksesan seseorang, dengan memiliki badan yang gemuk menandakan
seseorang hidup berkecukupn. Namun sekarang obesitas telah menjadi
masalah yang serius karena memicu timbulnya berbagai komplikasi penyakit
yang menyertainya. Masalah obesitas kini telah menjadi perhatian khusus
badan kesehatan dunia

Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi
juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh.Pola penyebaran lemak tubuh
pada pria dan wanita cenderung berbeda.Wanita cenderung menimbun
lemaknya di pinggul dan bokong, sehingga memberikan gambaran seperti
buah pir.Sedangkan pada pria biasanya lemak menimbun di sekitar perut,
sehingga memberikan gambaran seperti buah apel.Masalah ini yang
menjadikan bahasan dalam asuhan keperawatan dengan obesitas menjadi
sangat menarik untuk di angkat dan di pelajari kelompok kami, semoga apa
yang kami tulis dalam karya kami dapat menjadi sesuatu yang berguba bagi
kami mahasiswa keperawatan khususnya dan khalayak ramai  pada umunya

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian obesitas
2. Mahasiswa mampu mengetahui klasifikasi obesitas
3. Mahasiswa mampu mengetahui etiologi obesitas
4. Mahasiswa mampu mengetahui manifestasi klinis obesitas
5. Mahasiswa mampu mengetahui penatalaksanaan
6. Mahasiswa mampu mengetahui pencegahan
7. Mahasiswa mampu mengetahui askep obesitas
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian
Obesitas adalah akumulasi jaringan lemak dibawah kulit yang berlebihan dan
terdapat di seluruh tubuh. Obesitas seringkali dihubungkan dengan
overweight, walaupun tidak selalu identik oleh karena obesitas mempunyai
ciri ciri tersendiri. Secara klinis obesitas dengan mudah dapat dikenali karena
mempunyai tanda dan gejala yang khas, yaitu: wajah membulat, pipi tembem,
dagu rangkap, leher relatif pendek, dada mengembung dengan payudara yang
membesar mengandung jaringan lemak, perut membuncit, kedua tungkai
pada umumnya berbentuk X.

Kelebihan berat badan pada anak yang tidak wajar saat seumuran balita yang
disebabkan menumpuknya kadar lemak yang tidak sedikit. Orang tua pasti
tidak menyadari bahwa di tubuh anak mereka yang gemuk sudah mengancam
kesehatan anak tersebut. Namun tidak semua anak yang gemuk dikategorikan
sebagai anak yang memiliki obesitas. Banyak juga anak yang memiliki
kerangka tubuh lebih besar dari rata-rata, selain itu juga memiliki kadar
lemak yang lebih tinggi pada masa pertunbuhanya. Jadi akan kelihatan seperti
anak yang memiliki obesitas. Perlu diketahui obesitas pada anak tidak bisa
dilihat dari ukuran badan anak tersebut.

2.2 Klasifikasi
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
1. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
2. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
3. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100%
(Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang
gemuk)
2.3 Etiologi
 Kebiasaan Makan yang Buruk
Anak yang tidak atau kurang suka mengkonsumsi buah, sayur dan biji-
bijian (grains) dan lebih memilih fast food, minuman manis maupun
makanan kemasan, memiliki kecenderungan untuk memiliki berat berlebih
karena makanan tersebut merupakan makanan yang tinggi lemak dan
kalori tetapi memiliki nilai gizi yang rendah.
 Faktor Keturunan
Obesitas bisa diturunkan oleh orang tua. Jadi seorang anak yang memiliki
orang tua atau keluarga yang mengalami obesitas juga berpotensi untuk
mengalami hal sama. Tetapi perlu Anda ketahui bahwa faktor keturunan
tidak lantas membuat seseorang memiliki berat berlebih. Hal ini akan
muncul jika si anak mengkonsumsi kalori berlebih dari jumlah yang
seharusnya anak konsumsi.
 Tidak Aktif Secara Fisik
Teknologi modern banyak memaksa anak-anak kita untuk lebih banyak
duduk diam menghabiskan waktu mereka di depan layar komputer
maupun televisi sehingga mereka tidak banyak bergerak. Jika konsumsi
kalori dan lemak mereka berlebih, padahal tubuh tidak membakarnya,
maka obesitas pada anak akan terjadi pada mereka.

2.4 Manifetasi Klinis


Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan tetapi pada anak
biasanya timbul menjelang remaja dan dalam masa remaja terutama anak
wanita, selain berat badan meningkat dengan pesat, juga pertumbuhan dan
perkembangan lebih cepat (ternyata jika periksa usia tulangnya), sehingga
pada akhirnya remaja yang cepat tumbuh dan matang itu akan mempunyai
tinggi badan yang relative rendah dibandingkan dengan anak yang sebayanya.
Bentuk tubuh, penampilan dan raut muka penderita obesitas :
1. Paha tampak besar, terutama pada bagian proximal, tangan relatif kecil
dengan jari – jari yang berbentuk runcing.
2. Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak kecil dengan
dagu yang berbentuk ganda.
3. Dada dan payudara membesar, bentuk payudara mirip dengan payudara
yang telah tumbuh pada anak pria keadaan demikian menimbulkan
perasaan yang kurang menyenangkan.
4. Abdomen, membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk bandul
lonceng, kadang – kadang terdapat strie putih atau ungu.
5. Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemukan biasanya
pada bisep dan trisepnya

Pada penderita sering ditemukan gejala gangguan emosi yang mungkin


merupakan penyebab atau keadaan dari obesitas. Penimbunan lemak yang
berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru–
paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun
penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernafasan bisa
terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk
sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering
merasa ngantuk.

Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri


punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul,
lutut dan pergelangan kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit.
Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif
lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak
dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak.
Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan)
di daerah tungkai dan pergelangan kaki.
2.5 Penatalaksanaan
1. Pengaturan Makanan
a. Pada bayi.
 Sebaiknya diberikan ASI eksklusif, bila menggunakan susu formula
perhatikan takaran dan volume pemberian susu.
 makanan padat tidak boleh diberikan kurang dari 4 bulan; bayi
mulai diperkenalkan minum dengan cangkir umur 7 -8 bulan, botol
mulai dihilangkan umur 1 tahun.
 Pemberian sayur dan buah jangan sampai terputus.

b. Anak usia pra sekolah (1 - 3 tahun)


 Hindari makan gorengan (krupuk, keripik, dll) dan penambahan
lemak untuk memasak. (misal : santan, minyak, margarine)
 Pilih daging yang tidak berlemak.
 Lebih baik gunakan margarine, keju yang rendah lemak
 Hindari penambahan gula pada makanan dan minuman, pemanis
buatan (misal : aspartame) bisa digunakan bila perlu.
 Hindari coklat, permen, cake, biskuit, kue kue dan makanan lain
sejenis.
 Berikan sayuran setiap makan dan buah untuk makanan selingan.
 Gunakan susu rendah lemak atau tanpa lemak.

c. Anak usia sekolah (4 - 6 tahun)


Hal hal yang dianjurkan sama dengan anak usia pra sekolah. Energi
diberikan sesuai kebutuhan. Dalam keadaan yang terpaksa, misal
pernafasan terganggu, susah bergerak diberikan pengurangan kalori
dengan pengawasan yang ketat.

d. Anak usia remaja


Target penurunan berat badan dapat direncanakan setiap kunjungan,
biasanya 1 - 2 kg/ bulan. Penurunan asupan kalori diberikan bertahap
sekitar 300 - 500 Kalori dari asupan makanan sehari-hari. Penurunan
berat badan tidak perlu menghilangkan seluruh kelebihan berat abdan
karena pertumbuhan linier masih berlangsung, penurunan berat badan
cukup sampai berat badan berada 20 % diatas berat badan ideal

2. Modifikasi Perilaku
a. Monitor diri sendiri, anak dilatih untuk memonitor asupan makan dan
aktivitas fisik, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anak
dan keluarga terhadap gizi dan kegiatan fisi
b. Stimulus kontrol, bermacam macam kejadian yang memicu keinginan
makan atau makan berlebihan, contoh : makan sambil menonton TV,
Makanan dihidangkan di meja. Strategi: TV tidak dipasang di kamar
makan, makanan disimpan di lemari untuk meminimalkan penglihatan
terhadap makanan.
c. Perubahan perilaku, contoh: kebiasaan makan cepat dirubah perlahan
lahan, mengontrol besar porsi sehingga merasa puas dengan besar
porsi sedang dan meminimalkan snack.
d. Memberikan imbalan apabila anak berhasil menurunkan berat badan.
e. Tehnik perilaku kognitif, yaitu mengembangkan teknik pemecahan
masalah, seperti merencanakan untuk situasi dengan resiko tinggi,
misal pada waktu liburan, atau pesta/ pertemuan untuk menekankan
agar tidak makan berlebihan.

3. Aktifitas Fisik dan Olahraga


a. Frekuensi olah raga 3-5 kali per minggu.
b.  Lama olah raga, pemanasan 15 menit, ditambah 30-40 menit.
c. jenis olah raga : jalan, berenang.
d. sesuai dengan hobi anak, tennis, menari, basket, dll.
e. menambah kegiatan/aktifitas fisik, misal berangkat sekolah jalan kaki,
lebih baik naik tanga dari pada menggunakan lift.
f. mengurangi aktifitas yang pasif, misal menonton TV, bermain
videogame, membaca buku, dll. (maksimal 2 jam sehari).
4. Partisipasi Orang Tua
Orang tua adalah contoh yang terbaik bagi anak.Sekurang kurangnya salah
satu orang tua ikut secara intesif dalam program perawatan anak.Penelitian
menapatkan bahwa kelompok anak yang orang tua ikut berpartisipasi,
berat badannya turun lebih banyak dan tetap stabil.

2.6 Pencegahan
 Dengan membatasi minuman dan makan yang mengandung kadar kalori
dan gula yang tinggi, seperti coklat, minuman bersoda, biskuit, kue dan es
krim. Dengan mengganti buah-buahan dan sayur-sayuran seperti jus buah,
agar-agar, kripik sayur dan susu rendah lemak.
 Jika anda masak sendiri, usahakan untuk dibakar atau dikukus. ayam, ikan,
sosis.Dengan cara ini makanan anda akan terlihat enak namun juga rendah
lemak.
 Dengan perilaku makan orang tua dapat ditiru oleh anaknya, jadi biasakan
memberi contoh yang baik pada anak anda dengan cara makan anda
sendiri.
 Mengajarkan anak  untuk makan lebih lambat dan menikmatinya,karena
makan dengan pelan cenderung akan membuat anak akan merasa lebih
cepat kenyang dan tidak akan makan berlebihan.
 Melakukan makan bersama secara keluarga sesering mungkin.
 Makanan cepat  saji sangat tidak baik untuk di konsumsi secara berlebihan.
Jadi jangan jadikan makanan cepat  saji sebagai rutin mingguan.
 Makan sambil beraktifitas jangan biarkan anak anda makan makanan
ringan sambil, menonton TV, juga saat melakukan pekerjaan rumah.
 Ingatkan pada anak anda untuk selalu memilih makan yang sehat,
misalnya pada saat membeli  makanan diluar. Contoh : lebih memilih
gado-gado dari pada membeli sate kambing.
 Berikan batasan waktu anak anda untuk menonton tv dan bermain
komputer. Melatih anak untuk melakukan kegiatan fisik selama 60 menit
setiap hari.
 Melakukan acara olahraga keluarga seperti jalan kaki, bulu tangkis naik
sepeda bisa juga berenang.
 Mendorong anak untuk berjalan kaki atau bersepeda pada saat bersekolah
diluar rumah.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
1. Identitas Pasien
Identitas klien seperti : nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan,
agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan
nomor register.
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat Kesehatan sekarang : keluhan pasien saat ini
b. Riwayat Kesehatan masa lalu : kaji apakah ada keluarga dari pasien
yang pernah menderita obesitas
c. Riwayat kesehatan keluarga : kaji apakah ada ada di antara keluarga
yang mengalami penyakit serupa atau memicu
d. Riwayat psikososial,spiritual : kaji kemampuan interaksi sosial ,
ketaatan beribadah , kepercayaan
3. Pemerikasaan fisik :
a. Sistem kardiovaskuler : Untuk mengetahui tanda-tanda vital, ada
tidaknya distensi vena jugularis, pucat, edema, dan kelainan bunyi
jantung.
b. Sistem respirasi : untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesulitan
napas
c. Sistem hematologi : Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan
leukosit yang merupakan tanda adanya infeksi dan pendarahan,
mimisan.
d. Sistem urogenital : Ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan
keluhan sakit pinggang.
e. Sistem muskuloskeletal : Untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan
dalam pergerakkan, sakit pada tulang, sendi dan terdapat fraktur atau
tidak.
f. Sistem kekebalan tubuh : Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran
kelenjar getah bening
4. Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan metabolik / endokrin dapat menyatakan tak normal, misal :
hipotiroidisme, hipopituitarisme, hipogonadisme, sindrom cushing
(peningkatan kadar insulin).
5. Pola fungsi kesehatan
a) Aktivitas istirahat
Kelemahan dan cenderung mengantuk, ketidakmampuan / kurang
keinginan untuk beraktifitas.
b) Sirkulasi
Pola hidup mempengaruhi pilihan makan, dengan makan akan dapat 
menghilangkan perasaan tidak senang : frustasi
c) Makanan / cairan
Mencerna makanan berlebihan
d) Kenyamanan
Pasien obesitas akan merasakan ketidaknyamanan berupa nyeri dalam
menopang berat badan atau tulang belakang
e) Pernafasan
Pasien obesitas biasanya mengalami dipsnea
f) Seksualitas
Pasien dengan obesitas biasanya mengalami gangguan menstruasi dan
amenouria.

3.2 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


1. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
makanan yang lebih
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan sindrom hipoventilas
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen/ gaya hidup monoton
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan  biofisika atau psikosial
pandangan px tehadap diri
5. Hambatan interaksi sosial berhubungan dengan ungkapan atau tampak
tidak nyaman dalam situasi social
No DIAGNOSA NOC NIC
Ketidak seimbangan Tujuan : NIC :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
nutrisi lebih dari Weight Management
selama …. Ketidak seimbangan nutrisi
kebutuhan lebih teratasi 1. Diskusikan bersama
pasien mengenai
Definisi : NOC : Weight Control hubungan antara intake
Keadaaan individu yang makanan, latihan,
mengalami asupan nutrisi No Indikator 1 2 3 4 5 peningkatan BB dan
melebihi kebutuhan 1. BB penurunan BB
metabolic 2. Intake 2. Diskusikan bersama
makanan pasien mengani kondisi
Batasan karakteristik : dan cairan medis yang dapat
- Pemusatan Intake 3. Output mempengaruhi BB
nutrisi harian makanan 3. Diskusikan bersama
- Disfungsi pola dan cairan pasien mengenai
makan (seperti makan
4 Energi kebiasaan, gaya hidup
sambil melakukan
5 Aktivitas dan factor herediter
aktivitas lain)
- Makan yang dapat
sebagai respon terhadap Keterangan : mempengaruhi BB
pengaruh eksternal 1. Sangat Berat 4. Diskusikan bersama
(seperti situasi sosial) pasien mengenai risiko
2. Berat
- Makan
3. Sedang yang berhubungan
sebagai respon terhadap
pengaruh internal 4. Ringan dengan BB berlebih dan
(seperti kecemasan) 5. Tidak ada penurunan BB
- Tingkat aktivitas yang 5. Dorong pasien untuk
rendah merubah kebiasaan
X : Sebelum intervensi
- Skinfold triceps wanita
Y : Setelah intervensi makan
> 25 mm, laki-laki > 15
mm 6. Perkirakan BB badan
- BB lebih besar 20% ideal pasien
dari BB ideal
Faktor yang berhubungan
Peningkatan intake yang
berhubungan dengan
kebutuhan metabolisme

2 Ketidakefektifan pola Tujuan : Setelah dilakukan asuhan NIC :


nafas berhubungan keperawatan selama 3 x 24jam diharapkan bantuan ventilasi
dengan sindrom pola nafas efektif 1. Pertahankan kepatenan
hipoventilasi jalan nafas.
NOC : Status pernafasan : ventilasi 2. Posisikan untuk
Definisi : Inspirasi dan /
meringankan dipsneu
ekspirasi yang tidak
No Indikator 1 2 3 4 5 3. Monitor oksigenasi,
memberi ventilasi adekuat.
1. RR BGA, SaO2, O2.
2. Kedalaman
4. Monitor ttv
Batas karakteristik : inspirasi
3. Frekuensi 5. Inisiasi upaya
-bradipneu
4 Volume resusitasi dengan tepat.
-dipsneu
tidal
-pola nafas apnormal 5 Otot bantu
Faktor yang berhubungan nafas
: 6 Irama

Sindrom hipoventilasi. pernafasan


7 Dipsneu

Keterangan :
6. Sangat Berat
7. Berat
8. Sedang
9. Ringan
10. Tidak ada

X : Sebelum intervensi
Y : Setelah intervensi

3 Intoleransi Aktivitas Tujuan : setelah dilakukan asuhan NIC :


Definisi :  keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan Activity Therapy
Ketidakcukupan energi aktivitas pasien kembali normal 1. Kolaborasikan dengan
psikologis atau fisiologis tenaga rehabilitasi
untuk melanjutkan medik dalam
atau menyelesaikan aktifitas NOC : Activity Tolerance merencanakan
kehidupan sehari-hari yang No Indikator 1 2 3 4 5 program terapi yang
harus atau yang ingin 1 Energi tepat
2 TTV
dilakukan. 3 Status 2. Bantu klien untuk

kardiopulmonar mengidentifikasi
Batasan Karakteristik : i aktivitas yang mampu
- Respon tekanan darah 4 kelemahan dilakukan
5 ADLs
abnormal terhadap 3. Bantu untuk memilih
aktivitas aktivitas konsisten
Keterangan :
- Respon frekwensi yang sesuai dengan
jantung abnormal kemampuan fisik,
1. Tidak adekuat
terhadap aktivitas psikologi dan social
2. Sedikit adekuat
- Perubahan EKG yang 4. Bantu untuk
3. Cukup adekuat
mencerminkan aritmia mengidentifikasi dan
4. Sebagian adekuat
- Perubahan EKG yang mendapatkan sumber
5. Adekuat
mencerminkan iskemia yang diperlukan untuk

- Ketidaknyamanan aktivitas yang


X : Sebelum intervensi
setelah beraktivitas diinginkan
Y : Setelah intervensi
- Dipsnea setelah 5. Bantu untuk

beraktivitas mendapatkan alat

- Menyatakan merasa bantuan aktivitas

letih seperti kursi roda,


krek
- Menyatakan merasa
6. Bantu untuk
lemah
mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
7. Bantu klien untuk
Faktor Yang
membuat jadwal
Berhubungan :
latihan diwaktu luang
 Tirah Baring atau
imobilisasi 8. Bantu pasien/keluarga
 Kelemahan umum untuk
 Ketidakseimbangan mengidentifikasi
antara suplai dan kekurangan dalam
kebutuhan oksigen beraktivitas
 Imobilitas 9. Sediakan penguatan

 Gaya hidup monoton positif bagi yang aktif


beraktivitas
10. Bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
11. Monitor respon fisik,
emosi, social dan
spiritual

3.3 Implementasi
Tindakan keperawatan adalah pelaksanaan asuhan keperawatan yang
merupakan realisasi rencana tindakan yang telah ditentukan dalam tahap
perencanaan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal.

3.4 Evaluasi
Evaluasi adalah merupakan langkah akhir dari proses keperawatan yaitu
proses penilaian pencapaian tujuan dalam rencana perawatan, tercapai atau
tidak serta untuk pengkajian ulang rencana keperawatan. Evaluasi dilakukan
secara terus menerus dengan melibatkan pasien, perawat dan petugas
kesehatan yang lain. Tujuan asuhan keperawatan dikatakan berhasil bila
diagnosa keperawatan didapatkan hasil yang sesuai dengan kriteria evaluasi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Obesitas adalah akumulasi jaringan lemak dibawah kulit yang berlebihan dan
terdapat di seluruh tubuh. Obesitas seringkali dihubungkan dengan
overweight, walaupun tidak selalu identik oleh karena obesitas mempunyai
ciri ciri tersendiri. Secara klinis obesitas dengan mudah dapat dikenali karena
mempunyai tanda dan gejala yang khas, yaitu: wajah membulat, pipi tembem,
dagu rangkap, leher relatif pendek, dada mengembung dengan payudara yang
membesar mengandung jaringan lemak, perut membuncit, kedua tungkai
pada umumnya berbentuk X. Kelebihan berat badan pada anak yang tidak
wajar saat seumuran balita yang disebabkan menumpuknya kadar lemak yang
tidak sedikit. Orang tua pasti tidak menyadari bahwa di tubuh anak mereka
yang gemuk sudah mengancam kesehatan anak tersebut. Namun tidak semua
anak yang gemuk dikategorikan sebagai anak yang memiliki obesitas. Banyak
juga anak yang memiliki kerangka tubuh lebih besar dari rata-rata, selain itu
juga memiliki kadar lemak yang lebih tinggi pada masa pertunbuhanya. Jadi
akan kelihatan seperti anak yang memiliki obesitas. Perlu diketahui obesitas
pada anak tidak bisa dilihat dari ukuran badan anak tersebut.

4.2 Saran
Kami berharap makalah asuhan keperawatan komunitas kelompok obesitas
pada anak dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat berguna bagi
masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Dr.Soetjiningsih,SpAk2015. Tumbuh Kembang Anak.Jakarta.EGC
http://dieyachsyam.blogspot.com/2013/09/obesitas-pada-anak.html (diakses pada
Tanggal 6 Desember 2014)

https://echyners.wordpress.com/2013/06/22/makalah-obesitas/
(diakses pada Tanggal 6 Desember 2014)

NANDA, Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2015-2016

Anda mungkin juga menyukai