Anda di halaman 1dari 15

Gambaran Penderita Tuberkulosis Paru Di Tiga Puskesmas…(Zain Hadifah, et

al.)

Gambaran Penderita Tuberkulosis Paru Di Tiga Puskesmas


Wilayah Kerja Kabupaten Pidie Propinsi Aceh
Overview Of Pulmonary Tuberculosis Patients In Three Puskesmas Working
Areas Of Pidie Regency Of Aceh Province

Zain Hadifah1*, Ulil Amri Manik, Andi Zulhaida, Veny Wilya


1.
Loka Litbang Biomedis Aceh Jln. Sultan Iskandar Muda
Lr. Tgk. Dilangga No.9 Lambaro Aceh Besar
*email: hadifah.zain@gmail.com

ABSTRAK
Tuberkulosis adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
yang paling sering menginfeksi paru-paru. Kasus TB paru di Indonesia menduduki peringkat
ketiga terbesar di dunia. Hal ini disebabkan banyaknya kasus BTA positif sebagai sumber infeksi.
Prevalensi kejadian TB paru di Kab. Pidie termasuk tertinggi di propinsi Aceh. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran penderita tuberkulosis paru di Kabupaten Pidie. Penelitian
dilakukan di tiga Puskesmas PRM dengan kejadian TB paru tertinggi di Kab. Pidie, secara
observasional dengan desain potong lintang yang dilakukan pada bulan Oktober dan November
2013. Sampel penelitian merupakan penderita TB paru dengan BTA (+) yang datang berobat 1-3
bulan di puskesmas. Data diambil dengan melakukan wawancara dengan kuesioner, pengukuran
kelembaban rumah dan pengamatan lingkungan rumah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penderita TB paru sebagian besar berjenis kelamin laki-laki, usia produktif, menikah dan bekerja
dengan pendidikan tertinggi SLTA. Rata-rata penghasilan <1,5 juta rupiah, jumlah anggota keluarga
sebagian >4 orang. Kelembaban dalam ruangan sudah baik, tetapi 55 % lingkungan disekitar rumah
tampak kumuh. Puskesmas dan tenaga kesehatan dapat meningkatkan promosi tentang TB paru
pada masyarakat baik melalui penyuluhan, leaflet, poster dan media lainnya terutama bagi yang
beresiko terhadap penularan TB agar masyarakat lebih menjaga kesehatan individu dan lingkungan
rumah tinggal.

Kata Kunci : Profil tuberculosis, Tuberkulosis paru, BTA positif.

ABSTRACT
Tuberculosis is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis and a threat to health.
Prevalence of pulmonary TB in Pidie District is among the 5 regions with the highest in Aceh. This
study aimed to know the profile of patients with pulmonary TB in Pidie District. The study was
located the 3 public health center with the highest incident of pulmonary TB in Pidie District. The
study used a cross sectional approach in October and November 2013. The sample is patient of
BTA positif TB who came treatment for 1-3 months to the public health center. The collection of
data was conducted with interview using questionnaire, the measurement of humidity and
observation housing. The results showed that patients pulmonary TB were men, productive age,
marital status and worker with the highest education was graduated from high school. Family
income per month below 1,5 millions rupiah. The number of family members is mostly over 4
people. Humidity in the room is good, but 55% of the neighborhood around the house looks shabby.
Community health centers and health workers can improve the promotion of pulmonary TB in the
community through counseling, leaflets,

1
posters and other media especially for those at risk of TB transmission in order to better protect the
individual's health and the home environment.

Keywords: Tuberculosis profile, Pulmonary tuberculosis, Smear positive.

PENDAHULUAN berkembang penyakit TB paru lebih


Penyakit tuberculosis paru (TB tinggi diantara orang dengan HIV.2 Di
paru) merupakan penyakit menular yang dunia diperkirakan rata-rata kejadian TB
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium paru yang meninggal dunia adalah 1,4
tuberkulosis (M. Tb) yang tertular melalui juta orang di tahun 2015, sebanyak 0,4
percikan ludah (droplet) ketika penderita juta orang meninggal adalah dengan HIV
batuk, bersin, berbicara, dan meludah, positif. Pada kasus TB paru tahun 2015,
yang dapat mempengaruhi paru-paru (TB rata-rata 10,4 juta adalah kasus baru
paru) tetapi dapat pula merusak bagian (termasuk 1,2 juta dengan HIV positif),
1,2
lain (TB ekstra paru). Penyakit TB paru dimana 5,9 juta adalah laki-laki, 3,5 juta
mempunyai masa periode inkubasi yang adalah perempuan dan 1 juta adalah
panjang dan akan menjadi kronik dengan penderita anak-anak, dengan
reaktivasi dan berakibat fatal jika tidak perbandingan laki-laki dan perempuan
mendapat pengobatan yang tepat, lebih adalah 1,6:1.2
menular selama masa inkubasi Enam negara dengan insiden TB
dibandingkan pada saat mengindap paru tertinggi adalah India, Indonesia,
penyakit yang akan menginfeksi 10-15 China, Nigeria, Pakistan dan Afrika
3
orang per tahun apabila tidak diobati. selatan (menyumbang 60% dari total
Sebanyak 50% penderita penyakit ini dunia), dan dari jumlah tersebut negara
tidak dapat tertolong bila dalam jangka India, Indonesia dan China menyumbang
4
waktu 5 tahun tidak diobati. sebanyak 45%.2 Di Indonesia insiden TB
Proporsi penderita TB paru di paru tahun 2015 diperkirakan 1.020.000
dunia relatif kecil (5-15%) dari sekitar 2- kasus atau sekitar 395 per 100.000
3 juta orang yang terinfeksi M.tb akan penduduk.2 Diperkirakan 75% pasien TB
menularkan penyakit Tb paru selama paru merupakan kelompok usia produktif
hidup mereka, akan tetapi kemungkinan secara ekonomi (15-50 tahun) dan
diperkirakan satu orang dengan penyakit
Penularan penyakit TB akan
TB paru akan kehilangan waktu kerja
meningkat apabila di dalam masyarakat
rata-rata 3-4 bulan yang akan berakibat
belum mengetahui penularan pada
pada kehilangan pendapatan rumah
penyakit TB, banyak hal yang menjadi
tangga sekitar 20-30% per tahun, jika
faktor risiko terjadinya penyakit TB
meninggal maka pendapatan rumah
diantaranya yaitu faktor individu (umur,
tangga akan kehilangan sekitar 15
jenis kelamin, tingkat pendapatan, tingkat
tahun.1 Bukan hanya merugikan secara
pendidikan dan lain-lain), faktor
ekonomi, terkadang penyakit TB paru
lingkungan rumah, kebiasaan, riwayat
mempunyai dampak social berupa stigma
kontak dan sebagainya.7 Faktor-faktor
dalam masyarakat yang berakibat
yang menjadi penyebab tersering kejadian
dikucilkan.1
TB paru adalah kemiskinan, lingkungan
Kecenderungan kejadian kasus TB
yang kumuh, padat dan terbatasnya ases
paru baru (Case Notifcation Rate/ CNR)
untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. 1
tahun 2015 di propinsi Aceh mencapai
Hasil penelitian Fitriani (2013)
4.023 kasus dan jumlah kasus tertinggi
menunjukkan adanya hubungan kejadian
yang dilaporkan terdapat di Kota
TB paru dengan umur, tingkat
Lhokseumawe dan Kab. Pidie.5 Angka
pendapatan, kondisi lingkungan rumah,
notifikasi kasus BTA (+) tahun 2015 di
perilaku dan riwayat kontak dengan
propinsi Aceh sebesar 80 per 100.000
penderita TB paru.8 Penelitian oleh
penduduk sedangakn angka notifikasi dari
Herlina M. L. Butiop dkk. (2015)
seluruh kasus TB paru mencapai 119 per
menunjukkan ada hubungan kontak
100.000 penduduk.5 Data Riskesdas tahun
serumah dengan kejadian TB paru. 9
2013 menunjukkan prevalensi penyakit
Tujuan dari penelitian ini adalah
TB paru di Provinsi Aceh (berdasarkan
untuk mendapatkan gambaran penderita
diagnosis oleh tenaga kesehatan) rata-
TB di tiga Puskesmas Kabupaten Pidie.
rata 1,6 %, prevalensi kejadian TB paru
di Kab. Pidie termasuk lima tertinggi METODE
6
yang diperkirakan 2,1%. Penelitian dilakukan secara
observasional dengan disain potong
lintang yang dilakukan di tiga Puskesmas 2013. Populasi semua penderita
Rujukan Mikroskopis (PRM) Kabupaten tuberkulosis paru dengan BTA (+) yang
Pidie pada bulan Oktober-November ada di 3 PRM Kabupaten Pidie.
Sampel wilayah ditentukan dengan jumlah anggota keluarga dan balita.
purposive sampling (pemilihan wilayah Untuk mengetahui kondisi perumahan
berdasarkan data TB terbanyak tahun dilakukan pengukuran dengan
2013 di tiga PRM) yaitu wilayah PRM menggunakan alat hygrometer
Kota Sigli, PRM Mutiara Timur dan PRM (kelembaban udara yang baik sekitar
Delima Kabupaten Pidie dan sampel 40- 70%) dan kondisi lingkungan
yaitu penderita tuberkulosis paru sekitar rumah dilakukan pengamatan
dengan BTA (+) yang datang berobat 1- (pengelolaan saluran air limbah
3 bulan dengan jumlah 20 orang. terbuka/ tertutup, tidak becek/ becek,
Responden diwawancaai dengan sampah tidak berserakan/ terdapat
kuesioner tentang jenis kelamin, umur, sampah yang tidak dibersihkan dan
status perkawinan, pendidikan, kandang ternak yang tidak berdekatan
pekerjaan, penghasilan keluarga, dengan rumah/ berjauhan dengan
rumah).

HASIL
Tabel 1 : Karakteristik Penderita TB
No Variabel Jumlah Persentase
1. Jenis Kelamin
- Laki-Laki 13 65 %
- Perempuan 7 35 %
2. Usia
- Produktif 14 70 %
- Tidak Produktif 6 30 %
3. Status Perkawinan
- Belum Kawin 2 10 %
- Kawin 16 80 %
- Duda/Janda 2 10 %
4. Pendidikan
- Tidak sekolah 2 10 %
- Tidak tamat SD 2 10 %
- Tamat SD 3 15 %
- Tamat SLTP 3 15 %
- Tamat SLTA 7 35 %
- Tamat PT 3 15 %
5. Pekerjaan
- Tidak bekerja 4 20 %
No Variabel Jumlah Persentase
- Bekerja 16 80 %
6. Penghasilan
- Dibawah UMP Aceh 13 65 %
- Diatas UMP 7 35 %
7. Aceh Jumlah Anggota
Keluarga 8 40 %
- ≤ 4 orang 12 60 %
8. - > 4 orang
Balita 13 65 %
- Tidak ada Balita 7 35 %
- Ada Balita

Sampel yang diperoleh dari penelitian ini Responden yang tamat SLTA lebih
sebanyak 20 responden yang telah banyak dibandingkan dengan yang
mendapatkan pengobatan selama 1-3 tingkat pendidikan yang lainnya dan
bulan yang berada di Kabupaten Pidie hampir semua responden adalah bekerja.
wilayah kerja PRM Kota Sigli, PRM Penghasilan keluarga rata-rata perbulan
Mutiara Timur dan PRM Delima. Untuk adalah di bawah UMP (upah minimal
karakteristik responden berdasarkan jenis propinsi) Aceh yaitu sebanyak Rp.
kelamian, usia, status perkawinan, tingkat 1.550.000,00. Jumlah anggota keluarga
pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat yang tinggal dalam satu rumah berkisar
penghasilan keluarga, dan jumlah anggota antara 2-11 orang dan lebih banyak yang
keluarga dalam satu rumah serta balita tidak memiliki balita.
yang menjadi responden dapat dilihat Dari tabel 2 dapat dilihat sebagian besar
pada tabel 1. Berdasarkan tabel 1 tersebut rumah responden mempunyai kelemban
menunjukkan penderita laki-laki lebih yang normal (40-70 %) berdasarkan
banyak dibandingkan perempuan, dimana pengukuran yang dilakukan di tempat
sebagian besar adalah pada usia produktif yang sering untuk berkumpul anggota
secara ekonomi. Status perkawinan keluarga dengan responde
responden sebagian besar sudah kawin.
Tabel 2 : Kelembaban dan Lingkungan Pemukiman Rumah Responden
No Variabel Jumlah Prosentase
1. Kelembaban
- Baik 15 75 %
- Kurang 5 25 %
2. Pemukiman
- Tidak Kumuh 9 45 %
- Kumuh 11 55 %

Lingkungan pemukiman responden juga berjenis kelamin perempuan.2 Sejalan


dapat dilihat pada Tabel 2 dimana masih dengan penelitian Marissa (2014) bahwa
banyak lingkungan yang kumuh perempuan menderita TB lebih banyak
dibandingkan dengan yang tidak kumuh. yaitu 78, 9%, hal ini bisa disebabkan
Pengamatan langsung dilakukan untuk karena perempuan lebih banyak
mengetahui kondisi lingkungan rumah menghabiskan waktu di rumah.
responden berdasarkan pengelolaan Perempuan juga menghabiskan banyak
saluran air limbah dikelola atau dibiarkan waktu untuk merawat pasien, sehingga
becek, sampah yang dibuang penularan lebih banyak terjadi karena
sembarangan atau ada tempat khusus dan kontak langsung dengan pasien lebih
kandang ternak yang tidak dipisah dengan lama.10
rumah atau terpisah. Hasil ini berbeda dengan Data
Riskesdas tahun 2013 Provinsi Aceh
PEMBAHASAN
menunjukkan jenis kelamin laki-laki lebih
Karakteristik Penderita TB
banyak yang terdiagnosa TB paru
Hasil penelitian ini menunjukkan
dibandingkan dengan perempuan.6
penderita TB paru dengan jenis kelamin
Menurut jenis kelamin, kasus BTA (+)
laki-laki hampir 2 kali lipat dibandingkan
pada laki-laki di propinsi Aceh lebih
dengan perempuan. Hasil ini seperti yang
tinggi yaitu 1,7 kali lipat dibandingkan
dilaporkan di dunia tahun 2015,
dengan perempuan, hal tersebut
diperkirakan 62% kasus TB paru berjenis
diperkirakan karena kebiasaan laki-laki
kelamin laki-laki dan 38 % kasus TB paru
yang sering keluar rumah atau
berinteraksi dengan
orang lain, sehingga kemungkinan resiko Penelitian yang dilakukan oleh
terpapar oleh kuman TB paru lebih Eni Yulvia S. dkk. (2014) menunjukkan
tinggi.5 Hasil penelitian sejalan dengan separuh penderita TB paru adalah pada
Mulyadi 2008 yang dilakukan di Blang kelompok usia produktif.14 Penelitian lain
Pidie, menunjukkan jenis kelamin laki- yang dilakukan di Blangpidie
laki lebih rentan untuk terkena kuman TB menunjukkan 75% penderita TB paru
paru dibandingkan dengan perempuan.11 adalah pada kelompok usia sangat
Penelitian lain yang dilakukan oleh produktif.15 Perbedaan kelompok umur
Pertiwi 2011 menunjukkan proporsi akan mempengaruhi kejadian TB paru di
kejadian TB paru pada responden laki- wilayah Jawa Tengah, kejadian TB paru
laki lebih banyak dibandingkan dengan pada kelompok umur yang lebih muda
jenis (15
kelamin perempuan.12 – 44 tahun) lebih tinggi dibandingkan
Berdasarkan hasil penelitian ini pada kelompok umur yang lebih tua.16
menunjukkan sebagian besar penderita Hasil penelitian ini menunjukkan
TB paru adalah pada kelompok usia status perkawinan pada penderita TB baru
produktif secara ekonomi yang berkisar adalah kawin (sudah mempunyai
antara 15– 60 tahun (tabel 1). istri/suami dan atau anak). Orang dengan
Diperkirakan sebanyak 75% pasien TB riwayat tidur sekamar dengan penderita
paru adalah pada kelompok usia paling TB paru mempunyai resiko 3,8 kali lebih
produktif secara ekonomis, dan besar tertular TB paru dibandingkan
diperkirakan akan kehilangan rata-rata dengan yang tidak tidur sekamar.17
waktu kerja 3–4 bulan.1 Mortalitas dan Penelitian lain menunjukkan faktor
morbiditas meningkat sesuai dengan kontak serumah berhubungan dengan
umur, pada orang dewasa lebih tinggi kejadian TB paru dan faktor kontak
pada jenis kelamin laki-laki, sedangkan serumah dengan penderita TB paru
morbiditas TB lebih tinggi pada mempunyai resiko 3,8 kali untuk tertular
penduduk dengan perekonomian TB paru dibandingkan dengan yang tidak
rendah/miskin.13 Penelitian yang serumah.9 Seorang penderita TB paru
dilakukan oleh Fitriani (2013) seringkali akan menularkan anggota
menunjukkan ada hubungan antara umur keluarganya, khususnya anak-anak,
penderita denga kejadian TB paru.8 keluarga
merupakan kontak yang terdekat dengan jenis pekerjaan sebagai petani
18
penderita. Penelitian oleh kontak mempunyai resiko lebih tinggi untuk
serumah dengan penderita TB paru adalah terkena TB paru dibandingkan dengan
faktor risiko yang dominan dalam jenis pekerjaan bukan petani.21
penularan penyakit.19 Berdasarkan umur penderita TB paru
Tingkat pendidikan yang paling adalah usia produktif dimana mereka
tinggi pada penderita TB dalam penelitian yang mempunyai peran untuk mencari
ini adalah tamat SMU, usia tamat SMU nafkah, apabila seseorang terjangkit TB
adalah rata-rata di atas 18 tahun, yang paru kemungkinan akan kehilangan mata
merupakan usia dewasa dan sangat pencaharian untuk beberapa bulan yang
produktif. Penelitian Misnadiarly dan akan berdampak pada kehidupan
Sumarno (2009) menunjukkan ada (penghasilan keluarga) dan daya beli
hubungan tingkat pendidikan dengan masyarakat (gizi).1
kejadian TB paru dan peranan tingkat Dalam penelitian ini diperoleh
pendidikan yang rendah dan menengah hasil penghasilan keluarga sebagian besar
mempunyai resiko yang lebih tinggi adalah dibawah UMP Provinsi Aceh yaitu
untuk terjangkit TB dibandingkan dengan sebesar Rp. 1.550.000,-. Penghasilan
20
orang dengan pendidikan tinggi. yang rendah menjadi salah satu risiko
Penelitian yang dilakukan oleh Eka kejadian TB paru.21 Kemiskinan pada
Fitriani (2013) juga menunjukkan pada masyarakat akan mempengaruhi daya beli
tingkat pendidikan rendah lebih banyak masyarakat, yang berdampak pada gizi
terjangkit penyakit TB dibandingkan masyarakat yang rendah sehingga
penderita dengan tingkat pendidikan menurunkan daya tahan tubuh yang
8
tinggi. mempermudah terjangkitnya atau
Pada penelitian ini menunjukkan terinfeksi penyakit.18
sebagian besar penderita TB adalah Berdasarkan WHO, tuberkulosis
bekerja dan jenis pekerjaan yang adalah penyakit menular yang terkait
terbanyak adalah sebagai petani yang dengan kemiskinan, gizi yang rendah dan
rata- rata penderita TB hidup di pedesaan imunitas tubuh yang jelek, morbiditas dan
dengan mata pencaharian sebagai petani. mortalitas pada penyakit TB yang
Penelitian yang dilakukan di Semarang tertinggi adalah di negara-negara
berpenghasilan rendah dan menengah
dan diperkirakan
gizi menyebabkan sekitar satu seperempat TB paru jauh lebih tinggi pada penduduk
dari semua kasus TB baru secara global.22 yang tinggal pada rumah yang tidak
Penelitian ini menunjukkan jumlah memenuhi standar kepadatan hunian.25
anggota keluarga dalam satu rumah rata- Berdasarkan Kepmenkes RI No. 829/
rata lebih berjumlah dari 4 orang, dan Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan
paling banyak berjumlah 11 orang dalam kesehatan rumah tinggal menunjukkan
satu rumah, yang terdiri dari ayah, ibu, luas ruang tidur minimal 8 m2 dan tidak
nenek, kakek dan saudara. Keluarga yang dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang
serumah adalah orang terdekat dengan tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak
penderita TB paru dan intensitas interaksi di bawah umur 5 tahun, jumlah penghuni
antar keluarga dengan penderita TB rumah yang banyak akan semakin
menjadi potensi/ kontak serumah menambah bibit penyakit dan
penularan penyakit TB paru. Sejalan mempercepat penularan penyakit Proses
dengan penelitian yang dilakukan oleh pertukaran udara bersih akan terpenuhi.26
Nelly Marissa (2012) menunjukkan Balita dan anak-anak merupakan
jumlah anggota keluarga penderita TB orang yang rawan tertular penyakit TB
paru dalam satu rumah sebagian besar dan dalam penelitian ini ada sepertiga
lebih dari 4 orang dan berdasarkan tes yang mempunyai anak balita dalam satu
yang dilakukan oleh anggota keluarga rumah dengan penderita TB. Di dunia
lain yang serumah menunjukkan tahun 2015, kejadian TB paru
positif Mycobacterium diperkirakan sebanyak 10,4 juta jiwa
tuberculosis.23 Penelitian lain (142 kasus per
menunjukkan sebanyak 11,8 % kasus TB 100.000 jiwa) yaitu 90% kasus TB paru
paru baru terjadi dari kontak serumah adalah dewasa dan 10% adalah anak-
17
dengan penderita. anak.2 Penelitian Emita Ajis dkk. (2009)
Keluarga merupakan kontak yang menunjukkan hasil analisis terhadap
paling dekat dengan penderita TB paru.18 variabel riwayat kontak serumah
Apabila jumlah anggota keluarga cukup diketahui bahwa balita yang mempunyai
banyak maka risiko penularan TB paru riwayat kontak dengan penderita TB,
juga meningkat terutama pada kelompok resiko untuk terinfeksi TB meningkat 2,6
24
yang rentan (balita). Risiko terjadinya kali lebih besar dibandingkan dengan
balita yang
tidak ada riwayat kontak dengan keseluruhan rumah penderita TB yang
27
penderita TB. Penelitian lain yang diteliti mempunyai kelembaban yang
dilakukan oleh Musadad (2006), balita tidak memenuhi syarat kesehatan.24
yang ada kontak serumah dengan Berdasarkan pengamatan dan wawancara
penderita TB akan menunjukkan uji langsung menunjukkan masih ada rumah
tuberkulin positif dan gejala klinis TB dengan lantai tanah dan semen kasar,
24
yang muncul sebesar 13%. jendela jarang/tidak dibuka setiap hari.

Kelembaban Proporsi kejadian TB paru pada rumah

Berdasarkan pengukuran yang dengan ventilasi <10% luas lantai dan

dilakukan di 3 titik yang berbeda lembab lebih besar dibandingkan dengan

menunjukkan rata-rata kelembaban rumah yang mempunyai ventilasi ≥10%

ruangan adalah baik berkisar antara 40%– luas lantai dan tidak lembab.24 Rumah

70%. Berdasarkan Kepmenkes RI No. yang sehat adalah rumah yang memiliki

829/ Menkes/ SK/ VII/ 1999, suhu udara tata udara yang baik, pencahayaan yang

nyaman berkisar antara l8°C sampai 30°C cukup serta suhu dan kelembaban yang

dan kelembaban udara berkisar antara sesuai, dalam hal ini kualitas bahan
26 bangunan turut berpengaruh. 28
40% sampai 70%. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Emita Ajis dkk. (2009) Penelitian Fatimah (2008)
menunjukkan bahwa balita yang tinggal mengungkapkan seseorang yang tinggal
dirumah dengan kelembaban ruangan di rumah dengan kelembaban tidak
yang tidak memenuhi syarat kesehatan memenuhi syarat mempunyai risiko 2,571
mempunyai resiko tertular TB paru 1,161 kali lebih besar untuk menderita TB paru
kali lebih besar dibandingkan dengan dibandingkan dengan orang yang tinggal
balita yang tinggal dirumah dengan di rumah dengan kelembaban yang
tingkat kelembaban rumah yang memenuhi syarat. Rumah menjadi lembab
memenuhi syarat.27 salah satunya karena memiliki ventilasi
Sedangkan penelitian yang yang kurang. Akibatnya, cahaya tidak
dilakukan oleh Anwar Musadad (2006) dapat masuk ke dalam rumah
menunjukkan seperempat dari mengakibatkan meningkatnya suhu udara
dan kelembaban di dalam rumah. Dengan
demikian kuman tuberkulosis paru akan prasarana yang tidak memenuhi syarat.30
tumbuh dengan baik dan dapat Kesehatan lingkungan merupakan kondisi
menginfeksi penghuni rumah.29 lingkungan yang baik sehingga terwujud
status kesehatan yang optimal yang antara
Pemukiman
lain meliputi perumahan, pembuangan
Kondisi lingkungan rumah
sampah pembuangan limbah rumah
responden berdasarkan pengamatan
tangga dan keberadaan kandang hewan
langsung yang dilakukan di sekitar rumah
ternak.25
responden meliputi pengelolaan saluran
air limbah (terbuka/ tertutup, becek/ tidak KESIMPULAN
becek), pengelolaan sampah (berserakan/ Tuberkulosis paru merupakan
tertata dengan membuat tempat sampah) penyakit menular yang sebagian besar
dan kandang ternak (berdekatan-jadi menyerang laki-laki, pendidikan dasar,
satu/terpisah dengan rumah tinggal). usia produktif dan bekerja, kawin,
Hasil pengamatan menunjukkan pendapatan lebih rendah dari UMP
lingkungan sekitar rumah banyak masuk propinsi Aceh, kondisi kelembaban
kriteria kumuh, keadaan lingkungan yang rumah baik dan lingkungan sekitar rumah
kumuh dan tidak menerapkan hidup sehat adalah kumuh.
akan meningkatkan risiko penularan TB
SARAN
paru. Penyakit TB paru sering
Pemeriksaan untuk kontak
dihubungkan dengan kemiskinan,
serumah dengan penderita TB paru dan
lingkungan yang kumuh, padat dan
meningkatkan promosi tentang TB paru
terbatasnya akses untuk perilaku hidup
pada masyarakat baik melalui
bersih dan sehat.1
penyuluhan, leflet, poster dan media
Berdasarkan UU No. 1 Tahun
lainnya terutama bagi yang beresiko
2011, permukiman kumuh adalah
untuk penularan TB. Masyarakat lebih
permukiman yang tidak layak huni karena
menjaga kesehatan individu dan
ketidakteraturan bangunan, tingkat
lingkungan rumah tinggal.
kepadatan bangunan yang tinggi, dan
kualitas bangunan serta sarana dan
SEL Jurnal Penelitian Kesehatan Vol. 4 No.1, Juli 2017, 33-44

UCAPAN TERIMA KASIH 7. Achmadi umar F. Manajemen


Penulis menyampaikan ucapan Penyakit Berbasis Wilayah.
Jakarta: PT. Kompas Media
terima kasih kepada Kepala Loka Litbang Nusantara; 2005.
Biomedis Aceh, Kepala Dinas Kesehatan 8. Fitriani E. Faktor Risiko yang
Berhubungan dengan Kejadian
Kabupaten Pidie dan jajarannya, Kepala Tuberkulosis Paru. Unnes J Public
PRM Kota Sigli, Kepala PRM Mutiara Heal. 2013;2(1):2-5.
9. Buitop HML, Kandau GD,
Timur, dan Kepala PRM Delima beserta
Palandeng HMF. Hubungan kontak
jajarannya, responden dan tim peneliti serumah, luas ventilasi, dan suhu
ruangan dengan kejadian
yang telah membantu terlaksanakannya
tuberkulosis paru di desa wori.
penelitian ini. Kedokt Komunitas dan Trop.
2015;III(november 2015):241-248.
DAFTAR PUSTAKA 10. Marissa N, Nur A. Gambaran
Infeksi Mycobacterium
1. Dirjen Pengendalian Penyakit dan
Tuberculosis Pada Anggota Rumah
Penyehatan Lingkungan. Pedoman
Tangga Pasien Tb Paru (Studi
Nasional
Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas
Pengendalian Tuberkulosis.
Darul Imarah Kabupaten Aceh
Jakarta: Dirjen P2PL Kementerian
Besar). Media Litbangkes.
Kesehatan RI; 2014.
2014;24(2):89-94.
2. World Health Organization. Global
11. Mulyadi, R S, I D. Profil Penderita
Tuberculosis Report 2016. In:
Tuberkulosis Paru di Pesisir Pantai
WHO; 2016.
Aceh Barat Daya ( Kajian di
3. Hawker J, Begg N, Blair I, Reintjes
Puskesmas Blangpidie ). J
R, Weinberg J. Communicable
Respirologi Indones.
Disease Control Handbook. In:
2008;31(2):105-108.
second. Blackwell Publishing;
12. Pertiwi RN, Wuryanto MA,
2005:216-219.
Sitiningsih D. Hubungan
4. Dirjen Bina Upaya Kesehatan.
AntaraKarakteristik Individu,
Petunjuk Teknis Pemeriksaan
Praktik Hygiene dan Sanitasi
Biakan, Identifikasi dan Uji
Lingkungan dengan Kejadian
Kepekaan Mycobacterium
Tuberculosis di Kecamatan
tuberculosis pada Media Padat. In:
Semarang Utara Tahun 2011. J
; 2012.
Kesehat Masyarkat.
5. Hanis, Fadhilah, Efi Syafrida, et al.
2012;1(2):435- 445.
Profil Kesehatan Propinsi Aceh
13. James C, Kandun IN. Manual
2015. In: Dinas Kesehatan Propinsi
Pemberantasan Penyakit Menular.
Aceh; 2016.
Jakarta: Infomedika; 2006.
6. Badan Litbang Kesehatan.
14. Susilayanti EY, Medison I.
Riskesdas Dalam Angka Tahun
Penelitian Profil Penderita
2013. Jakarta: Badan Litbang
Penyakit Tuberkulosis Paru BTA
Kesehatan, Kementerian Kesehatan
Positif yang Ditemukan di BP4
RI; 2013.
Lubuk

42
Gambaran Penderita Tuberkulosis Paru Di Tiga Puskesmas…(Zain Hadifah, et
al.)

Alung periode Januari 2012 – 2015:253-261.


Desember 2012. 2014;3(2):151- doi:10.1007/s12199-015-0443-9.
155. 22. World Health Organization.
15. Mulyadi, Suangkupon R, Guideline : Nutritional Care and
Dermawan I. Profil Penderita Support for Patients with
Tuberkulosis paru di Pesisir Pantai Tuberculosis. In: WHO Press;
Aceh Barat Daya ( Kajian di 2013.
Puskesmas Blangpidie ). J Respira 23. Marissa N. Laporan Akhir
Indones. 2011;31(2):105-108. Penelitian : Faktor-Faktor Yang
16. Girsang M, Tobing K, Raflizar. Mempengaruhi Penularan Kontak
Faktor Penyebab Kejadian Serumah TB Paru Di Wilayah
Tuberculosis serta Hubungannya Kerja Puskesmas Darul Imarah
dengan Lingkungan Tempat Kabupaten Aceh Besar Tahun
Tinggal di Propinsi Jawa Tengah 2012. Banda Aceh; 2012.
(analisis lanjut Riskesdas 2007). 24. Musadad A. Hubungan Faktor
Bul Penelit Kesehat. Lingkungan Rumah dengan
2011;39(1):34-41. Penulara TB Pru Kontak Serumah.
17. Susilowati T. Faktor-faktor yang J Ekol Kesehat. 2006;5(desember
Berpengaruh terhadap Kejadian 2006):486-496.
Tuberkulosis di Kecamatan 25. Notoatmodjo S. Kesehatan
Kaliangkrik Magelang (Studi Masyarakat. In: Jakarta:
tentang Kontak Langsung dengan Rinekecipta; 2007.
Pasien BTA Positif Tuberculosis). 26. Kementerian Kesehatan RI.
J Komun Kesehat. 2011;II(2). Keputusan Menkes RI No.
18. Crofton J, Horne N, Miller F. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang
Tuberculosis Klinis. Jakarta: Persyaratan Kesehatan Perumahan.
Widya Medika; 2002. 1999.
19. Rukmini, Chatarina U.W. Faktor- 27. Ajis, Emita, Nenny Sri Mulyani
faktor TB paru Dewasa di DP. Hubungna antara Faktor-faktor
Indonesia (Analisis Data Riset Eksternal dengan Kejadian
Kesehatan Dasar Tahun 2010). Bul Penyakit Tuberkulosis pada Balita.
Penelit Sist Kesehat. Ber Kedokt Masy. 2009;25(3):109-
2011;14(4):320-331. 116.
20. Misnadiarly, Sunarno. 28. Azhar K, Perwitasari D. Kondisi
Tuberkulosis Paru dan Analisis Fisik Rumah dan Perilaku dengan
Faktor yang Mempengaruhi Prevalensi TB Paru di Propinsi Dki
Tingginya Kejadiannya di Jakarta, Banten dan Sulawesi
Indonesia Tahun 2007. Bul Penelit Utara. Media Litbangkes.
Kesehat. 2009:56-63. 2013;23(4):172- 181.
21. Rahayu SR, Katsuyama H, Demura 29. Fatimah S. Faktor Kesehatan
M, et al. Factors associated with Lingkungan Rumah yang
tuberculosis cases in Semarang Berhubungan Dengan Kejadian Tb
District , Indonesia : case – control Paru di Kabupaten Cilacap
study performed in the area where (Kecamatan : Sidareja, Cipari,
case detection rate was extremely Kedungreja, Patimuan,
low. Environ Health Prev Med.
SEL Jurnal Penelitian Kesehatan Vol. 4 No.1, Juli 2017, 33-44

Gandrungmangu, Bantarsari). Tahun 2011 Tentang Perumahan


2008. Dan Kawasan Permukiman.
30. Kepala Biro Peraturan, Industri Indonesia: Menteri Hukum dan
Bidang Perekonomian dan Hak Asasi manusia; 2011.
Perundang-undangan. UU RI No.
1

Anda mungkin juga menyukai