Disusun oleh :
Asep Wahyudi
Rizky Maulana
Wahyu Aji Dwi P.
Kelas : 01TPLE027
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tak lupa pula penulis
haturkan shalawat serta salam kepada junjungan alam Baginda Nabi Besar Muhammad SAW.
Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Tidak lupa juga kami ucapkan Terima Kasih kepada Ibu Sri Wahyuni, S.Pd.I, M.Pd.I
selaku dosen pembimbing kami dalam mata kuliah Pendidikan Agama Islam dan rekan
sekalian yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Besar harapan agar
Ibu Sri Wahyuni beserta rekan sekalian berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan
saran. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi banyak kita semua, Aamiin.
DAFTAR ISI
JUDUL ………………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………...
C. Pluralitas ……..………………………………………………………………….
D. Multikulturalisme ……………………………………………………………….
A. Kesimpulan …………………………………………………………………….
B. Saran ………………..………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerukunan umat beragama adalah hal yang sangat penting untuk mencapai
sebuah kesejahteraan hidup di negeri ini. Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki
keragaman yang begitu banyak. Tak hanya adat istiadat atau budaya seni, tapi juga
termasuk agama.
Kerukunan Antar Umat Beragama saat ini menjadi sebuah hal yang penting
bagi kehidupan beragama di Indonesia. Indonesia merupakan sebuah negara yang
memiliki banyak agama, di antaranya Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik,
Hindu, Budha dan Kong Hu Chu.
3. Pengertian Multikulturalisme
C. Tujuan Penulisan
2. Sebagai pemahaman dalam menyikapi Toleransi dan Pluralitas agar tetap sesuai
Kerukunan berasal dari kata “rukun”. Secara etimologis pada mulanya kata kerukunan
berasal dari bahasa arab, yaitu; “rukun” yang berarti tiang, dasar, atau sila. (1) Baik dan
damai, tidak bertengkar (tentang pertalian persahabatan); (2) bersatu hati, bersepakat.
Kerukunan antar umat beragama adalah salah satu keadaan hubungan antar umat
beragama yang dilandasi oleh toleransi, saling menghormati, saling pengertian, menghargai
kesetaraan dalam praktik ajaran agama masing-masing.
Pemeliharaan kerukunan antar umat beragama menjadi tanggung jawab bersama warga
Indonesia, dari elemen terkecil hingga pemerinta turut andil dalam terciptanya Kerukunan.
Indonesia merupakan negara yang menerapkan warga negaranya untuk hidup secara rukun.
Kerukunan merupakan salah satu poin penting untuk memelihara persatuan rakyat dan juga
bangsa Indonesia.
Jika tidak adanya kerukunan di antara berbagai suku, agama, ras maupun golongan antar
bangsa Indonesia maka Indonesia akan mudah terancam oleh disintegrasi atau perpecahan
dengan segala akibat yang tidak diinginkan. Kerukunan umat beragama adalah hal yang
sangat penting untuk mencapai sebuah kesejahteraan hidup di negeri ini.
Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al-Hujurat ayat 10 :
B. Toleransi Umat Beragama
Toleransi merupakan hal yang penting untuk dimiliki setiap orang saat ini. Apabila setiap
orang mempunyai sikap toleransi yang tinggi maka ini akan meminimalisir terjadinya konflik
antar umat beragama. Dan kehidupan antar umat beragama pun akan hidup dengan tentram dan
damai. Maka dari itu, sangatlah penting untuk menerapkan sikap toleransi sejak dini sehingga
ketika kita beranjak dewasa akan terbiasa dengan sikap toleransi dengan umat beragama
lainnya.
Toleransi dalam beragama memiliki pengertian yaitu tindakan saling menghargai antar
umat beragama. Tidak peduli apapun agama yang dianut, antar masyarakat harus saling
menghargai satu sama lain. Toleransi beragama merupakan sikap menyadari bahwa adanya
perbedaan adalah suatu realita sosial dalam masyarakat yang dijadikan sebagai mozaik yang
dapat menjadikan hidup ini beragam akan tetapi tetap dalam kesatuan yang sama.
Sebagai individu umat beragama maka yang dapat dilakukan dalam menghormati dan
menghargai keyakinan serta kepercayaan seorang individu lainnya yang berbeda, dengan
mengedepankan asas-asas kemanusiaan bukan pada keyakinan.
Contoh Toleransi di Masyarakat :
1. Umat Islam menghormati Masyarakat hindu di Bali dengan mengganti Hewan Qurban
tidak menggunakan Sapi.
2. Tidak berlaku diskriminasi pada seseorang yang berbeda keyakinan disekolah, tempat
kerja, dan lingkungan.
3. Tidak mengucilkan warga yang berbeda keyakinan di lingkungan tampat tinggal.
Namun saat ini, sikap toleransi antar umat beragama sudah mulai berkurang dan sulit
ditemukan di kalangaan anak muda saat ini. Dapat dilihat dari sering terjadinya kasus mengenai
tidak adanya toleransi di Indonesia. Dengan adanya kasus ini, saya berharap agar kita sebagai
salah satu anak muda generasi penerus bangsa harus dapat mengembangkan sikap toleransi
antar umat beragama.
C. Pluralitas
Pluralitas agama dipandang sebagai sebuah pengakuan atas keberagaman dan keberadaan
agama-agama dengan tetap memegang prinsip dan cara pandang satu agama terhadap agama
yang lain dalam arti positif (walau ada anggapan distorsi pada agama lain) disertai keyakinan
akan kebenaran agamanya di atas agama yang lain dengan menafikan pemaksaan (konfersi)
keyakinan kepada penganut keyakinan lain apalagi menggunakan kekerasan, baik secara
struktural maupun kultural.
Klaim-klaim kebenaran (truth claims) atas satu agama terhadap agama lain adalah bagian
yang erat kaitanya pada setiap agama dan keyakinan.
Maka hal yang wajar bila hal itu menjadi bagian aqidah yang harus dipegang teguh oleh
setiap pemeluknya dalam menjalani ibadah atau ritual-ritual keagamaan. Dan klaim-klaim
tersebut memiliki landasan yang sah pada setiap kitab suci masing-masing agama dan
keyakinan. Didalam Surah (Ali ‘Imran QS. 3:19) Allah SWT. Berfirman :
“Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah
diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka.
Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat
perhitungan-Nya. (QS. 3:19).”
Dari ayat diatas dapat kita ambil kesimpulan walaupun kita mengakui atas keberagaman
agama di negeri ini tetapi tidak membuat Aqidah kita menjadi goyah, kita tetap harus
berpegang teguh pada keyakinan agama masing masing, Tanpa terpengaruh oleh intervensi
pihak manapun. Kita juga tidak diperbolehkan untuk memaksa kehendak kita pada orang lain,
semisal memaksa saudara kita yang belum muslim menjadi seorang mualaf, kecuali dia yang
datang pada kita lalu ingin memeluk Islam tanpa paksaan.
D. Multikulturalisme
Multikulturalisme berasal dari kata multi (plural) dan cultural (tentang budaya), multi-
kulturalisme mengisyaratkan pengakuan terhadap realitas keragaman kultural, yang berarti
mencakup baik keberagaman tradisional seperti keberagaman suku, ras, ataupun agama.
Istilah multikulturalisme secara umum diterima secara positif oleh masyarakat Indonesia.
Ini tentu ada kaitannya dengan realitas masyarakat Indonesia yang majemuk. Kemajemukan
masyarakat Indonesia terlihat dari beberapa fakta berikut :
Tersebar dalam kepulauan yang terdiri atas 17.000 pulau (meskipun tidak seluruhnya
berpenghuni), terbagi ke dalam 1.340 suku bangsa, memeluk beragam agama dan kepercayaan
yang menurut statistik: Islam 88,1%, Kristen dan Katolik 7,89%, Hindu 2,5%, Budha 1% dan
yang lain 1% (dengan catatan ada pula penduduk yang menganut keyakinan yang tidak
termasuk agama resmi pemerintah. Dari apa yang sudah dipaparkan di atas, membuktikan
bahwa Indonesia sangat membutuhkan pengamalan paham multikulturalisme karena sangat
banyaknya keberagaman. Banyaknya suku-suku yang tersebar di ribuan pulau di Indonesia
dengan berbagai agama, bahasa, budaya, dan kehidupan sosialnya adalah anugrah Tuhan yang
harus kita syukuri dan kita jaga.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya, agama serta
adat istiadat. Oleh karena itu penting sekali menciptakan Kerukunan, Toleransi, Pluralitas,
dalam Multikulturalisme dalam kehidupan bermasyarakat. Agar terciptanya rasa aman, damai,
dan tentram demi menjaga keutuhan Bangsa dan Negara.
Paham toleransi dalam Islam perlu diamalkan dan dikembangkan umat Islam sendiri. Kita
umat Islam amat beruntung dengan adanya perbedaan pemahaman dalam Islam. Perbedaan
tersebut sudah kehendak Allah. Hasil Ijtihad manapun yang kita anut dalam Islam selama
tidak bertentangan dengan al-Quran dan hadits tidak akan membawa keluar dari Islam. Selama
tidak memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa ini.
Partikularitas ritual-ritual agama hanya diperuntukkan bagi internal pemeluk agama itu
sendiri dan tidak boleh dipaksakan kepada mereka yang tidak mempercayainya. Dalam
menghadapi pemeluk agama yang berbeda yang harus dikedepankan adalah nilai-nilai
universal seperti keadilan, kemanusiaan dan kesetaraan. Di tengah tantangan masyarakat
multikultural maka yang diperlukan adalah upaya untuk menggali terus menerus nilai nilai
universal agama masing masing.
B. Saran
Agar tidak terjadinya perpecahan ataupun konflik antar umat beragama, sesama
manusia kita tidak boleh membeda-bedakan agama, suku, ras dan golongan. Sudah saatnya kita
tidak perlu menepikan perbedaan, kita akui perbedaan itu untuk saling menghargai dan
menghormati satu-sama lain. Sehingga nantinya akan terjalinnya persaudaraan dan tali
silaturahmi dengan begitu akan tercipta kerukunan dan kedamaian yang indah.
Terima Kasih
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Daftar Pustaka
https://www.studocu.com/id/document/institut-teknologi-sumatera/agama-islam/makalah-
kelompok-10-agama-islam-kerukunan-antar-umat-beragama/21440330
https://binus.ac.id/character-building/2020/04/religion-in-general-toleransi-antar-umat-
beragama/
https://binus.ac.id/character-building/2020/05/multikulturalisme/
https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_bangsa_di_Indonesia