Oleh Kelompok
ILMU KEOLAHRAGAAN
Puji Syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat
dan karunia-Nya lah tugas ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan tugas ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama Kristen.
Dalam makalah ini kami membahas menciptakan kerukunan antar umat beragama.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Agama yaitu
Ibu Dr. Chandra Manik, M.Th dan juga kepada rekan-rekan yang banyak memberikan
masukan untuk makalah ini.
Kami sadar, sebagai mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat membangun, agar tugas ini menjadi lebih baik lagi di
masa yang akan datang.
Akhir kata kami mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca yang
membaca makalah kelompok kami ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
2.1 Sikap Ekslusivisme......................................................................................................2
BAB III......................................................................................................................................5
KESIMPULAN.........................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Bentuk eksklusiviame pola unum yang sudah ada pada abad pertengahan dan makin
menipis seiring dengan perkembangan paradigma dalain masyarakat Matman meski demikian
sikap tenebut masih mendominasi kekrigok kecil paneh agama. Sikap eksklusivisme sempit
brenda kalangu warga Kristen dan secara khusus, di kalangan mahasiswa yang menganggap
scempit terhadap makna keselamatan yang dibawakan oleh Yesus Kristus.
2.3 Pluralisme
2
Pluralisme adalah sikap yang menerima, menghargai dan memandang agama lain
sebagaimana yang baik dan benar serta memiliki jalan keselamatan. Dalam perspektif
pandangan seperti ini, maka tiap urmat beragama akan terpanggil untuk menerima hubungan
solidaritas, dialog dan kerjasama dalam rangka mewujudkan kehidupan yang lebih baik dan
lebih berpengharapan.
Oleh sebab itu kita harus berhati-hati terhadap pandangan pluralisme seperti ini.
Memang dari segi toleransi umat beragama tampaknya sedemikian baik dan cocok buat kita
di negeri yang pluralis atau majemuk ini. Tetapi dari segi kepercayaan dan dogma iman
kristiani, pandangan pluralisme agama seperti ini membuka pintu yang lebar terhadap
pandangan yang mengatakan bahwa semua agama benar dan sedan berjalan menuju sorga,
tetapi cara, bentuk dari institusi agamanya yang berbeda. Dengan perkataan lain, pandangan
ini memungkinkan orang dengan mudah berpindah-pindah agama, karena berpikir toh
tujuannya sama.
Toleransi beragama bukan berarti toleransi beriman. Artinya setiap agama tidak
berarti harus menyetujui kepercayaan orang lain. Setiap agama harus teza dan teguh pada
ajaran kepercayaannya. Agama Kristen sendiri mengajarkan agar setiap murid Yesus tidak
takut mengakui nama Yesus Kistas. Orang Kristen tidak boleh ragu-ragu akan kepastian
imannya. Orang Kristen jaga údak boleh munafik di dalam pergaulannya Orang Kristen harus
memperhatikan bagaimana cara bergaul yang baik dalam pergaulan sehari-had orang Kristen
harus menjadi pribadi pribadi yang simpatik dan kreat Ketegasan dan keteguhan imannya
tidak menjadi sikap yang fanatik das ekstrim. Dan di pihak lain kehuwesan dan keramah-
tamahan dalam pergaulas tidak menjadi sikap yang munafik dan tidak ada pendirian.
3
- Sikap Mental Negatif. Sikap mental negatif ini nampak dalam kesombongan religius,
prasangka dan intoleransi, misalnya umat beragama tertentu nampunyai keskus baliwa
agamanya memiliki sjaran yang paling benat Alihatnya mark sondong dan merasa khih tingi
dari pada pemeluk aganna lain
- Faktor SARA (Suku Agama Kas dan Antar Golongno) Seasa moniologis dapat dipahami
bahwa suki, sama, tas dan star gan adalah merupakan nilai pemersatu bagi yang bersantan
setapi pa sering menjadi laktor peayebali perpecahan 1. Piksor Perbedaan Tingkat
Kebudayaan,
Sejalan dengan peranan umat Kristen dalam kehidupan bersama sebagai sakai Kristus
dan teman serta pelayan bagi sesama umat beragams lain, maka salah satu perilaku yang
harus diperlihatkan dan ditunjukkan nich orang Kristen adalah kemampuan berdialog dan
bermasyawarah. Dialog dan numyrwarah dapat terjadi Jika ada kesadaran untuk mengadakan
pecakapan pergaulan dan pertukaran nilai yang dimiliki oleh masing-masing dan kemudian
berusaha memberi diri untuk dikenal serta mengenal orang pihak lain.
Demikian juga Kristus, tidak hanya terbatas dalam dunia Kristen, L Neuner berkata
bahwa: Kristen adalah hidup Kristus. Dia sanggup menemani setiap manusia dalam keadaan
hidup dan keadaan hati masing-masing.
4
BAB III
KESIMPULAN
Kerukunan adalah sikap saling mengakui, menghargai, toleransi yang tinggi antar
umat beragama dalam Masyarakat multicultural sehingga umat beragama dapat hidup rukun,
daman dan berdampingan. Kita sebagai umat Kristen harus mampu menjadi garam dan terang
dunia. Diantara Masyarakat yang majemuk dengan menciptakan toleransi, persaudaraan,
persahabatan antar umat beragama, antar suku, antar ras didorong oleh kasih dari Tuhan
Yesus Kristus dalam Masyarakat yang berbeda beda.
5
DAFTAR PUSTAKA