Anda di halaman 1dari 7

“Relevansi Teologi dalam Masyarakat Multikultural Indonesia”

Rheeva Angga Rossy J.P


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
rheevaangga@gmail.com

1. Abstrak

Artikel ini mengeksplorasi teologi yang beragam di Indonesia,


negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia dan keragaman agama
yang luar biasa. Identitas agama dibentuk sebagian besar oleh teologi,
bukan hanya sebagai kumpulan doktrin, tetapi juga sebagai landasan bagi
kehidupan sehari-hari agama. Teologi dapat menjadi kekuatan yang
menyatukan atau memecah dalam kompleksitas ini. Artikel ini
menunjukkan bagaimana teologi tercermin dalam interaksi individu dan
komunitas dalam berbagai masyarakat dan bagaimana hal itu berdampak
pada dinamika sosial.

Dengan memahami teologi dalam konteks keberagaman Indonesia,


kita dapat mencapai pengertian bersama yang mendasari kerukunan
antaragama. Untuk mendorong pemahaman dan toleransi agama, juga
diusulkan langkah-langkah konkret. Ini termasuk pendidikan agama
inklusif, dialog antar agama, dan peran media dalam mendukung nilai-nilai
agama dan budaya lokal. Artikel ini mengajak pembaca untuk
mempertimbangkan pentingnya memperkuat pemahaman dan toleransi
antar komunitas agama sebagai landasan untuk kerukunan beragama
dengan menekankan keberagaman teologi.
1. Pendahuluan

Indonesia, dengan populasi Muslim terbesar di dunia, melingkupi


keragaman agama yang begitu kaya. Kristen, Hindu, Buddha, dan
Konghucu, bersama dengan Islam, menyatu dalam lanskap keberagaman
yang unik. Dalam dinamika ini, teologi menjelma menjadi pilar esensial
dalam membentuk identitas agama. Melalui pemahaman yang mendalam
tentang keyakinan dan prinsip masing-masing, teologi memainkan peran
sentral dalam memandu individu dan komunitas dalam mempraktikkan
kepercayaan mereka.
Tujuan dari artikel ini adalah untuk menjelajahi relung-relung
keberagaman teologi di masyarakat multikultural Indonesia. Kami akan
mengamati bagaimana teologi bukan hanya sekadar rangkaian doktrin,
tetapi juga landasan bagi keberadaan agama dalam kehidupan sehari-hari.
Di tengah kompleksitas ini, teologi muncul sebagai salah satu kekuatan
yang dapat menyatukan atau memisahkan. Melalui kasus-kasus nyata,
kami akan memaparkan bagaimana teologi tercermin dalam cara individu
dan komunitas berinteraksi dalam masyarakat yang beragam ini, dan
bagaimana hal ini berpengaruh pada dinamika sosial yang terjalin.
Dengan memahami kompleksitas teologi dalam konteks
keberagaman Indonesia, kita dapat membuka jalan untuk membangun
pengertian bersama yang mendasari kerukunan antaragama.
2. Pembahasan

A. Teologi dan Identitas Agama

Teologi adalah kajian mendalam mengenai keyakinan dan doktrin


agama. Dalam membentuk identitas agama, peran teologi tak terbantahkan.
Melalui teologi, individu dan komunitas dapat memahami dengan jelas
keyakinan dan doktrin yang mereka anut. Dengan pemahaman yang
mendalam ini, identitas agama dapat diperkuat, menciptakan relasi yang
terbuka, positif, dan membangun hubungan yang harmonis dengan sesama
makhluk dan alam semesta.
Pengaruh teologi terbentang jauh dalam cara individu dan komunitas
memaknai dan melaksanakan agama. Interpretasi teologi memainkan
peran vital dalam praktik keagamaan, mempengaruhi cara individu dan
komunitas beribadah, memandang moralitas, serta mempraktikkan etika.
Perbedaan pandangan teologis juga dapat mempengaruhi hubungan antar
komunitas agama, mengarah pada situasi konflik atau, sebaliknya, potensi
kerja sama. Namun, teologi juga memiliki kapasitas untuk memperkuat
ikatan antar komunitas agama melalui pembangunan dialog dan kerja sama
yang erat.

B. Teologi sebagai Pemersatu atau Pemisah

Teologi memegang peran integral sebagai faktor penyatuan di tengah


masyarakat multikultural, dimana nilai-nilai agama dapat menjadi titik
konvergensi di antara berbagai komunitas kepercayaan. Di era
kontemporer yang menandai keberagaman sebagai keniscayaan, teologi
multikultural menjadi lebih relevan dan penting daripada sebelumnya.
Konsepsi ini menjadi fondasi kokoh untuk menghadapi berbagai fenomena
yang muncul, sementara juga memperkuat soliditas serta solidaritas dari
setiap elemen yang membentuk bangsa ini. Multikulturalisme dan
kerukunan bukan sekadar keadaan yang harus diakui, melainkan suatu
ideologi yang memacu masyarakat untuk meningkatkan penghargaan
terhadap kesetaraan di antara semua individu.
Namun, tak dapat disangkal bahwa perbedaan interpretasi teologi
juga memiliki potensi untuk menjadi pemicu konflik di antara komunitas-
komunitas agama. Ketika pandangan terhimpit dalam sempitnya
fanatisme, hal ini dapat mengakibatkan pengucilan diri terhadap sudut
pandang lain di dalam masyarakat. Oleh karena itu, membangun dialog dan
kerjasama antar agama menjadi sangat penting. Tindakan ini tidak hanya
memperkuat jalinan antar komunitas agama, tetapi juga berperan dalam
mencegah munculnya potensi konflik yang dapat merusak kerukunan yang
telah terbentuk.

C. Interaksi Agama dalam kehidupan sehari-hari

Teologi tercermin dalam kehidupan sehari-hari masyarakat


Indonesia melalui praktik keagamaan dan nilai-nilai agama yang tercermin
dalam budaya dan tradisi masyarakat Indonesia. Beberapa contoh konkret
adalah:
 Konsep Tri Hita Karana dalam agama Hindu yang menekankan
pentingnya hidup berdampingan dan saling peduli antara sesama
manusia, alam, dan Tuhan. Konsep ini tercermin dalam kehidupan sehari-
hari masyarakat Bali, seperti dalam praktik upacara adat, seni tari, dan
musik tradisional Bali.
 Pendidikan spiritual keagamaan yang diajarkan di sekolah-sekolah dan
perguruan tinggi di Indonesia. Pendidikan ini mencakup nilai-nilai agama
dan budaya lokal yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
Indonesia, seperti nilai kebersamaan, kepedulian, dan penghargaan
terhadap keberagaman.
Interaksi antar agama juga dapat mempengaruhi hubungan sosial
dalam kehidupan masyarakat, dan dialog antar agama dapat memperkuat
toleransi dan saling pengertian antar komunitas ber-agama. Beberapa
contoh konkret adalah:
 Program dialog antar agama yang diadakan oleh pemerintah dan
organisasi masyarakat sipil untuk memperkuat hubungan antar agama
dan mencegah terjadinya konflik. Contohnya adalah program "Moderasi
Beragama" yang digagas oleh Kementerian Agama untuk mendorong
pertumbuhan toleransi dan kerukunan antar agama
 Praktik toleransi dan saling pengertian antar agama dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat Indonesia, seperti dalam perayaan hari raya agama
yang dihadiri oleh masyarakat dari berbagai agama, dan dalam kegiatan
sosial kemasyarakatan yang melibatkan masyarakat dari berbagai agama
 Peran tokoh agama dan pemimpin masyarakat dalam memperkuat
toleransi dan saling pengertian antar agama. Tokoh agama dan pemimpin
masyarakat dapat memfasilitasi dialog antar agama dan mempromosikan
nilai-nilai toleransi dan saling pengertian antar agama dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat.
3. Kesimpulan

Memahami teologi dalam konteks keberagaman Indonesia sangat


penting karena pemahaman yang lebih baik tentang teologi dapat
memperkuat toleransi dan saling pengertian antar komunitas agama.
Dengan memahami teologi, individu atau komunitas dapat memahami
keyakinan dan doktrin agama yang dianut oleh komunitas agama lain,
sehingga dapat membangun hubungan yang harmonis dan saling
menghormati. Selain itu, pemahaman yang lebih baik tentang teologi juga
dapat membantu individu atau komunitas untuk memahami nilai-nilai
agama yang tercermin dalam budaya dan tradisi masyarakat Indonesia,
sehingga dapat memperkuat solidaritas dan soliditas antar komunitas
agama. Ada beberapa langkah-langkah konkret yang dapat dilakukan
untuk mempromosikan pengertian dan toleransi ber-agama antara lain:
1. Mendorong dialog antar agama untuk memperkuat toleransi dan saling
pengertian antar komunitas agama. Dialog antar agama dapat dilakukan
melalui kegiatan sosial kemasyarakatan, seminar, diskusi, dan pertemuan
antar tokoh agama.
2. Mendorong pendidikan agama yang inklusif dan mengajarkan nilai-nilai
toleransi dan saling pengertian antar agama. Pendidikan agama yang
inklusif dapat membantu individu atau komunitas untuk memahami
keyakinan dan doktrin agama yang dianut oleh komunitas agama lain,
sehingga dapat membangun hubungan yang harmonis dan saling
menghormati.
3. Mendorong media massa untuk mempromosikan pengertian dan toleransi
agama. Media massa dapat memainkan peran penting dalam
mempromosikan pengertian dan toleransi agama dengan mengedukasi
masyarakat tentang nilai-nilai agama dan budaya lokal, serta
mempromosikan kegiatan sosial kemasyarakatan yang melibatkan
masyarakat dari berbagai agama.
Daftar Pustaka

(n.d.). Retrieved from


academia.edu/36432212/SEMUA_MATERI_TEOLOGI_AGAMA_AGA
MA

(n.d.). Retrieved from


jurnalharmoni.kemenag.go.id/index.php/harmoni/article/view/365

(n.d.). Retrieved from


jurnalharmoni.kemenag.go.id/index.php/harmoni/article/download/365/26
2

(n.d.). Retrieved from


Journal.universitassuryadarma.ac.id/index.php/jmm/article/download/537/
503

(n.d.). Retrieved from id.wikipedia.org/wiki/Teologi

(n.d.). Retrieved from


etheses.iainkediri.ac.id/7895/3/933100510%20BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai