Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
limpahan Rahmat dan Karunia Nya kami kelompok 5 yang beranggotakan tiga
orang dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada
waktunya.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang “PENGARUH BUDAYA
TERHADAP JIWA KEAGAMAAN” yang ditujukan untuk memenuhi tugas
dari Bapak Mukaffan M.Pd.I, sebagai dosen pengampu mata kuliah Psikologi
Agama.
Dimana dalam makalah ini berisikan tiga sub pokok pembahasan yaitu
pertama tentang hubungan antara budaya dengan tradisi keagamaan, kemudian
yang kedua hubungan antara tradisi keagamaan dengan sikap keagamaan, dan
yang ketiga adalah pengaruh globalisasi terhadap keagamaan. Di harapkan
makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Psikologi
Agama terlebih lagi dalam materi Pengaruh Budaya Terhadap Jiwa Keagamaan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH 2
C. TUJUAN 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. KESIMPULAN 11
B. SARAN 11
DAFTAR PUSTAKA 12
iii
BAB I
PENDAHULUA
A. Latar Belakang
Dalam hal ini ada persoalan yang membahas tentang apakah agama lebih
dominan mempengaruhi terhadap budaya, atau sebaliknya apakah budaya lebih
dominan mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku manusia dalam kehidupan
masyarakat. Dalam kajian sosiologi, baik agama maupun budaya merupakan bagian
dari kehidupan masyarakat. Maka dari itu segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa hubungan antara budaya dengan tradisi keagamaan?
2. Apa hubungan antara tradisi keagamaan dengan sikap keagamaan?
3. Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap keagamaan?
C. Tujuan Masalah
1. Agar kita mengetahui hubungan antara budaya dengan tradisi keagamaan.
2. Agar kita dapat mengetahui hubungan tradisi keagamaan dengan sikap
keagamaan.
3. Untuk mengetahui lebih jelas pengaruh globalisasi terhadap keagamaan.
2
BAB II
PEMBAHASA
3
1
Joko Triharyanto, Relasi agama dan budaya dalam hubungan intern umat islam, Jurnal smart,
Volume 01 Nomor 01 Juni 2015
4
Fenomena kehidupan masyarakat dilihat dari aspek agama dan budaya yang
memiliki keterkaitan satu sama lain yang terkadang banyak disalah artikan oleh
sebagian orang yang belum memahami bagaimana menempatkan posisi agama dan
posisi budaya dalam suatu kehidupan masyarakat. Dalam kehidupan manusia, agama
dan budaya jelas tidak berdiri sendiri, keduanya memiliki hubungan yang sangat erat
dalam dialektikanya; selaras menciptakan dan kemudian saling menegasikan. Agama
sebagai pedoman hidup manusia yang diciptakan oleh Tuhan, dalam menjalani
kehidupannya. Sedangkan kebudayaan adalah sebagai kebiasaan tata cara hidup
manusia yang diciptakan oleh manusia itu sendiri dari hasil daya cipta, rasa dan
karsanya yang diberikan oleh Tuhan. Agama dan kebudayaan saling mempengaruhi
satu sama lain. Agama mempengaruhi kebudayaan, kelompok masyarakat, dan suku
bangsa. Kebudayaan cenderung berubah-ubah yang berimplikasi pada keaslian agama
sehingga menghasilkan penafsiran berlainan. Salah satu agenda besar dalam
kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara adalah menjaga persatuan dan
kesatuan dan membangun kesejahteraan hidup bersama seluruh warga negara dan
umat beragama. Hambatan yang cukup berat untuk mewujudkan kearah keutuhan dan
kesejahteraan adalah masalah kerukunan sosial, termasuk di dalamnya hubungan
antara agama dan kerukunan hidup umat beragama.2
4
2
Laode Monto Bauto, Perspektif agama dan kebudayaan dalam kehidupan masyarakat Indonesia,
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Volume 23, No. 2, Edisi Desember 2014.
4
yang dibentuk oleh tradisi keagamaan merupakan bagian dari pernyataan jati diri
seseorang dalam persetujuan dengan agama yang dianutnya. Sikap religius ini akan
ikut mempengaruhi cara berpikir, cita rasa, atau pemikiran tentang agama, tradisi
religius dalam pandangan Robert C. Monk memiliki dua fungsi utama yang memiliki
peran ganda. Yaitu bagi masyarakat atau individu. Fungsi yang pertama adalah
sebagai kekuatan yang mampu membuat kestabilan dan keterpaduan masyarakat
maupun individu. Sementara itu, yang kedua adalah tradisi keagamaan yang bertindak
sebagai agen perubahan di masyarakat atau diri individu, bahkan di dalam percakapan
sementara. 3
Sikap dan keberlanjutan seseorang atau kelompok orang bisa berubah dan
berkembang sesuai dengan perkembangan budaya di mana agama itu hidup dan
berkembang.Demikian pula budaya memperbaiki perkembangan dan
tranformasi. Transformasi budaya merupakan perubahan yang menetapkan nilai-nilai
dan struktural sosial. Proses perubahan kokoh sosial akan membahas masalah-masalah
disiplin sosial, solidaritas sosial, keadilan sosial, sistem sosial, mobilitas sosial dan
tindakan-tindakan keagamaan. Tranformasi budaya yang tidak berakar pada nilai
budya bangsa yang beragam akan mengendorkan disiplin sosial dan solidaritas sosial,
dan pada kompetensi tidak adil sosial akan sukar diwujudkan.
Menurut Robert Monk hubungan antara sikap keagamaan dan tradisi keagamaan
adalah sikap keagamaan perorangan dalam masyarakat yang menganur suatu
keyakinan agama merupakan unsur penopang bagi terbentuknya tradisi keagamaan.
Tradisi keagamaan menurut Monk menunjukan kepada kompleksitas pola-pola
tingkah laku (sikap-sikap kepercayaan atau keyakinan yang berfungsi untuk menolak
atau menanti suatu nilai penting (nilai-nilai) oleh sekelompok orang yang dipelihara
dan diteruskan secara berkesinambungan selama periode-periode tertentu.
3
Azizy, A. Qodry, Melawan Globalisasi Reinterpretasi Ajaran Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2004) h.61.
5
Tradisi keagamaan dan sikap keagamaan saling mempengaruhi sikap-sikap
keagamaan sebagai lingkungan kehidupan turut memberi nbilai-nilai, norma-norma
tingkah-laku keagamaan kepada sesamanya. Dengan demikian tradisi keagamaan
memberi pengaruh dalam membentuk pengalaman dan kesadaran agama. Sehingga
terbentuk daam sikap keagamaan pada diri seseorang yang hidup dalam lingkungan
tradisi keagamaan tertentu. Sikap keagamaan yang terbentuk oleh tradisi keagamaan
merupakan bagian dari pernyataan jati diri seseorang dalam kaitan dengan agama
yang dianutnya. Sikap keagamaan ini akan ikut mempengaruhi cara berfikir, cita, rasa
atau penilaian seseorang terhadap segaa sesuatu yang berkaitan dengan agama. Tradisi
keagamaan daam pandangannya. Robert C Monk memiliki dua fungsi
utama. Pertama adalah sebagai kekuatan yang mampu membuat kesetabilan dan
keterpaduan masyarakat maupun individu. Kedua, tradisi keagamaan berfungsi
sebagai agen perubahan dalam masyarakat atau individu.
Era global ditandai oleh proses kehidupan mendunia, kamajuan IPTEK unggul
dalam bidang transportasi dan komunikasi serta lintas lintas budaya. Kondisi ini
mendukung terciptanya berbagai kemudahan dalam hidup manusia, menjadikan dunia
semakin transparan. Pengaruh ini ikut mempengaruhi pandangan yang serba boleh
(permisif). Apa yang sebelumnya dianggap sebagai tabu, selanjutnya dapat diterima
dan dianggap biasa. Sementara itu, nilai-nilai tradisional mengubah proses perubahan
sistem nilai. Sebenarnya mulai terlepas pegangan hidup yang bersumber dari tradisi
masyarakatnya. Terkait dengan sistem nilai yang bersumber dari ajaran agama. Dalam
perdebatannya dengan jiwa keagamaan, barang kali globalisasi itu dapat dilihat
melalui perubahan dengan sikap. Menurut teori yang dikemukakan oleh Osgood dan
Tannenbaum, perubahan sikap akan terjadi jika terjadi persamaan persepsi pada diri
seseorang atau masyarakat terhadap sesuatu.Hal ini dimaksudkan untuk menentukan
6
pentingnya globalisasi dengan semua memuatnya di nilai baik oleh individu atau
masyarakat, maka mereka akan mmenerimanya. 4
Tetapi, menurut David C.Korten, ada tiga krisis yang bakal dihadapi manusia
secara global. Kesadaran akan krisis ini sudah muncul sekitar tahun 1980an, yaitu :
kemiskinan, penanganan lingkungan yang salah serta kekerasan sosial. Gejala
terseabut akan menjadi mimpi buruk kemanusiaan di abad ke 21 ini. Selanjutnya ia
menginventarisasi ada 21 permasalahan yang secra global akan di hadapi oleh
manusia, yaitu:
4
Jalaluddin, Psikologi Agama (,Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996) hal.77.
7
16. Peningkatan kewaspadaan terhadap pengrusakan alam.
17. Menyediakan fasilitas bagi kesepakatan untuk mengurangi berbagai
ketegangan regional yang di sebabkan perbedaan rasial,etnis dan agama.
18. Menghilangkan atau membersihkan hujan asam.
19. Penyembuhan terhadap korban penyakit AIDS serta mengawasi penyebaran
berjngkitnya wabah tersebut.
20. Menempatkan kembali atau memulangkan para pengungsi.
21. Pengawasan terhadap lalu lintasperdagangan alkohol dan penyalah gunaan
obat bius.
Era global bertepatan dengan millennium III ditandai dengan kemajuan iptek
terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi. Serta terjadinya lintas budaya.
5
Tonny D, Widiastono, Pendidikan Manusia Indonesia (Jakarta: Kompas, 2004) hal.62.
8
Selain itu dampak dan mobilitas manusia semakin tinggi menyebabkan apa yang
terjadi disuatu tempat diwilayah tertentu dengan mudah dan cepat tersebar dan
diketahui masyarakat dunia hampir tak ada yang tersembunyi. Pengaruh ini ikut
malahirkan pandangan yang serba boleh (perssiviness) apa yang sebelumnya dianggap
tabu, seanjutnya dapat diterima. Sementara itu nilai-nilai tradisional mengalami
pengerusan mulai kehilangan pegangan hidup yang bersumber dari tradisi masyarakat,
termasuk kedalam sistem nilai yang bersumber dari ajaran agama. Dipihak lain
manusia juga dihadapkan pada upaya untuk mempertahankan sistem nilai yang
mereka anut sementara itu era global menawarkan alternatif baru (kekaguman dari
hasil rekayasa iptek) yang menawarkan kenikmatan duniawi. Hal ini menimbulkan
keraguan dan kecemasan kemanusiaan (human anxiety) adapun kemungkinan yang
terjadi pada manusia adalah; pertama, mereka yang tidak ikut larut alam pengaguman
yang berlebihan terhadap teknologi dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai
kegamaan, kemungkinan akan lebih meyakini kebenaran agama. Kedua, golongan
yang longgar dari nilai-nilai ajaran agama akan kekosongan jiwa. Golongan kedua ini
di era global akan diperkirakan memuncukan tiga kecenderungan agama, yaitu;
9
Sebagai umat beragama, khususnya umat Islam dalam era globalisasi
hendaknya;6
Jadi yang pada intinya Pengaruh globalisasi terhadap nilai agama islam mau tidak
mau merobah aturan-aturan dan tatanan nilai yang selama ini sedah kita anggap
mapan dan kita pegang secara kokoh.
6
A. Qodri Azizy, Melawan Globalisasi Reinterpretasi Ajaran Islam (Persiapan SDM Yang
Terciptanya Masyarakat Madani), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hal. 32-33.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Menyadari bahwa kami semua sebagai penulis jauh dari kata sempurna, maka
kedepannya kami akan lebih giat dan fokus dalam menjelaskan dan mengurai materi
lain, dikemudian hari yang akan dibuat dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan
dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari itu, kami sangat terbuka dengan saran-saran
yang akan diberikan untuk makalah ini. Semoga dengan membaca dan mempelajari
pembahasan dalam makalah ini dapat sedikit memberikan manfaat bagi kita semua
untuk menambah ilmu dan kualitas dalam diri kita .
11
DAFTAR PUSTAKA
Joko Triharyanto, 2015, Relasi agama dan budaya dalam hubungan intern umat
islam, Jurnal smart, Semarang: JejakAgama
Laode Monto Bauto, 2014, Perspektif agama dan kebudayaan dalam kehidupan
masyarakat Indonesia, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Kendari: FISIP Universitas
Haluoleo Kendari
12