Anda di halaman 1dari 21

KONSEP UMUM TERKAIT AGAMA, BUDAYA, DAN SOSIAL

DALAM TRANSKULTURAL NURSING

Diajukan untuk Memenuhi Tugas “Etika Keperawatan dan Hukum Kesehatan”

Dosen Pembimbing: Ns. Bhekti Imansari, M.Kep

Disusun oleh (Kelompok 2):

Jaka Sastra (102022051) Reinata Fadilah (102022039)

M. Sidiq Permana (102022059) Viska Aulia Auna (102022064)

Nurjihan Salsabila (102022017) Zakiyah Nurul Insan (102022035)

Dita Listiawardani (102022034) Abdulah Bayu Santoso (102022011)

PROGRAM STUDI VOKASI DIPLOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG

Tahun Ajaran 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Konsep
Umum Terkait Agama, Budaya dan Sosial dalam Transkultural Nursing” ini tepat
pada waktunya.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Bhekti Imansari, M.Kep
selaku dosen mata kuliah Etika Keperawatan dan Hukum Kesehatan yang telah
memberikan tugas ini sehingga penyusun dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang penyusun tekuni. Penyusun juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Etika Keperawatan dan Hukum Kesehatan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang perbedaan agama, budaya dan sosial
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penyusun menyadari, makalah yang penyusun tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penyusun
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 3 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iii

BAB I: PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................2

BAB II: TINJAUAN TEORI.................................................................................3

2.1 Konsep Umum Terkait Agama, Budaya, dan Sosial................................3

2.1.1 Definisi Agama..............................................................................3

2.1.2 Definisi Budaya..............................................................................3

2.1.3 Definisi Sosial................................................................................4

2.2 Perbedaan Agama, Budaya, dan Sosial antara Klien dengan Perawat.....4

2.3 Peka Budaya dalam Praktek.....................................................................5

BAB III: HASIL WAWANCARA........................................................................8

3.1 Analisis Hasil Wawancara dengan Pasien...............................................8

3.2 Analisis Hasil Wawancara dengan Perawat...........................................11

BAB IV: PENUTUP.............................................................................................15

4.1 Kesimpulan............................................................................................15

4.2 Saran.......................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Wawancara dengan Ny. Evi Mega.......................................................9

Gambar 3.2 Wawancara dengan Nn. Sarah Shabrina............................................10

Gambar 3.3 Wawancara dengan Suster Martha Pramita H, A.Md.Kep.................12

Gambar 3.4 Wawancara dengan Suster Susilawati, A.Md.Kep.............................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Relasi agama dan budaya dalam kehidupan masyarakat sebagai realitas
sosial dalam kehidupan. Agama sebagai realitas ketuhanan dan budaya
sebagai realitas kemanusiaan merupakan dua dimensi yang terimplementasi
dalam kegiatan bermasyarakat. Identitas masyarakat pada wilayah yang lebih
kecil yang disebut dengan komunitas, didominasi atas pengaruh adanya relasi
agama dan budaya (Darwati, 2018; Mahfuz, 2019).
Agama dapat menjadi landasan sudut pandang budaya dalam membentuk
sebuah tatanan kehidupan. Kedua dimensi ini dalam konteks kehidupan
kadang menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan sebagai ciri dan
identitas sebuah komunitas atau masyarakat (Kuntarto, 2016; Hamali, 2018;
Potabuga, 2020).
Keragaman budaya, tradisi dan agama adalah suatu keniscayaan hidup,
sebab setiap orang atau komunitas pasti mempunyai perbedaan sekaligus
persamaan. Di sisi lain pluralitas budaya, tradisi dan agama merupakan
kekayaan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Namun jika kondisi seperti itu
tidak dipahami dengan sikap toleran dan saling menghormati, maka pluralitas
budaya, agama atau tradisi cenderung akan memunculkan konflik bahkan
kekerasan (violence).
Persinggungan agama dan budaya seperti yang diungkapkan di atas,
secara eksplisit memberikan gambaran bahwa masyarakat dan khususnya
komunitas, memiliki kegiatan atau praktek baru yang dihasilkan dari relasi
antara agama dan budaya. Corak yang dihasilkan dalam setiap komunitas atau
masyarakat tertentu, meskipun memiliki esensi filosofis yang sama namun
dapat berbeda dan berlainan dalam tataran implementasi pelaksanaan atau
ritual (upacara) kegiatannya (Amaliyah, 2015; Kamal & Rozi, 2020;
Luthfiyah, 2014).

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari agama, budaya, dan sosial?
2. Bagaimana perbedaan agama, budaya, dan sosial antara perawat dan
klien?
3. Bagaimana peka budaya dalam praktek/transkultural nursing?
4. Bagaimana contoh perbedaan agama, budaya, dan sosial antara klien
dengan perawat?

1.3 Tujuan Penelitian


 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan kompetensi perawat tentang Transcultural Nursing
terhadap pengalaman pelaksanaan dalam pelayanana keperawatan.

 Tujuan Khusus:
1. Untuk mengetahui definisi dari agama, budaya, dan sosial.
2. Untuk mengetahui perbedaan agama, budaya, dan sosial antara klien
dengan perawat.
3. Untuk mengetahui peka budaya dalam praktek/transkultural nursing.
4. Untuk mengetahui contoh perbedaan agama, budaya, dan sosial antara
klien dengan perawat.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Umum Terkait Agama, Budaya, dan Sosial


2.1.1 Definisi Agama
Agama memiliki arti penting bagi manusia agar manusia tidak tersesat
dalam menjalani kehidupan di dunia. Agama menurut KBBI adalah sistem
atau perinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama
Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-
kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Dasar kata agama
sendiri berbeda menurut berbagai bahasa. Dalam bahasa Sansekerta agama
berarti “tradisi”. Jadi agama artinya diwarisi secara turun menurun dari
satu generasi ke generasi lainnya.
Selanjutnya dalam bahasa Arab dikenal kata din’ yang dalam bahasa
sempit berati undang-undang atau hukum. Dalam bahasa Arab kata ini
berarti menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, dan kebiasaan.
Pengertian ini juga sejalan dengan pengertian agama yang di dalamnya
terdapat peraturan-peraturan yang merupakan hukum yang harus dipatuhi
oleh penganut agama yang bersangkutan.
Syamsul Arifin dalam bukunya Studi Agama Perspektif Sosiologis dan
Isu-Isu Kontemporer mengatakan bahwa agama tidak hanya mencakup
sitem-sistem yang teistik yang menekankan pada kepercayaan pada hal-
hal yang bersifat supranatural, tetapi juga sebagai sistem kepercayaan
nonteistik seperti komunisme, nasionalisme, atau humanisme.

2.1.2 Definisi Budaya


Budaya tak pernah habis untuk diperbincangkan. Perspektif yang
diambil para ahli dalam mendefinisikan budaya sangat beragamnya, sama

3
beragamnya dengan fakta kebudayaan itu sendiri. Berikut ini adalah
sebagian dari pendapat para ahli tentang definisi budaya:
 Budaya adalah keseluruhan kompleks yang mencakup pengetahuan,
keyakinan, seni, moral, hukum, tradisi, kemampuan, dan kebiasaan
lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota manusia (Tyler,
1870).
 Budaya adalah seperangkat sikap, nilai, keyakinan, dan perilaku yang
dimiliki bersama oleh sekolompok orang, tetapi berbeda untuk setiap
individu, yang dikomunikasikan dari satu generasi ke generasi
berikutnya (Matsumoto, 1996).

2.1.3 Definisi Sosial


Secara umum, definisi sosial bisa diartikan sebagai sesuatu yang ada
pada masyarakat atau sikap kemasyarakatan. Ilmu sosial pun dipelajari
sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan, selain ilmu alam. Ketika
didefinisikan, ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari mengenai tingkah
laku manusia dan masyarakat dalam berinteraksi satu sama lain.
Ada beberapa pendapat menurut para ahli:
 Pengertian sosial didefinisikan sebagai sesuai sifat dasar dari setiap
individu manusia (Philip Wexler).
 Pengertian sosial merupakan sesuatu yang dapat dicapai, dihasilkan,
serta ditetapkan dalam proses interaksi sehari-hari antara warga suatu
negara dengan pemerintahannya (Lewis).

2.2 Perbedaan Agama, Budaya, dan Sosial antara Klien dengan Perawat
Kebudayaan dapat memengaruhi persepsi pasien dan profesi kesehatan
tentang kondisi kesehatan dan penanganannya. Menurut Winkelman (2009),
kebudayaan memengaruhi perilaku terhadap penyakit dan alasan untuk
mencari bantuan perawatan, cara menangani gejala atau masalah kesehatan

4
dan ketaatan kita terhadap penanganan penyakit. Perilaku sakit dan cara
mengungkapkan rasa sakit dipengaruhi oleh budaya yang dimiliki oleh pasien.
Perbedaan budaya antara tenaga kesehatan dan pasien meraka yang
beragam dapat menimbulkan adanya ketidakpahaman lintas budaya yang
tidak dapat dihindari dan dapat diprediksi. Oleh karena itulah pengetahuan
tentang kebudayaan dan kesadaran budaya menjadi sangat penting bagi semua
profesi perubahan kebudayaan di seluruh dunia.
Sistem pengobatan modern yang dikembangkan berdasarkan teknologi
barat telah memengaruhi sistem pengobatan tradisional suatu masyarakat.
Namun demikian sistem pengobatan modern tidak selalu menggantikan sistem
tradisional. Dalam masyarakat sering kali ditemui bahwa pengobatan
tradisional tetap dijalankan dan pengobatan modern ditempuh sebagai salah
satu pilihan alternatif bila cara tradisional tidak memberikan harapan.

Sebagaimana dalam Q.S. Al-Hujurat: 13 Allah Swt. berfirman:

Artinya: "Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari


seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal."

2.3 Peka Budaya dalam Praktek atau Transkultural Nursing


Transkultural Nursing yang diperkenalkan oleh Madeleine Leininger
merupakan teori keperawatan yang didasari oleh pemahaman adanya
perbedaan nilai-nilai kultural yang melekat pada individu, keluarga, dan

5
masyarakat (Alligood & Tomey, 2006). Transkultural Nursing memandang
proses keperawatan sebagai landasan berpikir seorang perawat dalam
menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami klien (Geisser, 1991, dalam
Leininger & McFarland, 2002).
Proses asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan transkultural
nursing adalah sebagai berikut:
1. Pengkajian
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi
masalah kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien.
Perawat yang kompeten dalam memberi asuhan keperawatan transkultural
selalu diawali dengan kemampuan perawat dalam melakukan pengkajian
keperawatan. Dalam tahap pengkajian yang dikaji meliputi pemeriksaan
komponen fisiologis (fisik), komponen psikologis (kondisi mental), dan
komponen kultural (budaya, lingkungan, struktur sosial).
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respons
klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya,
baik yang berlangsung aktual maupun potensial.
3. Perencanaan
Dalam perencanaan perawat mengembangkan tujuan dan rencana
keperawatan yang dirancang untuk membantu pasien dalam memenuhi
tujuan dan mencapai hasil yang diinginkan. Perawat juga perlu
memprioritaskan kebutuhan klien dan menetapkan tujuan perawatan untuk
mengevaluasi apakah tujuan telah terpenuhi atau tidak.
4. Implementasi
Implementasi melibatkan pelaksanaan rencana asuhan keperawatan
yang diperoleh selama fase perencanaan. Dalam implementasi perawat
melaksanakan rencana asuhan atau supervisi dari perawat lain untuk
melakukan intervensi keperawatan. Implementasi adalah melakukan suatu

6
perencanaan berdasarkan intervensi keperawatan untuk membantu klien
mencapai suatu tujuan atau hasil yang diharapkan.

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian ulang dan menginterpretasikan data
baru yang berkelanjutan untuk menentukan apakah tujuan tercapai
sepenuhnya, sebagian, atau tidak sama sekali. Evaluasi memastikan bahwa
klien menerima perawatan yang tepat dan kebutuhannya terpenuhi.

7
BAB III

HASIL WAWANCARA

3.1 Analisis Hasil Wawancara dengan Pasien


 Nama : Evi Mega
Budaya : Suku Sunda
Instasi rawat : Rumah Sakit Sartika Asih Bandung
1) Apakah pernah ditangani oleh perawat yang berbeda budaya?
Jawaban: Pernah, perawatnya suku Batak saat dirawat di ruang
ICU.
2) Pernahkah Anda menjumpai seorang perawat yang tidak
menghargai budaya Anda?
Jawaban: Tidak pernah.
3) Apakah Anda nyaman dengan seorang perawat yang berbeda
keyakinan?
Jawaban: Nyaman, tidak menjadi masalah.
4) Bagaimana sikap Anda jika ditangani oleh seorang perawat yang
tidak menerima budaya Anda?
Jawaban: Lebih baik diam dan tidak mempermasalahkan.
5) Apakah Anda suka memepertahankan adat istiadat Anda kepada
seorang perawat?
Jawaban: Tidak juga, karena saya tidak pernah mengotot untuk
mempertahankan budaya saya, dan selalu mengikuti arahan
perawat jika itu baik untuk kesembuhan saya.
6) Apakah Anda merasa minder ketika menjelaskan tentang budaya
Anda kepada perawat?
Jawaban: Tidak akan pernah minder menjelaskan budaya saya.

8
7) Apakah Anda termasuk pasien yang memakai BPJS?
Jawaban: Iya, saya pakai BPJS
8) Apakah Anda sebagai pengguna BPJS pernah dibeda-bedakan
dalam pelayanan?
Jawaban: Tidak pernah merasakan dibeda-bedakan.

Gambar 3.1 Wawancara dengan Ny. Evi Mega

 Nama : Sarah Shabrina


Budaya : Suku Sunda
Instansi rawat : RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat
1) Apakah pernah ditangani oleh perawat yang berbeda budaya?
Jawaban: Iya pernah, suku Batak.
2) Pernahkah Anda menjumpai seorang perawat yang tidak
menghargai budaya Anda?
Jawaban: Kalau meremehkan budaya saya tidak pernah, tetapi
berinteraksi dalam pelayanan saya merasa perawat itu kurang baik.
3) Apakah Anda nyaman dengan seorang perawat yang berbeda
keyakinan?
Jawaban: Nyaman dengan sikap yang memang baik hati, dan
ramah.
4) Bagaimana sikap Anda jika ditangani oleh seorang perawat yang
tidak menerima budaya Anda?
Jawaban: Saya merasa sedih dan kesal.

9
5) Apakah Anda suka mempertahankan adat istiadat Anda kepada
seorang perawat?
Jawaban: Tidak juga.
6) Apakah Anda merasa minder ketika menjelaskan tentang budaya
Anda kepada perawat?
Jawaban: Tidak pernah, saya bangga dengan budaya saya.
7) Apakah Anda termasuk pasien yang memakai BPJS?
Jawaban: Tadinya saya mau memakai BPJS tapi setelah melihat
sifat perawat itu keluarga saya memutuskan untuk memakai
umum, agar lebih dihargai.

Gambar 3.2 Wawancara dengan Nn. Sarah Shabrina

10
3.2 Analisis Hasil Wawancara dengan Perawat
 Nama : Martha Pramita H, A.Md.Kep
Instansi : Rumah Sakit Santosa Kopo Bandung
Budaya Pasien : Berasal dari Philipina
1) Apakah pernah merawat seorang pasien yang berbeda budaya dan
bagaimana cara berinteraksi dengan pasien tersebut?
Jawaban: Pernah, kebetulan karena pasien saya pada saat itu
adalah WNA yang sedang bekerja di Indonesia jadi saya
menggunakan Bahasa Inggris.
2) Bagamimana cara menangani jika pasien ingin beribadah tetapi
berbeda keyakinan dengan seorang perawat?
Jawaban: Caranya adalah dengan memfasilitasi kebutuhan pasien
tersebut, jika pasien menanyakan kemana arah kiblat atau lokasi
masjid atau tempat peribadahan lainnya kita dapat menjawab
dengan baik.
3) Bagaimana cara memberikan pengertian kepada pasien tentang
budaya yang merugikan kesehatan?
Jawaban: Terdapat banyak cara yang digunakan. Namun untuk
realisasi dengan pasien cara paling efektif adalah dengan diskusi
dan edukasi. Karena dengan diskusi kita dapat mengetahui latar
belakang pasien dan faktor mana saja yang mengakibatkan pasien
melakukan hal yang merugikan kesehatan, dan dengan edukasi
pasien, dapat mengerti penyebab, tata laksana, dan resiko apa yang
akan terjadi jika melakukan perilaku yang merugikan kesehatan
tersebut.
4) Bagaimana seorang perawat bila menghadapi pasien yang
bahasanya tidak dimengerti?
Jawaban: Ketika menemui pasien yang bahasanya tidak
dimengerti, kita dapat mengajak rekan kita yang mengerti bahasa
tersebut atau kita dapat menanyakan kepada keluarga pasien. Dan

11
jika masih belum mengerti juga, mungkin kita dapat dibantu oleh
google translate.
5) Bagaimana sikap seorang perawat jika ada seorang pasien
mengotot untuk mempertahankan adat istiadatnya?
Jawaban: Salah satu etika keperawatan adalah otonomi. Jika
pasien bersikeras mempertahakan kebiasaannya, maka kita sebagai
perawat tidak boleh mengganggu keputusan pasien, salah satu
tugas perawat adalah edukasi kepada pasiennya dengan
menggunakan komunikasi efektif dan menjawab pertanyaan dari
pasiennya supaya perawat mendapatkan feedback dari pasien.
Namun jika pasien tetap mempertahankan pendapatnya maka
perawat tidak boleh memaksa.
6) Bagaimana sikap anda agar tidak merasa tegang ketika
menghadapi pasien yang berbeda budaya?
Jawaban: Caranya adalah dengan selalu mempersiapkan diri.
Dengan mempelajari wawasan budaya umum, mempelajari bahasa
asing atau daerah dan melakukan komunikasi efektif. Jika ada
yang kita tidak mengerti, kita tetap dapat bertanya kepada pasien
tersebut maksud dari perkataan atau lainnya.

Gambar 3.3 Wawancara dengan Suster Martha Pramita H

12
 Nama : Susilawati, A.Md.Kep
Instansi : RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat
Budaya Pasien : Agama Kristen
1) Apakah pernah merawat seorang pasien yang berbeda budaya dan
bagaimana cara berinteraksi dengan pasien tersebut?
Jawaban: Pernah, biasanya saat pasien masuk dan melakukan
orientasi ruangan kepada pasien, saya selalu bertanya dari mana
pasien berasal dan bahasa apa yang dapat dimengerti oleh pasien
dan keluarga.
2) Bagamimana cara menangani jika pasien ingin beribadah tetapi
berbeda keyakinan dengan seorang perawat?
Jawaban: Kami mengizinkan ketika keluarga pasien ingin
membawa kerabat (rohaniawan) yang ingin berdoa bersama-sama
di ruangan pasien.
3) Bagaimana cara memberikan pengertian kepada pasien tentang
budaya yang merugikan kesehatan?
Jawaban: Terkait dengan budaya, biasanya hal ini juga dikaji
lebih awal terkait budaya apa yang diyakini pasien terhadap
kesehatan, jika memang tidak merugikan kesehatan pasien maka
tidak apa-apa, namun jika hal itu merugikan kesehatan pasien,
tentunya saya menjelaskan terkait hal dari sisi kesehatan, setelah
menjelaskan, maka saya kembalikan kepada kepercayaan pasien.
4) Bagaimana seorang perawat bila menghadapi pasien yang
bahasanya tidak dimengerti?
Jawaban: Karena pasiennya masih orang Indonesia ya pake
bahasa Indonesia.
5) Bagaimana sikap seorang perawat jika ada seorang pasien
mengotot untuk mempertahankan adat istiadatnya?
Jawaban: Menghargai saja, tidak memaksa.

13
6) Bagaimana sikap anda agar tidak merasa tegang ketika
menghadapi pasien yang berbeda budaya?
Jawaban: Perbedaan budaya tidak menjadi halangan dalam
melakukan tindakan karena manusia itu unik, jadi bagaimanapun
dari latar belakang manapun, dalam melakukan tindakan biasanya
saya tidak terlalu terpengaruh oleh hal-hal tersebut, tetap fokus,
ramah, dan profesional.

Gambar 3.4 Wawancara dengan Suster Susilawati

14
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Transkultural Nursing adalah suatu proses pemberian asuhan


keperawatan yang difokuskan kepada individu dan kelompok untuk
mempertahankan, meningkatkan perilaku sehat sesuai dengan latar
belakang budaya. Hal ini dipelajari mulai dari kehidupan biologis
sebelumnya, kehidupan psikologis, kehidupan sosial dan spiritualnya.
Perencanaan dan pelaksanaan proses keperawatan transkultural tidak dapat
begitu saja dipaksakan kepada klien sebelum perawat memahami latar
belakang budaya klien sehingga tindakan yang dilakukan dapat sesuai
dengan budaya klien. Penyesuaian diri sangatlah diperlukan dalam
aplikasi keperawatan transkultural.

4.2 Saran

Hasil dari pembahasan yang sudah penyusun uraikan tersebut, maka


penyusun memberikan saran yaitu:

1. Bagi Perawat
Perawat dapat menanggapi dari keberagaman suku atau budaya
dengan komunikasi terapeutik yang bisa disesuaikan dengan
pasien.

15
2. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Bagi mahasiswa keperawatan yang sedang dalam akademik,
penelitian ini sangat berguna dalam mempersiapkan mahasiswa
setelah lulus dalam menyikapi dan berperilaku dengan komunikasi
terapeutik yang sesuai dalam menyikapi Transcultural Nursing.

16
DAFTAR PUSTAKA

Kusumaryoko, Prayogo. (2021). Manajemen Sumber Daya Manusia di Era Revolusi


Industri 4.0. Sleman: CV Budi Utama.

Novieastari, Enie dkk. (2020). Dasar-Dasar Keperawatan. Jakarta : ELSEVIER.

Saidurrahman dan Arifinsyah. (2018). Nalar Kerukunan Merawat Keragaman


Bangsa Mengawal NKRI. Jakarta: KENCANA.

Siregar, Deborah dkk. (2021). Pengantar Proses Keperawatan: Konsep, Teori dan
Aplikasi. Medan: Yayasan Kita Menulis.

17

Anda mungkin juga menyukai