Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN TEORETIS DAN PEMBAHASAN

A. Landasan Teoretis
1. Diabetes mellitus menurut para ahli
Menurut Yuniarti (2013) Diabetes mellitus merupakan
gangguan metabolisme glukosa yang ditimbulkan karena adanya
gangguan dalam tubuh. Tubuh manusia dengan diabetes tidak
dapat menghasilkan insulin yang cukup, akibatnya tubuh kelebihan
glukosa dalam darah.
Menurut Kumar (2016) Diabetes mellitus ialah gangguan
metabolisme yang tidak menular keberbagai manusia di seluruh
dunia. Keadaan ini terpaut dengan berbagai komplikasi mikro serta
makrovaskuler. Perkara ini juga salah satu penyebab utama
kematian.
Jadi yang dimaksud diabetes mellitus pada makalah ini
mengacu pada pendapat Yuniarti (2013) dan Kumar (2016) adalah
gangguan metabolisme tubuh, yang tidak cukup menghasilkan
insulin yang menyebabkan kelebihan glukosa dalam darah, yang
dapat menjadi penyebab utama kematian. Penulis memilih
pendapat ini dengan alasan tertarik dengan pendapat beliau.

2. Klasifikasi diabetes mellitus


Diabetes mellitus tipe 1 disebabkan oleh kerusakan sel beta
pankreas karena autoimun. Diabetes melitus tipe 1 mempunyai
karakter defisiensi absolut fungsi sel beta pankreas. Pengahncuran
fungsi sel beta pankreasmenyebakan hiperglikemia terjadi
disebabkan oleh kekurangan insulin yang absolut (Dipiro et al,
2009).
Diabetes mellitus tipe 2 merupakan penyakit hormon
endokrin yang dijumpai dengan degradasi sensitivitas insulin serta
sekresi insulin (Tjandrawinata, 2016).
Jadi yang dimaksud dengan diabetes melitus pada makalah
ini mengacu pada pendapat American Diabetes Association (ADA,
2013) dalam (Rahmasari 2019:57) yakni klasifikasi diabetes
melingkupi empat kelas klinis, diantaranya, DM tipe 1, hasil dari
kerusakan sel β pankreas, umumnya mengakibatkan defisiensi
insulin yang absolut, DM tipe 2, hasil dari gangguan sekresi insulin
yang progresif yang merupakan alasan terjadinya resistensi insulin,
Diabetes tipe spesifik lainnya, misal gangguan genetik pada fungsi
sel β, gangguan genetik pada kerja insulin, penyakit eksokrin
pankreas (seperti cystic fibrosis), dan yang disebabkan oleh obat
atau bahan kimia (seperti dalam pengobatan HIV/AID atau setelah
transplantasi organ), dan gestational Diabetes Mellitus.
Penulis memilih pendapat ini dengan alasan tertarik dengan
pendapat-pendapat beliau.

3. Penanganan Diet pada penderita Diabetes Melitus


Menurut Price dan Wilson (2006) dalam (Nursihhah,
2021:1005) pengaturan diet pada penderita diabetes mellitus agar
untuk mengatur jumlah kalori dan karbohidrat yang dikonsumsi
setiap hari dengan prinsip diet tepat jumlah, jadwal dan jenis (3J).
Diet tepat jumlah, jadwal dan jenis adalah prinsip pada diet
DM yang mesti memperhatikan jumlah kalori yang diberikan harus
habis, jangan dikurangi atau ditambah sesuai dengan kebutuhan,
jadwal diet harus sesuai dengan intervalnya, yang dibagi menjadi
6 waktu makan, yaitu 3 kali makanan utama dan 3 kali
makanan selingan (Tjokroprawiro, 2012).
Jadi yang dimaksud penanganan diet pada penderita
diabetes mellitus pada makalah ini mengacu pada pendapat
(Perkeni, 2015) dalam (Nursihhah, 2021:1004) Diet Diabetes
Melitus adalah bagian penting dari penatalaksanaan DMT2 secara
menyeluruh. Kunci kesuksesannya adalah keikutsertaan secara
komprehensif dari anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas
kesehatan yang lain serta pasien dan keluarganya). Penderita DM
juga harus diberikan pemfokusan tentang pentingnya keteraturan
jadwal makan, jenis dan jumlah kandungan kalori, terutama pada
penderita yang menggunakan obat yang meningkatkan sekresi
insulin atau terapi insulin itu sendiri. (Perkeni, 2015).
Penulis memilih pendapat ini dengan alasan tertarik dengan
pendapat-pendapat beliau.

B. Pembahasan
1. Diabetes mellitus menurut para ahli
Menurut Yuniarti (2013) Diabetes mellitus merupakan
gangguan metabolisme glukosa yang ditimbulkan karena adanya
gangguan dalam tubuh. Tubuh manusia dengan diabetes tidak
dapat menghasilkan insulin yang cukup, akibatnya tubuh kelebihan
glukosa dalam darah.
Menurut Kumar (2016) Diabetes mellitus ialah gangguan
metabolisme yang tidak menular keberbagai manusia di seluruh
dunia. Keadaan ini terpaut dengan berbagai komplikasi mikro serta
makrovaskuler. Perkara ini juga salah satu penyebab utama
kematian.
Jadi yang dimaksud diabetes mellitus pada makalah ini
mengacu pada pendapat Yuniarti (2013) dan Kumar (2016) adalah
gangguan metabolisme tubuh, yang tidak cukup menghasilkan
insulin yang menyebabkan kelebihan glukosa dalam darah, yang
dapat menjadi penyebab utama kematian.
2. Klasifikasi diabetes mellitus
Diabetes mellitus tipe 1 disebabkan oleh kerusakan sel beta
pankreas karena autoimun. Diabetes melitus tipe 1 mempunyai
karakter defisiensi absolut fungsi sel beta pankreas. Pengahncuran
fungsi sel beta pankreasmenyebakan hiperglikemia terjadi
disebabkan oleh kekurangan insulin yang absolut (Dipiro et al,
2009).
Diabetes mellitus tipe 2 merupakan penyakit hormon
endokrin yang dijumpai dengan degradasi sensitivitas insulin serta
sekresi insulin (Tjandrawinata, 2016).
Jadi yang dimaksud dengan diabetes melitus pada makalah
ini mengacu pada pendapat American Diabetes Association (ADA,
2013) dalam (Rahmasari 2019:57) yakni klasifikasi diabetes
melingkupi empat kelas klinis, diantaranya, DM tipe 1, hasil dari
kerusakan sel β pankreas, umumnya mengakibatkan defisiensi
insulin yang absolut, DM tipe 2, hasil dari gangguan sekresi insulin
yang progresif yang merupakan alasan terjadinya resistensi insulin,
Diabetes tipe spesifik lainnya, misal gangguan genetik pada fungsi
sel β, gangguan genetik pada kerja insulin, penyakit eksokrin
pankreas (seperti cystic fibrosis), dan yang disebabkan oleh obat
atau bahan kimia (seperti dalam pengobatan HIV/AID atau setelah
transplantasi organ), dan gestational Diabetes Mellitus.

3. Penanganan Diet pada penderita Diabetes Melitus


Menurut Price dan Wilson (2006) dalam (Nursihhah,
2021:1005) pengaturan diet pada penderita diabetes mellitus agar
untuk mengatur jumlah kalori dan karbohidrat yang dikonsumsi
setiap hari dengan prinsip diet tepat jumlah, jadwal dan jenis (3J).
Diet tepat jumlah, jadwal dan jenis adalah prinsip pada diet
DM yang mesti memperhatikan jumlah kalori yang diberikan harus
habis, jangan dikurangi atau ditambah sesuai dengan kebutuhan,
jadwal diet harus sesuai dengan intervalnya, yang dibagi menjadi
6 waktu makan, yaitu 3 kali makanan utama dan 3 kali
makanan selingan (Tjokroprawiro, 2012).
Jadi yang dimaksud penanganan diet pada penderita
diabetes mellitus pada makalah ini mengacu pada pendapat
(Perkeni, 2015) dalam (Nursihhah, 2021:1004) Diet Diabetes
Melitus adalah bagian penting dari penatalaksanaan DMT2 secara
menyeluruh. Kunci kesuksesannya adalah keikutsertaan secara
komprehensif dari anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas
kesehatan yang lain serta pasien dan keluarganya). Penderita DM
juga harus diberikan pemfokusan tentang pentingnya keteraturan
jadwal makan, jenis dan jumlah kandungan kalori, terutama pada
penderita yang menggunakan obat yang meningkatkan sekresi
insulin atau terapi insulin itu sendiri. (Perkeni, 2015).
Daftar Pustaka

Argecilia, Y, et al (2020). Potensi Beberapa Ekstrak Tumbuhan dalam


Penurunan Kadar Glukosa Darah secara In Vivo. Jurnal Ilmu Kesehatan. Volume
6, No. 2.

Rahmasari, I, et al (2019). EFEKTIVITAS MEMORDOCA CARANTIA


(PARE) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH. Jurnal Info
Kesehatan. Volume 9, No. 1.

Regina, C, et al (2021). SYSTEMATIC REVIEW TENTANG


PENGARUH OBESITAS TERHADAP KEJADIAN KOMPLIKASI DIABETES
MELITUS TIPE DUA. Jurnal Verdure. Volume 3, No. 1

Nursihhah, M, et al (2021). HUBUNGAN KEPATUHAN DIET


TERHADAP PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN
DIABETES MELITUS TIPE 2. Jurnal Medika Hutama. Volume 2, No. 3

Anda mungkin juga menyukai