Anda di halaman 1dari 8

Suplementasi Tepung Porang (9-16) El-Hayah Vol. 5, No.

1 September 2014

SUPLEMENTASI TEPUNG PORANG (Amorphophallus muelleri Blume) SEBAGAI


Nutraceutical DALAM MANAJEMEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

Nurlaili Susanti

Program Pasca Sarjana Univesitas Brawijaya

Email; dr.santie@gmail.com

ABSTRAK

Diabetes is a group of metabolic diseases characterized by hyperglycemia.


Type 2 Diabetes is most commonly type which accounts for 90-95% of
those, resulting from defects in insulin secretion and insulin action.
Management of type 2 diabetes should combine pharmacological therapy
with both diet modification and increasing physical activity. Nutraceutical
was known to have important role. A kind of Araceae family, Porang
(Amorphophallus muelleri Blume), has a main content of glucomannan.
Glucomannan is a water-soluble polysaccharide, high fibers and low
calories. Various studies suggest the benefit effects of glucomannan in type
2 diabetes mellitus to improve blood glucose level and lipid profiles. Its
mechanism is postulated to be associated with the intrinsic physical effects
of soluble fiber in the gastrointestinal tract and fermentation by microflora
in the large intestine that trigger production of several gut hormones. Short
Chain Fatty Acids, product of fiber fermentation, can improve insulin
sensitivity through competition with free fatty acids and increasing
expression of GLUT 4 in insulin sensitive tissues. Therefore, glucomannan
from Porang has a great potential to be a nutraceutical for the management
of type 2 diabetes mellitus.
Kata Kunci : Diabetes Mellitus, Porang, Glukomanan, Nutraceutical.

Pendahuluan berkembang, akan tetapi mayoritas


Diabetes Mellitus (DM) merupakan penderita DM tidak mampu mencapai
penyakit metabolik yang diderita oleh tujuan terapi yang telah ditetapkan oleh
sekitar 382 juta penduduk di seluruh dunia American Diabetes Association yaitu kadar
pada tahun 2013, dan diperkirakan HbA1c<7% (Bastaki, 2005). Manajemen
jumlahnya akan meningkat menjadi 592 Diabetes Mellitus seharusnya melibatkan
juta pada tahun 2035. Peningkatan kombinasi diet dan perubahan gaya hidup,
penderita DM terutama di negara terutama penderita DM tipe 2 yang disertai
berkembang, sebanyak 3 kasus baru setiap obesitas. Penelitian akhir-akhir ini
10 detik atau kurang lebih 10 juta kasus mendukung bahwa nutraceutical memiliki
baru setiap tahun. Angka mortalitas akibat peranan penting dalam manajemen
DM sangat tinggi, sekitar 5,1 juta kematian Diabetes Mellitus tipe 2.
pada tahun 2013 atau 1 orang meninggal Umbi Porang (Amorphophallus
setiap 6 detik. DM juga menguras anggaran muelleri Blume) memiliki kandungan
kesehatan dunia sekurang-kurangnya USD glukomanan tinggi yang merupakan serat
548 milyar dolar pada tahun 2013 larut air. Serat larut air diketahui memiliki
(Internasional Diabetes Federation, 2013). efek pada homeostasis glukosa,
Terapi farmakologi dalam metabolisme lipid, dan asupan kalori.
manajemen DM tipe 2 senantiasa Makalah ini akan membahas mengenai

9
Nurlaili Susanti

potensi suplementasi tepung porang dalam gradual mengikuti kerusakan sel beta
manajemen DM tipe 2. pankreas (Loghmani E, 2005).
Jumlah penderita DM tipe 2
Diabetes Mellitus meningkat dengan cepat dihubungkan
DM merupakan kelompok penyakit dengan perbaikan status ekonomi, penuaan,
metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia peningkatan urbanisasi, perubahan gaya
sebagai akibat adanya gangguan dalam hidup dan penurunan aktivitas fisik
sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. (International Diabetes Federation, 2013).
(American Diabetes Association, 2013). Penderita DM tipe 2 umumnya mengalami
Insulin merupakan hormon yang diproduksi obesitas yang dihubungkan dengan
di pankreas yang menjadikan glukosa dari terjadinya resistensi insulin. Sedangkan
makanan dapat masuk ke dalam sel untuk pada penderita yang kurus, DM tipe 2
diubah menjadi energi yang dibutuhkan dihubungkan dengan peningkatan
oleh tubuh. Penderita diabetes tidak dapat persentase distribusi lemak khususnya di
mengabsorbsi glukosa dengan cukup, area perut (American Diabetes Association,
sehingga glukosa menumpuk di darah 2013).
menyebabkan hiperglikemia (International Penatalaksanaan DM tipe 2 tidak
Diabetes Federation, 2013). Hiperglikemia membutuhkan insulin secara mutlak.
kronis dihubungkan dengan disfungsi dan Resistensi insulin dapat diperbaiki melalui
kerusakan beberapa organ seperti mata, penurunan berat badan dan terapi
ginjal, syaraf, jantung dan pembuluh darah farmakologi untuk menurunkan kadar gula
(American Diabetes Association, 2013). darah serta ditunjang dengan pengaturan
Ada 3 (tiga) tipe DM berdasarkan diet sehat dan peningkatan aktivitas fisik
etiologi yang mendasarinya, yaitu DM tipe (American Diabetes Association, 2013).
1, DM tipe 2 dan DM gestasional. Pada Apabila modifikasi gaya hidup dan
DM Tipe 1, tubuh tidak mampu peningkatan aktivitas fisik tidak mampu
memproduksi insulin sehingga dibutuhkan mengontrol kadar gula darah, maka
injeksi insulin setiap hari. DM tipe 1 dibutuhkan intervensi terapi farmakologi.
disebabkan oleh destruksi autoimun Tujuan penggunaan terapi farmakologi
terhadap sel beta pancreas (Loghmani E, adalah untuk memperbaiki gangguan
2005). DM gestasional terjadi pada wanita metabolik yang mendasari seperti resistensi
yang mengalami resistensi insulin dan insulin dan sekresi insulin yang tidak
hiperglikemia selama kehamilan. Kondisi adekuat (Pandey et al., 2011).
ini dihubungkan dengan adanya hambatan Ada 5 (lima) golongan obat oral anti
kerja insulin akibat hormon yang diabetes yaitu sulfonilurea, biguanid, alfa-
diproduksi oleh plasenta (Internasional glukosidase inhibitor, tiazolidinedion, dan
Diabetes Federation, 2013). meglitinida. Obat-obatan ini memiliki efek
DM Tipe 2 merupakan tipe paling samping yang beragam seperti sulfonilurea
umum yang diderita oleh sekitar 90-95% menyebabkan hipoglikemia dan
penderita DM. Tipe ini ditandai oleh peningkatan berat badan yang dihubungkan
ketidakmampuan tubuh untuk dengan hiperinsulinemia, biguanid
memproduksi insulin dalam jumlah yang menyebabkan kelemahan dan asidosis
cukup dan terjadinya gangguan kerja laktat, alfa glukosidase inhibitor
insulin. DM tipe 2 disebabkan oleh adanya menyebabkan diare, sedangkan
resistensi insulin di liver dan otot, tiazolidinedion menyebabkan peningkatan
peningkatan produksi glukosa di liver, kadar kolesterol LDL (Bastaki, 2005).
kelebihan produksi asam lemak bebas oleh Obat-obatan oral anti diabetes juga memicu
sel adiposa dan terjadinya defisiensi insulin terjadinya resistensi dan responnya
relatif. Sekresi insulin menurun secara berkurang pada populasi tertentu. Selain itu

10
Suplementasi Tepung Porang (9-16) El-Hayah Vol. 5, No.1 September 2014

penggunaannya juga tidak aman selama steroid yang memiliki fungsi khusus seperti
kehamilan (Ogamba, 2014). nutrisi olah raga, suplemen penurun berat
badan, dan pengganti makan (Pandey et al.,
Nutraceutical dalam Manajemen 2011).
Diabetes Mellitus Tipe 2 Sejumlah herbal diketahui berperan
Istilah nutraceutical pertama kali penting dalam pencegahan maupun
dikenalkan oleh Stephen DeFelice, pendiri penatalaksanaan diabetes mellitus.
dan ketua Foundation for Innovation in Mekanisme kerjanya melibatkan beberapa
Medicine (FIM) pada akhir tahun 1989. organ diantaranya liver, intestin, pankreas,
Istilah ini berasal dari kata nutrition yang jaringan adiposa, dan otot. Di liver, herbal
berarti makanan dan pharmaceutical yang bekerja dengan menurunkan produksi
berarti obat. Nutraceutical didefinisikan glukosa, di intestin herbal bekerja dengan
sebagai makanan yang memiliki efek baik menurunkan absorbsi glukosa, di pankreas
bagi kesehatan, mencakup pencegahan herbal bekerja dengan meningkatkan
maupun pengobatan penyakit (Rajat el al., sekresi insulin, sedangkan di jaringan
2012). adiposa dan otot herbal bekerja dengan
Nutraceutical berbeda dengan meningkatkan ambilan glukosa dari organ
makanan fungsional. Makanan fungsional perifer. Kondisi ini akan menyebabkan
adalah makanan yang disiapkan secara penurunan glukosa darah, peningkatan
ilmiah dengan atau tanpa pengetahuan sekresi insulin sehingga lebih banyak
bagaimana atau mengapa makanan tersebut glukosa yang dapat dimanfaatkan oleh
digunakan. Makanan fungsional memenuhi jaringan untuk menghasilkan energi
kebutuhan tubuh akan vitamin, lemak, (Pandey et al., 2011).
protein, dan karbohidrat untuk
mempertahankan kesehatan. Makanan Umbi Porang (Amorphophallus muelleri
fungsional yang digunakan dalam Blume)
pencegahan dan/atau terapi penyakit Porang (Amorphophallus muelleri
dinamakan nutraceutical. Produk makanan Blume) secara taksonomi tergolong dalam
yang digunakan sebagai nutraceutical famili Araceae (Koswara, 2014). Tanaman
diantaranya probiotik, prebiotik, makanan ini tergolong semak berumbi yang tumbuh
berserat, asam lemak omega 3, dan di dalam hutan. Batang tanaman ini tegak,
antioksidan (Pandey et al., 2010). lunak dan terdapat totol putih-hijau dengan
Nutraceutical memiliki efek yang tinggi berkisar 100 – 150 cm. Daunnya
menguntungkan dalam mengontrol DM menjari berpangkal 3, berwarna hijau dan
karena dapat memperbaiki kadar glukosa mempunyai titik pangkal daun tempat
darah dan sensitivitas insulin baik pada tumbuhnya bulbil (umbi generatif). Bulbil
individu normal maupun DM tipe 2, mulai terlihat pada usia 2 bulan, berupa
dislipidemia, dan resistensi insulin. bintik gelap pada pangkal daun. Umbi
Nutraceutical yang berperan dalam Porang memiliki daging berwarna kuning
manajemen diabetes mellitus cerah, berserat halus dan bergetah (PPPPI,
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kategori 2013).
yaitu nutrien, herbal, dan suplemen diet. Setelah dipanen umbi porang
Nutrien merupakan substansi dengan fungsi kemudian diproses menjadi chip porang
nutrisi yang telah diketahui seperti vitamin, dengan cara diiris tipis kemudian dijemur
mineral, asam amino, dan asam lemak. dibawah matahari hingga kering. Chip
Herbal merupakan produk botani dalam porang kemudian diproses di dalam mesin
bentuk konsentrat dan ekstrak. Sedangkan penepung untuk menghasilkan tepung
suplemen diet merupakan reagen yang porang. Untuk memurnikan tepung porang
didapat dari sumber lain seperti piruvat, dilakukan fraksinasi dan pencucian dengan
kondroitin sulfat, dan prekursor hormon etanol untuk meminimalisir kandungan

11
Nurlaili Susanti

kalsium oksalat dan zat pengotor lain dicerna oleh amylase saliva dan pancreas,
sehingga kandungan yang tersisa sebagian sehingga sampai di kolon banyak
besar adalah glukomanan (PPPPI, 2013). perubahan. Berat molekul glukomanan
Tepung porang yang telah bervariasi antara 200.000 hingga 2.000.000
dimurnikan dapat dimanfaatkan dalam Dalton bergantung pada proses dan waktu
industri, farmasi dan makanan. penyimpanan. Glukomanan dapat
Pemanfaatan dalam industri diantaranya mengabsorbsi hingga 50 kali beratnya
sebagai bahan pembuat lem, pelapis kedap dalam air (Keithley et al., 2005).
air, dan perekat cat. Dalam industi farmasi,
tepung porang dapat dimanfaatkan sebagai
bahan pengikat dalam pembuatan tablet,
pembungkus kapsul dan media
pertumbuhan mikroba. Sedangkan
pemanfaatan dalam industri makanan
diantaranya sebagai zat pengental makanan,
bahan pembuat konyaku (tahu jepang) dan
shirataki (mie jepang), bahan campuran mie
instan, pembuat daging vegetarian, serta
bahan pengikat rasa pada bumbu penyedap
(PPPPI, 2013 dan Koswara, 2014).
Kandungan umbi porang segar per
100 gram terdiri dari 83,3% air, 3,58%
glukomanan, 7,65 % pati, 0,92 % protein,
0,02 % lemak, 2,5 % serat berat, 1,22 % Gambar 1. Struktur polisakarida umbi
abu, dan 0,19 % kalsium oksalat (Arifin, porang (Gao et al, 2004)
2001). Kristal kalsium oksalat merupakan
suatu produk buangan dari metabolisme sel
yang sudah tidak digunakan lagi oleh Hasil Penelitian Efek Glukomanan pada
tanaman. Kristal ini merupakan deposit dari Subyek Normal dan Diabetes Mellitus
proses-proses eleminasi zat-zat anorganik Tipe 2
pada tumbuh-tumbuhan. Endapan Berbagai penelitian tentang manfaat
anorganik ini dalam tumbuhan sebagian porang pada diabetes mellitus tipe 2 telah
besar tersusun atas garam-garam kalsium banyak dilakukan oleh para ilmuwan,
dan anhidrat silica (Koswara, 2014). diantaranya penelitian yang dilakukan oleh
Kalsium oksalat menyebabkan rasa gatal Vuksan et al., pada tahun 2000 di Kanada.
dan iritasi saat dikonsumsi. Konsumsi Sebanyak 11 orang direkrut dalam
jangka panjang dari makanan yang penelitian ini dengan kriteria inklusi yaitu
mengandung kalsium oksalat dapat toleransi glukosa terganggu, penurunan
menyebabkan kristalisasi di ginjal dan kolesterol HDL, peningkatan trigliserida,
gangguan kesehatan lainnya (Arifin, 2001). dan hipertensi sedang. Secara random,
Kandungan utama tepung porang mereka diminta untuk memakan biskuit
adalah glukomanan. Glukomanan yang terbuat dari tepung mannan (8-13 g
merupakan polisakarida larut air yang glukomanan/hari) atau biskuit yang terbuat
tersusun atas D-glucose (G) dan D- dari tepung terigu sebagai kontrol selama 3
mannoses (M) dengan rasio molar G:M minggu. Kemudian diperiksa kadar
sekitar 1:1.6. Glukomanan memiliki kolesterol dan profil lipid dari serum.
kandungan serat yang tinggi, rendah kalori Diperoleh kesimpulan bahwa diet yang
dan bersifat hidrokoloid yang khas (Gao et mengandung glukomanan dapat
al, 2004). Glukomanan memiliki memperbaiki kontrol glikemik dan profil
percabangan beta 1,4 dimana tidak dapat

12
Suplementasi Tepung Porang (9-16) El-Hayah Vol. 5, No.1 September 2014

lipid sehingga dapat dijadikan terapi yang potensial bagi sindrom resistensi insulin.

Gambar 2. Hasil penelitian efek diet tinggi serat dari Glukomanan pada sindrom resistensi
insulin (Vuksan et al., 2000)

Penelitian crosssectional oleh mencegah pembentukan atheroma pada


Steemburgo pada tahun 2009 di Brazil yang tikus DM (Hozumi et al., 1995).
melibatkan 214 pasien DM tipe 2 tanpa Penelitian Doi di Jepang dilakukan
konseling diet 6 bulan sebelumnya. Asupan pada 24 subyek normal dan 21 subyek DM
makanan dievaluasi selama 3 hari ke yang diberikan diet 3,9 gram glukomanan
belakang. Hasil penelitian didapatkan data didapatkan hasil rerata kadar glukosa darah
pasien dengan sindroma metabolik (n = pada subyek yang mendapat suplemen
174) memiliki total asupan rendah (16,7 +- glukomanan menurun secara signifikan
6,2 vs 19,5 +- 6,5 g/hari, p = 0,010) dan dibandingkan kontrol pada menit ke-90
serat larut (5,3 +-1,8 vs 6 +-2,7 g/hari, p = (85.9+-4.9 mg/dl dibandingkan 112.2 +-
0,011) dibandingkan pasien tanpa sindroma 11.7 mg/dl, p < 0.05). Pada tes toleransi
metabolik. Penelitian ini menyimpulkan glukosa subyek normal didapatkan rerata
bahwa asupan serat larut air dari kadar glukosa darah menurun secara
glukomanan diduga memiliki efek protektif signifikan dibandingkan kontrol pada menit
terhadap sindroma metabolik pada pasien ke 30, 60, 120 dan 180. Kadar insulin
dengan DM tipe 2. serum juga menurun secara signifikan
Penelitian in vivo pada tikus dibandingkan kontrol pada menit ke 30, 60,
Diabetes Mellitus diinduksi dengan diet dan 90. Sedangkan tes toleransi glukosa
tinggi kolesterol dan streptozotosin dosis yang dilakukan pada subyek dengan DM
35 mg/kg BB secara intravena serta diberi tipe 2 didapatka rerata kadar glukosa darah
suplementasi diet 15 % glukomanan. menurun secara signifikan dibandingkan
Didapatkan penurunan kadar glukosa darah kontrol subyek normal pada menit ke 30
dan lipoprotein yang mendukung bahwa dan 60.
asupan tinggi serat dari glukomanan dapat

13
Nurlaili Susanti

Gambar 3. Efek glukomanan pada kadar glukosa darah dan insulin subyek normal
(Doi, 1981)

Gambar 4. Efek glukomanan pada kadar glukosa darah dan insulin subyek dengan DM tipe 2
(Doi, 1981)

Mekanisme Potensial Glukomanan lambung dan memperbaiki kadar glukosa


Sebagai Nutraceutical dalam pospandrial dan respon insulin. Kondisi ini
Manajemen Diabetes Mellitus Tipe 2 akan menyebabkan keterlambatan
Mekanisme kerja glukomanan pengosongan lambung, modifikasi aktivitas
dihubungkan dengan beberapa literatur mioelektrik gastrointestinal, memperlambat
ilmiah yang mendokumentasikan efek waktu transit di usus besar, menurunnya
makanan berserat pada homeostasis difusi glukosa melalui lapisan yang kedap
glukosa, metabolisme lipid dan asupan air, serta menurunnya kontak dengan enzim
kalori. Serat dapat menginduksi rasa pencernaan alfa-amilase. Serat juga
kenyang yang lebih besar dibandingkan memiliki energi yang rendah sehingga
polisakarida lain melalui efek fisik intrinsik dapat menurunkan asupan kalori
serat diantaranya dapat menggumpal, (Papathanasopoulos dan Camilleri, 2010).
membentuk gel, mengubah viskositas isi Serat larut air akan membentuk gel
lambung, memodulasi fungsi motorik kental yang dapat melewati pencernaan di

14
Suplementasi Tepung Porang (9-16) El-Hayah Vol. 5, No.1 September 2014

usus halus dan dapat dengan mudah menentukan dosis optimal yang digunakan
difermentasi oleh mikroflora di usus besar. dalam terapi, meningkatkan aspek
Fermentasi serat larut air diduga dapat keamanannya dengan menurunkan kadar
memicu produksi Glucagon Like Peptide kalsium oksalat, serta mengkaji mekanisme
(GLP-1) dan peptide YY. Peptida YY molekuler yang mendasari efek
merupakan hormon usus yang berperan glukomanan dalam menurunkan kadar
dalam menginduksi rasa kenyang, glukosa darah.
sedangkan GLP-1 adalah hormone inkretin
yang dapat menstimulasi pelepasan insulin Daftar Pustaka
oleh sel beta pancreas. Fermentasi serat American Diabetes Association, 2013.
larut air akan menghasilkan asam lemak Diagnosis and Classification of
rantai pendek (Short Chain Fatty Acid, Diabetes Mellitus. Diabetes Care.
SCFA) seperti asetat, propionate, dan Vol 36. Supp 1. p s67-s744.
butirat. SCFA akan berkompetisi dengan Arifin, M. A. 2001. Pengeringan Kripik
asam lemak bebas (Free Fatty Acid, FFA) Umbi Iles-iles secara mekanik
(Lattimer dan Haub, 2010). untuk meningkatkan mutu keripik
Peningkatan SCFA juga akan iles-iles. Thesis. Teknologi Pasca
menurunkan produksi glukosa hepar dan Panen. PPS. IPB.
memperbaiki homeostasis lipid. G Protein Bastaki S, 2005. Diabetes mellitus and its
Coupled reseptor (GPR-41) dan GPR-43 treatment. Int. J. Diabet. Metab. Vol
merupakan target langsung dari SCFA. 13. p 111-134.
SCFA menstimulasi adipogenesis melalui Cameron-Smith D, Habito R, Barnett M,
GPR43. Serat larut air dihubungkan Collier, G. 1997. Dietary guar gum
dengan tingginya adiponektin plasma yang improves insulin sensitivity in
merupakan sinyal starvasi perifer yang streptozotocin-induced diabetic rats.
dapat memicu penyimpanan trigliserida di J Nutr. Vol 127. p 359–364.
jaringan adiposa sehingga menurunkan Doi, K. 1981. Effect of glucomannan
akumulasinya di liver dan otot skelet dan (konjac fiber) on glucose and lipid
memperbaiki sensitivitas insulin (Weickert metabolism in normal and diabetic
dan Pfeiffer, 2008). subjects. Proceeding of the third
Serat larut air juga mempengaruhi symposium International congress
mekanisme ambilan glukosa perifer melalui series No 549. Honolulu.
peningkatan ekspresi GLUT 4 yang Gao S J, Nishinari K. Effect of
meningkatkan ambilan glukosa di otot deacetylation rate on gelation
skelet, memperbaiki sensitivitas insulin dan kinetics of konjac glucomannan.
menormalkan kadar glukosa darah Colloids and Surfaces B:
(Cameron-Smith et al., 1997 dan Song et Biointerfaces.2004, 38, 241-249.
al., 2000). SCFA juga meningkatkan Hozumi, T. Yoshida, M. Ishida, Y.
ekspresi PPAR gamma yang meregulasi Mimoto, H. Sawa, J. Doi, K.
ekspresi GLUT 4 di jaringan adiposa (Park Kazumi, T. 1995. Longterm effects
et al., 1998). of dietary fiber supplementation on
serum glucose and lipoprotein
Kesimpulan levels in diabetic rats fed a high
Dari kajian diatas dapat cholesterol diet. Endocrine journal.
disimpulkan bahwa Glukomanan yang vol 42 (2). p 187-192.
terkandung dalam tepung porang International Diabetes Federation, 2013.
(Amorphophallus muelleri Blume) IDF Diabetes Atlas. Sixth edition.
memiliki peluang menjadi nutraceutical Keithley, J dan Swanson, B. 2005.
dalam manajemen Diabetes Mellitus Tipe Glucomannan and obesity : a
2. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk

15
Nurlaili Susanti

Critical review. Alternative gamma. J Clin Endocrinol Metab.


therapies. Vol 11. No 6. p30-34. Vol 83. p2830–2835.
Koswasra, 2014. Modul Teknologi PPPPI, 2013. Budidaya dan Pengembangan
Pengolahan Umbi-umbian. Bagian 2 Porang (Amorphophallus muelleri
: Pengolahan Umbi Porang. Blume) sebagai salah satu potensi
Southeast Asian Food And bahan baku lokal. Modul
Agricultural Science and diseminasi. Universitas Brawijaya.
technology (SEAFAST) Center. Malang.
Institut Pertanian Bogor Rajat S, Manisha S, Robin R, Sunil K,
Lattimer, J dan Haub, M. 2010. Effects of 2012. Nutraceuticals : a Review.
dietary fiber and its components on International Research Journal of
metabolic health. Nutrients. Vol 2. p Pharmacy. Vol 3 (4). p 95-99.
1266-1289. Song, YJ. Sawamura, M. Ikeda, K. 2000.
Loghmani, E. 2005. Diabetes Mellitus : Soluble dietary fibre improves
type 1 and type 2. Guidelines for insulin sensitivity by increasing
adolescent nutrition services. muscle GLUT-4 content in stroke-
Online. Available at prone spontaneously hypertensive
http://www.epi.umn.edu/let/pubs/ad rats. Clin Exp Pharmacol Physiol.
ol_book.shtm. p 167-182. Vol 27. p41–45.
Ogamba J, Ifediba E, Ughachukwu P, 2014. Steemburgo, T. Dall’Alba, V. Almeida, JC.
Nutraceutical in the manajement of Zelmanovitz, T. Gross, JL. de
type-2 diabetes mellitus. Peak Azevedo, MJ. 2009. Intake of
Journal of Medicine and Medical soluble fibers has a protective role
Science. Vol 2 (2). p 10-18. for the presence of metabolic
Pandey M, Verma R, Saraf S, 2010. syndrome in patients with type 2
Nutraceuticals : new era of diabetes. European journal of
medicine and health. Asian Journal clinical nutrition. Vol 62. p 127-
of Pharmaceutical and Clinical 133.
Research. Vol 3 (1). p 11-15. Vuksan, V., Sievenpiper JL., Owen, R.,
Pandey, M dan Vijayakumar. 2011. Swilley JA., Spadafora, P., Jenkins,
Nutraceutical supplementation for DJA., Vidgen, E., Brighenti, F.,
diabetes : a review. international Josse, RG., Leiter, LA., Xu, Z., and
journal of pharmacy and Novokmwt, R. 2000. Beneficial
pharmaceutical sciences. Vol 3. effects of viscous dietary fiber from
Suppl 4. p 33-40. konjac-mannan in subjects with the
Papathanasopoulos, A dan Camilleri, M. insulin resistance syndrome.
2010. Dietary fiber supplements : Diabetes Care. Vol 23. No 1. p 9-
effects in obesity and metabolic 14.
syndrome and relationship to Weickert, M dan Pfeiffer, A. 2008.
gastrointestinal functions. Metabolic effects of dietary fiber
Gastroenterology. Vol 138. No. 1. p consumption and prevention of
65-72. diabetes. The Journal of Nutrition.
Park, KS. Ciaraldi, TP. Abrams-Carter, L. Vol 138. p 439-442.
Mudaliar, S. Nikoulina, SE. Henry,
RR. 1998. Troglitazone effects on
gene expression in human skeletal
muscle of type II diabetes involve
up-regulation of peroxisome
proliferator-activated receptor-

16

Anda mungkin juga menyukai