glukosa yang seharusnya menjadi bermanfaat dan merupakan sumber energi, berubah
Dalam melakukan aktifitas, akan memerlukan energi baik itu berupa aktifitas fisik
maupupun psiologik. Energi yang ada pada manusia sebagian besar dan hampir seluruhnya
Namun kadangkala metabolisme yang diharapkan dari sumber energi ini tidak
Glukosa yang tidak dimetabolisme tersebut dapat mengganggu kerja fisiologis tubuh
dan dapat menyebabkan komplikasi penyakit akibat kerusakan organ yang dapat
ditimbulkannya.
Pada percobaan kali ini akan diamati kegunaan obat-obat antidiabetik glibenklamin,
metformin serta glukofan dan juga infuse the hijau pada hewan coba mencit (Mus musculus)
dengan melihat efek penurunan kadar gula darah dengan menggunakan alat ukur gula darah
yaitu glukometer
DM merupakan sekelompok kelainan yang ditandai oleh peningkatan kadar glukosa darah
(hiperglikemi). Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah.
Glukosa dibentuk di hati dalam makanan yang dikonsumsi. Insulin, yaitu suatu hormon yang
diproduksi pankreas, mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi
dan penyimpanannya.
Pada diabetes, kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, atau
pankreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin. Keadaan ini dapat menimbulkan
hiperglikemia yang dapat mengakibatkan komplikasi metabolik akut seperti dibetes
ketoasidosis dan sindrom hiperglikemia hiperosmolar nonketotik (HHNK). Hiperglikemia
jangka panjang dapat mengakibatkan komplikasi mikrovaskular yang kronis (penyakit ginjal
dan mata) dan komplikasi neuropati (penyakit pada saraf). DM juga meningkatkan insiden
penyakit makrovaskuler yang mencakup insiden infark miokard, stroke dan penyakit vaskuler
perifer.
Klasifikasi Diabetes Mellitus dari National Diabetus Data Group: Classification and
Diagnosis of Diabetes Mellitus and Other Categories of Glucosa Intolerance:
B. Klasifikasi Klinis
Kemampuan seseorang untuk mengatur kadar gkukosa plasma agar tetap dalam
batas-batas normal dapat ditentukan melalui tes (1) kadar glukosa serum puasa, dan (2)
glukosa lalu diserap kedalam darah dan diangkut ke sel-sel tubuh. Untuk penyerapannya
kedalam sel-sel tubuh diperlukan insulin, yang dapat dianggap sebagai “kunci untuk pintu
sel”. Sesudah masuk kedalam sel, glukosa lantas diubah menjadi energi atau ditimbun
sebagai cadangan. Cadangan ini digunakan bila tubuh kekkurangan energi karena misalnya
Pada diabetes melitus semua proses terganggu, glukosa tidak dapat masuk kedalam
sel, sehingga energi terutama diperoleh dari metabolisme protein dan lemak. Sebenarnya
hiperglikemia sendiri relatif tidak berbahaya, kecuali bila hebat sekali hingga darah menjadi
hiperosmotik terhadap cairan intrasel. Yang nyata berbahaya ialah gliosuria yang timbul,
karena glukosa bersifat diuretik osmotik, sehingga diuresis sangat meningkat disertai
hilangnya berbagai efektrolit. Hal ini yang menyebabkan terjadinya dehidrasi dan hilangnya
elektrolit pada penderita diabetes yang tidak diobati. Karena adanya dehidrasi , maka badan
berusaha mengatasinya dengan banyak minum (polidipsia). Badan kehilangan 4 kalori untuk
Diabetes militus, penyakit gula atau kencing manis adalah suatu gangguan kronis
metabolisme lemak dan protein juga terganggu (Lat. Diabetes = penerusan, mellitus = manis
madu) (Tan,dkk,2002).
Penyebabnya adalah kekurangan hormon insulin, yang berfungsi memanfaatkan
glukosa sebagai sumber energi dan mensintesa lemak. Akibatnya ialah glukosa bertumpuk
didalam darah (hiperglikemia) dan akhirnya dieksresikan lewat kemih tanpa digunakan
(glycosuria). Karena itu produksi kemih sangat meningkat dan pasien harus kencing, merasa
amat haus, berat badan menurun dan berasa lelah Rata-rata 1,5-2% dari seluruh penduduk
diperkirakan 3 juta orang atau 1,5% dari 200 jatu penduduk, sedangkan di Eropa mencapai 3-
5% (Tan,dkk,2002).
heterogen yang semua gejalanya ditandai dengan peningkatan gula darah yang disebabkan
oleh defisiensi insullin relatif atau absolut. Pelepasan insullin yang tidak adekuat diperberat
oleh glukagon yang berlebihan. Diabetes menimpa kira-kira 10 ribu individu atau kira-kira
5% populasi Amerika Serikat, dan seperdelapan penyebab kematian di negara ini. Diabetes
dapat dibagi menjadi dua grop berdasarkan kebutuhan atas insullin : diabetes melitus
tergantung insullin (IDDM atau tipe I) dan diabetes melitus tidak tergantung insullin
(NIDDM atau tipe II). Kira-kira satu sampai dua juta pasien menderita IDDM : sisanya 80
Pankreas adalah organ lonjong kira-kira 15 cm, yang terletak dibelakang hati. Organ
ini terdiri dari 98% sel-sel dengan sekresi ekstren, yang memproduksi enzim-enzim cerna
disekresikan CA 2 mg (=50 UI) insulin, yang dengan aliran darah diangkat kehati. Kira-kira
4. Sel PP memproduksi PP (Pancreatic polypeptide), yang mungkin berperan pada empedu.
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis
termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. Jika telah
berkembang penuh secara klinis, maka diabetes melitus ditandai dengan hiprglikemia puasa
kelainan klinis dari penyakit vaskularnya. Pasien dengan kelainan toleransi glukosa ringan
(gangguan glukosa puasa dan gangguan toleransi glukosa) dapat tepat beresiko mengalami
Empat kategori agen anti diabetik yang kini tersedia di Amerika Serikat : Sekretagog
glucosidase-alfa. Sulfonylurea dan biguanide yang tersedia paling lama dan secara tradisional
merupakan pilihan pengobatan awal untuk diabetes tipe II. Golongan insulin sekretagog
dengan kerja cepat yang baru, meglitinide, merupakan alternatif terhadap sulfonyurea
golongan tolbutamide dengan masa kerja pendek. Thiazolidinedione, yang sedang dalam
perkembangan sejak awal tahun 1980-an, adalah agen yang sangat efektif untuk menurunkan
Insulin merupakan protein kecil yang mengandung dua rantai polipeptida yang
dihubungkan oleh ikatan disulfida. Disintesis sebagai protein prekursor (pro-insulin) yang
glucosidase-alfa. Sulfonylurea dan biguanide yang tersedia paling lama dan secara tradisional
merupakan pilihan pengobatan awal untuk diabetes tipe II. Golongan insulin sekretagog
dengan kerja cepat yang baru, meglitinide, merupakan alternatif terhadap sulfonyurea
golongan tolbutamide dengan masa kerja pendek. Thiazolidinedione, yang sedang dalam
perkembangan sejak awal tahun 1980-an, adalah agen yang sangat efektif untuk menurunkan
menyekresikan insulin yaitu sebuah hormon antidiabetika, yang diberikan dalam pengobatan
daibetes. Insulin ialah sebuah protein yang dapat turut dicerna oleh enzim-enzim pencerna
protein dan karena itu tidak diberikan melalui mulut melainkan dengan suntikan subkutan.
Insulin mengendalikan kadar glukosa dan bila digunakan sebagai pengobatan dalam hal
kekurangan seperti pada diabetes, ia memperbaiki kemampuan sel tubuh untuk mengabsorpsi
kadar gula darah yang tinggi, turunnya berat bedan, lelah dan poliuria (sering buang air
kecil), disertai haus, lapar, kulit kering, mulut dan lidah kering. Akibatnya juga ketosis serta
Keadaan sebaliknya ialah hipoglikemia, atau kadar gula darah rendah, dapat terjadi
akibat kelebihan dosis insulin , atau karena pasien tidak makan makanan (atau muntah
adanya insulin atau terlampau banyak insulin (konma hipoglikemia) yang diobati dengan
1. Tripsinogen diubah menjadi tripsin aktif oleh enterokinase, enzim yang disekresi usus halus.
Dalam bentuk aktifnya, tripsin mengubah pepton dan protein menjadi asam amino.
2. Amilase mengubah zat pati, baik yang masak dan tidak masak menjadi maltosa (gula malt)
3. Lipase mengubah lemak manjadi asam lemak dan gliserol setelah empedu mengemulsi lemak
d) Diberikan tanda pada bagian tertentu dari hewan coba untuk menyatakan berat hewan coba
1. Dibuat teh hijau sebanyak 5 ml dan didispersikan dengan dispersi akuaest sebanyak 50 ml
1. Glibenklamin
b) Dipipet 1 ml dari larutan a dan dicukupkan volumenya dengan aquadest hingga 10 ml
(larutan b)
c) Dipipet 0,4 ml larutan b dan dicukupkan volumenya dengan Na-akuadest hingga 10 ml
2. Metformin
b) Dipipet 1 ml dari larutan a dan dicukupkan volumenya dengan akuadest hingga 10 ml
(larutan b)
c) Dipipet 0,4 ml larutan b dan dicukupkan volumenya dengan akuadest hingga 10 ml
3. Glikofan
b) Dipipet 13,5 ml larutana dan cukupkan volumenya dengan akuadest hingga 10 ml
4. a. Mencit 1 (22 mg) diberikan obat metformin sebanyak 0,73 ml
b. Mencit 2 (23 mg) diberikan obat Infus the hijau sebanyak 0,76 ml
c. Mencit 3 (21 mg) diberikan obat Infus the hijau sebanyak 0,7 ml
Diabetes melitus adalah suatu keadaan yang timbul karena defisiensi insulin relativ
yang terjadi jika produksi indulin tidak sesuai dengan kebutuhannya maupun defisiensi
absolute yang terjadi jika pancreas tidak berfungsi lagi dalam mensekresi insulin.
Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu kelainan yang paling sering terjadi.
Salah satu kelenjar endokrin yaitu pankreas sebagai insulin tidak normal. Diabetes terdapat 2
tipe, yaitu :
1. Diabetes melitus tergantung insulin (IDDM ; tipe I) disebabkan oleh defisiensi absolut atau
penghancuran sel β yang dapat mengurangi produksi insulin. Biasanya terjadi sebelum usia
kerusakan retina dan gagal ginjal. Karena sel batu pada langerhans rusak maka pasien
2. Diabetes melitus tidak tergantung insulin,(N-IDDM;tipe II) disebabkan oleh penurunan
pelepasan insulin atau kelainan respon jaringan terhadap insulin yang menyebabkan
hiperglikemia, tetapi tidak hetoksidosis. Tipe ini sering terjadi pada usia lebih dari 35 tahun
Gejala – gejala penyakit diabetes melitus adalah Polyuria yaitu volume urin yang
banyak atau sering buang air kecil,Poltpipsia yaitu kurangnya cairan dalam tubuh,Polyphagia
yaitu banyaknya makan yang dapat menyebabkan meningkatnya glukosa dalam darah.
Kadar glukosa serum puasa normal (teknik autoanalisis) adalah 70-110 mg/dl.
Hiperglikemia didefinisikan sebagai kadar glukosa puasa yang lebih tinggi dari 110 mg/dl.
Glukosa difiltrasi oleh glomerulus ginjal dan hamper semuanya diabsorpsi oleh tubulus ginjal
selama kadar glukosa dalam plasma tidak melebihi 160-180 mg/dl. Jika konsentrasi tubulus
naik melebihi kadar ini, glukosa tersebut akan keluar bersama urine, dan keadaan ini disebut
sebagai glikosuria.
Tujuan dilakukanny percobaan ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menentukan
efek bat-obat antidiabetes yaitu glibenklamin, metformin, glukofan, dan infus teh hijau 5%
Pada praktikum ini digunakan hewan uji yaitu mencit jantan, hal ini disebabkan
karena mencit betina mengalami fase estrus dimana pada fase ini terjadi peningkatan
hormone estrogen dan hormone pertumbuhan yang akan mempengaruhi sekresi insulin.
menghilangkan faktor makanan. Walaupun demikian faktor variasi biologis dari hewan tidak
Sebelum pemberian obat antidiabetes hewan uji terlebih dahulu diinduksi dengan
glukosa 10 % hal ini bertujuan agar kadar glukosa hewan uji meningkat sehingga mudah diuji
dengan obat-obat antidiabetes dan dapat dilihat efek terapi dari obat obat antidiabetik oral
yang digunakan.
1. Menurunkan absorbsi karbohidrat yaitu golongan biguanid Metformin, dan Akarbose dari
2. Menurunkan sekresi insulin yaitu golongan sulfonilurea generasi kedua dan Miglitinid.
4. Meningkatkan ambilan glukosa dijaringan periver yaitu golongan sulfonil urea generasi
meningkatkan insulin, golongan ini biasa digunakan untuk pengobatan DM tipe I. Golongan
golongan Tiazolidindion mengurangi resistensi insulin dan golongan ini cocok untuk
Glibenklamin dengan mekanisme kerja meningkatkan sekresi insulin dari sel beta pulau
efek insulin terhadap jaringan perifer dan penurunan pengeluaran glukosa dari hati (efek
ekstra pankreatik)
Sedangkan Obat Hipoglikemik Oral dari golongan Biguanid yang digunakan adalah
Metformin dengan mekanisme kerja menurunkan glukosa darah tidak tergantung pada adanya
fungsi pankreatik sel-sel B. Glukosa tidak menurun pada subjek normal setelah puasa satu
malam,tetapi kadar glukosa darah pasca prandial mereka menurun selama pemberian
biguanid. Mekanisme kerja yang diusulkan adalah stimulasi glikolisis secara langsung dalam
jaringan dengan peningkatan eliminasi glukosa dari darah, penurunan glukoneogenesis hati,
melambatkan absorbsi glukosa dari saluran cerna dengan peningkatan perubahan glukosa
Percobaan ini digunakan alat glukometer, dengan alasan bahwa alat glikometer
merupakan alat yang otometik memudahkan dalam memperoleh hasil glokosa darah,
periksaan dengan menggunakan alat ini memerlukan waktu yang reltif singkat, akurat, waktu
tesnya minimal 30 detik. Adapun cara penggunaan dari alat glukometer tersebut yaitu
penyaiapan alat dan strip glukotest, masukka strip glukotest kedalam bagian ujung
glukometer, teteskan darah pada tempat reagen strip glukotest, kemudian dibaca kadar gula
yang tertera pada layar glukometer, dimana mekanisme kerja dari alat glukometer yaitu
dalam strip terdapat enzim glukooksigenase yang mana jika sampel darah mengenai strip
Pada percobaan kali ini dilakukan dengan membandingkan efek dari obat-obat anti
Metformin, dan Glukovan serta herba teh hijau dengan konsentrasi 5 %, tetapi karena ada
factor kesalahan jadi Cumana obat metformin dan infuse the hijau yang diuji cobakan
Adapun hasil dari % penurunan setelah induksi pada obat metformin yaitu sebesar
44,64 % sedangkan pada infuse the hijau yang diberikan dengan 2 perbandingan antara infuse
teh hijau pertama dan infuse teh hijau kedua didapat hasil % penurunan setelah induksi
sebesar 21,18 %
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa obat golongan biguanide memberikan
efek yang lebih cepat bila dibandingkan dengan infuse the hijau. Hal ini dapat dilihat dari
penurunan kadar glukosa darah mencit dari pengukuran setelah dipuasakan,kadar setelah
induksi hingga menit ke 90 setelah pemberian obat. Kadar glukosa mencit menurun dan
mendekati kadar glukosa normal yaitu 79 mg/dl. Dimana Kadar glukosa normal manusia
Hal ini sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa penurunan kadar glukosa
darah yang terjadi setelah pemberian sulfonilurea disebabkan oleh perangsangan sekresi
insulin dipankreas. Sifat perangsangan ini berbeda dengan perangsangan oleh glukosa,
karena ternyata pada saat hiperglikemia gagal merangsang sekresi insulin dalam jumlah yang
mencukupi, obat-obat tersebut masih mampu merangsang sekresi insulin. Itulah sebabnya
mengapa obat-obat ini sangat bermanfaat pada penderita diabetes dewasa yang pankreasnya
Beberapa faktor kesalahan yang mungkin mempengaruhi data yang diperoleh yaitu,
kurangnya mencit jantan yang diujikan sehingga praktikum tidak efesien, kurangnya waktu
puasa mencit, kurangnya ketelitian praktikan dalam menimbang mencit sehingga akan
berpengaruh pada volume pemberian pada mencit dan tidak sempurnanya suatu obat masuk
DAFTAR PUSTAKA
Siswandono.MS (1995), Kimia Medicinal, Jilid I, Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta.
Tan.H.T & Raharja.K., 2002, Obat-Obat Penting, PT.Elex Media Komputindo Gramedia, Jakarta.