(ANTIDIABETES)
DISUSUN OLEH
Kelompok 5
BAB 1.................................................................................................................... 3
1.1 Latar belakang ............................................................................................ 3
1.2 Patofisiologi Diabetes Melitus .................................................................... 4
BAB 2.................................................................................................................... 5
2.1 Antidiabetes ................................................................................................. 5
2.2 Pengobatan Diabetes Melitus..................................................................... 5
2.3 Tanaman Obat Antidiabetes ...................................................................... 7
BAB 3.................................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Diabetes Mellitus (DM) lebih sederhana disebut diabetes adalah kondisi serius, jangka
panjang atau kronis yang terjadi ketika ada peningkatan kadar glukosa dalam darah
seseorang karena tubuh mereka tidak dapat menghasilkan hormon insulin atau tidak dapat
efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya. Insulin adalah hormon penting yang
diproduksi di pankreas. Ini memungkinkan glukosa dari aliran darah untuk memasuki sel-
sel tubuh dimana glukosa diubah menjadi energi. Insulin juga penting untuk metabolisme
protein dan lemak. Kurangnya insulin atau ketidakmampuan sel untuk meresponnya
menyebabkan tingginya kadar glukosa darah (hiperglikemia) yang merupakan indikator
klinis diabetes. Defisit insulin, jika dibiarkan dalam jangka panjang dapat menyebabkan
kerusakan pada banyak organ tubuh yang menyebabkan komplikasi kesehatan yang
melumpuhkan dan mengancam jiwa seperti penyakit kardiovaskular (CVD), kerusakan
ginjal (nefropati), penyakit mata (retinopati) kerusakan saraf (neuropati) hingga terjadi
ulkus diabetik dan akhirnya berakhir menjadi amputasi (IDF, 2019).
a) Diabetes Mellitus tipe I (Insulin dependent) : DM jenis ini paling sering terdapat
pada anak-anak dan dewasa muda, namun demikian dapat juga ditemukan pada
setiap umur. Destruksi sel-sel pembuat insulin melalui mekanisme imunologik
menyebabkan hilangnya hampir seluruh insulin endogen. Pemberian insulin
eksogen terutama tidak hanya untuk menurunkan kadar glukosa plasma melainkan
juga untuk menghindari ketoasidosis diabetika (KAD) dan mempertahankan
kehidupan.
b) Diabetes Mellitus tipe II (non-insulin dependent) : DM jenis ini biasanya timbul
pada umur lebih 40 tahun. Kebanyakan pasien DM jenis ini bertubuh gemuk, dan
resistensi terhadap kerja insulin dapat ditemukan pada banyak kasus. Produksi
insulin biasanya memadai untuk mencegah KAD, namun KAD dapat timbul bila
ada stress berat. Insulin eksogen dapat digunakan untuk mengobati hiperglikemia
yang membandel pada para pasien jenis ini.
c) Diabetes Mellitus lain (sekunder) : Pada DM jenis ini hiperglikemia berkaitan
dengan penyebab lain yang jelas, meliputi penyakit-penyakit pankreas,
pankreatektomi, sindroma cushing, acromegaly dan sejumlah kelainan genetik
yang tak lazim.
2) Toleransi Glukosa yang terganggu merupakan klasifikasi yang cocok untuk para
penderita yang mempunyai kadar glukosa plasma yang abnormal namun tidak
memenuhi kriteria diagnostik.
3) Diabetes Mellitus Gestasional : istilah ini dipakai terhadap pasien yang menderita
hiperglikemia selama kehamilan. Ini meliputi 2-5% dari seluruh diabetes. Jenis ini
sangat penting diketahui karena dampaknya pada janin kurang baik bila tidak
ditangani dengan benar (Suyono, 2006).
Gangguan produksi insulin pada DM Tipe 1 umumnya terjadi karena kerusakan sel-sel β
pulau Langerhans yang disebabkan oleh reaksi otoimun. Namun ada pula yang
disebabkan oleh bermacam-macam virus, diantaranya virus Cocksakie, Rubella,
CMVirus, Herpes, dan lain sebagainya. DM Tipe 1 adalah rusaknya kemampuan tubuh
untuk mensekresi glukagon sebagai respon terhadap hipoglikemia.
PEMBAHASAN
2.1 Antidiabetes
Antidiabetes adalah Obat-obatan untuk menurunkan kadar gula darah yang
berlebihan dalam tubuh . Pasien diabetes mellitus tipe 1 menggunakan antidiabetes
berupa insulin, sementara pasien diabetes mellitus tipe 2 menggunakan antidiabetes
oral seperti metformin, glibenklamid, dan acarbose.
4. Golongan tiazolidindion
Senyawa golongan tiazolidindion bekerja meningkatkan kepekaan tubuh
terhadap insulin dengan jalan berikatan dengan PPARγ (peroxisome
proliferator activated receptor-gamma) di otot, jaringan lemak, dan hati
untuk menurunkan resistensi insulin. Senyawa-senyawa TZD juga
menurunkan kecepatan glikoneogenesis.
6. Penghambat DPP-IV
Incretin peptida seperti gastric inhibitory polypeptide (GIP) dan
glukagonlike peptide (GLP-1) bertanggung jawab untuk modulasi glukosa
darah postprandial dengan mempromosikan sekresi insulin dari sel β
pankreas dan melalui efek glukagonostatik. GLP-1 dan GIP cepat tidak
aktif oleh DPP-IV, yang mengarah ke waktu paruh pendek. DPP-IV juga
menunjukkan peningkatan sensitivitas insulin, mengurangi hipertrofi islet
pankreas, dan perlindungan terhadap streptozotocin yang menginduksi
hilangnya sel β dan hiperglikemia.
2.3 Tanaman Obat Antidiabetes
1. Pare
2. Lidah Buaya
Kandungan zat aktif pada Aloe vera yang telah
diketahui mekanisme kerjanya sebagai antidiabetes
yaitu Alprogen. Alprogen memiliki mekanisme
penghambatan absorbsi glukosa di saluran
gastointestinal. Alprogen akan masuk ke dalam saluran
pencernaan dan melapisi permukaan sel-sel epitel usus.
Pada penelitian yang dilakukan Ro, et al (2000)
didapatkan kandungan alprogen pada Aloe vera
memiliki efek inhibisi masuknya Ca2+ pada tractus
gastrointestinal sehingga tidak terjadi eksositosis
Sodium Glucose Transporter 1 (SGLT1) dan
mengakibatkan tidak terjadinya absorbsi glukosa pada
lumen usus.
3. Daun Salam
5. Beras Merah
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Antidiabetes merupakan obat-obatan untuk menurunkan kadar gula darah yang
berlebihan dalam tubuh . Pasien diabetes mellitus tipe 1 menggunakan antidiabetes
berupa insulin, sementara pasien diabetes mellitus tipe 2 menggunakan antidiabetes
oral seperti metformin, glibenklamid, dan acarbose.
Senyawa-senyawa penurun kadar darah ini juga bisa ditemukan pada beberapa
tumbuhan seperti lidah buaya, daun salam, Pare dll.
DAFTAR PUSTAKA
Dwi aulia ramadani dkk. Evaluasi rasionalitas penggunaan obat diabetes militus tipe ll
pada pasien rawat jalan di Puskesmas pasir sakti tahun 2019. Jurnal Farmasi Lampung
(9)(1)2019.
Hidayat, S. 2005. Ramuan Tradisional Ala 12 Etnis Indonesia. Jakarta: Penebar Swadaya.