Anda di halaman 1dari 3

Pembagaian/Pengelompokkan Antidiabetika

Obat-obat Antidiabetika dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu :


1. Insulin :
 Insulin secara kimia insulin terdiri dua rantai peptide (A dan B) masing-masing
dengan 21 dan 30 asam amino. Saat ini insulin sudah dapat dibuat dengan cara
biosintesis, menggunakan kuman E.coli atau ragi Saccharomyces Cerevisiae.
Mekanisme kerja insulin adalah menurunkan kadar gula darah dengan
mensimulasi pengambilan glukosa perifer dan menghambat produksi glukosa
hepatik.

 Indikasi : DM tipe, DM tipe 2yang kadar gula darahnya tidak dapat dikondisikan
dengan diet dan antidiabetic oral, DM dengan berat badan yang menurun cepat,
DM dengan komplikasi akut, DM dengan kehamilan.

 Peringatan : kadar gula darah dipantau

 Efek samping : hipoglikemia, reaksi alergi.

2. Turunan Sulfoniluera dan analog sulfonamida


 Generasi 1 : tolbutamide, klorpropamid.
 Generasi 2 : glibenklamid, glipizide, glikuidon, dan glimepiride

 Sulfoniluera menstimulasi sel-sel beta dan pulau Langerhans, sehingga sekresi


insulin ditingkatkan.

 Golongan obat hanya berkhasiat jika tubuh masih bisa memproduksi insulin
meskipun jumlahnya sedikit dan hanya diindikasikan untuk penderita diabetes
tipe II yang tidak membutuhkan insulin.

 Efek samping : hipoglikemiayang dapat terjadi secara terselubung dan tanpa


gejala khas. Efek samping yang jarang adalah gangguan lambung usus (mual,
muntah, diare), sakit kepala, rasa tidak nyaman dimulut, gangguan kulit
(eksantema dan fotosensitasi).

3. Kalium chanel blockers (repaglinide dan nateglinid)


 Senyawa ini mempunyai mekanisme kerja yang sama dengan sulfoniluera, hanya
pengikatan terjadi ditempat lain dan kerjanya lebih singkat.
4. Turunan biguanida
 Berbeda dengan sulfoniluera, obat ini tidak menstimulasi pelepasan insulin dan
tidak menurunkan gula darah pada orang sehat. Obat ini juga menekan nafsu
makan (efek anoreksan) hingga berat badan tidak meningkat, maka baik jika
diberikan pada orang yang kegemukan.
 Golongan ini dapat menimbulkan asidosis asam laktat dan angiopati luas,
terutama pada lansia. Saat ini yang masih yang masih dipakai hanya metformin
pada dosis normal hanya sedikit meningkatkan kadar asam laktat dalam darah.

5. Glukosidase-inhibitors (acarbose dan miglitol)


 Zat-zat ini bekerja atas dasar persaingan merintangi enzim alfa-glukosidase di
mukosa duodenum, sehingga reaksi penguraian polisakarida menjadi
monosakarida terhambat. Dengan demikian glukosa di lepaskan lebih lambat dan
absorpsinya kedalam darah juga kurang cepat.

6. Thiazolidindion (rosiglitazon dan ploglitazon)


 Bekerja dengan cara mengurangi resistensi insulin dan meningkatkan sensitivitas
jaringan perifer untuk insulin. Oleh karenanya penyerapan glukosa ke dalam
jaringan lemak dan otot meningkat, juga kapasitas penimbunannya di jaringan ini.

7. Penghambat DPP-4 / DPP-4 Blockers (sitagliptin, vildagliptin)


 Obat ini bekerja berdasarkan penurunan efek hormon incretin yang berperan
terhadap produksi insulin di pancreas. Hormon ini diuraikan oleh enzim DPP-4
(dipeptidylpeptidase). Dengan penghambatan enzim DPP-4 ini, maka jumlah
incretin tidak berkurang dan produksi insulin juga akan meningkat.

8. Obat-obat lainnya seperti alfa-liponzuur, krom pikolinat dan kayu manis.

Diabetes melitus digolongkan menjadi :


1. DM Tipe 1 :
 DM Tipe 1 disebut juga dengan Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM),
Yaitu DM yang muncul pada masa anak-anak sampai dewasa muda, DM tipe 1
disebabkan karena berkurangnya sekresi insulin akibat kerusakan sel β pancreas
yang didasari oleh proses autoimun
2. DM tipe 2 :
 DM Tipe 2 disebut juga dengan Non Insulin Dependent Diabetes Melitus
(NIDDM), yaitu DM yang ditandai dengan difesiensi dan resistensi insulin. DM
Tipe 2 disebebkan karena gaya hidup yang salah, yaitu “Diabetogenic Lifestyle”.
Yang dimaksud diabetogenic lifestyle adalah konsumsi kalori berlebih, kurang
olahraga, dan obesitas. Selain itu, dipengaruhi juga oleh factor genetic. DM Tipe
2 ditandai dengan difisiensi dan resistensi insulin.

3. Diabetes yang disebabkan factor lain (1-2%) dari semua kasus diabetes mellitus.
Termasuk gangguan endokrin ( akromegali, sindrom cushing), diabetes mellitus
gestational (DMG) yang terjadi pada masa kehamilan, dan karena obat ( glukokortikoid,
pentamidine, niasin ).

Anda mungkin juga menyukai