Anda di halaman 1dari 78

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

FAKULTAS KEDOKTERAN
MODUL HORMON DAN METABOLISME

antidiabetika

dr Qathrunnada Djam’an, Msi Med


Diabetes mellitus
Asal kata Yunani “diabainein” : “tembus”
atau “pancuran air“
dan kata latin Mellitus: “rasa manis”

DM merupakan kelainan metabolisme


yang kronis dan terjadi karena defisiensi
insulin atau resistensi insulin
DM berdasarkan klasifikasi dibedakan atas

Diabetes tipe 1 (IDDM) timbul karena


defisiensi insulin akibat perusakan
autoimun sel β pankreas

Diabetes tipe 2 (NIDDM) timbul karena


penurunan sekresi insulin atau resistensi
periferal terhadap kerja insulin
Obat anti diabetika
 Insulin
 Antidiabetik Oral :
Gol. Sulfoniluria : Glibenklamid (gliburid)
Glimepirid
    Turunan Biguanida : Metformin
    Gol. Meglitinid : Repaglinid, Nateglinid
    Gol. Tiazolidinedion : Pioglitazon,
Rosiglitazon
    Penghambat α glukosidase : Akarbosa,
Miglitol
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN
MODUL HORMON DAN METABOLISME

insulin

dr Qathrunnada Djam’an, Msi Med


Insulin berperan mengatur metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein.
Insulin merupakan hormon polipeptida
dengan struktur kompleks.
Insulin terdiri atas 2 rantai peptida
Rantai A  21 asam amino
Rantai B  30 asam amino

Insulin manusia berbeda sedikit dari


insulin sapi dan babi dalam urutan
asam aminonya
Kerja insulin dengan cara :
 Menaikkan pengambilan glukosa ke
dalam sel-sel sebagian besar jaringan
 Menaikkan penguraian glukosa
secara oksidatif
 Menaikkan pembentukan glikogen
dalam hati dan juga dalam otot dan
mencegah penguraian glikogen.
 Menstimulasi pembentukan  protein
dan lemak dari glukosa.
 Transfer K+, Ca++, Nucleosida dan fosfat
anorganik kedalam sel.
Efek Insulin terhadap metabolisme KH, Lemak dan Protein

Metabolisme Sel Hati Sel Lemak Otot


Karbohidrat   ambilan glukosa  ambilan glukosa
Glukoneogenesis  Sintesis giserol  Glikolisis
 Glikogenolisis  Glikogenesis
 Glikolisis
 Glikogenesis

Lemak  Sintesis
 Lipogenesis Trigliserida
 Lipolisis  Sintesis Asam
Lemak
 Lipolisis
Ada 3 macam sediaan insulin :
1. Insulin kerja singkat (short-acting):
mula kerja relatif cepat, yaitu
* Reguler insulin
* Prompt insulin zinc suspension
(semilente)
a. setelah pemberian, menyebar luas
sebagai hormon bebas pada cairan
ekstra selluler
b. Pemberian subkutan,
Onset ½-1 jam.
Kadar puncak dicapai dalam 2-3 jam.
Durasi 5-8 jam.
14 jam untuk semilente .
c. Untuk ketoasidosis dan pasien dalam
keadaan tidak sadar diberikan
intravena.
Onset 10-30 menit.
Kadar puncak ½-1 jam.
Durasi 1-2 jam
2. Insulin kerja sedang (intermediate-
acting) :
* Suspensi insulin isophane (NPH
Insulin = Neutral Protamine
Hagedorn)
* Lente Insulin (kombinasi 70% ultra
lente dan 30% semilente)
Pemberian hanya secara subkutan.
Onset 1-1,5 jam.
Kadar puncak 8-12 jam.
Durasi 18-24 jam
3. Insulin kerja lama.
* PZI (Protamine Zinc Insulin)
* Ultralente Insulin (Insulin Zinc
Suspension Extended)
a. Biasa digunakan dalam gabungan
dengan Insulin kerja singkat
b. Onset 4 jam.
Kadar puncak 14-20 jam.
Durasi 30 jam
Zinc chlorid / protamine sulfat untuk 
solubilitas dan memperlambat absorbsi
Lama kerja untuk tiap tipe
insulin bervariasi pada tiap
individu sehingga perlu
dinilai secara individual
Indikasi:

Untuk pasien Diabetes Tipe 1, pemberian


insulin  adalah  keharusan    
                        
Untuk pasien Diabetes Tipe 2, pemberian
insulin juga dibutuhkan jika diet dan atau
pemberian antidiabetika oral tidak cukup
Biasa diperlukan oleh pasien dengan :
 Gejala-gejala yang muncul cepat
 Kehilangan banyak berat badan
 Kondisi lemah
 Ketoasidosis – Ketonuria
 Riwayat keluarga dekat (Ayah,Ibu
penderita DM tipe 1)
 Penderita DM yang akan operasi
 Wanita hamil dengan DM tipe 2
dosis

Dosis insulin disesuaikan untuk setiap


individu, dengan cara meningkatkan
dosis secara bertahap tetapi dengan
tetap menghindarkan terjadinya
hipoglikemia.
Pada diabetes tipe 1:  
Pada usia pertumbuhan  0,8 -1 U/kg/hari
Pada usia dewasa: 30-50 IU/hari

Pada diabetes tipe II:  30-45 IU


Insulin sebagai polipeptida hanya dapat
diberikan secara parenteral
Kebutuhan insulin  pada :
 infeksi,
 stres,
 kecelakaan atau trauma bedah,
 Pubertas, kehamilan trimester 2 dan 3.

Kebutuhan insulin  pada :


 gangguan fungsi ginjal
 gangguan fungsi hati
 gangguan endokrin (Addison’s disease,
hipopituarism) atau celiac disease.
Selama menyusui, dosis insulin perlu
disesuaikan,
Pada wanita hamil kebutuhan insulin
sebaiknya sering dinilai ulang
Efek samping

 Terdapat bahaya hipoglikemik


akibat kelebihan dosis
 Reaksi alergi
 Resistensi Insulin
 Dapat terjadi lipodistrofi pada
tempat  penyuntikan
Interaksi:
 Obat-obat yang memperkecil
penurunan gula darah dan menutupi
gejala suatu hipoglikemia ialah:
Klorpromazin, glukokortikoid, turunan
asam nikotinat, saluretika dan
simpatomimetika.
 Obat-obat yang memperbesar
penurunan gula darah oleh insulin:
Bloker reseptor β dan siklostatika jenis
siklofosfamida
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN
MODUL HORMON DAN METABOLISME

Antidiabetik Oral

dr Qathrunnada Djam’an, Msi Med


I. Derivat Sulfoniluria : Glibenklamid
Glimepirid
II. Derivat Biguanid : Metformin
III. Golongan Meglitinid : Repaglinid
Nateglinid
IV. Golongan Tiazolidinedion :
Pioglitazon
Rosiglitazon
V. Penghambat enzim α-glikosidase :
Pemakaian antidiabetika oral harus
dikurangi, hanya diindikasikan jika:
 tidak terdapat diabetes tipe I
 tindakan diet tidak cukup, dan
 tidak perlu diberikan insulin sebagai
pengganti antidiabetika oral
I. Derivat sulfonilurea
Turunan Sulfonilurea dan analog
Sulfonamida
(Glibenklamid, Tolbutamid,
Klorpropamid, Glimidin, Glimepirid)

Mekanisme Kerja :
Merangsang sekresi insulin dari sel β
pankreas yang masih berfungsi
(tidak berkhasiat jika tidak ada
produksi insulin)
Potensi kerja ekstra pankreas dari
Sulfonilurea yang lain :
 Memacu transportasi glukosa ke
dalam sel otot
 Meningkatkan trasnportasi Hexosa
kedalam jaringan adiposa
 Meningkatkan aktifitas enzym
Glykogen syntetase dalam sel otot
 Menekan Glycogenolysis dan
Gluconeogenesis
Farmakokinetik S U :

S U adalah senyawa kimia asam lemah


terikat kuat pada protein plasma (90%)

Di metabolisme di Hepar

Ekskresi lebih banyak lewat ginjal,


sedikit lewat tinja
Absorbsi dipengaruhi oleh :
Makanan dan status Glikemia.
Makin tinggi glukosa darah,
makin lambat absorbsi S U

Jangka waktu kerja S U tergantung :


T½
 Besarnya dosis yang diberikan
Lebih tinggi dosis  kadar obat dalam
plasma akan menurun lebih lama 
jangka waktu kerja lebih lama
Indikasi:

Hanya diindikasikan pada penderita


diabetes tipe II yang tidak membutuhkan
insulin, dimana kadar gula darah tidak
dapat dikontrol dengan diet dan olah raga
saja
Efek samping:

 Kehilangan selera makan


 Mual
 Leukopenia
 Trombositopenia
 Gejala anemia
 Reaksi alergi
 Hipoglikemia
Kontraindikasi

Tidak dapat diberikan pada :


 Diabetes tipe I,
 Asetonuria parah,
 Koma diabetik,
 Gangguan fungsi ginjal yg parah
 Masa kehamilan.
Dianjurkan pada masa kehamilan
untuk menggantinya dengan insulin
Interaksi:
Yg memperbesar penurunan kadar
gula darah :
 Turunan kumarin,
 Bloker reseptor β,
 Kloramfenikol,
 Fenilbutazon,
 Salisilat,
 Sulfonamida
 Tetrasiklin.
glibenklamide
Mekanisme kerja

(lihat di Sulfonilurea)
Farmakokinetik glibenklamide :

200 x TOLBUTAMID.
Metabolisme dalam Hati, 25 % metabolit
di excresi via Urin, sisanya via Empedu
 Tinja.
Kadar maximal dalam Plasma 3 - 4 jam
setelah absorbsi.
T½ : 2 - 3 jam.
Dosis umum 2,5 - 5 mg per hr
 Bagi wanita hamil, merencanakan
kehamilan, atau sedang menyusui,
hindari pemakaian obat ini.
 Harap berhati-hati bagi penderita
gangguan hati, gangguan ginjal,
porfiria, penyakit tiroid, gangguan
sistem saraf dan penyakit defisiensi
G6PD dalam mengonsumsi obat ini.
 Konsumsi obat ini langsung setelah
makanan pertama anda, biasanya
makan pagi.
Efek samping

 Gejala-gejala hipoglikemia.
 Merasa mual.
 Nyeri ulu hati.
 Sembelit atau konstipasi.
 Mengalami diare.
 Berat badan naik.
glimepiride
Mekanisme kerja

(lihat di Sulfonilurea)
Bekerja cepat, aktifitas kerja
cukup lama.
Efektif dengan dosis kecil tunggal
pagi hari.
Absorbsi hampir sempurna dalam
waktu 1 jam.
Kadar maximal dalam serum setelah
2 - 3 jam.
T½ : 3 - 9 jam.
Metabolisme di Hepar.
Excresi 60 % urin, 40 % feses.
Potensi Hypoglycemic sama dengan
Glybenclamid, tapi Efek Insulinotropic
< Glybenclamid, sehingga kegagalan
sekunder dari Glymepirid lebih lambat
terjadi daripada Glybenclamid.
Efek Insulinotropic dari obat ini
dapat dicapai melalui potensi obat
extra Pancreas.
Ini penting mengingat Hyperinsulinemia
 Growth factor terjadinya komplikasi
vasculer pada D M
GLIMEPIRIDE 1 mg Tiap tablet
mengandung: Glimepiride 1 mg
GLIMEPIRIDE 2 mg Tiap tablet
mengandung: Glimepiride 2 mg
GLIMEPIRIDE 3 mg Tiap tablet
mengandung: Glimepiride 3 mg
GLIMEPIRIDE 4 mg Tiap tablet
mengandung: Glimepiride 4 mg
dosis
1-2 mg satu kali sehari, diberikan
bersamaan makan pagi, atau makanan
utama yang pertama.
Untuk pasien yang lebih sensitif
terhadap obat-obat hipoglikemik, dosis
awal yang diberikan sebaiknya dimulai
dari 1 mg satu kali sehari,
kemudian boleh dinaikkan (dititrasi)
dengan hati-hati
interaksi

Glimepirid + NSAID
Sulfonamid
Kloramfenikol
Kumarin
Probenesid
MAO Inhibitor
Adrenergik block agent
 Efek hipoglikemik 
Glimepirid + Tiazid
Kortikosteroid
Fenotiazin
Estrogen
Fenitoin
Asam nikotinat
Simpatomimetik
Isoniazid
 Hiperglikemi
II. Derivat biguanide
metformin
 Bekerja langsung pada organ sasaran
 Tidak merangsang sekresi Insulin
 Efek Potensiasi dengan Insulin
 Merangsang Glycolysis Anaerob 
Glucosa masuk kedalam sel
 Tidak merangsang atau menghambat
perubahan Glucosa menjadi Lemak
 Pada penderita DM Gemuk  Kurus
INDICASI :
Pada DM Matur, terutama pasien
over weight
Sebagai monoterapi atau
kombinasi dengan OAD lain atau
Insulin
KONTRA INDICASI :
 Gangguan Hati Berat
 Gangguan Ginjal dengan Uremia
 Penyakit Jantung Kongestiv
 Keadaan Gawat
 Kehamilan
INTOXICASI :
 Nausea
 Diare
 Kecap logamm
 Gangguan fungsi Ginjal &
Cardiovasculer

Asam Lactat Darah 

Gangguan Keseimbangan Electrolit


dosis
Dosis ditentukan secara individu
berdasarkan manfaat dan tolerabilitas.
Dewasa & anak > 10 tahun: dosis awal
500 mg setelah sarapan untuk 1 minggu
Kemudian 500 mg setelah sarapan dan
makan malam (1 minggu), kemudian
500 mg setelah sarapan, setelah makan
siang dan setelah makan malam.
Dosis maksimum 2 g sehari dalam dosis
terbagi
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN
MODUL HORMON DAN METABOLISME

Antidiabetika lain

dr Qathrunnada Djam’an, Msi Med


III. Golongan meglitinid
1. Nateglinid
2. Repaglinid
Mekanisme kerja
Keduanya menstimulasi pelepasan insulin.
Mula kerja cepat dan masa kerja singkat.
Diminum dekat sebelum tiap kali makan.
Metabolisme utamanya di Hepar.

Repaglinid diberi sebagai monoterapi pada


pasien yang tidak kelebihan Berat Badan
atau pada pasien yang kontraindikasi atau
tidak tahan dengan Metformin atau dapat
diberikan kombinasi dengan Metformin
Nateglinid hanya digunakan bersama
Metformin.

Kontraindikasi :

 Ketoasidosis
 Kehamilan
 Menyusui
Efek samping

 Hipoglikemi (jarang terjadi)


 Pruritus
 Urtikaria
 Nausea
 Vomiting
 Gangguan penglihatan
dosis
Nateglinid
Awal 60 mg 3 x sehari, 30 menit
sebelum makan
Dosis maksimal 180 mg 3 x sehari
Anak dan remaja < 18 tahun tidak
dianjurkan
Repaglinid
Awal, 500 mcg, diberikan 30 menit
sebelum makan (1 mg jika mendapat
obat hipoglikemik oral lain)
disesuaikan dengan respons pada
interval 1-2 minggu, sampai 4 mg
diberikan dosis tunggal, dosis
maksimal 16 mg sehari.
Anak, remaja dibawah 18 tahun dan
lanjut usia diatas 75 tahun tidak
dianjurkan
IV. Golongan
Tiazolidindion

- pioglitazon
Senyawa ini dapat :
 mengurangi resistensi insulin,
 meningkatkan sensitivitas insulin
melalui peningkatan AMPkinase 
merangsang transport glukosa
ke dalam sel.
 meningkatkan oksidasi asam lemak
 menurunkan produksi glukosa
hepar
 menurunkan asam lemak bebas di
plasma
indikasi

Pada DM tipe 2 yang tidak memberi


respon dengan diet dan latihan fisik.
Digunakan sebagai monoterapi atau
dikombinasi dengan
Metformin atau
Sulfonilurea atau
Metformin+Sulfonilurea
Efek samping

Monoterapi :
 gangguan penglihatan
 ISPA
 peningkatan berat badan
 peningkatan kreatinin kinase
 hipoestesi
Kombinasi dengan Metformin /
Sulfonilurea :
 anemia
 gangguan penglihatan
 peningkatan berat badan
 Artralgia
 sakit kepala
 hematuria
 disfungsi ereksi
 hipoglikemi
Dosis pioglitazon

Dewasa :
Dosis awal 15 mg - 30 mg 1 x se hr
maksimal sampai 45 mg 1 x se hr
interaksi

Dengan Rifampisin dapat


menurunkan kadar Pioglitazon
Dengan Gemfibrosil meningkatkan
kadar Pioglitazon dalam darah
kontraindikasi

 Hipersensitifitas
 gagal jantung / riwayat gagal
jantung
 kerusakan hati
 ketoasidosis diabetik
 kanker VU / riwayat kanker VU
 penggunaan bersama insulin
peringatan
Retensi cairan, gagal jantung,
peningkatan berat badan, udem,
pantau fungsi hati, hentikan jika
terjadi ikterus, pantau nilai
hemoglobin dan hematokrit,
hipoglikemia, fraktur pada
penggunaan jangka panjang,
wanita hamil dan menyusui
V. Penghambat enzim
α-glikosidase
akarbosa
Obat golongan ini bekerja
menghambat α-glikosidase 
memperlambat absorpsi polisakarida,
dekstrin dan disakarida di usus 
mencegah  glukosa plasma pada
orang normal dan pasien DM.
Kerjanya tidak mempengaruhi sekresi
insulin  tidak menyebabkan efek
samping hipoglikemia
Akarbose digunakan sebagai
monoterapi pada DM usia lanjut
atau DM yang glukosa
postprandialnya sangat tinggi. Sering
digunakan bersama antidiabetik oral
lain dan/atau insulin
Efek samping

 flatulensi
 diare
 kembung dan nyeri
 gangguan fungsi hati
dosis

Dosis perlu disesuaikan secara individu


karena efikasi dan tolerabilitas bervariasi.
Dosis rekomendasi adalah :
awal 3x1 tablet 50mg/hari, dilanjutkan
dengan 3x2 tablet 50 mg
Peningkatan dosis dapat dilakukan setelah
4-8 minggu, bila pasien menunjukkan
respon tidak adekuat.
Tak perlu penyesuaian dosis pada usia
lanjut (>65 tahun).
Tidak dianjurkan untuk anak dan remaja
di bawah 18 tahun.
Tablet dikunyah bersama satu suapan
pertama makanan atau ditelan utuh
dengan sedikit air segera sebelum makan
Pasien yang mendapat insulin atau suatu
sulfonilurea atau akarbosa harus selalu
membawa glukosa (bukan sukrosa karena
akarbosa mempengaruhi absorpsi sukrosa)
kontraindikasi

Wanita hamil, wanita menyusui,


anak dan remaja, inflammatory
bowel disease (seperti ulserativa
kolitis, Crohn's disease), obstruksi
usus halus, gangguan fungsi hati,
gangguan fungsi ginjal, hernia,
riwayat bedah perut

Anda mungkin juga menyukai