A. SULFONILUREA:
Cara kerja obat golongan ini masih merupakan ajang perbedaan pendapat, tetapi pada
umumnya dikatakan sebagai:
a. Cara kerja utama adalah meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pancreas.
b. Meningkatkan performance dan jumlah reseptor insulin pada otot dan sel lemak.
c. Meningkatkan efisiensi sekresi insulin dan potensiasi stimuli insulin transport
karbohidrat ke sel otot dan jaringan lemak.
d. Penurunan produksi glukosa oleh hati.
e. Cara kerja pada umunya melalui suatu alur kalsium yang sensitif terhadap ATP.
Obat golongan ini merupakan pilihan untuk pasien diabetes dewasa baru dengan berat badan
normal dan kurang , serta tidak pernah mengalami ketoasidosis sebelumnya. Sulfonilurea
sebaiknya tidak diberikan pada penyakit hati, ginjal dan tiroid.
Termasuk obat golongan ini antara lain:
Seluruhnya diekskresi melalui GINJAL, sehingga tidak dipakai pada gangguan faal ginjal dan
oleh karena lama kerjanya lebih dari 24 jam, diberikan sebagai DOSIS TUNGGAL, TIDAK
dianjurkan untuk pasien geriartri.
Mempunyai efek hipoglikemik yang POTEN, sehingga pasien perlu diingatkan untuk
melakukan jadwal makan yang ketat. Dikatakan mempunyai efek terhadap agregasi
trombosit. Dalam batas-batas tertentu masih dapat diberikan pada beberapa kelainan fungsi
hati dan ginjal.
Glikasid (Diamicron).
Mempunyai efek hipoglikemik yang sedang sehingga tidak begitu sering menyebabkan
hipoglikemia. mempunyai efek anti agregasi trombosit yang lebih poten. dapat diberikan
pada gangguan fungsi hati dan ginjal ringan .
Glikuidon (Glurenorm).
Mempunyai efek yang lebih lama dari glibenklamid tetapi lebih pendek dari khlorpropamid
dan mempunyai efek menekan produksi glukosa hati dan meningkatkan jumlah reseptor.
Mempunyai waktu mula yang pendek dan waktu kerja yang lama, dengan cara pemberian
dosis tunggal. Efek farmakologdinamiknya adalah mensekresi sedikit insulin dan
kemungkinan adanya aksi dari ekstra pancreas. Untuk pasien yang ber-risiko tinggi
yaitu :usia lanjut, gangguan ginjal atau yang melakukan aktivitas berat DAPAT diberikan obat
ini. Dibandingkan dengan glibenklamid, glimepirid lebih jarang menimbulkan efek
hipoglikemik pada awal pengobatan.
Metformin
menurunkan
glukosa
darah
dengan memperbaiki
transport
glukosakedalam sel otot yang dirangsang oleh insulin. Obat ini dapat memperbaiki
ambilan glukosa sebesar 10-40%,
metformin menurunkan
produksi
mengurangi glikogenolisisdan glukoneogenesis.
Metformin juga dapat menurunkan kadar trigliserida hingga 16%, LDL kolesterol
hingga 8% dan total kolesterol hingga 5%, dan juga dapat menongkatkan HDL
kolesterol hingga 2%.
Metformin menurunkan kadar glukosa puasa sebanyak 60mg/dl dan glikoHb, 1,8%.
Jadi hampir sama efektif seperti sulfonilurea.
glukosa
hati dengan
Efek samping yang sering terjadi adalah nausea, muntah-muntah, kadang-kadang diare,
oleh karena itu lebih baik diberikan kepada pasien yang gemuk, sebab tidak merangsang
sekresi, yang seperti diketahui mempunyai efek anabolik. Sebenarnya obat ini baik sekali bila
diingat sifatnya yang hanya merupakan euglycemic agent, jadi tidak terdapat bahaya
terjadinya hipglikemia. tetapi sayang sekali obat golongan ini dapat menyebabkan asidosis
laktat, terutama dengan preparat fenformin dan Buformin, sehingga kedua preparat ini tidak
dipasarkan lagi.
Metformin, masih banyak dipakai dibeberapa negara termasuk Indonesia, karena frekwensi
terjadinya asidosis laktat jauh lebih sedikit asal dosis tidak melebihi 1700mg/hari dan tidak
ada kegagalan ginjal dan penyakit hati.
B. THIAZOLIDINDION / GLITAZON.
Thiazolindindion berikatan pada peroxisome proliferator activated receptor gamma (PPARg)
suatu reseptor initi di sel otot dan sel lemak.
Contoh golongan ini adalah :
Pioglitazon.(Actos).
Mempunyai efek menurunkan resistensi insulin dengan meningkatkan jumlah pentransport glukosa, sehingga meningkatkan ambilan glukosa di perifer. Obat ini dimetabolisme
di hepar. obat ini di-kontraindikasikan pada pasien-pasien dengan gagal jantung karena dapat
memperberat edema dan juga pada gangguan faal hati. saat ini tidak digunakan sebagai obat
tunggal .
Rosiglitazon (Avandia).
Cara kerja hampir sama dengan pioglitazon, diekskresi melalui urin dan feces. mempunyai
efek hipoglikemik yang cukup baik jika dikombinasikan dengan metformin. Pada saat ini
belum beredar di Indonesia.
3. Bila memberikannya bersama obat lain, pikirkan kemungkinan adanya interaksi obat.
4. Pada kegagalan sekunder terhadap obat hipoglikemik oral, usahakanlah menggunakan
obat oral golongan lain, bila gagal, baru beralih kepada insulin.
5. Usahakan agar harga obat terjangkau oleh orang dengan diabetes.
1.Sulfonilurea:
-Khlorpropamid Diabenese 100-500 - 24-36 1
(100-250 mg)
-Tolbutamid Rastinon 500-2000 - 6-12 2-3
(500)
-Glibenclamid Daonil 2,5-5 - 12-24 1-2
(2,5 5 mg) Euglucon
Renabetic
Prodiabet
-Glipizid Minidiab 5-20 5 10-16 1-2
(5 mg-10 mg) Glucotrol XL 1
6.Kombinasi:
-Metformin Gluvance 250/1,25- 250/1,25 6-24 1-4
dgn Glibenklamid 1000/5
(250/1,25 mg, 500/2,5 mg)