Anda di halaman 1dari 10

I.

Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogues):

A. SULFONILUREA:

Cara kerja obat golongan ini masih merupakan ajang perbedaan pendapat, tetapi pada
umumnya dikatakan sebagai:
a. Cara kerja utama adalah meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pancreas.
b. Meningkatkan performance dan jumlah reseptor insulin pada otot dan sel lemak.
c. Meningkatkan efisiensi sekresi insulin dan potensiasi stimuli insulin transport
karbohidrat ke sel otot dan jaringan lemak.
d. Penurunan produksi glukosa oleh hati.
e. Cara kerja pada umunya melalui suatu alur kalsium yang sensitif terhadap ATP.
Obat golongan ini merupakan pilihan untuk pasien diabetes dewasa baru dengan berat badan
normal dan kurang , serta tidak pernah mengalami ketoasidosis sebelumnya. Sulfonilurea
sebaiknya tidak diberikan pada penyakit hati, ginjal dan tiroid.
Termasuk obat golongan ini antara lain:

Khlorpropamid.( Diabenese 100mg, 250 mg)

Seluruhnya diekskresi melalui GINJAL, sehingga tidak dipakai pada gangguan faal ginjal dan
oleh karena lama kerjanya lebih dari 24 jam, diberikan sebagai DOSIS TUNGGAL, TIDAK
dianjurkan untuk pasien geriartri.

Glibenklamid .(Daonil 5 mg)

Mempunyai efek hipoglikemik yang POTEN, sehingga pasien perlu diingatkan untuk
melakukan jadwal makan yang ketat. Dikatakan mempunyai efek terhadap agregasi
trombosit. Dalam batas-batas tertentu masih dapat diberikan pada beberapa kelainan fungsi
hati dan ginjal.

Glikasid (Diamicron).

Mempunyai efek hipoglikemik yang sedang sehingga tidak begitu sering menyebabkan
hipoglikemia. mempunyai efek anti agregasi trombosit yang lebih poten. dapat diberikan
pada gangguan fungsi hati dan ginjal ringan .

Glikuidon (Glurenorm).

Mempunyai efek hipoglikemik yang SEDANG dan juga JARANG menyebabkan


hipoglikemia. Karena hampir seutuhnya di ekskresi melalui empedu dan
usus, dapatdiberikan pada pasien dengan gangguan fungsi hati dan ginjal yang lebih berat.

Glipisid (Glucotrol XL)

Mempunyai efek yang lebih lama dari glibenklamid tetapi lebih pendek dari khlorpropamid
dan mempunyai efek menekan produksi glukosa hati dan meningkatkan jumlah reseptor.

Glimepirid (Amaryl, Amadiab).

Mempunyai waktu mula yang pendek dan waktu kerja yang lama, dengan cara pemberian
dosis tunggal. Efek farmakologdinamiknya adalah mensekresi sedikit insulin dan
kemungkinan adanya aksi dari ekstra pancreas. Untuk pasien yang ber-risiko tinggi
yaitu :usia lanjut, gangguan ginjal atau yang melakukan aktivitas berat DAPAT diberikan obat
ini. Dibandingkan dengan glibenklamid, glimepirid lebih jarang menimbulkan efek
hipoglikemik pada awal pengobatan.

II. Penambah Sensitivitas terhadap Insulin.


A. BIGUANID.
Biguanid TIDAK merangsang sekresi insulin dan menurunkan kadar glukosa darah sampai
normal (euglikemia) serta tidak pernah menyebabkan hipoglikemia. Contoh obat golongan ini
adalah METFORMIN.

Metformin
menurunkan
glukosa
darah
dengan memperbaiki
transport
glukosakedalam sel otot yang dirangsang oleh insulin. Obat ini dapat memperbaiki
ambilan glukosa sebesar 10-40%,

metformin menurunkan
produksi
mengurangi glikogenolisisdan glukoneogenesis.

Metformin juga dapat menurunkan kadar trigliserida hingga 16%, LDL kolesterol
hingga 8% dan total kolesterol hingga 5%, dan juga dapat menongkatkan HDL
kolesterol hingga 2%.

Metformin, berbeda dengan golongan sulfonilurea karena tidak meningkatkan sekresi


insulin, jadi tidak dapat menyebabkan hipoglikemik, tidak menaikkan berat badan dan
malah kadang-kadang dapat menurunkan berat badan.

Metformin menurunkan kadar glukosa puasa sebanyak 60mg/dl dan glikoHb, 1,8%.
Jadi hampir sama efektif seperti sulfonilurea.

Metformin ,meningkatkan jumlah reseptor insulin.

glukosa

hati dengan

Efek samping yang sering terjadi adalah nausea, muntah-muntah, kadang-kadang diare,
oleh karena itu lebih baik diberikan kepada pasien yang gemuk, sebab tidak merangsang
sekresi, yang seperti diketahui mempunyai efek anabolik. Sebenarnya obat ini baik sekali bila
diingat sifatnya yang hanya merupakan euglycemic agent, jadi tidak terdapat bahaya
terjadinya hipglikemia. tetapi sayang sekali obat golongan ini dapat menyebabkan asidosis
laktat, terutama dengan preparat fenformin dan Buformin, sehingga kedua preparat ini tidak
dipasarkan lagi.
Metformin, masih banyak dipakai dibeberapa negara termasuk Indonesia, karena frekwensi
terjadinya asidosis laktat jauh lebih sedikit asal dosis tidak melebihi 1700mg/hari dan tidak
ada kegagalan ginjal dan penyakit hati.
B. THIAZOLIDINDION / GLITAZON.
Thiazolindindion berikatan pada peroxisome proliferator activated receptor gamma (PPARg)
suatu reseptor initi di sel otot dan sel lemak.
Contoh golongan ini adalah :

Pioglitazon.(Actos).

Mempunyai efek menurunkan resistensi insulin dengan meningkatkan jumlah pentransport glukosa, sehingga meningkatkan ambilan glukosa di perifer. Obat ini dimetabolisme
di hepar. obat ini di-kontraindikasikan pada pasien-pasien dengan gagal jantung karena dapat
memperberat edema dan juga pada gangguan faal hati. saat ini tidak digunakan sebagai obat
tunggal .

Rosiglitazon (Avandia).

Cara kerja hampir sama dengan pioglitazon, diekskresi melalui urin dan feces. mempunyai
efek hipoglikemik yang cukup baik jika dikombinasikan dengan metformin. Pada saat ini
belum beredar di Indonesia.

III. Penghambat Alfa Glukosidase / Acarbose:


Acarbose merupakan suatu penghambat enzim alfa glukosidase yang terletak pada dinding
usus. Enszim alfa glukosidase adalah maltaseeeee. isomaltase, glukomaltase dan sukrose,
berfungsi untuk hidrolisis oligosakarida, trisakarida dan disakarida pada dinding usus halus
(brush borders). Inhibisi sistem enzim ini secara efektif dapat mengurangi digestikarbohidrat
kompleks dan absorpsinya, sehingga pada pasien diabetes dapat mengurangi peningkatan
kadar glukosa post prandial.
Acarbose juga menghambat alfa-amilase pancreas yang berfungsi melakukan hidrolisa
tepung-tepung kompleks didalam lumen usus halus.
Obat ini merupakan obat oral yang biasanya diberikan dengan dosis 150-600 mg/hari. Obat
ini efektif bagi pasien dengan diet tinggi karbohidrat dan kadar [plasma glukosa puasa kurang
dari 180 mg/dl. Efek samping obat ini adalah perut kurang enak, lebih banyak flatus dan
kadang-kadang diare, yang akan berkurang setelah pengobatan lebih lama. Obat ini hanya
mempengaruhi kadar glukosa darah pada waktu makan dan tidak mempengaruhi kadar
glukosa darah setelah itu. Bila diminum bersama-sama obat golongan sulfonilurea (atau
insulin) dapat terjadi hipoglikemia yang hanya dapat diatasi dengan GLUKOSA MURNI,
jadi tidak dapat diatasi dengan pemberian gula pasir. Obat ini diberikan dengan dosis awal 50
mg dan dinaikkan secara bertahap, serta dianjurkan untuk memberikannyabersama suap
pertama setiap kali makan (Jadi BUKAN sesudah makan)

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MEMILIH OBAT


HIPOGLIKEMIK ORAL :
1. Dosis delalu harus dimulai dengan dosis RENDAH yang kemudian dinaikkan secara
bertahap.
2. Harus diketahui betul bagaimana cara kerja, lama kerja dan efek samping obat-obat
tersebut. (Misalnya Klorpropamid , jangan diberikan 3 kali I tablet, lama lama kerjanya
24 jam).

3. Bila memberikannya bersama obat lain, pikirkan kemungkinan adanya interaksi obat.
4. Pada kegagalan sekunder terhadap obat hipoglikemik oral, usahakanlah menggunakan
obat oral golongan lain, bila gagal, baru beralih kepada insulin.
5. Usahakan agar harga obat terjangkau oleh orang dengan diabetes.

INDIKASI PEMAKAIAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL:


1. Diabetes sesudah umur 40 tahun
2. Diabetes kurang dari 5 tahun
3. Memerlukan insulin dengan dosis kurang dari 40 unti sehari
4. DM tipe 2, berat normal atau lebih.
OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL PADA PASIEN GERIATRI:
Hipoglikemia harus dihindari pada orang dengan diabetes usia lanjut, oleh karena
itusebaiknya obat-obat yang bekerja jangka panjang tidak dipakai dan diberikan obat-obat
yang mempunyai masa paruh yang pendek tetapi bekerja cukup lama.

TABEL Obat Hipoglikemik Oral Di Indonesia:


Nama generik Merk Dosis harian Dosis awal Lama kerja Frekwensi
dagang (mg) (mg) (jam) pemberian

1.Sulfonilurea:
-Khlorpropamid Diabenese 100-500 - 24-36 1
(100-250 mg)
-Tolbutamid Rastinon 500-2000 - 6-12 2-3
(500)
-Glibenclamid Daonil 2,5-5 - 12-24 1-2
(2,5 5 mg) Euglucon
Renabetic
Prodiabet
-Glipizid Minidiab 5-20 5 10-16 1-2
(5 mg-10 mg) Glucotrol XL 1

-Glicazid Diamicron MR 30-120 30 24 1


(30 mg)
(80mg) Pedab 80-240 80 10-20 1-3
Glikamel
Glicab
Glucodex
-Gliquidon Glurenorm 30-120 30 - 1-3
(30 mg)
-Glimepirid Amaryl 6 1 - 1
(1 mg,2 mg, Amadiab
3 mg,4 mg) Gluvas
Metrix
2.Glinid:
-Repaglidine Novonorm 6 0,5 - 1-3
(0,5 mg,1 mg,2 mg)
-Nateglinid Starlix 360 - - 3
(120 mg)
3.Golongan Biguanid:
-Metformin Glucophage 250-3000 - 6-8 1-3
(500-850 mg) Diabex
Neodipar

4.Golongan Tiazolindion / Glitazon:


-Pioglitazon Actos 15-30 15 24 1
(15 mg- 30 mg)
-Rosiglitazon Avandia
5.Golongan Penghambat Alfa Glukosidase:
Acarbose Glucobay 50-300 1-3
(50-100 mg)

6.Kombinasi:
-Metformin Gluvance 250/1,25- 250/1,25 6-24 1-4
dgn Glibenklamid 1000/5
(250/1,25 mg, 500/2,5 mg)

Anda mungkin juga menyukai