Anda di halaman 1dari 1

Alfa glukosidase inhibitor

1) Obat yang termasuk alfa glukosidase inhibitor adalah akarbose

2) Akarbose menurunkan kadar glukosa post prandial

3) Mekanisme aksi:

Enzim alfa glukosidase berperan memecah karbohibrat komplek menjadi karbohidrat sederhana yaitu
glukosa. Pada penderita DM aktivitas enzim alfa glukosidase meningkat sehingga aktivitas pemecahan
karbohidrat komplek menjadi glukosa juga meningkat. Glukosa dalam darah meningkat hiperglikemi

Akarbose dapat digunakan sebagai alternatif lini pertama jika peningkatan kadar glukosa prandial lebih
tinggi dibandingkan kadar glukosa puasa. Hal ini biasanya terjadi pada pasien dengan asupan
karbohidrat yang tinggi

Hubungan dengan Patofisiologi DM tipe 2 (Usus Halus)

Pada usus terjadi defisiensi GLP-1 dan resistensi GIP. Resistensi GIP artinya GIP tidak dapat menstimulasi
sel beta untuk mensekresi insulin 9 Enzim alfa glukosidase berperan memecah karbohibrat komplek
menjadi karbohidrat sederhana yaitu glukosa. Pada penderita DM aktivitas enzim alfa glukosidase
meningkat sehingga aktivitas pemecahan karbohidrat komplek menjadi glukosa juga meningkat. Glukosa
dalam darah meningkat → hiperglikemi

Acarbose menghambat kerja enzim alfa-glukosidase yang memecah karbohidrat menjadi glukosa di
usus, sehingga memperlambat penyerapan glukosa dan memodifikasi sekresi insulin. Risiko
hipoglikemianya rendah sehingga tidak diperlukan penyesuaian dosis selama puasa.

Golongan inhibitor alfa glukosidase bekerja dengan cara memperlambat absorpsi karbohidrat pada
saluran cerna, sehingga bermanfaat untuk menurunkan glukosa darah setelah makan. Contoh obat
golongan ini adalah acarbose dan voglibose. Efikasi penurunan HbA1c dapat mencapai 0.5-0,8%, dan
lebih efektif bila -38- diberikan dengan makanan tinggi serat. Efek samping yang sering dilaporkan oleh
pengguna obat ini adalah gangguan pada saluran cerna, seperti rasa kembung, sering buang angin
(flatus) dan diare. Penyesuaian dosis tetap perlu dilakukan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal
dan dihentikan bila LFG kurang dari 30 mL/menit/1,73m2. Risiko hipoglikemia terkait penggunaan obat
ini relatif lebih rendah dibandingkan obat antidiabetik lainnya. Pada pasien dengan gangguan fungsi hati
yang berat dan irritable bowel syndome, obat ini sebaiknya juga tidak diberikan.

Sumber :

Indonesia, P. E. (2021). Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 dewasa di
Indonesia 2021. PB PERKENI. Jakarta: PB PERKENI.

Anda mungkin juga menyukai